Batas Wilayah Indonesia - BIG 2013

download Batas Wilayah Indonesia - BIG 2013

of 56

Transcript of Batas Wilayah Indonesia - BIG 2013

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2013

    1/56

    Laporan Tahunan

    Pusat Pemetaan Batas Wilayah

    TAHUN 2013

    Pusat Pemetaan Batas Wilayah

    Depu Informasi Geospasial Dasar

    BADAN INFORMASI GEOSPASIAL

    Jl. Raya Jakarta-Bogor Km. 46 Cibinong - Bogor

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2013

    2/56

    Laporan Tahunan Pusat PBW 2013

    Pengarah

    Dr.Ing. Khad

    Tim Editor

    Anas Kencana, ST

    Lulus Hidayatno, S.Si, M.Tech

    Ir. Eko Artanto

    Teguh Fayakun Alif, ST

    Desain & Tata Letak

    Agus Seawan (Coqelat)

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2013

    3/56

    Laporan Tahunan Pusat PBW 2013

    iii

    P

    uji Syukur kita panjatkan ke hadirat Allah

    swt yang telah memberikan rahmat dan

    kemudahan sehingga tersusun buku Laporan

    Tahunan pusat Pemetaan Batas Wilayah 2013.

    Buku ini menggambarkan hasil-hasil kegiatan Pusat

    PBW, Kedeputian Bidang Informasi Geospasial

    Dasar, Badan Informasi Geospasial selama kurun

    Kata Pengantar

    waktu tahun anggaran 2013. Berdasarkan Peraturan Kepala BIG nomor 3 tahun

    2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Informasi Geospasial, didalamnya

    disebutkan bahwa:

    Pusat Pemetaan Batas Wilayah mempunyai tugas melaksanakan penyiapan

    penyusunan rencana program, perumusan dan pengendalian kebijakan teknis,

    pengumpulan, pengolahan, penyimpanan dan penggunaan data dan informasi

    geospasial dasar, serta penyiapan pelaksanaan penelian dan pengembangan dan

    pelaksanaan kerjasama teknis di bidang pemetaan batas wilayah.

    Sebagai laporan tahunan pelaksanaan tugas Pusat PBW seper yang diamanatkan

    dalam Perka BIG di atas, selama tahun 2013 dilakukan kegiatan batas negara yang

    terdiri dari batas marim dan batas darat melalui kegiatan-kegiatan delimitasi batas

    marim, pemetaan pulau-pulau terluar, survei demarkasi batas darat, pemasangan

    Border Sign Postdan serangkaian perundingan dengan negara-negara tetangga.

    Kegiatan batas marim didukung juga dengan kegiatan kajian batas landas konnen

    di luar 200 mil laut.

    Sejak diberlakukannya otonomi daerah, batas wilayah berperan penng dalam

    perhitungan Dana Alokasi Umum (DAU), perijinan pertambangan dan bagi hasil

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2013

    4/56

    Laporan Tahunan Pusat PBW 2013

    iv

    migas. Oleh karena itu, pada tahun anggaran 2013 sebagai kelanjutan dari kegiatanyang telah dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya, Pusat PBW juga melakukan

    kegiatan pemetaan batas wilayah administrasi yang terdiri dari kegiatan penataan

    batas dengan pemasangan pilar-pilar batas di beberapa kecamatan, pemetaan

    wilayah otonom, provinsi, kabupaten, dan kota.

    Akhirnya, pada kesempatan ini saya menyampaikan terima kasih kepada m dari

    Pusat PBW dan semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan buku ini. Semoga

    Allah swt membalas semua kebaikan dan jerih payah saudara-saudara sekalian.

    Cibinong, Maret 2013

    plt. Kepala Pusat

    Pemetaan Batas Wilayah

    Khad

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2013

    5/56

    Laporan Tahunan Pusat PBW 2013

    v

    Kata Pengantar............................................................................................... iii

    Daar Isi........................................................................................................ v

    1. Pendahuluan ........................................................................................... 1

    2. Batas Negara............................................................................................ 3

    2.1. Batas Marim................................................................................... 4

    a. Pulau-Pulau Kecil Terluar................................................................. 4

    b. Fasilitasi Perundingan....................................................................... 6

    c. Kajian Batas Marim......................................................................... 10

    2.2. Batas Darat....................................................................................... 11

    a. Batas antara RI-Malaysia................................................................... 12

    b. Batas antara RI-PNG.......................................................................... 14

    c. Batas antara RI-RDTL.......................................................................... 16

    3. Batas Wilayah Administrasi...................................................................... 25

    3.1. Tata Batas WIlayah Kecamatan........................................................ 25

    3.2. Ajudikasi Batas Kecamatan dan Kelurahan...................................... 27

    3.3. Ajudikasi Batas Kabupaten/Kota dan Provinsi.................................. 29

    3.4. Pemetaan Wilayah Daerah Otonom................................................. 31

    a. Pemetaan Daerah Otonom Baru............................... 31

    b. Pemetaan Wilayah Daerah Otonom Provinsi, Kabupaten, dan Kota...... 33

    c. Fasilitasi Penegasan Batas Daerah................................................ 36

    4. Penutup .................................................................................................... 39

    4.1. Permasalahan Batas Negara................... 39

    a. Batas Darat...................................... 39

    b. Batas Marim................................................. 40

    4.2. Permasalahan Batas Wilayah Administrasi.................. 41

    Daftar Isi

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2013

    6/56

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2013

    7/56

    Laporan Tahunan Pusat PBW 2013

    1

    Pendahuluan

    Negara Indonesia memiliki wilayah dengan luas keseluruhan 8.216.656,69

    km. Dengan wilayah seluas itu, Indonesia juga memiliki sumber daya

    alam berlimpah yang tersebar di daratan dan lautan. Sumber daya alam

    yang ada tersebut bukan hanya mempunyai dampak posif secara ekonomis bagi

    kehidupan masyarakat, akan tetapi juga dapat berdampak negaf bagi kehidupan

    bermasyarakat berbangsa dan bernegara apabila salah dalam pengolahan dan

    pengelolaannya.

    Untuk mengopmalkan pengolahan dan pengelolaan sumberdaya alam tersebut

    dibutuhkan batas wilayah untuk memastikan hak dan kepemilikan suatu

    pemerintahan. Batas wilayah denif yang didasarkan pada ketetapan hukum

    berperan penng untuk tata kelola pemerintahan, pertahanan, keamanan, perijinan,

    pengelolaan sumberdaya alam, dan lain-lain.

    Gambar 1. Peta Negara Kesatuan Republik Indonesia

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2013

    8/56

    Laporan Tahunan Pusat PBW 2013

    2

    U n d a n g - u n d a n g

    n om or 4 t a h u n

    2 0 1 1 t e n t a n g

    Informasi Geospasial

    m e n g a m a n a t k a n

    seluruh pemetaan di

    Indonesia mengacu

    pada satu referensi

    (One Map Policy),

    y a i t u I n f o r m a s i

    Geospasial Dasar yang

    diwujudkan dalam

    Jaring Kontrol Geodesi

    dan Peta Dasar, di mana batas wilayah merupakan salah satu unsur di dalamnya.

    Oleh karena itu penegasan batas wilayah baik batas internaonal maupun batas

    daerah perlu dituntaskan untuk mendukung pembangunan nasional.

    Pada tanggal 27 Juni 2012, Kepala Badan Informasi Geospasial menetapkan

    Peraturan Kepala BIG nomor 3 tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja

    Badan Informasi Geospasial, di dalamnya disebutkan bahwa: Pusat Pemetaan

    Batas Wilayah mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyusunan rencana

    program, perumusan dan pengendalian kebijakan teknis, pengumpulan, pengolahan,

    penyimpanan dan penggunaan data dan informasi geospasial dasar, serta penyiapan

    pelaksanaan penelian dan pengembangan dan pelaksanaan kerjasama teknis di

    bidang pemetaan batas wilayah.

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2013

    9/56

    Laporan Tahunan Pusat PBW 2013

    3

    Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) mempunyai batas marim

    dengan 10 negara tetangga, yakni: India, Thailand, Malaysia, Singapura,

    Viet Nam, Filipina, Palau, Papua Nugini, Australia dan Timor Leste (lihat

    Gambar 1). Sejak diberlakukannya Hukum Laut Internaonal (UNCLOS-1982),

    Indonesia mendapatkan pengakuan internaonal sebagai negara kepulauan

    terbesar di dunia.

