bantuan

14
Pengaruh penambahan media terhadap densitas variabel 1 susu bubuk 5%W variabel 2 susu bubuk 10%W variabel 3 susu bubuk 15%W hari ke- densitas (gr/ml) Gambar 4.1. Pengaruh penambahan media terhadap densitas Dari grafik diatas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan densitas terhadap variabel 1 (5%W), variabel 2 (10%W) ataupun variabel (15%W). Hal ini disebabkan dengan bertambahnya waktu inkubasi, aktivitas mikroba semakin meningkat dan jumlah mikroba semakin banyak (Anna,2006). Variabel 3 dengan kadar media 15%W menunjukan densitas yang lebih tinggi dibandingkan dua variable lainnya yang kadar medianya lebih kecil. Semakin tinggi kadar media yang ditambahkan maka menaikkan jumlah bakteri pada yogurt karena kenaikkan kadar gula reduksi dan berpengaruh terhadap peningkatan sumber energy dan nutrisi pada perumbuhan Lactobacillus B. Karena adanya kenaikan pertumbuhan dari bakteri maka asam laktat yang dihasilkan lebih banyak dan meningkatkan keasaman yang menyebabkan protein terkoagulasi sehingga meningkatkan viskositas. Kekentalan berkaitan dengan densitas, semakin kental suatu cairan maka semakin besar pula densitasnya. (Nevi,2004). Pengaruh penambahan media terhadap pH variabel 1 susu bubuk 5%W variabel 2 susu bubuk 10%W variabel 3 susu bubuk 15%W Hari ke- pH Gambar 4.2. Pengaruh penambahan media terhadap pH Dari grafik di atas, menunjukan bahwa pH turun dari 7 ke 5 namun setelah itu tidak turun lagi. Kondisi pH yang tidak turun lagi bisa diakibatkan karena pertumbuhan bakteri Lactobacillus B yang kurang baik. Aktivitas dari bakteri Streptococcus thermopilus merubah laktosa (gula susu ) menjadi asam laktat dan menurunkan keasaman susu hingga 5- 5,5. Bakteri Lactobacillus Bulgaricus mulai beraktivitas mensekresikan enzimnya untuk menurunkan keasaman hingga 3,8-4,4 Keberadaan kedua bakteri tersebut sangat penting. Streptococcus thermopilus membantu menciptakan kondisi lingkungan yang lebih baik bagi bakteri Lactobacillus bulgaricus untuk menghasilkan enzimnya juga menciptakan rasa khas pada yoghurt. (Komarudin, 2003). Karena ketiga variabel tersebut menggunakan starter yang sama, sehingga bakteri Lactobacillus B yang berasal dari starter dalam

description

bantu bantu

Transcript of bantuan

Page 1: bantuan

Pengaruh penambahan media terhadap densitas

0 1 2 3 4 50

0.5

1

1.5

2

variabel 1 susu bubuk 5%Wvariabel 2 susu bubuk 10%Wvariabel 3 susu bubuk 15%W

hari ke-de

nsita

s (gr

/ml)

Gambar 4.1. Pengaruh penambahan media terhadap densitasDari grafik diatas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan densitas terhadap variabel 1 (5%W),

variabel 2 (10%W) ataupun variabel (15%W). Hal ini disebabkan dengan bertambahnya waktu inkubasi, aktivitas mikroba semakin meningkat dan jumlah mikroba semakin banyak (Anna,2006). Variabel 3 dengan kadar media 15%W menunjukan densitas yang lebih tinggi dibandingkan dua variable lainnya yang kadar medianya lebih kecil. Semakin tinggi kadar media yang ditambahkan maka menaikkan jumlah bakteri pada yogurt karena kenaikkan kadar gula reduksi dan berpengaruh terhadap peningkatan sumber energy dan nutrisi pada perumbuhan Lactobacillus B. Karena adanya kenaikan pertumbuhan dari bakteri maka asam laktat yang dihasilkan lebih banyak dan meningkatkan keasaman yang menyebabkan protein terkoagulasi sehingga meningkatkan viskositas. Kekentalan berkaitan dengan densitas, semakin kental suatu cairan maka semakin besar pula densitasnya. (Nevi,2004).

