Bayi Hiperbillirubinemia

8
RSUD Dr. SOEBANDI PADA BAYI DENGAN HIPERBILLIRUBINEMIA (ICTERUS NEONATORIUM) No. Dokumen 02 / SMF.ANAK / 02 No. Revisi 2 Halaman 1/6 PROSEDUR TETAP KEPARAWATAN Tanggal terbit; 29 Januari 2004 Ditetapkan oleh; Direktur Dr. Hj. Oemi Djauhari, MM NIP. 140 054 077 I. DEFINISI : Ikterus ialah : warna kuning yang tampak pada kulit dan mukosa oleh karena adanya peningkatan kadar billirubin dalam darah. II. TUJUAN : 1. Menurunkan kadar billirubin sampai dalam batas normal 2. Membantu metabolisme oksigenasi 3. Menghambat Kern icterus 4. Mencegah komplikasi 5. Menekan angka kematian. III. RUANG LINGKUP / KEBIJAKSANAAN : 1. Batasan; Hiperbillirunemia neonatal ialah keadaan naiknya kadar billirubin tak langsung pada bayi baru lahir. Billirubin tak langsung ini tidak larut dalam air (larut dalam lemak), tertimbun dalam darah, dan mempunyai afinitas besar terhadap nucleus – nikleus basalis otak sehingga dapat terjadi kernicterus. 2. Gambaran Klinik; Gejala pada dehidrasi melihat tingkat dehidrasinya. a. Ikterus “Fisiologis” - Tampak pada hari III – IV - Bayi tampak sehat (norma) - Kadar kurang dari 12 mg% - Menghilang paling lambat 10 – 14 hari - Tak ada factor resiko - Sebab : proses fisiologis (berlangsung dalam kondisi fisiologis) b. Ikterus Patologis - Timbul pada umur kurang dari 36 jam

description

vds

Transcript of Bayi Hiperbillirubinemia

Page 1: Bayi Hiperbillirubinemia

RSUD Dr. SOEBANDI

PADA BAYI DENGAN HIPERBILLIRUBINEMIA (ICTERUS NEONATORIUM)

No. Dokumen02 / SMF.ANAK / 02

No. Revisi2

Halaman1/6

PROSEDUR TETAP KEPARAWATAN

Tanggal terbit;29 Januari 2004

Ditetapkan oleh;Direktur

Dr. Hj. Oemi Djauhari, MMNIP. 140 054 077

I. DEFINISI :

Ikterus ialah : warna kuning yang tampak pada kulit dan mukosa oleh karena adanya peningkatan kadar billirubin dalam darah.

II. TUJUAN :

1. Menurunkan kadar billirubin sampai dalam batas normal2. Membantu metabolisme oksigenasi3. Menghambat Kern icterus4. Mencegah komplikasi5. Menekan angka kematian.

III. RUANG LINGKUP / KEBIJAKSANAAN :

1. Batasan;Hiperbillirunemia neonatal ialah keadaan naiknya kadar billirubin tak langsung pada bayi baru lahir.Billirubin tak langsung ini tidak larut dalam air (larut dalam lemak), tertimbun dalam darah, dan mempunyai afinitas besar terhadap nucleus – nikleus basalis otak sehingga dapat terjadi kernicterus.

2. Gambaran Klinik;Gejala pada dehidrasi melihat tingkat dehidrasinya.a. Ikterus “Fisiologis”- Tampak pada hari III – IV- Bayi tampak sehat (norma)- Kadar kurang dari 12 mg%- Menghilang paling lambat 10 – 14 hari- Tak ada factor resiko- Sebab : proses fisiologis (berlangsung dalam kondisi fisiologis)

b. Ikterus Patologis - Timbul pada umur kurang dari 36 jam- Cepat berkembang- Bisa disertai anemia- Menghilang lebih lama. Lebih dari 2 minggu- Ada factor resiko- Dasar : Proses patologis.

3. Penyebab / Faktor resiko;a. Hemolisis / Prodiksi meningkat :- Golongan darah ibu – v\bayi tak serasi (Rh,ABO)- Hematoma, memar.- Sperositosis congenital- Enzim G6 PD rendah

Page 2: Bayi Hiperbillirubinemia

RSUD Dr. SOEBANDI

PADA BAYI DENGAN HIPERBILLIRUBINEMIA (ICTERUS NEONATORIUM)

No. Dokumen02 / SMF.ANAK / 02

No. Revisi2

Halaman2/6

PROSEDUR TETAP KEPARAWATAN

Tanggal terbit;29 Januari 2004

b. Gangguan transport- Albumin rendah (premature, kurang gizi)- Ikatan kompetitif dengan salbumin (obat – obatan atau bahan lain)- Kemampuan mengikat albumin rendah (asidosis)

c. Ganngguan konjugasi- Enzim glukoronil transferase beum adekuat (premature, congenital)

d. Gangguan ekskresi- Obstruksi saluran empedu (cholestasis)- Obstruksi usus (sirkulasi enterohepatik mengingat)

