Belajar Bahasa Indonesia Seri Ukbi
-
Upload
restik-anggada-pratama -
Category
Documents
-
view
77 -
download
4
description
Transcript of Belajar Bahasa Indonesia Seri Ukbi
BELAJAR BAHASA INDONESIA
Seri “PERSIAPAN UKBI”
Oleh: Restik Anggada [email protected]
Seksi I : MendengarkanSeksi ini bertujuan mengukur kemampuan memahami informasi yang diungkapkan secara lisan, baik dalam bentuk dialog maupun monolog. Seksi ini terdiri atas 40 butir soal pilihan ganda dengan alokasi waktu 25 menit.Materi Utama:- Dialog- MonologMateri Tambahan:- Penulisan Lirik Lagu- Penulisan Dialog
Seksi II : Merespond KaidahSeksi ini bertujuan mengukur kemampuan merespons penggunaan kaidah bahasa Indonesia ragam formal, yaitu ejaan, bentuk dan pilihan kata, serta kalimat. Seksi ini terdiri atas 25 butir soal pilihan ganda dengan alokasi waktu 20 menit.Materi Utama:- penggunaan kata berimbuhan (awalan/ prefiks, akhiran/ sufiks, konfiks, dan
gabungan imbuhan)- Penggunaan kata ulang/ reduplikasi- Sintaksis (tata kalimat)
(a) kata ganti/ pronomina(b) kalimat aktif dan pasif (c) penggunaan kalimat tanya(d) kalimat perintah(e) penggunaan keterangan waktu(f) negasi dengan bukan, jangan dan tidak(g) pemakaian yang, yang berarti which, whoose, those(h) kalimat pernyataan(i) kalimat ajakan(j) pengenalan kata bilangan(k) kata tunjuk(l) kalimat ekslamatif/ seruan(m) penggunaan konjungsi(n) kalimat ajakan(o) kalimat langsung dan tidak langsung
Seksi III : MembacaSeksi ini bertujuan mengukur kemampuan memahami isi wacana tulis. Seksi ini terdiri atas 40 butir soal pilihan ganda dengan alokasi waktu 45 menit.Materi Utama:- Membaca dan melengkapi dialog- Membaca Narasi- Membaca Bahan bacaan (berita, artikel, dll)
- Mengkoreksi paragraf dan bacaan, susunan artikel, dllSeksi IV : Menulis
Seksi ini bertujuan mengukur kemampuan menggunakan bahasa Indonesia tulis berdasarkan informasi yang terdapat dalam diagram, tabel, atau gambar. Dalam seksi ini terdapat satu soal dengan alokasi waktu 30 menit untuk menulis wacana 200 kata.
Seksi V : BerbicaraSeksi ini bertujuan mengukur kemampuan menggunakan bahasa Indonesia lisan berdasarkan informasi yang terdapat dalam diagram, tabel, atau gambar. Dalam seksi ini terdapat satu soal dengan alokasi waktu 15 menit untuk menyajikan gagasan secara lisan.
SESI IIMERESPON KAIDAH
A. Imbuhan (Afiks)- Awalan (Prefiks)
Awalan (prefiks / prefix) adalah imbuhan yang terletak di awal kata. Proses awalan (prefiks) ini di sebut prefiksasi (prefixation). Berdasarkan dan pertumbuhan bahasa yang terjadi, maka awalan dalam bahasa indonesia dibagi menjadi dua macam, yaitu imbuhan asli dan imbuhan serapan, baik dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing. Awalan terdiri dari me, di, ke, ter, pe, per, se, ber, dan dijelaskan dalam contoh berikut:
Awalan
+ = Makna Contoh
Me-
Pe-
a,e,g,h,
i,u,o,k
Meng-
membentuk kata kerja
aktif
Me+Ambil = Mengambil
Peng-Pe+Hancur = Penghancur
c,d,jMen- Me+Coba = Mencoba
Pen-Pe+Dorong =
Pendorong
b,f,vMem- Me/Pe+Beli = Membeli
/ PembeliPem-
sMeny- Me+Siksa = Menyiksa
/ PenyiksaPeny-
p,t,k m,nMe/Pe+Pakai =
Memakai / Pemakai
Ber-Per-
rBe-
membentuk kata kerja
aktif
Ber/Per+Renang = BerenangPe-
ajarBel-
Belajar / PelajarPel
Di-Ter-
membentuk kata kerja
Pasif
Di/Ter+Bawa = Dibawa / Terbawa
Se-membentuk kata benda.