Pengaruh penambahan media terhadap pH

0 1 2 3 4 50

2

4

6

8

variabel 1 susu bubuk 5%Wvariabel 2 susu bubuk 10%Wvariabel 3 susu bubuk 15%W

Hari ke-

pH

Gambar 4.2. Pengaruh penambahan media terhadap pHDari grafik di atas, menunjukan bahwa pH turun dari 7 ke 5 namun setelah itu tidak turun lagi.

Kondisi pH yang tidak turun lagi bisa diakibatkan karena pertumbuhan bakteri Lactobacillus B yang kurang baik. Aktivitas dari bakteri Streptococcus thermopilus merubah laktosa (gula susu ) menjadi asam laktat dan menurunkan keasaman susu hingga 5-5,5. Bakteri Lactobacillus Bulgaricus mulai beraktivitas mensekresikan enzimnya untuk menurunkan keasaman hingga 3,8-4,4 Keberadaan kedua bakteri tersebut sangat penting. Streptococcus thermopilus membantu menciptakan kondisi lingkungan yang lebih baik bagi bakteri Lactobacillus bulgaricus untuk menghasilkan enzimnya juga menciptakan rasa khas pada yoghurt. (Komarudin, 2003).

Karena ketiga variabel tersebut menggunakan starter yang sama, sehingga bakteri Lactobacillus B yang berasal dari starter dalam keadaan yang sama. Sehingga ketiga variabel memiliki pH yang sama dan berhenti pada pH 5 karena terganggunya pertumbuhan atau aktivitas bakteri Lactobacillus B yang dapat merunkan pH menjadilebih asam.

Sedangkan seharusnya semakin bertambahnya media yang ditambahkan akan menyebabkan penurunan pH. Karena semakin banyak media yang ditambahkan akan menyebabkan pertumbuhan bakteri yang semakin banyak sehingga menghasilkan asam laktat yang lebih banyak dan membuat pHnya semakin turun. (Nevi, 2004).

Pengaruh penambahan media terhadap %S

Page 2: bantuan

0 2 4 60123456

variabel 1 susu bubuk 5%Wvariabel 2 susu bubuk 10%Wvariabel 3 susu bubuk 15%W

hari ke-

kada

r glu

kosa

(%)

Gambar 4.3. Pengaruh penambahan media terhadap %SDari grafik di atas dapat dilihat bahwa kadar glukosa yang digambarkan pada grafik dari ketiga

variabel adalah fluktuatif. Hal tersebut dapat disebabkan karena aktifitas mikroba yang tidak stabil. Ketika glukosa turun, proses perubahan laktosa menjadi asam laktat berjalan dengan baik, namun ketika glukosa naik maka perubahan laktosa hanya berhenti di glukosa Proses fermentasi pada umumnya berlangsung dengan menguraikan protein susu. Sel-sel bakteri menggunakan laktosa pada susu yang selanjutnya akan diubah menjadi glukosa dengan bantuan enzim beta galaktosidase. Kemudian glukosa akan diubah menjadi asam laktat pada akhirnya. (Dede, 2013)

Dari grafik di atas juga dapat dilihat bahwa variabel 3 dengan penambahan media sebesar 15%W menghasilkan kadar glukosa yang terendah. Semakin tinggi media yang ditambahkan maka pertumbuhan mikroba juga akan semakin banyak. Maka lebih banyak glukosa yang digunakan mikroba untuk menghasilkan asam laktat lebih banyak dari dua variable yang lain. (Nevi,2004)

Page 3: bantuan

Pengaruh penambahan media terhadap asam laktat

0 1 2 3 4 50

5

10

15

20

variabel 1 susu bubuk 5%Wvariabel 2 susu bubuk 10%Wvariabel 3 susu bubuk 15%W

hari ke-ka

dar a

sam

lakt

at (%

)Gambar 4.4. Pengaruh penambahan media terhadap asam laktat

Dari grafik di atas, dapat diketahui bahwa seiring bertambahnya waktu fermentasi maka bertambah pula kadar asam laktat yang dihasilkan. Hal tersebut disebabkan karena semakin lama waktu maka semakin banyak glukosa yang direaksikan menjadi asam laktat. Dapat dilihat pula bahwa, kurva variable 3 dengan penambahan 15%W susu bubuk menghasilkan asam laktat lebih banyak dibandingkang kedua variable lainnya. Hal tersebut dikarenakan semakin banyak glukosa susu bubukyang ditambahkan maka semakin banyak pula glukosa yang dapat diubah menjadi asam laktat. (Nevi,2004).

