Bayi dan Balita 1. adalah 0-6 bulan (Andriani dan ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/843/5/BAB...
Transcript of Bayi dan Balita 1. adalah 0-6 bulan (Andriani dan ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/843/5/BAB...
![Page 1: Bayi dan Balita 1. adalah 0-6 bulan (Andriani dan ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/843/5/BAB II.pdf · a. Pertumbuhan tinggi dan berat badan Selama tahun kedua, angka penambahan](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022053106/606fe75c2819a4558153948a/html5/thumbnails/1.jpg)
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Bayi dan Balita
1. Pengertian
Balita adalah individu atau sekelompok individu dari suatu penduduk yang
berada dalam rentang usia tertentu. Usia balita dapat dikelompokkan menjadi tiga
golongan yaitu golongan usia bayi (0-2 tahun), golongan batita (2-3 tahun) dan
golongan prasekolah (>3-5 tahun). Adapun menurut WHO, kelompok usia balita
adalah 0-6 bulan (Andriani dan Wirjatmadi, 2012:164)
Masa anak dibawah lima tahun (anak balita, umur 12-59 bulan), pada
masa ini, kecepatan pertumbuhan mulai menurun dan terdapat kemajuan dalam
perkembangan motorik (gerak kasar dan gerak halus) serta fungsi sekresi (Marmi
dan rahardjo, 2015:118)
Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalahpada masa balita.
Pertumbuhan dasar yang berlangsung pada masa balita akan mempengaruhidan
menentukan perkembangan anak selanjutnya. Setelah lahir terutama pada 3 tahun
pertama kehidupan,pertumbuhan dan perkembangan sel-sel otak masih
berlangsung, dan terjadipertumbuhan serabut-serabut syaraf dan cabang-
cabangnya, sehingga terbentuk jaringan syaraf dan otak yang kompleks. Jumlah
dan pengaturan hubungan-hubungan antar sel syaraf ini akan sangat
mempengaruhi segala kinerja otak, mulai dari kemampuan belajar berjalan,
mengenal huruf, hingga bersosialisaasi. Pada masa balita, perkembangan
![Page 2: Bayi dan Balita 1. adalah 0-6 bulan (Andriani dan ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/843/5/BAB II.pdf · a. Pertumbuhan tinggi dan berat badan Selama tahun kedua, angka penambahan](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022053106/606fe75c2819a4558153948a/html5/thumbnails/2.jpg)
7
kemampuan bicara dan bahasa, kreativitas, kesadaran sosial, emosional dan
intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan
berikutnya. (Marmi dan Rahardjo, 2015:118)
2. Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan
intraseluler, berarti bertambahnya ukuran fisik dan strukur tubuh sebagian atau
keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat. (Depkes,
2012:4)
Pertumbuhan adalah bertambah jumlah dan dan besarnya sel diseluruh
bagian tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur (Whalley dan Wong
dalamMarmi dan Rahardjo, 2015:109)
Pertumbuhan memiliki ciri-ciri khusus, yaitu perubahan ukuran,
perubahan proposi, hilangnya ciri-ciri lama, serta munculnya ciri-ciri baru.
Keunikan pertumbuhan adalah mempunyai kecepatan yang berbeda-beda disetiap
kelompok umur masing-masing organ juga mempunyai pola pertumbuhan yang
berbeda (marmi dan rahardjo kuku, 2015:110)
Penilaian tumbuh kembang meliputi evaluasi pertumbuhan fisis (kurva
atau grafik berat badan, tinggi badan, lingkar kepala,lingkar dada, dan lingkar
perut), evaluasi pertumbuhan gigi geligi, evaluasi neurologis, dan perkembangan
sosial serta evaluasi keremajaan (Andriani dan Wirjatmadi, 2012: 167).
a. Pertumbuhan tinggi dan berat badan
Selama tahun kedua, angka penambahan berat badan adalah 0,25 kg/bulan.
Lalu, menjadi sekitar 2kg/bulan sampai berusia 10 tahun. Panjang rata-rata pada
akhir tahun pertama bertambah 50% (75 cm) dan menjadi dua kali lipat pada akhir
![Page 3: Bayi dan Balita 1. adalah 0-6 bulan (Andriani dan ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/843/5/BAB II.pdf · a. Pertumbuhan tinggi dan berat badan Selama tahun kedua, angka penambahan](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022053106/606fe75c2819a4558153948a/html5/thumbnails/3.jpg)
8
tahun keempat (100 cm). Nilai baku yang sering dipakai adalah grafik (peta
pertumbuhanatau growht chart) yang disusun oleh NCHS untuk berat badan dan
tinggi badan.
b. Perkembangan indra
Pada usia ini, kelima indra anak yaitu indra penglihatan, pendengaran,
pengecap, penciuman, peraba diharapkan sudah berfungsi optimal. Sejalan dengan
perkembangan kecerdasan dan banyaknya kata-kata yang ia dengar, anak usia
prasekolah sudah dapat berbicara dengan menggunakan kalimat lengkap yang
sederhana.
c. Pertumbuhan gigi
Pembentukkan struktur gigi yang sehat dan sempurna dimungkinkan
dengan gizi yang cukup protein, kalsium, fosfat dan vitamin (terutama vitamin C
dan D). Klasifikasi gigi dimulai pada umur janin lima bulan mencakup seluruh
gigi susu. Erupsi gigi yang terlambat dapat ditemukan pada hipotiroidisme,
gangguan gizi dan gangguan pertumbuhan.
Pada usia 16-18 bulan, gigi taring mulai muncul. Sampai dengan umur dua
tahu, umur bayi dapat diukur secara kasar dengan menghitung jumlah gizi
ditambah enamm, ummtuk menentukan umur dalam bulan. Gigi susu mulai
tanggal pada enam tahun dan berakhir pada usia 10-12 tahun.
d. Ukuran kepala (lingkar kepala)
Ukuran kepala bertambah 10 cm pada tahun pertama hidupnya. Nilai baku
yang dipakai untuk ukuran kepala (lingkar kepala) adalah grafik nelhaus.
![Page 4: Bayi dan Balita 1. adalah 0-6 bulan (Andriani dan ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/843/5/BAB II.pdf · a. Pertumbuhan tinggi dan berat badan Selama tahun kedua, angka penambahan](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022053106/606fe75c2819a4558153948a/html5/thumbnails/4.jpg)
9
e. Pertumbuhan otot
Pada anak-anak, pertumbuhan otot sangat cepat. Pada bayi, lingkar lengan
atasnya bertambah ±10 cm ketika lahir, menjadi sekitar 16 cm pada umur 12
bulan, tetapi hanya mekar 1 cm pada empat tahun berikutnya.
f. Tulang belulang
Selama beberapa bulan dari kelahiran hanya ubun-ubun depan yang masih
terbuka, tetapi biasanya tertutup pada umur 18 bulan.
g. Denyut jantung
Denyut jantung bayi lebih cepat dari pada orang dewasa. Rata-rata denyut
jantung adalah, lahir 140/menit, bulan pertama 130/menit, 2-4 tahun 100/menit,
dan 10-14 tahun 80/menit.
Terdapat perbedaan pertumbuhan pada balita yang mengalami gangguan
pertumbuhan dengan balita yang pertumbuhannya normal. Balita normal dan
balita dengan pertumbuhan terganggu pada awalnya mengalami tingkatan
pertumbuhan yang sama, biasanya hal ini terjadi pada usia bayi. Namun pada usia
balita perbedaan pertumbuhan akan terlihat. Pada balita yang mendapatkan asupan
gizi secara baik saat usia bayi dan janin akan tumbuh secara normal sesuai dengan
usianya (Andriani dan Wirjatmadi, 2012 : 169).
