BEDAH ILEUS OBSTRUKTIF
-
Upload
deffina-ruth-widjanarko -
Category
Documents
-
view
59 -
download
0
description
Transcript of BEDAH ILEUS OBSTRUKTIF
PENDAHULUAN
Ileus obstruktif merupakan suatu penyumbatan mekanis pada usus dan mengganggu
jalannya isi usus. Setiap tahunnya 1 dari 1000 penduduk dari segala usia didiagnosa ileus. Ileus
obstruktif merupakan kegawatan dalam bedah abdominalis yang sering dijumpai dan merupakan
60-70% dari seluruh kasus akut abdomen yang bukan appendisitis akut. Penyebab terseringnya
adalah karena adhesi. Selain memberikan perasaan tidak nyaman, ileus obstruktif dapat pula
menyebabkan kematian usus.
Tinjauan pustaka ini akan membahas ileus obstruktif, dari anamnesis, diagnosis, sampai
dengan prognosis.
ISI
Anamnesis
Anamnesis merupakan wawancara medis yang merupakan tahap awal dari rangkaian
pemeriksaan pasien, baik secara langsung atau tidak langsung. Tujuan dari anamnesis adalah
mendapatkan informasi menyeluruh dari pasien yang bersangkutan. Informasi yang dimaksud
adalah data medis organobiologis, psikososial, dan lingkungan pasien. Selain itu, tujuan lainnya
yang tidak kalah penting adalah membina hubungan antara dokter dan pasien yang professional
dan optimal. Data anamnesis terdiri atas beberapa kelompok data penting:1
1. Identitas pasien
2. Riwayat penyakit sekarang
3. Riwayat penyakit dulu
4. Riwayat kesehatan keluarga
5. Riwayat pribadi, sosial-ekonomi, budaya
Pasien biasanya mengeluh nyeri pada perut, disertai dengan tidak adanya flatus atau
defekasi. Perut pasien biasanya terasa kembung dan keras. Pada pasien suspek ileus, ada
beberapa hal yang perlu ditanyakan:2
- Sejak kapan nyeri timbul
- Ada atau tidaknya anoreksia dan penurunan berat badan
- Lokasi nyeri
- Apakah perut teras keras dan kembung
- Kapan flatus dan defekasi terakhir
- Riwayat penyakit usus dan operasi usus
Pemeriksaan
Fisik
Setelah didapatkan data-data dari anamnesis, pada pemeriksaan fisik akan ditemukan
gejala-gejala sebagai berikut:
Inspeksi
Dapat ditemukan tanda-tanda generalisata dehidrasi yang mencakup kehilangan turgor
kulit, mulut dan lidah kering. Pada abdomen harus dilihat adanya distensi, parut
abdomen, hernia dan massa abdomen. Terkadang dapat dilihat gerakan peristaltik usus
yang bisa berkorelasi dengan mulainya nyeri kolik yang disertai mual dan muntah.
Penderita tampak gelisah dan menggeliat sewaktu serangan kolik.3,4
Gambar 1. Gerakan Peristaltik Usus
Auskultasi
Auskultasi memberikan informasi yang penting tentang motilitas usus. Dengarkan
abdomen sebelum melakukan perkusi atau palpasi karena kedua maneuver ini dapat
mengubah frekuensi bunyi usus. Pada ileus obstruktif terdengar kehadiran episodic
gemerincing logam bernada tinggi dan gelora (rush) di antara masa tenang. Tetapi setelah
beberapa hari dalam perjalanan penyakit (di mana usus telah berdilatasi), maka aktivitas
peristaltik (dan juga bising usus) bisa tidak ada atau menurun parah. Tidak ada nyeri usus
bisa juga ditemukan dalam ileus paralitikus.2,4
Palpasi
Manuver ini bertujuan mencari adanya tanda iritasi peritoneum maupun nyeri tekan yang
mencakup ‘defense musculair’ involunter atau rebound dan pembengkakan atau massa
yang abnormal.
