Bedah Mayat

44
A. BUNUH DIRI DAN EUTHANASIA Dalam topik ini ada dua masalah yang akan dibahas, yaitu mengenai bunuh diri dan euthanasia, terutama tentang bunuh diri banyak dimuat dalam media massa yang penyebab dan caranya bermacam-macam ragam. a. Bunuh Diri Orang yang nekat bunuh diri, biasanya kerena putus asa. Di antara penyebabnya adalah penderitaan hidup. Ada yang menderita fisiknya (jasmaninya), karena memikirkan sesuap nasi untuk diri dan keluarganya. Keperluan pokok dalam kehidupan sehari-hari tidak terpenuhi, apalagi pada zaman sekarang ini, pengeluaran lebih besar daripada pemasukan. Ada pula orang yang menderita batinnya yang berakibat patah hati, hidup tidak bergairah, masa depannya kelihatan suram, tidak bercahaya. Batinnya kosong dari cahaya iman dan berganti dengan kegelapan yang menakutkan. Penderitaan kelompok kedua ini, belum tentu karena tidak punya harta, tidak punya kedudukan dan punya nama. Rupa-rupanya, harta, kedudukan dan nama tenar, belum tentu dan kalanya tidak dapat membahagiakan seseorang. Pada media massa kita baca ada jutaan, ada artis dan ada tokoh yang memilih mati untuk mengakhiri penderitaannya itu, apakah penderitaan jasmani atau penderitaan batin. Kalau kita perhatikan, maka tampak jelas, baik kelompok pertama maupun kedua, sama-sama tidak mampu menghadapi

description

sekedar saja

Transcript of Bedah Mayat

Page 1: Bedah Mayat

A. BUNUH DIRI DAN EUTHANASIA

Dalam topik ini ada dua masalah yang akan dibahas, yaitu mengenai bunuh diri dan

euthanasia, terutama tentang bunuh diri banyak dimuat dalam media massa yang penyebab

dan caranya bermacam-macam ragam.

a. Bunuh Diri

Orang yang nekat bunuh diri, biasanya kerena putus asa. Di antara penyebabnya

adalah penderitaan hidup. Ada yang menderita fisiknya (jasmaninya), karena memikirkan

sesuap nasi untuk diri dan keluarganya. Keperluan pokok dalam kehidupan sehari-hari

tidak terpenuhi, apalagi pada zaman sekarang ini, pengeluaran lebih besar daripada

pemasukan.

Ada pula orang yang menderita batinnya yang berakibat patah hati, hidup tidak

bergairah, masa depannya kelihatan suram, tidak bercahaya. Batinnya kosong dari cahaya

iman dan berganti dengan kegelapan yang menakutkan. Penderitaan kelompok kedua ini,

belum tentu karena tidak punya harta, tidak punya kedudukan dan punya nama. Rupa-

rupanya, harta, kedudukan dan nama tenar, belum tentu dan kalanya tidak dapat

membahagiakan seseorang. Pada media massa kita baca ada jutaan, ada artis dan ada

tokoh yang memilih mati untuk mengakhiri penderitaannya itu, apakah penderitaan

jasmani atau penderitaan batin.

Kalau kita perhatikan, maka tampak jelas, baik kelompok pertama maupun kedua,

sama-sama tidak mampu menghadapi kenyataan dalam hidup ini. Mereka tidak mampu

menghayati dan memahami, bahwa dunia ini dengan segala isinya adalah pemberian

Allah dan pinjaman yang akan dikembalikan, dan suka duka pun silih berganti dalam

menghadapinya.

Cara yang mereka tempuh bermacam ragamnya, ada yang menggantungkan diri,

ada yang melompat dari gedung bertingkat, ada yang menembak dirinya dengan senjata

api, ada yang meminum racun dan cara-cara lainnya.

Page 2: Bedah Mayat

Dari tulisan yang dimuat dalam harian Republika Selasa tanggal 22 Agustus 1995,

yang bersumber dari Polda Metro Jaya, terlihat, bahwa cara bunuh diri itu bermacam-

macam.

Dari 35 kasus yang terjadi dari Januari – Juli 1995, ternyata :

1). Bunuh diri dengan menggantung diri

sebanyak = 17 orang

2). Bunuh diri dengan minum obat serangga

sebanyak = 15 orang

3). Bunuh diri dengan membakar diri

sebanyak = 1 orang

4). Bunuh diri dengan menyebur ke dalam sumur

sebanyak = 1 orang

5). Bunuh diri (tidak disebutkan caranya)

sebanyak = I orang

Jumlah = 35 orang

Dilihat dari jenis kelaminnya, laki-laki sebanyak 21 orang dan wanita sebanyak

14 orang. Jadi lebih banyak laki-laki daripada wanita. Tanpa kita ketahui penyebabnya,

tetapi dari kenyataan ini, bahwa peristiwa bunuh diri perlu diperhatikan dan dicarikan

penangkalnya.

Orang yang bunuh diri tidak dibenarkan oleh Islam dan dilarang keras untuk

melakukan perbuatan nekat tersebut, sebagaimana fiman-Nya :

�wur … (#þqè=çFø)s? öNä3|¡àÿRr& 4 ¨bÎ) ©!$# tb%x. öNä3Î/ $VJÏmu� : )٣٩النســاء(

Artinya :

Page 3: Bedah Mayat

Dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah adalah Maha

Penyayang kepadamu. (QS. An-Nisa:39).

Ibnu Abbas dan kebanyakan ulama menafsirkan ayat di atas dengan pengertian:

“Jangan saling membunuh antara sesama muslim”. Sedangkan ‘Amru bin ‘Ash

memahami dengan pengertian: “Jangan bunuh diri”. Penafsiran ‘Amru bin’Ash inipun

dibenarkan oleh Rasulullah. Umpamanya seorang yang sakit payah, dilarang oleh dokter

mandi dengan air dingin. Orang yang melanggar larangan dokter tersebut, termasuk ke

dalam pengertian ayat di atas, karena secara langsung atau tidak, akan membawa bahaya

dan akibatnya berakhir dengan kematian.

Bunuh diri atau saling membunuh menurut penafsiran ‘Amru bin ‘Ash dan Ibnu

Abbas, kedua-duanya tidak dibenarkan oleh agama Islam, walaupun penyebabnya

berbeda.

Orang bunuh diri karena putus asa, sedang orang yang saling membunuh, karena

memendam dendam, karena iri hati atau saling bermusuhan, walaupun menganut agama

yang sama (Islam), tetap tidak dibenarkan oleh Islam.

Sebenarnya Islam menghendaki pemeluk-pemeluknya mempunyai kemauan yang

kuat menghadapi segala macam tantangan dan penderitaan. Dalam keadaan bagaimana

Islam tidak membenarkan pemeluk-pemeluknya lari dari perjuangan hidup dan lari dari

kenyataan. Yang ada kalanya pahit daripada manisnya.

Setiap mukmin diciptakan untuk berjuang (jihad), bukan untuk berpangku tangan,

maju dan bertahan, bukan lari dari medan perjuangan. Kepada orang yang ingin bunuh

diri, Rasulullah memperingatkan, bahwa orang itu dilarang (diharamkan) masuk syurga,

dan yang layak menjadi tempatnya adalah neraka. Nabi bersabda :

ت رفأالدمحتىما فخربهايدهفما سكينا فأخذ فجزع جرح به قبلكمرجل فيمن كان

. متفقعليه الجنة عليه فحرمت بنفسه للهبادرنىعبدى ا .﴾فقال

Artinya :

Page 4: Bedah Mayat

Pernah ada sebelum kamu seorang laki-laki yang terluka, lalu ia berkeluh kesah.

