BBLokal

13
A.PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Potensi bambu dalam menopang keberlanjutan hutan dinilai ekonomis di masa depan. Hutan sebagai sumber utama penghasil kayu dari waktu ke waktu kondisinya sudah sangat memperihatinkan. Keadaan ini disebabkan adanya tindakan eksploitasi dengan cara yang sangat tidak bijaksana, tanpa memperhatikan keberlangsungan dan kelestarian hutan itu sendiri. Pertambahan penduduk yang pesat, nilai ekonomis yang dikandung hutan merupakan beberapa hal pemicu semakin cepatnya kerusakan hutan (Gunardja, 1995). Untuk menyelamatkan hutan perlu ditempuh berbagai cara, baik secara managerial, kebijakan-kebijakan, politis dan sebagainya. Satu hal yang penting dan mendesak guna memperkecil kerusakan hutan adalah mencari alternatif pengganti kayu. Diketahui bahwa substitusi terdekat kayu yang cenderung mudah dalam pengusahaannya adalah bambu. Bambu keberadaannya tersebar mulai dari dataran rendah hingga ke dataran tinggi, mulai dari pedesaan sampai ke perkotaan. Untuk tumbuh,

description

OK

Transcript of BBLokal

Page 1: BBLokal

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Potensi bambu dalam menopang keberlanjutan hutan dinilai

ekonomis di masa depan. Hutan sebagai sumber utama penghasil kayu

dari waktu ke waktu kondisinya sudah sangat memperihatinkan.

Keadaan ini disebabkan adanya tindakan eksploitasi dengan cara yang

sangat tidak bijaksana, tanpa memperhatikan keberlangsungan dan

kelestarian hutan itu sendiri. Pertambahan penduduk yang pesat, nilai

ekonomis yang dikandung hutan merupakan beberapa hal pemicu

semakin cepatnya kerusakan hutan (Gunardja, 1995).

Untuk menyelamatkan hutan perlu ditempuh berbagai cara, baik

secara managerial, kebijakan-kebijakan, politis dan sebagainya. Satu

hal yang penting dan mendesak guna memperkecil kerusakan hutan

adalah mencari alternatif pengganti kayu. Diketahui bahwa substitusi

terdekat kayu yang cenderung mudah dalam pengusahaannya adalah

bambu. Bambu keberadaannya tersebar mulai dari dataran rendah

hingga ke dataran tinggi, mulai dari pedesaan sampai ke perkotaan.

Untuk tumbuh, bambu tidak memerlukan habitat khusus sebagaimana

layaknya rotan, oleh sebab itu bambu merupakan jawaban sebagai

alternatif pengganti kayu di masa depan, dengan demikian percepatan

kerusakan hutan dapat lebih dikurangi (Anonim, 2010).

Tanaman bambu merupakan tanaman yang mudah untuk

dibudidayakan. Bambu dapat tumbuh di daerah yang beriklim kering

hingga yang beriklim basah, dari dataran rendah hingga ke daerah

pegunungan dan biasanya di tempat-tempat terbuka yang daerahnya

bebas dari genangan air (Widyana, 2001). Bambu tidak saja dipakai

untuk kebutuhan di dalam negeri juga merupakan komoditi ekspor.

Sebagai komoditi ekspor, menurut data Biro Pusat Statistik dalam

kurun waktu selama lima tahun ( 1986- 1990) ekspor bambu dan hasil

Page 2: BBLokal

olahannya dalam bentuk mebel dan kerajinan terus menerus

mengalami peningkatan. Pada tahun 1989 volume ekspor meubel

bambu adalah 16.789 kg dengan nilai sebesar US 230, 714. Dengan

semakin berkembangnya ilmu pengetahuan bambu memiliki

keunggulan untuk memperbaiki sumber tangkapan air yang sangat

baik, sehingga mampu meningkatkan aliran air bawah tanah secara

nyata. Selain itu bambu merupakan tanaman yang mudah ditanam,

tidak membutuhkan perawatan khusus, dapat tumbuh pada semua jenis

tanah (baik lahan basah/kering), tidak membutuhkan investasi besar,

pertumbuhannya cepat, setelah tanaman mantap (3 – 5 tahun) dapat di

panen setiap tahun tanpa merusak rumpun dan memiliki toleransi

tinggi terhadap gangguan alam dan kebakaran (Nur Berlian, 1995).

