bedah mayat

17
Dr. Ahmad Husairi, MAg Dr. Ahmad Husairi, MAg

description

agama

Transcript of bedah mayat

Dr. Ahmad Husairi, MAgDr. Ahmad Husairi, MAg

Mayat merupakan jasad yang harus dihormati Profesi kedokteran tidak dapat terlepas dari

bedah mayat Hukum bedah mayat untuk dunia kedokteran

tidak ditegaskan dalam Al-qur’an dan hadits Hukum bedah mayat untuk dunia kedokteran

perlu ditetapkan dengan cara ijtihad Kaidah fiqh dapat dipakai sebagai metodologi

penetapan hukum bedah mayat

PENDAHULUAN

1. Kaidah fiqih mana yang relevan dengan

hukum bedah mayat?2. Bagaimana penerapan kaidah tersebut

dalam penetapan hukum bedah mayat?

Permasalahan

1. Otopsi klinik (bedah mayat keilmuan)2. Otopsi kehakiman (medicolegal autopsy)3. Diseksi (bedah mayat pendidikan/anatomi)

JENIS BEDAH MAYAT

Undang-undang RI No. 23 Tahun 1992 tentang

kesehatan PP No. 18 Tahun 1981 tentang bedah mayat

klinis, bedah mayat anatomis, dan transplantasi alat atau organ tubuh manusia

HUKUM BEDAH MAYAT DI INDONESIA

-

“Hukum semua perkara itu sesuai dengan tujuan atau niatnya”.

-“Keyakinan tidak dapat dihilangkan dengan

keraguan”

KAIDAH FIQH

-

“Kesulitan dapat mendatangkan kemudahan” -

“Kemudaratan harus dihilangkan” -

“Kebiasaan (tradisi) dapat menjadi hukum”

KAIDAH FIQH

-

-

“Mematahkan tulang mayat sama halnya mematahkan tulang orang hidup”

PENERAPAN KAIDAH FIQH DALAM HUKUM BEDAH MAYAT

“Hukum semua perkara itu sesuai dengan tujuan atau niatnya”Jika bertujuan untuk merusak kehormatan mayat, maka hukum bedah mayat adalah haramApabila bedah mayat bertujuan untuk kepentingan dunia kedokteran, maka hukum bedah mayat adalah bolehSalah satu tujuan hukum Islam adalah mewujudkan kemaslahatan (kebaikan) bagi umat manusia sehingga tercapai keadilan yang merata

Kaidah Fiqih I

“Keyakinan tidak bisa dihilangkan dengan keraguan”Cabang kaidah ini antara lain adalahPada pokoknya apabila ada kasus hukum yang tidak jelas kedudukan hukumnya, maka dikembalikan kepada hukum asalnya Pada pokoknya segala sesuatu itu hukumnya mubah Hukum asal dari segala sesuatu adalah diperbolehkan, sampai ada dalil yang mengharamkanHukum bedah mayat kedokteran adalah boleh karena belum ditemukan (tidak ada) dalil yang mengharamkan

Kaidah Fiqih II

“Kesulitan bisa mendatangkan kemudahan”Cabang kaidah ini antara lain adalahKeadaan darurat (terdesak) memperbolehkan seseorang melakukan laranganHajat (kebutuhan penting) terkadang bisa disamakan dengan daruratBedah mayat pendidikan, otopsi klinik, dan otopsi kehakiman tergolong sebagai hajat dalam dunia kedokteran, shg hukumnya boleh, bahkan bisa menjadi wajib

Kaidah Fiqih III

“Kemudlaratan harus dihilangkan” Cabang kaidah ini antara lain adalahDlarar yang lebih besar dihilangkan dengan dlarar yang lebih kecil Apabila ada dua kerusakan yang saling bertentangan, maka dipilihlah kerusakan yang risikonya paling ringan dengan melaksanakan kerusakan yang lebih ringan risikonyaKemudaratan membedah mayat jauh lebih kecil dibandingkan kemudaratan jika tidak dilakukan bedah mayat. Kemaslahatan krn bedah mayat kedokteran jauh lebih besar dibandingkan kemudaratan membedah mayat

Kaidah Fiqih IV

“Kebiasaan (tradisi) dapat menjadi hukum”Otopsi klinik (bedah mayat keilmuan) sudah mjd tradisi dlm kedokteran klinik utk mempelajari perihal penyakit pasienOtopsi kehakiman (medicolegal autopsy) sudah mjd tradisi dlm kedokteran forensik utk mengetahui penyebab kematian pasienDiseksi (bedah mayat pendidikan/anatomi) sudah mjd tradisi dlm mata kuliah anatomi utk mempelajari struktur tubuh manusia yg normal

Kaidah Fiqih V

Berlaku falsafah: Mortoi vivos dozen = orang mati mengajar

orang hidup Cadaver tidak dianggap sbg obyek prak, ttp

dianggap dan diperlakukan sebagai “guru” Cadaver sangat dihormati, lebih dari jenazah

biasa Etika thd cadaver dijunjung tinggi

Tradisi Praktikum Anatomi

Pemilik barang menuntut pengembalian harta

berharga Apabila dihadapkan pada dua pilihan, antara orang

yang mati dan yang masih hidup, maka kemaslahatan orang yang masih hidup didahulukan dari kemaslahatan orang yang telah mati

Kemudaratan membiarkan barang berharga secara sia-sia lebih besar dari kemudaratan bedah mayat

Hukum bedah mayat: boleh

BARANG BERHARGA DALAM TUBUH MAYAT

Kemudaratan membiarkan janin yang masih

hidup dalam mayat lebih besar dari kemudaratan bedah mayat

Kepentingan orang hidup lebih diutamakan dari orang mati

Hukum bedah mayat: boleh

MENYELAMATKAN JIWA JANIN

Kaidah fiqih pertama sampai kelima dapat

diterapkan dalam penetapan hukum bedah mayat

Berdasarkan lima kaidah tsb, hukum bedah mayat untuk kepentingan ilmu kedokteran dan penegakan keadilan adalah boleh, bahkan bisa menjadi wajib karena bedah mayat dibutuhkan secara mutlak dlm dunia kedokteran. Hukum mempelajari ilmu kedokteran adalah fardu kifayah

KESIMPULAN