Kemudian ia mengambil pisau dan memotong tangannya (nadinya). Lalu darahnya tidak

henti-hentinya keluar sampai ia meninggal dunia. Allah pun berfirman : “Hamba-ku

telah menyegerakan kematiannya (sebelum Aku mematikanya). Karena itu Aku haramkan

surga untuknya. (H.R. Muttafaqun ‘alih).

Ayat Al-Qur’an dan Hadits tersebut di atas dengan jelas menunjukkan, bahwa

bunuh diri itu dilarang keras oleh Islam dengan alasan apapun.

Dengan demikian keliru sekali, kalau ada anggapan, bahwa dengan jalan bunuh

diri, segala persoalan telah selesai dan berakhir. Pada hal azab dan penderitaan yang lebih

berat, telah menyongsongnya di akhirat kelak.

b. Euthanasia

Menurut Ensiklopedi Indonesia, bahwa euthanasia (Yunani: euthanasia = matinya

gampang).

Istilah untuk pertolongan medis adalah agar kesakitan atau penderitaan yang

dialami seseorang yang akan meninggal di peringan. Juga berarti mempercepat kematian

seseorang yang ada dalam kesakitan dan penderitaan hebat menjelang kematiannya.

Umpamanya, seorang penderita AIDS atau kanker tahap akhir yang sudah tidak

ada harapan sembuh secara medis dan telah kehabisan harta untuk biaya pengobatannya.

Dalam hal ini Islam tidak memperbolehkan si penderita menghabisi nyawanya, baik

dengan tangan sendiri, maupun dengan bantuan orang lain, seperti dokter dengan cara

memberi suntikan atau obat yang dapat mempercepat kematiannya (euthanasia positif)

atau dengan cara menghentikan segala pertolongan terhadap si penderita termasuk

pengobatannya (euthanasia negatif).

Orang yang mengakhiri hidupnya dengan cara demikian, berarti ia telah

mendahului atau melanggar kehendak Allah dan wewenang-Nya. Seharusnya orang

bersikap sabar dan tawakkal menghadap musibah dan berdo’a kepada Allah semoga

berkenan memberi ampunan kepadanya dan memberikan kesehatan kembali, apabila

hidupnya masih bermanfaat dan lebih baik baginya. Sebaliknya boleh memohon

Page 5: Bedah Mayat

kematian disegerakan, apabila kematian itu lebih baik baginya. Jadi, bukan si penderita

yang mengambil keputusan akhir, tetapi Allah yang menciptakanya.

Peristiwa lain mungkin saja terjadi seperti seseorang tidak tega lagi melihat

penderitaan orang lain, apakah orang tuanya atau keluarganya, dan secara medis orang

tersebut dinyatakan akan meninggal dalam waktu yang amat singkat. Lalu dia

menyarankan kepada dokter, untuk mempercepat kematiannya, atau dengan jalan

mencabut infusnya. Perbuatan yang semacam ini pun sama halnya seperti tindakan

seseorang yang mendahului wewenang Allah, dan tetap dinggap perbuatan dosa.

Menurut hemat penulis, penyebab utama terjadi bunuh diri adalah karena lemah

iman dan kurang percaya pada diri sendiri. Oleh sebab demikian, penangkal yang paling

ampuh adalah agama, yang harus dintensifkan, terutama masalah akidah. Di samping itu,

perbaikan sosial ekonomi perlu ditingkatkan, walaupun masalah itu bukan faktor penentu

untuk tidak melakukan bunuh diri.

B. TRANSPLANTASI (PENCANGKOKAN) ANGGOTA BADAN

trasplantasi ialah pemindahan organ tubuh yang masih mempunyai daya hidup sehat

untuk menggantikan organ tubuh yang tidak sehat dan tidak berfungsi lagi dengan baik. Pada

saat ini juga, ada upaya untuk memberikan organ tubuh kepada orang yang memerlukan,

walaupun orang itu tidak menjalani pengobatan, yaitu untuk orang yang buta. Hal ini khusus

donor mata bagi orang buta.

Pencangkokan organ tubuh yang menjadi pembicaraan pada waktu ini adalah : mata,

ginjal, dan jantung, karena ketiga organ tubuh tersebut sangat penting fungsinya untuk

manusia, terutama sekali ginjal dan jantung. Mengenai donor mata pada dasarnya dilakukan,

karena ingin membagi kebahagiaan kepada orang yang belum pernah melihat keindahan

alam ciptaan Allah ini, ataupun orang yang menjadi buta karena penyakit.

Untuk mengembalikan penglihatan bagi orang yang buta karena penyakit, adalah

merupakan suatu kebahagiaan juga bagi donor dan bagi si penerimanya (resipien).

Orang yang menderita penyakit mata (buta sejak lahir), ginjal dan penyakit jantung,

untuk mengharapkan dari para donor, yaitu donor mata, ginjal dan jantung.

Page 6: Bedah Mayat

Para donor yang kita kenal sekarang ini, lebih banyak dari kalangan orang yang sudah

meninggal dunia dan tidak banyak dari orang yang masih hidup.

a. Donor Orang Yang Masih Hidup

Orang yang masih hidup sehat, ada juga yang ingin menyumbangkan organ

tubuhnya kepada orang yang memerlukan umpamanya karena hubungan keluarga. Si

kakak tidak tega melihat adiknya karena ginjalnya tidak berfungsi lagi dan tipis harapan

untuk sembuh dengan cara pengobatan. Kemungkinan lain, ada orang yang mau

mengorbankan organ tubuhnya, dengan harapan ada imbalan dari orang yang

memerlukan, disebabkan karena dihimpit penderitaan hidup.

Kendatipun ada si donor yang bersedia memberikan organ tubuhnya, dalam

pelaksanaannya harus hati-hati, karena bisa berbahaya bagi si donor dan resipien

(penerima).

Pertama yang perlu diperhatikan, adalah kecocokan organ tubuh itu antara si

donor dan resipien. Percuma saja diangkat dari si donor tetapi tidak cocok untuk resipien

dan bila dikembalikan lagi, belum tentu fungsinya sama seperti semula.

Kedua, perlu diperhatikan juga kesehatan si donor, baik sebelum diangkat organ

tubuhnya maupun sesudahnya. Keinginan menolong orang lain memang suatu perbuatan

terpuji, tetapi jangan sampai mencelakakan diri sendiri. Berkenaan dengan hal ini Allah

memberi petunjuk, dengan firman-Nya :

… �wur (#qà)ù=è? ö/ä3�Ï�÷�r'Î/ �n<Î) Ïps3è=ökJ9$# … :(١٩٥ )ســوراة البقرة

Artinya:

…Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam

kebinasaan…)Al-Baqarah: 195(.

Ayat tersebut di atas mengingatkan manusia ini, jangan terlalu gegabah dan

ceroboh dalam melakukan sesuatu, apalagi suatu perbuatan yang banyak menanggung

risiko. Umpamanya, seseorang ingin memberikan ginjalnya, kerena alasan-alasan telah

disebutkan terdahulu. Buat sementara, si donor dan resipien dapat hidup, masing-masing

Page 7: Bedah Mayat

dengan satu ginjal. Tetapi bila ginjal si donor tidak berfungsi lagi, maka dia sukar untuk

ditolong kembali. Jadi, sama halnya, menghilangkan suatu penyakit (dari resipien)

dengan cara membuat penyakit baru (bagi si donor), sesuai dengan kaidah hukum Islam.

