bawang makalah
-
Upload
aditya-krisna -
Category
Documents
-
view
27 -
download
2
Transcript of bawang makalah
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lansia adalah keadaan dimana seseorang berusia lebih dari 65 tahun. Lansia akan
mengalami perubahan fisiologis maupun psikologis sesuai penambahan usianya (1).
Perubahan fisiologis yang terjadi yaitu meliputi perubahan pada sistem kardiovaskular,
sistem muskuloskeletal, sistem neurologis, sistem integumen, sistem reproduksi, dan
sebagainya.
Sistem kardiovaskuler pada lansia mengalami penurunan fungsi sehingga kerja
jantung kurang efektif. Fungsi organ yang menurun serta kondisi lingkungan yang
kurang sehat dan pola hidup yang tidak baik meningkatkan resiko timbulnya berbagai
penyakit misalnya stroke. Stroke merupakan penyakit yang sering terjadi pada lansia.
Stroke adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplay darah
ke bagian otak (2). Menurut Stroke Association tahun 2006, stroke adalah salah satu
penyakit kardiovaskuler yang berpengaruh terhadap arteri utama menuju dan berada di
otak, stroke terjadi ketika pembuluh darah yang mengangkut oksigen dan nutrisi menuju
otak pecah atau terblokir oleh bekuan sehingga otak tidak mendapat darah yang
dibutuhkannya. Jika kejadian berlangsung lebih dari 10 detik akan menimbulkan
kerusakan permanen otak (3).
Stroke (Cerebrovascular Accident) adalah penyebab utama kematian pada tahun 2004
yang mencapai 144.070 orang yang dimana melebihi jumlah kematian karena penyakit
kardiovaskular ataupun kanker. Faktor resiko yang berhubungan dengan penyakit stroke
meliputi hipertensi, hiperlipidemia, gout, dehidrasi, aterosklerosis berat, stenosis mitral,
infark miokardial tak bergejala, anemia, dan kadar serum trigliserida yang tinggi. Selain
itu, riwayat stroke sebelumnya, ketidakaktifan fisik, merokok dan obesitas juga dapat
menjadikan faktor resiko yang cukup berarti (4).
Kadar kolesterol yang tinggi biasanya menjadi pertanda proses penuaan. Bawang
putih yang dikonsumsi secara rutin dalam jangka waktu tertentu dapat membantu
menurunkan kadar kolesterol. Zat anti-kolesterol dalam bawang putih yang bernama
ajoene menolong mencegah penggumpalan darah. Keuntungan penggunaan bawang
putih dalam pengobatan stroke adalah karena beragamnya senyawa yang terkandung di
dalam bawang putih itu sendiri. Semua senyawa itu memiliki khasiat berbeda-beda
dengan efek yang saling mandukung, sehingga pemakaiannya menjadi lebih praktis (7
A. Tujuan
1. Mahasiswa mampu mendefinisikan penyakit stroke
2. Mahasiswa mengetahui jenis-jenis stroke
3. Mahasiswa memahami penyebab stroke
4. Mahasiswa mengetahui indikasi terapi bawang putih
5. Mahasiswa mengetahui kontraindikasi terapi bawang putih
6. Mahasiswa mampu menerapkan terapi bawang putih pada lansia dengan stroke
akibat hipertensi
BAB II
ISI
A. Stroke
Stroke adalah salah satu dari beberapa penyakit yang sangat mengancam jiwa banyak
orang. Penyakit yang dapat menyebabkan kelumpuhan ini merupakan penyebab
kematian terbesar ke-3 di Indonesia (6).
Stroke didefinisikan sebagai gangguan fungsional otak yang terjadi secara mendadak
dengan tanda dan gejala klinis baik vokal maupun global yang berlangsung lebih dari
24 jam, atau yang menimbulkan kematian yang semata-mata disebabkan oleh
gangguan peredaran darah otak. Berdasarkan definisi stroke tersebut, maka yang perlu
untuk diperhatikan ialah adanya gangguan peredaran darah menuju otak (arteri
otak).Penyebab dari terganggunya peredaran darah di arteri otak ini bisa disebabkan
oleh faktor yang tidak dapat dimodifikasi serta faktor yang dapat dimodifikasi (5).
Faktor yang tidak dapat diimodifikasi di antaranya ialah usia, genetik, dan ras. Pada
orang lanjut usia, pembuluh darahnya sudah rentan dan lebih kaku. Kondisi ini bisa
memicu terjadinya stroke. Sedangkan pada keluarga yang memiliki riwayat penyakit
stroke, maka kemungkinan resikonya juga lebih besar daripada yang tidak. Dari sisi
ras atau etnik, stroke lebih sering ditemukan pada orang kulit putih dibandingkan kulit
hitam.
