Be&gcg, unang toto handiman, hapzi ali, corporate social responsibilty kaitannya dengan ethichs dan...
-
Upload
unang-toto-handiman -
Category
Business
-
view
28 -
download
1
Transcript of Be&gcg, unang toto handiman, hapzi ali, corporate social responsibilty kaitannya dengan ethichs dan...
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILTY
KAITANNYA DENGAN ETHICS DAN
SOCIAL RESPONSIBILTY IMPLEMENTASI
DI INDONESIA
Di Indonesia, Corporate Social Responibility (CSR) atau dikenal dengan tanggung
jawab sosial perusahaan perlahan-lahan telah menjadi bagian yang sangat penting dari
dunia usaha. CSR secara pelan tapi pasti tidak hanya dianggap sekedar sumbangan
(philanthropy) sebagai formalitas semata, atau Kiss and Run tapi juga sudah menjadi
agenda wajib atau rencana strategis perusahaan. Jenis, model dan cakupan CSR
perusahaan di Indonesia juga semakin beragam dan dinamis.
Di Indonesia pelaksanaan CSR telah diatur didalam Undang-undang Nomor 40 Tahun
2007 Tentang Perseroan Terbatas, yang diatur didalam bab V pasal 74 ayat
(1),(2),(3),(4) dimana dalam pasal tersebut mengatur bagaimana tanggung jawab
perusahaan dengan lingkungan sosial dan lingkungan hidup dengan kata lain
perusahaan bertanggung jawab dalam permasalahan sosial dan lingkungan yang
ditimbulkan dari pelaksanaan kegiatan perusahaan, adanya undang-undang ini tidak
serta merta memaksa perusahaan untuk melaksanakan CSR, karena didalam undang-
undang ini tidak memberikan kejelasan terhadap sanksi jika sebuah perusahaan tidak
melaksanakan CSR, didalam pasal tersebut hanya menjelaskan bahwa ayat
(3) perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, (4)
ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan diatur
dengan Peraturan Pemerintah, namun sanksi yang diberikan tidak jelas.
. Pelaksanaan CSR diatur juga dalam Undang Undang Penanaman Modal 2007, dalam
penjelasannya pasal 15 huruf b disebutkan tanggungjawab sosial perusahaan adalah
tanggungjawab yang melekat pada setiap perusahaan penanaman modal untuk tetap
menciptakan hubungan yang serasi,seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai,
norma, dan budaya masyarakat setempat. Tampak bahwa UUPT 2007 mencoba
memisahkan antara tanggung jawab sosial dengan tanggung jawab lingkungan, yang
mengarah pada CSR sebagai sebuah komitmen perusahaan terhadap pembangunan
ekonomi berkelanjutan dalam upaya meningkatkan kualitas kehidupan dan
lingkungan.
. CSR juga diatur dalam Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor
Per-5/MBU/2007 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan
Program Bina Lingkungan, konsep CSR dapat dipahami dalam Pasal 2 bahwa
menjadi kewajiban bagi BUMN baik Perum maupun Persero untuk melaksanakannya.
. Etika kata Yunani “ethos”, berarti adat istiadat atau kebiasaan. Etika berkaitan
dengan kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri seseorang maupun pada suatu
masyarakat. Etika adalah falsafat moral, ilmu yang membahas nilai dan norma yang
diberikan oleh moralitas dan etika dalam pengertian pertama di atas. Etika berkaitan
dengan nilai-nilai, tatacara hidup yang baik, aturan hidup yang baik dan segala
kebiasaan yg dianut dan diwariskan dari satu orang ke orang lain atau dari satu
generasi ke generasi yang lain.
. Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup
seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etik
merupakan suatu prinsip moral dan perbuatan yang menjadi landasan bertindaknya
seseorang sehingga apa yang dilakukannya dipandang oleh masyarakat sebagai
perbuatan yang terpuji dan meningkatkan martabat dan kehormatan seseorang. Etika
Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan
serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan
pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat. Rudito dan Famiola (2007)
mengemukakan etika bisnis merupakan suatu normatif disiplin dimana standar-
standar tertentu sudah ditentukan dalam lingkungan bisnis yang harus diterapkan
dalam menjalankan aktivitas bisnis. Standar-standar dalam etika bisnis inilah yang
dipakai sebagai standar penilaian apakah aktivitas-aktivitas yang dijalankan oleh
perusahaan dinilai sebagai bisnis yang baik atau burak.