بالضـرر الضـرراليـزال

Bahaya (kemudharatan) tidak boleh dihilangkan dengan bahaya (kemudharatan) lainnya.

Begitu juga bunyi kaidah :

المصــالح ىجلب مقـدمعل ســـد المفا درء

Menghindari kerusakan, didahulukan atas menarik kemaslahatan.

Kemudian bagaimana halnya dengan orang yang masih hidup, tetapi sudah dalam

keadaan koma (tidak sadar), apakah boleh organ tubuhnya diangkat/diambil dan

kemudian diberikan kepada orang lain?

Menurut hemat penulis, selama orang itu masih hidup, tidak boleh organ

tubuhnya diambil, karena hal itu berarti mempercepat kematiannya, dan berarti pula

mendahului kehendak Allah, walaupun menurut pertimbangan dokter, orang itu akan

segera meninggal. Mengambil organ tubuhnya, boleh dikatakan sama dengan menyuntik

orang itu supaya cepat meninggal. Di samping mendahului kehendak Allah, juga tidak

etis memperlakukan orang yang sudah koma (sekarat), dengn cara mempercepat

kematiannya. Selama masih ada nyawanya, orang yang sehat wajib berikhtiar untuk

menyembuhkan orang yang sedang koma itu, sebab berdasarkan kenyataan ada saja satu,

dua orang yang sembuh kembali, walaupun secara medis sudah dinyatakan tidak ada

harapan untuk hidup.

b. Donor Orang Yang Sudah Meninggal

Adapun donor (mata, ginjal, dan jantung) yang berasal dari orang yang sudah

meninggal dunia menurut hemat penulis, tidak menyalahi ketentuan agama Islam, dengan

alasan :

Page 8: Bedah Mayat

1). Alangkah baik dan terpuji, bila organ tubuh itu dapat dimanfaatkan oleh orang lain

yang sangat memerlukannya, daripada rusak begitu saja sesudah mayat itu di

kuburkan.

2). Tindakan kemanusiaan sangat dihargai oleh agama Islam sebagaimana firman Allah :

ô`tBur….. $yd$u�ômr& !$uK¯Rr'x6sù $u�ômr& }¨$¨ 9Y $# $Yè�ÏJy_ …

Artinya :

…Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang

manusia, maka seolah-olah dia Telah memelihara kehidupan

manusia semuanya…)Al-Maidah: 32(.

3). Menghilangkan penderitaan orang lain, baik sakit jantung, ginjal maupun buta,

disuruh oleh Islam, apakah dengan cara pengobatan atau dengan cara pencangkokkan

organ tubuh, sesuai dengan kaidah hukum Islam :

الضـــرريـزال

Bahaya (kemudharatan) itu dihilangkan.

Akal sehat pun sebenarnya mengakui dan mendukung alasan-alasan di atas,

sebab penyembuhan orang yang sakit itu ditempuh dengan cara mengambil organ

tubuh dari orang (mayat) yang tidak memerlukan lagi organ tersebut.

Kendatipun dilihat dari kemaslahatan, pencangkokan organ tubuh itu

dibenarkan, tetapi perlu diperhatikan segi lain, yaitu izin dari keluarga si mayat,

supaya tidak timbul fitnah di kemudian hari dan tidak memojokkan orang tertentu

seperti dokter dan pihak-pihak lain dengan tuduhan memperjualbelikan organ tubuh.

Selain izin dari keluarga si mayat, dapat juga berbentuk wasiat dari donor selagi dia

hidup, dan wasiat itu wajib ditunaikan.

Dengan pencangkokan organ tubuh mayat, penulis berpendapat sebagaimana

telah dikemukakan di atas, yaitu diperbolehkan persyaratan-persyaratan tertentu.

Namun juga di antara ulama yang mengharamkan karena berpegang kepada ayat :

Page 9: Bedah Mayat

ô�s)s9ur $oYøB§�x. ûÓÍ_t/ tPy�#uä ö .....٧٠ ׃﴿اإلسراء﴾.

Artinya :

Dan Sesungguhnya Telah kami muliakan anak-anak Adam…

)Al-Isra’: 70(.

Juga berpegang kepada hadits Rasulullah:

ماجـه ( وابن وابردارد رواهأحمـد حيــا كسـرعظمـه مثـل كسـرعظـمالميت إن

(

Artinya :

Sesungguhnya memecahkan tulang mayat, sama seperti memecahkan tulangnya

sewaktu hidup. (HR. Ahmad, Abu Daud dan Ibnu Majah).

Menurut hemat penulis, perbuatan itu haram hukumnya, apabila unsur

merusak mayat sebagai penghinaan baginya. Sedangkan pencangkokan organ tubuh

adalah untuk kemaslahatan, membantu orang lain dan tidak ada sedikitpun unsur

penghinaan.

Kemudian ada lagi persoalan lain yang dipertanyakan, yaitu mengenai si

donor dan resipien yang berlainan agama, dan organ tubuh yang dicangkokan itu

berasal dari hewan seperti babi.

Kekhawatiran orang yang mendonorkan organ tubuhnya pada orang yang

berlainan agama ataupun pada orang yang berbuat maksiat, memang cukup beralasan.

Sebab, bila resipien dapat tertolong dengan organ tubuh itu, berarti pebuatan

maksiatnya akan berkelanjutan. Menolong orang yang berlainan agama juga

demikian. Orang yang selama ini buta, tetapi karena ia menerima mata, kemungkinan

ia akan melihat maksiat. Dosa-dosa inilah dikhawatirkan oleh para donor itu.

Kekhawatiran itu akan terjawab oleh ayat-ayat berikut, Allah berfiman :

Page 10: Bedah Mayat

br&ur }§ø�©9 Ç`»|¡SM~Ï9 �wÎ) $tB 4Ótëy� ÇÌÒÈ ¨br&ur ¼çmu�÷èy� t$ôqy� 3�t�ã� ÇÍÉÈ §NèO çm1t�øgä� uä!

#t�yfø9$# 4�nû÷rF}$# . النجم .﴾٤١-٣٩׃﴿سورة

Artinya :

Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa

yang Telah diusahakannya. Dan bahwasanya usaha itu kelak akan

diperlihat (kepadanya). Kemudian akan diberi balasan kepadanya

dengan balasan yang paling sempurna. )An-Najm:39-41(.

Allah berfirman :

�wr& â�Ì�s? ×ou�Î�#ur u�ø�Ír 3�t�÷zé& . النجم .﴾٣٨׃﴿سورة

Artinya :

Bahwasanya seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa

orang lain. )An-Najm: 38(.

Berdasarkan ayat tersebut di atas, bahwa seseorang akan dapat balasan sesuai

dengan amalnya di dunia. Demikian juga, dosa orang lain pun tidak menjadi tanggung

jawabnya. Di samping itu hendaknya dilihat pula, bahwa yang salah bukanlah organ

tubuh itu, tetapi pusat pengendali, yaitu pusat urat syaraf.

Jadi, mengenai pencangkokan organ tubuh tidak usah dipersoalkan para donor dan

resipiennya, karena tujuannya untuk kemanusiaan dan yang dilakukan dalam keadaan

darurat. Sama halnya seperti transfusi darah, tidak dipersoalkan si donor dan resipiennya.

