Beberapa Pengalaman tentang Teknik Menulis (3) · PDF fileMisalnya menulis tentang toleransi...

3
Beberapa Pengalaman tentang Teknik Menulis (3) Written by Daniel Ronda Thursday, 19 January 2017 06:29 - Oleh Daniel Ronda Kalau soal teknis menulis saya bukan pakarnya, karena saya bukan seorang yang punya latar belakang keahlian jurnalistik atau sastra. Saya bukan Arswendo Atomowiloto, Goenawan Muhammad, Andar Ismail, Eka Darmaputera, Andrea Hirata, Dewi Lestari, atau sastrawan Remy Sylado yang tulisannya saya sukai. Saya hanya seorang teolog dan menguasai bidang kepemimpinan gereja. Walau demikian izinkan saya berbagi cerita tentang teknik menulis berdasarkan pengalaman dalam menulis di koran, majalah, jurnal, buku, dan berbagai karya ilmiah serta mengelola blog sendiri dengan nama danielronda.com.  Pada saat yang sama disarankan bagi yang mau menulis, luangkan waktu membaca teknik-teknik menulis yang tersebar di dunia digital dan beberapa buku tentang kepenulisan yang dijual di toko-toko buku. Ada beberapa teknik menulis secara sederhana yang dapat saya bagikan: 1. Baca, baca dan baca! Prinsip dasar mau menjadi penulis adalah rajin membaca. Lahap semua jenis bacaan yang Anda suka dan perdalam apa yang menjadi minat Anda. Di era sekarang, manusia sudah tidak kekurangan bahan bacaan. Luangkan waktu berselancar di dunia digital dan unduh dulu bahan-bahan bagus dan nikmati jika ada waktu luang misalnya seperti sedang menunggu dan sebagainya. Pokoknya rajin membaca. 2. Tetapkan tema! Menulis memerlukan tema yaitu suatu pokok bahasan yang mengikat sebuah tulisan. Tema ini lahir dari masalah yang ditemukan, lalu tetap bertahan dengan tema itu. Artinya jangan lari 1 / 3

Transcript of Beberapa Pengalaman tentang Teknik Menulis (3) · PDF fileMisalnya menulis tentang toleransi...

Page 1: Beberapa Pengalaman tentang Teknik Menulis (3) · PDF fileMisalnya menulis tentang toleransi yang secara khusus membahas fenomena ... Contoh, jika Anda pergi ... penulisan karya ilmiah

Beberapa Pengalaman tentang Teknik Menulis (3)

Written by Daniel RondaThursday, 19 January 2017 06:29 -

Oleh Daniel Ronda 

Kalau soal teknis menulis saya bukan pakarnya, karena saya bukan seorang yang punya latarbelakang keahlian jurnalistik atau sastra. Saya bukan Arswendo Atomowiloto, GoenawanMuhammad, Andar Ismail, Eka Darmaputera, Andrea Hirata, Dewi Lestari, atau sastrawanRemy Sylado yang tulisannya saya sukai. Saya hanya seorang teolog dan menguasai bidangkepemimpinan gereja. Walau demikian izinkan saya berbagi cerita tentang teknik menulisberdasarkan pengalaman dalam menulis di koran, majalah, jurnal, buku, dan berbagai karyailmiah serta mengelola blog sendiri dengan nama  danielronda.com.  Pada saat yang samadisarankan bagi yang mau menulis, luangkan waktu membaca teknik-teknik menulis yangtersebar di dunia digital dan beberapa buku tentang kepenulisan yang dijual di toko-toko buku.

Ada beberapa teknik menulis secara sederhana yang dapat saya bagikan:

1. Baca, baca dan baca!Prinsip dasar mau menjadi penulis adalah rajin membaca. Lahap semua jenis bacaan yangAnda suka dan perdalam apa yang menjadi minat Anda. Di era sekarang, manusia sudah tidakkekurangan bahan bacaan. Luangkan waktu berselancar di dunia digital dan unduh dulubahan-bahan bagus dan nikmati jika ada waktu luang misalnya seperti sedang menunggu dansebagainya. Pokoknya rajin membaca.

2. Tetapkan tema!Menulis memerlukan tema yaitu suatu pokok bahasan yang mengikat sebuah tulisan. Tema inilahir dari masalah yang ditemukan, lalu tetap bertahan dengan tema itu. Artinya jangan lari

1 / 3

Page 2: Beberapa Pengalaman tentang Teknik Menulis (3) · PDF fileMisalnya menulis tentang toleransi yang secara khusus membahas fenomena ... Contoh, jika Anda pergi ... penulisan karya ilmiah

Beberapa Pengalaman tentang Teknik Menulis (3)

Written by Daniel RondaThursday, 19 January 2017 06:29 -

kemana-mana. Misalnya menulis tentang toleransi yang secara khusus membahas fenomenaintoleransi. Jangan membahas yang lain seperti topik pilkada dan lainnya. Fokus saja padayang sudah menjadi tema. Sekali menetapkan tema, setialah mendeskripsikannya sampaiakhir. Ada yang menyarankan supaya kita bisa setia dengan tema, maka buatlah peta pikiranatau “mind map” dalam bentuk oret-oretan di kertas satu halaman yang berisi judul garis besarsampai penutupnya. Dari situ baru mulai dituangkan dalam tulisan. Nanti tema ini kemudian kitabuatkan judul yang menarik perhatian pembaca.

