Batu Ginjal

21
BATU GINJAL I. KONSEP PENYAKIT A. DEFINISI Batu ginjal adalah batu yang terbentuk di tubuli ginjal kemudian berada di kaliks, infundibulum, pelvis ginjal dan bahkan bisa mengisi pelvis serta seluruh kaliks ginjal dan merupakan batu saluran kemih yang paling sering terjadi. (Purnomo, 2000) Batu Ginjal merupakan keadaan tidak normal dalam ginjal, yang mengandung komponen kristal dan matriks organik. (Suyono, 2001) Batu ginjal adalah suatu penyakit dimana terjadi pembentukan batu dalam kolises dan atau pelvis. Batu ginjal dapat terbentuk karena pengendapan garam urat, oksalat atau kalsium. B. KOMPOSISI DAN JENIS BATU YANG TERDAPAT DALAM GINJAL Komposisi Batu Batu saluran kemih pada umumnya mengandung unsur: kalsium oksalat, kalsium fosfat, asam urat, magnesium-amonium-fosfat (MAP), xanthyn dan sistin. Pengetahuan tentang komposisi batu yang ditemukan penting dalam usaha pencegahan kemungkinan timbulnya batu residif. Jenis Batu dalam Ginjal a. Batu Kalsium Batu kalsium (kalsium oksalat dan atau kalsium fosfat) paling banyak ditemukan yaitu sekitar 75-80% dari seluh batu saluran kemih. Faktor terjadinya batu kalsium adalah: 1. Hiperkalsiuria: Kadar kasium urine lebih dari 250-300 mg/24 jam, dapat terjadi karena peningkatan absorbsi kalsium pada usus (hiperkalsiuria absorbtif), gangguan kemampuan reabsorbsi kalsium pada tubulus ginjal (hiperkalsiuria renal) dan adanya peningkatan resorpsi tulang (hiperkalsiuria resoptif) seperti pada hiperparatiridisme primer atau tumor paratiroid.

description

fix

Transcript of Batu Ginjal

BATU GINJALI. KONSEP PENYAKITA. DEFINISIBatu ginjal adalah batu yang terbentuk di tubuli ginjal kemudian berada di kaliks, infundibulum, pelvis ginjal dan bahkan bisa mengisi pelvis serta seluruh kaliks ginjal dan merupakan batu saluran kemih yang paling sering terjadi.(Purnomo, 2000)Batu Ginjal merupakan keadaan tidak normal dalam ginjal, yang mengandung komponen kristal dan matriks organik.(Suyono, 2001)Batu ginjal adalah suatu penyakit dimana terjadi pembentukan batu dalam kolises dan atau pelvis. Batu ginjal dapat terbentuk karena pengendapan garam urat, oksalat atau kalsium.

B. KOMPOSISI DAN JENIS BATU YANG TERDAPAT DALAM GINJAL Komposisi BatuBatu saluran kemih pada umumnya mengandung unsur: kalsium oksalat, kalsium fosfat, asam urat, magnesium-amonium-fosfat (MAP), xanthyn dan sistin. Pengetahuan tentang komposisi batu yang ditemukan penting dalam usaha pencegahan kemungkinan timbulnya batu residif. Jenis Batu dalam Ginjala. Batu KalsiumBatu kalsium (kalsium oksalat dan atau kalsium fosfat) paling banyak ditemukan yaitu sekitar 75-80% dari seluh batu saluran kemih. Faktor terjadinya batu kalsium adalah:1. Hiperkalsiuria: Kadar kasium urine lebih dari 250-300 mg/24 jam, dapat terjadi karena peningkatan absorbsi kalsium pada usus (hiperkalsiuria absorbtif), gangguan kemampuan reabsorbsi kalsium pada tubulus ginjal (hiperkalsiuria renal) dan adanya peningkatan resorpsi tulang (hiperkalsiuria resoptif) seperti pada hiperparatiridisme primer atau tumor paratiroid.2. Hiperoksaluria: Ekskresi oksalat urien melebihi 45 gram/24 jam, banyak dijumpai pada pasien pasca pembedahan usus dan kadar konsumsi makanan kaya oksalat seperti teh, kopi instan, soft drink, kakao, arbei, jeruk sitrun dan sayuran hijau terutama bayam.3. Hiperurikosuria: Kadar asam urat urine melebihi 850 mg/24 jam. Asam urat dalam urine dapat bertindak sebagai inti batu yang mempermudah terbentuknya batu kalsium oksalat. Asam urat dalam urine dapat bersumber dari konsumsi makanan kaya purin atau berasal dari metabolisme endogen.

