Bank berdasarkan prinsip syariah.docx

26
BANK BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH MAKALAH Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Aspek Hukum Dalam Perbankan Oleh : Makhrus 141002116 Isna Adistya M 141002119 Imam Nurfawzya 141002140 Rahmawati 141002154 PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH FAKULTAS AGAMA ISLAM

Transcript of Bank berdasarkan prinsip syariah.docx

BANK BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH

MAKALAHDisusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Aspek Hukum Dalam Perbankan

Oleh :Makhrus141002116Isna Adistya M141002119Imam Nurfawzya141002140Rahmawati141002154

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAHFAKULTAS AGAMA ISLAMUNIVERSITAS SILIWANGI2015LEMBAR PENGESAHAN/PENERIMAAN

Makalah ini telah diterima pada hari tanggal..olehDosen Mata Kuliah Aspek Hukum Dalam Perbankan,

Joni Ahmad Mughni, M.Esy

KATA PENGANTARPuji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. Karena berkat rahmat dan hidayah-Nya kami telah mampu menyelesikan makalah yang berjudul Bank Berdasarkan Prinsip Syariah. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Aspek Hukum Dalam Perbankan. Perbankan syariah atau perbankan Islam adalah suatu sistem perbankan yang dikembangkan berdasarkan syariah Islam. Saat ini keberadaan bank syariah di Indonesia telah diatur dalam Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan.Kami menyadari dalam penulisan makalah ini, kami banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu kami mengucapkan terima kasih kepada:1. Dr. H. Cucu Hidayat, M. Pd., selaku ketua dekan;2. Hj. Lina Marlina, S.Ag., M.Ag., selaku ketua prodi;3. Joni Ahmad Mughni, M.Esy., selaku wali dosen;4. Joni Ahmad Mughni, M.Esy., selaku dosen mata kuliah Aspek Hukum Dalam Perbankan yang telah membantu kami dalam penyusunan makalah ini;5. Perpustakaan Fakultas Agama Islam dan Perpustakaan Umum;6. Rekan-rekan seangkatan yang telah memotivasi kami untuk menyelesaikan penyusunan makalah ini;Makalah ini bukanlah karya yang sempurna karena masih memiliki banyak kekurangan, baik dalam hal isi maupun sistematika dan teknik penulisannya. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya semoga makalah ini bisa memberikan manfaat khisusnya bagi kami dan umumnya bagi kita semua. Amin.Tasikmalaya, 30 Maret 2015PenulisDAFTAR ISIKATA PENGANTARiDAFTAR ISIiiBAB IPENDAHULUAN1A.Latar Belakang Masalah1B.Rumusan Masalah2C.Tujuan Makalah2D.Kegunaan Makalah2E.Prosedur Makalah3BAB IIPEMBAHASAN4A.Pengertian4B.Latar Belakang Berdirinya Bank Syariah4C.Pengaturan Bank Syariah di Indonesia7D.Ciri dan Karakter Bank Syariah9E.Konsep dan Operasional Bank Syariah10BAB III SIMPULAN DAN SARANA.Simpulan12B.Saran12DAFTAR PUSTAKA

ii

PENDAHULUANLatar Belakang MasalahBank merupakan suatu lembaga keuangan yang mempunyai fungsi utamanya adalah menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan jasa pengiriman uang, pada awalnya istilah bank memang tidak di dikenal di dunia islam, yang lebih dikenal adalah jihbiz yang mempunyai arti penagih pajak yang pada waktu itu jihbiz dikenal dengan penagih dan penghitung pajak pada benda yang kena pajak yaitu barang dan tanah.Perbankan syariah atau perbankan Islam adalah suatu sistem perbankan yang dikembangkan berdasarkan syariah Islam. Usaha pembentukan sistem ini didasari oleh larangan dalam agama Islam untuk memungut atau meminjam dengan bunga atau yang disebut dengan riba serta larangan untuk melakukan investasi untuk usaha-usaha yang dikategorikan haram (misal usaha perjudian) dimana hal ini tidak dapat dijamin dalam sistem perbankan konvensional.Adapun Bank syariah adalah bank yang dalam menjalankan operasinya dengan sistem hukum islam (syariah). Fungsinya sama dengan bank konvensional yaitu menerima simpanan uang, meminjamkan uang dan jasa keuangan lainnya, tetapi yang membedakan adalah cara operasi, produk, kesepakatan, dan sistemnya.Berkembangnya bank-bank syariah di Indonesia dimulai sejak awal tahun 1990-an. Di Indonesia pelopor perbankan syariah adalah Bank Muamalah Indonesia. Berdiri tahun 1992, bank ini diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan pemerintah serta dukunagan dari Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha muslim. Saat ini keberadaan bank syariah di Indonesia telah diatur dalam Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan.1