    Wilayah NKRI di darat mengiku prinsip hukum internaonal u poside yuris,

    yakni wilayah Indonesia mewarisi wilayah kedaulatan eks Hindia Belanda yang

    berbatasan dengan ga negara tetangga, yaitu: Malaysia, Papua Nugini, dan

    Timor Leste. Penegasan batas antara RI-Malaysia mengacu pada traktat tahun

    1891 antara Belanda dan Inggris di Pulau Borneo, antara RI-PNG mengiku

    Konvensi tahun 1895 antara Belanda dan Inggris di Pulau Papua, sedangkan

    RI-Timor Leste mendasarkan pada traktat tahun 1904 antara Belanda dan

    Portugis di Pulau Timor.

    Batas

    NEGARA

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2013

    10/56

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2013

    11/56

    Laporan Tahunan Pusat PBW 2013

    5

    toponim dan pengecekan data. Sebelum tahun 2013 pemetaan pulau-pulau terluar

    menggunakan metode fotogrammetri dengan kamera metrik analog/digital. Sejak

    tahun 2013, kegiatan dilakukan dengan wahana Unmanned Aerial Vehicle(UAV)

    serta metode fotogrammetridengan kamera digital non metrik (small format).

    Kegiatan tahun 2013 telah dilakukan pemetaan di 10 pulau terluar dengan rincian

    sebagai berikut (lihat Tabel 1, dan untuk contoh peta foto lihat Gambar 3).

    Tabel 1.Daar pulau-pulau terluar yang dipetakan tahun 2013.

    No Nama Pulau Skala Lokasi Luas (km)

    1 Tg. Bantenan, P. Jawa 1 : 8.700 Jawa Timur 7.67

    2 Tg. Mebulu, P. Bali 1 : 8.700 Bali 8.44

    3 Tg. Ungasan, P.Bali 1 : 8.700 Bali 7.88

    4 Tg. Sedihing, P. Nusapenida 1 : 4.500 Bali 3.54

    5 Tg. Talonan (1), P. Sumbawa 1 : 2.400 N T B 8.33

    6 Tg. Talonan (2), P. Sumbawa 1 : 12.800 N T B 8.41

    7 Tg. Torodoro, P. Sumbawa 1 : 8.700 N T B 8.47

    8 Tg. Karoso, P. Sumba 1 : 10.000 N T T 7.98

    9 Tg. Nguju, P. Sumba 1 : 7.800 N T T 9.00

    10 P. Dana 1 : 8.700 N T T 5.48

    Gambar 3. Contoh hasil peta foto dan peta garis (kontur) Pulau Treweng (Provinsi NTT).

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2013

    12/56

    Laporan Tahunan Pusat PBW 2013

    6

    b. Fasilitasi Perundingan Batas Marim

    Sesuai dengan hukum laut Internaonal (UNCLOS-1982), penetapan Batas marim

    yang tumpang ndih dengan klaim negara tetangga diselesaikan melalui jalur

    perundingan. Perundingan dengan 10 negara tetangga yang mempunyai batas

    marim dengan Indonesia dibagi dalam 3 kategori: perundingan akf, belum/

    dak akf, dan perundingan yang sudah selesai.

    Perundingan Akf

    Perundingan batas marim yang akf dilakukan pada tahun 2013 adalah perundingan

    batas marim dengan Malaysia, Singapura, dan Viet Nam.

    1. Pertemuan teknis penetapan batas marim Indonesia-Malaysia, pada tahun

    2013, Indonesia dan Malaysia telah mengadakan 2 (dua) kali pertemuan, di

    Indonesia dan Malaysia khusus membahas perpanjangan garis Provisional

    Territorial Sea Boundary(PTSB) di Laut Sulawesi, usulan garis batas laut teritorial

    di Laut China Selatan dan usulan batas laut territorial, serta menyepaka

    penggal batas laut teritorial yang sudah satu garis di segmen Selat Malaka

    bagian Selatan sebagai garis PTSB.

    Gambar 4. Perpanjangan PTSB usulan kedua Negara di

    Laut Sulawesi.

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2013

    13/56

    Laporan Tahunan Pusat PBW 2013

    7

    Gambar 5. Garis batas laut territorial usulan kedua

    Negara di Laut China Selatan.

    Gambar 6. Garis batas laut teritorial usulan kedua

    Negara di Selat Malaka bagian Selatan .

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2013

    14/56

    Laporan Tahunan Pusat PBW 2013

    8

    2. Pada tahun 2013, pertemuan teknis penetapan batas marim Indonesia-

    Singapuratelah dilaksanakan sebanyak 6 (enam) kali, 4 (empat) kali pertemuan

    teknis dan 2 (dua) kali pertemuan intersessional. Pertemuan teknis penetapan

    batas marim antara Indonesia dan Singapura membahas delimitasi batas

    laut wilayah di segmen Selat Singapura bagian mur I yaitu di segmen sekitar

    Changi. Dalam pertemuan tersebut telah dicapai kesepakan garis dan telah

    diserkasi oleh Ka.BIG dan Kadis.Hidros.

    Gambar 7. Penggal garis

    batas laut territorial

    kedua Negara yang

    sudah satu garis di Selat

    Malaka bagian Selatan.

    Gambar 8. Dra petalampiran treaty batas

    laut territorial segmen

    Timur.

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2013

    15/56

    Laporan Tahunan Pusat PBW 2013

    9

    3. Pertemuan teknis penetapan batas marim Indonesia Viet Nam, pada tahun

    2013 hanya diselenggarakan 1 (satu) kali pertemuan teknis, yaitu pertemuan

    ke-5 di Ha Noi Viet Nam. Pertemuan difokuskan pada pembahasan Principlesand Guidelines.

    Perundingan Belum/Tidak Akf

    Batas marim pada kurun waktu tahun 2013 yang belum/dak akf dirundingkan

    adalah antara Indonesia dengan India dan Thailand terkait batas ZEE, Indonesia

    dengan Timor-Leste terkait batas Laut Teritorial, ZEE, dan Landas Konnen.

    Perundingan Sudah Selesai

    Batas marim yang sudah selesai dirundingkan dan dibuat perjanjiannya dapat

    dilihat pada Table 2 berikut.

    Tabel 2.Daar perjanjian batas marim.

    No. Dengan Negara Jenis Batas Perjanjian Rakasi

    1 India LK 8 Agustus 1974 Keppres 51/1974

    2 India LK 14 Januari 1977 Keppres 26/19773 India-Thailand TrijunconLK 22 Juni 1978 Keppres 24/1978

    4 Thailand LK 17 Desember 1971 Keppres 21/1972

    5 Thailand LK 11 Desember 1975 Keppres 1/1977

    6 Thailand-Malaysia TrijunconLK 21 Desember 1971 Keppres 20/1972

    7 Malaysia LT 17 Maret 1970 UU no.2/1971

    8 Malaysia LK 27 Oktober 1969 Keppres 89/1969

    9 Singapura LT 25 Mei 1973 UU no.77/1973

    10 Singapura LT 10 Maret 2009 UU no.4/2010

    11 Viet Nam LK 26 Juni 2003 UU no.17/2007

    12 Papua Nugini MT 12 Februari 1973 UU no.6/1973

    13 Papua Nugini MT 13 Desember 1980 Keppres 21/1982

    14 Australia LK 18 Mei 1971 Keppres 42/1971

    15 Australia LK 9 Oktober 1972 Keppres 66/1972

    16 Australia LK dan ZEE 16 Maret 1997 Belum dirakasi

    * LK : Landas Konnen * LT : Laut Teritorial

    * ZEE : Zona Ekonomi Eksklusif * MT : Marim Tertentu

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2013

    16/56

    Laporan Tahunan Pusat PBW 2013

    10

    c. Kajian Batas Marim

    Untuk mendukung penetapan batas marim Indonesia, Pusat PBW pada tahun

    2013 melakukan kajian landas konnen Indonesia di luar 200 mil laut dan kajianGeopolik.

    Landas Konnen Indonesia

    Kegiatan Kajian Landas Konnen Indonesia ekstensi (Indonesia Extended Connental

    Shelf,IECS) yaitu pertemuan teknis pada 28 Februari 2013 untuk pelaksanaan survei

    seismik dan bathimetri di wilyah potensi IECS di Utara Papua. Sebagai ndak lanjut

    kajian yang dilakukan BIG, maka Pusat Penelian Geologi Laut (P2GL) Kementerian

    ESDM telah melakukan survei Landas Konnen Indonesia di luar 200 NM di UtaraPapua pada tahun 2013 (lihat Gambar 9).