Adapun mengenai organ tubuh binatang yang diharamkan yang dicangkokan kepada

manusia ada dua pendapat, yaitu haram dan tidak haram dalam keadaan darurat.

Hukumnya halal (mubah), karena darurat dan tidak ada jalan jalan lain lagi, yang

dapat ditempuh, sejalan dengan kaidah hukum Islam :

المظورات تبــيح الضرورة

(Keadaan) darurat itu membolehkan (hal-hal) yang dilarang.

Page 11: Bedah Mayat

Berdasarkan uraian di atas, barangkali sudah dapat dijadikan bahan pertimbangan

dalam menentukan sikap, bagi orang yang menjadi donor dan resipien (penerima) mengenai

pencangkokan (transplantasi) organ tubuh.

C. OPERASI PENGGANTIAN DAN PENYEMPURNAAN KELAMIN

A. Pendahuluan

Allah berfirman di dalam Al Quran :

ا �ي�ه� �نا الناس� ي�آأ ن�اك�م إ ل�ق� وأ�نث�ى ذ�ك�ر� م�ن خ�

ع�ل�ن�اك�م� ع�وب#ا و�ج� ب�آئ�ل� ش� ك�م� إ�ن و�ق� م� ند� أ�ك�ر� ع�اك�م� الله� �ت�ق� ب�ير1 ع�ل�يم1 الله� إ�ن أ الحجرات:} خ�13}

Artinya: "Hai sekalian manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu sekalian dari

seorang pria dan seorang wanita dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-

suku supaya kamu kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara

kamu di sisi Allah, ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu. Sesungguhnya

Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal (QS. AL Hujarat: 13)"

Ayat di atas mengajarkan prinsip equality before God and law, artinya manusia

di hadapan Tuhan dan hukum itu kedudukannya sama. Dan yang menyebabkan tinggi

dan rendahnya kedudukan manusia itu bukanlkah karena perbedaan jenis kelamin,

Page 12: Bedah Mayat

ras, bahasa, kekayaan, kedudukan dan sebagainya, melainkan karena ketaqwaannya

kepada Allah.

Manusia yang lahir dalam keadaan normal jenis kelaminnya sebagai pria atau

wanita karena mempunyai alat kelamin satu berupa dzakar (penis) atau farj (vagina)

yang normal karena sesuai dengan organ kelamin dalam, tidak diperkenankan oleh

hukum Islam melakukan operasi ganti kelamin.

B. Hukum Mengubah jenis kelamin

Jenis kelamin yang normal yang dianugerahkan Allah kepada manusia

patutlah disyukuri dengan jalan menerima kodratnya dan menjalankan semua

kewajibanya sebagai mahluk terhadap Khaliqnya sesuai dengan kodratnya tanpa

mengubah jenis kelaminnya. Maka mengubah jenis kelamin, seperti jenis kelamin laki-

laki diubah menjadi menjadi perempuan, begitupun sebaliknya, adalah hukumnya

haram.

Hal ini berdasarkan firman Allah dalam Surat An Nisa ayat 119 :

م� لنه� م� و�أل�ض� ن�ي�نه� م� و�أل�م� نه� ر� ل�ي�ب�ت�ك�ن و�أل�م� ف�م� ا�أل�ن�ع�ام� ء�اذ�ان� نه� ر� ن و�أل�م� ل�ي�غ�ي�ر� ل�ق� ف� الله� خ�ذ� و�م�ن ي�ط�ان� ي�تخ� ل�يGا الش د� الله� د�ون� م�ن و� ق� ف�

ر� ان#ا خ�س� ر� ب�ين#ا خ�س� {119النساء:} م�

Artinya : "Dan aku (setan) benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan

membangkitkan angan-angan kosong pada mereka, dan akan aku suruh mereka

Page 13: Bedah Mayat

(memotong telinga binatang ternak, lalu mereka benar-benar memotongnya untuk

berhala), dan akan aku suruh mereka mengubah ciptaan Allah, lalu mereka benar-benar

mengubah ciptaan Allah. Dan barang siapa yang menjadikan setan sebagai pelindung

selain Allah, maka sunggug dia telah merugi dengan kerugian yang nyata (QS. An Nisa :

119)"

Dalam beberapa kitab tafsir, seperti tafsir at-Thabari, As Shawi, AL Khazin,

yang dikutip Prof. Masjfuk Zuhdi, bahwa disebut beberapa perbuatan manusia yang

diharamkan karena termasuk mengubah ciptaan Allah, seperti: mengebiri manusia,

homoseksual, lesbian, menyambung rambut dengan sopak, pangur (meratakan gigi)

membuat tato, mencukur bulu alis dan takhannuts, yaitu orang pria berpakaian dan

bertingkah laku seperti wanita atau sebaliknya.

Di era kini, dengan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin

canggih, termasuk alat-alat medis cukup lengkap dan moderen, orang bisa berbuat

banyak hal, termasuk operasi plastik, kecantikan dan bahkan merubah jenis kelamin

sekalipun. Sehingga tidak sedikit kasus yang terjadi di tengah-tengah masyarakat,

seperti tato di seluruh badan, operasi jenis kelamin, dan lan-lain. Pada hal semua itu

hukumnya haram dan terkutuk. Dengan demikian ilmu pengetahuan dan teknologi

tidak jarang dijadikan alat untuk mendurhakai Khaliqnya.

Haramnya mengubah jenis kelamin dan lain-lain sebagaimana telah

disebutkan di atas ditegaskan pula oleh hadits Rasulullah Saw:

Page 14: Bedah Mayat

�ل�م�ست��وشم�ات ال�و�اشم�ات الله� �ل��ع�ن� ا و�

ات ت�ن�مص�ات �والنامص� ال�م� لجات و� ت�ف� �ل�م��� �وا

ن ات للح�س� غ�ير� ل�ق ال�م� البخارى )رواه الله خ�

والجماعة(

Artinya : "Allah mengutuk para wanikta tukang tato, yang meminta ditato, yang

menghilangkan bulu muka (alis), yang minta dihilangkan bulu mukanya (bulu alisnya),

dan para wanita yang memotong (pangur) giginya; yang semuanya itu dikerjakan dengan

tujuan untuk kecantikan dengan mengubah ciptaan Allah (HR. Bukhari dan Jamaah dari

Ibnu Mas'ud ra)".

Hadits ini bisa menunjukkan bahwa seorang pria tau wanita normal jenis

kelaminnya dilarang oleh Islam untuk menggantikan atau mengubah jenis kelaminnya

tersebut, karena mengubah ciptaan Allah tanpa alasan yang haq yang dibenarkan oleh

Islam. Juga seorang pria atau wanita yang lahir normal jemis kelaminnya, tetapi

karena lingkungannya menderita kelainan semacam kecenderungan seksnya yang

mendorongnya lahiriah "banci' dengan berpakaian dan bertingkah laku yang

berlawanan dengan jenis kelaminnya yang sebanarnya. Maka dalam hal ini juga

diharamkan oleh Islam mengubah jenis kelaminnya, sekalipun ia menderita kelainan

seks. Sebab pada hakekatnya jenis/organ kelaminnya normal, tetapi psikisnya tidak

normal. Karena itu upaya kesehatan mentalnya ditempuh melalui pendekatan

keagamaan dan kejiwaan.