Bagian akhir yang diharuskan dari pemeriksaan adalah pemeriksaan rektum dan pelvis,
dimana akan ditemukan massa atau tumor serta tidak adanya feses di dalam kubah rektum. Hal
ini menggambarkan ileus obstruktif usus halus. Jika darah makroskopik atau feses positif banyak
ditemukan di dalam rektum, maka sangat mungkin bahwa ileus obstruktif didasarkan atas lesi
instrinsik di dalam usus halus. Apabila isi rektum menyemprot, dicurigai penyakit Hirchsprung.4
Penunjang
Pemeriksaan sinar-X atau X-Ray bisa sangat bermanfaat dalam mengkonfirmasi
diagnosis ileus obstruktif. Foto abdomen tegak dan berbaring yang pertama dibuat. Adanya
gelang usus terdistensi dengan batas udara, cairan dalam pola tangga pada film tegak sangat
menggambarkan iliocaecalis kompeten, maka distensi gas dalam kolon merupakan satu-satunya
gambaran penting. Penggunaan kontras dikontraindikasikan karena adanya perforasi peritonitis.
Barium enema diindikasikan untuk invaginasi.4
Gambar 2. Ileus Obstruksi
Pada pemeriksaan laboratorium, ditemukan adanya leukositosis. Adanya pergeseran ke
kiri biasanya terjadi bila terdapat strangulasi, tetapi hitung darah putih yang normal tidak
menyimpangkan strangulasi. Peningkatan amilase serum kadang-kadang ditemukan pada semua
bentuk ileus obstruktif, khususnya jenis strangulasi.5
Diagnosis
Diagnosis Kerja
Untuk mendiagnosis ileus obstruktif dapat melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik,
pemeriksaan radiologi dan pemeriksaan laboratorium. Terapi harus dilakukan segera untuk
menghindari berbagai komplikasi yang tidak diinginkan.
Diagnosis Banding
Berikut ini adalah diagnosis banding untuk ileus obstruktif:
Appendisitis Akut
Merupakan penyakit radang pada appendiks vermiformis yang terjadi secara akut.
Appendiks atau umbang cacing hingga saat ini fungsinya masih belum diketahui dengan
pasti, namun sering menimbulkan keluhan yang mengganggu.
Penyebab terjadinya appendicitis biasanya adalah karena infeksi bakteri. Namun banyak
pula faktor pencetus lainnya, di antaranya adalah obstruksi yang terjadi pada lumen
appendiks. Obstruksi pada lumen appendiks ini biasanya disebabkan karena adanya
timbunan tinja yang keras (fekalit), hipoplasia jaringan limfoid, penyakit cacing, parasit,
benda asing dalam tubuh, kanker primer dan striktur. Namun yang paling sering
menyebabkan obstruksi lumen appendiks adalah fekalit dan hyperplasia jaringan limfoid.
Ada beberapa gejala awal yang khas pada appendisitis akut, yaitu nyeri yang dirasakan
secara samar (nyeri tumpul) di daerah sekitar pusar. Seringkali disertai dengan rasa mual,
bahkan terkadang muntah. Kemudian nyeri tersebut akan berpindah ke perut kanan
bawah dengan tanda-tanda yang khas pada appendisitis akut yaitu nyeri pada titik Mc
Burney. Nyeri perut ini akan bertambah sakit apabila terjadi pergerakan, seperti batuk,
bernapas dalam, bersin atau disentuh pada daerah yang sakit. Selain nyeri, ditemui pula
gejala lain seperti demam derajat rendah, mulas, konstipasi atau diare, perut
membengkak, dan ketidakmampuan mengeluarkan gas.
Batu Ginjal (Urolithiasis)
Urolithiasis merupakan batu pada saluran kemih. Batu saluran kemih dapat ditemukan di
sepanjang saluran kemih, mulai dari sistem kaliks ginjal, pielum, ureter, buli-buli dan
urethra. Batu ini mungkin terbentuk di ginjal kemudian turun ke saluran kemih bagian
bawah atau memang terbentuk di saluran kemih bagian bawah karena adanya stasis urine.