4. Hipositraturia: Dalam urine, sitrat bereaksi dengan kalsium membentuk kalsium sitrat sehingga menghalangi ikatan kalsium dengan oksalat atau fosfat. Keadaan hipositraturia dapat terjadi pada penyakit asidosis tubuli ginjal, sindrom malabsorbsi atau pemakaian diuretik golongan thiazide dalam jangka waktu lama.5. Hipomagnesiuria: Seperti halnya dengan sitrat, magnesium bertindak sebagai penghambat timbulnya batu kalsium karena dalam urine magnesium akan bereaksi dengan oksalat menjadi magnesium oksalat sehingga mencegah ikatan dengan kalsium dengan oksalat.b. Batu StruvitBatu struvit disebut juga batu sebagai batu infeksi karena terbentuknya batu ini dipicu oleh adanya infeksi saluran kemih. Kuman penyebab infeksi ini adalah golongan pemecah urea (uera splitter seperti: Proteus spp., Klebsiella, Serratia, Enterobakter, Pseudomonas dan Stafilokokus) yang dapat menghasilkan enzim urease dan mengubah urine menjadi basa melalui hidrolisis urea menjadi amoniak. Suasana basa ini memudahkan garam-garam magnesium, amonium, fosfat dan karbonat membentuk batu magnesium amonium fosfat (MAP) dan karbonat apatit.c. Batu UratBatu asam urat meliputi 5-10% dari seluruh batu saluran kemih, banyak dialami oleh penderita gout, penyakit mieloproliferatif, pasein dengan obat sitostatika dan urikosurik (sulfinpirazone, thiazide dan salisilat). Kegemukan, alkoholik dan diet tinggi protein mempunyai peluang besar untuk mengalami penyakit ini. Faktor yang mempengaruhi terbentuknya batu asam urat adalah: urine terlalu asam (pH < 6, volume urine < 2 liter/hari atau dehidrasi dan hiperurikosuria.

C. ETIOLOGIDalam banyak hal penyebab terjadinya batu ginjal secara pasti belum dapat diketahui. Pada banyak kasus ditemukan kemungkinan karena adanya hiperparatirodisme yang dapat meyebabkan terjadinya hiperkalsiuria. Kadangkadang dapat pula disebabkan oleh infeksi bakteri yang menguraikan ureum (seperti proteus, beberapa pseudoenonas, staphylococcosa albus dan beberapa jenis coli) yang mengakibatkan pembentukan batu.Penyebab terbentuknya batu saluran kemih diduga berhubungan dengan gangguan aliran urine, gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi dan keadaan-keadaan lain yang masih belum terungkap (idiopatik).Secara epidemiologis terdapat beberapa faktor yang mempermudah terjadinya batu saluran kemih yang dibedakan sebagai faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik.

Faktor intrinsik, meliputi:1. Herediter; diduga dapat diturunkan dari generasi ke generasi.2. Umur; paling sering didapatkan pada usia 30-50 tahun.3. Jenis kelamin; jumlah pasien pria 3 kali lebih banyak dibanding pasien wanita.

Faktor ekstrinsik, meliputi:1. Geografi; pada beberapa daerah menunjukkan angka kejadian yang lebih tinggi daripada daerah lain sehingga dikenal sebagai daerah stone belt (sabuk batu).2. Iklim dan temperatur.3. Asupan air; kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium dapat meningkatkan insiden batu saluran kemih.4. Diet; diet tinggi purin, oksalat dan kalsium mempermudah terjadinya batu saluran kemih.5. Pekerjaan; penyakit ini sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya banyak duduk atau kurang aktivitas fisik (sedentary life).

D. MANIFESTASI KLINIK Obstruksi. Peningkatan tekanan hidrostatik. Distensi pelvis ginjal. Rasa panas dan terbakar di pinggang. Kolik. Peningkatan suhu (demam). Hematuri. Gejala gastrointestinal; mual, muntah, diare. Nyeri hebat1. Batu pada pelvis renalisa. Nyeri yang dalam, terus menerus pada area CVAb. Pada wanita ke arah kandung kemih, pada laki-laki kearah testisc. Hematuria, piuriad. Kolik renal : nyeri tekan seluruh CVA, mual dan muntah2. Batu yang terjebak pada uretera. Gelombang nyeri luar biasa, akut dan kolik menyebar ke paha dan genetaliab. Merasa ingin berkemih keluar sedikit dan darah kolik ureteral3. Batu yang terjebak pada kandung kemiha. Gejala iritasib. Infeksi traktus urinariusc. Hematuriad. Obstruksi retensi urine

E. PATOFISIOLOGIMekanisme pembentukan batu ginjal atau saluran kemih tidak diketahui secara pasti, akan tetapi beberapa buku menyebutkan proses terjadinya batu dapat disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut :a. Adanya presipitasi garam-garam yang larut dalam air seni, dimana apabila air seni jenuh akan terjadi pengendapan.b. Adanya inti ( nidus ). Misalnya ada infeksi kemudian terjadi tukak, dimana tukak ini menjadi inti pembentukan batu, sebagai tempat menempelnya partikel-partikel batu pada inti tersebut.c. Perubahan pH atau adanya koloid lain di dalam air seni akan menetralkan muatan dan meyebabkan terjadinya pengendapan.

