BEDAH ILEUS OBSTRUKTIF

16
PENDAHULUAN Ileus obstruktif merupakan suatu penyumbatan mekanis pada usus dan mengganggu jalannya isi usus. Setiap tahunnya 1 dari 1000 penduduk dari segala usia didiagnosa ileus. Ileus obstruktif merupakan kegawatan dalam bedah abdominalis yang sering dijumpai dan merupakan 60-70% dari seluruh kasus akut abdomen yang bukan appendisitis akut. Penyebab terseringnya adalah karena adhesi. Selain memberikan perasaan tidak nyaman, ileus obstruktif dapat pula menyebabkan kematian usus. Tinjauan pustaka ini akan membahas ileus obstruktif, dari anamnesis, diagnosis, sampai dengan prognosis. ISI Anamnesis Anamnesis merupakan wawancara medis yang merupakan tahap awal dari rangkaian pemeriksaan pasien, baik secara langsung atau tidak langsung. Tujuan dari anamnesis adalah mendapatkan informasi menyeluruh dari pasien yang bersangkutan. Informasi yang dimaksud adalah data medis organobiologis, psikososial, dan lingkungan pasien. Selain itu, tujuan lainnya yang tidak kalah penting adalah membina hubungan antara dokter dan pasien yang professional dan optimal. Data anamnesis terdiri atas beberapa kelompok data penting: 1 1. Identitas pasien 2. Riwayat penyakit sekarang 3. Riwayat penyakit dulu 4. Riwayat kesehatan keluarga 5. Riwayat pribadi, sosial-ekonomi, budaya Pasien biasanya mengeluh nyeri pada perut, disertai dengan tidak adanya flatus atau defekasi. Perut pasien biasanya terasa kembung dan keras. Pada pasien suspek ileus, ada beberapa hal yang perlu ditanyakan: 2 - Sejak kapan nyeri timbul - Ada atau tidaknya anoreksia dan penurunan berat badan

description

Makalah bedah tentang penyakit sumbatan pada usus ileus obstruktif

Transcript of BEDAH ILEUS OBSTRUKTIF

Page 1: BEDAH ILEUS OBSTRUKTIF

PENDAHULUAN

Ileus obstruktif merupakan suatu penyumbatan mekanis pada usus dan mengganggu

jalannya isi usus. Setiap tahunnya 1 dari 1000 penduduk dari segala usia didiagnosa ileus. Ileus

obstruktif merupakan kegawatan dalam bedah abdominalis yang sering dijumpai dan merupakan

60-70% dari seluruh kasus akut abdomen yang bukan appendisitis akut. Penyebab terseringnya

adalah karena adhesi. Selain memberikan perasaan tidak nyaman, ileus obstruktif dapat pula

menyebabkan kematian usus.

Tinjauan pustaka ini akan membahas ileus obstruktif, dari anamnesis, diagnosis, sampai

dengan prognosis.

ISI

Anamnesis

Anamnesis merupakan wawancara medis yang merupakan tahap awal dari rangkaian

pemeriksaan pasien, baik secara langsung atau tidak langsung. Tujuan dari anamnesis adalah

mendapatkan informasi menyeluruh dari pasien yang bersangkutan. Informasi yang dimaksud

adalah data medis organobiologis, psikososial, dan lingkungan pasien. Selain itu, tujuan lainnya

yang tidak kalah penting adalah membina hubungan antara dokter dan pasien yang professional

dan optimal. Data anamnesis terdiri atas beberapa kelompok data penting:1

1. Identitas pasien

2. Riwayat penyakit sekarang

3. Riwayat penyakit dulu

4. Riwayat kesehatan keluarga

5. Riwayat pribadi, sosial-ekonomi, budaya

Pasien biasanya mengeluh nyeri pada perut, disertai dengan tidak adanya flatus atau

defekasi. Perut pasien biasanya terasa kembung dan keras. Pada pasien suspek ileus, ada

beberapa hal yang perlu ditanyakan:2

- Sejak kapan nyeri timbul

- Ada atau tidaknya anoreksia dan penurunan berat badan

Page 2: BEDAH ILEUS OBSTRUKTIF

- Lokasi nyeri

- Apakah perut teras keras dan kembung

- Kapan flatus dan defekasi terakhir

- Riwayat penyakit usus dan operasi usus

Pemeriksaan

Fisik

Setelah didapatkan data-data dari anamnesis, pada pemeriksaan fisik akan ditemukan

gejala-gejala sebagai berikut:

Inspeksi

Dapat ditemukan tanda-tanda generalisata dehidrasi yang mencakup kehilangan turgor

kulit, mulut dan lidah kering. Pada abdomen harus dilihat adanya distensi, parut

abdomen, hernia dan massa abdomen. Terkadang dapat dilihat gerakan peristaltik usus

yang bisa berkorelasi dengan mulainya nyeri kolik yang disertai mual dan muntah.

