BBI.DOC
-
Upload
masykur-khair -
Category
Documents
-
view
15 -
download
0
description
Transcript of BBI.DOC
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Banyak dari kita yang mengalami problem dalam menaikkan berat
badan ideal. Berat badan ideal bisa ditambah dengan meningkatkan
massa otot, bukan lemak tubuh. Banyak yang sering salah arti dengan
menaikkan berat badan berarti menaikkan jumlah lemak. Selain cara itu
adalah cara yang salah, cara itu juga sangat tidak sehat karena lemak
bertambah artinya kita mengkonsumsi energi lebih banyak dari yang kita
butuhkan untuk aktivitas kita.
Biasanya setelah mencoba selama berbulan-bulan, makan
sebanyak mungkin, latihan fitness yang ‘katanya’ sudah berat tetapi
masih belum membuahkan hasil sama sekali, kita sudah mulai putus asa
dan mengatakan kalau tubuh kurus kita adalah genetic atau sudah nasib.
Kalau dalam 2-3 minggu belum ada hasil, pasti ada yang salah.
Postur tubuh ideal umumnya diukur dari berat badan ideal.Banyak profesi yang biasa mensyaratkan hal itu. Bagaimana kita bias mencapainya? Kita tentu akan merasa risih jika ada orang menanyakan berat badan kita. Seolah pertanyaan tersebut merupakan momok, sekaligus juga “peringatan” agar kita tetap menjaga postur tubuh.Di dalam dunia kebugaran, sebenarnya tidak ada istilah berat badan ideal. Biasanya orang akan berpatokan mencari rumus berat badan ideal dengan mengurangi tinggi tubuh dengan angka 110. Berat badan tidak boleh dibuat patokan dalam mencari berat tubuh ideal. Karena tubuh kita mayoritas terdiri atas lemak dan otot. Dua hal tersebut yang menentukan berat badan kita.
Seseorang perlu makan untuk menjaga agar tubuh tetap melakukan segala proses fisiologi. Makanan berfungsi untuk menjaga / menjamin kelangsungan hidup karena ada yang berfungsi sebagai sumber tenaga, pembangun dan pelindung atau pengatur segala proses
tubuh dalam manusia. Masalah kekurangan dan kebutuhan gizi pada orang dewasa merupakan masalah penting karena selain itu menimbulkan resiko yang timbulnya penyakit-penyakit tertentu yang mempengaruhi produktifitas keja oleh karena itu pemantauan keadaan tersebut perlu dilakukan secara kesinambungan. Salah satu cara adalah mempertahankan berat badan ideal.Jadi, mereka yang ingin memiliki tubuh ideal, jangan berpatokan dengan angka di atas timbangan, karena banyak sekali faktor yang bias membuat berat badan berubah.Uraian-uraian inilah yang memberikan motivasi dan dorongan kepada kami untuk melakukan praktikum ini.
I.2 Tujuan Percobaan
Menentukan berat badan ideal dengan cara mengukur tinggi
badan dan berat badan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Nutrisi adalah substansi dalam makanan yang dipakai tubuh untuk
bertumbuh, bertahan dan memperbaiki diri. Nutrien terbagi dalam enam
kategori nutrien mayor (karbohidrat, hidrat arang, lipid, protein dan nutrien
lain) kebanyakan makanan menyajikan berbagai nutrien sekaligus. Sel
dalam tubuh (khususnya sel dalam hati) dapat mengonveks satu jenis
molekul ke jenis lainnya, sesuai kebutuhan. Namun ada 45-50 molekul
disebut nutrien esensial, yang tidak dapat disediakan tubuh melalui konveksi
dan harus diperoleh dari makanan.
Karbohidrat, kecuali laktosa dan sedikit glikogen dalam daging,
sebagian besar karbohidrat yang kita konsumsi berasal dari tumbuhan. Gula
diperoleh dari buah-buahan, telur, madu dan susu. Glukosa adalah bentuk
monosakarida yang dipakai sel-sel tubuh dan bakar utama tubuh dan
dipakai untuk membentuk ATP.
Lemak dari makanan kebanyakan adalah lemak netral yaitu
trigliserida. Lemak dari produk hewani dan sebagian tumbuhan adalah
lemak jenuh (kurang baik). Lemak tak jenuh terdapat di biji-bijian, kacang-
kacangan dan minyak sayur. Sumber utama kolesterol adalah susu, kuning
telur dan daging.
Vitamin adalah senyawa organik paten yang dibutuhkan dalam
jumlah sedikit untuk pertumbuhan dan kesehatan yang normal/optimal.