Teori Terbentuknya Batu Saluran Kemih1. Teori nukleasi: Batu terbentuk di dalam urine karena adanya inti batu atau sabuk batu (nukleus). Partikel-partikel yang berada dalam larutan kelewat jenuh akan mengendap di dalam nukleus itu sehingga akhirnya membentuk batu. Inti bantu dapat berupa kristal atau benda asing saluran kemih.2. Teori matriks: Matriks organik terdiri atas serum/protein urine (albumin, globulin dan mukoprotein) sebagai kerangka tempat mengendapnya kristal-kristal batu.3. Penghambat kristalisasi: Urine orang normal mengandung zat penghambat pembentuk kristal yakni magnesium, sitrat, pirofosfat, mukoprotein dan beberapa peptida. Jika kadar salah satu atau beberapa zat ini berkurang akan memudahkan terbentuknya batu dalam saluran kemih.Batu saluran kemih dapat menimbulkan penyulit berupa obstruksi dan infeksi saluran kemih. Manifestasi obstruksi pada saluran kemih bagian bawah adalah retensi urine atau keluhan miksi yang lain sedangkan pada batu saluran kemih bagian atas dapat menyebabkan hidroureter atau hidrinefrosis. Batu yang dibiarkan di dalam saluran kemih dapat menimbulkan infeksi, abses ginjal, pionefrosis, urosepsis dan kerusakan ginjal permanen (gagal ginjal).

F. KOMPLIKASI1. Sumbatan atau obstruksi akibat adanya pecahan batu.2. Infeksi, akibat diseminasi partikel batu ginjal atau bakteri akibat obstruksi.3. Kerusakan fungsi ginjal akibat sumbatan yang lama sebelum pengobatan atau pengangkatan batu ginjal.

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksaan RadiologiPemeriksaan radiologi wajib dilakukan pada pasien yang dicurigai mempunyai batu. Hampir semua batu saluran kemih (98%) merupakan batu radioopak.Pada kasus ini, diagnosis ditegakkan melalui radiografi. Pemeriksaan rutin meliputi: Foto abdomen dari ginjal, ureter dan kandung kemih (KUB). USG atau excretory pyelography (Intravenous Pyelography, IVP). Excretory pyelography tidak boleh dilakukan pada pasien dengan alergi media kontras, kreatinin serum > 2 mg/dL, pengobatan metformin, dan myelomatosis. CT Scan IVP

Pemeriksaan radiologi khusus yang dapat dilakukan meliputi : Retrograde atau antegrade pyelography Spiral (helical) unenhanced computed tomography (CT) Scintigraphy

Pemeriksaan LaboratoriumPemeriksaan laboratorium rutin meliputi: Sedimen urin / tes dipstik untuk mengetahui sel eritrosit, lekosit, bakteri (nitrit), dan pH urin. Kreatinin serum untuk mengetahui fungsi ginjal. C-reactive protein, hitung leukosit sel B, dan kultur urin biasanya dilakukan pada keadaan demam. Natrium dan kalium darah dilakukan pada keadaan muntah. Kadar kalsium dan asam urat darah dilakukan untuk mencari faktor risiko metabolik.