Tanaman bambu merupakan tanaman yang mudah dibudidayakan

dan memiliki potensi yang cukup tinggi, dikarenakan bambu

mempunyai manfaat ekologis dan manfaat ekonomi bagi masyarakat

setempat. Bambu sudah sejak lama dikenal petani sebagai tanaman

yang bernilai ekonomis. Namun hingga kini pola pemanfaatan bambu

yang ada di masih sangat minim, masyarakat sekitar masih belum

optimal dalam pemanfaatannya. Masyarakat hanya memanfaatkan

bambu sebagai bahan dasar kerajinan keranjang dan tepas, bambu

sendiri jika dijadikan beberapa kerajinan seperti untuk industri

furniture, berupa meja, kursi, lemari, rak dan tempat tidur.

2. Rumusan Masalah

a. Bagaimanakah teknologi pemanfaatan bambu sebagai alternatif

pengganti kayu?

b. Apakah bambu dapat digunakan sebagai jembatan penghubung

pedesaan?

c. Bagaimana cara menggunakan bambu sebagai jembatan

penghubung pedesaan?

Page 3: BBLokal

B. POKOK ISI PERMASALAHAN

Teknologi pemanfaatan bambu sebagai alternatif pengganti kayu dapat

berupa bambu laminasi. Teknologi bambu laminasi pada awalnya didasari

oleh pemikiran dari balok glulam  (glue laminated beam). Balok glulam

dibuat dari lapisan-lapisan kayu yang relatif tipis  yang dapat digabungkan

dan direkatkan sedemikian rupa sehingga menghasilkan balok kayu dalam

berbagai ukuran dan panjang (Breyer, 1988:112-116).

Pemakaian bambu sebagai bahan kayu lapis telah diperkenalkan oleh

Guisheng (1985), Bamboo Information Centre (1994), serta Subiyanto dan

Subyakto (1996). Bambu lapis mempunyai kekuatan yang tinggi terhadap

abrasi serta momen  lentur. Ketahanan lantai bambu terhadap abrasi telah

diteliti oleh Mohmod dan  kawan-kawan (1990). Dari eksperimen yang

telah dilakukan diperoleh bahwa  ketahanan lantai bambu adalah sekitar

130 persen dari ketahanan lantai kayu  kempas (Koompasia Malaccensis),

atau sekitar 5 kali ketahanan kayu karet. Menurut Guisheng (1985) kayu

lapis yang dihasilkan jika diperbandingkan dengan papan  partikel secara

acak, mempunyai MOR 4 – 7 kali, dan MOE 4 – 6 kali. Mengingat

kekuatan tersebut, bambu lapis cocok digunakan sebagai lantai bangunan

gedung, lantai truk, dan bekisting beton (Morisco 2006).

Guna menjamin mutu teknologi bambu laminasi sebagai pengganti

kayu konstruksi perlu dilakukan perumusan standar/pedoman, antara lain :

a. Spesifikasi teknis

Hal-hal yang diatur dalam spesifikasi teknis bambu laminasi antara

lain: Modulus  elastisitas, kuat lentur, kuat tarik sejajar serat, kuat

tekan sejajar serat, kuat geser sejajar serat, kuat tekan tegak lurus serat.

b. Tata cara pengawetan bambu untuk bambu laminasi

Ruang lingkup yang diperlukan untuk menghindari organisme

perusak.

Bahan yang digunakan adalah bambu petung, air, dan boron + 3%.

Page 4: BBLokal

Alat yang digunakan berupa bejana dalam proses pengawetan.