Penyaluran Dana : Prinsip Jual Beli (Bai), Prinsip Sewa (Ijarah), Prinsip Bagi Hasil (Syirkah), Prinsip Wadiah, Prisip Mudharabah.Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang masalah di atas, kami merumuskan rumusan masalah sebagai berikut.1. Apa yang dimaksud dengan bank syariah?2. Apa saja ciri-ciri dan karakteristik bank syariah?3. Bagaimana yang melatar belakangi berdirinya bank syariah?4. Bagaimana konsep operasional bank syariah?Tujuan MakalahSejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan:1. Pengertian bank syariah2. Ciri-ciri dan karakteristik bank syariah3. Melatar belakangi berdirinya bank syariah4. Konsep operasional bank syariahKegunaan MakalahMakalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan baik secara teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis makalah ini berguna sebagai pengembangan pembelajaran etika bisnis islam khususnya tentang prinsip etika bisnis islam. Secara praktis makalah ini diharapkan bermanfaat bagi1. penulis, sebagai wahana penambah pengetahuan dan konsep keilmuan khususnya tentang prinsip bisnis islam.2. pembaca atau dosen, sebagai media informasi tentang prinsip etika bisnis islam baik secara teoritis maupun secara praktis.Prosedur MakalahMakalah ini disusun dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Melalui metode ini kami akan menguraikan permasalahan yang dibahas secara jelas dan komperhensif. Data teoritis dalam makalah ini dikumpulkan dengan menggunakan teknik studi pustaka, artinya kami mengambil data melalui kegiatan membaca berbagai literature yang relevan dengan tema makalah. Data tersebut kemudian diolah dengan teknik analisis isi melalui kegiatan mengeksposisikan data serta mengaplikasikan data tersebut dalam konteks tema makalah.3

PEMBAHASANPengertian a. Bank KonvensionalYaitu bank yang aktivitasnya, baik dalam penghimpunan dana maupun dalam rangka penyaluran dananya memberikan dan mengenakan imbalan berupa bunga atau sejumlah imbalan dalam presentase tertentu dari dana untuk suatu periode tertentu.b. Bank syariahYaitu bank yang didalamnya, baik dalam penghimpunan dana maupun dalam rangka penyaluran dananya memberikan dan mengenakan imbalan atas dasar prinsip syariah.

Latar Belakang Berdirinya Bank SyariahPerkembangan perbankan syariah didorong oleh dua alasan utama yaitu:a. Adanya kehendak sebagian masyarakat untuk melaksanakan transaksi perbankan atau kegiatan ekonomi secara umum yang sejalan dengan nilai dan pronsip syariah, khususnya bebas riba.b. Adanya keunggulan sistem operasional dan produk perbankan syariah, antara lain: mengutamakan pentingnya masalah moralitas, keadilan dan transparansi dalam kegiatan operasional perbankan syariah.

Selain itu terdapat beberapa alasan pertimbangan lainnya, seperti keinginan untuk meningkatkan mobilitas dana masyarakat yang belum terserap ke sektor perbankan, meningkatkan ketahanan sistem perbankan