Penderita tampak gelisah dan menggeliat sewaktu serangan kolik.3,4

Gambar 1. Gerakan Peristaltik Usus

Auskultasi

Auskultasi memberikan informasi yang penting tentang motilitas usus. Dengarkan

abdomen sebelum melakukan perkusi atau palpasi karena kedua maneuver ini dapat

mengubah frekuensi bunyi usus. Pada ileus obstruktif terdengar kehadiran episodic

gemerincing logam bernada tinggi dan gelora (rush) di antara masa tenang. Tetapi setelah

Page 3: BEDAH ILEUS OBSTRUKTIF

beberapa hari dalam perjalanan penyakit (di mana usus telah berdilatasi), maka aktivitas

peristaltik (dan juga bising usus) bisa tidak ada atau menurun parah. Tidak ada nyeri usus

bisa juga ditemukan dalam ileus paralitikus.2,4

Palpasi

Manuver ini bertujuan mencari adanya tanda iritasi peritoneum maupun nyeri tekan yang

mencakup ‘defense musculair’ involunter atau rebound dan pembengkakan atau massa

yang abnormal.

Bagian akhir yang diharuskan dari pemeriksaan adalah pemeriksaan rektum dan pelvis,

dimana akan ditemukan massa atau tumor serta tidak adanya feses di dalam kubah rektum. Hal

ini menggambarkan ileus obstruktif usus halus. Jika darah makroskopik atau feses positif banyak

ditemukan di dalam rektum, maka sangat mungkin bahwa ileus obstruktif didasarkan atas lesi

instrinsik di dalam usus halus. Apabila isi rektum menyemprot, dicurigai penyakit Hirchsprung.4

Penunjang

Pemeriksaan sinar-X atau X-Ray bisa sangat bermanfaat dalam mengkonfirmasi

diagnosis ileus obstruktif. Foto abdomen tegak dan berbaring yang pertama dibuat. Adanya

gelang usus terdistensi dengan batas udara, cairan dalam pola tangga pada film tegak sangat

menggambarkan iliocaecalis kompeten, maka distensi gas dalam kolon merupakan satu-satunya

gambaran penting. Penggunaan kontras dikontraindikasikan karena adanya perforasi peritonitis.

Barium enema diindikasikan untuk invaginasi.4

Page 4: BEDAH ILEUS OBSTRUKTIF

Gambar 2. Ileus Obstruksi

Pada pemeriksaan laboratorium, ditemukan adanya leukositosis. Adanya pergeseran ke

kiri biasanya terjadi bila terdapat strangulasi, tetapi hitung darah putih yang normal tidak

menyimpangkan strangulasi. Peningkatan amilase serum kadang-kadang ditemukan pada semua

bentuk ileus obstruktif, khususnya jenis strangulasi.5

Diagnosis

Diagnosis Kerja

Untuk mendiagnosis ileus obstruktif dapat melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik,

pemeriksaan radiologi dan pemeriksaan laboratorium. Terapi harus dilakukan segera untuk

menghindari berbagai komplikasi yang tidak diinginkan.

Diagnosis Banding

Berikut ini adalah diagnosis banding untuk ileus obstruktif:

Appendisitis Akut

Merupakan penyakit radang pada appendiks vermiformis yang terjadi secara akut.

Appendiks atau umbang cacing hingga saat ini fungsinya masih belum diketahui dengan

pasti, namun sering menimbulkan keluhan yang mengganggu.

Penyebab terjadinya appendicitis biasanya adalah karena infeksi bakteri. Namun banyak

pula faktor pencetus lainnya, di antaranya adalah obstruksi yang terjadi pada lumen

appendiks. Obstruksi pada lumen appendiks ini biasanya disebabkan karena adanya

timbunan tinja yang keras (fekalit), hipoplasia jaringan limfoid, penyakit cacing, parasit,

Page 5: BEDAH ILEUS OBSTRUKTIF

benda asing dalam tubuh, kanker primer dan striktur. Namun yang paling sering

menyebabkan obstruksi lumen appendiks adalah fekalit dan hyperplasia jaringan limfoid.