4. Gejala Klinik- Kulit dan selaput lendir tampak kuning.

IV. ALUR PENDERITA MASUK RUMAH SAKIT :

V. PROSEDUR PENATALAKSANAAN :

1. Menghilangkan penyebab.Pendekatan yang dapat memenuhi kebutuhan itu adalah : mengetahui timbulnya ikterus seperti yang dikemukakan oleh NORPER dan JON (1974) yaitu :a. Icterus yang timbul pada 24 jam I- Kadar billirubin serum berkala- Darah tepi lengkap- Golongan darah ibu, ayah, bayi

b. Icterus yang timbul 24 – 72 jam sesudah lahir.Pemeriksaan yang perlu dilakukan :Bila keadaan bayi baik dan peningkastan tidak cepat dapat dilakukan pemeriksaan darah tepi, pemeriksaan kadar billirubin berkala, pemeriksaan penyaring enzim G6 PD.

Rawat Gabung Poli Anak I G D

HIPERBILLIRUBINEMIA

IRNA PERINATOLOGI

Page 3: Bayi Hiperbillirubinemia

RSUD Dr. SOEBANDI

PADA BAYI DENGAN HIPERBILLIRUBINEMIA (ICTERUS NEONATORIUM)

No. Dokumen02 / SMF.ANAK / 02

No. Revisi2

Halaman3/6

PROSEDUR TETAP KEPARAWATAN

Tanggal terbit;29 Januari 2004

c. Icterus yang timbul sesudah 72 jam I sampai akhir minggu I- Biasanya karena infeksi (sepsis)- Dehidrasi asidosis- Defisiensi enzim G6 PD- Pengaruh obat- Sindroma Graigger – Nijgar- Sindroma Gilbut.

d. Icterus yang timbul pada akhir mimggu I dan selanjutnya- Pemeriksaan billirubin (direk dan indirek) berkala- Pemeriksaan darah tepi- Pemeriksaan darah penyaring G6 PD- Biakan darah, biopsy hepar bila perlu- Pemeriksaan lain yang berkaitan dengan kemingkinan penyebab.

2. Pencegahan peningkatan kadar Billirubin.a. Pengawasan Antenatal yang ketatb. Menghindari obat yang dapat meningkatkan ikterus pada bayi,

misalnya : Sulfafuranale, Novobiasin dan oksitosin.c. Pencegahan dan pengobatan hipoksia pada janin dan neonatus.d. Penggunaan Penobarbital pada ibu.e. Imunisasi yang baik pada bayi baru lahir.f. Pemberian minum yang dinig. Pencegahan infeksi

3. Mengatasi Hiperbillirubinemiaa. Mempercepat proses konjugasi, misalnya : dengan pemberian

Penobarbital 15 – 20 mg/kg BB/hari.b. Memberikan abstrak yang kurang untuk tranfortasi atau konjugasi,

misalnya : dengan pemberian albumin / plasma dengan dosis 10 – 20 ml/kg BB/hari

c. Melakukan dekomposisi billirubin dengan foto terapid. Tranfusi tukar

Pada umumnya tranfusi tukar dilakukan dengan indikasi senagai berikut - Pada semua keadaan dengan kadar billirubin indirek lebih dari 20 mg

%- Kenaikan kadar billirubin yang cepat yaitu : 0,3 1mg% / jam.- Anaemia yang berat pada neonatus dengan gejala gagal jantung.- Bayi dengan HB tali pusat kurang dari 14mg %

Sesudah tranfusi tukar harus diberikan foto terapi

Page 4: Bayi Hiperbillirubinemia

RSUD Dr. SOEBANDI

PADA BAYI DENGAN HIPERBILLIRUBINEMIA (ICTERUS NEONATORIUM)

No. Dokumen02 / SMF.ANAK / 02

No. Revisi2

Halaman4/6

PROSEDUR TETAP KEPARAWATAN

Tanggal terbit;…………………………

EFEK SAMPING PENGOBATAN1. Penobarbital- Banyak tidur

2. Foto Terapia. Segera- Suhu tubuh hiperthermi / hipothermi- Kulit terbakar- Insensible water loss meningkat- Evakuasi usus lebih cepat, diarrhea- Gelisah (mata ditutup)

b. Lama- Perubahan DNA (jangka panjang)

3. Tranfusi tukar- Infeksi- Jantung- Sirkulasi hipervolemi / hipovolemi- Elektrolit hipocalcemi- Metabolik

MONITOR- Tanda vital- Gejala saraf pusat- Hb atau PVC- Serum billirubin- Statuts hidrasi (turgor kulit)- Efek samping pengobatan.