Berbeda dengan nutrien organik lain, vitamin tidak dipakai untuk energi dan
tidak berfungsi sebagai bahan pembangun. Tanpa vitamin, semua protein,
lemak, karbohidrat yang kita konsumsi tidak ada gunanya. Kebanyakan
vitamin berfungsi sebagai ko-enzim artinya mereka menyertai enzim tertentu
dalam melakukan salah satu jenis katalis.(Tambayong,2005,hal.138).
Masukan makanan harus selalu cukup untuk menyuplai kebutuhan
metabolisme tubuh dan tidak cukup menimbulkan obesitas. Jika karena
berbagai makanan mengandung berbagai protein, karbohidrat dan lemak
keseimbangan yang sesuai harus dipertahankan antara berbagai jenis
makanan tersebut sehingga semua segmen sistem metabolisme tubuh
dapat suplai dengan bahan yang dibutuhkan. Energi yang tersedia
dalammakanan energi yang dikeluarkan dari setiap gram karbohidrat waktu
dioksidasi menjadi karbon dioksida dan air adalah 4,1 kalori dan yang
dikeluarkan dari metabolisme protein rata-rata diet waktu setiap gram
dioksida, air dan urea adalah 4,35 kalori. Kebutuhan protein sehari-hari 20-
80 gram protein tubuh didegradasi dan digunakan untuk energi setiap hari.
Oleh karena itu, semua sel harus terus menerus membentuk protein baru
untuk menggantikan protein yang dihancurkan, maka suplai protein
dibutuhkan dalam diet untuk tujuan ini. Rata-rata manusia dapat
mempertahankan cadangan protein normal yang dibutuhkan bila masukan
sehari-hari diatas 30-55 gram.(Mary courtney moore,2006,hal.112).
Tubuh membutuhkan mineral dalam jumlah sedang (kalsium, fosfor,
kalium, sulfur, natrium klorida, magnesium) dan sediikit sekali mineral lain.
meski demikian kebanyakan mineral terdapat dalam bentuk ion dalam
cairan tubuh atau terikat pada senyawa organik membentuk molekul-
molekul seperti fosfolipid, hormon, enzim dan protein fungsional.
Berat badan memiliki hubungan yang linear dengan tinggi badan.
Dalam keadaan normal, perkembangan berat badan akan searah dengan
pertumbuhan tinggi badan dengan kecepatan tertentu. Jellive telah
memperkenalkan indeks ini untuk mengidentifikasi status gizi. Indeks berat
badan dan tinggi badan merupakan indicator yang baik untuk menilai status
gizi saat kini. Indeks berat badan dan tinggi badan adalah merupakan
indeks yang independen terhadap umur berdasarkan sifat-sifat tersebut,
indeks berat badan dan tinggi badan mempunyai beberapa keuntungan dan
kelemahan, seperti yang diuraikan dibawah ini :
1. Keuntungan indeks BB/TB
Adapun keuntungan indeks ini adalah :
a. Tidak memerlukan data umur.
b. Dapat membedakan proporsi badan (gemuk, normal, dan
kurus).
2. Kelemahan indeks BB/TB
Kelemahan indeks ini adalah :
a. Tidak dapat memberikan gambaran apakah anak tersebut
pendek, cukup tinggi badan atau kelebihan tinggi badan
menurut umurnya, karena factor umur tidak dipertimbangkan.
b. Membutuhkan dua macam alat ukur.
c. Pengukuran relatif lama.
d. Membutuhkan dua orang untuk melakukannya.
e. Sering terjadi kesalahan dalam pembacaan hasil pengukuran.
(Tambayong, 2005, hal. 138).
Obesitas adalah masalah makan gizi yang paling sering dan mahal
di AS. Kegemukan saat ini mengenai 33 % orang dewasa dan insidennya
terus meningkat. Keadan ini berkaitan dengan meningkatnya insiden
berbagai penyakit termasuk penyakit kardiovaskuler dan kandung empedu
serta diabetes. Angka normal untuk lemak adalah 12-18 % berat tubuh pada
pria dan wanita 18-25 % berat tubuh wanita. Obesitas dikatakan terjadi
kalau terdapat kelebihan berat badan.
Pada manusia obesitas memiliki komponen genetik yang kuat,
tetapi faktor lingkungan juga ikut andil sebagai contoh. Hubungan obesitas
dengan diabetes sangat erat kaitannya. Nilai kalori masukan harus
mendekati sama dengan energi yang dikeluarkan sebagai panas dan kerja
kalau berat badan akan dipertahankan. Kalau masakan kalori tidak cukup
simpanan protein dan lemak tubuh dikatabolis dan kalau masukannya
berlebihan adalah obesitas. Disamping 2000 kkl/hari yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan energi untuk aktifitas sehari-sehari.