3. Bahasa yang sederhana dan menarikBahasa membuat gambar mental dalam otak manusia bahkan bisa berimajinasi serta berfantasikarenanya. Itu kekuatan bahasa. Maka dalam menulis perhatikan bahasa. Untuk tulisan populerdiperlukan bahasa yang bisa dimengerti dan menarik. Artinya jangan gunakan bahasa yangrumit tapi saat yang sama sederhana tidak berarti monoton. Misalnya kalau seringmenggunakan kata “tetapi”, maka bisa dicari padanannya seperti “namun”, dan seterusnya.Jadi harus berani bermain kata. Sederhana berarti juga sebuah peristiwa deskripsikan secaradetail sehingga pembaca bisa membayangkannya. Contoh, jika Anda pergi berwisata keJepang dan ingin menyatakan kekaguman Anda, maka jangan hanya tulis: Jepang itu indahsekali. Belum ada imajinasi di situ. Tapi jika Anda mengatakan saya tiba di Tokyo, lalu Andamenggambarkan tentang bersih, rapi, nyaman, teratur ada perpaduan antara modernitas dantradisional maka itu jauh memberikan fantasi ketimbang hanya katakan kota itu indah.

4. Ada logika dan argumenMenulis itu selalu punya tiga bagian penting yaitu bagian awal atau pendahuluan, bagian isi danbagian kesimpulan. Penulis harus taat dengan alur logika itu walaupun pendekatannya bisabervariasi. Jangan lupa pakai argumen atau alasan-alasan mendukung ide atau gagasan Anda.Bisa juga pakai retorika, di mana Anda bertanya dan dijawab sendiri. Tingkat kesulitan argumentergantung siapa pembaca yang dibidik. Gunakan berbagai argumen untuk menopangpendirian Anda.

5. Baca ulang dan izinkan tulisan diedit. Kebanyakan penulis yang punya reputasi hebat pun kurang pandai berbahasa. Ada editor bukubercerita, beberapa orang hebat di Indonesia yang bukunya menjadi best seller adalah penulisyang buruk dari sudut bahasa. Kita punya ide tapi miskin dalam mengakspresikannya. Untukpenulisan karya ilmiah dan buku, izinkan tulisan Anda diperbaiki, karena banyak teolog yangmerasa sudah dapat inspirasi surgawi dan tidak mengizinkan kalimatnya dikoreksi. Tentu editoryang baik akan bekerjasama dan berdiskusi tentang makna. Buku saya pertama “LeadershipWisdom” itu penuh dengan koreksi kesalahan kalimat. Lalu editor membantu mengoreksinya.Hasil finalnya sangat baik dan enak dibaca. Jika menulis di FB, yah cukup baca ulang satusampai dua kali sebelum dimasukkan ke halaman FB Anda.

2 / 3

Page 3: Beberapa Pengalaman tentang Teknik Menulis (3) · PDF fileMisalnya menulis tentang toleransi yang secara khusus membahas fenomena ... Contoh, jika Anda pergi ... penulisan karya ilmiah

Beberapa Pengalaman tentang Teknik Menulis (3)

Written by Daniel RondaThursday, 19 January 2017 06:29 -

6. Konsisten menulis Orang menulis itu banyak sekali dan belum tentu ada yang pedulikan tulisan Anda. Janganmarah, karena dunia informasi sudah meluber dan bersaing dalam mendapatkan pembaca.Maka supaya orang mulai melirik tulisan Anda perlu konsistensi dalam menuis. Misalnya bilaAnda berniat menayangkan tulisan di Fb tiap hari atau seminggu dua kali dan seterusnya. Bilademikian, konsistem lakukan. Pasti akan ada yang melirik tulisan Anda dan terberkatikarenanya. Jika hanya sesekali maka pengaruhnya kurang. Dua buku saya lahir dari kesetiaanmenulis di Fb dan Kompasiana yaitu “Belajar Menjadi Pemimpin” oleh Matana PublishingJakarta dan “Khotbah yang Berkuasa” oleh Kalam Hidup Bandung. Jadi menulis di blog danhalaman Fb bisa jadi buku loh!

Nah, ini tulisan terakhir dalam seri tentang keterampilan menulis bagi pemimpin. Selamatmencoba kawan! (DR)

3 / 3