Batu ginjal merupakan batu yang terbentuk di tubuli ginjal, kemudian berada di kaliks,
infudibulum, pelvis ginjal dan bahkan bisa mengisi pelvis serta seluruh kaliks ginjal dan
merupakan batu saluran kemih yang paling sering terjadi.
Keluhan yang disampaikan pasien tergantung pada letak batu, besar batu dan penyulit
yang telah terjadi. Pada pemeriksaan fisik mungkin didapatkan nyeri ketok di daerah
kosto-vertebra, teraba ginjal pada sisi yang sakit akibat hidronefrosis, ditemukan tanda-
tanda gagal ginjal, retensi urine dan jika disertai infeksi didapatkan demam atau
menggigil. Pemeriksaan sedimen urine menunjukan adanya lekosit, hematuria dan
dijumpai kristal-kristal pembentuk batu. Pemeriksaan kultur urine mungkin menunjukkan
adanya adanya pertumbuhan kuman pemecah urea. Pemeriksaan faal ginjal bertujuan
mencari kemungkinan terjadinya penurunan fungsi ginjal dan untuk mempersipkan
pasien menjalani pemeriksaan foto PIV. Perlu juga diperiksa kadar elektrolit yangdiduga
sebagai penyebab timbulnya batu salran kemih (kadar kalsium, oksalat, fosfat maupun
urat dalam darah dan urine)
Batu Empedu (Kolelitiasis)
Merupakan pembentukan batu patologis di saluran empedu. Ada beberapa jenis batu
empedu berdasarkan komponen terbesar yang dikandungnya, contohnya adalah batu
kolesterol dan batu bilirubin.
Penderita batu kandung empedu biasanya memberi keluhan saat batu tersebut bermigrasi
dan menyumbat duktus sistikus atau duktus choledochus, sehingga gambaran klinisnya
bervariasi dari yang tanpa gejala, ringan sampai berat karena adanya komplikasi.
Dijumpai nyeri di daerah hipokondrium kanan, yang kadang-kadang disertai kolik bilier
yang timbul menetap. Rasa nyeri kadang-kadang dijalarkan sampai ke daerah subskapula
disertai nausea, vomitus, dan dispesia. Pada pemeriksaan fisik tanda Murphy positif dan
terdapat pembesaran kandung empedu.
Kolik bilier merupakan keluhan utama pada sebagian besar pasien. Nyeri viseral ini
berasal dari spasmetonik akibat obstruksi transient duktus sistikus oleh batu. Dengan
istilah kolik biler tersirat pengertian bahwa mukosa kandung empedu tidak
memperlihatkan inflamasi akut. Kolik bilier biasanya timbul pada malam hari atau dini
hari, berlangsung antara 30-60 menit, menetap dan nyeri terutama timbul di daerah
epigastrium.6
Ileus Paralitik
Merupakan suatu keadaan dimana pergerakan kontraksi normal dinding usus untuk
sementara waktu berhenti. Seperti halnya dengan penyumbatan mekanis, ileus juga
mengalangi jalannya isi usus, tetapi ileus tipe ini jarang menyebabkan perforasi.
Penyebab ileus paralitik mungkin disebabkan oleh suatu infeksi atau bekuan darah di
dalam perut; aterosklerosis yang menyebabkan berkurangnya aliran darah ke usus; cedera
pada pembuluh darah usus; kelainan di luar usus seperti gagal ginjak atau kadar elektrolit
darah yang abnormal; obat-obatan tertentu; kelenjar tiroid yang kurang aktif; atau gejala
setelah pembedahan.
Gejala yang ditimbulkan pada ileus paralitik antara lain: kembung, muntah, sembelit
yang berat, dan kram perut. Penderita biasanya tidak merasakan rasa nyeri. Bising usus
biasanya berkurang atau hilang sama sekali.7
Epidemiologi
Berdasarkan penelitian, 60% penderita yang mengalami ileus obstruktif rata-rata berumur
sekitar 16-98 tahun, menandakan ileus obstruktif dapat menyerang hampir seluruh golongan
usia. Berdasarkan jenis kelamin, perempuan lebih banyak mengalami ileus obstruktif
dibandingkan dengan laki-laki.