B. Status Gizi
1. Pengertian
Status gizi adalah suatu keadaan tubuh yang diakibatkan oleh
keseimbangan antara asupan zat gizi dengan kebutuhan. Keseimbangan tersebut
dapat dilihat dari variabel pertumbuhan, yaitu berat badan, tinggi badan atau
![Page 5: Bayi dan Balita 1. adalah 0-6 bulan (Andriani dan ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/843/5/BAB II.pdf · a. Pertumbuhan tinggi dan berat badan Selama tahun kedua, angka penambahan](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022053106/606fe75c2819a4558153948a/html5/thumbnails/5.jpg)
10
panjang badan, lingkar kepala, lingkar lengan, dan panjang tungkai (Gibson dalam
marmi dan rahardjo, 2015 : 373).
Jika keseimbangan tadi terganggu, misalnya pengeluaran energi dan
protein lebih banyak dibandingkan pemasukan maka akan terjadi kekurangan
energi protein, dan jika berlangsung lama akan timbul masalah yang dikenal
dengan KEP berat atau gizi buruk (depkes RI dalam marmi dan rahardjo, 2015 :
373).
2. Penilaian Status Gizi
Penilaian pertumbuhan dan perkembangan dapat dilakukan sedini
mungkin sejak anak dilahirkan. Deteksi dini merupakan upayapenjaringan yang
dilaksanakan secara komprehensif untuk menemukan penyimpangan tumbuh
kembang dan mengetahui serta mengenalfaktor resiko pada balita, yang disebut
juga anak usia dini. Melaluideteksi dini dapat diketahui penyimpangan tumbuh
kembang anaksecara dini, sehingga upaya pencegahan, stimulasi, penyembuhan
sertapemulihan dapat diberikan dengan indikasi yang jelas pada masa-masa kritis
proses tumbuh kembang. Upaya-upaya tersebut diberikan sesuai dengan umur
perkembangan anak, dengan demikian dapat tercapai kondisi tumbuh kembang
yang optimal (Tim Dirjen Pembinaan Kesmas dalam Marmi dan Kukuh Rahardjo,
2015 : 151).
Cara penilaian status gizi dilakuakan atas dasar anamnesi, pemeriksaan
fisik, data antopometri, pemeriksaan laboratorium, dan pemeriksaan radiologik
(Kapita Selekta Kedokteran dalamAndriani dan Wirjatmadi, 2012 : 227)
![Page 6: Bayi dan Balita 1. adalah 0-6 bulan (Andriani dan ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/843/5/BAB II.pdf · a. Pertumbuhan tinggi dan berat badan Selama tahun kedua, angka penambahan](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022053106/606fe75c2819a4558153948a/html5/thumbnails/6.jpg)
11
a. Anamnesis
Cari informasi tentang riwayat nutrisi selama dalam kandungan, saat
kelahiran, keadaan waktu lahir ( termasuk berat dan panjang badan), penyakit dan
kelainan yang diderita, data imunisasi, data keluarga, riwayat kontak dengan
pasien penyakit menular tertentu, riwayaat makanan, keadaan fisik ayah ibu.
b. Pemeriksaan fisik
Perhatikan bentuk tubuh, perbandingan bagian kepala, tubuh, dan anggota
gerak. Keadaan mental anak apakah kompos mentis, cengeng atau apatik. Pada
kepala anak, perhatikan rambut (warna, tekstur, mudah dicabut), wajah (serupa
anak sehat, orang tua susah,wajah bulan), mata termasuk sinar mata (biasa, sayu,
apatis), bulu mata (biasa, lurus, panjang, jarang), dan gejala difesiensi vitamin A
serta mulut (stomatitis, noma). Pada toraks, periksa bentuk seperti gambang atau
ada takda rakitis. Abdomen dapat terlihat biasa atau membucit, periksa adanya
asites, hepatogemeli, dan splenomegali. Pada ekstremitas, perhatikan adanya
edema dan hipotrofi otot. Sedang pada kuli periksa tanda perdarahan,
hiperkeratosis, dermatosis dan crazy pavement. Beberapa pemeriksaan khas gizi
dapat dilakukan berupa cubit tebal (terhadap otot hipotrofi atau atrofi), cubit tipis
(terhadap jaringan lemak), dan subkutis cabut rambut (terindikasi pada terduga
KKP berat)
c. Antopometri
Dasar utama dalam menilai pertumbuhan fisik anak adalahpenilaian
menggunakan alat baku (standar). Untuk menjamin ketepatandan keakuratan
penilaian harus dilakukan dengan teliti dan rinci.Pengukuran perlu dilakukan
![Page 7: Bayi dan Balita 1. adalah 0-6 bulan (Andriani dan ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/843/5/BAB II.pdf · a. Pertumbuhan tinggi dan berat badan Selama tahun kedua, angka penambahan](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022053106/606fe75c2819a4558153948a/html5/thumbnails/7.jpg)
12
dalam kurun waktu tertentu untukmenilai kecepatan pertumbuhan. (marmi dan
Kukuh Rahardjo, 2015:151) .
Antropometri yang bermanfaat dan sering dipakai antara lain :
1) Berat badan
Pengukuran ini dilakukan secara teratur untuk memantau pertumbuhan
dan keadaan gizi balita. Balita ditimbang setiap bulan dan dicatat dalam Kartu
Menuju Sehat Balita (KMS Balita) sehingga dapat dilihat grafik pertumbuhannya
dan dilakukaninterfensi jika terjadi penyimpangan. (Marmi dan Kukuh Rahardjo,
2015:152) .
Berat badan merupakan hasil peningkatan seluruh jaringan tulang, otot,
lemak, cairan tubuh dan lain-lainnya, merupakan indikator tunggal yang terbaik
pada waktu ini untuk keadaan gizi dan keadaan tumbuh kembang. (Andriani dan
Wirjatmadi, 2012:228)
Perlu diperhatikan, bahwa terdapat fluktuasi wajar dalam sehari
sebagaiaakibat masukan (intake) makanan atau minuman dan keluaran (output)
urine, feses dan insensible loss. Besarnya fluktuasi bergantung pada kelompok
usia dan bersifat sangat individual, mungkin kecil sekali 100-200 g, sampai 500-
1000 g bahkan lebih, sehingga dapat mempengaruhi hasil penilaian.
Menurut supriasa (2001), menimbang anak dapat dilakukan dengan
menggunakan kantong celana timbang, kain sarung, atau keranjang. Harus selalu
diingat bahwa sebelum anak ditimbang, jarum menunjukkan skala 0 setelah
ditambahkan kain sarung, atau keranjang. Beberapa hal yang perluu diperhatikan
dalam menimbang berat badan anak antara lain (Andriani dan Wirjatmadi,
2012:228) :
![Page 8: Bayi dan Balita 1. adalah 0-6 bulan (Andriani dan ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/843/5/BAB II.pdf · a. Pertumbuhan tinggi dan berat badan Selama tahun kedua, angka penambahan](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022053106/606fe75c2819a4558153948a/html5/thumbnails/8.jpg)
13
a) Pemeriksaan alat timbang.
