Beda Alih kode dan Campur kode

4
Batasan alih kode dan campur kode

Transcript of Beda Alih kode dan Campur kode

Page 1: Beda Alih kode dan Campur kode

Batasan alih kode dan campur kode

Page 2: Beda Alih kode dan Campur kode

Perbedaan campur kode dan alih kode

• terdapat perbedaan yang cukup nyata, yaitu alih kode terjadi dengan masing-masing bahasa yang digunakan masih memiliki otonomi masing-masing, dilakukan dengan sadar, dan disengaja, karena sebab-sebab tertentu, sedangkan campur kode adalah sebuah kode utama atau kode dasar yang digunakan memiliki fungsi dan otonomi, sedangkan kode yang lain yang terlibat dalam penggunaan bahasa tersebut hanyalah berupa serpihan (pieces) saja, tanpa fungsi dan otonomi sebagai sebuah kode. Unsur bahasa lain hanya disisipkan pada kode utama atau kode dasar.

Page 3: Beda Alih kode dan Campur kode

Faktor-faktor penyebab alih kode

1. Pembicara dan Pribadi Pembicara

2. Mitra Bicara

3. Tempat Tinggal dan Waktu Pembicaraan Berlangsung

4. Modus Pembicaraan

5. Topik

6. Fungsi dan Tujuan

7. Ragam dan Tingkat Tutur Bahasa

Page 4: Beda Alih kode dan Campur kode

Simpulan

• Alih kode terjadi dalam masyarakat bahasa bilingual, multilingual maupun monolingual. Alih kode terjadi untuk menyesuaikan diri dengan peran, atau adannya tujuan tertentu. Menurut jenisnya, alih kode dibedakan menjadi alih bahasa, alih ragam, dan alih tingkat tutur. Ditinjau dari segi tataran, alih kode terdiri atas alih tataran fonem, alih tataran kata/frasa, dan alih tataran kalimat. Alih kode juga dapat digolongkan menurut sifatnya, yaitu alih kode sementara dan alih kode permanen; sedangkan menurut penyebabnya, alih kode terjadi karena faktor (1) pribadi pembicara, (2) kedudukan, (3) hadirnya orang ketiga, dan (4) pokok pembicaraan atau topik.

• Campur kode terjadi dalam masyarakat bilingual, multilingual maupun monolingual. Campur kode dapat terjadi tanpa adanya sesuatu dalam situasi berbahasa yang menuntut adanya pencampuran bahasa, tetapi dapat juga disebabkan faktor kesantaian, kebiasaan atau tidak adanya padanan yang tepat.

• Menurut jenisnya, campur kode dibedakan menjadi campur bahasa, campur ragam, dan campur tingkat tutur. Ditinjau dari segi tataran bahasa, campur kode terdiri atas tataran fonem, tataran kata/frasa, dan tataran kaliamt. campur kode dapat digolongkan menurut sifatnya, yaitu campur kode sementara (interferensi) dan campur kode permanen (integrasi). Dalam analisis data di atas terjadi alih kode dan campur kode yang cukup bervariasi.

• Korpus data dalam laporan ini sangat terbatas sehingga tidak mampu menjaring setiap bentuk alih kode dan campur kode dari berbagai perspektif. Oleh karena itu, pada kesempatan lain rasanya perlu diupayakan korpus data yang lebih memadai agar kajian tentang alih kode dan campur kode menjadi lebih lengkap.