Faktor kedua ialah faktor yang dapat dimodifikasi. Faktor ini meliputi penyakit
tekanan darah tinggi (hipertensi), penyakit jantung, diabetes mellitus,
hiperkolesterolemia, obesitas serta perilaku merokok. Adapun hipertensi menempati
peringkat teratas sebagai penyebab tersering, bahkan penyebab utama terjadinya
stroke (5).
Pada Stroke ischaemi akut ( AHA/ASA Guideline ,2007)
Kenaikan tekanan darah >160 mm Hg ditemukan lebih dari 60 % pasien stroke akut.
Tekanan darah yang naik atau turun memberikan outcome stroke yang jelek. Setiap
kenaikan 10 mm Hg diatas 180 mm Hg memberikan resiko kelainan neurologi sebesar
40 % dan oucome yang buruk meningkat 23 %. Kenaikan tekanan darah dapat pula
disebabkan oleh stress dari stroke sendiri, kandung kemih yang penuh, nyeri, mual,
reaksi terhadap hipoksia, atau reaksi terhadap kenaikkan tekanan intrakranial. Alasan
utama menurunkan tekanan darah pada pasien stroke adalah :
1. Mengurangi terjadinya edema otak
2. Mencegah terjadinya transformasi perdarahan pada daerah infark
3. Mencegah gangguan vaskuler lain dan mencegah terjadinya stroke ulang.
B. Jenis-jenis Stroke
Stroke terdiri dari 2 jenis yaitu stroke iskemik dan stroke hemoragik. Stroke iskemik
mengalami proses arteriosklerosis atau darah kental yang mengakibatkan
penyumbatan pada pembuluh darah di otak. Sedangkan stroke hemoragik disebabkan
pecahnya pembuluh darah akibat kerapuhan pembuluh atau anomali bawaan pada usia
muda (7).
C. Penyebab Terjadinya Stroke
Hipertensi merupakan factor resiko terjadinya stroke baik non perdarahan atau
perdarahan, dan juga menjadi faktor terjadinya gangguan jantung yang menjadi
penyebab munculnya emboli otak. Hipertensi sangat berpengaruh pada peredaran
darah otak, karena menyebabkan terjadinya penebalan dan remodeling pembuluh
darah hingga memperkecil diameternya. Perubahan ini menaikkan tahanan vaskuler
dan memicu terjadinya artherosclerosis, hipertensi juga merubah kemampuan sel-sel
endotel untuk melepas zat vasoaktif dan menimbulkan kenaikkan tonus otot dan
menyebabkan mudah terjadinya vasokonstriksi pembuluh darah, selain itu hipertensi
juga mengganggu mekanisme autoregulasi pembuluh darah otak, yang mengatur
kestabilan cerebral blood flow, yakni jika terjadi perubahan tekanan perfusion ke otak
yaitu diantara 70-150 mm Hg. Hipertensi yang menahun merubah rentang
autoregulasi hingga tekanan perfussi menurun hingga otak lebih mudah terkena
gangguan aliran darah/ischaemi. Gangguan autoregulasi dan kenaikkan komplian
pembuluh darah menyebabkan penurunan tekanan perfussi darah dan aliran darah ke
otak, selain itu terjadi gangguan relaksasi endotel, mengggangu mekanisme pembuluh
darah untuk melebar untuk dapat mensuplai darah ke bagian yang mengalami
ischaemi. (6)
D. Indikasi Terapi Bawang Putih
(Allium sativum) telah digunakan sejak lama oleh masyarakat di berbagai peradaban
sebagai bumbu masakan dan juga obat. Pengobatan secara kimia tidak selalu berhasil
secara mengagumkan. Banyak efek samping dari obat kimia yang tidak diinginkan.
Umumnya, pasien yang mengalami stroke juga memiliki tekanan darah tinggi
(hipertensi). Keadaan akan semakin parah jika diketahui terdapat hiperkolesterolemia.
Sehingga, pengobatan yang ditujukan pun harus kompleks mencakup antitrombosis,
antihipertensi, dan antihiperkolesterolemia.
Penelitian efek bawang putih terhadap faktor risiko penyakit kardiovaskular
diantaranya hiperlipidemia, hipertensi, dan hiperglikemia, juga efeknya terhadap
pengentalan darah. Teranyata, dari semuaefek ini, bawang putih terbukti paling baik
efeknya terhadap pencegahan pengentalan darah dan mengatasi hipertensi pada stroke
(8).
E. Kontraindikasi Terapi Bawang Putih
Sampai saat ini belum ditemukan kontraindikasi terapi bawang putih, namun beberapa
efek sampingnya yaitu berupa rasa terbakar di mulut, sakit perut, kembung, nafsu
makan menurun, perubahan koloni bakteri dalam usus, hingga muntah. Disarankan
bawang putih dihindari pada orang yang memiliki pencernaan sensitif.