Periksa dacin dengan seksama. Dacin yang adalah apabila bandul geser
berada pada pada posisi skala 0,0 kg, jarum penunjuk berada pada posisi
seimbang. Disamping itu, keadaan bandul geser tidak longgar terhadap tangkai
dancin, olek karena itu perlu dilakukan penerapan terhadap timbangan yang
dipakai agak lama.
b) Anak balita yang ditimbang
Penimbangan pertama dilakukan pada balita yang tidak takut untuk
ditimbang. Balita yang akan ditimbang sebaiknya memakai pakaian seminim
mungkinatau seringanmungkin. Apabila hal ini tidak memungkinkan maka hasil
penimbangan harus dikoreksi denganberat kain balita yang ikut tertimbang. Jika
kondisi ini tetap tidak memungkinkan maka timbangan yang digunakan adalah
timbangan injak, dengan cara ibu ikut ditimbang bersama balitanya, kemudian
timbang ibunya saja. Hasil timbagan dihitung dengan mengurangi berat ibu dan
balita dengan berat ibu sendiri.
c) Keamanan
Faktor keamanan perlu diperhatikan, terutama letak timbangan. Hal ini,
dilakukan untuk menghindari balita yang ditimbang jatus dancin yang tidak
tergantung kuat.
d) Pengetahuan dasar petugas
Untuk memperlancar proses penimbangan, petugas dianjurkan mengetahui
berat badan anak secara umum pada umur-umur tertentu. Hal ini, dilakukan untuk
dapat memperkirakan posisi bandul geser yang mendekati skala berat pada dacin
sesuai umur anak yang ditimbang.
![Page 9: Bayi dan Balita 1. adalah 0-6 bulan (Andriani dan ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/843/5/BAB II.pdf · a. Pertumbuhan tinggi dan berat badan Selama tahun kedua, angka penambahan](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022053106/606fe75c2819a4558153948a/html5/thumbnails/9.jpg)
14
2) Panjang badan
Panjang badan/ atau tinggi badan merupakkan ukuran antopometri
terpenting kedua, keistimewaannya adalah nilai tinggi badan meningkat terus,
walaupun laju tumbuh berubah dari pesat pada masa bayi kemudian melambat dan
pesat lagi pada masa remaja. Pengukuran tinggi badan untuk anak balita yang
sudah dapat berdiri dilakukan dengan alat pengukur tinggi mikrotoa (microtoise)
yang mempunyai ketelitian 0,1 cm.(Andriani dan Wirjatmadi, 2012:228)
Cara mengukur dengan posisi berdiri (Depkes RI,2012)
a) Anak tidak memakai sandal atau sepatu.
b) Berdiri tegak menghadap kedepan.
c) Punggung, pantat dan tumit menempel pada tiang pengukur.
d) Turunkan batas atas pengukur sampai menempel di ubun-ubun.
e) Baca angka pada batas tersebut.
3) Lingkaran kepala
Lingkar kepala mencerminkan volume intracranial. Digunakan untuk
menaksir pertumbuhan otak, laju tumbuh pesat pada enam bulan pertama bayi dari
35 cm saat lahir menjadi 43 cm pada enam bulan. Laju tumbuh kemudian
berkurang, hanya menjadi 46,5 cm pada usia satu tahun dan 49 cm pada dua
tahun. Selanjutnya akan berkurang secara drastis hanya bertambah 1 cm sampai
usia 3 tahun dan bertambah lagi kira-kira 5 cm sampai usia remaja atau dewasa.
Oleh karena itu, manfaat pengukuran lingkaran kepala terbatas sampai usia tiga
tahun, kecuali jika diperlukan seperti pada kasus hidrosefalus(Andriani dan
Wirjatmadi,2012:230).
![Page 10: Bayi dan Balita 1. adalah 0-6 bulan (Andriani dan ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/843/5/BAB II.pdf · a. Pertumbuhan tinggi dan berat badan Selama tahun kedua, angka penambahan](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022053106/606fe75c2819a4558153948a/html5/thumbnails/10.jpg)
15
Jadwal, disesuaikan dengan umur anak.Umur 0–11 bulan, pengukuran
dilakukan setiap tiga bulan.Pada anak yang lebih besar, umur 12–72 bulan,
pengukuran dilakukan setiap enam bulan. Pengukuran dan penilaian lingkaran
kepala anak dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih.Cara mengukur lingkaran
kepala (Depkes RI 2012):
a) Alat pengukur dilingkarkan pada kepala anak melewati dahi, menutupi alis
mata, diatas kedua telinga, dan bagian belakang kepala yang menonjol, tarik
agak kencang.
b) Baca angka pada pertemuan dengan angka O.
c) Tanyakan tanggal lahir bayi/anak, hitung umur bayi/anak.
d) Hasil pengukuran dicatat pada grafik lingkaran kepala menurut umur dan jenis
kelamin anak.
e) Buat garis yang menghubungkan ukuran yang lalu dengan ukuran sekarang.
Interpretasi :
a) Bila ukuran lingkar kepala anak berada di dalam “jalur hijau” maka
lingkaran kepala anak normal.
b) Bila ukuran lingkaran kepala anak berada diluar “jalur hijau” maka ingkar
kepala anak tidak normal
c) Lingkar kepala anak tidak normal ada 2 (dua), yaitu makrosefal bila
berada diatas “jalur hijau” dan “mikrosefal” bila berada dibawah jalur
hijau.
4) Lingkaran lengan atas
Lingkaran lengan atas mencerminkan tumbuh kembang jaringan lemak dan
otot yang tidak terpengaruh banyak oleh keadaan cairan tubuh dibandingkan
![Page 11: Bayi dan Balita 1. adalah 0-6 bulan (Andriani dan ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/843/5/BAB II.pdf · a. Pertumbuhan tinggi dan berat badan Selama tahun kedua, angka penambahan](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022053106/606fe75c2819a4558153948a/html5/thumbnails/11.jpg)
16
denan berat badan. Dapat dipakai untuk menilai keadaan gizi atau keadaan
tumbuh kembangpada usia prasekolah. Laju tumbuh lambat, dari 11 cm pada
saat lahir menjadi 16 cm pada usia satu tahun. Selanjutnya tidak banyak
berubah selama 1-3 tahun.(Andriani dan Wirjatmadi, 2012:230).
5) Lipatan kulit
Tebalnya lipaatan kulit pada daerah triceps dan subskapuler merupakan
refleksi tumbuh kembang jaringan lemak bawah kulit yang mencerminkan
kecukupan energi. Dalam keadaan defisiensi, lipatan kulit menipis dan
sebaliknya menebal jika masukan energi berlebih. Tebal lipatan kulit
dimanfaatkan untuk menilai terdapatnya keadaan gizi lebih, khususnya kasus
obesitas (Andriani dan Wirjatmadi, 2012:231).
d. Kategori dan ambang batas status gizi anak
Melalui pengukuran antropometri, status gizi anak dapat ditentukan
apakah anak tersebut tergolong status gizi baik, kurang atau buruk. Untuk hall
tersebut maka berat badan dan tinggi badan hasil pengkuran dibandingkan dengan
suatu standar internasional yang dikeluarkan WHO. Status gizi tidak hanya
diketahui dengan mengukur BB atau TB sesuai dengan umur secara sendiri-
sendiri, tetapi juga merupakan kombinasi antara ketiganya. Masing-masing
indikator mempunyai makna sendiri-sendiri.
Indikator BB/U (Berat Badan/Umur) dapat menggambarkan status gizi
saat ini (saat di ukur) karena mudah berubah, namun tidak spesifik karena berat
badan selain dipengaruhi oleh umur juga dipengaruhi oleh tinggi badan. Indikator
ini dapat dengan mudah dan cepat dimengerti oleh masyarakat umum, sensitif
![Page 12: Bayi dan Balita 1. adalah 0-6 bulan (Andriani dan ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/843/5/BAB II.pdf · a. Pertumbuhan tinggi dan berat badan Selama tahun kedua, angka penambahan](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022053106/606fe75c2819a4558153948a/html5/thumbnails/12.jpg)
17
untuk melihat perubahan satus gizi dalam jangka waktu pendek, dan dapat
mendekteksi kegemukan.