. Beberapa isu-isu utama etika bisnis khususnya di Indonesia yang marak terjadi adalah
isu korupsi, pemalsuan atau pembajakan hak cipta, deskriminasi dan perbedaan
gender, serta konflik sosial dan masalah lingkungan (Rudito dan Famiola, 2007).
Masalah korupsi merupakan permasalahan klasik yang dihadapi bangsa Indonesia dan
sulit untuk dihindari dan tidak mudah untuk diberantas karena telah menguasai segala
lapisan aspek dalam kehidupan masyarakat, salah satu contohnya adalah setiap hari
media menyuguhkan berita-berita tentang kasus korupsi yang dilakukan oleh anggota
dewa dan kepala daerah di Indonesia. Semua merupakan bentuk isu pelanggaran etika
dalam bisnis dunia usaha dalam wujud korupsi.
Sekarang bagaimana hubungannya business ethic (etika bisnis) dengan corporate
social responsibility (CSR). Etika bisnis merupakan dasar atau jiwa dari pelaksanaan
sebuah unit usaha, Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis,
yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu dan perusahaan
Sementara CSR merupakan manifestasinya, CSR sebagai komitmen bisnis untuk
memberikan kontribusi pada pembangunan ekonomi berkelanjutan dengan
memperhatikan para karyawan dan keluarganya, masyarakat sekitar serta publik pada
umumnya guna meningkatkan kualitas hidup mereka.
Etika bisnis berbicara mengenai nilai. Apakah sebuah perusahaan menganut nilai
yang baik atau yang buruk. Kalau memang memegang nilai yang baik dalam
berbisnis, maka perusahaan tersebut pasti akan menjalankan CSR yang memang
bertanggung jawab. Etika bisnis lebih melekat kepada individu yang menjalankan
entitas bisnis. Sedangkan CSR sebagai hasil atau kebijakan dari perusahaan itu
sendiri.
Masih banyak yang melihat CSR sebagai sisa-sisa dari keuntungan. Ini terlihat dari
banyaknya yang bertanya mengenai berapa dana CSR yang dianggarkan. Seharusnya
memang sudah dianggarkan dan menjadikannya built-in di dalam perusahaan dengan
menjadikannya sebagai cara bagaimana menjalankan bisnis. Sehingga CSR tidak
menjadi cost, melainkan investasi.
Implementasi etika bisnis yang dilakukan secara benar akan memiliki beberapa
manfaat. Antara lain : 1) memastikan kalau segenap sumber daya perusahaan dikelola
secara bertanggung jawab untuk kepentingan seluruh stakeholder, 2) meningkatkan
kinerja perusahaan dengan cara yang berkelanjutan (ustainable), 3) meningkatkan
kepercayaan investor terhadap manajemen perusahaan sehingga lebih menarik sebagai
target investasi. 4) meningkatkan citra perusahaan di antara stakeholder sebagai good
corporate governance, 5) meningkatkan nilai perusahaan.
KONSEP CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILTY Terdapat dua jenis konsep CSR, yaitu dalam pengertian luas dan dalam pengertian
sempit. CSR dalam pengertian luas, berkaitan erat dengan tujuan mencapai kegiatan
ekonomi berkelanjutan (sustainable economic activity). Keberlanjutan kegiatan
ekonomi bukan hanya terkait soal tanggungjawab sosial tetapi juga menyangkut
akuntabilitas (accountability) perusahaan terhadap masyarakat dan bangsa serta dunia
internasional. CSR dalam pengertian sempit dapat dipahami dari beberapa peraturan
dan pendapat ahli berikut (T.Romi Marnelly, 2012):
1. Menurut (Widjaja & Yeremia, 2008) CSR merupakan bentuk kerjasama antara
perusahaan (tidak hanya Perseroan Terbatas) dengan segala hal (stake-holders)
yang secara langsung maupun tidak langsung berinteraksi dengan perusahaan
untuk tetap menjamin keeberadaan dan kelangsungan hidup usaha
(sustainability) perusahaan tersebut. Pengertian tersebut sama dengan
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan, yaitu merupakan komitmen
Perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan
guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik
bagi perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada
umumnya (Widjaja & Yani, 2006). Menurut UUPT 2007 pengertian CSR
dalam Pasal 1 angka 3 menyebutkan tang-gungjawab sosial dan lingkungan
adalah komitmen perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan
ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan
yang bermanfaat, baik bagi Perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun
masyarakat pada umumnya.