Page 15: Bedah Mayat

Perlu diketahui, bahwa berpakaian dan bertingkah laku yang berlawanan

dengan jenis kelaminnya dilarang oleh agama berdasarkan sabda Nabi Saw :

به�ات الله �ل�ع�ن� ت�ش� اء من� الم��� بالرج�ال النس�

بهي�ن� ال�مت�ش� اء �الرج�ال من و� بالنس�

Artinya : "Allah mengutuk wanita-wanita yang menyerupai pria-pria dan mengutuk pria-

pria yang menyerupai wanita-wanita (HR. Turmudzi)"

Bagaimana kalau orang yang lahir tidak normal jenis kelaminnya, bolehkah

melakukan operasi ?

Mengenai orang yang lahir tidak normal jenis kelaminnya, hukum melakukan

operasi kelaminnya tergantung kepada keadaan organ kelamin luar dan dalam, dan

hal ini dapat dikelompokan sebagai berikut :

1. Apabila seorang mempunyai organ kelamin dua/ganda, penis dan vagina,

maka untuk mempertegas identitas jenis kelaminnya, ia boleh melakukan

operasi mematikan organ kelamin yang satu dan menghidupkan kelamin

yang lain yang sesuai dengan organ kelamin bagian dalam. Misalnya

seseorang mempunyai dua alat kelamin yang berlawanan, yakni penis dan

vagina, dan di samping itu ia juga mempunyai rahim dan ovarium yang

merupakan ciri khas dan utama jenis kelamin wanita, maka ia boleh,

bahkan disarankan operasi mengangkat penisnya demi mempertegas

identitas kelamin kewanitannya. Dan sebaliknya ia tidak boleh mengangkat

Page 16: Bedah Mayat

vaginanya dan membiarkan penisnya, karena berlawanan dengan organ

kelaminnya yang bagian dalam yang lebih vital, yakni rahim dan ovarium.

2. Apabila seseorang mempunyai organ kelamin satu yang kurang sempurna

bentuknya, misalnya ia mempunyai vagina yang tidak berlobang dan ia

mempunyai rahim dan ovarium, mak ia boleh bahkan dianjurkan oleh

agama untuk operasi memberi lobang pada vaginanya. Demikian pula kalau

seseorang punya penis dan tertis, tetapi lobang penisnya tidak berada di

ujung penisnya (glans penis), tetapi di bagian bawah penisnya, maka ia boleh

operasi untuk dibuatkan lobangnya yang normal.

Adapun dalil syar'I yang bisa membenarkan operasi yang bersifat

memperbaiki/menyempurnakan organ kelamin, antara lain :

1. � المفسد�ة ودفع المصلحة لج�لب Artinya untuk mengusahakan kemaslahatannya dan menghilangkan

kemudaratnya.

Orang yang lahir tidak normal jenis/organ kelaminnya terutama yang 'banci

alami" bisa mudah mengalami kelainan psikis dan sosial, akibat masyarakat yang

tidak memperlakukanya secara wajar, yang pada gilirannya bisa menjerumuskan

ia ke dalam dunia pelacuran dan menjadi sasaran kaum homo yang sangat

berbahaya bagi dirinya dan masyarakat. Sebab perbuatan anal sex (hubungan seks

melalui anus) dan oral sex (hubungan seks melalui mulut) yang biasa dilakukan

oleh kaum homo bisa juga menyebabkan terjangkitnya penyakit AIDS yang sangat

ganas yang hingga kini belum ditemukan obatnya.

Page 17: Bedah Mayat

Karena itu apabila kemajuan teknologi kedokteran bisa memperbaiki kondisi

kesehatan fisik dan psikis/mental si banci alami itu melalui operasi kelamin, maka

Islam bisa membolehkan. Bahkan menganjurkan/memandang baik, karena akan

mencapai kemaslahatan yang lebih besar daripada mudaratnya. Apalagi kalau

kebancian alami bisa dikategorikan 'penyakit" yang menurut pandangan Islam,

wajib berikhtiar diobati sebagaimana tersebut dalam hadits:

يضع لم تع����الى الله� �فان� �ت�د�او�وا�عب�اد�الله

الهرم داءواحد دواءغير له االوضع داء

عثامه( عن احمد )رواه

Artinya: "Berobatlah hai hamba-hamba Allah. Karena sesungguhnya Allah tidak

mengadakan penyakit kecuali mengadakan pula obatrnya, kecuali satu penyakit, ialah

penyakit tua (pikun) HR. Ahmad)"

2. Adapun hadits Nabi saw yang melarang orang mengubah

ciptaan Allah sebagaimana diriwayatkan oleh Bukhari dan lain-lain dari Ibnu

Mas'ud di atas, apabila tidak membawa maslahah yang besar, bahkan

mendapatkan mafsadah resiko, misalnya pengebirian seorang pria dengan

mengangkat testisnya, yang bisa menyebabkan kemandulan tetap. Tetapi apabila

mengubah ciptaan Allah itu membawa masalah yang besar dan menghindari

mafsadah, Islam membenarkan. Misalnya, khitan anak pria dengan jalan

menghilangkan kulup (qulfah, bahasa Arab, atau preputium, bahasa Latin),

dibenarkan oleh Islam, bahkan hukumnya menjadi wajib. Sebab kalau kulup yang

tidak dipotong, justru kulup itu menjadi sarang penyakit kelamin. Demikian pula

Page 18: Bedah Mayat

operasi kelamin bagi anak lahir tidak normal jenis kelaminnya diizinkan oleh

Islam, apabila secara medis bisa diharapkan terwujudnya kemaslahatan yang besar

bagi yang bersangkutan untuk kesehatan dan mentalnya.

Bagaimanakah status jenis kelamin seseorang setelah ia dioperasi kelaminnya?

Jika ada kasus merubah jenis kelamin, misalnya dari jenis kelamin wanita ke jenis

pria, maka status hukumnya tetap, yakni wanita, dan ia tidak berhak menuntut

bagian warisanya sama dengan bagian pria (2:1). Sebab ia menurut hukum tetap

berstatus sebagai wanita. Di samping operasi ganti kelamin bisa menimbulkan

konflik dalam rumah tangga. Karena suami/sitri yang telah menjalani operasi

gantiu kelamin itu tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai suami istri yang

normal. Karena itu, yang bersangkutan bisa menggugat cerai lewat lembaga

peradilan dengan alasan pasangan (partnernya) tidak dapat menjalankan

kewajibannya sebagai suami/istri yang normal.

Sebagai konseksuensi diizinkan seorang banci alami menjalani operasi

perbaikan jenis kelaminnya, maka ia boleh melakukan perkawinan dengan

pasangan yang berbeda jenis kelaminnya, dan ia berhak mendapat warisan sesuai

dengan jenis kelaminnya setelah operasi. Perubahan status hukum banci alami

menjadi pria atau wanita setelah perbaikan kelamin dapat dibenarkan oleh Islam

karena dua sebab yang utama,yaitu :

1. Pada hakekatnya Allah hanya menciptakan manusia terdiri dari dua jenis

kelamin, pria dan wanita sebagaiman tersebut dalam Al Quran Surat An Nisa

ayat 1 dan Surat Al Hujarat ayat 13.