Gambar 1 Standar Berat Badan Menurut Umur
Sumber : Menkes 2010
![Page 13: Bayi dan Balita 1. adalah 0-6 bulan (Andriani dan ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/843/5/BAB II.pdf · a. Pertumbuhan tinggi dan berat badan Selama tahun kedua, angka penambahan](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022053106/606fe75c2819a4558153948a/html5/thumbnails/13.jpg)
18
Gambar 2 Standar Berat Badan Menurut Umur
Sumber : Menkes 2010
Indikator TB/U (Tinggi Badan/Umur) dapat menggambarkan status gizi
masa lampau atau masalah gizi kronis. Seseorang yang pendek kemungkinan
keadaan gizi masalalu tidak baik. Berbeda dengan berat badan yang dapat
diperbaiki dalam waktu singkat, baik pada anak maupun dewasa, maka tinggi
badan pada usia dewasa tidak dapat lagi dinormalkan.pada anak balita
kemungkinan untuk mengejar pertumbuhan tinggi badan optimal masih bisa
sedangkan anak usia sekolah sampai remaja kemungkinan untuk mengejar
pertumbuhan tinggi badan masih bisa teteapi kecil kemungkinan untuk mengejar
pertumbuhan optimal. Dalam kegiatan normal tinggi badan tumbuh bersamaan
![Page 14: Bayi dan Balita 1. adalah 0-6 bulan (Andriani dan ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/843/5/BAB II.pdf · a. Pertumbuhan tinggi dan berat badan Selama tahun kedua, angka penambahan](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022053106/606fe75c2819a4558153948a/html5/thumbnails/14.jpg)
19
dengan bertambahnya umur. Pertambahan TB relatif kurang sensitif terhadap
kurang gizi dalam waktu singkat. Pengaruh kurang gizi terhadap pertumbuhan TB
baru terlihat dalam waktu sosial ekonomi penduduk (Soekirman, 2000) dan
(Marmi dan rahardjo, 2015:375)
Indikator BB/TB merupakan pengukuran antropometri yang terbaik karena
dapat menggambarkan secara sensitif dan spesifik status gizi saat ini atau masalah
gizi akut. Berat badan berkolerasi linier dengan tinggi badan, artinya dalam
keadaan normal perkembangan berat badan akan mengikuti pertambahan tinggi
badan pada percepatan tertentu. Dengan demikian berat badan yang normal akan
proposional dengan tinggi badannya. Ini merupakan indikator yang baik untuk
menilai status giz saat ini terutama bila data umr yang akurat sering sulit
diperoleh. Untuk kegatan identifikasi dan manajemen penangan bayi dan anak
balita gizi buruk akut, maka WHO & Unicef merekomendasikan menggunakan
indikaor BB/TB dengan cut of point <-3 SD WHO dalam Marmi dan
Rahardjo,2015:375)
Klasifikasi status gizi digunakan untuk memilah-milah nilai status gizi
sedangkan garis pembatas (cut off points), digunakan untuk membedakan
(indikator) nilai status gizi. Kapita Selekta Kedokteran dalam Andriani dan
Wirjatmadi, 2012)
![Page 15: Bayi dan Balita 1. adalah 0-6 bulan (Andriani dan ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/843/5/BAB II.pdf · a. Pertumbuhan tinggi dan berat badan Selama tahun kedua, angka penambahan](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022053106/606fe75c2819a4558153948a/html5/thumbnails/15.jpg)
20
Gambar 3 Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak Berdasarkan Indeks
Sumber : SK Menkes 1995/MENKES/SK/XII/201
C. Pemenuhan Nutrisi Pada Balita
Nutrisi adalah salah satu komponen yang penting dalam menunjang
keberlangsungan proses pertumbuhan dan perkembangan. Zat gizi yang
mencukupi pada anak harus dimulai sejak dalam kandungan, yaitu dengan
pemberian nutrisi yang cukup memadai pada ibu hamil. Setelah lahir, harus
diupayakan pemberian ASI secara eksklusif, yaiutu pemberian ASI saja sampai
anak berumur 4-6 bulan. Sejak berumur 6 bulan sudah waktunya anak diberikan
makanan tambahan atau makanan pendamping ASI. Pemberian makanan
![Page 16: Bayi dan Balita 1. adalah 0-6 bulan (Andriani dan ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/843/5/BAB II.pdf · a. Pertumbuhan tinggi dan berat badan Selama tahun kedua, angka penambahan](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022053106/606fe75c2819a4558153948a/html5/thumbnails/16.jpg)
21
tambahan ini penting untuk melatih kebiasaan makan yang baik dan untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi yang mulai meningkat pada masa balita dan
prasekolah, karena pada masa ini pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi
adalah sangat pesat, terutama pertumbuhan otak.
Kebutuhan gizi yang harus dipenuhi pada masa balita diantaranya energi
dan protein. Kebutuhan energi sehari V Canak untuk tahun pertama kurang lebih
100-120 kkal/kg berat badan. Untuk tiap 3 bulan pertambahan umur, kebutuhan
energi turun kurang lebih 10 kkal/kg berat badan. Energi dalam tubuh diperoleh
terutama dari zat gizi karbohidrat, lemak dan juga protein. Protein dalam tubuh
merupakan sumber asam amino esensial yang diperlukan sebagai zat pembangun,
yaitu untuk pertumbuhan dan pembentukan protein dalanm serum, mengganti sel-
sel yang rusak, memelihara keseimbangan asam basa cairan tubuh, serta sebagai
sumber energi.
Ada beberapa hal yang perlu dihindari bagi anak agar makannya tidak
berkurang, seperti membatasi makanan yang kurang menguntungkan, misalnya
cokelat, permen, kue-kue manis, karena dapat membuat kenyang sehingga nafsu
makan berkurang. Menghindari makanan yang merangsang seperti pedas dan
terlalu panas, menciptakan suasana makan yang tentram dan menyenangkan,
memilih maknan dengan nilai gizi tinggi,memperhatikan kebersihan perorangan
dan lingkungan, tidak memaksa anak untuk makan serta tidak menghidangkan
porsi makanan terlalu banyak.
Dibawah ini terdapat beberapa makanan yang dianjurkan untuk balita :
a. Makanan pendamping untuk balita dapat berupa tepung beras atau beras
merah yang dimasak dengan cairan, kaldu daging, susu formula atau air.
![Page 17: Bayi dan Balita 1. adalah 0-6 bulan (Andriani dan ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/843/5/BAB II.pdf · a. Pertumbuhan tinggi dan berat badan Selama tahun kedua, angka penambahan](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022053106/606fe75c2819a4558153948a/html5/thumbnails/17.jpg)
22
b. Makanan pendamping lainnya selain bubur adalah buah-buahan yang
dihaluskan dengan blender, seperti buah pepaya, pisang, apel, melon, dan
alpukat.
c. Sayur-sayuran dan kacang-kacangan juga dapat dijadikan makanan
pendamping balita dengan cara direbus dan dihaluskan dengan blender.
Sebaiknya ketika diblender, bahan makanan pendamping bita ini ditambah
kaldu atau air matang supaya lebih halus. Sayuran dan kacang-kacangan
tersebut adalah kacang polong, kacang merag, wortel, tomat, kentang, labu
kuning dan kacang hijau.
d. Makanan pendamping balita pun dapat berupa daging pilihan yang tidak
mengandung lemak dan diblender.
e. Makanan pendamping lainnya juga bisa berupa ikan yang diblender, yaitu
ikan yang tidak berduri (ikan salmon, fillet ikan kakap, dan gindara).
Penyebab status nutrisi kurang pada anak :
1) Asupan nutrisi yang tidak adekuat, baik secara kuantitatif maupun
kualitatif
2) Hiperaktivitas fisik/istirahat yang kurang
3) Adanya penyakit yang menyebabkan peningkatan kebutuhan nutrisi.