Se+Ikat = SeikatSe+Indah = Seindah
Ke-
membentuk kata kerja intransitif
(tidak membutuhkan obyek)
Ke+Luar = Keluar(Ia sedang Keluar)
Awalan-awalan (imbuhan dari bahasa asing) pada kata-kata serapan yang disadari adanya, juga oleh penutur yang bukan dwibahasawan, adalah sebagai
berikut:
a-amoral, asosial,
anonym, asimetrismengandung arti ‘tidak’ atau ‘tidak
ber’.
anti–antikomunis,
antipemerintah, artinya ‘melawan’ atau ‘bertentangan
dengan’
Bi-bilateral, biseksual, bilingual, bikonveks
artinya ‘dua’
De-dehidrasi, devaluasi,
dehumanisasi, deregulasi
artinya ‘meniadakan’ atau ‘menghilangkan’
Eks-
eks-prajurit, eks-presiden, eks-
karyawan, eks-partai terlarang
artinya ‘bekas’ yang sekarang dinyatakan dengan kata ‘mantan’
Ekstra-
seperti pada ekstra-universiter, ekstra-
terestrial, ekstra linguistic
artinya ‘tambah’, ‘diluar’, atau ‘sangat’
Hiper-hipertensi,
hiperseksual, hipersensitif
artinya ‘lebih’ atau ‘sangat’
In-inkonvensional,
inaktif, intransitiveartinya ‘tidak’
Infra-infrastruktur,
inframerah, infrasonicartinya ‘di tengah’
Inter-interdental,
internasional, interisuler
artinya ‘antar-‘
Ko-kokulikuler,
koinsidental, kopilot, kopromotor
artinya ‘bersama-sama’ atau ‘beserta’
Kontra-kontrarevolusi,
kontradiksi, kontrasepsi
artinya ‘berlawanan’ atau ‘menentang’
Makro-makrokosmos, makroekonomi, makrolinguistik
artinya ‘besar’ atau ‘dalam arti luas’
Mikro-mikroorganisme,
mikrokosmos, microfilm
artinya ‘kecil’ atau ‘renik’
Multi
multipartai, multijutawan,
multikompleks, multilateral, multilingual
artinya ‘banyak’
Neo-neokolonialisme, neofeodalisme,
neorealismeartinya ‘baru’
Non-nongelar, nonminyak, nonmigas, nonberas,
nonOpecartinya ‘bukan’ atau ‘tidak ber-‘
- Akhiran (Sufiks)Akhiran (sufiks/ sufix) adalah imbuhan yang terletak di akhir kata. Dalam proses
pembentukan kata ini tidak pernah mengalami perubahan bentuk. Proses pembentukannya di sebut safiksasi (suffixation). Akhiran terdiri dari kan, an, i, nya, man, wati, wan, asi, isme, in, wi, dan lainnya dalam contoh.