Page 19: Bedah Mayat

2. Hasits Nabi Saw : والله بالظاهر احكم ان امرت

السرائر يتولى

Artinya : "Aku diperintah memutuskan hukum berdasarkan fakta yang tampak,

sedangkan Allah yang mengetahui segala yang rahasia"

Perlu diketahui, bahwa di kalangan ulama ahli Fiqh, "waria" yang dalam istilah

fiqh disebut khuntsa, dirumuskan sebagai "orang yang mempunyai organ

kelamin ganda yang berbeda, organ kelamin pria dan wanita, atau tidak

mempunyai sama sekali (tidak jelas identitas kelaminnya). Apabila si khuntsa

mempunyai indikasi-indikasi yang lebih cenderung menunjukan kejenis kelamin

kalakiannya, atau sebaliknya, maka ia disebut khuntsa ghairu musykil, artinya

waria yang tidak confused (membingungkan). Misalnya ia kencing lewat lubang

penisnya dan ia mempunyai kumis atau indikasi lain khas pria, maka ia

dikategorikan sebagai "pria". Sebaliknya kalau si khuntsa itu kencing lewat

lubang vaginanya dan ia mempunyai payudara atau indikasi lain yang khas

wanita, maka ia dikategorikan 'wanita".

Tetapi apabila si khuntsa itu tidak mempunyai ciri-ciri khas atau indikasi-

indikasi yang menunjukkan ke arah jenis kelamin tertentu, pri/wanita, atau ia

mempunyai indikasi atau ciri-ciri khas yang kontradiktif, maka ia disebut

khuntsa musykil, dan ia diperlakukan dalam status hukum warisnya sebagai ahli

waris yang kurang beruntung nasibnya. Sebab ia hanya menerima bagian

warisan yang lebih kecil dari alternatif bagian warisan dengan status hukum pria

Page 20: Bedah Mayat

atau wanita. Sudah tentu kalau sekiranya khuntsa musykil di atas menjalani

operasi ganti kelamin, maka bagian warisannya disesuaikan dengan identitas

jenis kelamin riil sesudah operasi.

Adalah suatu keputusan yang bijaksana dan tepat dari Seminar tentang

"Tinjauan Syari'at Islam tentang Operasi ganti Kelamin yang diselenggarakan

oleh pimpinan NU Jawa Timur pada tanggal 26-28 Desember 1989 di Pon Pes

Nurul Jadid Probolinggo, bahws manusia yang mengalami gangguan identitas

jenis kelamin (waria/khuntsa) menurut pandangan Islam, adalah manusia yang

wajar dan tidak tercela. Karena itu seminar menghimbau kepada masyarakat

agar bisa menerima dan memperlakukan mereka secara manusiawi, tidak

menguclikan dan tidak memberikan perlakuan yang justru bisa menambah

penderitaan kepada mereka.

D. BEDAH MAYAT

Ilmu pengetahuan semakin berkembang sejalan dengan perubahan zaman. Perubahan

terjadi dalam segala hal, baik dalam bidang ilmu pengetahuan secara keseluruhan, maupun

dalam bidang teknologi yang kesemuanya ditujukan dan dimaksudkan untuk kepentingan

umat manusia.

Perkembangan ilmu pengetahuan telah mengantarkan umat manusia untuk menelaah

lebih jauh tentang kepentingan dan kemaslahatannya, lebih-lebih dari tinjauan kemaslahatan

serta keabsahan menurut hukum Islam.

Semua penemuan baru sebagai hasil dari perkembangan teknologi tersebut,

hendaknya disejalankan dengan kaidah-kaidah hukum Islam, seperti “hukum bedah mayat”

menurut pandangan Islam.

Page 21: Bedah Mayat

Ilmu bidang kedokteran memerlukan teori dan praktek untuk memperoleh kebenaran

atau yang mendekati kebenaran. Begitu juga halnya dengan bedah mayat, diperlukan untuk

meneliti dan memperoleh data-data yang diperlukan dalam menjalankan tugas berbagai

pihak. Ada di antaranya untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan ada pula untuk

kepentingan penegakan hukum.

Untuk kepentingan ilmu pengetahuan, lebih tepat dan baik, bila langsung

dipraktekkan kepada tubuh manusia, tidak kepada hewan seperti monyet, kera, atau kelinci,

karena dalam banyak hal tidak sama antara tubuh binatang itu dengan tubuh manusia.

Di bawah ini akan dijelaskan hal-hal yang berkaitan dengan bedah mayat itu, yaitu:

pengertian, tujuan dan hukumnya.

a. Pengertian Bedah Mayat

Perkataan bedah mayat dalam bahasa Arab disebut :

المـوتى جثث يح تـســر

Bedah mayat adalah sustu upaya tim dokter ahli untuk membedah mayat, karena ada

maksud atau kepentingan tertentu.

Jadi, bedah mayat tidak boleh dilakukan oleh sembarang orang, kalaupun hanya

sekedar mengambil barang dari tubuh (perut) mayat itu. Sebab, manusia harus dihargai

kendati pun ia sudah menjadi mayat. Apalagi yang ada hubungannya dengan ilmu

pengetahuan dan penegakan keadilan

b. Tujuan Bedah Mayat

Di antara tujuan yang terpenting bedah mayat adalah :

1). Untuk menyelamatkan janin yang masih hidup dalam rahim mayat

Pada prinsipnya ajaran Islam memberikan tuntutan pada umatnya, agar selalu

berjihad dalam hal-hal yang tidak ada ditemukan nashnya dan sebagai landasannya

adalah firman Allah :

Page 22: Bedah Mayat

)#rß�Î »g y_ur �Îû «!$# ¨,ym ÍnÏ$ygÅ_ uqèd öNä38u;tFô_$# $tBur �@yèy_ ö/ä3ø�n=tæ �Îû ÈûïÏd�9$# ô`ÏB 8lt�ym …سوراة﴿

.﴾٧٨׃الحج

Artinya :

Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang

sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan dia sekali-kali tidak

menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan…)Q.S. Al-

Hajj: 78(.

Untuk mengatasi kesulitan yang dialami manusia, harus menggunakan akal

pikiran yang disebut ijtihad dalam Islam, yang hasilnya untuk kemaslahatan umat

dengan ketentuan, bahwa kemaslahatan umum lebih diutamakan daripada

kemaslahatan perorangan. Demikian juga halnya kemaslahatan orang hidup lebih

diutamakan daripada orang mati. Dalam hal ini berarti, janin perlu diselamatkan.

2). Untuk mengeluarkan benda yang berharga dari tubuh mayat

Dalam kehidupan sehari-hari bisa saja terjadi, bahwa seseorang menelan

permata orang lain, apakah karena alasan ingin menghilangkan jejak barang curian,

atau karena alasan lainnya dan sesudah itu diapun meninggal (kebetulan?). Kemudian

pemilik barang tersebut menuntut, agar barang (permata) tersebut dapat dikembalikan

kepadanya. Untuk mengeluarkan benda tersebut tentu membedahnya. Ada suatu hal

yang sepantasnya menjadi pertimbangan si pemilik barang, yaitu tentang nilai barang

yang ditelan orang itu. Mungkinkah dapat dimaafkan, atau diminta pengganti yang

senilai dengan barang itu. Walaupun membenarkan, tetapi hendaknya ada

pertimbangan-pertimbangan tertentu yang amat erat hubungannya dengan

kemanusiaan dan kepribadian (pribadi muslim).