4) Strees emosi yang menyebabkan menurunnya nafsu makan. (Ni Wayan
Armini, dkk. 2017:139)
D. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi
1. Penyebab Langsung
Penyebab langsung yaitu makanan anak dan infeksi yang mungkin di drita
anak. Peneyebab gizi anak tidak hanya diseabkan oleh makanan yang kurang
![Page 18: Bayi dan Balita 1. adalah 0-6 bulan (Andriani dan ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/843/5/BAB II.pdf · a. Pertumbuhan tinggi dan berat badan Selama tahun kedua, angka penambahan](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022053106/606fe75c2819a4558153948a/html5/thumbnails/18.jpg)
23
tetapi juga karena penyakit anak yang mendapat makanan yang baik tetapi karena
sering sakit diare atau demam dapat menderita kurang gizi. Dengan demikian
anak yang makannya tidak cukup baik maka daya tahan tubuh akan melemah dan
mudah terserang penyakit(Marni&kukuh 2015:376).
2. Penyebab Tak Langsung
Yaitu ketahan pangan keluarga, pola pengasuhan anak serta pelayanan
kesehatan dan kesehatan lingkungan. Ketahanan pangan adalah kemampuan
anggota keluarga untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh anggota keluarga
alam jumlah yang cukup dan baik mutunya( Marni&kukuh 2015:377).
E. Gizi Kurang
1. Pengertian
Gizi kurang adalah keadaan tubuh yang mengalami kekurangan satu atau
lebih zat-zat gizi yang penting (Almatsier, 2009:307).Kurang energi protein
(KEP)adalah seseorang yang kurang gzi di sebabkan oleh rendahnya energi dan
protein dalam makanan sehari-hari atau gangguan penyakit tertentu.
2. Etiologi
Menurut UNICEF ada tiga penyebab gizi kurang pada anak yaitu
penyebab langsung,penyebab tidak langsung dan penyebab mendasar.Penyebab
langsung dari gizi kurang adalah asupan gizi yang kurang dan penyakit
infesi.Kurangnya asupan gizi dapat disebabkan karena terbatasnya jumlah asupan
makanan yang dikonsumsi atau makanan yang tidak memenuhi unsur gizi yang
![Page 19: Bayi dan Balita 1. adalah 0-6 bulan (Andriani dan ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/843/5/BAB II.pdf · a. Pertumbuhan tinggi dan berat badan Selama tahun kedua, angka penambahan](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022053106/606fe75c2819a4558153948a/html5/thumbnails/19.jpg)
24
dibutuhkan.Sedangkan infeksi menyebabkan rusaknya beberapa fungsi organ
tubuh sehingga tidak bisa menyerap zat-zat makanan secara baik.
Penyebab tidak langsung gizi kurang adalah tidak cukup pangan,pola asuh
yang tidak memadai, dan sanitasi,air bersih/pelayanan kesehatan dasar yang tidak
memadai. Penyebab mendasar atau akar masalah gizi kurang adalah
ekonomi,sosial,yang mempengaruhi ketersediaan pangan,pola asuh dalam
keluarga dan pelayanan kesehatan serta sanitasi yang memadai,yang pada
akhirnya mempengaruhi status gizi.
3. Gejala Klinis
Menurut Depkes RI (2012),gejala klinis gizi kurang sebagai berikut :
a. Edema
b. Luka pada kulit
c. Kulit mengkerut
d. Badan sangat kurus
4. Faktor Resiko Gizi Kurang
Yang menjadi penyebab gizi kurang di masyarakat adalah sebagai berikut:
a. Akses terhadap pangan rendah
b. Makanan ibu hamil kurang kalori dan protein, atau terserang penyakit.
c. Bayi baru lahir tidak diberi kolostrum.
d. Bayi sudah diberi MP ASI sebelum usia 4/6 bulan
e. Pemberian makanan padat pada bayi terlalu lambat
f. Anak dibawah umur < 2 tahun, kurang diberi makanan atau densitas energy
kurang
![Page 20: Bayi dan Balita 1. adalah 0-6 bulan (Andriani dan ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/843/5/BAB II.pdf · a. Pertumbuhan tinggi dan berat badan Selama tahun kedua, angka penambahan](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022053106/606fe75c2819a4558153948a/html5/thumbnails/20.jpg)
25
g. Makanan tidak mempunyai zat gizi mikro yang cukup
h. Penanganan diare yang tidak benar
i. Makanan kotor/ terkontaminasi
j. Kemiskinan
k. Kurangnya pendidikan dan keterampilan
l. Krisis ekonomi
Faktor resiko balita gizi kurang adalah :
a. Asupan makanan yang kurang
b. Status sosial ekonomi yang rendah
c. Pendidikan ibu yang rendah
d. Penyakit baat saat lahir
e. Kurangnya pengetahuan ibu terhadap nutrisi pada anak
f. Berat badan lahir rendah
g. Kelengkapan imunisasi
h. Pemberian nutrisi atau asupan makanan yang kurang tepat ( alamsyah dkk,
2015:133)
5. Faktor-Faktor Penyebab Gizi Kurang
a. Sikap Ibu Terhadap Makanan
Faktor risiko yang terbukti berpengaruh terhadap kejadian gizi kurang dan
gizi buruk adalah sikap ibu terhadap makanan yang buruk dengan OR 6,98,
artinya ibu yang mempunyai balita 12-59 bulan mempunyai risiko menderita gizi
kurang dan gizi buruk sebesar 6,98 kali lebih besar bila dibandingkan dengan ibu
yang mempunyai balita gizi baik.
![Page 21: Bayi dan Balita 1. adalah 0-6 bulan (Andriani dan ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/843/5/BAB II.pdf · a. Pertumbuhan tinggi dan berat badan Selama tahun kedua, angka penambahan](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022053106/606fe75c2819a4558153948a/html5/thumbnails/21.jpg)
26
Kejadian gizi kurang dan gizi buruk berkaitan dengan sikap ibu terhadap
makanan. Sikap terhadap makanan berarti juga berkaitan dengan kebiasaan
makan, kebudayaan masyarakat, kepercayaan dan pemilihan makanan. Budaya
adalah daya dari budi yang berupa cipta, karya dan karsa.Budaya berisinorma-
norma sosial yakni sendi-sendi masyarakat yang berisi sanksi dan hukuman-
hukumannya yang dijatuhkan kepada golongan bilamana yang dianggap baik
untuk menjaga kebutuhan dan keselamatan masyarakat itu dilanggar.Norma-
norma itu mengenai kebiasaan hidup, adat istiadat, atau tradisi-tradisi hidup yang
dipakai secara turun temurun (alamsyah dkk, 2015:133).
b. Sanitasi Lingkungan
Sanitasi lingkungan buruk terbukti sebagai faktor risiko kejadian gizi
kurang dan gizi buruk pada balita dengan OR 5,03, artinya ibu yang mempunyai
balita gizi kurang dan gizi buruk mempunyai risiko5,03 kali untuk menderita gizi
kurang dan gizi buruk bila dibandingkan dengan ibu yang mempunyai balita gizi
baik.
Kesehatan lingkungan memiliki peran yang cukup dominan dalam
penyediaan lingkungan yang mendukung kesehatan anak dan proses tumbuh
kembangnya. Sanitasi lingkungan yang buruk akan menyebabkan anak balita akan
lebih muda terserang penyakit infeksi yang akhirnya dapat mempengaruhi status
gizi anak.