Pengaruh penambahan Ammmonium Nitrat terhadap Densitas

2 3 40

0.20.40.60.8

11.21.41.61.8

2

variabel 4 amonium nitrat 2%Wvariabel 5 amonium nitrat 4%Wvariabel 6 amonium nitrat 8%W

Hari ke-

dens

itas (

gr/m

l)

Gambar 4.5. Pengaruh penambahan ammonium nitrat terhadap densitasPada data densitas, terlihat bahwa densitas semakin besar bila penambahan Amonium Nitrat

semakin banyak. Pada grafik kita bisa lihat variabel dengan penambahan Amonium Nitrat yang semakin banyak maka densitas yang dihasilkan pun akan semakin besar pula. Naiknya densitas terjadi karena pertambahan jumlah bakteri yang berkembang biak akibat adanya nutrisi dari Amonium Nitrat. Nutrisi yang berasal dari amonium nitrat digunakan sebagai sumber energi bagi pertumbuhan bakteri. Penambahan nutrisi juga berbanding lurus dengan perkembangbiakan bakteri. (Nevi,2004). Pengaruh penambahan Ammonium Nitrat terhadap pH

Page 4: bantuan

0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.50

1

2

3

4

5

6

7

8

variabel 4 amonium nitrat 2%Wvariabel 5 amonium nitrat 4%Wvariabel 6 amonium nitrat 8%W

Hari ke-

pH

Gambar 4.6. Pengaruh penambahan ammonium nitrat terhadap pHDari grafik diatas dapat dilihat bahwa, semakin hari pH yang dihasilkan akan semakin menurun,

hal tersebut dikarenakan dengan makin banyaknya jumlah bakteri yang tumbuh karena adanya penambahan nutrisi berupa amonium nitrat yang digunakan bakteri sebagaisumber energy dan nutrisi untuk pertumbuhannya. Maka jumlah asam laktat yang dihasilkan juga akan semakin banyak karena glukosa yang dirubah oleh bakteri menjadi asam laktat semakin banyak. Sehingga pHnya pun turun seiiring dengan semakin banyaknya asam laktat yang dihasilkan. Seharusnya, variable 6 dengan kadar amonium nitrat yang paling besar yaitu sebesar 8%W menghasilkan pH yang paling rendah.. (Nevi,2004).

Dari grafik di atas juga dapat dilihat bahwa pH turun dari 7 ke 5 namun setelah itu tidak turun lagi. Kondisi pH yang tidak turun lagi bisa diakibatkan karena pertumbuhan bakteri Lactobacillus B yang kurang baik. Aktivitas dari bakteri Streptococcus thermopilus merubah laktosa (gula susu ) menjadi asam laktat dan menurunkan keasaman susu hingga 5-5,5. Bakteri Lactobacillus Bulgaricus mulai beraktivitas mensekresikan enzimnya untuk menurunkan keasaman hingga 3,8-4,4 Keberadaan kedua bakteri tersebut sangat penting. Streptococcus thermopilus membantu menciptakan kondisi lingkungan yang lebih baik bagi bakteri Lactobacillus bulgaricus untuk menghasilkan enzimnya juga menciptakan rasa khas pada yoghurt. (Komarudin, 2003).