Page 23: Bedah Mayat

3). Untuk kepentingan penegakan hukum

Untuk menegaskan hukum yang adil menurut Islam, tentu diserahkan

kepada ahlinya, agar para ahli itu dapat menerapkannya dengan cara yang adil dan

benar, sebagaimana firman Allah :

¨bÎ) ©!$# öNä.ã�ãBù't� br& (#r��xsè? ÏM»u »Z tBF{$# #�n<Î) $ygÎ=÷dr& #s�Î)ur OçFôJs3ym tû÷üt/ Ĩ$¨ 9Z $# br&

(#qßJä3øtrB ÉAô�yèø9$$Î/ … لنساء .﴾٥٨ ׃﴿سورة

Artinya :

Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak

menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia

supaya kamu menetapkan dengan adil… (Q.S. an-Nisa: 58).

Biasanya bedah mayat dilakukan, bila kematian seseorang diragukan, apakah

karena diracun, atau sengaja minum racun atau pembunuhan yang dilakukan dengan

cara lain. Bahkan bila ada keanehan dan kecurigaan, mayat yang sudah dikuburkan

pun digali kembali.

Penghormatan terhadap si mayat memang perlu dihargai, tetapi penegakan

hukum lebih penting lagi, karena menyangkut dengan nasib seseorang yang akan

dijatuhi hukuman, berat atau ringan.

4). Untuk kepentingan penelitian ilmu kedokteran

Salah satu cabang ilmu pengetahuan yang ada relevansi yang dengan

pembedahan mayat, yaitu ilmu anatomi, yang dasar-dasarnya sudah disebutkan dalam

Al-Qur’an sejak empat belas abad yang lalu.

Konsep inilah sebenarnya yang dikembangkan oleh sarjana muslim pada abad

pertengahan dan kemudian dipelajari oleh bangsa barat lewat penelitian ilmiah.

Konsep tersebut berbunyi:

...�öNä3à)è=ø�s� �Îû ÈbqäÜç/ öNà6ÏG»yg¨Bé& $Z)ù=yz .`ÏiB Ï�÷èt/ 9,ù=yz �Îû ;M»yJè=àß ;]»n=rO …

Page 24: Bedah Mayat

الزمر ﴾.٦ ׃﴿سورة

Artinya :

…..Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi

kejadian dalam tiga kegelapan…)Q.S. Az-Zumar: 6(.

Adapun tiga kegelapan yang dimaksud dalam ayat tersebut di atas adalah :

kegelapan dalam perut, kegelapan dalam rahim, dan kegelapan dalam selaput yang

menutup anak dalam rahim. Setelah ilmu pengetahuan mengalami kemajuan, maka

yang dimaksud dengan lafazh “ ثـلث ظلمـت adalah chorion, amnion dan “ فى

dinding uterus.

Penelitian tentu terus berlanjut dan berkesinambungan untuk menyelidiki

semua organ tubuh, seperti syaraf, otak, hati, jantung dan organ tubuh lainnya. Bahan

yang akan dijadikan penelitian adalah bahan yang asli, bukan tiruan yang

memungkinkan ialah organ tubuh mayat.

c. Hukum Bedah Mayat

Tujuan bedah mayat yang telah dikemukakan di atas, perlu dikaitkan dengan

hukum Islam, agar orang yang akan melaksanakannya tidak merasa ragu-ragu dan

dianggap bertentangan dengan ajaran agama.

1). Ketentuan hukum tentang pembedahan mayat untuk menyelamatkan janin

Dibolehkan dalam Islam membedah mayat yang di dalam rahimnya terdapat

janin yang masih hidup untuk menyelamatkannya. Maka urusan tertsebut diserahkan

kepada tim dokter ahli untuk melaksanakannya, sekaligus merawat janin yang sempat

diselamatkan itu. Bahkan ada pendapat yang mengatakan bahwa wajib hukumnya

membedah mayat bila mengandung janin yang masih hidup. Karena janin tersebut

tidak berdaya untuk menyelamatkan dirinya, maka orang hiduplah yang berkewajiban

untuk menolongnya, meskipun dengan melalui pembedahan mayat. Tetapi perlu

diketahui bahwa pembedahan tersebut, tidak boleh melewati batas-batas yang

menjadi hajat diadakan pembedahan itu. Dalam hal ini, Abdullah bin Sulaiman

mengemukakan Qaidah Imam Al-Ghazaly yang berbunyi :

Page 25: Bedah Mayat

بضـده منعكس حـدهفإنه طغيعن .ما

Artinya :

Sesuatu yang melampaui batas dari ketentuannya, maka hal itu bertentangan

dengan yang seharusnya.

Tentang kewajiban membedah mayat untuk menyelamatkan janin yang ada

dalam rahimnya, diterangkan oleh Abu Ishaaq asy-Syiraazy dengan mengatakan :

ف حيبإتال استبقاء آلنه جوفها حتىشق وفىجوفهاجنين امرأة تت ما وان

الميـت من .جزء

Artinya :

Dan apabila ada seorang perempuan yang meninggal, padahal dalam perutnya

terdapat janin yang masih hidup, maka (wajib) dibedah perutnya. Kerena cara

mempertahankan kehidupan (janin itu), ia harus dipisahkan dari mayat (ibunya).

2). Ketentuan hukum tentang pembedahan mayat untuk mengeluarkan benda yang

berharga dari perutnya

Kalau pemilik barang mengajukan tuntutannya agar barangnya, yang telah

ditelan mayat itu harus dikembalikan kepadanya, maka mayat itu wajib dibedah oleh

tim dokter ahli. Karena hal itu berkaitan dengan hak milik orang lain, yang dapat

mengganggu mayat di alam kubur, sebab menjadi pertanyaan yang harus dijawabnya

di hadapan malaikat Munkar dan Nankir.

Selama barang itu belum dikembalikan kepada pemiliknya, selama itu pula

mayat selalu tersiksa di kubur. Oleh karena itu, orang hiduplah yang berkewajiban

untuk menolongnya, terutama sekali keluarga yang harus memprakarsai

pembedahannya untuk mengeluarkan benda tersebut dari perutnya, guna

mengembalikan kepada pemiliknya.

Page 26: Bedah Mayat

Ketentuan hukum Islam tentang pembedahan mayat yang di dalam perutnya

terdapat benda berharga, diterangkan oleh Abu Ishaaq Asy-Syiraazy dengan

mengatakan :

وردت جوفها شق صاحبها ـــب وطاـل ت لغيرهوما جوهرة الميت بلع وإن

صارت آلنها يشق هما أحد ن وجها ففيه الجوهرةله نت كا الجوهرةوإن

فلم ته فىحيا استهلكها آلنه نىاليجب فهيكجوهرةاألجنبيوالثا للورثة

الورثة حق بها .يتعلق

Artinya :

Dan apabila si mayat telah menelan batu permata orang lain (yang

menyebabkan) kematiannya, lalu pemilik (barang itu) menuntut agar

dikembalikannya, maka (wajib) membedah perutnya, lalu dikembalikan batu permata

itu. Dan apabila batu permata itu milik sendiri, maka terjadi 2 macam ketetapan

hukum. Pertama; diwajibkan membedahnya, karena barang itu menjadi milik

pewarisnya. Maka disamakan keduanya dengan batu permata orang lain. Kedua;

tidak wajib kerena barang itu dianggap sudah hancur (habis) di masa hidupnya,

maka tidak ada hubungannya dengan hak milik pewarisnya.