Sanitasi lingkungan erat kaitannya dengan ketersedian air bersih,
ketersedian jamban, jenis lantai rumah, serta kebersihan peralatan makanan,
kebersihan rumah, pencahayaan, ventilasi.Makin tersediannya air bersih untuk
![Page 22: Bayi dan Balita 1. adalah 0-6 bulan (Andriani dan ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/843/5/BAB II.pdf · a. Pertumbuhan tinggi dan berat badan Selama tahun kedua, angka penambahan](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022053106/606fe75c2819a4558153948a/html5/thumbnails/22.jpg)
27
betuhan sehari-hari, maka makin kecil risiko anak terkena penyakit kurang gizi
(Soekirman, 2000:134).
c. Pola Asuh Makan Terhadap Gizi Kurang
Pola asuh makan merupakan faktor risiko kejadian gizi kurang.Orangtua
memiliki tingkat kontrol yang tinggiterhadap lingkungan dan pengalaman anak-
anak mereka.Pengasuhan yang baik adalah ibu memperhatikan frekuensi dan jenis
makanan yang dikonsumsi oleh anaknya agar kebutuhan zat gizinya terpenuhi.
Setiap orangtua memiliki praktik pengasuhan yang berbeda tergantung dari
budaya masing-masing, sehingga pengasuhan makanan ini dianggap sebagai
strategi perilaku tertentu untuk mengontrol apa saja yang dikonsumsi anak dan
berapa banyak yang dikonsumsi anak ketika mereka makan.
Disamping itu, menu makanan yang disajikan dalam satu minggu
cenderung tidak bervariasi yang dapat menimbulkan kejenuhan pada balita dan
sifat pilih-pilihmakanan.Balita yang tidak terbiasa dengan variasi makanan lokal
dapat menyebabkan balita menjadi pilih-pilih makanan sehingga pemenuhan zat
gizi lainnya menjadi kurang.Kekurangan zat gizi yang berlangsung secara
terusmenerus inilah yang dapat menyebabkan balita kehilangan beratnya.
Hal ini sejalan dengan penelitian Zulfita (2013) yang menyatakan bahwa
pola asuh makan merupakan faktor risiko gizi kurang, dimana balita dengan pola
asuh makan yang kurang, berisiko 4,297 kali menderita gizi kurang dibandingkan
dengan balita yang ibunya memberikan pola asuh yang baik (95% CI: 1,413 –
13,08) dengan nilai p<0,05. Disamping itu, hasil penelitian Syukriawati (2011)
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang antara pola asuh makan dengan gizi
kurang pada balita dengan hasil uji statistik yaitu nilai p value sebesar 0,042
(p<0,05).
![Page 23: Bayi dan Balita 1. adalah 0-6 bulan (Andriani dan ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/843/5/BAB II.pdf · a. Pertumbuhan tinggi dan berat badan Selama tahun kedua, angka penambahan](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022053106/606fe75c2819a4558153948a/html5/thumbnails/23.jpg)
28
d. Penyakit Infeksi Terhadap Gizi Kurang
Penyakit infeksi dalam penelitian ini merupakan faktor risiko namun tidak
bermakna signifikan.Hal ini dikarenakan sebagian besar penyakit infeksi yang
pernah diderita oleh balita adalah ISPA dengan kategori bukan pneumonia yaitu
berupa demam, batuk mapun flu.Selain itu, ketika balitanya sakit, orangtua balita
langsung membawa balitanya berobat kepuskesmas terdekat untuk mendapatkan
pertolongan pertama sehingga balitanya cepat sembuh.
Infeksi memainkan peran utama dalam etiologi gizi karena infeksi
mengakibatkan peningkatan kebutuhan dan pengeluaran energi tinggi, nafsu
makan rendah, kehilangan unsur hara akibat muntah, diare, pencernaan yang
buruk, rendahnya penyerapan dan pemanfaatan zat gizi, serta gangguan
keseimbangan metabolisme.
6. Penyebab Gizi Kurang
Pada umumnya kekurangan gizi sering di identikan dengan konsumsi
makanan yang tidak mencukupi kebutuhan atau anak sulit untuk makan.
Sebenarnya ada berbagai penyebab yang menjadikan seorang anak dapat
mengalami kekurangan gizi. Berikut ini penyebab kekurangan gizi yang biasa
terjadi (Widodo, 2009).
a. Konsumsi makanan yang tidak mencukupi
b. Peningkatan pengeluaran gizi dari dalam tubuh
c. Kebutuhan gizi yang meningkat pada kondisi tertentu
d. Penyerapan makanan dalam sistem pencernaan yang mengalami gangguan
e. Gangguan penggunan gizi setelah diserap
![Page 24: Bayi dan Balita 1. adalah 0-6 bulan (Andriani dan ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/843/5/BAB II.pdf · a. Pertumbuhan tinggi dan berat badan Selama tahun kedua, angka penambahan](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022053106/606fe75c2819a4558153948a/html5/thumbnails/24.jpg)
29
7. Gangguan Akibat Gizi Kurang
Gangguan akibat kekurangan gizi bergantung pada zat gizi yang
mengalami kekurangan, tetapi secara umum gangguan tersebut meliputi berikut:
a. Badan lemah, kurang energi untuk melakukan aktifitas.
b. Penurunan ketahanan tubuh terhadap serangan penyakit infeksi, misalnya
menjadi mudah terserang flu, diare, dan borok kulit.
c. Pertumbuhan badan terhambat terutama pada anak-anak tampak pada
pertambahan berat badan.otot lembek dan rambut mudah rontok.
d. Kemampuan berfikir dan perkembangan mental terhambat sehingga seseorang
tampak bodoh dan mental yang kurang wajar seperti mudah panik,tidak
peduli, gampang tersinggung, mudah marah, dan cepat putus asa (Widodo,
2009)
8. Pencegahan
Peran gizi dalam pembangunan kualitas sumber daya manusia telah
dibuktikan dari barbagai penelitian. Gangguan gizi pada awal kehidupan
memengaruhi kualitas kehidupan berikutnya. Gizi kurang pada balita tidak hanya
memengaruhi gangguan pertumbuhan fisik, tetapi juga memengaruhi kualitas
kecerdasan dan perkembangan dimasa mendatang, oleh karena itu peran makanan
yang bernilai gizi tinggi sangat penting seperti pada makanan yang mengandung
energi, protein (terutama protein hewani), vitamin (vitamin B kompleks, vitamin
C, Vitamin A), dan mineral (Ca,Fe,Fosfor,Zn). Perhatian orang tua terhadap
makanan yang diberikan keada anak harus bisa meningkakan sellera makan anak.
Pada umumnya anak-anak lebih menyukai makanan yang bervariasi, bentuk-
![Page 25: Bayi dan Balita 1. adalah 0-6 bulan (Andriani dan ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/843/5/BAB II.pdf · a. Pertumbuhan tinggi dan berat badan Selama tahun kedua, angka penambahan](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022053106/606fe75c2819a4558153948a/html5/thumbnails/25.jpg)
30
bentuk makanan yang lucu dan berwarna-warni, lebih menyukai makan bersama
teman sebayanya. (Andriani dan Wirjatadi, 2012:206)
Masa balita merupakan masa kehidupan yang sangat penting dan perlu
perhatian yang serius. Pada masa ini berlangsung proses tumbuh kembang yang
sangat pesat yaitu pertumbuhan fisik dan perkembangan psikomotorik, mental,
dan sosial. Untuk mendukung pertumbuhan fisik balita, perlu petunjuk praktis
makanan dengan gizi seimbang sebagai berikut:(Andriani dan Wirjatadi,
2012:206)
a. Makanlah aneka ragam makanan.
b. Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi.
c. Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi.
d. Batasi komsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kecukupan
energi.
e. Gunakan garam beryodium.
f. Makanlah makanan sumber zat besi.
g. Berikan ASI saja kepada bayi sampai umur enam bulan.
h. Biasakan makan pagi.
i. Minumlah air bersih, aman yang cukup jumlahnya.
j. Lakukan kegiatan fisiij dan olahraga secara teratus.
k. Hindari minum-minuman beralkohol.
l. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan.
m. Bacalah label pada makanan yang dikemas.
