bekasem ikan
-
Upload
aprilia-irena-gunawan -
Category
Documents
-
view
75 -
download
6
Transcript of bekasem ikan
Sejak beberapa abad yang lalu manusia telah memanfaatkan ikan sebagai
salah satu bahan pangan yang banyak mengandung protein. Protein ikan sangat
diperlukan oleh manusia karena selain lebih mudah dicerna juga mengandung
asam amino dengan pola yang hampir sama dengan pola asam amino yang
terdapat di dalam tubuh manusia.
Ikan merupakan bahan makanan yang banyak dikonsumsi masyarakat
selain sebagai komoditi ekspor. Ikan cepat mengalami proses pembusukan
dibandingkan dengan bahan makanan lain. Bakteri dan perubahan kimiawi pada
ikan mati menyebabkan pembusukan. Mutu olahan ikan sangat tergantung pada
mutu bahan mentahnya.
Ikan merupakan salah satu sumber protein hewani yang banyak
dikonsumsi masyarakat, mudah didapat, dan harganya murah. Namun ikan cepat
mengalami proses pembusukan. Oleh sebab itu pengawetan ikan perlu diketahui
semua lapisan masyarakat. Pengawetan ikan secara tradisional bertujuan untuk
mengurangi kadar air dalam tubuh ikan, sehingga tidak memberikan kesempatan
bagi bakteri untuk berkembang biak. Untuk mendapatkan hasil awetan yang
bermutu tinggi diperlukan perlakukan yang baik selama proses pengawetan seperti
: menjaga kebersihan bahan dan alat yang digunakan, menggunakan ikan yang
masih segar, serta garam yang bersih. Ada bermacam-macam pengawetan ikan,
antara lain dengan cara: penggaraman, pengeringan, pemindangan, perasapan,
peragian, dan pendinginan ikan.
Manfaat makan ikan sudah banyak diketahui orang, seperti di negara
Jepang dan Taiwan ikan merupakan makanan utama dalam lauk sehari-hari yang
memberikan efek awet muda dan harapan hidup lebih tinggi dari negara lainnya.
Penggolahan ikan dengan berbagai cara dan rasa menyebabkan orang
mengkonsumsi ikan lebih banyak.
Ikan Bekasem
Ikan bekasem adalah salah satu produk ikan awetan yang diolah secara
tradisional dengan metode penggaraman dan dilanjutkan dengan proses
fermentasi. Proses fermentasi pada ikan bekasem agak berbeda, yaitu dilakukan
bersamaan dengan fermentasi nasi (karbohidrat). Dalam hal ini, nasi sengaja
ditambahkan ke dalam wadah untuk digunakan sebagai sumber energi oleh
mikroorganisme yang akan berperan dalam proses fermentasi daging ikan. Hari
hasil fermentasi karbohidrat segera terbentuk beberapa senyawa alkohol, seperti
etil alkohol, asam laktat, asam asetat dan asam propionat yang dapat berfungsi
sebagai zat pengawet terhadap daging ikan. Dengan adanya senyawa tersebut,
ikan bekasem dapat disimpan dalam waktu cukup lama tanpa banyak perubahan
kualitas. Karena selama proses pembuatan bekasem terjadi pula proses fermentasi
karbohidrat, bekasem yang dihasilkan serupa dengan ikan peda yang mempunyai
aroma dan rasa alkohol.
Ikan bekasem merupakan makanan khas keraton Cirebon. Sultan Sepuh
XIV PRA Arief Natadiningrat mengungkapkan ikan sebagai laut nasi jimat
merupakan gambaran kehidupan masyarakat Cirebon yang berada di daerah
pesisir. Arief mengingatkan bahwa seluruh masyarakat Cirebon untuk
memanfaatkan sekaligus menjaga potensi alam yang ada disekeliling mereka. Ikan
Bekasem hanya dimasak pada acara tertentu, seperti Upacara Muludan. Pada
acara puncak Upacara Muludan di Cirebon yaitu Panjang Jimat, ikan Bekasem
pasti disajikan. Melengkapi sajian-sajian tradisional lainnya yang terhidang pada
saat prosesi acara.
Sebenarnya, hampir semua jenis ikan air tawar dapat diproses menjadi
bekasem, tetapi setiap daerah mempunyai pertimbangan masing-masing dalam
memilih spesies ikan yang akan diolah menjadi bekasem. Adapun jenis ikan yang
biasa dijadikan bekasem adalah lele, ikan mas, tawes, gabus, nila dan mujair.
Cara Pembuatan Bekasem
Ikan Bekasem ini sudah ada sejak zaman dulu. Konon, bumbu-bumbunya
dibuat oleh Ibu Ratu Sepuh, dan sekarang diturunkan kepada Ibu Ratu. Bumbu
dan cara pengolahannya tidak banyak orang-orang lingkungan keraton Kanoman
yang tahu.
Pada dasarnya, pembuatan ikan bekasem tidak berbeda dengan ikan peda.
Perbedaannya hanya pada penambahan karbohidrat sebagai sumber energi bagi
mikroorganisme. Adapun cara pembuatan bekasem adalah sebagai berikut:
1. Mula-mula ikan dikelompokkan berdasarkan jenis, ukuran dan tingkat
kesegarannya agar dapat diperoleh produk ikan bekasem yang seragam
dan bermutu baik.
2. Selanjutnya ikan disiangi dengan cara membersihkan sisik dan
membuang insang serta isi perut ikan. Setelah itu ikan dicuci hingga
bersih.
3. Ikan dimasukkan ke dalam belanga untuk digarami dan dibiarkan
selama 2 hari. Selain itu, bahan rendaman yang tidak boleh dilupakan
adalah asem jawa atau asem kawak. Asem itulah yang membuat warna
ikan menjadi kemerahan dan bisa awet dalam waktu yang lama.
Karenanya, tak dibutuhkan pengawet kimia untuk mengawetkan ikan.
Penggunaan asem kawak itu juga yang menjadi ciri khas yang
membedakan bekasem dengan masakan ikan lainnya.
4. Ikan kemudian dibongkar dan ditaburkan nasi secara merata, kemudian
masukkan kembali ke dalam belanga selama 4-7 hari hingga terbentuk
bau dan citarasa yang khas
5. Masukkan ikan ke dalam wadah yang bersih dan biarkan selama 3
bulan. Untuk memperoleh hasil yang sempurna, gentong tersebut harus
ditutup rapat selama proses perendaman berlangsung. Selain ditutup
dengan menggunakan penutup gentong, bagian atas gentong pun
ditutup dengan kertas semen yang diikat kuat dengan tali. Tak cukup
sampai disitu, bagian atas kertas semen pun ditempeli dengan
menggunakan abu dari bakaran kayu. Abu ini berfungsi untuk menutup
lubang agar tidak ada sedikitpun udara yang masuk ke gentong.
6. Setelah dagingnya kenyal dan cita rasa asamnya sudah merata, ikan
sudah siap dikonsumsi.
Ikan bekasem yang sudah dibiarkan selama 3 bulan tersebut sudah dapat
diolah kembali. Diantaranya adalah dengan digoreng.
Pada pembuatan Ikan bekasem di Cirebon ini masih menggunakan tradisi
kuno, yaitu pembuatnya haruslah wanita yang sudah menopouse. Dan tradisi itu
masih dijaga hingga sekarang.