H. PENATALAKSANAANBatu yang sudah menimbulkan masalah pada saluran kemih harus segera dikeluarkan agar tidak menimbulkan penyulit yang lebih berat. Indikasi untuk melakukan tindakan pada batu saluran kemih adalah telah terjadinya obstruksi, infeksi atau indikasi sosial. Batu dapat dikeluarkan melalui prosedur medikamentosa, dipecahkan dengan ESWL, melalui tindakan endo-urologi, bedah laparoskopi atau pembedahan terbuka.a. ESWL/ LithotripsiAdalah prosedur non-invasif yang digunakan untuk menghancurkan batu di khalik ginjal. Setelah batu tersebut pecah menjadi bagian yang kecil seperti pasir sisa-sisa batu tersebut dikeluarkan secara spontan.b. Metode Endourologi Pengangkatan BatuIni merupakan gabungan antara radiology dan urologi untuk mengangkat batu renal tanpa pembedahan mayor. Nefrostomi Perkutan adalah pemasangan sebuah selang melalui kulit ke dalam pelvis ginjal. Tindakan ini dilakukan untuk drainase eksternal urin dari kateter yang tersumbat, menghancurkan batu ginjal, melebarkan striktur. Ureteruskopi mencakup visualisasi dan akses ureter dengan memasukkan suatu alat Ureteroskop melalui sistoskop. Batu dapat dihancurkan dengan menggunakan laser, lithotripsy elektrohidraulik, atau ultrasound lalu diangkat. Larutan Batu. Nefrostomi Perkutan dilakukan, dan cairan pengirigasi yang hangat dialirkan secara terus-menerus ke batu. Cairan pengirigasi memasuki duktus kolekdiktus ginjal melalui ureter atau selang nefrostomi.c. Pengangkatan Bedah Nefrolitotomi. Insisi pada ginjal untuk mengangkat batu. Dilakukan jika batu terletak di dalam ginjal. Pielolitotomi. Dilakukan jika batu terletak di dalam piala ginjal.

Tindakan-tindakan khusus pada berbagai jenis batu yang berbentuk meliputi :1. Batu Kalsium : Paratirodektomi untuk hiperparatiroidisme, menghilangkan susu dan keju dari diit, kalium fosfat asam ( 3 6 gram tiap hari) mengurangi kandungan kalsium di dalam urine, suatu dueretik ( misalnya 50 mg hidroklorotiazid 2 kali sehari) atau sari buah cranberry ( 200ml, 4 kali sehari ) mengasamkan urin dan membuat kalsium lebih mudah larut dalam urin.2. Batu Oksalat diet rendah oksalat dan rendah kalsium fosfat ( 3 5 gram kalium fosfat asam setiap hari), piridoksin ( 100 mg, 3 kali sehari).3. Batu metabolic : sistin dan asam urat mengendap di dalam urin asam (pH urine harus dianikan menjadi lebih besar dari 7,5 dengan memberikan 4 8 ml asam nitrat 50%, 4 kali sehari) dan menyuruh pasien untuk diet mineral basa, batasi purin dalam dit penderita batu asam urat ( berikan pulka 300mg alopurinal ( zyloprin ) sekali atau dua kali sehari). Pada penderita sistinura, diet rendah metionin dan penisilamin ( 4 gram tiap hari ).Penatalaksanaan yang harus dilakukan pada pasien dengan post praise batu ginjal menurut Barbara C Long, 1985 meliputi : penempatan pasien dalam ruang dengan ventilasi yang cukup, perhatikan terhadap urine out put, pencegahan terhadap distensi dan pendarahan dan perhatian terhadap lokasi pemasangan drainase dan perawatannya.

PencegahanSetelah batu dikelurkan, tindak lanjut yang tidak kalah pentingnya adalahupaya mencegah timbulnya kekambuhan. Angka kekambuhan batu saluran kemih rata-rata 7%/tahun atau kambuh >50% dalam 10 tahun.Prinsip pencegahan didasarkan pada kandungan unsur penyusun batu yang telah diangkat. Secara umum, tindakan pencegahan yang perlu dilakukan adalah:1. Menghindari dehidrasi dengan minum cukup, upayakan produksi urine 2-3 liter per hari2. Diet rendah zat/komponen pembentuk batu3. Aktivitas harian yang cukup4. Medikamentosa

Beberapa diet yang dianjurkan untuk untuk mengurangi kekambuhan adalah:1. Rendah protein, karena protein akan memacu ekskresi kalsium urine dan menyebabkan suasana urine menjadi lebih asam.2. Rendah oksalat.3. Rendah garam karena natiuresis akan memacu timbulnya hiperkalsiuria.4. Rendah purin.Diet ini diberikan pada pasien yang menderita penyakit ginjal asam urat dan gout.5. Rendah kalsium tidak dianjurkan kecuali pada hiperkalsiuria absorbtif type II.KONSEP KEPERAWATANA. PENGKAJIANRiwayat Keperawatan dan Pengkajian Fisik:Berdasarkan klasifikasi Doenges dkk. (2000) riwayat keperawatan yang perlu dikaji adalah:1. Aktivitas/istirahat:Gejala:- Riwayat pekerjaan monoton, aktivitas fisik rendah, lebih banyak duduk.- Riwayat bekerja pada lingkungan bersuhu tinggi.- Keterbatasan mobilitas fisik akibat penyakit sistemik lainnya (cedera serebrovaskuler, tirah baring lama).2. SirkulasiTanda:- Peningkatan TD, HR (nyeri, ansietas, gagal ginjal).- Kulit hangat dan kemerahan atau pucat.3. EliminasiGejala:- Riwayat ISK kronis, obstruksi sebelumnya.- Penrunan volume urine.- Rasa terbakar, dorongan berkemih.- Diare.Tanda:- Oliguria, hematuria, poliuria.- Perubahan pola berkemih.4. Makanan dan cairan:Gejala:- Mual/muntah, nyeri tekan abdomen.- Riwayat diet tinggi purin, kalsium oksalat dan atau fosfat.- Hidrasi yang tidak adekuat, tidak minum air dengan cukup.