Etiologi
Ileus obstruktif adalah kerusakan atau hilangnya pasase isi usus yang disebabkan oleh
sumbatan mekanik. Rintangan pada jalan isi usus akan menyebabkan isi usus terhalang dan
tertimbun di bagian proksimal dari sumbatan, sehingga pada daerah proksimal tersebut akan
terjadi distensi atau dilatasi usus.
Obstruksi usus juga disebut obstruksi mekanik misalnya oleh strangulasi, invaginasi, atau
sumbatan di dalam lumen usus. Pada obstruksi harus dibedakan lagi obstruksi sederhana dari
obstruksi strangulasi. Obstruksi sederhana ialah obstruksi yang tidak disertai terjepitnya
pembuluh darah. Pada strangulasi ada pembuluh darah yang terjepit sehingga terjadi iskemia
yang akan berakhir dengan nekrosis atau gangren yang ditandai dengan gejala umum berat, yang
disebabkan oleh toksin dari jaringan gangren. Jadi strangulasi memperlihatkan kombinasi gejala
obstruksi dengan gejala sistemik akibat adanya toksin dan sepsis. Obstruksi usus yang
disebabkan oleh hernia, invaginasi, adhesi, dan volvulus mungkin sekali disertai strangulasi.
Sedangkan obstruksi oleh tumor atau obstruksi oleh cacing askaris adalah obstruksi sederhana
yang jarang menyebabkan strangulasi.
Ada beberapa penyebab ileus obstruktif, yaitu:4,8
- Adhesi (perlekatan usus halus)
Merupakan penyebab tersering ileus obstruktif, dengan prevalensi 50-70% dari semua kasus.
Adhesi bisa disebabkan oleh riwayat operasi intraabdominal sebelumnya atau proses
inflamasi intraabdominal. Obstruksi yang disebabkan oleh adhesi berkembang sekitar 5%
dari pasien yang mengalami operasi abdomen dalam hidupnya. Perlengketan congenital juga
dapat menimbulkan ileus obstruktif di dalam masa anak-anak
- Hernia inkarserata ekternal (inguinal, femoral, umbilical, insisional, atau parastomal)
Merupakan penyebab kedua terbanyak dan merupakanan penyebab tersering pada pasien
yang tidak memiliki riwayat operasi abdomen. Hernia interna (paraduodenal, kecacatan
mesentericus, dan hernia foramen Winslow) juga bisa menyebabkan hernia tipe ini
- Neoplasma
Tumor primer usus halus dapat menyebabkan obstruksi intralumen, sedangkan tumor
metastase atau tumor intraabdominal dapat menyebabkan obstruksi melalui kompresi
eksternal
- Intusepsi (masuknya usus proksimal ke bagian distal) usus halus
Menimbulkan obstruksi dan iskemia terhadap bagian usus yang mengalami intususepsi.
Tumor, polip, pembesaran limfe mesentericus dapat dijadikan sebagai petunjuk awal
intususepsi
- Penyakit Crohn
Dapat menyebabkan obstruksi sekunder sampai inflamasi akut selama masa infeksi atau
karena striktur yang kronik
- Volvulus
Sering disebabkan oleh adhesi atau kelainan congenital, seperti maltorasi usus. Volvulus
lebih sering sebagai penyebab obstruksi usus besar.
- Batu empedu yang masuk ke ileus
Inflamasi yang berat dari kantong empedu menyebabkan fistula dari saluran empedu ke
duodenum atau usus halus yang menyebabkan batu empedu masuk ke traktus
gastrointestinal. Batu empedu yang besar dapat terjepit di usus halus, umumnya pada bagian
ileum terminal atau katup ileocaecal yang menyebabkan obstruksi
- Benda asing, seperti bezoar
- Divertikulum Meckel yang bisa menyebabkan volvulus, intususepsi atau hernia Littre
- Fibrosis kistik dapat menyebabkan obstruksi parsial kronik pada ileum distalis dan kolon
kanan sebagai akibat adanya benda seperti mekonium
Berdasarkan penyebabkan, ileus obstruktif dapat dibedakan menjadi tiga kelompok:
1. Lesi-lesi intraluminal, misalnya fekalit, benda asing, bezoar, batu empedu
2. Lesi-lesi intramural, misalnya malignasi atau inflamasi
3. Lesi-lesi ekstramural, misalnya adhesi, hernia, volvulus atau intususepsi.
Ileus obstruktif dibagi lagi menjadi tiga jenis dasar:4
1. Ileus obstruktif sederhana, dimana obstruksi tidak disertai dengan terjepitnya pembuluh
darah (strangulasi)
2. Ileus obstruktif stangulasi, dimana obstruksi disertai dengan penjepitan pembuluh darah
sehingga terjadi iskemia yang akan berakhir dengan nekrosis atau gangrene yang ditandai
dengan gejala umum berat, yang disebabkan oleh toksin dari jaringan gangrene
3. Ileus obstruktif jenis gelung tertutup, dimana terjadi bila jalan masuk dan keluar suatu
gelung usus tersumbat, dimana paling sedikit terdapat dua tempat obstruksi
Gambar 3. Macam-macam Penyebab Ileus
Patofisiologi
Obstruksi ileus merupakan penyumbatan intestinal mekanik yang terjadi karena adanya
daya mekanik yang bekerja atau mempengaruhi dinding usus sehingga menyebabkan
penyempitan atau penyumbatan lumen usus. Hal tersebut menyebabkan pasase lumen usus
terganggu. Akan terjadi pengumpulan isi lumen usus yang berupa gas dan cairan, pada bagian
proximal tempat penyumbatan, yang menyebabkan pelebaran dinding usus (distensi). Sumbatan
usus dan distensi usus menyebabkan rangsangan terjadinya hipersekresi kelenjar pencernaan.
Dengan demikian akumulasi cairan dan gas makin bertambah yang menyebabkan distensi
usus tidak hanya pada tempat sumbatan tetapi juga dapat mengenai seluruh panjang usus sebelah
proksimal sumbatan. Sumbatan ini menyebabkan gerakan usus yang meningkat (hiperperistaltik)
sebagai usaha alamiah. Sebaliknya juga terjadi gerakan antiperistaltik. Hal ini menyebabkan
terjadi serangan kolik abdomen dan muntah-muntah. Pada obstruksi usus yang lanjut, peristaltik
sudah hilang oleh karena dinding usus kehilangan daya kontraksinya.4,9
Manifestasi Klinis
Terdapat 4 tanda kardinal pada pasien ileus obstruktif, dimana gejala-gejala tersebut
bergantung kepada lokasi obstruksi, lamanya obstruksi, penyebabnya dan ada atau tidaknya
iskemia usus:4
1. Nyeri abdomen
2. Muntah
3. Distensi
4. Kegagalan buang air besar atau gas
Dengan melihat patogenesis yang terjadi, maka gambaran klinik yang dapat ditimbulkan
sebagai akibat obstruksi usus dapat bersifat sistemik dan serangan yang bersifat kolik.
Gambaran klinik yang bersifat sistemik meliputi :
- Dehidrasi berat
- Hipovolemia
- Syok
- Oligouria
- Gangguan keseimbangan elektrolit
- Perut kembung
- Kelebihan cairan usus
- Kelebihan gas dalam usus
Gambaran klinik serangan kolik meliputi :
- Nyeri perut berkala
- Distensi berat
- Mual atau muntah
- Gelisah atau menggeliat
- Hiperperistaltik
- Nada tinggi
- Halangan pasase
- Obstipasi
- Tidak ada flatus
Nyeri abdomen biasanya bersifat tetap pada mulanya dan kemudian menjadi bersifat
kolik. Sekunder terhadap kontraksi peristaltik kuat pada dinding usus melawan obstruksi.