Ada beberapa gejala awal yang khas pada appendisitis akut, yaitu nyeri yang dirasakan

secara samar (nyeri tumpul) di daerah sekitar pusar. Seringkali disertai dengan rasa mual,

bahkan terkadang muntah. Kemudian nyeri tersebut akan berpindah ke perut kanan

bawah dengan tanda-tanda yang khas pada appendisitis akut yaitu nyeri pada titik Mc

Burney. Nyeri perut ini akan bertambah sakit apabila terjadi pergerakan, seperti batuk,

bernapas dalam, bersin atau disentuh pada daerah yang sakit. Selain nyeri, ditemui pula

gejala lain seperti demam derajat rendah, mulas, konstipasi atau diare, perut

membengkak, dan ketidakmampuan mengeluarkan gas.

Batu Ginjal (Urolithiasis)

Urolithiasis merupakan batu pada saluran kemih. Batu saluran kemih dapat ditemukan di

sepanjang saluran kemih, mulai dari sistem kaliks ginjal, pielum, ureter, buli-buli dan

urethra. Batu ini mungkin terbentuk di ginjal kemudian turun ke saluran kemih bagian

bawah atau memang terbentuk di saluran kemih bagian bawah karena adanya stasis urine.

Batu ginjal merupakan batu yang terbentuk di tubuli ginjal, kemudian berada di kaliks,

infudibulum, pelvis ginjal dan bahkan bisa mengisi pelvis serta seluruh kaliks ginjal dan

merupakan batu saluran kemih yang paling sering terjadi.

Keluhan yang disampaikan pasien tergantung pada letak batu, besar batu dan penyulit

yang telah terjadi. Pada pemeriksaan fisik mungkin didapatkan nyeri ketok di daerah

kosto-vertebra, teraba ginjal pada sisi yang sakit akibat hidronefrosis, ditemukan tanda-

tanda gagal ginjal, retensi urine dan jika disertai infeksi didapatkan demam atau

menggigil. Pemeriksaan sedimen urine menunjukan adanya lekosit, hematuria dan

dijumpai kristal-kristal pembentuk batu. Pemeriksaan kultur urine mungkin menunjukkan

adanya adanya pertumbuhan kuman pemecah urea. Pemeriksaan faal ginjal bertujuan

mencari kemungkinan terjadinya penurunan fungsi ginjal dan untuk mempersipkan

pasien menjalani pemeriksaan foto PIV. Perlu juga diperiksa kadar elektrolit yangdiduga

sebagai penyebab timbulnya batu salran kemih (kadar kalsium, oksalat, fosfat maupun

urat dalam darah dan urine)

Batu Empedu (Kolelitiasis)

Page 6: BEDAH ILEUS OBSTRUKTIF

Merupakan pembentukan batu patologis di saluran empedu. Ada beberapa jenis batu

empedu berdasarkan komponen terbesar yang dikandungnya, contohnya adalah batu

kolesterol dan batu bilirubin.

Penderita batu kandung empedu biasanya memberi keluhan saat batu tersebut bermigrasi

dan menyumbat duktus sistikus atau duktus choledochus, sehingga gambaran klinisnya

bervariasi dari yang tanpa gejala, ringan sampai berat karena adanya komplikasi.

Dijumpai nyeri di daerah hipokondrium kanan, yang kadang-kadang disertai kolik bilier

yang timbul menetap. Rasa nyeri kadang-kadang dijalarkan sampai ke daerah subskapula

disertai nausea, vomitus, dan dispesia. Pada pemeriksaan fisik tanda Murphy positif dan

terdapat pembesaran kandung empedu.

Kolik bilier merupakan keluhan utama pada sebagian besar pasien. Nyeri viseral ini

berasal dari spasmetonik akibat obstruksi transient duktus sistikus oleh batu. Dengan

istilah kolik biler tersirat pengertian bahwa mukosa kandung empedu tidak

memperlihatkan inflamasi akut. Kolik bilier biasanya timbul pada malam hari atau dini

hari, berlangsung antara 30-60 menit, menetap dan nyeri terutama timbul di daerah

epigastrium.6

Ileus Paralitik

Merupakan suatu keadaan dimana pergerakan kontraksi normal dinding usus untuk

sementara waktu berhenti. Seperti halnya dengan penyumbatan mekanis, ileus juga

mengalangi jalannya isi usus, tetapi ileus tipe ini jarang menyebabkan perforasi.