    Pada 14-19 Mei 2013, yang difasilitasi oleh kedutaan PNG di Canberra, dilakukan

    pertemuanTrilateral Consultaon on Extended Connental Shelf Between The

    Republic of Indonesia, The Independent States of Papua New Guinea and The

    Federated States Of Micronesiatanggal 14-19 Mei 2013 di Canberra Australia,

    dimana Micronesia dan Papua Nugini telah menyampaikanpreliminary informaon

    indicave of the outer limits of connental shelf beyond 200 NM for Euripik rise and

    Mussau ridge areas ke PBB. Pada pertemuan tersebut Papua Nugini dan Mikronesia

    menyodorkan dra No Contest Understanding dalam proses submisi potensi

    landas konnen ekstensi di Utara Papua.

    Gambar 9. Area

    Kajian Wilayah Landas

    Konnen Indonesia di

    luar 200 mil laut

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2013

    17/56

    Laporan Tahunan Pusat PBW 2013

    11

    Data terbaik (best available data) yang saat ini dapat dimanfaatkan untuk delimitasi

    batas landas konnen ekstensi adalah data bathimetri dan seismik hasil survei

    Pusat P2GL-ESDM tahun 2013, data bathimetri dari JICA dan NGDC. Berdasarkan

    data tersebut, Pusat PBW-BIG melakukan perhitungan dan delimitasi batas Landas

    Konnen Indonesia ekstensi di utara Papua dengan hasil seper yang ditunjukkan

    pada gambar 10. Hasil kajian ini akan dindaklanju untuk melakukan submisi

    landas konnen ekstensi seluas 112.858,25 Km2. Pada tahun 2014, direncanakan

    untuk menyempurnakan perhitungan dan delimitasi ECS dan menyiapkan dokumen-

    dokumen yang diperlukan untuk submisi ke PBB

    2.2 Batas Darat

    Indonesia mempunyai batas darat dengan 3 (ga) negara tetangga yaitu Malaysia,

    Papua Nugini, dan Timor-Leste. Kegiatan batas darat untuk tahun anggaran 2013

    melipu:

    1. Survei Common Border Datum Reference Frame (CBDRF)

    2. Survei demarkasi

    3. Perawatan dan pemasangan Border Sign Post (BSP)4. Joint Border Mapping (JBM)

    5. Perundingan Batas Darat

    Gambar 10. Proses pengolahan data LKI menggunakan

    Caris LOTS

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2013

    18/56

    Laporan Tahunan Pusat PBW 2013

    12

    a. Batas Darat antara Indonesia - Malaysia

    Selama tahun 2013, kegiatan Batas Darat Indonesia dan Malaysia di Pulau Kalimantan

    terdiri dari kegiatan survei CBDRF, Pemetaan Koridor Batas JBM, dan Perundingan.Di samping itu Pusat PBW juga ikut akf dalam kegiatan Joint Working Group -

    Outstanding Boundary Problems(JWG-OBP) untuk menyelesaikan segmen batas

    yang belum disepaka.

    Survei CBDRF

    Seper diketahui bahwa pilar batas RI-Malaysia yang saat ini terpasang masih

    menggunakan sistem proyeksi Reced Skew Orthomorphic(RSO) dan datum

    Timbalai yang merupakan sistem yang dipakai oleh Malayisa. Oleh karena itu, pihak

    Indonesia menginisiasi untuk dilakukan pengukuran ulang pilar-pilar batas RI-Malaysia

    dengan menggunakan sistem global (WGS-84) dan menggunakan datum Timbalai.

    Pengukuran dilakukan menggunakan GNSS, dan melibatkan Direktorat Topogra

    - TNI Angkatan Darat (Diop-AD) sebagai mitra kerja. Sebagaimana tahun-tahun

    sebelumnya, tahun 2013 ini dilakukan pengukuran GNSS antara pilar A135-ET210

    (sektor barat) dan pilar A001-A841 (sektor mur) dengan total pilar yang diukur

    sebanyak 30 buah. Lokasi pengukuran seper terlihat pada gambar 11 berikut:

    Joint Border Mapping (JBM)

    Peta Joint Border Mapping (JBM) merupakan peta rupabumi yang khusus

    menampilakan wilayah sepanjang garis batas dengan koridor tertentu, dan merupakan

    peta gabungan antara kedua negara berbatasan, dan melalui mekanisme perundingan

    Gambar 11. Lokasi

    pengukuran GNSS

    pilar RI-Malaysiasektor barat dan

    sektor mur

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2013

    19/56

    Laporan Tahunan Pusat PBW 2013

    13

    (kesepakatan) antar kedua negara. Berdasarkan data koordinat UTM yang diukur

    menggunakan GPS geodec sesuai Referensi Datum Geodesi Nasional 1995 (DGN-

    95)1/ WGS84 dan data IFSAR tahun 2008, Panjang garis batas RI-PNG membentang

    sepanjang 819 Km yang terdiri dari ga segmen garis batas. Segmen pertama dari

    utara mengiku meridian astronomis 1410000 BT sampai dengan pertemuan

    dengan Sungai Fly bagian utara sepanjang 411 Km, kemudian segmen garis batas

    di sepanjang Sungai Fly sepanjang 161 Km dan terakhir adalah segmen sebelah

    selatan setelah Sungai Fly pada meridian astronomis 1410110BT sepanjang 247 Km.

    Untuk merealisasikan kelengkapan peta-peta dan pemutakhiran peta-peta perbatasan

    RI-PNG, maka sejak tahun 2007 dilaksanakan pemutakhiran peta perbatasan dengan

    volume sebanyak 8 kemudian dilanjutkan pada tahun 2009 dilaksanakan denganvolume sebanyak 14 NLP, dan terakhir pada tahun 2011 sebanyak 5 NLP. Karena

    perkembangan waktu dan teknologi, terutama berkaitan dengan teknologi Sistem

    Informasi Geogras (SIG) dan citra resolusi nggi yang semakin bagus kualitasnya,

    pada tahun 2012 telah dilakukan pemutakhiran Peta JBM RI-PNG yang dilengkapi

    dengan citra resolusi nggi untuk sheet no 1-7 serta dibuat dengan menggunakan

    soware SIG dan sudah dilengkapi dengan basis data spasialnya. Sesuai dengan

    RPJM, Pada tahun 2013 ini dilanjutkan kegiatan yang sama sebanyak 7 NLP untuk

    sheet no. 8-15. Selaras dengan kegiatan pemetaan JBM RI-PNG, dilaksanakanjuga kegiatan pemetaan JBM RI-Malaysia (unilateral). Sampai dengan tahun 2012,

    sudah diselesaikan 20 sheet dari 45 sheet yang direncanakan. Oleh karena itu,

    maka tahun 2013 ini dilaksanakan kegiatan pemetan serta cek lapangansebanyak

    7 NLP yaitu sheet no. 19-25.

    1 Dengan diberlakukannya Sistem Referensi Geospasial Indonesia (SRGI) 2013, maka pemetaanJBM juga dikonversikan ke dalam sistem referensi terbaru.

    Gambar 12. Indeks pemetaan JBM antara Indonesia-

    Malaysia.

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2013

    20/56

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2013

    21/56

    Laporan Tahunan Pusat PBW 2013

    15

    batas RI-PNG. Seap tahun dilakukan pengukuran sebanyak 5 pilar, dan untuk tahun

    2013 dilakukan pengukuran pada pilar MM 2.1, MM 6A, MM 6.1, MM 6.2, MM 6.3

    Joint Border Mapping (JBM)

    Kegiatan pemutakhiran peta koridor perbatasan mencakup kawasan perbatasan

    Indonesia dengan negara Papua Nugini. Dengan permbangan perkembangan

    waktu (aktualisasi peta) dan teknologi (ketersediaan citra resolusi nggi dan

    pemrosesannya), pada tahun 2013 dilakukan pemutakhiran Peta JBM RI-PNG yang

    dilengkapi dengan citra resolusi nggi untuk sheet nomor 1-7 (lihat Gambar 16).

    Gambar 14.

    lokasi survei

    CBDRF batas

    darat RI-PNG

    2013.

    Gambar 15.

    Indeks pemetaan

    JBM batas darat

    Indonesia-Papua

    Nugini.