2. UUPM 2007, dalam penjelasannya pasal 15 huruf b disebutkan
tanggungjawab sosial perusahaan adalah tanggungjawab yang melekat pada
setiap perusahaan penanaman modal untuk tetap menciptakan hubungan yang
serasi,seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma, dan budaya
masyarakat setempat. Tampak bahwa UUPT 2007 mencoba memisahkan
antara tanggung jawab sosial dengan tanggung jawab lingkungan, yang
mengarah pada CSR sebagai sebuah komitmen perusahaan terhadap
pembangunan ekonomi berkelanjutan dalam upaya meningkatkan kualitas
kehidupan dan lingkungan.
3. Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor Per-
5/MBU/2007 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan
Program Bina Lingkungan, konsep CSR dapat dipahami dalam Pasal 2 bahwa
menjadi ke-wajiban bagi BUMN baik Perum maupun Persero untuk
melaksanakannya.
4. World Business Council for Sustainable Development didefinisikan sebagai
komitmen bisnis untuk memberikan kontribusi pada pembangunan ekonomi
berkelanjutan dengan memperhatikan para karyawan dan keluarganya,
masyarakat sekitar serta public pada umumnya guna meningkatkan kualitas
hidup mereka.
5. Menurut (Kotler & Nance, 2005) mendefinisikannya sebagai komitmen
korporasi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar melalui
kebijakan praktik bisnis dan pemberian kontribusi sumber daya korporasi.
Dari pengertian tersebut tampak bahwa CSR merupakan social responsibility dan
perusahaan dalam hubungannya dengan pihak internal dan eksternal perusahaan.
DASAR PEMAHAMAN CSR BAGI PERUSAHAAN Pemahaman tentang CSR pada umumnya berkisar pada tiga hal pokok, yaitu CSR
adalah:
1. Pertama, suatu peran yang sifatnya sukarela (voluntary) dimana suatu
perusahaan membantu mengatasi masalah sosial dan lingkungan, oleh karena
itu perusahaan memiliki kehendak bebas untuk melakukan atau tidak
melakukan peran ini;
2. Kedua, disamping sebagai institusi profit, perusahaan menyisihkan sebagian
keuntungannya untuk kedermawanan (filantropi) yang tujuannya untuk
memberdayakan sosial dan perbaikan kerusakan lingkungan akibat eksplorasi
dan eksploitasi.
3. Ketiga, CSR sebagai bentuk kewajiban (obligation) perusahaan untuk peduli
terhadap dan mengentaskan krisis kemanusiaan dan lingkungan yang terus
meningkat. Pemahaman CSR selanjutnya didasarkan oleh pemikiran bahwa
bukan hanya Pemerintah melalui penetapan kebijakan public (public policy),
tetapi juga perusahaan harus bertanggungjawab terhadap masalah-masalah
sosial. Bisnis didorong untuk mengambil pendekatan pro aktif terhadap
pembangunan berkelanjutan. Konsep CSR juga dilandasi oleh argumentasi
moral.
MANFAAT CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)
Ada banyak manfaat bagi dan keuntungan bagi perusahaan dan manfaat bagi
masyarakat, dengan adanya CSR bagi perusahaan berdampak sangat bagu. Karena di
dalam CSR ini terdapat model-model CSR seperti :
1. Pengembangan Ekonomi misalnya kegiatan di bidan pertanian,
peternakan,koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM).
2. Kesehatan dan Gizi Masyarakat misalnya penyuluhan, pengobatan, pemberian
gizi bagi balita, program sanitasi masyarakat dan sebagainya.
3. Pengelolaan Lingkungan misalnya penanganan limbah, pengelolaan sampah
rumah tangga, reklamasi dan penanganan dampak lingkungan lainnya.
4. Pendidikan, Ketrampilan dan Pelatihan misalnya pemberian beasiswa bagi
siswa berprestasi dan siswa tidak mampu, magang atau job training, studi
banding,peningkatan ketrampilan, pelatihan dan pemberian sarana pendidikan.
5. Sosial, Budaya, Agama dan Infrastruktur misalnya kegiatan bakti sosial,
budayadan keagamaan serta perbaikan infrastruktur di wilayah masyarakat
setempat.
Ada empat manfaat CSR terhadap perusahaan (Wikipedia, 2008) :
1. Brand differentiation. Dalam persaingan pasar yang kian kompetitif, CSR bisa
memberikan citra perusahaan yang khas, baik dan etis di mata publik yang
pada gilirannya menciptakan customer loyalty. The Body Shop dan BP
(dengan bendera “Beyond Petroleum”-nya), sering dianggap sebagai memiliki
image unik terkait isu lingkungan.