Karena ketiga variabel tersebut menggunakan starter yang sama, sehingga bakteri Lactobacillus B yang berasal dari starter dalam keadaan yang sama. Sehingga ketiga variabel memiliki pH yang sama dan berhenti pada pH 5 karena terganggunya pertumbuhan atau aktivitas bakteri Lactobacillus B yang dapat merunkan pH menjadi lebih asam.Pengaruh penambahan Ammonium Nitrat terhadap %S

0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.50

1

2

3

4

5

6

variabel 4 amonium nitrat 2%Wvariabel 5 amonium nitrat 4%Wvariabel 6 amonium nitrat 8%W

Hari ke-

Kada

r glu

kosa

(%)

Gambar 4.7. Pengaruh penambahan ammonium nitrat terhadap %S

Page 5: bantuan

Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa, kadar glukosa akan berkurang seiiring bertambahnya waktu fermentasi. Kadar glukosa juga dipengaruhi oleh penambahan amonium nitrat. Amonium nitrat digunakan sebagai nutrisi untuk menunjang pertumbuhan bakteri. Apabila kadar amonium nitrat yang ditambahkan semakin besar, maka pertumbuhan bakteri juga semakin banyak. Dapat dilihat pada kurva variable 6 dengan jumlah penambahan amonium nitrat sebesar 8%W menunjukan kadar glukosa terendah dibanding dua variable lainnya. Hal tersebut berkaitan dengan semakin banyaknya glukosa yang diubah menjadi asam laktat oleh bakteri. (Nevi, 2004).

Dari grafik di atas dapat juga dilihat bahwa kadar glukosa yang digambarkan pada grafik dari ketiga variabel adalah fluktuatif. Hal tersebut dapat disebabkan karena aktifitas mikroba yang tidak stabil. Ketika glukosa turun, proses perubahan laktosa menjadi asam laktat berjalan dengan baik, namun ketika glukosa naik maka perubahan laktosa hanya berhenti di glukosa Proses fermentasi pada umumnya berlangsung dengan menguraikan protein susu. Sel-sel bakteri menggunakan laktosa pada susu yang selanjutnya akan diubah menjadi glukosa dengan bantuan enzim beta galaktosidase. Kemudian glukosa akan diubah menjadi asam laktat pada akhirnya. (Dede, 2013).Pengaruh penambahan Ammonium Nirat terhadap asam laktat

0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.50

5

10

15

20

25

variabel 4 amonium ni-trat 2%Wvariabel 5 amonium ni-trat 4%Wvariabel 6 amonium ni-trat 8%W

Hari ke-

kada

r asa

m la

ktat

(%)

Gambar 4.8. Pengaruh penambahan ammonium nitrat terhadap asam laktat Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa semakin lama waktu fermentasi maka asam laktat yang

dihasilkan semakin banyak. Asam laktat yang dihasilkan juga dipengaruhi oleh pbanyaknya penambahan nutrisi berupa amonium nitrat. Semakin banyak amonium nitrat yang ditambahkan maka semakin banyak asam laktat yang dihasilkan, hal tersebut berkaitan dengan amonium nitrat yang menunjang pertumbuhan bakteri fermentasi. Seharusnya kurva variable 6 dengan penambahan amonium nitrat sebesar 8%W menghasilkan asam laktat yang lebih besar. (Nevi, 2004).

Pengaruh penambahan cimory terhadap densitas

1 2 3 40

0.20.40.60.8

11.21.41.61.8

2

Variabel 9 Variabel 10 Variabel 11

Hari ke-

Dens

itas

Gambar 4.9. Pengaruh penambahan cimory terhadap densitas

Page 6: bantuan

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa densitas yogurt akan meningkat seiiring bertambahnya waktu fermentasi. Dapat dilihat juga bahwa densitas dipengaruhi oleh penambahan jumlah starter. Semakin banyak starter yang ditambahkan, maka semakin besar pula densitasnya seperti pada kurva variable 11 dengan penambahan starter sebanyak 15%W. Hal tersebut disebabkan karena semakin banyaknya starter yang ditambahkan, maka semakin banyak pula mikroba yang tumbuh yang menyebabkan kekentalan yogurt semakin tinggi, semakin tinggi kekentalan yogurt maka semakin tinggi densitasnya. Densitas berbanding lurus dengan viskositas (kekentalan). (Heru, 2010).