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2013

    22/56

    Laporan Tahunan Pusat PBW 2013

    16

    Tata Organisasi Perundingan

    Kegiatan perundingan batas darat antara Indonesia dan Papua Nugini adalahJoint

    Border Commie(JBC), JTSC on Survei and Demarcaon of the Boundary andMapping of the Border Areas(JTSC SDM), danJoint Implementaon and Monitoring

    Working Group(JIMWG) seper yang dipresentasikan pada Gambar 17 dalam

    tata organisasi perundingan. Perundingan batas darat Indonesia-Papua Nugini

    dak seakf perundingan Indonesia-Malaysia. Selama kurun waktu tahun 2013,

    diadakan pertemuan di Port Moresby seper yang dirangkumkan pada Tabel 4.

    c. Batas Darat antara Indonesia - Timor-Leste

    Kegiatan Batas Darat Indonesia dan Timor Leste terdiri dari kegiatan survei CBDRF,Demarkasi, Pemetaan Koridor Batas JBM, dan Perundingan.

    Survei Demarkasi dan Delineasi

    Dalam rangka penyelesaian batas darat RI-RDTL, dilakukan pekerjaan delineasi

    dan demarkasi garis batas. Kegiatan delineasi untuk menentukan garis batas

    yang disepaka kedua belah pihak, mengacu pada dokumen-doumen yang telah

    disepaka. Untuk demarkasi dilaksanakan di daerah Mota Masin keutara. Dipasang

    160 pilar batas dengan rincian 80 dibangun Indonesia dan 80 dibangun RDTL. Setelah

    pilar dibangun, dilanjutkan dengan survei GNSS. Survei dilakukan bersama, yaitu

    antara m surveyor RI dan surveyor RDTL.(lihat Gambar 19 dan 20).

    Gambar 16.

    Tata organisasi

    dalam

    perundingan

    batas darat

    Indonesia-Papua

    Nugini.

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2013

    23/56

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2013

    24/56

    Laporan Tahunan Pusat PBW 2013

    18

    batas terutama pada segmen-segmen garis batas yang relaf dapat menimbulkan

    kerancuan akan pemahaman letak k/garis batasnya

    Pada tahun 2013 telah dilakukan pemasangan sebanyak 70 buah BSP serta perawatan

    terhadap BSP terpasang tahun pemasangan 2009 sebanyak 60 buah BSP. Berikut

    plong lokasi perawatan dan pemasangan BSP tahun 2013 :

    Gambar 19. Contoh BSP terpasang

    Gambar 20.

    Ilustrasi LokasiPekerjaan

    Pemasangan dan

    Perawatan BSP

    tahun 2013

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2013

    25/56

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2013

    26/56

    Laporan Tahunan Pusat PBW 2013

    Tata Organisasi Perundingan

    Dalam struktur perundingan batas darat antara Indonesia dan Timor-Leste, BIG

    memiliki tugas sebagai ketua forum TSC-BDR (Technical Sub-Commiee on Border

    Demarcaon and Regulaon) yang berlangsung sedaknya setahun sekali secara

    berganan di kedua negara (lihat Gambar 23).

    Perundingan Batas Darat tahun 2013

    Selama tahun 2013 telah dilaksanakan serangkaian pertemuan/perundingan

    bilateral antara Indonesia dan Malaysia, Papua Nugini dan Timor Leste

    dengan daar pelaksanaan kegiatan seper yang ditunjukkan dalam Tabel 3.

    Tabel 3.Perundingan batas darat Indonesia-Malaysia tahun 2013.

    No Perundingan Waktu & Tempat Keterangan

    1 Special Discussion for the Joint BorderMapping (JBM) Project between

    Indonesia (Kalimantan Timur &

    Kalimantan Barat) and Malaysia

    (Sabah & Sarawak)

    Bandung, Indonesia,

    24-28 Maret 2013

    P e l a k s a n a /

    Ketua Delri

    Gambar 22. Diagram tata organisasi perundingan RI-RDTL

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2013

    27/56

    Laporan Tahunan Pusat PBW 2013

    21

    2 Special Discussion for the Joint BorderMapping (JBM) Project between

    Malaysia (Sabah & Sarawak)and

    Indonesia (Kalimantan Timur &Kalimantan Barat)

    Melaka, Malaysia,

    1 5 Juli 2013

    P e l a k s a n a /

    Ketua Delri

    3 Special Discussion of Common

    Border Datum Reference Frame

    (CBDRF) Project between Indonesia

    (Kalimantan Timur & Kalimantan

    Barat) and Malaysia (Sabah &

    Sarawak)

    Jakarta, Indonesia,

    29 April 3 Mei 2013

    P e l a k s a n a /

    Ketua Delri

    4 Special Discussion of Common Border

    Datum Reference Frame (CBDRF)Project between Malaysia (Sabah &

    Sarawak)and Indonesia (Kalimantan

    Timur & Kalimantan Barat)

    Ipoh, Perak, Malaysia,

    23 25 Juli 2013

    P e l a k s a n a /

    Ketua Delri

    5 Tenth Meeng of the Joint Working

    Group (JWG) for the Common Border

    Datum Reference Frame (CBDRF)

    and Joint Border Mapping (JBM)

    between Indonesia (Kalimantan Timur

    & Kalimantan Barat) and Malaysia

    (Sabah & Sarawak)

    Tawau, Sabah, Malaysia,

    9 11 Oktober 2013

    Anggota Delri

    6 Third Meeng of the Joint Working

    Group on the Outstanding Boundary

    Problems on the Joint Demarcaon

    and Survei of the International

    Boundary BetweenMalaysia (Sabah)

    and Indonesia (Kalimantan Timur)

    Makassar, Sulawesi Selatan,Indonesia 18 - 20 Februari

    2013

    Anggota Delri

    7 Fourth Meeng of the Joint WorkingGroup on the Outstanding Boundary

    Problems on the Joint Demarcaon

    and Survei of the InternationalBoundary BetweenMalaysia (Sabah)

    and Indonesia (Kalimantan Timur)

    Kota Bharu, Kelantan,

    Malaysia12 - 14 Juni 2013

    Anggota Delri

    8 Fih Meeng of the Joint WorkingGroup on the Outstanding Boundary

    Problems on the Joint Demarcaon

    and Survei of the International

    Boundary BetweenMalaysia (Sabah)

    and Indonesia (Kalimantan Timur)

    Bali, Indonesia

    25 - 26 November 2013

    Anggota Delri

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2013

    28/56

    Laporan Tahunan Pusat PBW 2013

    22

    9 The Forty Third Meeng of the JointIndonesia - Malaysia Boundary

    Technical Committee on theDemarcation and Survei of the

    International Boundary between

    Indonesia (Kalimantan Timur &

    Kalimantan Barat) and Malaysia

    (Sabah & Sarawak)

    Pontianak, Kalimantan

    Barat, Indonesia from 5 - 7

    November 2013

    Anggota Delri

    10 The 13 th Meeting of the Joint

    Commission for Bilateral Cooperaon

    (JCBC) Between the Republic of

    Indonesia and Malaysia

    Jakarta, 2 December 2013 Anggota Delri

    11 The 31thJoint Technical Sub-Commieeon Survei and Demarcation of the

    Boundary and Mapping of the Border

    Area between the Independent State

    of Papua New Guinea

    Bogor, Indonesia, 23-25September 2013

    Anggota Delri

    12 The 30th Joint Border Committee

    Meeng between the Independent

    State of Papua New Guinea and the

    Republic of Indonesia

    Bogor, Indonesia, 26-27

    September 2013

    Anggota Delri

    13 The Third Meeng of the JointBorder Commiee between the

    Government of the Republic of

    Indonesia and the Government of

    the Democrac Republic of Timor-

    Leste

    Bandung, 15-18 Januari

    2013

    Anggota Delri

    14 The Special Discussion of the Joint

    Border Mapping Project between

    the Republic of Indonesia and the

    Democrac Republic of Timor-Leste

    Bogor, 24-27 Februari

    2013

    P e l a k s a n a /

    Ketua Delri

    15 The Special Meeting of the

    Technical Sub-Commiee on Border

    Demarcaon and Regulaon (TSCBDR)