Penyebab ileus paralitik mungkin disebabkan oleh suatu infeksi atau bekuan darah di

dalam perut; aterosklerosis yang menyebabkan berkurangnya aliran darah ke usus; cedera

pada pembuluh darah usus; kelainan di luar usus seperti gagal ginjak atau kadar elektrolit

darah yang abnormal; obat-obatan tertentu; kelenjar tiroid yang kurang aktif; atau gejala

setelah pembedahan.

Gejala yang ditimbulkan pada ileus paralitik antara lain: kembung, muntah, sembelit

yang berat, dan kram perut. Penderita biasanya tidak merasakan rasa nyeri. Bising usus

biasanya berkurang atau hilang sama sekali.7

Epidemiologi

Page 7: BEDAH ILEUS OBSTRUKTIF

Berdasarkan penelitian, 60% penderita yang mengalami ileus obstruktif rata-rata berumur

sekitar 16-98 tahun, menandakan ileus obstruktif dapat menyerang hampir seluruh golongan

usia. Berdasarkan jenis kelamin, perempuan lebih banyak mengalami ileus obstruktif

dibandingkan dengan laki-laki.

Etiologi

Ileus obstruktif adalah kerusakan atau hilangnya pasase isi usus yang disebabkan oleh

sumbatan mekanik. Rintangan pada jalan isi usus akan menyebabkan isi usus terhalang dan

tertimbun di bagian proksimal dari sumbatan, sehingga pada daerah proksimal tersebut akan

terjadi distensi atau dilatasi usus.

Obstruksi usus juga disebut obstruksi mekanik misalnya oleh strangulasi, invaginasi, atau

sumbatan di dalam lumen usus. Pada obstruksi harus dibedakan lagi obstruksi sederhana dari

obstruksi strangulasi. Obstruksi sederhana ialah obstruksi yang tidak disertai terjepitnya

pembuluh darah. Pada strangulasi ada pembuluh darah yang terjepit sehingga terjadi iskemia

yang akan berakhir dengan nekrosis atau gangren yang ditandai dengan gejala umum berat, yang

disebabkan oleh toksin dari jaringan gangren. Jadi strangulasi memperlihatkan kombinasi gejala

obstruksi dengan gejala sistemik akibat adanya toksin dan sepsis. Obstruksi usus yang

disebabkan oleh hernia, invaginasi, adhesi, dan volvulus mungkin sekali disertai strangulasi.

Sedangkan obstruksi oleh tumor atau obstruksi oleh cacing askaris adalah obstruksi sederhana

yang jarang menyebabkan strangulasi.

Ada beberapa penyebab ileus obstruktif, yaitu:4,8

- Adhesi (perlekatan usus halus)

Merupakan penyebab tersering ileus obstruktif, dengan prevalensi 50-70% dari semua kasus.

Adhesi bisa disebabkan oleh riwayat operasi intraabdominal sebelumnya atau proses

inflamasi intraabdominal. Obstruksi yang disebabkan oleh adhesi berkembang sekitar 5%

dari pasien yang mengalami operasi abdomen dalam hidupnya. Perlengketan congenital juga

dapat menimbulkan ileus obstruktif di dalam masa anak-anak

- Hernia inkarserata ekternal (inguinal, femoral, umbilical, insisional, atau parastomal)

Merupakan penyebab kedua terbanyak dan merupakanan penyebab tersering pada pasien

yang tidak memiliki riwayat operasi abdomen. Hernia interna (paraduodenal, kecacatan

mesentericus, dan hernia foramen Winslow) juga bisa menyebabkan hernia tipe ini

Page 8: BEDAH ILEUS OBSTRUKTIF

- Neoplasma

Tumor primer usus halus dapat menyebabkan obstruksi intralumen, sedangkan tumor

metastase atau tumor intraabdominal dapat menyebabkan obstruksi melalui kompresi

eksternal

- Intusepsi (masuknya usus proksimal ke bagian distal) usus halus

Menimbulkan obstruksi dan iskemia terhadap bagian usus yang mengalami intususepsi.

Tumor, polip, pembesaran limfe mesentericus dapat dijadikan sebagai petunjuk awal

intususepsi

- Penyakit Crohn

Dapat menyebabkan obstruksi sekunder sampai inflamasi akut selama masa infeksi atau

karena striktur yang kronik

- Volvulus

Sering disebabkan oleh adhesi atau kelainan congenital, seperti maltorasi usus. Volvulus

lebih sering sebagai penyebab obstruksi usus besar.