Tanda:- Distensi abdomen, penurunan/tidak ada bising usus.- Muntah.5. Nyeri dan kenyamanan:Gejala:- Nyeri hebat pada fase akut (nyeri kolik), lokasi nyeri tergantung lokasi batu (batu ginjal menimbulkan nyeri dangkal konstan).Tanda:- Perilaku berhati-hati, perilaku distraksi.- Nyeri tekan pada area ginjal yang sakit.6. Keamanan:Gejala:- Penggunaan alcohol.- Demam/menggigil.7. Penyuluhan/pembelajaran:Gejala:- Riwayat batu saluran kemih dalam keluarga, penyakit ginjal, hipertensi, gout, ISK kronis.- Riwayat penyakit usus halus, bedah abdomen sebelumnya, hiperparatiroidisme.- Penggunaan antibiotika, antihipertensi, natrium bikarbonat, alopurinul, fosfat, tiazid, pemasukan berlebihan kalsium atau vitamin.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN Pre operasi1. Nyeri b/d distensi pelvis renalis.2. Perubahan pola eliminasi urin b/d obstruksi.3. Resti infeksi b/d M.O dan statis urin.4. Kekurangan vol. cairan b/d mual dan muntah.

Post operasi1. Nyeri b/d luka insisi.2. Resti infeksi b/d invasi M.O.3. Kerusakan integritas kulit b/d luka insisi.4. Bersihan jalan napas inefektif b/d efek anastesi.5. Pola napas inefektif b/d penurunan ekspansi paru karena efek anastesi.6. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d mual karena efek anastesi.7. Anxietas b/d prosedur, kondisi, prognosis dan terapi.DAFTAR PUSTAKA

Corwin, Elisabeth. J. 2000. Buku Saku Patofisiologi/Elisabeth. J. Cowin. EGC: Jakarta.Doenges, Marilynn. E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan : pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien. EGC: Jakarta.

Mansjoer, Arif. 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculapius: Jakarta.Nursalam. 2006. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem perkemihan. Salemba Medika: Jakarta.Smeltzer, Suzanne. C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddarth. EGC: Jakarta.

. PengertianAdanya batu (kalkuli) pada saluran perkemihan dalam ginjal, ureter, atau kandung kemih yang terdiri dari; yang membentuk kristal; kalsium, oksalat, fosfat, kalsium urat, asam urat dan magnesium.Batu dapat menyebabkan obstruksi,infeksi atau oedema pada saluran perkemihan, kira-kira 75% dari semua batu yang terbentuk terdiri atas; kalsiumFaktor resiko batu ginjal meliputi;stasis perkemihan,infeksi saluran perkemihan, hiperparatiroidismempenyakit infeksi usus, gout, intake kalsium dan vit D berlebih, immobilitas lama dan dehidrasi.2. Faktor faktor yang mempengaruhgi pembentukan batu;a. Faktor EndogenFaktor genetik,familial pada hypersistinuria,hiperkalsiuria dan hiperoksalouriab. Faktor EksogenFaktor lingkungan,pekerjaan,makanan,infeksi dan kejenuhan mineral dalam air minum3. Faktor lain;a. InfeksiInfeksi saluran kencing dapat menyebabkan nekrosis jaringan ginjal dan akan menjadi inti pembentukan batu saluran kencing . Infeksi bakteri akan memecah ureum dan membentuk amonium yang akan mengubah pH urine menjadi alkali.b. Stasis dan Obstruksi urineAdanya obstruksi dan stasis urine akan mempermudah infeksi saluran kencing.c. Jenis kelaminPria lebih banyak daripada wanitad. RasBatu saluran kencing lebih banyak ditemukan di Afrika dan Asia.e.KeturunanAnnggota keluarga batu saluran kencing lebih banyak mempunyai kesempatan.f. Air minumMemperbanyak diuresis dengan cara banyak minum air akan mengurangi kemungkinan terbentuknya batu ,sedangkan kurang minum menyebabkan kadar semua substansi dalam urine meningkatg. PekerjaanPekerja keras yang banyak bergerak mengurangi kemungkinan terbentuknya batu daripada pekerja yang lebih banyak duduk.h.SuhuTempat yang bersuhu panas menyebabkan banyak mengeluarkan keringati. MakananMasyarakat yang banyak mengkonsumsi protein hewani angka morbiditas BSk berkurang .Penduduk yang vegetarian yang kurang makan putih telur lebih sering menderita BSK ( buli-buli dan Urethra )