    Between the Republic of Indonesia

    and the Democrac Republic of Timor-

    Leste

    Bali, 24 April 2013 P e l a k s a n a /

    Ketua Delri

    16 The 26th Technical Sub-Commieeon Border Demarcaon and

    Regulaon (TSCBDR) Betweenthe Republic of Indonesia and the

    Democrac Republic of Timor-Leste

    Dili, 4-5 Sept 2013 P e l a k s a n a /

    Ketua Delri

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2013

    29/56

    Laporan Tahunan Pusat PBW 2013

    23

    17 The Special Discussion of the JointBorder Mapping Project between

    the Republic of Indonesia and theDemocrac Republic of Timor-Leste

    Bandung, 12-13

    November 2013

    P e l a k s a n a /

    Ketua Delri

    18 Informal Meeng and Joint DataProcessing

    Bandung, 13-14November 2013

    P e l a k s a n a /Ketua Delri

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2013

    30/56

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2013

    31/56

    Laporan Tahunan Pusat PBW 2013

    25

    Sejak diberlakukannya otonomi daerah, batas wilayah berperan penng

    dalam perhitungan Dana Alokasi Umum (DAU), perijinan pertambangan

    dan bagi hasil migas. Oleh karena itu, belum ditegaskannya batas daerah

    dapat menyebabkan konik baik di ngkat masyarakat, pengusaha, ataupun antar

    pemerintah daerah yang berbatasan. Terkait dengan batas wilayah, Undang-undang

    nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menyebutkan:

    1. Daerah Otonom adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-

    batas wilayahyang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan

    dan kepenngan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan

    aspirasi masyarakat dalam sistem NKRI,

    2. Undang-Undang pembentukan daerah antara lain mencakup nama, cakupan

    wilayah, batas,ibukota, kewenangan penyelenggaraan urusan pemerintahan,

    penunjukan pejabat kepala daerah, pengisian keanggotaan DPRD, pengalihan

    kepegawaian, pendanaan, dan dokumen serta perangkat daerah.

    Selanjutnya pedoman penegasan batas daerah diatur dalam Permendagri nomor1 tahun 2006 yang kemudian digan dengan permendagri nomor 76 tahun 2013

    sebagai upaya untuk mempercepat penyelesaian permasalahan batas daerah

    dengan dimungkinkannya metode kartometrik.

    BatasWilayah

    Administrasi

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2013

    32/56

    Laporan Tahunan Pusat PBW 2013

    26

    3.1 Tata Batas Wilayah Kecamatan

    Kegiatan penentuan batas wilayah terdiri atas dua tahap yaitu tahap penetapan

    dan tahap penegasan. Penetapan batas daerah adalah proses penetapan batasdaerah secara kartometrik diatas suatu peta dasar yang sudah disepaka (buku

    pedoman dan penegasan batas daerah). Dengan menggunakan metode penetapan

    batas secara kartometrik di atas peta rupabumi skala 1:25.000, sehingga dapat

    menjadi acuan batas yang disepaka sebagai batas indikaf kecamatan. Sedangkan

    penegasan batas daerah di darat adalah proses penegasan batas daerah secara

    langsung di lapangan dengan memasang pilar-pilar batas.

    Penataan batas kecamatan dimaksudkan untuk memfasilitasi percepatan penanganan

    batas dalam lingkup kecamatan di daerah otonom, dengan mengunakan data

    geospasial yang akurat dan pemasangan pilar batas antar kecamatan dalam lingkup

    daerah otonom kota/kabupaten.

    Kegiatan Tata Batas Kecamatan mulai dilaksanakan pada tahun anggaran 2012, dan

    dilanjutkan pada tahun 2013. Kegiatan ini juga dimaksudkan sebagai pilot project

    penataan batas kecamatan yang sampai saat ini belum ada aturan hukumnya

    secara pas, sekaligus untuk mensmulasi daerah untuk melakukan penataan batas

    kecamatannya, dan diharapkan berlanjut ke batas kabupaten/kota.

    Berikut adalah lokasi kegiatan Tata Batas Kecamatan dan distribusi pemasangan

    pilar batas kecamatan yang telah dilaksanakan dari tahun 2012 sampai sekarang:

    Tahun 2012:

    1. Kecamatan Pamulang, Kabupaten Tangerang

    2. Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung

    3. Kecamatan Binangun, Kabupaten Cilacap

    4. Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang

    5. Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman

    6. Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo

    7. Kecamatan Lumajang, Kabupaten Lumajang

    Tahun 2013:

    8. Kecamatan Pataruman, Kota Banjar

    9. Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang10. Kecamatan Jebres dan Banjarsari, Kota Surakarta

    11. Kecamatan Jes dan Pleret, Kabupaten Bantul

    12. Kecamatan Umbulsari dan Balung, Kabupaten Jember

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2013

    33/56

    Laporan Tahunan Pusat PBW 2013

    27

    Gambar 23.

    Ilustrasi Lokasi

    Kegiatan Tata

    Batas 2013

    Gambar 24.

    Pilar Penataan Batas Gambar 25. Contoh Peta Wilayah AdministrasiKecamatan

    3.2 Ajudikasi Batas Kecamatan dan Kelurahan

    Kegiatan ajudikasi batas kecamatan/kelurahan/desa (KKD) adalah kegiatan yang

    dilaksanakan mengacu pada Permendagri 27 tahun 2006 tentang penetapan

    dan penegasan batas desa. Kegitatan penetapan dan penegasan batas wilayah

    KKD, melipu pengumpulan dan penetapan kebenaran data sik dan data

    yuridis mengenai satu atau beberapa segmen batas untuk keperluan penetapan

    dan penegasannya. Metode pendekatan yang digunakan adalam ajudikasi ini

    adalah penetapan batas secara kartometris2dengan menggunakan data batas

    2 Sesuai dengan Permendagri 76 tahun 2012 tentang Pedoman Penegasan Batas Daerah.

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2013

    34/56

    Laporan Tahunan Pusat PBW 2013

    28

    indikaf dari KKD pada peta rupabumi skala 1:25.000 dan dilengkapi citra

    resolusi nggi dan Digital Elevaon Model(DEM)/Digital Surface Model(DSM)

    yang tersedia.

    Kegiatan ajudikasi batas KKD ini dimaksudkan untuk penetapan batas KKD dalam

    rangka percepatan implementasi dari UU no 6 tahun 2014 tentang desa dan usaha

    percepatan penetapan dan penegasan batas sesuai Permendagri nomor 27 tahun

    2006 dengan memasukkan unsur kartometrik yang mengacu pada permendagri

    76 tahun 2012. Kegiatan ini bertujuan untuk menyediakan data geospasial berupa

    koordinat k batas dan deliniasi garis batas KKD secara kartometrik dengan

    memanfaatkan data terbaik yang tersedia.

    Kegiatan ajudikasi batas KKD ini merupakan kegiatan baru, yang mulai dilaksanakan

    pada tahun anggaran 2013 di 4 kabupaten/kota dengan mengambil satu atau dua

    kecamatan sebagai sampel. Lokasi kegiatan ajudikasi batas KKD tahun 2013 di

    Kabupaten Bogor (kecamatan Cibinong), di Kabupaten Bantul (kecamatan Bantul

    dan Bambanglipuro), di Kota Surabaya (kecamatan Tandes dan Benowo) di Kota

    Semarang (kecamatan Tembalang dan Candisari). Kegiatan ajudikasi batas KKD pada

    tahun 2013 dilaksanakan di 7 kecamatan melipu 47 kelurahan/desa.

    Metode kartometrik dicoba diterapkan untuk batas wilayah administrasi desa/kelurahan, sebagaibagian usaha untuk percepatan batas wilayah administrasi yang aktual dan cukup akurat.

    Gambar 26. Ilustrasi Lokasi kegiatan ajudikasi batas

    Kecamatan dan Kelurahan

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2013

    35/56

    Laporan Tahunan Pusat PBW 2013

    29

    3.3 Ajudikasi Batas Kabupaten/Kota dan Provinsi

    Di era otonomi daerah, penentuan batas wilayah administrasi dan batas kewenangan

    pengelolaan wilayah laut daerah merupakan kegiatan yang sangat penng untuk

    referensi berbagai macam keperluan, antara lain: tata kelola pemerintahan yang

    baik, perhitungan luas sebagai parameter DAU, pembuatan Tata Ruang, penerbitan

    ijin pertambangan, penyajian data stask dan lain-lain. Kegiatan ini menjadi

    sangat strategis, dan harus dilaksanakan dengan kualitas yang memadai sesuai

    aspek teknis pemetaan. Terbitnya Permendagri no. 76 tahun 2012 mengenai

    pedoman penegasan batas daerah memberikan perubahan mendasar dalam

    metode pelaksanaan penetapan dan penegasan batas daerah yaitu dengan

    dimungkinkannya metode kartometrik disamping metode pelacakan langsung di

    lapangan. Penentuan koordinat k dan garis batas secara kartometrik, dak berarmengabaikan kualitas hasilnya dengan peta seadanya, namun metode kartometrik

    ini harus juga ditunjang ditunjang data dan verikasinya oleh pemerintah daerah,

    termasuk dengan menyertakan data tambahan berupa peta digital ga dimensi,

    DEM/DSM, foto udara dan citra satelit dan data toponim yang memadai. Kegiatan

    ajudikasi batas ini ditujukan menyediakan data batas yang lebih baik dari yang

    ditampilkan di peta rupabumi untuk dapat dipakai dalam proses penegasan batas

    daerah yang disajikan dalam bentuk peta koridor batas.