- Batu empedu yang masuk ke ileus

Inflamasi yang berat dari kantong empedu menyebabkan fistula dari saluran empedu ke

duodenum atau usus halus yang menyebabkan batu empedu masuk ke traktus

gastrointestinal. Batu empedu yang besar dapat terjepit di usus halus, umumnya pada bagian

ileum terminal atau katup ileocaecal yang menyebabkan obstruksi

- Benda asing, seperti bezoar

- Divertikulum Meckel yang bisa menyebabkan volvulus, intususepsi atau hernia Littre

- Fibrosis kistik dapat menyebabkan obstruksi parsial kronik pada ileum distalis dan kolon

kanan sebagai akibat adanya benda seperti mekonium

Berdasarkan penyebabkan, ileus obstruktif dapat dibedakan menjadi tiga kelompok:

1. Lesi-lesi intraluminal, misalnya fekalit, benda asing, bezoar, batu empedu

2. Lesi-lesi intramural, misalnya malignasi atau inflamasi

3. Lesi-lesi ekstramural, misalnya adhesi, hernia, volvulus atau intususepsi.

Ileus obstruktif dibagi lagi menjadi tiga jenis dasar:4

Page 9: BEDAH ILEUS OBSTRUKTIF

1. Ileus obstruktif sederhana, dimana obstruksi tidak disertai dengan terjepitnya pembuluh

darah (strangulasi)

2. Ileus obstruktif stangulasi, dimana obstruksi disertai dengan penjepitan pembuluh darah

sehingga terjadi iskemia yang akan berakhir dengan nekrosis atau gangrene yang ditandai

dengan gejala umum berat, yang disebabkan oleh toksin dari jaringan gangrene

3. Ileus obstruktif jenis gelung tertutup, dimana terjadi bila jalan masuk dan keluar suatu

gelung usus tersumbat, dimana paling sedikit terdapat dua tempat obstruksi

Gambar 3. Macam-macam Penyebab Ileus

Patofisiologi

Obstruksi ileus merupakan penyumbatan intestinal mekanik yang terjadi karena adanya

daya mekanik yang bekerja atau mempengaruhi dinding usus sehingga menyebabkan

penyempitan atau penyumbatan lumen usus. Hal tersebut menyebabkan pasase lumen usus

terganggu. Akan terjadi pengumpulan isi lumen usus yang berupa gas dan cairan, pada bagian

proximal tempat penyumbatan, yang menyebabkan pelebaran dinding usus (distensi). Sumbatan

usus dan distensi usus menyebabkan rangsangan terjadinya hipersekresi kelenjar pencernaan.

Dengan demikian akumulasi cairan dan gas makin bertambah yang menyebabkan distensi

usus tidak hanya pada tempat sumbatan tetapi juga dapat mengenai seluruh panjang usus sebelah

proksimal sumbatan. Sumbatan ini menyebabkan gerakan usus yang meningkat (hiperperistaltik)

Page 10: BEDAH ILEUS OBSTRUKTIF

sebagai usaha alamiah. Sebaliknya juga terjadi gerakan antiperistaltik. Hal ini menyebabkan

terjadi serangan kolik abdomen dan muntah-muntah. Pada obstruksi usus yang lanjut, peristaltik

sudah hilang oleh karena dinding usus kehilangan daya kontraksinya.4,9

Manifestasi Klinis

Terdapat 4 tanda kardinal pada pasien ileus obstruktif, dimana gejala-gejala tersebut

bergantung kepada lokasi obstruksi, lamanya obstruksi, penyebabnya dan ada atau tidaknya

iskemia usus:4

1. Nyeri abdomen

2. Muntah

3. Distensi

4. Kegagalan buang air besar atau gas

Dengan melihat patogenesis yang terjadi, maka gambaran klinik yang dapat ditimbulkan

sebagai akibat obstruksi usus dapat bersifat sistemik dan serangan yang bersifat kolik.

Gambaran klinik yang bersifat sistemik meliputi :

- Dehidrasi berat

- Hipovolemia

- Syok

- Oligouria

- Gangguan keseimbangan elektrolit

- Perut kembung

- Kelebihan cairan usus

- Kelebihan gas dalam usus

Gambaran klinik serangan kolik meliputi :

- Nyeri perut berkala

- Distensi berat

- Mual atau muntah

- Gelisah atau menggeliat

- Hiperperistaltik

Page 11: BEDAH ILEUS OBSTRUKTIF

- Nada tinggi

- Halangan pasase

- Obstipasi

- Tidak ada flatus

Nyeri abdomen biasanya bersifat tetap pada mulanya dan kemudian menjadi bersifat

kolik. Sekunder terhadap kontraksi peristaltik kuat pada dinding usus melawan obstruksi.

