Bangsa Besar Itu Bernama Myanmar

download Bangsa Besar Itu Bernama Myanmar

of 3

Transcript of Bangsa Besar Itu Bernama Myanmar

  • 7/25/2019 Bangsa Besar Itu Bernama Myanmar

    1/3

    Kompas Print Berlangganan Pasang Iklan ePaper Tentang Kami

    Kompas.com Kompas TV

    DEMOKRATISASI

    Bangsa Besar ItuBernama Myanmar

    Cetak | 27 Desember 2015 156 dibaca 0 komentar

    Semula disebut sebagai bangsa Burma, Myanmar memiliki sejarah yang

    terbentang lebih dari 1.000 tahun, yang diawali dengan berdirinya

    kerajaan bernama Pagan pada abad kesembilan. Bangsa Myanmar

    dahulu adalah bangsa yang besar.

    Bersama Khmer, bangsa Myanmar dahulu menjadi entitas politik yang cukup

    penting. Berdasarkan studi Kenneth R Hall (A History of Early Southeast Asia:

    Maritime Trade and Societal Development 100-1500), keduanya berabad-abad

    silam memiliki pengaruh yang diperhitungkan di daratan utama Asia Tenggara.

    David I Steinberg dalam buku Burma/Myanmar: What Everyone Needs to Know

    menyebutkan, raja-raja Myanmar yang sangat agresif berhasil memperluas

    wilayah kekuasaan mereka. Bahkan, tahun 1767-termasuk pada 1564 dan

    1569-mereka mampu menghancurkan ibu kota bangsa Thai, Ayutthaya.

    Sayangnya, jejak kebesaran bangsa Myanmar seolah tak tersisa di era modern.

    Pasca penjajahan Inggris, Myanmar yang merdeka pada 1948 jatuh di bawah

    pemerintahan militer sejak 1962. Dalam periode pemerintahan militer,

    kekerasan terhadap rakyat Myanmar, terutama aktivis pro demokrasi, terjadi.

    Selain itu, ketika bangsa-bangsa lain di Asia Tenggara mulai menggapai

    kemajuan dan kemakmuran, Myanmar masih terbelenggu dalam kondisi pas-

    pasan. Sebagian besar sumber ekonominya dikuasai oleh elite sehingga rakyat

    kebanyakan harus hidup prihatin.

    Harapan muncul pada 2015. Bangsa Myanmar yang terdiri atas 51,4 juta orang

    untuk kedua kalinya menggelar pemilu secara jujur dan adil, setelah

    penyelenggaraan pemilu yang demokratis di tahun 1990. Berbeda dengan

    pemilu pada 25 tahun lalu yang dibatalkan militer, pemilu 2015 berakhir

    bahagia.

    Partai yang dipimpin peraih Nobel Perdamaian Aung San Suu Kyi, Liga Nasional

    untuk Demokrasi (NLD), memenangi pemilu dengan telak. Mereka menguasai

    sekitar 80 persen kursi parlemen nasional yang diperebutkan dalam pemilu.

    Kemenangan besar juga diraih NLD di tingkat regional. Pemerintah dan militer

    Myanmar telah menerima kemenangan NLD ini.

    Pasca 2015, NLD akan menguasai parlemen sehingga dapat menentukan sosok

    pemerintahan baru nanti. Mengingat kemenangan yang diraih NLD, Suu Kyi pun

    mengingatkan, dirinya akan berada "di atas" presiden yang akan dipilih oleh

    anggota parlemen, Februari nanti.

    Berdasarkan konstitusi, Suu Kyi tak bisa mencalonkan diri sebagai presiden.

    Konstitusi melarang warga Myanmar yang memiliki pasangan dan anak

    berkewarganegaraan asing untuk menjadi calon presiden.

    Namun, benarkah pemerintahan sipil yang bebas dari pengaruh militer dapat

    segera terwujud pasca pemilu 2015?

    Berdasarkan konstitusi yang disusun mil iter beberapa tahun lalu, sebagian besar

    birokrasi Myanmar akan tetap berada di bawah kendali militer. Tiga

    Rabu, 30 Desember

    INTERNASIONAL>ASIA-P ASIFIK> BANGSA BESAR ITU BERNAMA MYANMAR

    Utama Politik Ekonomi Olahraga Sains Internasional Regional Opini Gaya Hidup Galeri Kata

    REUTERS/MYANMAR NEWS A GENCY

    Presiden Myanmar Thein Sein (kanan) berbincang dengan pemimpin partai Liga Nasional untuk Demokrasi

    (NLD), Aung San Suu Kyi, di Naypyidaw, 2 Desember lalu. Ini adalah pertemuan pertama kedua tokoh sejakNLD memenangi pemilu pada November lalu.