Sejauh ini belum ditemukan kontraindikasi terapi kebiasaan ini karena terapi ini tidak
membahayakan bagi lansia.
F. Prosedur Terapi Bawang putih
Para dokter di Austria merekomendasikan bawang putih sebagai tambahan selain obat
medis untuk para pasien hipertensi. Mereka telah melakukan uji coba pada 50 pasien
hipertensi untuk mengonsumsi suplemen bawang putih, selain juga tetap
mengonsumsi obat-obatan medis. Berikut ini adalah prosedur penggunaan bawang
putih sebagai terapi:
Kupas 1 atau 2 siung bawang putih lalu kunyah-kunyah sampai halus kemudian
ditelan. Setelah itu minumlah 1 cangkir air hangat. Lakukan 3 kali dalam sehari
selama 5-7 hari. Dosis penggunaan bawang putih untuk mengatasi hipertensi adalah
600-900 mg. Sebaiknya bawang putih dikonsumsi dalam keadaan mentah (tanpa
dimasak) (10).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hipertensi merupakan keadaan abnormal dimana tekanan darah yang mengalir melalui
pembuluh darah melebihi kondisi yang sewajarnya. Pada kondisi normal, tekanan darah
sistole dan diastole adalah 120 dan 80 mmHg. Pada penderita hipertensi, tekanan ini bisa
lebih besar. Hal ini disebabkan karena mengecilnya diameter pembuluh darah
(vasokonstriksi) atau adanya sumbatan pada pembuluh darah berupa bekuan darah,
lemak, dan kolesterol, yang disebabkan karena pola makanan yang tidak sehat dan
kurang olahraga.Khasiat bawang putih dalam mencegah berbagai penyakit sudah lama
menjadi perhatian para ilmuwan. Selain sebagai antikanker, ternyata bawang putih juga
mampu mengatasi tekanan darah tinggi (hipertensi).
B. Saran
Banyak efek samping dari obat kimia yang tidak diinginkan. Umumnya, pasien yang
mengalami stroke juga memiliki tekanan darah tinggi (hipertensi). Keadaan akan
semakin parah jika diketahui terdapat hiperkolesterolemia. Maka, pengobatan yang
ditujukan pun harus kompleks mencakup antitrombosis, antihipertensi, dan
antihiperkolesterolemia. Hal ini memang sah-sah saja, namun alangkah baiknya jika
dilakukan cukup dengan satu formula sehingga efek samping yang ditimbulkan tidak
akan mengganggu pasien. Salah satu senyawa aktif pada bawang putih yang sangat
berperan dalam pengobatan beragam penyakit kardiovaskular adalah ajoene. Zat ini
berperan dalam menurunkan tekanan darah yang merupakan faktor utama penyebab
strok.
DAFTAR PUSTAKA
1. Effendi & Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktik
dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
2. Baughman, C Diane, dkk. 2000.Buku Saku Medikal Bedah.Jakarta: EGC
3. Feigin, V. 2006. Stroke. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer
4. Stanley, Mickey & Patricia. 2006. Buku Ajar Keperawatan Gerontik Edisi 2. Jakarta:
EGC
5. Tjay,T.A., Rahardja, Kirana eds, Antihipertensiva. Dalam : Obat-obat Penting, Khasiat,
penggunaan, dan efek-efek sampingnya, Bab 35. Edisi kelima. Jakarta : Elex Media
Komputindo, 2002 : 508;572;537;575
6. Stroke, pembunuh nomor 3 di Indonesia.
http://www.medicastore.com/stroke/Stroke_Pembunuh_No_3_di_Indonesia.php [diakses
pada tanggal 17 November 2011]
7. Yayasan Stroke Indonesi. 2009. Dua Macam Jenis Stroke dan Teknik Deteksi. Diakses
dari www.yastroki.org.id pada tanggal 13 November 2011
8. Bawang Putih, Obat yang Sedap di Santap. 2011.
HerbalisNusantara.Com /bawangputih.htm [diakses pada tanggal 12 November 2011]
9. Banerjee, S.K, Maulik S.K. Effect of garlic on cardiovascular disorders. Nutrition Jurnal,
1:4. 19 November 2002 (diunduh 12 November 2011)
http://www.nutritionj.com/content/1/1/4.
10. Pengobatan Tradisional Hipertensi. 2010. http://www.farmasiku.com/index.php?
target=pages&page_id=Hipertensi . [diakses pada tanggal 10 November 2011
TERAPI BAWANG PUTIH UNTUK LANSIA
DENGAN STROKE AKIBAT HIPERTENSI
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Gerontik I
Dosen Pembimbing Rita Hadi Widyastuti, M.Kep.,Sp.Kep.Kom
Oleh:
ADITYA KRISNA G2B009102
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2011