Pada masa ini balita ini balita perlu memperoleh za gizi dari makanan
sehari-hari dalam jumlah yang tepat dan kualitas yang baik. Oleh karena itu
![Page 26: Bayi dan Balita 1. adalah 0-6 bulan (Andriani dan ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/843/5/BAB II.pdf · a. Pertumbuhan tinggi dan berat badan Selama tahun kedua, angka penambahan](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022053106/606fe75c2819a4558153948a/html5/thumbnails/26.jpg)
31
“keterlambatan intervensi kesehatan, gizi, dan psikososial mengakibatkan
kerugian yang tidak dapat diperbaikiatau digantikan dikemudian hari”. Gizi
seimbang balita disusun berdasarkan 13 pesan dasar PUGS, bertujuan sebagai
pedoman petugas gizi puskesmas dalam meningkatkan perbaikan gizi keluarga.
(Andriani dan Wirjatadi, 2012:207)
Untuk mencegah terjadinya berbagai gangguan gizi dan masalah
psikososial, diperlukan adanya perilaku penunjang dari dari para orang tua, ibu ata
pengasuh dalam keluarganya untuk selalu memberika makanan dengan gizi
seimbang kepada balitanya. Perlu diketahui bahwa yang dimaksud dengan gizi
seimbang adalah makanan yang dikomsumsi balita dalam satu hari yang beraneka
ragam dan mengandung zat tenaga, zat pembangunan, dan zat pengatur sesuai
dengan kebutuhan tubuhnya. Keadaan ini tercermin dari derajat kesehatan dan
tumbuh kembang balita yang optimal.(Andriani dan Wirjatadi, 2012:218)
Balita dalam proses tumbuh kembangnya ditentukan oleh makaknan yang
dimakan sehari-hari. Kebutuhan gizi balita dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin,
kegiatan, dan suhu lingkungan udara dingin atau panas. Kebutuhan gizi tersebut
terdiri dari : (Depkes RIdalam Andriani dan Wirjatadi, 2012:218)
a. Energi
b. Protein
c. Lemak
d. Vitamin
Berdasarkan angka kecukupan gizi (AKG ) yang dikeluarkan dalam widya
karya nasional pangan dan gizi (WKNPG) tahun1998, umur dikelompokkan 0-6
bulan, 7-12 bulan, 1-3 tahun, 4-6 tahun dan 7-12 tahun, dengan catatan
![Page 27: Bayi dan Balita 1. adalah 0-6 bulan (Andriani dan ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/843/5/BAB II.pdf · a. Pertumbuhan tinggi dan berat badan Selama tahun kedua, angka penambahan](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022053106/606fe75c2819a4558153948a/html5/thumbnails/27.jpg)
32
pengempokkan di atas tidak membedakkan jenis kelamin.Selanjutnya menurut
takaran konsumsi makanan sehari : (Depkes RIdalam Andriani dan Wirjatmadi,
2012:218).
Tabel 1 Takaran Komsumsi Makanan Sehari
Kel. Umur Bentuk makanan Frekuensi makan 0-4 bulan ASI eklusif Sesering mungkin 4-6 bulan Makanan lumat 2x sehari
2 sendok makan setiap kali 6 – 12 bulan makanan lembek 3 x sehari
Plus 2x makanan selingan 1-3 tahun Makanan keluarga
1 - 1½ piring nasi/pengganti 2 – 3 potong lauk hewani 1 – 2 potong lauk nabati ½ mangkuk sayur 2 – 3 potong buah-buah 1 gelas susu
3x sehari
4-6 tahun 1 – 3 piring nasi/pengganti 2 – 3 potong lauk hewani 1 – 2 potong lauk nabati 1 - 1½ mangkuk sayur 2 – 3 potong buah-buahan 1 – 2 gelas susu
3 x sehari
Sumber : Andriani dan Wirjatmadi. peranan gizi dalam siklus kehidupan. Hlm.218 Jakarta.
Pertumbuhan balita sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor baik itu faktor
dalam maupun luar. Faktor dalam dipengaruhi oleh jumlah dan mutu makanan,
kesehaan balita (ada atau tidaknya penyakit). Faktor luar dipengaruhi tingkat
ekonomi, pendidikan, perilaku (orang tua/pengasuh), sosial budaya atau
kebiasaan, ketersediaan bahan makanan di rumah tangga (Depkes RI,
2000).Perlunya Gizi seimbang :
1) Karbohidrat dan lemak sebagai penghasil energi atau tenaga. Contoh bahan
makanan yang mengandung karbohidrat adalah beras, jagung, sagu, ubi,
![Page 28: Bayi dan Balita 1. adalah 0-6 bulan (Andriani dan ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/843/5/BAB II.pdf · a. Pertumbuhan tinggi dan berat badan Selama tahun kedua, angka penambahan](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022053106/606fe75c2819a4558153948a/html5/thumbnails/28.jpg)
33
singkong, rot, sukun, dan gula murni. Contoh bahan makanan sumber lemak
ialah daging berlemak, margarin, minyak goreng, jeroan, dan keju.
2) Protein berguna untuk pertumbuhan dan pemeiharaan. Contoh bahan makanan
sumber protein hewani adalah daging,ikan, ayam, hati, telur, susu dan hasil
olahannya. Contoh bahan makanan sumber protein nabati adalah kacang-
kacangan, tempe, dan tahu.
3) Vitamin dan mineral berguna untuk pengatur. Contoh bahan makanan sumber
vitamin dan mineral adalah sayur dan buah-buahan.
Menurut Marmi (2012) pencegahan gizi kurang yang dapat dilakukan ,
adalah sebagai berikut :
1) Mencuci tangan hingga bersih (memakai sabun) setelah buang air besar dan
buang air kecil atau sebelum makan dan sesudah makan.
2) Makan makanan yang bersih dan higienis.
3) Membuang sampah pada tempatnya.
4) Menghindarkan diri pada kondisi lingkungan yang tidak bersih
5) Makan secara teratur dan tepat waktu.
6) Memperbanyak makanan yang mengandung karbohidrat protein
7) Menimbang berat badan setiap bulan
9. Penanganan Bayi dan Balita Gizi Kurang
Penanganan gizi kurang menurut Depkes RI (2012) adalah sebagaiberikut
a. Kebutuhan nutrisi / caran elektrolit cukup cairan
1) Memberikan makanan yang mengandung karbohidrat, tinggi
2) Protein, cukup caran, rendah serat dan tidak menimbulkan gas
![Page 29: Bayi dan Balita 1. adalah 0-6 bulan (Andriani dan ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/843/5/BAB II.pdf · a. Pertumbuhan tinggi dan berat badan Selama tahun kedua, angka penambahan](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022053106/606fe75c2819a4558153948a/html5/thumbnails/29.jpg)
34
3) Memberikan makanan yang lunak agar anak tidak mengunyah
terlalu lama. Pemberian makanan lunak dengan cara lauk pauk
dihaluskan.
4) Jika keadaan pasien membumk maka pasang infus dengancairan
glukosa dan NaCL.
5) Observasi.
b. Gangguan suhu tubuh
1) Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian obat
secaramencukupi.
2) Menganjurkan pasien untuk banyak minum (sirup, teh manis, atau
apa yang disukai anak).
c. Gangguan rasa aman
1) Melakukan perawatan kebersihan tubuh setiap hari atau 2 kali
sehari.
2) Mengganti pakaian jika kotor.
3) Memakaikan alas kaki jika pergi bermain
4) Menghangatkan badan jangan sampai kedinginan.
d. Resiko terjadi komplikasi
1) Memberian terapi sesuai program dokter anak dalam pemberian
terapi pengobatan atau pencegahan infeksi seperti antibiotik,
pemberian vitamin A.
