Social casework
-
Upload
hima-ks-fisip-unpad -
Category
Documents
-
view
764 -
download
9
Transcript of Social casework
Social CaseworkNurliana Cipta Apsari
PendahuluanDi berbagai setting (kelompok, keluarga,
masyarakat) selalu bertemu individuKeterampilan membangun hubungan
dengan individu akan mempengaruhi kinerja pekerja sosial bekerja dengan individu, kelompok, keluarga, masyarakat
Keterampilan membangun hubungan berguna/penting pada setiap fase praktik pekerjaan sosial
Fase Praktik Pekerjaan Sosial
Awal
• Tahap Persiapan
Permulaan • Tahap
Kontrak (Beginning)
Per-tengahan• Tahap
Pekerjaan (Middle)
Akhir & Transisi• Tahap
Terminasi (Ending)
Keterampilan Tuning InMenempatkan diri pekerja sosial dalam keadaan/situasi
klienMacam-macam Tuning In:1. Tuning in ke diri sendiri : keterampilan pekerja sosial
untuk dapat mengalami perasaan yang dialami oleh klien2. Tuning in ke diri klien : pekerja sosial berusaha untuk
merasakan perasaan dan kekhawatiran yang muncul pada klien
3. Tuning in ke kemampuan: pekerja sosial berusaha untuk merasakan perasaan dan kekhawatiran klien berdasarkan kemampuannya. Pertanyaan pertama yang muncul di benak klien pada pertemuan awal adalah “siapa pekerja sosial nya?”, “judes, atau baik atau cuek atau acuh tak acuh ya?”, “bisa ga dia bantu saya?”
Strategi untuk Tuning In
Cari informasi
awal tentang
klien sebanyak-banyaknya
Cari informasi mengenai
potensi pemecahan
masalah klien
Cari informasi mengenai sumber-sumber
pemecahan masalah
klien
Tuning InBerfungsi memudahkan pekerja sosial untuk menjadi lebih
sensitif terhadap komunikasi emosional tidak langsung yang kemungkinan akan terjadi sepanjang wawancara awal
Yang perlu dilakukan dalam rangka tuning in adalahMemikirkan klien dan situasi sosialnya, terutama faktor-
faktor yang membuat ia mendatangi pekerja sosialMencari informasi tentang masyarakat dan lembaga-
lembaga didalamnya sebagai bagian dari pembangunan empati dan kesadaran anda terhadap klien
Membayangkan perasaan klien dan reaksiya terhadap situasi yang sedang dialaminya
Memahami kekhawatiran klien pada saat datang menemui anda
Role Play (klien yang sopan)Fani untuk pertama kalinya akan bertemu
dengan seorang ibu berusia 34 tahun yang memiliki masalah dengan anaknya berumur 8 tahun. Tidak disangka-sangka, ibu tersebut berkata “ngomong-ngomong, mbak/mas udah punya anak?”
Kira-kira apa yang akan anda pikirkan tentang pertanyaan tersebut dan apa respon yang akan anda berikan kepada ibu tersebut?
Pilihan jawaban:1. “oh..ehhh…..belum bu…..” (sambil
memperlihatkan bahasa tubuh yang tidak nyaman)
2. “eh..gimana ya bu? Saya memang belum punya anak, tapi saya sering mengikuti seminar dan ceramah tentang psikologi anak”
3. “anak? Belum bu, saya belum mempunyai anak. Mengapa ibu bertanya seperti itu? Ibu khawatir saya tidak dapat membantu ibu? Sebenarnya saya ingin membantu ibu jika ibu dapat membantu saya memahami situasi ibu dan anak ibu.
Role Play (klien yang marah)Seorang mahasiswa/pekerja sosial berperan sebagai
seorang fasilitator kelompok ibu-ibu yang anaknya mengalami penyakit kronis. Kegiatan berlangsung dalam setting rumah sakit. Belum sempat ia mengucapkan kalimat pembukaan, Ibu Juli (salah seorang anggota kelompok) berkata sambil bernada marah “sebelum kamu memulai kegiatan ini, biar saya kasih tau apa pendapat kami tentang rumah sakit sialan ini”. Nada Ibu Juli membuat mahasiswa/pekerja sosial tersebut terdiam. Ibu Juli berkata lagi “kita dapet dokter yang mengecewakan, suster-suster yang tidak ramah dan memaksa, dan kita terus mendapatkan pekerja sosial seperti kamu yang bahkan belum punya anak!”