Frekuensi episode tergantung atas tingkat obstruksi, yang muncul setiap 4-5 menit dalam ileus

obstruktif usus halus, dan setiap 15-20 menit pada ileus obstruktif usus besar. Nyeri dari ileus

obstruktif usus halus demikian biasanya terlokalisasi supraumblikus di dalam abdomen. Dengan

berlalunya waktu, usus berdilatasi, motilitas menurun, sehingga gelombang peristaltik menjadi

jarang, sampai akhirnya berhenti. Pada saat ini nyeri mereda dan diganti oleh pegal generalisata

menetap di keseluruhan abdomen. Jika nyeri abdomen menjadi terlokalisasi baik, parah, menetap

dan tanpa remisi, maka ileus obstruksi strangulata harus dicurigai.

Muntah refleks ditemukan segera setelah mulainya ileus obstruksi yang memuntahkan

apapun makanan dan cairan yang terkandung, yang juga diikuti oleh cairan duodenum, yang

kebanyakan cairan empedu. Setelah mereda, maka muntah tergantung atas tingkat ileus

obstruktif. Jika ileus obstruktif usus halus, maka muntah terlihat dini dalam perjalanan dan terdiri

dari cairan jernih hijau atau kuning. Usus didekompresi dengan regurgitasi, sehingga tak terlihat

distensi. Jika ileus obstruktif usus besar, maka muntah timbul lambat dan setelah muncul

distensi. Muntahannya kental dan berbau busuk (fekulen) sebagai hasil pertumbuhan bakteri

berlebihan sekunder terhadap stagnasi. Distensi pada ileus obstruktif derajatnya tergantung

kepada lokasi obsruksi dan makin membesar bila semakin ke distal lokasinya. Gerakan

peristaltik terkadang dapat dilihat. Gejala ini terlambat pada ileus obstruktif usus besar dan bisa

minimal atau absen pada keadaan oklusi pembuluh darah mesenterikus.

Konstipasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu konstipasi absolut (dimana feses dan gas

tidak bisa keluar) dan relatif (dimana hanya gas yang bisa keluar). Kegagalan mengerluarkan gas

dan feses per rektum juga suatu gambaran khas ileus obstruktif. Tetapi setelah timbul obstruksi,

usus distal terhadap titik ini harus mengeluarkan isinya sebelum terlihat obstipasi, sehingga

dalam ileus obstruktif usus halus, usus dalam panjang bermakna dibiarkan tanpa terancam di

usus besar. Lewatnya isi usus dalam bagian usus besar ini memerlukan waktu, sehingga mungkin

Page 12: BEDAH ILEUS OBSTRUKTIF

tidak ada obstipasi, selama beberapa hari. Sebaliknya, jika ileus obstruktif usus besar, maka

obstipasi akan terlihat lebih dini. Dalam ileus obstuksi sebagian, diare merupakan gejala yang

ditampilkan pengganti obstipasi. Dehidarasi umumnya terjadi pada ileus obstruktif usus halus

yang disebabkan muntah yang berulang-ulang dan pengendapan cairan. Hal ini menyebabkan

kulit kering dan lidah kering, pengisian aliran vena yang jelek dan mata gantung dengan

oliguria.4,5,8

Kemunculan dan adanya gejala nyeri tekan lokal merupakan tanda yang sangat penting,

tetapi nyeri tekan yang tidak jelas memerlukan penilaian rutin. Sangat penting untuk

membedakan antara ileus obstruktif dengan strangulasi dengan tanpa strangulasi, karena

termasuk operasi emergensi. Penegakan diagnosa hanya tergantung gejala klinis. Sebagai catatan

perlu diperhatikan:

1. Kehadiran syok menandakan iskemia yang sedang berlansung

2. Pada strangulasi yang mengancam, nyeri tidak pernah hilang total

3. Gejala-gejala biasanya muncul secara mendadak dan selalu berulang

4. Kemunculan dan adanya gejala nyeri tekan lokal merupakan tanda yang sangat penting,

tetapi, nyeri tekan yang tidak jelas memerlukan penilaian rutin

Pada ileus obstruktif tanpa strangulasi kemungkinan bisa terdapat area dengan nyeri

tekan lokal pada tempat yang mengalami obstruksi; pada strangulasi selalu ada nyeri

tekan lokal yang berhubungan dengan kekakuan abdomen

5. Nyeri tekan umum dan kehadiran kekakuan abdomen/rebound tenderness menandakan

perlunya laparotomy segera

6. Pada kasus ileus obstruktif dimana nyeri tetap asa walaupun telah diterapi konservatif,

walaupun tanpa gejala-gejala di atas, strangulasi tetap harus didiagnosa

7. Ketika srangulasi muncul pada hernia eksternal dimana benjolan tegang,lunak,

ireponibel, tidak hanya membesar karena reflek batuk dan benjolansemakin membesar

Sederhana Strangulata

Nyeri Abdomen Kolik Menetap

Muntah + +

Distensi Abdomen + +

Obstipasi + +

Page 13: BEDAH ILEUS OBSTRUKTIF

Peristaltik +/Meningkat +/Menurun

Leukosit Naik Naik

KU memburuk Lambat Cepat

Tabel 1. Perbandingan Ileus Obstruktif Sederhana dan Strangulasi

Tatalaksana

Terapi ileus obstruktif biasanya melibatkan tindakan bedah. Penentuan waktu kritis

tergantung jenis dan lama proses ileus obstruktif. Operasi dilakukan secepat dan selayak

mungkin dengan memperhatikan keadaan keseluruhan pasien. Tujuan utama penatalaksanaan

adalah dekompresi bagian yang mengalami obstruksi untuk mencegah perforasi. Tindakan

operasi biasanya selalu diperlukan. Menghilangkan penyebab ileus obstruktif adalah tujuan

kedua. Kadang-kadang, suatu penyumbatan sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan,

terutama jika disebabkan oleh karena perlengkatan. Dekompresi pipa bagi traktus gastrointestinal

diindikasikan untuk dua alasan:4

1. Untuk dekompresi lambung sehingga memperkecil kesempatan aspirasi usus

2. Membatasi masuknya udara yang ditelan ke dalam saluran pencernaan, sehingga

mengurangi distensi usus yang bisa menyebabkan peningkatan tekanan intralumen dan

kemungkinan ancaman vaskular

Untuk kasus ileus obstruktif non-bedah, biasanya pasien diberikan bantuan asupan

nutrisi, baik secara enteral maupun parenteral. Pipa yang digunakan untuk tujuan demikian

dibagi menjadi dua kelompok:4

1. Pendek, hanya untuk lambung

2. Panjang, untuk intubasi keseluruhan usus halus

Pasien dipuasakan kemudian dilakukan juga resusitasi cairan dan elektrolit untuk

perbaikan keadaan umum. Setelah keadaan optimum tercapai barulah dilakukan laparatomi.

Pemberian antibiotika spectrum lebar di dalam gelung usus yang terkena obstruksi strangulasi

terbukti meningkatkan kelangsungan hidup. Akan tetapi, karena tidak mudah membedakan ileus

obstruksi strangulate dan sederhana, maka pemberian antibiotika harus diberikan pada semua

pasien ileus obstruksi. Operasi dapat dilakukan bila sudah mencapai rehidrasi dan organ-organ

Page 14: BEDAH ILEUS OBSTRUKTIF

vital sudah berfungsi dengan baik. Akan tetapi, yang paling sering dilakukan adalah pembedahan

sesegera mungkin. Tindakan bedah dilakukan bila:

1. Strangulasi

2. Obstruksi lengkap

3. Hernia inkaserata

4. Tidak ada perbaikan dengan pengobatan konservatif (dengan pemasangan NGT, infus,

oksigen dan kateter)

Tindakan yang terlibat dalam terapi bedahnya masuk ke dalam beberapa kategori,

mencakup:4

1. Lisis pita lekat atau reposisi hernia

2. Pintas usus

3. Reseksi dengan anatomosis

4. Diversi stoma dengan atau tahap reseksi

Pengobatan pasca bedah sangat penting terutama dalam hal cairan dan elektrolit. Kita

harus mencegah terjadinya gagal ginjal dan harus memberikan kalori yang cukup. Perlu diingat

bahwa pasca bedah usus pasien masih dalam keadaan paralitik.