4

nasional dan menyediakan sarana bagi investor internasional untuk melaksanakan kegiatan pembiayaan dan transaksi keuangan di indonesia yang sesuai dengan prinsip syariah.Atas dasar pertimbangan tersebut, maka sejak tahun 1992 di indonesia mulai dikembangkan perbankan syariah. Landasan hukum dasar pengembangan perbankan syariah nasional ketika itu adalah UU No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan . pada tahun ini 1998, pemerintah dan DPR melakukan penyempurnaan undang-undang perbankan tersebut menjadi UU No. 10 tahun 1998 tentang perbankan yang di dalamnya diatur mengenai perbankan syariah dengan lebih jelas.Secara tegas undang-undang perbankan yang baru tersebut menjelaskan bahwa dalam perbankan indonesia terdapat dua sistem (dual banking system) yaitu sistem perbankan konvensional dan sistem perbankan syariah. Pelaksanaan pengaturan dan pengembangan perbankan syariah oleh bank indonesia, selain dalam rangka memenuhi amanat undang-undang perbankan tersebut juga diatur dalam UU No. 23 tahun 1999 tentang bank indonesia yang menegaskan bahwa bank indonesia selaku otoritas perbankan perlu mempersiapkan perangkat peraturan dan pasilitas penunjang yang mendungung operasinal bank syariah. Oleh karna itu program pengembangan perbankan syariah nasional secara legal jelas dasar hukumnyaDalam kegiatan pengawasan bank syariah, bank indonesia berperan dalam mendorong agar bank memenuhi aturan-aturan perbankan dan beroperasi dengan prinsip-prinsip operasinal yang sehat. Sedangkan pengawasan pemenuhan prinsip-prinsip syariah, halal akad, transaksi dan produk perbankan syariah merupakan tanggung jawab dan kemenangan Dewan Syariah Nasional (DSN) MUI bersama dengan Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang ada pada masing-masing bank syariah.

1) PERBEDAAN BANK SYARIAH DAN BANK KONVENSIONALNoPerbedaanBank KonvensionalBank syariah

1BungaBerbasis bungaProfit loss sharing

2ResikoAnti riskRisk sharing

3OperasionalBeroperasi dengan pendekatan sektor keuangan, tidak terkait langsung dengan sektor rilBeroperasi dengan pendekatan sektor ril

4ProdukProduk tunggal (kredit)Multi produk (jual beli, bagi hasil, jasa)

5PendapatanPendapatan yang diterima deposantidak terkait dengan pendapatan yang diperoleh bank dari kreditPendapatan yang diterima oleh deposan terkait langsung dengan pendapatan yang diperoleh bank dari pembiayaan

6Mengenal negative spreadTidak mengenal negative spread

7Dasar hukumBank Indonesia dan PemerintahAl-quran, Sunnah, Fatwa Ulama, Bank Indonesia dan pemerintah.

8FalsafahBerdasarkan atas bunga (riba) Tidak berdasarkan bunga (riba), spekulasi (maysir) dan ketida jelasan (gharar).

9Operasional1. Dana masyarakat (dana pihak ketiga atau DPK) berupa titipan simpanan yang harus dibayar bunganya pada saat jatuh tempo.2. Penyaluran dana pada sektor yang menguntungkan aspek halal tidak menjadi perimbangan agama.1. Dana masyarakat (dana pihak ketiga/DPK) berupa titipan (wadiah) dan investasi (muddorobah) yang baru akan mendapatkan hasil jika diusahakan terlebih dahulu.2. Penyaluran dana (finance) pada usaha yang halal dan menguntungkan.

10Aspek sosialTidak diketahui secara tegas.Dinyatakan secara explisit dan tegas yang tertuang di dalam misi dan visi.

11OrganisasiTidak memiliki Dewan Pengawas Syariah (DPS).Harus memiliki Dewan Pengawan Syariah (DPS).

12uangUang adalah komoditi selain sebagai alat pembayaran.Uang bukan komoditi, tetapi hanyalah alat pembayaran.