TERAPI SINARTerapi sinar diberikan minimal 24 jam, maximal 2x24 jam diamana tiap 6 jam posisi dibalik, dapat diulang setelah istirah 12 jam. Pemeriksaan billirubin dilakukan sebelum, selama dan sesudah Fototerapi minimal 2 kali.Selama foto terapi harus diperhatikan :1. Jarak bayi dan lampu : 45 cm2. Bayi telanjang bulat3. Mata ditutup rapat dengan penutup mata tak tembus cahaya.4. Posisi bayi diubah – ubah 6 jam5. Pertahankan suhu tubuh 36 – 37 C (cek suhu tubuh tiap 3 jam).6. Hindarkan dehidrasi, perhatikan baraknya ( sering hijau encer), perhatikan

diuresisnya, bila perlu diberikan cairan ekstra.7. Tentukan HB dan billirubin selama terpai sinar secara teratur tiap hari satu

kali.8. Setelah terapi sinar, tentgukan kadar billirubin tiap hari untuk menentukan

sikap selanjutnya.PETUNJUK

Pemberian terapi sinar : sesudah 24 jam, istirahat 12 jam

Page 5: Bayi Hiperbillirubinemia

RSUD Dr. SOEBANDI

PADA BAYI DENGAN HIPERBILLIRUBINEMIA (ICTERUS NEONATORIUM)

No. Dokumen02 / SMF.ANAK / 02

No. RevisiI

Halaman5/6

PROSEDUR TETAP KEPARAWATAN

Tanggal terbit;29 Januari 2004

BAYI KURANG BULAN- Mulai terapi sinar billirubin indirek lebih dari 10 mg %- Setelah 24 jam terapi sinar :

a. Bila kadar billirubin indirek lebih dari 12 mg % terapi diteruskan sampai kadar billirubin kurang dari 10 mg%

b. Bila kadar billirubin kurang dari 10 mg % terapi sinar dihentikan selama 12 jam dan mulai lagi terapi sinar.

c. Terapi sinar dihentikan bila kadar billirubin indirek tetap kurang dari 12 mg % bagi bayi premature setelah umur 5 hari.

BAYI CUKUP BULAN- Mulai terapi sinar kadar billirubin labih dari 15 mg bagi bayi yang

berumur kurang dari 96 jam (4 hari), atau bila kadar billirubin indirek lebih dari 18 mg % bagi bayi yang berumur labih dari 96 jam.

- Setelah 24 jam terapi sinar :a. Bila kadar billirubin indirek lebih dari 18 mg % teruskan terapi sinar

sampai kadarnya kurang dari 15 mg%b. Bila kadar billirubin kurang dari 18 mg % hentikan terpai sinar sampai

untuk 24 jam. Dan berikan lagi terapi bila kadar billirubin indirek naik lebih dari 18 mg % pada bayi sampai umur 5 hari.

- Terapi sinar dihentikan bila kadar billirubin tetap kurang dari 15 mg % bagi bayi setelah umur 5 hari.

MONITOR;- Berat badan- Turgor kulit- Suhu tubuh- Faeces / Urine- Tanggal dan lamanya terapi sinar.

TRANFUSI TUKAR;- Bial kadar billirubin indirek lebih dari 20 mg % pada hemolytic disease.- Dengan izin orang tua- Pada isovolemik, darah yang dimasukkan diteteskan melalui vena

perifer sedang darah yang dikeluarkan menetes melalui vena perifir yang lain.

- Biasanya dipakai 2x volume darah bayi, dimonitor komplikasinya. a. Alat – alat :

a. 2 venocath atau jarum suntik no 18 Gb. Gelas pengukurc. Tranfusi setd. Citras Natricuse. Kain penutup sterilf. Gaun sterilg. Sarung tangan sterilh. Penutup kepala sterili. Masker sterilj. 1 atau 2 doketr di Bantu oleh 1 atau 2 perawat.

Page 6: Bayi Hiperbillirubinemia

RSUD Dr. SOEBANDI

PADA BAYI DENGAN HIPERBILLIRUBINEMIA (ICTERUS NEONATORIUM)

No. Dokumen02 / SMF.ANAK / 02

No. Revisi2

Halaman6/6

PROSEDUR TETAP KEPARAWATAN

Tanggal terbit;29 Jasnuari 2004

2. Monitor- Nadi / detak jantung- ECG (bila ada alat)- Pasca tranfusi check kadar gula darah (dextrotix) tiap 2 jam- Teruskan infus D 10 % volume rumatan, bila 2x pemeriksaan

glukosa darah normal, infus stop.3. Pertahankan keadaan umum penderita4. Pemeriksaan Laboratorium, Radilogi5. Konsul bila perlu6. Bila hiperbillirubin sudah teratasi rawat jalan7. Kontrol ke Poli Anak.