Batam Jadi Kawasan Khusus -...

1
Bisnis Indonesia, 27 Juli 2017

Transcript of Batam Jadi Kawasan Khusus -...

Page 1: Batam Jadi Kawasan Khusus - bigcms.bisnis.combigcms.bisnis.com/file-data/1/3086/3f3f407c_Jun17-AdhiKarya(Persero)Tbk.pdfsejumlah pemangku kepentingan seperti BP Batam, pemerintah daerah

4 Kamis, 27 Juli 2017M A K R O E K O N O M I

DJP Lakukan Gijzeling

JAKARTA – Kantor Wilayah Ditjen PajakBanten kembali mela-kukan penyanderaanatau gijzeling terhadap wajib pajak yakni KJY karena dinilai tidakmemenuhi kewajiban-nya sebagai pembayar pajak.

Kepala Kantor Wi-layah Ditjen PajakBanten Catur Rini Widosari mengatakan KJY adalah pemilik PT DT selaku penunggak pajak. Proses gijzeling tersebut merupakanupaya terakhir sete-lah petugas pajak di Kakanwil DJP Bantenmelakukan proses pe-nagihan aktif berupa surat paksa, blokir, sita hingga kemudian dila-kukan penyanderaanberdasarkan Surat Izin Sandera dari MenteriKeuangan.

“Penyanderaan ada-lah upaya terakhir ataswajib pajak yang tidak kooperatif menyelesai-kan tunggakan pajak-nya,” kata Catur dalam keterangan resminya, Rabu (26/7).

UTANG PAJAKPT DT adalah wajib

pajak yang terdaftar di Kantor PelayananPajak (KPP) Prata-ma Tangerang Barat.Utang pajak perusa-haan tersebut menca-pai Rp5,2 miliar yangmerupakan tunggakan atas utang-utang pajak per tahun 2016.

Catur mengata-kan proses gijzeling terhadap KJY dila-kukan karena yang bersangkutan tidakada iktikad baik un-tuk melunasi utang-utang pajak tersebut.Diharapkan dengan proses penyanderaan tersebut, wajib pajak yang bersangkutan se-gera melunasi utangpajaknya sekaligus menjadi peringatan kepada WP lainnyasupata tertib memba-yar pajak.

Upaya penyendera-an memang tengah digencarkan oleh otoritas pajak sebagai konsekuensi langkahpenindakan hukum setelah implementasi pengampunan pajak. Selain gijzeling, mere-ka juga melakukan langkah extra effort lainnya selain mening-katkan kepatuhan WPjuga berkaitan dengan upaya menggenjot pe-nerimaan pajak.

Penyanderaan diaturdalam UU No.19/1997 yang diubah denganUU No.19 Tahun 2000tentang PenagihanPajak Dengan Surat Paksa. (Edi Suwiknyo)

�PROSPEK PENANAMAN MODAL

InkonsistensiKebijakan Hambat Investasi

JAKARTA — Inkon-sistensi regulasi dini-lai menjadi salah satu penghambat utama belum tingginya aliran penanaman modal keIndonesia.

Ekonom Indef BhimaYudhistira yang menga-takan banyaknya aturanyang tumpang tindihmasih terjadi meskipun pemerintah sudah menyi-apkan paket deregulasi.

“Hal ini mempenga-ruhi daya saing Indone-sia terutama dalam hal regulasi pemerintah,”ujarnya kepada Bisnis, Rabu (26/7). Berdasar-kan Global Competitive-ness Index, komponen regulasi Indonesia masihmenduduki peringkat 42 dan komponen pelayan-an sektor publik beradadi tingkat 46, jauh lebih rendah dibanding negara-negara Asean lainnya.

Bhima melanjutkan ketertinggalan Indone-sia dalam hal regulasiyang mendukung inves-tasi terutama di bidang pembangunan infrastruk-tur juga masih ditambah

dengan koordinasi yangkurang lancar antar ke-menterian/lembaga pe-merintah.

Regulasi yang tak sin-kron membuat progrespembangunan infrastruk-tur hingga triwulan I 2017 sebesar 28% masihdalam tahap konstruksidan 46% ditahap peren-canaan dan lelang.

“Saran ke depannya un-tuk Pemerintah jalankande regulasi secara penuhdan evaluasi kementerianyang mengeluarkan atur-an baru termasuk di ESDM dan KLHK yang meng-hambat dunia usaha.”

Ekonom Indef itu jugamengusulkan agar peme-rintah pusat diharapkanmelakukan sinkronisa-si dengan pemerintah daerah agar deregulasi tidak berhenti hanya di tataran pusat.

Seperti diketahui BankDunia menilai bahwa Indonesia sebenarnya memiliki potensi yang besar, dan perkembangan perekonomiannya bakal mempengaruhi kondisiglobal. (Dewi A. Zuhriyah)

�KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS

Batam Jadi Kawasan KhususJAKARTA — Pemerintah berencana mengubah

status Batam dari zona perdagangan bebas men-jadi kawasan ekonomi khusus. Adapun penge-lolaannya masih dibahas dengan opsi pelibatan

sejumlah pemangku kepentingan seperti BP Batam, pemerintah daerah dan swasta.