Pengaturan Bank Syariah di IndonesiaPengembangan sistem perbankan syariah di Indonesia dilakukan dalam kerangka dual-banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka Arsitektur Perbankan Indonesia (API), untuk menghadirkan alternatif jasa perbankan yang semakin lengkap kepada masyarakat Indonesia. Secara bersama-sama, sistem perbankan syariah dan perbankan konvensional secara sinergis mendukung mobilisasi dana masyarakat secara lebih luas untuk meningkatkan kemampuan pembiayaan bagi sektor-sektor perekonomian nasional.Karakteristik sistem perbankan syariah yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil memberikan alternatif sistem perbankan yang saling menguntungkan bagi masyarakat dan bank, serta menonjolkan aspek keadilan dalam bertransaksi, investasi yang beretika, mengedepankan nilai-nilai kebersamaan dan persaudaraan dalam berproduksi, dan menghindari kegiatan spekulatif dalam bertransaksi keuangan. Dengan menyediakan beragam produk serta layanan jasa perbankan yang beragam dengan skema keuangan yang lebih bervariatif, perbankan syariah menjadi alternatif sistem perbankan yang kredibel dan dapat dinimati oleh seluruh golongan masyarakat Indonesia tanpa terkecuali.Dalam konteks pengelolaan perekonomian makro, meluasnya penggunaan berbagai produk dan instrumen keuangan syariah akan dapat merekatkan hubungan antara sektor keuangan dengan sektor riil serta menciptakan harmonisasi di antara kedua sektor tersebut. Semakin meluasnya penggunaan produk dan instrumen syariah disamping akan mendukung kegiatan keuangan dan bisnis masyarakat juga akan mengurangi transaksi-transaksi yang bersifat spekulatif, sehingga mendukung stabilitas sistem keuangan secara keseluruhan, yang pada gilirannya akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pencapaian kestabilan harga jangka menengah-panjang.Dengan telah diberlakukannya Undang-Undang No.21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah yang terbit tanggal 16 Juli 2008, maka pengembangan industri perbankan syariah nasional semakin memiliki landasan hukum yang memadai dan akan mendorong pertumbuhannya secara lebih cepat lagi. Dengan progres perkembangannya yang impresif, yang mencapai rata-rata pertumbuhan aset lebih dari 65% pertahun dalam lima tahun terakhir, maka diharapkan peran industri perbankan syariah dalam mendukung perekonomian nasional akan semakin signifikan.Ciri dan Karakter Bank SyariahBeban biaya yang telah disepakati pada waktu awal akad perjanjian diwujudkan dalam bentuk jumlah nominal yang besarnya tidak kaku dan dapat ditawar dalam batas bebas yang wajar.Penggunaan presentase dalam hal kewajiban untuk melakukan pembayaran selalu dihindarkan, karena presentase bersifat melekat pada sisa hutang meskipun utang pada batas waktu perjanjian telah berakhir.Di dalam kontrak pembiayaan proyek bank tidak menetapkan perhitungan berdasarkan keuntungan yang pasti (Fiset Return) yang ditetapkan di muka. Bank Syari'ah menerapkan sistem berdasarkan atas modal untuk jenis kontrak al mudharabah dan al musyarakah dengan system bagi hasil (Profit and losery) yang tergantung pada besarnya keuntungan. Sedangkan penetapan keuntungan di muka ditetapkan pada kontrak jual beli melalui pembiayaan pemilikan barang (al murabahah dan al baiu bithaman ajil, sewa guna usaha (ijarah), serta kemungkinan rugi dari kontrak tersebut amat sedikit.Pegarahan dana masyarakat dalam bentuk deposito atau tabungan oleh penyimpan dianggap sebagai titipan (al-wadiah) sedangkan bagi bank dianggap sebagai titipan yang diamanatkan sebagai pernyataan dana pada proyek yang dibiayai oleh bank sesuai dengan prinsip-prinsip syari'ah hingga kepada penyimpan tidak dijanjikan imbalan yang pasti (fixed return). Bentuk yang lain yaitu giro dianggap sebagai titipan murni (al-wadiah) karena sewaktu-waktu dapat ditarik kembali dan dapat dikenai biaya penitipan.Bank Syari'ah tidak menerapkan jual beli atau sewa-menyewa uang dari mata uang yang sama dan transaksinya itu dapat menghasilkan keuntungan. Jadi mata uang itu dalam memberikan pinjaman pada umumnya tidak dalam bentuk tunai melainkan dalam bentuk pembiayaan pengadaan barang selama pembiayaan, barang tersebut milik bank. Adanya dewan syari'ah yang bertugas mengawasi bank dari sudut syari'ah.Bank Syari'ah selalu menggunakan istilah-istilah dari bahasa arab di mana istilah tersebut tercantum dalam fiqih Islam.Adanya produk khusus yaitu pembiayaan tanpa beban murni yang bersifat sosial, di mana nasabah tidak berkewajiban untuk mengembalikan pembiayaan (al-qordul hasal).Fungsi lembaga bank juga mempunyai fungsi amanah yang artinya berkewajiban menjaga dan bertanggung jawab atas keamanan dana yang telah dititipkan dan siap sewaktu-waktu apabila dana ditarik kembali sesuai dengan perjanjian.Selain karakteristik diatas, Bank Syari'ah mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :Dalam Bank Syari'ah hubungan bank dengan nasabah adalah hubungan kontrak (akad) antara investor pemilik dana (shohibul maal) dengan investor pengelola dana (mudharib) bekerja sama untuk melakukan kerjasama untuk yang produktif dan sebagai keuntungan dibagi secara adil (mutual invesment relationship). Dengan demikian dapat terhindar hubungan eskploitatif antara bank dengan nasabah atau sebaliknya antara nasabah dengan bank.Adanya larangan-larangan kegiatan usaha tertentu oleh Bank Syari'ah yang bertujuan untuk menciptakan kegiatan perekonomian yang produktif (larangan menumpuk harta benda (sumber daya alam) yang dikuasai sebagian kecil masyarakat dan tidak produktif, menciptakan perekonomian yang adil (konsep usaha bagi hasil dan bagi resiko) serta menjaga lingkungan dan menjunjung tinggi moral (larangan untuk proyek yang merusak lingkungan dan tidak sesuai dengan nilai moral seperti miniman keras, sarana judi dan lain-lain.Kegiatan uasaha Bank Syari'ah lebih variatif dibanding bank konvensional, yaitu bagi hasil sistem jual beli, sistem sewa beli serta menyediakan jasa lain sepanjang tidak bertentangan dengan nilai dan prinsip-prinsip syariah.