Pada umumnya dikenal 4 macam (cara) tindakan bedah yang dikerjakan pada obstruksi

ileus:8,9

Koreksi sederhana (simple correction). Hal ini merupakan tindakan bedah sederhana

untuk membebaskan usus dari jepitan, misalnya pada hernia incarcerata non-strangulasi,

jepitan oleh streng/adhesi atau pada volvulus ringan.

Tindakan operatif by-pass. Membuat saluran usus baru yang "melewati" bagian usus

yang tersumbat, misalnya pada tumor intralurninal, Crohn disease, dan sebagainya.

Membuat fistula entero-cutaneus pada bagian proximal dari tempat obstruksi, misalnya

pada Ca stadium lanjut.

Melakukan reseksi usus yang tersumbat dan membuat anastomosis ujung-ujung usus

untuk mempertahankan kontinuitas lumen usus, misalnya pada carcinomacolon,

invaginasi, strangulata, dan sebagainya. Pada beberapa obstruksi ileus, kadang-kadang

dilakukan tindakan operatif bertahap, baik oleh karena penyakitnya sendiri maupun

Page 15: BEDAH ILEUS OBSTRUKTIF

karena keadaan penderitanya, misalnya pada Ca sigmoid obstruktif, mula-mula dilakukan

kolostomi saja, kemudian hari dilakukan reseksi usus dan anastomosis.

Prognosis

Mortalitas obstruksi tanpa strangulata adalah 5% sampai 8% asalkan operasi dapat segera

dilakukan. Keterlambatan dalam melakukan pembedahan atau jika terjadi strangulasi atau

komplikasi lainnya akan meningkatkan mortalitas sampai sekitar 35% atau 40%. Prognosisnya

baik bila diagnosis dan tindakan dilakukan dengan cepat.11

KESIMPULAN

Ileus obstruktif adalah kerusakan atau hilangnya pasase isi usus yang disebabkan oleh

sumbatan mekanik. Rintangan pada jalan isi usus akan menyebabkan isi usus terhalang dan

tertimbun di bagian proksimal dari sumbatan, sehingga pada daerah proksimal tersebut akan

terjadi distensi atau dilatasi usus. Adhesi, hernia, dan tumor mencakup 90% etiologi kasus

obstruksi mekanik usus halus.

Gejala pada pasien ileus obstruktif cukup khas, yaitu nyeri akibat kolik pada perut kanan

atas, disertai dengan tidak bisanya flatus dan defekasi. Selain itu, penderita biasanya juga

mengalami dehidrasi, perut kembung, muntah, distensi, dan hiperperistaltik.

Pengobatan untuk ileus obstruktif umumnya dilakukan pembedahan. Semakin cepat

dilakukan pembedahan akan semakin baik. Empat tanda yang merupakan indikasi dilakukan

tindak pembedahan adalah strangulasi, obstruksi lengkap, hernia inkaserata, dam tidak ada

perbaikan dengan pengobatan konservatif.

DAFTAR PUSTAKA

1. Manuaba IB. Penuntun anamnesis dan pemeriksaan fisik. Jakarta: Penerbit Departemen Ilmu

Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005.

Page 16: BEDAH ILEUS OBSTRUKTIF

2. Gleadle J. Rahmalia A, Safitri A, ed. At a glance anamnesis. Jakarta: Penerbit Buku

Erlangga, 2007.

3. Widjaja AC, Sadikin V, Setio M, ed. Diagnosis fisik: evaluasi diagnosis dan fungsi di basal.

Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2005.

4. Sabiston DC. Oswari J, ed. Buku ajar bedah. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 1992.

5. Fauci, Braunwald, Kasper, Longo. Harrisons: principle of internal medicine. Edisi ke-17.

McGraw-Hill, 2008.

6. Lesmana L. Batu empedu. Dalam: Buku Ajar Penyakit Dalam Jilid I. Edis i ke-

3. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2000, h.380-384.

7. Ileus paralitik. Diunduh dari: http://medicastore.com/penyakit/495/Ileus.html, 13 Mei 2012.

8. Doherty GM. Current surgical diagnosis and treatment. McGraw Hill, 2006.

9. Bedah ileus. Diunduh dari: http://www.fk.unpad.ac.id/upload/distance-

learning/admind/RenoBedah-1-Ileus.pdf, 12 Mei 2012.

10. Kirk RM, Winslet MC. Essential general surgical operations. 2nd

edition. USA: Elsevier,

2007.

11. Nobie BA. Smal bowel obstruction. Diunduh dari: http://www.emedincine.com , 13 Mei

2012.