Variabel 9 dan variabel 10 tidak menunjukan perbedaan yang signifikan dikarenakan pertumbuhan mikroba pembentuk asam laktat yang tidak dapat kita tentukan kestabilan pertumbuhannya. Pengaruh penambahan cimory terhadap pH

0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.50

1

2

3

4

5

6

7

8

variabel 9 starter 5%Wvariabel 10 starter 10%Wvariabel 11 starter 15%W

Hari ke-

pH

Gambar 4.10. Pengaruh penambahan cimory terhadap pHDari grafik di atas dapat dilihat bahwa, seiring bertambahnya waktu fermentasi maka semakin

berkurang nilai pHnya. Ph juga dipengaruhi oleh penambahan jumlah starter. Semakin banyak starter yang ditambahkan maka pHnya akan semakin turun. Hal tersebut disebabkan karena semakin banyak starter yang ditambahkan, maka semakin banyak mikroba yang tumbuh sehingga semakin banyak asam laktat yang dihasilkan. Semakin banyak asam laktat yang dihasilkan, maka pH dari yogurt akan semakin turun. Seharusnya kurva ariabel 11 dengan penambahan starter terbanyak yaitu sebesar 15%W menghasilkan pH yang lebih rendah daripada dua variable lainnya. (Heru,2010).

Dari grafik di atas juga dapat dilihat bahwa pH turun dari 7 ke 5 namun setelah itu tidak turun lagi. Kondisi pH yang tidak turun lagi bisa diakibatkan karena pertumbuhan bakteri Lactobacillus B yang kurang baik. Aktivitas dari bakteri Streptococcus thermopilus merubah laktosa (gula susu ) menjadi asam laktat dan menurunkan keasaman susu hingga 5-5,5. Bakteri Lactobacillus Bulgaricus mulai beraktivitas mensekresikan enzimnya untuk menurunkan keasaman hingga 3,8-4,4 Keberadaan kedua bakteri tersebut sangat penting. Streptococcus thermopilus membantu menciptakan kondisi lingkungan yang lebih baik bagi bakteri Lactobacillus bulgaricus untuk menghasilkan enzimnya juga menciptakan rasa khas pada yoghurt. (Komarudin, 2003).

Karena ketiga variabel tersebut menggunakan starter yang sama, sehingga bakteri Lactobacillus B yang berasal dari starter dalam keadaan yang sama. Sehingga ketiga variabel memiliki pH yang sama dan berhenti pada pH 5 karena terganggunya pertumbuhan atau aktivitas bakteri Lactobacillus B yang dapat merunkan pH menjadi lebih asam.

Pengaruh penambahan cimory terhadap %S

Page 7: bantuan

0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.50

1

2

3

4

5

6

variabel 9 starter 5%Wvariabel 10 starter 10%Wvariabel 11 starter 15%W

Hari ke-

kada

r glu

kosa

(%)

Gambar 4.11. Pengaruh penambahan cimory terhadap %SDari grafik di atas, kadar glukosa yang dihasilkan tiap harinya semakin sedikit. Pada

penambahan starter yang lebih besar, mengakibatkan kadar glukosa yang difermentasi lebih besar. Dengan banyaknya starter, maka jumlah bakteri yang dihasilkan semakin banyak sehingga makin banyak asam laktat yang dhasilkan dari glukosa. Namun pada penambahan starter akan mencapai saat yang optimum, setelah itu, penambahan starter tidak akan mempengaruhi jumlah bakteri yang dihasilkan sehingga kadar glukosa akan menurun. (Heru, 2010)

Dari grafik di atas juga dapat dilihat bahwa kadar glukosa yang digambarkan pada grafik dari ketiga variabel adalah fluktuatif. Hal tersebut dapat disebabkan karena aktifitas mikroba yang tidak stabil. Ketika glukosa turun, proses perubahan laktosa menjadi asam laktat berjalan dengan baik, namun ketika glukosa naik maka perubahan laktosa hanya berhenti di glukosa Proses fermentasi pada umumnya berlangsung dengan menguraikan protein susu. Sel-sel bakteri menggunakan laktosa pada susu yang selanjutnya akan diubah menjadi glukosa dengan bantuan enzim beta galaktosidase. Kemudian glukosa akan diubah menjadi asam laktat pada akhirnya. (Dede, 2013)

Pengaruh penambahan cimory terhadap asam laktat

0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.50

5

10

15

20

25

variabel 9 starter 5%Wvariabel 10 starter 10%Wvariabel 11 starter 15%W

Hari ke-

kada

r asa

m la

ktat

(%)