Konsep dan Operasional Bank Syariah1. Efisiensi, mengacu pada prinsip saling menolong untuk berikhtikar, dengan tujuan mencapai laba sebesar mungkin dan biaya dikeluarkan selayaknya.2. Keadilan, mengacu pada hubungan yang tidak menzalimi (menganiaya), saling ikhlas mengikhlaskan antara pihak-pihak yang terlibat dengan persetujuan yang adil tentang proporsi bagi hasil, baik untung maupun rugi.3. Kebenaran, mengacu pada prinsip saling menawarkan bantuan dan nasihat untuk saling meningkatkan produktivitas.Ada lima transaksi yang lazim dipraktikkan perbankan syariah sebgai berikut :1. Transaksi yang tidak mengandung riba.2. Transaksi yang ditujukan untuk memiliki barang dengan cara jual beli (mudharabah).3. Transaksi yang ditujukan untuk mendapatkan jasa dengan cara sewa (ijarah).4. Transaksi yang ditujukan untuk mendapatkan modal kerja dengan cara bagi hasil (mudharabah).5. Transaksi deposito, tabungan, giro yang imbalannya adalah bagi hasil (mudharabah) dan transaksi titipan (wadiah).

11

SIMPULAN DAN SARANSimpulanBerdasarkan uraian bab sebelumnya kami dapat mengemukakan simpulan sebagai berikut.1. Perbankan syariah (Perbankan Islam) adalah suatu sistem perbankan yang dikembangkan berdasarkan prinsip syariah Islam.2. Latar belakang berdirinya bank syariah karena ada dua alasan yaitu : Adanya kehendak sebagian masyarakat untuk melaksanakan transaksi perbankan atau kegiatan ekonomi secara umum yang sejalan dengan nilai dan pronsip syariah, khususnya bebas riba.SaranSejalan dengan simpulan di atas, kami merumuskan saran sebagai berikut.1. Perlu adanya sosialisasi kepada masyarakat supaya dapat menarik perhatian masyarakat untuk memahami apa itu bank syariah, dan mudah-mudahan masyarakat menyadari setelah adanya sosialisasi dan beralih dari bank konvensional ke bank syariah yang sudah jelas sistemnya dan menurut syariat islam.

2. 12

DAFTAR PUSTAKA

Rodoni, Ahmad, Hamid, Abdul (2008). Lembaga Keuangan Syariah. Penerbit Zikrul : Jakarta

UU RI Nomor 21 Tahun 2008