Pilihan jawabanDiam terus (tidak berkata apa-apa)“saya mungkin salah ruangan” (sambil pergi
meninggalkan ruangan)“Saya mungkin tidak mempunyai anak, tapi saya juga
mempunyai ibu seperti anda” (dengan nada tinggi)“saya senang, ibu bisa membagi perasaan itu pada saya”“silahkan lanjutkan dengan perasaan itu bu….”“ibu-ibu mungkin merasakan hal yang sama dengan ibu
Juli, ibu-ibu telah berusaha mencari pertolongan dari para ahlinya yang tidak memahami bagaimana sakitnya perasaan ibu-ibu memiliki anak yang selalu sakit dan tidak kunjung sembuh”
Elemen dalam hubungan kerjaMenurut Shulman (1991)1. Rapport = Membangun hubungan: perasaan klien
secara umum dapat bekerja sama dengan baik dengan pekerja sosialnya
2. Trust = Percaya: Kesediaan klien untuk mempertaruhkan resiko berbagi pikiran, perasaan, kesalahan dan kegagalan dengan pekerja sosialnya
3. Caring = Perhatian: klien yang merasa bahwa pekerja sosialnya benar-benar memperhatikan mereka sebagai klien yang mempunyai hak dan pekerja sosialnya sungguh-sungguh berkeinginan membantu klien mengatasi kekhawatiran yang dirasa penting oleh klien
Fase Permulaan (Contracting)Setelah proses tuning in dan membangun hubungan
dengan klien, what is next?Contracting = membuat kesepakatan kerja antara
pekerja sosial dengan klien yang dihadapinyaSetelah proses pengenalan dan pemahaman masing-
masing (klien dan pekerja sosial), pekerja sosial menjelaskan peran dan fungsinya dalam membantu klien sesuai setting/mandat yang ia terima dari lembaganya
Tidak selalu dalam bentuk tertulis dan diatas materai
Sangat fluid/fleksibel
Beberapa contoh (setting rumah sakit)“ibu, perkenalkan nama saya…., saya pekerja
sosial di rumah sakit ini, saya diminta dokter untuk bertemu ibu untuk membantu ibu jika ada pertanyaan di luar keadaan kesehatan ibu seperti misalnya pas kalo ibu datang ke rumah sakit ini, kadang-kadang ibu merasa khawatir atau cemas tentang penyakit ibu, pengobatannya, dan cara kerja rumah sakit ini yang seringkali tidak terjawab; jika ibu memang punya perasaan seperti itu, mungkin ibu dapat menceritakannya kepada saya dan saya akan berusaha mencari informasi yang dibutuhkan
Contracting cont….Bagian yang ditebalkan menandakan sebuah
kalimat contracting (pembuatan kontrak)Kesepakatan apa yang dapat dikerjakan oleh
pekerja sosial sesuai kapasitasnyaKesepakatan ini dapat berubah sewaktu-
waktu dan dapat dinegosiasikan secara terus menerus jika kebutuhan klien bertambah atau berkurang
Role Play Skenario 1Anda adalah seorang mahasiswa yang sedang
melakukan praktikum di lembaga perlindungan anak. Anda akan bertemu dengan keluarga seorang anak berusia 14 tahun yang tinggal di panti asuhan semenjak usia 9 tahun. Anda akan membicarakan rencana kepulangan anak tersebut kembali kepada keluarganya. Keluarga ini memiliki 3 orang anak termasuk anak yang di panti asuhan tersebut. Keluarga anak tersebut merasa cemas mengenai kepulangan anaknya. Pertemuan ini adalah kali pertama anda.
Apa yang akan anda lakukan?
Role Play Skenario 2Anda adalah seorang mahasiswa yang
melaksanakan praktikum di lembaga amil zakat. Anda hendak bertemu dengan seorang perempuan yang ingin mengajukan permohonan bantuan untuk mendapatkan dana dari lembaga tempat anda praktikum.
Apa yang akan anda lakukan?