2) Bila ada komplikasi pada mata maka beri tetes/ salep matatanpa
konikostcroid.
3) Rujuk segera, selama diperjalanan jaga kehangatan badan.
![Page 30: Bayi dan Balita 1. adalah 0-6 bulan (Andriani dan ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/843/5/BAB II.pdf · a. Pertumbuhan tinggi dan berat badan Selama tahun kedua, angka penambahan](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022053106/606fe75c2819a4558153948a/html5/thumbnails/30.jpg)
35
e. Istirahat
Pasien yang mengalami gizi kurang perlu istirahat yang cukup karena
dengan istirahat bisa untuk menstabilkan berat badan. Jika mengalami
demam maka harus istirahat total untuk menurunkan demam.
10. Pemberian Modisco
MODISCO singkatan dari Modified Dried Skimmed Milk and Coconut Oil
yang banyak digunakan di indonesia merupakan modifikasi yang digunakan di
uganda (1973). Modifikasi dilakuakan dengan pertimbangan ketersediaan bahan
lokal, selera, daya cerna, kebutuhan kalori serta tingkat Kekurangan Energi
Kronik (KEP) sendiri. Modisco dicobakan pertama kali untuk anak-anak yang
mengalami gangguan gizi berat di Uganda (Afrika) dengan hasil memuaskan.
(Depkes RI, 2003)
Modisco diberikan kepada:
a. Penderita KEP berat
b. Penderita penyakit infeksi menahun
c. Orang yang baru sembuh dari penyakit berat
d. Mereka yang sulit makan, karena kelainan bawaan seperti gangguan pangkal
tenggorokan
e. Anak sehat tapi kurus badannya
f. Anak yang sedang menghadapi ujian
g. Orang yang sering berolahraga berat
![Page 31: Bayi dan Balita 1. adalah 0-6 bulan (Andriani dan ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/843/5/BAB II.pdf · a. Pertumbuhan tinggi dan berat badan Selama tahun kedua, angka penambahan](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022053106/606fe75c2819a4558153948a/html5/thumbnails/31.jpg)
36
Keuntungan modisco:
a. Mengandung tinggi energi dan tinggi protein
b. Mudah dicerna
c. Dapat meningkatkan berat badan lebih cepat
d. Porsinya kecil sehingga memudahkan anak untuk menghabiskan
Kendala dan alternatif pemberian modisco :
a. Bahan modisco tidak selalu berasal dari susu skim tetapi bisa disesuaikan
dengan bahan makanan yang ada di daerah setempat.
b. Apabila di daerah tidak terdapat minyak kelapa, maka dapat diganti yang ada
di daerah tersebut (minyak jagung, biji kapas, kacang dll). Jika tidak suka
minyak dapat diganti dengan margarin atau minyak sayur.
c. Jika anak tidak suka susu, dalam hal ini modisco diberikan dengan sonde, atau
dicampur dengan makanan atau minuman yang disukai anak.
Bila nafsu makan anak kurang, ada dua cara untuk mengatasinya, yaitu:
1) Diberikan dalam bentuk yang lebih pekat energinya dengan volume sedikit
2) Diberikan lewat sonde
3) Adanya gangguan pencernaan (diare), bisa dimulai dengan susu skim,
ditambah 5% gula pasir dan 5% tepung.
4) Modisco tidak boleh diberikan kepada anak yang gemuk, bayi berusia 6 bulan
dan para penderita penyakit ginjal, hati dan jantung.
![Page 32: Bayi dan Balita 1. adalah 0-6 bulan (Andriani dan ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/843/5/BAB II.pdf · a. Pertumbuhan tinggi dan berat badan Selama tahun kedua, angka penambahan](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022053106/606fe75c2819a4558153948a/html5/thumbnails/32.jpg)
37
Tabel 2 Formula Untuk KEP Berat/Gizi Buruk
MACAM
“MODISCO” BAHAN
KANDUNGAN GIZI
CATATAN
Modisco ½ Susu skim 10 gr (1 sdm) Gula pasir 5 gr (1 sdt) Minyak kelapa 2½ gr (½ sdt)
Energi : 80 kkal Protein : 3,5 gr Lemak : 2,5 gr
Modisco I Susu skim 10 gr (1 sdm) atau full cream 12 gr (2 sdm) Gula 5 gr (1 sdt) Minyak kelapa 5 gr (½ sdm)
Energi : 100 kkal Protein : 3,5 gr Lemak : 3,5 gr
Diberikan kepada KEP berat dengan Edema Diberikan 100 kkal/kg BB/hari
Modisco II Susu skim 10 gr (1 sdm) atau full cream 12 gr (2 sdm) Gula 5 gr (1 sdt) Margarin 5 gr (½ sdm)
Energi : 100 kkal Protein : 3,5 gr Lemak : 4 gr
Diberikan pada KEP tanpa Edema Diberikan 125 kkal/kg BB/hari
Modisco III Susu full cream 12 gr (1¼ sdm) atau susu segar 100 cc (½ gelas) Gula 7,5 gr (1½ sdt) Margarin 5 gr (½ sdm)
Energi : 130 kkal Protein : 3 gr Lemak : 7,5 gr
Diberikan setelah pemberian Modisco I dan II Pemberian Modisco III ±10 hari Diberikan 150 kkal/kg BB/hari
11. Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
Makanan tambahan adalah makanan bergizi sebagai tambahan selain
makanan utama bagi kelompok sasaran guna memenuhi kebutuhan gizi. Makanan
Tambaha Pemulihan bagi balita adalah makanan bergizi yang diperuntukkan bagi
balita usia 6-59 bulan sebagai makanan tambahan untuk pemulihan gizi
(Kemenkes RI, 2011)
![Page 33: Bayi dan Balita 1. adalah 0-6 bulan (Andriani dan ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/843/5/BAB II.pdf · a. Pertumbuhan tinggi dan berat badan Selama tahun kedua, angka penambahan](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022053106/606fe75c2819a4558153948a/html5/thumbnails/33.jpg)
38
a. Prinsip PMT
Menurut panduan penyelenggaraan PMT bagi balita gizi kurang, prinsip
dasar PMT adalah sebagai berikut :
1) PMT Pemulihan diberikan dalam bentuk makanan atau bahan makanan lokal
dan tidak diberikan dalam bentuk uang.
2) PMT Pemulihan hanya sebagai tambahan terhadap makanan yang dikonsumsi
oleh balita sasaran sehari-hari, bukan sebagai pengganti makanan utama.
3) PMT Pemulihan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan gizi balita sasaran
sekaligus sebagai proses pembelajaran dan sarana komunikasi antar ibu dari
balita sasaran.
b. Jenis dan bentuk PMT
Makanan tambahan pemulihan diutamakan berbasis bahan makanan atau
makanan lokal. Jika makanan lokal terbatas, dapat digunakan makanan pabrikan
yang tersedia di wilayah setempat dengan memperhatikan kemasan label dan
masa kadaluarsa untuk keamanan pangan.
1) Makanan tambahan pemulihan diberikan untuk memenuhi kebutuhan gizi
balita sasaran.
2) PMT Pemulihan merupakan tambahan makanan untuk memenuhi kebutuhan
gizi balita dari makanan keluarga.
3) Makanan tambahan balita ini diutamakan berupa sumber protein hewani
maupun nabati (misalnya telur/ikan/daging/ayam, kacang –kacangan atau
penukar) serta sumber vitamin dan mineral yang diutamakan berasal dari
sayur-sayuran dan buah-buahan setempat.
4) Makanan tambahan diberikan sekali sehari selama 90 hari berturut-turut.