Dewi A. [email protected]

Menteri Koordinator bidang Pereko-nomian Darmin Nasution mengatakan selama ini Batam selaku free tradezone sudah dikelola oleh BP Batam.Oleh karena itu, perlu adanya masa transisi selama 3 tahun sebelum me-lakukan peralihan tersebut.

“[Kota] Batam itu kan ada tiga pulauutama, Batam, Rempang, Galang, ter-masuk Galang baru. Jadi kami sedangmenyiapkan membuatnya menjadi KEK, bagaimana skenarionya, apaplus minusnya, satu pengelolanya atau tiga, macam-macam,” kata Darmin di Jakarta, Rabu (26/7).

Khusus untuk Rempang dan Galang, menurutnya, belum perlu masa transisikarena relatif belum ada aktivitas di pulau tersebut, sehingga bisa langsungmenjadi KEK.

Dia melanjutkan terkait dengan ke-

pengurusan bakal calon KEK tersebutsetidaknya ada tiga opsi kepengurus-an yakni pertama, BP Batam akanmengelola ketiga KEK tersebut yaknipulau Batam, Rempang dan Galang.

Opsi kedua, BP Batam hanya me-ngelola Batam, sedangkan Rempangdan Galang bisa dikelola pemerintahdaerah atau pemerintah pusat. Opsiketiga, ada kemungkinan jika nantinyaswasta akan ikut membantu BUMDmengelola salah satu dari dua pulau, antara Rempang atau Galang.

“Jadi pilihannya itu bisa pemda saja yang mengusulkan Rempang atau Galang, bisa juga dia bekerjasama dengan swasta. Makanya kami

minta pendapat ke dewan kawasan bagaimana menurut mereka. Mungkin1 atau 2 minggu lagi kami rapat lagisetelah diskusi tadi,” pungkasnya.

Sementara itu, Gubenur Kepulauan Riau Nurdin Basirun mengharapkan bisa mengelola beberapa lokasi diBatam agar menjadi KEK. “Ada be-berapa opsi yang ditawarkan untuk membangun ekonomi di Indonesiakhususnya kepulauan Riau. Ada be-rapa lokasi yang kita minta ada di kawasan ekonomi khusus,” katanya.

Menurut dia, jika Batam dijadikan KEK, sebaiknya pemerintah daerahdiberi wewenang untuk menunjukpengelola kawasan tersebut. “Kamiminta ya kembali ke UU 39/2009dan UU 23/2014, pemerintah daerah baru bisa menunjuk badan pengelola dari swasta. Itu opsi saya,” katanya.

TUMPANG TINDIHNurdin membenarkan bahwa per-

ekonomian Batam saat ini memanglesu, apalagi terjadi tumpang tindih regulasi antara BP Batam dan pemda sehingga investor ragu untuk berin-vestasi di wilayah tersebut.

“Itu untuk investasi baru, karena memang agak ragu. Prosesnya kan panjang, yang harus ke BP Batam,lalu ke Wali kota,” pungkasnya.

Beberapa waktu lalu, Badan Peng-usahaan (BP) Batam menargetkaninvestasi masuk sebesar US$571 juta atau sekitar Rp7,6 triliun tahun ini.

Kepala BP Batam Hatanto Reksodiputromengatakan, target ini naik 21,23% dari realisasi tahun lalu yang menca-pai US$471 juta atau Rp6,2 triliun.

Dia menuturkan pihaknya ingin fokus mengenjot investasi dari sek-tor industri ramah lingkungan danindustri berbasis teknologi tinggi.

Alasannya, kedua sektor tersebut menggunakan tenaga kerja yang lebih berkualitas dan terampil. Akhirnya, dia berkeyakinan dampak investasi di sektor tersebut dapat mengurangi labor unrest atau demo buruh karenadua industri itu tentu memberikan gaji yang besar.

“Kalau dia dapat Rp5 juta-Rp7 juta, mereka enggak ada urus UMR kan.Jadi kita dorong itu supaya high tech [masuk],” ungkapnya. Selain itu, BP Batam juga diminta segera menyele-saikan masalah ‘lahan tidur’ seluas 7.200 ha atau 2.604 bidang lahan secepatnya.

Darmin mengatakan penyelesaian ini membutuhkan waktu karena pihak BP Batam harus menyurati pemilik lahan sebanyak tiga kali berturut-turut. Selain itu, dia menuturkan kendala lain, yakni sertifi kat lahan yang sudah perpindah tangan.

Dari masalah ini, dia menuturkan banyak lahan yang tidak dapat diu-sahakan oleh BP Batam. Kepala BPBatam mengatakan dari 2.604 bidang lahan, pihaknya baru menangani 178 bidang lahan saat ini.

�Rempang dan Galang dinilai bisa langsung di-jadikan kawasan ekonomi khusus. Batam perlu wak-tu untuk proses transisi.

Bisnis Indonesia, 27 Juli 2017