    Ajudikasi batas daerah ini dimaksudkan untuk mendapatkan batas daerah antar

    kabupaten/kota dan antar provinsi sebagai bagian penyediaan data geospasial

    dasar yang diperlukan untuk penegasan batas daerah.

    Gambar 27.

    Contoh Peta

    Citra Ortho hasil

    ajudikasi batas

    Kecamatan/

    Kelurahan

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2013

    36/56

    Laporan Tahunan Pusat PBW 2013

    30

    Pada tahun 2013, kegiatan ajudikasi batas kabupaten/kota ini dilaksanakan di provinsi

    Kalimantan Tengah untuk memetakan peta koridor batas kota/kabupaten sebanyak

    13 NLP. Sedangkan untuk ajudikasi batas provinsi dilaksanakan di sepanjang batas

    provinsi Kalimantan Tengah dengan provinsi tetangganya yang disajikan dalam peta

    koridor batas sebanyak 5 NLP.

    Peta koridor batas ini diharapkan dapat digunakan dalam proses penegasan batas

    daerah yang merupakan bagian dari kontribusi BIG sebagai anggota m penegasan

    batas daerah di pusat sesuai amanah permendagri no 76 tahun 2012.

    Gambar 28.

    Ilustrasi Lokasi kegiatan

    ajudikasi batas provinsi

    Gambar 29.

    Ilustrasi Lokasi kegiatan

    ajudikasi batas daerah

    antar kota/kabupaten di

    Kalimantan Tengah

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2013

    37/56

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2013

    38/56

    Laporan Tahunan Pusat PBW 2013

    32

    sebagai lampiran undang undang pembentukan daerah otonom baru. Syarat

    lampiran peta dan syarat-syarat lain (teknis, administraf dan sik) diatur dalam

    PP 78/2007 seper yang digambarkan pada diagram berikut ini.

    Berdasarkan PP nomor 78 tahun 2007, beberapa faktor penentu yang menjadi

    dasar permbangan dalam pembentukan/pengurangan daerah, yaitu jumlah

    penduduk, kemampuan ekonomi, potensi daerah, kemampuan keuangan, sosial

    budaya, sosial polik, luas daerah, pertahanan keamanan, ngkat kesejahteraan

    masyarakat, dan rentang kendali. Luas daerah berhubungan erat dengan peta yang

    dilampirkan di dalam undang undang pembentukan suatu daerah. Pada gambar

    32 menunjukkan contoh peta DOB.

    Gambar 31. Diagram mekanisme pembentukan daerah

    otonom baru.

    Gambar 32.

    Ilustrasi Peta Calon

    Daerah Otonom Baru

    Kabupaten Berau Pesisir

    Selatan

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2013

    39/56

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2013

    40/56

    Laporan Tahunan Pusat PBW 2013

    34

    Gambar 34. Indeks peta daerah otonom provinsi

    Gambar 35. Contoh produk pemetaan wilayah daerah otonom

    Provinsi Jambi

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2013

    41/56

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2013

    42/56

    Laporan Tahunan Pusat PBW 2013

    36

    c. Fasilitasi Penegasan Batas Daerah

    Pada permendagri no 76 tahun 2012, pasal 20 ayat (1) menyebutkan bahwa dalam

    proses penegasan batas daerah terdapat m Penegasan Batas Daerah di pusat,

    yang struktur organisasinya sebagai berikut :

    Ketua : Menteri Dalam Negeri

    Wakil Ketua : Direktur Jenderal Pemerintahan Umum

    Anggota : 1. Direktur Wilayah Administrasi dan Perbatasan

    2. Kepala Biro Hukum Kementerian Dalam Negeri;

    3. Kepala Pusat Pemetaan Batas Wilayah Badan In-

    formasi Geospasial;

    4. Direktur Topogra Tentara Nasional Indonesia An-gkatan Darat;

    5. Kepala Dinas Hidro-Oseanogra Tentara Nasional

    Indonesia Angkatan Laut;

    6. Kepala Pusat Pemanfaatan Teknologi Dirgantara

    Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional:

    7. Pejabat dari kementerian dan/atau lembaga

    pemerintah non kementerian terkait lainnya.

    Berdasarkan amanah tersebut BIG yang diwakili oleh Pusat Pemetaan Batas Wilayah

    sebagai anggota m Penegasan Batas Daerah di Pusat berperan akf dalam proses

    penegasan batas daerah. Data Geospasial Dasar berupa Peta rupabumi dan hasil

    adjudikasi/verikasi batas digunakan sebagai peta kerja dalam proses penegasan

    batas daerah. Peran peta rupabumi untuk penegasan batas daerah tampak disajikan

    dalam Gambar 29 berikut, yang mana hasil penegasan batas dipakai sebagai bahan

    untuk mengaktualisasi peta rupabumi.

    Gambar 37. Skema alur kerja penggunaan peta rupabumi

    untuk penegasan batas daerah.

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2013

    43/56

    Laporan Tahunan Pusat PBW 2013

    37

    Secara umum peran BIG dalam mendukung program otonomi daerah di antaranya

    melipu:

    1. Menyediakan peta dasar, sebagai bagian dari Informasi Geospasial, seluruh

    wilayah nasional dalam rangka penataan ruang (darat, laut, dan udara),

    penetapan dan penegasan batas wilayah (internasional dan nasional) darat dan

    laut, dalam mendukung pembentukan dan penyelenggaraan otonomi daerah;

    2. BIG cq. PPBW sebagai anggota m teknis penataan dan penegasan batas daerah,

    fasilitator dalam penyediaan peta wilayah, dan anggota Pokja II-DPOD, yang

    berperan dalam penyusunan kebijakan teknis dalam penataan daerah.

    Dalam rangka penegasan batas daerah otonom Provinsi, Kabupaten, dan Kota,

    dari total 215 segmen batas Permendagri yang dapat diintegrasikan kedalam

    Inageoportal baru 132 segmen batas sementara sisanya masih dalam proses unikasi

    format data dan inventarisasi. Berikut adalah hasil integrasi segmen batas denif

    dan indikaf, dari total 966 segmen batas daerah seluruh Indonesia yang telah

    ditegaskan sebanyak 215 segmen batas, atau kurang lebih 22%, lihat Gambar 38.

    Gambar 38. Ilustrasi status garis batas daerah.

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2013

    44/56

    Laporan Tahunan Pusat PBW 2013

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2013

    45/56

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2013

    46/56

    Laporan Tahunan Pusat PBW 2013

    40

    Indonesia Timor-Leste. Permasalahan batas negara darat Indonesia dengan

    Timor-Leste dapat dikategorikan ke dalam masalah teknis dan masalah non-teknis.

    Masalah Teknis adalah masalah yang berkaitan langsung dengan proses penetapandan penegasan k dan garis batas di lapangan. Masalah non-teknis adalah masalah

    yang mbul akibat adanya kegiatan penetapan dan penegasan batas negara darat

    yang dapat berkaitan dengan lahan, air, dan lain sebagainya.

    Dalam pertemuan ke-25 TSC-BDR RI-RDTL di Yogyakarta pada tanggal 30-31 Oktober

    2013 telah disepaka solusi un-resolved segment Dilumil/Memo. Kesepakatan

    tersebut kemudian ditetapkan dalam pertemuan Joint Border Commiee (JBC)

    Ke-3 di Denpasar Bali yang kemudian dilanjutkan dengan penandatangananAddendum No.1 Provisional Agreement between the Government of the Republic

    Indonesia and the Government of the Democrac Republic of Timor-Leste on the

    Land Boundary oleh Menteri Luar Negeri kedua Negara pada tanggal 21 Juni 2013.