Akhiran Makna Contoh-an
Semua akhiran untuk kata benda
Pikir+an = Pikiran-in Hadir+in = Hadirin
-wan Karya+wan = Karyawan-wati Karya+wati = Karyawati-wi Manusia+wi = Manusiawi
-if
Semua akhiran yang berupa kata Sifat
Aktif, Spotif-ik Magnetik, elektronik-is Praktis, anarkis-er Komplementer, parlementer-wi Manusiawi, Surgawi
Pada kata serapan asing biasa kita jumpai kata dengan akhiran sebagai berikut:
-al Tergolong kata sifat Struktural, emosional, intelektual
-asi menyatakan ‘proses menjadikan’ atau ‘penambahan’ konfirmasi, nasionalisasi, kaderisasi
-asme Menyatakan kata benda pleonasme, sarkasme, antusiasme-er menyatakan sifat primer, sekunder, arbitrer, elementer
-etmenyatakan pengertian ‘kecil’. Jadi operet itu ‘opera kecil’, novelet itu
‘novel kecil’operet, mayoret, sigaret, novelet
-i/wi/iahAkhiran-akhiran ini menyatakan
sifat
hakiki, maknawi, asasi, asali, duniawi, gerejani, insani, harfiah, unsuriyah,
wujudiyah
-if menyatakan sifat aktif, transitif, obyektif, agentif, naratif
-ik (1) menyatakan ‘benda’ dalam arti ‘bidang ilmu’ linguistik, statistik, semantik, dedaktik
-ik (2) menyatakan sifat spesifik, unik, karakteristik, fanatik, otentik
-il menyatakan sifat. idiil, materiil, moril
-is (1) menyatakan sifat praktis, ekonomis, yuridis, praktis, legendaries, apatis
-is (2)
menyatakan orang yang mempunyai faham seperti disebut dalam kata dasar,
atau orang yang ahli menulis dalam bentuk seperti yang disebut di dalam kata
dasar.
ateis, novelis, sukarnois, marxis
-isme artinya ‘faham’nasionalisme, patriotisme, Hinduisme,
bapakisme-logi Maknanya ‘ilmu’ filologi, sosiologi, etimologi, kelirumologi
-irmenyatakan orang yang bekerja
pada bidang atau orang yang mempunyai kegemaran ber-
marinir, avonturir, bankir
-orartinya orang yang bertindak sebagai orang yang mempunyai kepandaian seperti yang tersebut pada kata dasar
editor, operator, deklamator, noderator
-ur menyatakan agentif atau pelaku donator, redaktur, kondektur
-itas menyatakan benda aktualitas, objektivitas, universitas
- Sisipan (Infiks)Sisipan (infiks/ infix) adalah imbuhan yang terletak di dalam kata. Jenis imbuhan
ini tidak produktif, artinya pemakaiannya terbatas hanya pada kata-kata tertentu. Jadi hampir tidak mengalami pertambahan secara umum. Sisipan terletak pada suku pertama kata dasarnya, yang memisahkan konsonan pertama dengan vokal pertama suku tersebut. Prosesnya imbuhan kata tersebut di sebut infixation. Imbuhan yang berupa sisipan seperti: -er-, -el-, -em- dan -in.
Makna Sisipan Contoh
Menyatakan banyak dan bermacam-macam.
-em-
-er-
Tali = T-em-ali (Temali), artinya bermacam-macam
tali
Gigi = G-er-igi (Gerigi) artinya terdapat berbagai
macam gigi
Menyatakan intensitas frekuentif, artinya
menyatakan banyaknya waktu
getar→gemetar, artinya menunjukan banyaknya waktu getar atau gerak suatu benda. guruh→gemuruh, artinya menunjukan banyaknya waktu guruh. gertak→gemertak, artinya menujukan banyaknya waktu bunyi gertak. cicit→cericit, artinya menujukan banyaknya waktu bunyi cicit.
Menyatakan sesuatu yang mempunyai sifat seperti yang di sebut pada kata
dasarnya
kerja→kinerja, artinya sesuatu yang mempunyai sifat sama dengan kerja atau sesuatu sifat kegigihan. kuning→kemuning, artinya sesuatu yang mempunyai sifat sama dengan warna kuning. gilang→gemilang, artinya sesuatu yang mempunyai sifat sama dengan cerah. turun→temurun, artinya sesuatu yang mempunyai sifat terus-menerus. tunjuk→telunjuk, artinya sesuatu yang mempunyai sifat seperti tunjuk.