Cara proses pengawetan dengan cara perendaman.

c. Tata cara pembuatan bambu laminasi Ruang lingkup proses pembuatan bilah-bilah bambu menjadi

balok-balok bambu laminasi.

Bahan yang digunakan bilah bambu dan polymer isocyanate.

Alat yang digunakan adalah mesin serut, mesin gergaji circular,

pres hidrolik, klem, klem C, mesin ketam, kunci pas, timbangan

digital, koas, dan tempat penakaran.

Cara/proses laminasi dengan cara kempa dingin.

Jembatan adalah suatu bangunan konstruksi diatas sungai yang

digunakan sebagai prasarana lalu lintas darat. Pada suatu wilayah

khususnya pedesaan yang terpisah oleh sungai berarus deras atau terpisah

oleh jurang sangat dibutuhkan jembatan yang dapat mempermudah akses

masyarakat pedesaan. Misalnya jembatan pada jalan desa yang

menghubungkan desa dengan desa lain atau kota sebagai prasarana

perhubungan ekonomi dan komunikasi desa, jembatan pada jalan desa

yang menghubungkan perkampungan dengan pusat pemerintahan desa

atau pusat kegiatan ekonomi/pasar desa, jembatan pada jalan desa yang

menghubungkan perkampungan dengan pusat kegiatan produksi, seperti

pertanian, perkebunan, dll. sehingga sistem lalulintas transportasi

masyarakat desa terpenuhi.

Dalam pembuatan jembatan bambu yang menghubungkan suatu

pedesaan harus dilakukan survey lokasi terlebih dahulu agar perancangan

dan teknis pelaksanaan dapat direncanakan dengan tepat. Hal-hal yang

harus diperhatikan dalan survey lokasi :

- Kondisi situasi penampang sungai yang dilewati jalan atau rencana

jalan.

- Rencana posisi jembatan

Page 5: BBLokal

- Pengukuran lebar sungai untuk mengetahui rencana bentang

jembatan

- Data tinggi air maksimum / tinggi air banjir yang pernah terjadi yang

didapat dari penduduk setempat dan di control dengan data yang ada

di Dinas Pengairan setempat.

- Survei harga material yang tersedia dan material yang harus dibeli

dari luar desa.

Teknis pelaksanaan pembangunan jembatan dilakukan dengan

tahap pelaksanaan, yaitu sebagai berikut :

a. Pembersihan lokasi

b. Persiapan material

c. Pekerjaan konstruksi jembatan

d. Pembersihan dan pemulihan lokasi

a. Pembersihan Lokasi

Pembersihan lokasi dilakukan dengan cangkul, sabit, dsb pada

lokasi yang akan digunakan untuk jembatan dan telah ditentukan

sebelumnya agar bersih dari pohon-pohonan, akar-akaran, dan tonggak-

tonggak.

Amankan lahan yang akan digunakan dengan pagar agar tidak

terganggu oleh orang dan binatang.

b. Persiapan Material

Bambu yang digunakan untuk konstruksi jembatan harus cukup tua

dengan kualitas  baik, lurus dan panjang, diantaranya jenis bambu

gombong, bambu tali, dan bambu betung. Bambu ini memiliki kekuatan,

keuletan, dan keawetan yang baik, atau jenis lain dengan persyaratan

antara lain :

Bambu harus berumur tua, berwarna kuning jernih, hitam atau

hijau tua, berbintik putih pada pangkalnya, berserat padat dengan

permukaan mengkilat, buku-bukunya tidak boleh pecah.

Page 6: BBLokal

Pelupuh dan barang anyaman bambu seperti dan lain-lain harus

terbuat dari bambu yang terndam dengan baik, tahan lama dan

terbuat dari jenis bambu dengan garis tengah minimum 4 cm dan

harus terbuat dari kulit bambu.