Frekuensi episode tergantung atas tingkat obstruksi, yang muncul setiap 4-5 menit dalam ileus
obstruktif usus halus, dan setiap 15-20 menit pada ileus obstruktif usus besar. Nyeri dari ileus
obstruktif usus halus demikian biasanya terlokalisasi supraumblikus di dalam abdomen. Dengan
berlalunya waktu, usus berdilatasi, motilitas menurun, sehingga gelombang peristaltik menjadi
jarang, sampai akhirnya berhenti. Pada saat ini nyeri mereda dan diganti oleh pegal generalisata
menetap di keseluruhan abdomen. Jika nyeri abdomen menjadi terlokalisasi baik, parah, menetap
dan tanpa remisi, maka ileus obstruksi strangulata harus dicurigai.
Muntah refleks ditemukan segera setelah mulainya ileus obstruksi yang memuntahkan
apapun makanan dan cairan yang terkandung, yang juga diikuti oleh cairan duodenum, yang
kebanyakan cairan empedu. Setelah mereda, maka muntah tergantung atas tingkat ileus
obstruktif. Jika ileus obstruktif usus halus, maka muntah terlihat dini dalam perjalanan dan terdiri
dari cairan jernih hijau atau kuning. Usus didekompresi dengan regurgitasi, sehingga tak terlihat
distensi. Jika ileus obstruktif usus besar, maka muntah timbul lambat dan setelah muncul
distensi. Muntahannya kental dan berbau busuk (fekulen) sebagai hasil pertumbuhan bakteri
berlebihan sekunder terhadap stagnasi. Distensi pada ileus obstruktif derajatnya tergantung
kepada lokasi obsruksi dan makin membesar bila semakin ke distal lokasinya. Gerakan
peristaltik terkadang dapat dilihat. Gejala ini terlambat pada ileus obstruktif usus besar dan bisa
minimal atau absen pada keadaan oklusi pembuluh darah mesenterikus.
Konstipasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu konstipasi absolut (dimana feses dan gas
tidak bisa keluar) dan relatif (dimana hanya gas yang bisa keluar). Kegagalan mengerluarkan gas
dan feses per rektum juga suatu gambaran khas ileus obstruktif. Tetapi setelah timbul obstruksi,
usus distal terhadap titik ini harus mengeluarkan isinya sebelum terlihat obstipasi, sehingga
dalam ileus obstruktif usus halus, usus dalam panjang bermakna dibiarkan tanpa terancam di
usus besar. Lewatnya isi usus dalam bagian usus besar ini memerlukan waktu, sehingga mungkin
tidak ada obstipasi, selama beberapa hari. Sebaliknya, jika ileus obstruktif usus besar, maka
obstipasi akan terlihat lebih dini. Dalam ileus obstuksi sebagian, diare merupakan gejala yang
ditampilkan pengganti obstipasi. Dehidarasi umumnya terjadi pada ileus obstruktif usus halus
yang disebabkan muntah yang berulang-ulang dan pengendapan cairan. Hal ini menyebabkan
kulit kering dan lidah kering, pengisian aliran vena yang jelek dan mata gantung dengan
oliguria.4,5,8
Kemunculan dan adanya gejala nyeri tekan lokal merupakan tanda yang sangat penting,
tetapi nyeri tekan yang tidak jelas memerlukan penilaian rutin. Sangat penting untuk
membedakan antara ileus obstruktif dengan strangulasi dengan tanpa strangulasi, karena
termasuk operasi emergensi. Penegakan diagnosa hanya tergantung gejala klinis. Sebagai catatan
perlu diperhatikan:
1. Kehadiran syok menandakan iskemia yang sedang berlansung
2. Pada strangulasi yang mengancam, nyeri tidak pernah hilang total
3. Gejala-gejala biasanya muncul secara mendadak dan selalu berulang
4. Kemunculan dan adanya gejala nyeri tekan lokal merupakan tanda yang sangat penting,
tetapi, nyeri tekan yang tidak jelas memerlukan penilaian rutin
Pada ileus obstruktif tanpa strangulasi kemungkinan bisa terdapat area dengan nyeri
tekan lokal pada tempat yang mengalami obstruksi; pada strangulasi selalu ada nyeri