Distribusi kalori antara makanan dari karbohidrat, protein dan lemak
sebagian ditentukan oleh faktor-faktor fisiologi. Masukan protein harian
sekurang-kurangnya 1 g/kg BB untuk memenuhi kebutuhan 8 asam amino
esensial dan asam amino lain dianggap diperlukan oleh tubuh. (Wlliam F
Ganong, 2008, hal.113)
Penurunan berat badan dapat dicapai dengan mengkonsumsi kalori
lebih sedikit dari pada energi yang dibutuhkan / diperlukan. Metode untuk
mencapai penurunan berat badan meliputi diet, modifikasi prilaku, olah raga
dan lain-lain.
Diet seimbang rendah kalori, diet ini berdasarkan pada makanan
yang biasa dipilih dari semua kelompok makanan, walaupun kalori rendah
cukup pada semua zat gizi. Diet ini adalah pilihan terbaik pada individu
dengan berat badan kurang dari 30 % kelebihan berat badan dan diijinkan
kehilangan sekitar 1,5-1 kg/minggu. (Mary courtney moore, 2006, hal.112).
Faktor lain yang harus dipertimbangkan dalam menganalisis protein
dalam diet adalah apakah protein merupakan protein lengkap atau protein
parsial. Protein lengkap mempunyai susunan asam amino dalam
perbandingan yang sesuai satu sama lain sehingga semua asam amino
dapat digunakan dengan tepat oleh tubuh manusia. Pada umumnya, protein
yang berrasal dari hewan lwbih lengkap dibanding dengan protein yang
berasal dari sayur-sayuran dan padi-padian. Bila protein parsial terdapat
dalam diet, perlu penambahan protein dalam rasio minuman sehari-hari
untuk mempertahankan keseimbangan protein. Contohnya, protein jagung
hampir tidak mengandung triptofan sama sekali, berarti diet tersebut
merupakan diet yang kekurangan protein sama sekali. Beberapa faktor
nutrisi yang mengatur derajat aktifitas pusat makanan adalah sebagai
berikut :
1. Persalingan glukosa terhadap sel tubuh teori glukostatik dari lapar dan
pengaturan makanan
2. Efek konsentrasi asam amino darah pada makanan
3. Efek metabolik lemak pada makanan pengaturan jangka lama
4. Pengaturan saluran pencernaan
5. Pengukuran makanan oleh reseptor-reseptor kepala. (Arthur C.
Guyton,2008,hal.214)
Tabel Berat & Tinggi Badan Rata-Rata untuk Anak Berumur 0 - 5 Tahun, Tanpa Membedakan Jenis Kelamin. Sumber Direktorat Gizi, Departemen
Kesehatan RI BERAT DAN TINGGI BADAN RATA-RATA(Umur 0-5 Tahun, jenis kelamin tidak dibedakan)
UmurBerat (Gram) Tinggi (Cm)
Standar 80% Standar Standar 80% Standar
Lahir 0 - 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4 Bulan 5 Bulan 6 Bulan 7 Bulan 8 Bulan 9 Bulan 10 Bulan 11 Bulan 12 Bulan
3.4004.3005.0005.7006.3006.9007.4008.0008.4008.9009.3009.6009.900
2.7003.4004.0004.5005.0005.5005.9006.3006.0007.1007.4007.7007.900
50.555.058.060.062.564.566.067.569.070.572.073.574.5
40.543.546.048.049.551.052.554.055.556.557.558.560.0
1 tahun 3 Bulan 6 Bulan 9 Bulan
10.60011.30011.900
8.5009.0009.600
78.081.584.5
62.565.067.5
2 tahun 0 Bulan 3 Bulan 6 Bulan 9 Bulan
12.40012.90013.50014.000
9.90010.50010.80011.200
87.089.592.094.0
69.571.573.575.0
3 tahun 0 Bulan 3 Bulan
14.50015.000
11.60012.000
96.098.0
77.078.5
6 Bulan 9 Bulan
13.50016.000
12.40012.900
99.5101.5
79.581.5
4 tahun 0 Bulan 3 Bulan 6 Bulan 9 Bulan
16.50017.00017.40017.900
13.20013.60014.00014.400
103.5105.0107.0108.0
82.5
85.586.5
5 tahun 0 Bulan 18.400 14.700 109.0 87.0
Sumber : Direktorat Gizi, Departemen Kesehatan RI(http://www.balita-anda.com/tabel/506-tabel-berat-a-tinggi-badan-rata-rata.html)
Body Mass Index = Kategori Berat Badan
< 18,5 kg = kurang
18,5 - 24,9 kg = normal
25,0 - 29,9 kg = lebih
30,0 - 34,9 kg = obesitas 1
35,0 - 39.9 kg = obesitas 2
> 39,9 kg = sangatobes
(http://feliciapukiat.wordpress.com/2009/01/03/menghitung-berat-badan-ideal/)
BAB III
METODE PERCOBAAN
III.1 Alat dan Bahan
1. Timbangan berat badan (kg)
2. Alat pengukur tinggi badan (cm)
III.2 Cara kerja
1. Menyiapkan masing-masing kelompok 6 orang coba, masing-
masing 2 orang yang kurus, gemuk dan normal menurut penglihatan
2. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi orang coba
3. Menentukan berat badan ideal orang coba
Rumus berat badan ideal (kg) = (TB – 100) – 10% (TB – 100)
BAB IV
HASIL PERCOBAAN
IV.1. HasilPercobaan
Nama orang coba : Masykur
Tinggibadan : 162 cm
Beratbadan : 49 kg
Hasil : kekurangan 6,8 kg.