Bambu untuk tiang atau cerucuk stabilitas tanah, harus dari jenis

yang tahan lama dengan garis tengah minimum 8 cm.

c. Pekerjaan Konstruksi Jembatan

1. Pemasangan Kepala Jembatan

Pemasangan kepala jembatan ditandai dengan patok yang

dipasang dengan tinggi yang menggambarkan tinggi

jembatan yang akan dibangun.

Ratakan tanah disekitar perletakan untuk kepala jembatan

Letakkan dua batang bambu ke arah melintang dengan

panjang sesuai lebar jembatan dengan diameter bambu ± 10

-14 cm dan diperkuat dengan 3 buah pasak bambu pada

setiap batang bambu tersebut.

Pancangkan dikedua sisi bamboo perletakan masing-masing

5 batang dengan panjang ± 1,50 meter dan jarak bersih

antara batang 30 cm.

Pemancangan dengan palu tangan, berat 8-10 kg, bila tanah

asli cukup keras, pemancangan dihentikan saat bambu susah

masuk.

2. Pemasangan Gelagar Memanjang

Bambu dipasang arah memanjang dengan bantuan perancah

selebar 1,5 meter. Pengikatan dilakukan dengan menggunakan tali

ijuk atau kawat dengan jarak antar ikatan 2 meter. Perkuatan

tambahan untuk ikatan gelagar memanjang dengan mengikat

dengan besi beton diameter maksimal 6 mm.

Page 7: BBLokal

3. Membuat Tiang Sokongan

Tiang sokongan terdiri dari dua batang bambu yang diikat satu

sama lain dengan ijuk atau kawat.

Pancangkan tiang sokongan pada kedua tebing sungai

dengan kedalaman 2,5 meter.

Hubungkan bagian atas kedua sokongan pada masing-

masing sisi tebing dengan tali ijuk/kawat.

Pasang batang mendatar (panjang 3 meter / sesuaikan

dengan lebar jembatan + 30 cm) pada puncak sokongan

dengan tali ijuk/kawat.

4. Pemasangan Batang Tegak

Batang tegak terdiri dari dua batang bambu yang terpisah.

Kedua batang tegak dilubangi ± 8 cm pada bagian sebelah

atas batang mendatar, kedalam lubang tersebut dimasukkan

pasak batang bambu ukuran 8 cm, antara batang tegak

diperkuat dengan ikatan silang dari ijuk/kawat. Batang

tegak diperkuat dengan ikatan silang dari ijuk.

Catatan : Satu lubang untuk pasak dibuat tepat di bawah buku

bambu.

Hubungan seperti diatas dilakukan juga pada batang yang

dipasang di bawah lantai jembatan dengan lubang pasak

diletakkan di atas buku bambu. 

5. Pemasangan Lantai

Pasang anyaman bambu dilantai jembatan dengan cara

mengikatnya pada besi pengikat gelagar memanjang.

6. Pemasangan Tiang Sandaran

Pasang tiang sandaran setinggi satu meter dari lantai jembatan

dengan cara mengikatkan pada batang tegak dengan menggunakan

tali ijuk, dengan jarak tiang 1 meter.

Hubungkan bambu dari tiang pada bagian atas dan diikat satu

sama lain.

Page 8: BBLokal

C. PENUTUP

1. Kesimpulan

Bambu merupakan bahan yang sangat baik untuk digunakan

sebagai alternatif pengganti penggunaan kayu dalam aspek kehidupan

salah satunya seperti struktur bangunan karena bambu memiliki kuat

tarik yang baik, mudah ditanam sehingga murah dan mudah

diperbarui.

Dalam pembangunan jembatan bambu harus memperhatikan

spesifikasi teknis bambu, tata cara pengawetan bambu, dan teknis

pelaksanaan pembangunan jembatan.

2. Saran

Sebaiknya penggunaan bambu dalam berbagai aspek kehidupan

terus ditingkatkan demi menjaga ekosistem hutan sebagai paru-paru

dunia.

D. Daftar Pustaka

http://pembangunanmasyarakatpedesaan.blogspot.com/2012/03/

jembatan.html