tekan lokal yang berhubungan dengan kekakuan abdomen
5. Nyeri tekan umum dan kehadiran kekakuan abdomen/rebound tenderness menandakan
perlunya laparotomy segera
6. Pada kasus ileus obstruktif dimana nyeri tetap asa walaupun telah diterapi konservatif,
walaupun tanpa gejala-gejala di atas, strangulasi tetap harus didiagnosa
7. Ketika srangulasi muncul pada hernia eksternal dimana benjolan tegang,lunak,
ireponibel, tidak hanya membesar karena reflek batuk dan benjolansemakin membesar
Sederhana Strangulata
Nyeri Abdomen Kolik Menetap
Muntah + +
Distensi Abdomen + +
Obstipasi + +
Peristaltik +/Meningkat +/Menurun
Leukosit Naik Naik
KU memburuk Lambat Cepat
Tabel 1. Perbandingan Ileus Obstruktif Sederhana dan Strangulasi
Tatalaksana
Terapi ileus obstruktif biasanya melibatkan tindakan bedah. Penentuan waktu kritis
tergantung jenis dan lama proses ileus obstruktif. Operasi dilakukan secepat dan selayak
mungkin dengan memperhatikan keadaan keseluruhan pasien. Tujuan utama penatalaksanaan
adalah dekompresi bagian yang mengalami obstruksi untuk mencegah perforasi. Tindakan
operasi biasanya selalu diperlukan. Menghilangkan penyebab ileus obstruktif adalah tujuan
kedua. Kadang-kadang, suatu penyumbatan sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan,
terutama jika disebabkan oleh karena perlengkatan. Dekompresi pipa bagi traktus gastrointestinal
diindikasikan untuk dua alasan:4
1. Untuk dekompresi lambung sehingga memperkecil kesempatan aspirasi usus
2. Membatasi masuknya udara yang ditelan ke dalam saluran pencernaan, sehingga
mengurangi distensi usus yang bisa menyebabkan peningkatan tekanan intralumen dan
kemungkinan ancaman vaskular
Untuk kasus ileus obstruktif non-bedah, biasanya pasien diberikan bantuan asupan
nutrisi, baik secara enteral maupun parenteral. Pipa yang digunakan untuk tujuan demikian
dibagi menjadi dua kelompok:4
1. Pendek, hanya untuk lambung
2. Panjang, untuk intubasi keseluruhan usus halus
Pasien dipuasakan kemudian dilakukan juga resusitasi cairan dan elektrolit untuk
perbaikan keadaan umum. Setelah keadaan optimum tercapai barulah dilakukan laparatomi.
Pemberian antibiotika spectrum lebar di dalam gelung usus yang terkena obstruksi strangulasi
terbukti meningkatkan kelangsungan hidup. Akan tetapi, karena tidak mudah membedakan ileus
obstruksi strangulate dan sederhana, maka pemberian antibiotika harus diberikan pada semua
pasien ileus obstruksi. Operasi dapat dilakukan bila sudah mencapai rehidrasi dan organ-organ
vital sudah berfungsi dengan baik. Akan tetapi, yang paling sering dilakukan adalah pembedahan
sesegera mungkin. Tindakan bedah dilakukan bila:
1. Strangulasi
2. Obstruksi lengkap
3. Hernia inkaserata
4. Tidak ada perbaikan dengan pengobatan konservatif (dengan pemasangan NGT, infus,
oksigen dan kateter)
Tindakan yang terlibat dalam terapi bedahnya masuk ke dalam beberapa kategori,
mencakup:4
1. Lisis pita lekat atau reposisi hernia
2. Pintas usus
3. Reseksi dengan anatomosis
4. Diversi stoma dengan atau tahap reseksi
Pengobatan pasca bedah sangat penting terutama dalam hal cairan dan elektrolit. Kita
harus mencegah terjadinya gagal ginjal dan harus memberikan kalori yang cukup. Perlu diingat
bahwa pasca bedah usus pasien masih dalam keadaan paralitik.
Pada umumnya dikenal 4 macam (cara) tindakan bedah yang dikerjakan pada obstruksi
ileus:8,9
Koreksi sederhana (simple correction). Hal ini merupakan tindakan bedah sederhana
untuk membebaskan usus dari jepitan, misalnya pada hernia incarcerata non-strangulasi,
jepitan oleh streng/adhesi atau pada volvulus ringan.