Jenis-jenis klien Self-referral : menemui pekerja sosial atas inisiatif
sendiri, misalnya karena melihat dari brosur atau pamflet
Referral : klien menemui pekerja sosial sebagai arahan dari profesi lain, misalnya karena diarahkan oleh BP4 untuk menemui konselor perkawinan
Mandated attendance: klien diwajibkan secara hukum untuk bertemu dengan pekerja sosial, misalnya anak di penjara yang perlu menemui konselor
Mengetahui jenis klien membantu kita menempatkan strategi yang sesuai dengan jenis klien
Tugas-tugas di Masa Awal 1. Memberikan sambutan awal dan
memberikan introduksi yang sesuai dengan budaya yang ada
2. Menjelaskan tujuan dari pertemuan tersebut3. Mendiskusikan kerahasiaan dan
menyebutkan batasan-batasan untuk kerahasiaan tersebut
4. Menjelaskan tujuan pencatatan jika diperlukan
LatihanAnda adalah seorang mahasiswa yang sedang
melakukan praktikum di sebuah SMA. Anda akan bertemu dengan seorang ibu yang sedang mencari dukungan dari sekolah dalam menangani kenakalan anaknya
1. Secara individual, bayangkan bagaimana anda akan mengatur ruangan, menyapa dan memperkenalkan diri anda kepada ibu tersebut
2. Catat apa-apa saja yang mungkin akan anda katakan dalam menyapa dan perkenalan diri
3. Dalam kelompok bertiga, gunakan catatan yang telah kalian buat, secara bergantian
Fase Pertengahan (work phase) Ada tiga tipe strategi intervensi menurut
Ronnie Egan (2004)1. Mengakses sumber-sumber dan informasi
untuk klien2. Memaksimalkan potensi dan kekuatan klien3. Intervensi wajib secara hukum
1. Mengakses sumber-sumber dan informasi untuk klienMenggunakan pendekatan berfokus pada solusi (solution-
focused approach), pekerja sosial dan klien bersama-sama menentukan siapa dan apa saja sumber-sumber yang diperlukan untuk menangani masalah yang dihadapi klien. Ada 4 cara untuk mendapatkan sumber-sumber:
a. Secara langsung memberikan bantuan tunai (mudah bagi mereka yang bekerja di lembaga bantuan darurat misalnya)
b. Melakukan referal kepada lembaga yang memberikan layanan yang diperlukan klien
c. Menyambungkan klien dengan sumber-sumber yang tersedia
d. Mengadvokasi klien untuk mendapatkan sumber-sumber yang diperlukan
2. Memaksimalkan potensi dan kekuatan klienMenggunakan pendekatan kekuatan
(strength perspective) memfokuskan pada klien untuk dapat mengidentifikasi, mengeluarkan dan memaksimalkan kekuatan yang mereka miliki.
Biasanya menggunakan pertanyaan pertanyaan “ajaib” mis. “Jika masalah anda terselesaikan bagaimana kehidupan anda akan berlangsung?”
Atau “jika ada keajaiban dan tiba-tiba masalah anda terselesaikan, apa yang akan berbeda dalam hidup anda?”
3. Intervensi wajib secara hukumBiasanya merupakan pilihan terakhir dan
bertentangan dengan cara-cara anti oppresive.
Biasanya terjadi karena perintah hukum atau pengadilan. Misalnya pemisahan anak dari keluarganya karena dianggap membahayakan bagi anak tinggal dengan keluarganya
Atau menempatkan seseorang di tempat rehabilitasi sementara ia tidak menginginkan hal itu terjadi
Fase Akhir (Terminasi/Evaluasi)Biasanya muncul pertama kali dalam
kesepakatan awalTahapannya: denial, anger, mourning, trying
it on for size & the farewell-party syndromeBisa menjadi sulit untuk dilakukanSudah dipersiapkan diakhir-akhir pertemuan,
tergantung pada jumlah sesi atau waktu yang diperlukan oleh klien dan peksos untuk bekerja
Fase Akhir (Terminasi/Evaluasi)Manifestasinya bisa juga berupa klien datang
terlambat atau tidak berminat untuk bercerita lagi, atau marah-marah, peksos harus peka melihat isyarat-isyarat tersebut
Peksos dan klien mengidentifikasi kembali apa yang telah dilakukan dan mengingatkan kembali sistem-sistem pendukung untuk membantu klien