2. Human resources. Program CSR dapat membantu dalam perekrutan karyawan
baru, terutama yang memiliki kualifikasi tinggi. Saat interview, calon
karyawan yang memiliki pendidikan dan pengalaman tinggi sering bertanya
tentang CSR dan etika bisnis perusahaan, sebelum mereka memutuskan
menerima tawaran. Bagi staf lama, CSR juga dapat meningkatkan persepsi,
reputasi dan dedikasi dalam bekerja.
3. License to operate. Perusahaan yang menjalankan CSR dapat mendorong
pemerintah dan publik memberi ”ijin” atau ”restu” bisnis. Karena dianggap
telah memenuhi standar operasi dan kepedulian terhadap lingkungan dan
masyarakat luas.
4. Risk management. Manajemen resiko merupakan isu sentral bagi setiap
perusahaan. Reputasi perusahaan yang dibangun bertahun-tahun bisa runtuh
dalam sekejap oleh skandal korupsi, kecelakaan karyawan atau kerusakan
lingkungan. Membangun budaya ”doing the right thing” berguna bagi
perusahaan dalam mengelola resiko-resiko bisnis.
PENTINGNYA ETIKA BISNIS
Pentingnya Etika dalam Dunia Bisnis Apabila moral merupakan suatu pendorong
orang untuk melakukan kebaikan, maka etika bertindak sebagai rambu-rambu (sign)
yang merupakan kesepakatan secara rela dari semua anggota suatu kelompok. Dunia
bisnis yang bermoral akan mampu mengembangkan etika (patokan/rambu-rambu)
yang menjamin kegiatanbisnis yang seimbang, selaras, dan serasi. Etika sebagai
rambu-rambu dalam suatu kelompok masyarakat akan dapat membimbing dan
mengingatkan anggotanya kepada suatu tindakan yang terpuji yang harus selalu
dipatuhi dan dilaksanakan. Rukmana (2004) menilai etika di dalam bisnis sudah tentu
harus disepakati oleh orang-orang yang berada dalam kelompok bisnis serta kelompok
yang terkait lainnya. Tentu dalam hal ini, untuk mewujudkan etika dalam berbisnis
perlu pembicaraan yang transparan antara semua pihak, baik pengusaha, pemerintah,
masyarakat maupun bangsa lain agar jangan hanya satu pihak saja yang menjalankan
etika sementara pihak lain berpijak kepada apa yang mereka inginkan. Artinya kalau
ada pihak terkait yang tidak mengetahui dan menyetujui adanya moral dan etika, jelas
apa yang disepakati oleh kalangan bisnis tadi tidak akan pernah bisa diwujudkan. Jadi,
jelas untuk menghasilkan suatu etika didalam berbisnis yang menjamin adanya
kepedulian antara satu pihak dan pihak lain tidak perlu pembicaraan yang bersifat
global yang mengarah kepada suatu aturan yang tidak merugikan siapapun dalam
perekonomian.
Untuk mendapatkan yang lebih baik mengenai makna CSR sebaiknya dikaji terlebih
dahulu persoalan etika bisnis, karena pada dasarnya CSR diderivasi dari etika bisnis.
Secara historis etika sebagai usaha filsafat lahir dari ambruknya tatanan moral di
lingkungan kebudayaan Yunani 2500 tahun lalu. Karena pandangan-pandangan lama
tentang baik dan buruk tidak lagi dipercayai, para filosof mempertanyakan kembali
norma-norma dasar bagi kelakukan manusia. Situasi itu juga berlaku pada zaman
sekarang. Etika bukan suatu sumber tambahan bagi ajaran moral, melainkan
merupakan filsafat atau pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran-ajaran dan
pandangan-pandangan moral. ( Suseno, 1987)
Nilai-nilai dasar yang menjadi tolak ukur etika bisnis adalah tingkah laku para
pengusaha dalam menjalankan usahanya. Apakah dalam usahanya mengambil
keuntungan dari masyarakat konsumen dilakukan melalui persaingan usaha yang fair
(jujur), transparant (terbuka), dan ethic (etis). Perbuatan yang termasuk dalam
kategori unethical conduct misalnya memberikan informasi yang tidak benar
mengenai bahan mentah, karakteristik/ciri dan mutu suatu produk, menyembunyikan
harta kekayaan perusahaan yang sebenarnya untuk menghindari atau mengurangi
pajak, membayar upah karyawan di bawah UMR, melakukan persekongkolan tender,
dan melakukan persaingan tidak sehat.