Tindakan operatif by-pass. Membuat saluran usus baru yang "melewati" bagian usus
yang tersumbat, misalnya pada tumor intralurninal, Crohn disease, dan sebagainya.
Membuat fistula entero-cutaneus pada bagian proximal dari tempat obstruksi, misalnya
pada Ca stadium lanjut.
Melakukan reseksi usus yang tersumbat dan membuat anastomosis ujung-ujung usus
untuk mempertahankan kontinuitas lumen usus, misalnya pada carcinomacolon,
invaginasi, strangulata, dan sebagainya. Pada beberapa obstruksi ileus, kadang-kadang
dilakukan tindakan operatif bertahap, baik oleh karena penyakitnya sendiri maupun
karena keadaan penderitanya, misalnya pada Ca sigmoid obstruktif, mula-mula dilakukan
kolostomi saja, kemudian hari dilakukan reseksi usus dan anastomosis.
Prognosis
Mortalitas obstruksi tanpa strangulata adalah 5% sampai 8% asalkan operasi dapat segera
dilakukan. Keterlambatan dalam melakukan pembedahan atau jika terjadi strangulasi atau
komplikasi lainnya akan meningkatkan mortalitas sampai sekitar 35% atau 40%. Prognosisnya
baik bila diagnosis dan tindakan dilakukan dengan cepat.11
KESIMPULAN
Ileus obstruktif adalah kerusakan atau hilangnya pasase isi usus yang disebabkan oleh
sumbatan mekanik. Rintangan pada jalan isi usus akan menyebabkan isi usus terhalang dan
tertimbun di bagian proksimal dari sumbatan, sehingga pada daerah proksimal tersebut akan
terjadi distensi atau dilatasi usus. Adhesi, hernia, dan tumor mencakup 90% etiologi kasus
obstruksi mekanik usus halus.
Gejala pada pasien ileus obstruktif cukup khas, yaitu nyeri akibat kolik pada perut kanan
atas, disertai dengan tidak bisanya flatus dan defekasi. Selain itu, penderita biasanya juga
mengalami dehidrasi, perut kembung, muntah, distensi, dan hiperperistaltik.
Pengobatan untuk ileus obstruktif umumnya dilakukan pembedahan. Semakin cepat
dilakukan pembedahan akan semakin baik. Empat tanda yang merupakan indikasi dilakukan
tindak pembedahan adalah strangulasi, obstruksi lengkap, hernia inkaserata, dam tidak ada
perbaikan dengan pengobatan konservatif.
DAFTAR PUSTAKA
1. Manuaba IB. Penuntun anamnesis dan pemeriksaan fisik. Jakarta: Penerbit Departemen Ilmu
Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005.
2. Gleadle J. Rahmalia A, Safitri A, ed. At a glance anamnesis. Jakarta: Penerbit Buku
Erlangga, 2007.
3. Widjaja AC, Sadikin V, Setio M, ed. Diagnosis fisik: evaluasi diagnosis dan fungsi di basal.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2005.
4. Sabiston DC. Oswari J, ed. Buku ajar bedah. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 1992.
5. Fauci, Braunwald, Kasper, Longo. Harrisons: principle of internal medicine. Edisi ke-17.
McGraw-Hill, 2008.
6. Lesmana L. Batu empedu. Dalam: Buku Ajar Penyakit Dalam Jilid I. Edis i ke-
3. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2000, h.380-384.
7. Ileus paralitik. Diunduh dari: http://medicastore.com/penyakit/495/Ileus.html, 13 Mei 2012.
8. Doherty GM. Current surgical diagnosis and treatment. McGraw Hill, 2006.
9. Bedah ileus. Diunduh dari: http://www.fk.unpad.ac.id/upload/distance-
learning/admind/RenoBedah-1-Ileus.pdf, 12 Mei 2012.
10. Kirk RM, Winslet MC. Essential general surgical operations. 2nd
edition. USA: Elsevier,
2007.
11. Nobie BA. Smal bowel obstruction. Diunduh dari: http://www.emedincine.com , 13 Mei
2012.