Gambar 4.12. Pengaruh penambahan cimory terhadap asam laktatDari grafik di atas dapat dilihat bahwa, seiring bertambahnya waktu fermentasi maka asam

laktat yang dihasilkan semakin besar. Hasil asam asetat terbesar diperoleh pada penambahan starter sebesar 15%W. Hal tersebut disebabkan karena semakin banyak starter maka semakin banyak mikroba yang tumbuh, sehingga semakin banyak glukosa yang diubah menjadi asam laktat. (Heru, 2010)

Dari grafik di juga atas dapat dilihat bahwa kadar asam asetat yang digambarkan pada grafik dari ketiga variabel adalah fluktuatif. Hal tersebut dapat disebabkan karena aktifitas mikroba yang tidak stabil. Ketika glukosa turun, proses perubahan laktosa menjadi asam laktat berjalan dengan baik, namun ketika glukosa naik maka perubahan laktosa hanya berhenti di glukosa Proses fermentasi pada umumnya berlangsung dengan menguraikan protein susu. Sel-sel bakteri menggunakan laktosa pada susu yang selanjutnya akan diubah menjadi glukosa dengan bantuan enzim beta galaktosidase. Kemudian glukosa akan diubah menjadi asam laktat pada akhirnya. (Dede, 2013)

Reaksi Ammonium Sulfat terhadap Fermentasi Yogurt

Page 8: bantuan

Amonium sulfat adalah garam yang bersifat asam karena berasal dari salah satu asam kuat yaitu asam sulfat. Amonium sulfat biasa ditambahkan ke makanan untuk mengatur tingkat keasaman. Pada pembuatan yogurt amonium sulfat dapat menurunkan keasaman menjadi drastis karena kondisi yogurt yang sudah asam. Selain itu karena sifat asamnya amonium sulfat dapat mengkoagulasikan protein. Busa ini terutama disebabkan oleh protein media yang menjadi melekat pada antarmuka udara di mana mereka mengubah sifat sesuatu benda untuk membentuk busa yang stabil. (Ari, 2010).

Perbandingan penambahan nutrisi amonium nitrat vs amonium sulfat terhadap densitas

0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.50

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

1.4

1.6

1.8

variabel 5 amonium nitrat 4%Wvariabel 8 amonium nitrat 4%W dan amonium sulfat 4%W

Hari ke-

dens

itas (

gr/c

m)

Gambar 4.13. Pengaruh penambahan penambahan nutrisi amonium nitrat vs amonium sulfat terhadap densitasDari grafik di atas dapat dilihat bahwa densitas semakin bertambah dengan penambahan

amonium nitrat dan amonium sulfat. Dapt dilihat juga bahwa pada variabel 8 dengan penambahan amonium nitrat dan amonium sulfat menghasilkan densitas yang lebih besar daripada variabel 5 yang hanya dengan penambahan amonium nitrat saja. Streptococcus thermophilus menghasilkan ATP (adenosintrifosfat) dari respirasi serta menghasilkan senyawa nitrogen dari hidrolisis protein susu (Amazine, 2015). Kebutuhan mikroorganisme untuk pertumbuhan salah satunya adalah nitrogen (Agus, 2011). Jadi semakin banyak asupan nitrogen yang dalam hal ini berasal dari ammonium nitrat dan amonium sulfat, maka densitas yoghurt semakin besar (bakteri yang tumbuh semakin banyak maka kuantitas yoghurt yang dihasilkan semakin besar)

Perbandingan penambahan nutrisi amonium nitrat vs amonium sulfat terhadap pH

0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.50

1

2

3

4

5

6

7

8

variabel 5 amonium ni-trat 4%Wvariabel 8 amonium ni-trat 4%W dan amonium sulfat 4%W

hari ke-

pH

Page 9: bantuan

Gambar 4.14. Pengaruh penambahan penambahan nutrisi amonium nitrat vs amonium sulfat terhadap pHDapat dilihat dari grafik di atas bahwa, penambahan amonium nitrat maupun amonium sulfat

menyebabkan penurunan pH. Penurunan pH dikarenakan penambahan nutrisi berupa amonium nitrat dan amonium sulfat menyebabkan mikroba tumbuh lebih cepat karena supply nitrogen dari kedua nutrisi tersebut. Namun variabel 8 terjadi penurunan pH yang begitu drastis akibat adanya penambahan amonium sulfat. Amonium sulfat merupakan garam yang bersifat asam karena adanya ion sulfat yang berasal dari asam kuat yaitu asam sulfat. Sehingga yogurt menjadi lebih asam karena penambahan amonium sulfat. (Sari, 2014).