- BBI (Min.) = (BT – 100) – 10 % (BT – 100)
= (162 – 100) – 10 % (162 – 100)
= (62) – 10 % (62)
= 62 – 6,2
= 55,8 kg.
- BBI ( Max.) = (BT – 100) + 10 % (BT – 100)
= (162 – 100) + 10 % (162 – 100)
= (62) + 10 % (62)
= 62 + 6,2
= 68,2 kg.
Rentang BBI = 55,8 kg – 68,2 kg.
IV.2. Pembahasan
Dari percobaan diatas sebelum mengukur berat badan ideal
orang coba, terlebih dahulu diukur tinggi badan dan menimbang berat
badannya, dan hasil yang diperoleh yaitu tinggi badan orang coba 162 cm
dan berat badannya 49 kg. Dan berdasarkan hasil pengukuran berat badan
ideal minimum diperoleh hasil yaitu 55,8 kg. Berat badan ideal minimum ini
dijadikan sebagai tolak ukur minimum berat badan orang coba yang artinya
tidak boleh kurang dari BBi minimum yang diperoleh ini.
Sementara pada penghitungan selanjutnya yaitu mencari berat
badan ideal maksimum orang coba, dan dari perhitungan diatas maka
diperoleh hasil untuk berat badan ideal maksimum orang coba yaitu 68,2 kg.
Tentu hasilnya akan meningkat dari BBI minimum, karena BBI minimum yaitu
jumlah minimal/terendah dari berat badan yang harus dicapai seseorang dan
BBI maksimum yaitu jumlah maksimal/tertinggi dari berat badan yang harus
di capai oleh seseorang. Dan dari hasil perhitungan BBI minimum dan
maksimum orang coba maka didapatkan rentang BBI orang coba yang
berkisar antara 55,8 kg sampai 68,2 kg. Sehingga dapat diambil kesimpulan
bahwa berat badan orang coba tidak ideal karena kurang dari 55,8 kg. Berat
badan dikatakan ideal jika berkisar antara 55,8 kg sampai 68,2 kg, jika
kurang berarti tidak ideal dan begitu pula sebaliknya jika lebih berarti pula
tidak ideal.
BAB V
PENUTUP
V.I. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari percobaan ini adalah :
1. Setelah melakukan percobaan diperoleh hasil berat badan ideal
minimum adalah 55,8 kg, yang merupakan standar terendah yang
berat badan yang harus dicapai oleh orang coba. Jika kurang berarti
tidak ideal.
2. Setelah melakukan percobaan diperoleh hasil berat badan ideal
maksimum adalah 68,2 kg, yang merupkan standar tertinggi dari berat
badan yang harus dicapai oleh orang coba. Jika lebih berarti tidak
ideal.
V.2.Saran
Adapun saran saya mengharapkan bantuan asisten untuk menjaga
suasana praktikum sehingga teman-teman dapat lebih serius dalam
melakukan praktikum demi mencapai keberhasilan kita bersama dalam
mengikuti praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Ganong, William F. 2008. Fisiologi Kedokteran. Jakarta :EGC.
Guyton, Arthur C. 2008. Mekanisme Penyakit. Jakarta :EGC.
Moore, mary courtney. 2006. Terapi Diet dan Nutrisi. Jakarta :EGC.
Tambayong. 2005. Anatomi dan Fisiologi untuk Keperawatan.
Jakarta :EGC.
http://www.balita-anda.com/tabel/506-tabel-berat-a-tinggi-badan-rata-rata.ht
ml (23-04-2010, pkl 14.32 pm)
http://feliciapukiat.wordpress.com/2009/01/03/menghitung-berat-badan-
ideal/ (23-04-2010, pkl 14.32 pm)