Ada juga sisipan (infiks) yang di pengaruhi oleh
bahasa jawa
kata kesinambungan, yang merupakan kata dasar dari kata sinambung yang di sebut kata dasar sekunder. Sedangkan kata dasar primernya sambung mendapat sisipan –in- yang artinya menyatakan sifat terus-menerus. Sama halnya dengan istilah yang terdapat dalam bidang ekonomi, dalam proses imbuhan kata dasar juga terdapat istilah yang sama, tetapi mempunyai makna yang berbeda. Istilah itu adalah kata dasar primer, kata dasar sekunder, dan kata dasar tersier.
Kata dasar primer adalah kata dasar yang berupa kata asal atau morfem dasar, yang di pakai sebagai kata dasar pertama dalam pembentukan kata jadian. Contoh: dengar→dengarkan→perdengarkan, artinya kata dengarkan merupakan kata dasar dari kata dengar yang mendapat akhiran– kan . Demikian juga dengan kata perdengarkan, berasal dari kata dasar dengar yang mendapat konfiks per-kan. Kata dasar primer, haruslah pada kata jadian yang sekurang-kurangnya di bentuk melalui dua tahap.
Kata dasar sekunder adalah kata dasar yang berupa kata jadian yang di pakai sebagai dasar kedua dalam pembentukan kata jadian yang lebih kompleks. Contoh: dengarkan → perdengarkan, dipikir → dipikirkan, main → bermain-main, merata→meratakan.
Kata dasar tersier adalah kata dasar yang berupa kata jadian yang di pakai sebagai dasar ketiga dalam pembentukan kata yang lebih kompleks. Contoh: kata
guna→gunakan→pergunakan→mempergunakan. ingat→ingatkan→ peringatkan→ diperingatkan. harap→harapkan→diharapkan→diharapkannya.
Sisipan (infiks/ infix) biasanya di bentuk dari kata benda (nomina) menjadi kata sifat (adjektifa). Adjektifa tingkat kuatif dengan prefiks se- dan tingkat superlatif dengan prefiks ter-. Hasil pengafiksan dengan infiks atau sisipan –em- pada nomina, adjektiva yang jumlahnya sangat terbatas.
- Awalan dan Akhiran (Konfiks)Konfliks adalah imbuhan yang diletakan pada bagian awal dan akhir kata.
Imbuhan-imbuhan konfiks diantaranya adalah me-kan, pe-an, ber-an, se-nya.
Awalan-Akhiran Makna
Me-kan
Me-i
Imbuhan me-kan bisa berubah menjadi memper-kan, menye-kan. Imbuhan-imbuhan tersebut memiliki makna sebagai berikut:Menyatakan kegiatan aktif: mengirimkan, memantulkan, menggembirakan, menelatarkan, mengirimi, meyambangi, dll.
Dikan
Di-i
Imbuhan di-kan dan di-i memiliki makna yang sama dengan imbuhan me-kan, tetapi imbuhan ini membentuk kata kerja pasif.Contoh: Dikirimkan, dipantulkan, digembirakan, ditelantarkan, dikirimi, dilempari, dll.
Pe-an
Imbuhan pe-an membentuk kata dasar sehingga memiliki makna sebagai berikut: Menyatakan suatu hal atau perbuatan:
pendidikan, pengangguran, perampokan, pemeriksaan.
Menyatakan suatu proses: Pendaftaran, pembentukan, pembuatan.
Menyatakan tempat: penampungan, pemandian, pegunungan.
Se-nya
Imbuhan se-nya membentuk kata dasar sehingga memiliki makna sebagai berikut:Menyatakan tingkatan atau pengulangan: Sebaik-baiknya, sebagus-bagusnya, secantik-cantiknya.
Latihan Soal!