    Dengan demikian saat ini nggal tersisa 2 (dua) un-resolved segments yaitu Manusasi

    (Bijael Sunan-Oben) dan Noel Besi/Citrana yang selanjutnya akan ditangani oleh

    Special Working Group (SWG).

    Untuk permasalahan un-surveyed segment Subina-Oben di Sektor Barat disebabkan

    karena masyarakat lokal NTT melarang dilakukannya survei delineasi bersama

    karena adanya klaim masyarakat tersebut terhadap beberapa lahan garapannya

    yang berada di wilayah Timor-Leste, walaupun secara teknis dak ada perbedaan

    pandangan mengenai Indonesia dan Timor-Leste.

    b. Batas Marim

    Permasalahan yang muncul sebagian besar adalah pelanggaran wilayah baik

    di wilayah Indonesia maupun di wilayah Negara tetangga. Berikut di bawah ini

    beberapa wilayah yang sering terjadi pelanggaran wilayah, yaitu:

    1. Selat Malaka, batas ZEE belum ada kesepakatan dengan Malaysia, kasus

    penangkapan nelayan asal Indonesia oleh Malaysia karena diduga masuk

    wilayah perairan Malaysia, dan sebaliknya kapal-kapal nelayan Malaysia juga

    ditangkap karena diduga memasuki wilayah Indonesia;

    2. Laut Sulawesi, batas Laut Teritorial belum ada kesepakatan dengan Malaysia,

    kasus dugaan pelanggaran wilayah oleh kapal Malaysia di sekitar P. Sebak,

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2013

    47/56

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2013

    48/56

    Laporan Tahunan Pusat PBW 2013

    42

    Batas daerah yang dimuat dalam peta dasar rupabumi Indonesia masih bersifat

    indikaf/sementara, sedangkan batas daerah denif adalah segmen batas yang

    telah diterbitkan Permendagri-nya. Sampai saat ini baru sekitar 22% segmen batasdaerah yang sudah denif. Berikut ini adalah Tabel 6 tentang Daar segmen pada

    Permendagri hingga tahun 2013.

    Tabel 4. Daar Segmen pada Permendagri/Kepmendagri hingga tahun 2013.