CSR mewakili kompromi antara etika dan perilaku-perilaku tertentu. CSR muncul
untuk meningkatkan image perusahaan di dalam masyarakat di mana perusahaan itu
menjalankan kegiatan usahanya. Ide untuk menjadikan kepedualian sosial perusahaan
sebagai unsur pemasaran. Perencanaan social harus selalu masuk dalam rencana
strategik perusahaan. Kegiatan social tersebut bukan suatu biaya, tetapi merupakan
suatu investasi.
Etika bisnis adalah standar-standar nilai yang menjadi pedoman atau acuan manajer
dan segenap karyawan dalam pengambilan keputusan dan mengoperasikan bisnis
yang etik.
IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILTY DI
INDONESIA Implementasi CSR di Indonesia, belum menjadi perilaku yang umum, masih berupa
kegiatan yang ikut-ikutan belum menjadi menjadi sebuah keharusan meskipun sudah
ada Undang-Undang nya yang mengatur. Namun dengan derasnya informasi melaui
media elektronik dan media sosial, maka tuntutan terhadap perusahaan untuk
menjalankan CSR semakin besar. Dan pada akhir tahun 2009 telah diluncurkan ISO
26000 on Social Responsibility, sehingga tuntutan dunia usaha menjadi semakin jelas
akan pentingnya program CSR dijalankan oleh perusahaan apabila menginginkan
keberlanjutan dari perusahaan tersebut.
Untuk meningkatkan daya saing melalui loyalitas customer, kegiatan CSR akan
menjadi strategi bisnis yang sangat bagus bagi perusahaan untuk menjadi daya tarik
untuk mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan membeli produk merek
yang telah menjalankan kegiatan CSR. menjaga dan meningkatkan daya saing melalui
reputasi dan kesetiaan merek produk (loyalitas) atau citra perusahaan. Kedua hal
tersebut akan menjadi keunggulan kompetitif perusahaan yang sulit untuk ditiru oleh
para pesaing. Di lain pihak, adanya pertumbuhan keinginan dari konsumen untuk
membeli produk berdasarkan kriteri-kriteria berbasis nilai-nilai dan etika akan
merubah perilaku konsumen di masa mendatang.
Implementasi kebijakan CSR di Indonesia sudah banyak dilakukan oleh perusahaan
pemerintah BUMN dan perusahaan swasta nasional seperti PT. Telkom Indonesia
TBK, Pertamina, Perbankan Pemerintah dan swasta, juga perusahaan-perusahaan
retail, dan perusahaan lainnya. Kegiatan CSR adalah suatu proses yang terus menerus
dan berkelanjutan. Kegiatan CSR perlu publikasi yang tepat sasaran agar bisa
mengedukasi masyarakat Indonesia. Dengan demikian akan tercipta satu ekosistem
yang menguntungkan semua pihak (true win win situation) - konsumen mendapatkan
produk unggul yang ramah lingkungan, produsen pun mendapatkan profit yang sesuai
yang pada akhirnya akan dikembalikan ke tangan masyarakat secara tidak langsung.
Pelaksanaan CSR di Indonesia smasih dipandang sebagai kegiatan sisa keuntungan,
dan belum menjadi sebuah kegiatan yang telah dianggarkan secara khusus oleh
perusahaan. Kegiatan CSR di Indonesia sangat tergantung pada pimpinan puncak
korporasi. Artinya, kebijakan CSR tidak selalu dijamin selaras dengan visi dan misi
korporasi. Jika pimpinan perusahaan memiliki kesadaran moral yang tinggi, besar
kemungkinan korporasi tersebut menerapkan kebijakan CSR yang benar. Sebaliknya,
jika orientasi pimpinannya hanya berkiblat pada kepentingan kepuasan pemegang
saham (produktivitas tinggi, profit besar, nilai saham tinggi) serta pencapaian prestasi
pribadi, boleh jadi kebijakan CSR hanya sekadar kosmetik.
DAFTAR PUSTAKA Hapzi Ali, 2017, Modul perkuliahan, Business Ethics & GG : Corporate Social
Responsibilty, Universitas Mercubuana
http://akuntansi-warmadewa.blogspot.co.id/2013/05/bisnis-ethics-and-corporate-
social.html, 31 Maret 2017, 01.45
http://jurnal.unpand.ac.id/index.php/dinsain/article/viewFile/144/141, 31 Maret 2017,
01.46
http://www.ti.or.id/index.php/news/2010/11/22/dasari-csr-dengan-etika-bisnis, 31
Maret 2017, 01.50