4. PatogenesisSebagian besar batu saluran kencing adalah idiopatik,bersifat simptomatik ataupun asimptomatik.5. Teori terbentuknya batua. Teori IntimatriksTerbentuknya BSK. memerlukan adanya substansi organik sebagai inti .Substansi ini terdiri dari mukopolisakarida dan mukoproptein A yang mempermudah kristalisasi dan agregasi substansi pembentukan batu.b. Teori SupersaturasiTerjadi kejenuhan substansi pembentuk batu dalam urine seperti; sistin,santin,asam urat,kalsium oksalat akan mempermudah terbentuknya batu.c. Teori Presipitasi-KristaliasiPerubahan pH urine akan mempengaruhi solubilitas substasi dalam urine .Urine yang bersifat asam akan mengendap sistin,santin,asam dan garam urat,urine alkali akan mengendap garam-garam fosfat..d. Teori Berkurangnya faktor penghambatBerkurangnya faktor penghambat seperti peptid fosfat, pirofosfatpolifosfat, sitrat magnesium.asam mukopolisakarida akan mempermudah terbentuknya BSK.6. Pemeriksaan Diagnostik.a. Urinalisa; warna mungkin kuning ,coklat gelap,berdarah,secara umum menunjukan SDM, SDP, kristal ( sistin,asam urat,kalsium oksalat), ph asam (meningkatkan sistin dan batu asam urat) alkali ( meningkatkan magnesium, fosfat amonium, atau batu kalsium fosfat), urine 24 jam :kreatinin, asam urat kalsium, fosfat, oksalat, atau sistin mungkin meningkat), kultur urine menunjukan ISK, BUN/kreatinin serum dan urine; abnormal (tinggi pada serum/rendah pada urine) sekunder terhadap tingginya batu obstruktif pada ginjal menyebabkan iskemia/nekrosis.b. Darah lengkap: Hb,Ht,abnormal bila psien dehidrasi berat atau polisitemia.c. Hormon Paratyroid mungkin meningkat bila ada gagal ginjal ( PTH. Merangsang reabsobsi kalsiumm dari tulang, meningkatkan sirkulasi s\erum dan kalsium urine.d. Foto Rntgen; menunjukan adanya kalkuli atau perubahan anatomik pada area ginjal dan sepanjang urewter.e. IVP.: memberukan konfirmasi cepat urolithiasis seperti penyebab nyeri,abdominal atau panggul.Menunjukan abnormalitas pada struktur anatomik (distensi ureter).f. Sistoureterokopi;visualiasi kandung kemih dan ureter dapat menunjukan batu atau efek obstruksi.g. USG ginjal: untuk menentukan perubahan obstruksi,dan lokasi batu. :7. Penatalaksanaan;a. Menghilangkan obstruksib. Mengobati infeksic. Menghilangkan rasa nyeri.d. Mencegah terjadinya gagal ginjal dan mengurangi kemungkinan terjadinya rekurensi8. Komplikasi:a.Infeksib.Obstruksic.Hidronephrosis.9. Asuhan KeperawatanA.Pengkajian Data Dasar Pada Pasien Dengan Batu Saluran KencingAktivitas/istrirahatKaji tentang pekerjaan yang monoton,lingkungan pekerjaan apakah pasien terpapar suhu tinnggi,keterbatasan aktivitas ,misalnya karena penyakit yang kronis atau adanya cedera pada medulla Spinalis.SirkulasiKaji terjadinya peningkatan tekanan Darah/Nadi, yang disebabkan ;nyeri,ansietas atau gagal ginjal.Daerah ferifer apakah teraba hangat(kulit) merah atau pucat.EliminasiKaji adanya riwayat ISK kronis.obstruksi sebelumnya(kalkulus)Penurunan haluaran urinr, kandung kemih penuh, rasa terbekar saat BAK. Keinginan /dorongan ingin berkemih terus, oliguria, haematuria, piuri atau perubahan pola berkemih.Makanan / cairan;Kaji adanya mual, muntah, nyeri tekan abdomen, diit tinggi purin, kalsium oksalat atau fosfat, atau ketidak cukupan pemasukan cairan tidak cukup minum, terjadi distensi abdominal, penurunan bising usus.Nyeri/kenyamananKaji episode akut nyeri berat, nyeri kolik.lokasi tergantung pada lokasi batu misalnya pada panggul di regio sudut kostovertebral dapat menyebar ke punggung, abdomen, dan turun ke lipat paha'genetalia, nyeri dangkal konstan menunjukan kalkulus ada di pelvis atau kalkulus ginjal. Nyeri yang khas adalah nyeri akut tidak hilang dengan posisi atau tindakan lain, nyeri tekan pada area ginjal pada palpasi .KeamananKaji terhadap penggunaan alkohol perlindungan saat demam atau menggigil.Riwayat Penyakit :Kaji adanya riwayat batu saluran kemih pada keluarga, penyakit ginjal, hipertensi, gout, ISK kronis, riwayat penyakit, usus halus, bedah abdomen sebelumnya, hiperparatiroidisme, penggunaan antibiotika, anti hipertensi, natrium bikarbonat, alupurinol, fosfat, tiazid, pemasukan berlebihan kalsium atau vitamin D.Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul adalah ;1) Nyeri akut b/d peningkatan frekuensi/dorongan kontraksi uroteral,trauma jaringan, pembentukan oedema, iskemia seluler.2) Perubahan eliminasi urine b/d stimulasi kandung kemih oleh batu, iritasi ginjal atau ureteral, inflamsi atau obstruksi mekanik.3) Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan b/d mual muntal, diuresis paska obstruksi.4) Kurang pengetahuan tentang diet, kebutuhan pengobatan b/d tidak mengenal sumber informasi.