Perbandingan penambahan nutrisi amonium nitrat vs amonium sulfat terhadap kadar glukosa

0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.50

1

2

3

4

5

6

7

variabel 5 amoniumni-trat 4%Wvariabel 8 amonium ni-trat 4%W dan amo-nium sitrat 4%W

Hari ke-

kada

r glu

kosa

(%)

Gambar 4.15. Pengaruh penambahan penambahan nutrisi amonium nitrat vs amonium sulfat terhadap kadar glukosa

Dapat dilihat dari grafik di atas bahwa penambahan amonium nitrat maupun amonium sulfat menyebabkan semakin berkurangnya kadar glukosa seiring bertambahnya waktu. Penambahan amonium nitrat dan amonium sulfat menyebabkan pertumbuhan mikroba semakin cepat karena tersedianya nutrisi berupa nitrogen dari amonium nitrat dan amonium sulfat. Namun variabel 8 dengan penambahan amonium nitrat dan amonium sulfat sekaligus menghasilkan penurunan kadar glukosa yang lebih besar daripada variabel 5. Hal tersebut disebabkan karena variabel 8 pertumbuhan mikrobanya lebih banyak sehingga asam laktat yang dihasilkan semakin besar dan kadar glukosa semakin menurun.

Page 10: bantuan

Perbandingan penambahan nutrisi amonium nitrat vs amonium sulfat terhadap asam laktat

0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.50

5

10

15

20

25

variabel 5 amonium nitrtat 4%Wvariabel 8 amonium nitrat 4%W dan amonium sulfat 4%W

hari ke-

kada

r asa

m la

ktat

Gambar 4.16. Pengaruh penambahan penambahan nutrisi amonium nitrat vs amonium sulfat terhadap asam laktat

Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa yogurt dengan penambahan amonium nitrat saja menghasilkan asam laktat yang lebih sedikit daripada yogurt dengan penambahan amonium nitrat dengan amonium sulfat. Streptococcus thermophilus menghasilkan ATP (adenosintrifosfat) dari respirasi serta menghasilkan senyawa nitrogen dari hidrolisis protein susu (Amazine, 2015). Kebutuhan mikroorganisme untuk pertumbuhan salah satunya adalah nitrogen (Agus, 2011). Jadi semakin banyak asupan nitrogen maka bakteri yang tumbuh semakin banyak dan semakin banyak pula asam laktat yang dihasilkan. Sehingga apabila amonium nitrat dan amonium sulfat ditambahkan bersama maka semakin banyak pula asam laktat yang dihasilkan karena keduanya merupakan unsure nutrisi yang dibutuhkan oleh mikroba

Page 11: bantuan

Massa jenis yogurt semakin naik seiring dengan penurunan pH, seiring pertumbuhan bakteri

konsentrasi campuran meningkat karena naiknya densitas. pH optimum untuk mencapai asam laktat

terbanyak yaitu pada pH 4,5 agar pH akhir sesuai. Penambahan nutrisi Amonium Nitrat optimum

agar menghasilkan massa jenis paling besar yaitu 8% W. Semakin lama waktu inkubasi, pH semakin

turun. Penambahan starter paling optimal adalah 15%V. Penambahan nutrisi Amonium Sulfat akan

membuat protein terkoagulasi.

Page 12: bantuan

VariabelMedia

(susu bubuk) %WCimory %V Ammonium Nitrat (%W) Ammonium Sulfat

1 5 10 4 0

2 10 10 4 0

3 15 10 4 0

4 10 10 2 0

5 10 10 4 0

6 10 10 8 0

7 10 10 4 2

8 10 10 4 4

9 10 5 4 0

10 10 10 4 0

11 10 15 4 0