    No Batas Antara Kota/Kabupaten Permen/KepmendagriData

    Spasial

    1 Lima Puluh Kota Sijunjung Permen. No 67 Tahun 2013 A

    2 Lima Puluh Kota Tanah Datar Permen. No 67 Tahun 2013 A

    3 Agam Lima Puluh Kota Permen. No 66 Tahun 2013 A

    4 Hulu Sungai Utara Tabalong Permen. No 65 Tahun 2013 A

    5 Bengkulu Utara Mukomuko Permen. No 63 Tahun 2013 A

    6 Rejang Lebong Lebong Permen. No 62 Tahun 2013 A

    7 Rejang Lebong Bengkulu Utara Permen. No 61 Tahun 2013 A

    8 Rejang Lebong Bengkulu Tengah Permen. No 61 Tahun 2013 A

    9 Brebes Kabupaten Tegal Permen. No 59 Tahun 2013 A

    10 Banyumas Kebumen Permen. No 58 Tahun 2013 A

    11 Banyumas Purbalingga Permen. No 57 Tahun 2013 A

    12 Banyumas Pemalang Permen. No 57 Tahun 2013 A

    13 Banyumas Kabupaten Tegal Permen. No 57 Tahun 2013 A

    14 Lombok Timur Lombok Utara Permen. No 56 Tahun 2013 C

    15 Kota Mataram Lombok Barat Permen. No 55 Tahun 2013 C

    16 Lombok Tengah Lombok Utara Permen. No 54 Tahun 2013 A17 Minahasa Minahasa Utara Permen. No 53 Tahun 2013 A

    18 Badung Gianyar Permen. No 29 Tahun 2013 A

    19 Magelang Purworejo Permen. No 15 Tahun 2013 B

    20 Jepara Demak Permen. No 14 Tahun 2013 B

    21 Karanganyar Kota Surakarta Permen. No 13 Tahun 2013 B

    22 Jepara Pa Permen. No 12 Tahun 2013 B

    23 Boyolali Sragen Permen. No 11 Tahun 2013 B

    24 Blora Rembang Permen. No 10 Tahun 2013 B

    25 Boyolali Kalaten Permen. No 9 Tahun 2013 B

    26 Magelang Wonosobo Permen. No 8 Tahun 2013 B

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2013

    49/56

    Laporan Tahunan Pusat PBW 2013

    43

    27 Karanganyar Sragen Permen. No 7 Tahun 2013 B

    28 Boyolali Kota Surakarta Permen. No 6 Tahun 2013 B

    29 Boyolali Karanganyar Permen. No 5 Tahun 2013 B

    30 Kebumen Wonosobo Permen. No 9 Tahun 2012 A

    31 Pa Rembang Permen. No 8 Tahun 2012 A

    32 Kaur Lampung Barat Permen. No 73 Tahun 2012 A

    33 Purworejo Wonosobo Permen. No 7 Tahun 2012 A

    34 Jombang Mojokerto Permen. No 6 Tahun 2012 A

    35 Kota Tasikmalaya Tasikmalaya Permen. No 58 Tahun 2012 A

    36 Lebak Sukabumi Permen. No 57 Tahun 2012 A

    37 Ciamis Kota Tasikmalaya Permen. No 56 Tahun 2012 A

    38 Bogor Lebak Permen. No 55 Tahun 2012 A

    39 Ciamis Majalengka Permen. No 54 Tahun 2012 A

    40Tangerang Kota Tangerang

    Selatan

    Permen. No 5 Tahun 2012 A

    41Kota Balikpapan Penajam Paser

    Utara

    Permen. No 48 Tahun 2012 B

    42 Jember Lumajang Permen. No 46 Tahun 2012 A43 Lumajang Probolinggo Permen. No 45 Tahun 2012 A

    44 Banjarnegara Kebumen Permen. No 44 Tahun 2012 A

    45 Lebak Serang Permen. No 43 Tahun 2012 A

    46 Bombana Buton Permen. No 42 Tahun 2012 B

    47 Badung Bangli Permen. No 4 Tahun 2012 A

    48 Tanahbumbu Tanahlaut Permen. No 31 Tahun 2012 A

    49 Gianyar Klungkung Permen. No 3 Tahun 2012 A

    50 Jepara Kudus Permen. No 25 Tahun 2012 A

    51 Kota Salaga Semarang Permen. No 24 Tahun 2012 A

    52 Batang Kendal Permen. No 23 Tahun 2012 A

    53 Kudus Pa Permen. No 22 Tahun 2012 A

    54 Kota Malang Malang Permen. No 17 Tahun 2012 A

    55 Kota Batu Malang Permen. No 16 Tahun 2012 A

    56 Bantul Kota Yogyakarta Permen. No 15 Tahun 2012 A

    57 Bombana Kolaka Permen. No 12 Tahun 2012 A

    58 Bombana Konawe Selatan Permen. No 12 Tahun 2012 A

    59Kota Tangerang Kota Tangerang

    SelatanPermen. No 11 Tahun 2012 A

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2013

    50/56

    Laporan Tahunan Pusat PBW 2013

    44

    60 Batang Wonosobo Permen. No 10 Tahun 2012 A

    61 Kendal Wonosobo Permen. No 10 Tahun 2012 A

    62 Demak Grobogan Permen. No 65 Tahun 2011 A

    63 Balangan Hulusungai Utara Permen. No 63 Tahun 2011 A

    64 Minahasa Selatan Minahasa Tenggara Permen. No 60 Tahun 2011 A

    65 Ciamis Kota Banjar Permen. No 59 Tahun 2011 Ada

    66 Ciamis Tasikmalaya Permen. No 58 Tahun 2011 Ada

    67 Banjar Kota Banjarmasin Permen. No 12 Tahun 2011 A

    68 Baritokuala Kota Banjarmasin Permen. No 12 Tahun 2011 A

    69 Grobogan Kudus Permen. No 9 Tahun 2010 A

    70 Grobogan Sragen Permen. No 8 Tahun 2010 A

    71 Brebes Kota Tegal Permen. No 7 Tahun 2010 A

    72 Kota Tegal Tegal Permen. No 7 Tahun 2010 A

    73 Kota Madiun Madiun Permen. No 62 Tahun 2010 A

    74 Madiun Magetan Permen. No 62 Tahun 2010 A

    75 Magelang Temanggung Permen. No 6 Tahun 2010 A

    76 Semarang Temanggung Permen. No 5 Tahun 2010 A

    77 Konawe Utara Morowali Permen. No 45 Tahun 2010 A

    78 Konawe Morowali Permen. No 45 Tahun 2010 A

    79 Maluku Tengah Seram Bagian Barat Permen. No 29 Tahun 2010 A

    80 Banjar Tanahbumbu Permen. No 14 Tahun 2010 A

    81 Boyolali Grobogan Permen. No 10 Tahun 2010 A

    82 Banjarnegara Purbalingga Permen. No 78 Tahun 2009 A

    83 Banjarnegara Batang Permen. No 77 Tahun 2009 A

    84 Banjarnegara Banyumas Permen. No 76 Tahun 2009 A

    85 Banjarnegara Pekalongan Permen. No 75 Tahun 2009 A

    86 Demak Semarang Permen. No 67 Tahun 2009 A

    87 Pemalang Tegal Permen. No 66 Tahun 2009 A

    88 Pemalang Purbalingga Permen. No 65 Tahun 2009 A

    89 Kota Pekalongan Pekalongan Permen. No 64 Tahun 2009 A

    90 Gresik Lamongan Permen. No 63 Tahun 2009 A

    91 Kota Probolinggo Probolinggo Permen. No 62 Tahun 2009 A

    92 Kulonprogo Sleman Permen. No 61 Tahun 2009 A

    93 Kota Batu Mojokerto Permen. No 60 Tahun 2009 A

    94 Gresik Mojokerto Permen. No 59 Tahun 2009 A

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2013

    51/56

    Laporan Tahunan Pusat PBW 2013

    45

    95 Lamongan Mojokerto Permen. No 58 Tahun 2009 A

    96 Grobogan Semarang Permen. No 5 Tahun 2009 A

    97 Gunungkidul Sleman Permen. No 4 Tahun 2009 A

    98 Bangka Bangka Barat Permen. No 3 Tahun 2009 A

    99 Brebes Cirebon Permen. No 2 Tahun 2009 A

    100 Brebes Kuningan Permen. No 2 Tahun 2009 A

    101 Ciamis Cilacap Permen. No 2 Tahun 2009 A

    102 Cilacap Kota Banjar Permen. No 2 Tahun 2009 A

    103 Cilacap Kuningan Permen. No 2 Tahun 2009 A

    104 Ciamis Kuningan Permen. No 14 Tahun 2009 A

    105 Kuningan Majalengka Permen. No 14 Tahun 2009 A

    106 Karangasem Klungkung Permen. No 58 Tahun 2008 A

    107 Kota Mojokerto Mojokerto Permen. No 57 Tahun 2008 A

    108 Gresik Sidoarjo Permen. No 56 Tahun 2008 A

    109 Bangka Bangka Tengah Permen. No 48 Tahun 2008 A

    110 Karanganyar Wonogiri Permen. No 43 Tahun 2008 A

    111 Boyolali Magelang Permen. No 42 Tahun 2008 A

    112 Magelang Semarang Permen. No 41 Tahun 2008 A

    113 Bangka Selatan Bangka Tengah Permen. No 17 Tahun 2008 A

    114 Belitung Belitung Timur Permen. No 16 Tahun 2008 A

    115 Bangli Karangasem Permen. No 14 Tahun 2008 B

    116 Bandung Sumedang Permen. No 13 Tahun 2008 B

    117 Garut Sumedang Permen. No 13 Tahun 2008 B

    118 Indramayu Sumedang Permen. No 13 Tahun 2008 B

    119 Majalengka Sumedang Permen. No 13 Tahun 2008 B

    120 Subang Sumedang Permen. No 13 Tahun 2008 B

    121 Balangan Hulusungai Tengah Permen. No 75 Tahun 2007 A

    122 Blora Ngawi Permen. No 73 Tahun 2007 A

    123 Blora Tuban Permen. No 73 Tahun 2007 A

    124 Grobogan Ngawi Permen. No 73 Tahun 2007 A

    125 Karanganyar Magetan Permen. No 73 Tahun 2007 A

    126 Karanganyar Ngawi Permen. No 73 Tahun 2007 A

    127 Magetan Wonogiri Permen. No 73 Tahun 2007 A

    128 Ngawi Sragen Permen. No 73 Tahun 2007 A

    129 Pacitan Wonogiri Permen. No 73 Tahun 2007 A

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2013

    52/56

    Laporan Tahunan Pusat PBW 2013

    46

    130 Ponorogo Wonogiri Permen.No 73 Tahun 2007 A

    131 Rembang Tuban Permen. No 73 Tahun 2007 A

    132 Blora Bojonegoro Permen. No 73 Tahun 2007 A

    133 Kota Yogyakarta Sleman Permen. No 72 Tahun 2007 C

    134 Bantul Gunungkidul Permen. No 71 Tahun 2007 C

    135 Bantul Kulonprogo Permen. No 70 Tahun 2007 C

    136 Batang Kota Pekalongan Permen. No 55 Tahun 2007 A

    137 Kendal Semarang Permen. No 48 Tahun 2007 A

    138 Kota Batu Pasuruan Permen. No 47 Tahun 2007 A

    139 Kota Pasuruan Pasuruan Permen. No 47 Tahun 2007 A

    140 Malang Pasuruan Permen. No 47 Tahun 2007 A

    141 Mojokerto Pasuruan Permen. No 47 Tahun 2007 A

    142 Pasuruan Probolinggo Permen. No 47 Tahun 2007 A

    143 Pasuruan Sidoarjo Permen. No 47 Tahun 2007 A

    144 Deliserdang Serdang Bedagai Permen. No 29 Tahun 2007 B

    145 Banyumas Cilacap Permen. No 14 Tahun 2007 A

    146 Pamekasan Sumenep Permen. No 37 Tahun 2006 A

    147 Buleleng Karangasem Permen. No 36 Tahun 2006 A

    148 Gunungkidul Klaten Permen. No 19 Tahun 2006 C

    149 Gunungkidul Sukoharjo Permen. No 19 Tahun 2006 C

    150 Gunungkidul Wonogiri Permen. No 19 Tahun 2006 C

    151 Klaten Sleman Permen. No 19 Tahun 2006 C

    152 Kulonprogo Magelang Permen. No 19 Tahun 2006 C

    153 Kulonprogo Purworejo Permen. No 19 Tahun 2006 C

    154 Magelang Sleman Permen. No 19 Tahun 2006 C

    155 Brebes Cilacap Permen. No 18 Tahun 2006 C

    156 Cilacap Kebumen Permen. No 7 Tahun 2005 C

    157 Bojonegoro Jombang Permen. No 6 Tahun 2005 C

    158 Bojonegoro Lamongan Permen. No 6 Tahun 2005 C

    159 Bojonegoro Madiun Permen. No 6 Tahun 2005 C

    160 Bojonegoro Nganjuk Permen. No 6 Tahun 2005 C

    161 Bojonegoro Ngawi Permen. No 6 Tahun 2005 C

    162 Bojonegoro Tuban Permen. No 6 Tahun 2005 C

    163 Kota Bontang Kutai Kartanegara Permen. No 25 Tahun 2005 C

    164 Kota Bontang Kutai Timur Permen. No 25 Tahun 2005 C

    165 Majene Mamasa Permen. No 15 Tahun 2005 C

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2013

    53/56

    Laporan Tahunan Pusat PBW 2013

    47

    166 Mamasa Mamuju Permen. No 15 Tahun 2005 C

    167 Mamasa Polewali Mandar Permen. No 15 Tahun 2005 C

    168 Cirebon Indramayu Kepmen. No 246 Tahun 2004 C

    169 Cirebon Kuningan Kepmen. No 246 Tahun 2004 C

    170 Cirebon Majalengka Kepmen. No 246 Tahun 2004 C

    171 Mimika Puncakjaya Kepmen. No 163 Tahun 2004 C

    172 Mimika Paniai Kepmen. No 163 Tahun 2004 C

    Keterangan:

    A : Data Spasial dalam format GIS

    B : Data Spasial dalam format *FH, *CDR dll

    C : Belum/Tidak ada data spasial, masih dikoordinasikan dengan PUM-Kemdagri

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2013

    54/56

    Personil

    Pusat Pemetaan Batas Wilayah

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2013

    55/56

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2013

    56/56

    Laporan Tahunan Pusat PBW 2013