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

NO.Diagnosa Keperawatan

Tujuan-Kriteria yang diharapkanIntervensiRasional

1. Nyeri akut b/d peningkatan frekuensi /dorongan kontraksi ureteral,trauma jaringan,pembentukan edema,iskemia seluler.Nyeri hilang dengan spasme terkontrol.

Kriteria ;Pasien tampak rileks.Pasien mampu tidur/istirahat dengan tenangTidak gelisah,tidak merintihCatat lokasi,lamanya intensitas,penyebaran,perhatikan tanda-tanda non verbal,misalnya merintih,mengaduh dan gelisah ansietas.Jelaskan penyebab nyeri dan perubahan karakteristik nyeri.

Berikan tindakan nyaman,misalnya pijatan punggung,ciptakan lingkungan yang tenang.Bantu atau dorong penggunaan nafas berfokusBantu dengan ambulasi sering s/d indikasi tingkatkan pemasukan cairan sedikitnya 3-4 lt/hariatau s/d indikasi.Perhatikan keluhanpeningkatan/menetapnya nyeri abdomen.Berikan kompres hangat pada punggung

KOLABORASI:Berikan obat sesuai dengan indikasiNarkotik

Antispasmodik

Kortikosteroid

Pertahankan patensi kateter bila digunakan.Evaluasi tempat obstruksi dan kemajuan gerakan kalkulus

Membantu dalam meningkatkan kemampuan koping pasien serta menurunkan ansietas

Meningkatkan relaksasi,menurunkan tegangan otot,

Mengarahkan kembali perhatiandan membantu dalam relaksasi otot.Meningkatkan lewatnya batu,mencegah stasis urine,mencegah pembentukan batu selanjutnya.

Obstruksi lengkap ureter dpt.menyebabkab ferforasi,dan ekstravasasi urine ke dalam area perirenal.

Dipakai selama episode akut,untuk menurunkan kolik ureter dan relaksasi otot.Menurunkan refleks spasme shg. Mengurangi nyeri dan kolik.Menurunkan edema jaringan ,shg. Membantu gerakan batu.Mencegah stasis urine,menurunkan resiko peningkatan tekanan ginjal dan infeksi.

2. Perubahan eliminasi urine b/d stimulasi kandung kemih oleh batu,iritasi ginjal,atau ureter,obstruksi mekanik atau inflamsi.Perubahan eliminasi urine tidak terjadi

Kriteria :Haematuria tidak ada.Piuria tidak terjadiRasa terbakar tidak ada.Dorongan ingin berkemih terus berkurangi.Awasi pemasukan dan pengeluaran serta karakteristik urine

Tentukan pola berkemih normal.

Dorong meningkatkan pemasukan cairan

Catat adanya pengeluaran dalam urinek/p kirim ke lab untuk dianalisa.Observasi keluhan kandung kemih,palpasi dan perhatikan output,dan edema.Obserevasi perubahan status mental.,prilaku atau tingkat kesadaran.