Dari keterangan di atas, maka ditarik kesimpulan bahwa wajib hukumnya

membedah mayat bila dalam perutnya terdapat batu permata orang lain. Dan tidak

diwajibkan bila batu permata atas nama miliknya sendiri.

3). Ketentuan hukum tentang pembedahan mayat untuk kepentingan penegakan hukum

Menjatuhkan sangsi hukum terhadap si terdakwa, tidak boleh dihalang-

halangi oleh siapapun dan alasan apapun; misalnya, pelaku terhadap si korban tidak

diketahui, sedangkan tidak ada tanda-tanda yang dapat dijadikan bukti. Kalau hal itu

sulit dibuktikan dengan melalui penyelidikan di luar badan mayat, maka dibolehkan

dalam Islam untuk membedah mayat sebagai wahana untuk mencari data-data yang

diperlukan untuk pengusutan lebih lanjut.

Page 27: Bedah Mayat

Peralatan modern kadang-kadang sulit membuktikan sebab kematian

seseorang dengan hanya penyelidikan dari luar tubuh mayat. Maka kesulitan tersebut

menjadi alasan untuk membolehkan membedah mayat sebagai wahana penyelidikan,

karena dianggap sangat dihajatkan dalam penegakan hukum. Hajat inilah yang

membolehkan hal-hal yang diharamkan, sebagaimana maksud Qaidah Fiqhiyah yang

berbunyi :

الحاجة مع والكراهة الضرورات مع .الحرام

Artinya :

Tiada haram (bila) bersama darurat, dan tiada makruh (bila) bersama dengan

hajat.

صة أوخا نت كا عامة الضرورة منزلة تنزل .الحاجة

Artinya :

Hajat menempati kedudukan darurat, baik hajat umum maupun hajat

perorangan.

Salah satu tujuan menjatuhkan sangsi hukum kepada si terdakwa adalah

memberikan pelajaran kepada mereka, dan menakut-nakuti orang lain yang masih

mempunyai niat seperti si terdakwa. Karena itu, menjatuhkan sangsi hukum, tidak

dapat dikatakan sebagai perbuatan yang tidak manusiawi. Bahkan dalam Al-Qur’an

memerintahkan menjatuhkan hukuman potong tangan bagi pencuri, kerena Islam

lebih mengutamakan ketenteraman orang banyak darpada perorangan.

Kalau penegak hukum tidak mau mengusut kejahatan karena yang dianiaya

sudah mati, lalu takut mengadakan pengusutan dengan melalui pembedahan mayat,

maka berarti ia memberi jalan kepada penjahat untuk tidak takut bersaksi. Padahal

perkataan Allah yang mengatakan :

.... #s�Î)ur OçFôJs3ym tû÷üt/ Ĩ$¨ 9Z $# br& (#qßJä3øtrB ÉAô�yèø9$$Î/ (٥٨: ..)النساء

Page 28: Bedah Mayat

Artinya :

Bermaksud menjatuhkan hukum sejauh mungkin, meskipun

melalui pembedahan mayat dan pembongkaran kuburan untuk

mencapai keadilan. )An-Nisa : 58(.

Untuk melaksanakan masalah tersebut di atas, maka seharusnya penegak

hukum bekerja sama dengan tim dokter ahli yang dapat di percaya kejujurannya, agar

mayat tersebut mendapatkan visum et repertum, sehingga dari hasil

penyelidikan itu dapat memberi keterangan kepada penegak hukum untuk mengetahui

pelaku tindak pidana itu.

5). Ketentuan Hukum tentang Pembedahan Mayat untuk Keperluan Penelitian Ilmu

Kesehatan

wajib kifayah bagi orang Muslim mempelajari ilmu-ilmu umum, antara lain

ilmu Kedokteran, Biologi, dan Fisika, baik dengan melalui literatur, maupun dengan

praktikum dan penelitian, termasuk bedah mayat sebagai sarananya.

Kalau memang dibutuhkan mayat sebagai sarana penelitian untuk

pengembangan Ilmu Kedokteran, maka dalam Islam dibolehkannya. Karena

pengembangan ilmu kedokteran, bertujuan untuk mensejahterakan umat manusia,

sedangkan misi Islam sejalan dengan tujuan tersebut.

Begitu halnya. agama Islam membolehkan suntikan paru-paru atau limpa

mayat yang disebut istilah mutpunctie untuk mencegah berjangkitnya penyakit yang

diderita mayat, karena dinyatakan darurat di tempat yang bersangkutan. Sedangkan

darurat membolehkan hal-hal yang diharamkan, sebagaimana maksud Qaidah

Fiqhiyah yang berbunyi :

ت المحظورا تبيح ت .الضرورا

Artinya :

Persoalan darurat itu membolehkan sesuatu yang diharamkannya.

Page 29: Bedah Mayat

Kebolehan membedah mayat dalam Islam, dilandasi oleh alasan bahwa

memperbaiki nasib orang hidup lebih diutamakan daripada kepentingan orang yang

sudah mati.

d. Pendapat Para Ulama Tentang Bedah Mayat

Dalam menentukan hukum bedah mayat, tidak sama pendapat para ulama,

sebagaimana terlihat pada uraian berikut :

1). Imam Ahmad bin Hambali

seorang yang sedang hamil dan kemudian dia meninggal dunia, maka

perutnya tidak perlu dibedah, kecuali sudah diyakini benar, bahwa janin itu masih

hidup.

2). Imam Syafi’i

Jika seorang hamil, kemudian dia meninggal dunia, dan ternyata janinnya

masih hidup, maka perutnya boleh dibedah untuk mengeluarkan janinnya. Begitu juga

hukumnya, kalau dalam perut si mayat itu ada barang yang berharga.

3). Imam Malik

Seorang yang meninggal dunia dan di dalam perutnya ada barang yang

berharga, maka mayat itu harus dibedah, baik barang itu milik sendiri maupun milik

orang lain. Tetapi tidak perlu (tidak boleh dibedah), kalau hanya untuk mengeluarkan

janin yang diperkirakan masih hidup.

4). Imam Hanafi

seandainya diperkirakan janin masih hidup, maka perutnya wajib dibedah

untuk mengeluarkan janin itu.

Page 30: Bedah Mayat

Kalau kita perhatikan pendapat para Imam Mujtahid di atas jelas, bahwa yang

disinggung hanya dua masalah saja, yaitu penyelamatan janin dan mengeluarkan benda

yang berharga dari perut si mayat. Mengenai bedah mayat untuk kepentingan penegakan

hukum dan kepentingan pendidikan dan penelitian tidak dibicarakan dan tidak disinggung

sama sekali. Hal ini disebabkan, karena masalah tersebut tidak terpikirkan oleh mereka

dan belum ada tuntutan yang memerlukan pemecahan dengan segera. Masalah yang

dihadapi, masih sederhana, tidak seperti sekarang ini.

Persoalan inipun sebenarnya merupakan salah satu indikasi, bahwa apa yang

diperlukan pada saat ini, belum tentu kita temukan hukumnya dalam kitab fiqh lama.

Dalam kondisi seperti inilah, peran ilmuwan dalam masing-masing ilmunya sangat

diperlukan untuk menuntaskan berbagai masalah yang mencul dalam masyarakat.

Pada masa lalu, berbagai masalah barangkali dapat ditemukan hukumnya oleh

seorang mujtahid, tetapi amat berbeda dengan zaman sekarang ini, yang menuntut

berbagai macam disiplin ilmu dalam memecahkan suatu masalah.