Kolaborasi ;Monitoring pem.Lab,BUN.kreatinin

Ambil urine untuk kultur dan sensitivitasBerikan obat sesuai dgn program;diamox, alupurinol

Esidrix, Higroton

Amonium Klorida,Kalium,,atau Natrium,fosfat,.

Agen antigon, (Ziloprim)

Antibiotik

Nabic

Asam Askorbat

Pertahankan patensi kateter.

Irigasi dgn. Asam atau larutan alkalin.Evaluasi fungsi ginjal dgn.memerhatikan tanda-tanda komplikasimisalnya infeksi,atau perdarahan.Kalkulus dpt.menyebabkan eksitabiliats saraf,yg.menyebabkan kebutuhan sensasi berkemih .segera.Membilas bakteri,darah.dan debris,membantu lewatnya batu.Identifikasi tipe batudan alternatif terapi

Retensi urine,menyebabkan distensi jaringan.,potensial resiko infeksi dan GGK.Ketidakseimbangan elektrolit dpt.menjadi toksik pada SSP.

Peninggian BUN,indikasi disfungsi ginjal.

Evaluasi adanya ISK.atau penyebab komplikasi.

Meningkatkan pH.urine menurunkan pembentukan batu asam.Mencegah stasis urine

Menurunkan pembentukan batu fosfat

Menurunkan produksi asam urat

Adanya ISK potensuial pembentukan batu.Mencegah pembentukan beberapa kalkuli.Mencegah berulangnya pembentukan batu alkalin.Mencegah retensi,dan komplikasi.Mengubah pH.urine mencegah pembentukan batu.

3. Resiko tinggi kekurangan volume cairan b/d mual,muntah,diuresis pascaobstruksi.Keseimbangan cairan adekuat

Kriteria :Intake dan output seimbangTanda vital stabil (TD 120/80 mmHg. Nadi 60-100, RR16-20, suhu 36.5-37C)-Membran mukosa lembabTurgor kulit baik.Catat insiden muntah, diare, perhatikan karakteristik, dan frekuensi.Tingkatkan pemasukan cairan3-4 lt / hari dalam toleransi jantung.

Awasi tanda vital, evaluasi nadi, turgor kulit dan membran mukosa.

Timbang berat badan tiap hariKolaborasi:Awasi Hb,Ht,elektrolit,Berikan cairan IV

Berikan diet tepat,cairan jernih,makanan lembut s/d toleransi

Berikan obat s/d indikasi antiemetik,(misal compazin )

Mengesampingkan kejadian abdominal lain.

Mempertahankan keseimbangan cairan dan homeostasis.

Penurunan LFG.merangasang produksi renin, yg. Bekerja meningktakan TD.Peningkatan BB.yang cepat,waspada retensiMengkaji hidrasi, kebutuhan intervensdi.

Mempertahankan volume sirkulasiMempertahankan keseimbangan nutruisi.

Menurunkan mual muntah

4. Kurang pengetahuan tentang diet, dan kebutuhan pengobatanPasien dapat memahami tentang diet,dan program pengobatan

Kriteria :Berpartisipasi dalam program pengobatanMenjalankan dietKaji ulang proses penyakit dan harapan masa datang

Kaji ulang program diet, sesuai dengan indikasi

Diskusikan tentang:Pemberian diet rtendah purin,(membatasi daging berlemak,kalkun,tumbuhan polong,gandum,alkohol)Pemberian diet rendah Ca.(membatasi susu,keju,sayur hijau,yogurt.)Pemberian diet rendah oksalat membatasi konsumsi coklat,minuman kafein,bit,bayam.Diskusikan program obat-obatan ,hindfari obat yang dijual bebas dan baca labelnya.Tunjukan perawatan yang tepat thd.insisi/kateter bila ada.Memberikan pengetahuan dasar,membuat pilihan berdasarkan informasiPemahaman diet,memberikan kesempatan untuk memilih sesuai dgn. Informasi,mencegah kekambuhan.Menurunkan pemasukan oral thd.prekursor asam urat

Menurunkan resiko pembentukan batu kalsium.

Menurunkan pembentukan batu oksalat.

Obat yang diberikan untuk mengasamkan urin,atau mengalkalikan,menghindari produk kontraindikasi.

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Linda Juall (1995) Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan( terjemahan) PT EGC, Jakarta.

Doenges,et al, (2000). Rencana Asyuhan Keperawatan ( terjemahan),PT EGC, Jakarta

Soeparman, ( 1990), Ilmu Penyakit Dalam Jilid II, Balai Penerbit FKUI, Jakarta.