    Bangsa Besar Itu Bernama Myanmar 30/12/2015

    http://print.kompas.com/baca/2015/12/27/Bangsa-Besar-Itu-Bernama-Myanmar 1 / 3

    http://ads.print.kompas.com/www/delivery/ck.php?oaparams=2__bannerid=289__zoneid=233__cb=1ed5be5d03__oadest=https%3A%2F%2Ftwitter.com%2Fkompasklasshttp://print.kompas.com/http://ads.print.kompas.com/www/delivery/ck.php?oaparams=2__bannerid=231__zoneid=263__cb=719ac4e8b3__oadest=http%3A%2F%2Fklasika.kompas.com%2Fhttp://ads.print.kompas.com/www/delivery/ck.php?oaparams=2__bannerid=277__zoneid=253__cb=4a7d3dcefe__oadest=http%3A%2F%2Ftts.print.kompas.com%2Fhttp://ads.print.kompas.com/www/delivery/ck.php?oaparams=2__bannerid=293__zoneid=243__cb=3d62e5be77__oadest=http%3A%2F%2Finfoklasika.print.kompas.com%2Fberpindah-ruang-dengan-qr-code%2Fhttp://print.kompas.com/rubrik/r51/internasional/asia-pasifikhttp://print.kompas.com/rubrik/b5/internasionalhttp://ads.print.kompas.com/www/delivery/ck.php?oaparams=2__bannerid=289__zoneid=233__cb=1ed5be5d03__oadest=https%3A%2F%2Ftwitter.com%2Fkompasklasshttp://print.kompas.com/galeri/kartunhttp://print.kompas.com/galeri/infografikhttp://print.kompas.com/galeri/podcasthttp://print.kompas.com/galeri/fotohttp://print.kompas.com/galeri/videohttp://print.kompas.com/galerihttp://print.kompas.com/rubrik/r89/gaya%20hidup/otomotifhttp://print.kompas.com/rubrik/r88/gaya%20hidup/sosokhttp://print.kompas.com/rubrik/r87/gaya%20hidup/senihttp://print.kompas.com/rubrik/r86/gaya%20hidup/santaphttp://print.kompas.com/rubrik/r85/gaya%20hidup/perjalananhttp://print.kompas.com/rubrik/r84/gaya%20hidup/kehidupanhttp://print.kompas.com/rubrik/r83/gaya%20hidup/gayahttp://print.kompas.com/rubrik/r82/gaya%20hidup/hobi%20%20komunitashttp://print.kompas.com/rubrik/r81/gaya%20hidup/hiburanhttp://print.kompas.com/rubrik/b8/gaya%20hiduphttp://print.kompas.com/rubrik/r77/opini/pojokhttp://print.kompas.com/rubrik/r76/opini/artikelhttp://print.kompas.com/rubrik/r75/opini/duduk%20perkarahttp://print.kompas.com/rubrik/r74/opini/jajak%20pendapathttp://print.kompas.com/rubrik/r73/opini/surat%20pembacahttp://print.kompas.com/rubrik/r72/opini/tajuk%20rencanahttp://print.kompas.com/rubrik/r71/opini/kolomhttp://print.kompas.com/rubrik/b7/opinihttp://print.kompas.com/rubrik/r63/regional/kilasan%20peristiwahttp://print.kompas.com/rubrik/r62/regional/nusantarahttp://print.kompas.com/rubrik/r61/regional/metropolitanhttp://print.kompas.com/rubrik/b6/regionalhttp://print.kompas.com/rubrik/r55/internasional/timur%20tengahhttp://print.kompas.com/rubrik/r54/internasional/afrikahttp://print.kompas.com/rubrik/r53/internasional/amerikahttp://print.kompas.com/rubrik/r52/internasional/eropahttp://print.kompas.com/rubrik/r51/internasional/asia-pasifikhttp://print.kompas.com/rubrik/b5/internasionalhttp://print.kompas.com/rubrik/r47/sains/teknotrikahttp://print.kompas.com/rubrik/r46/sains/gadgethttp://print.kompas.com/rubrik/r45/sains/lingkunganhttp://print.kompas.com/rubrik/r44/sains/kesehatanhttp://print.kompas.com/rubrik/r43/sains/iptekhttp://print.kompas.com/rubrik/r42/sains/kebudayaanhttp://print.kompas.com/rubrik/r41/sains/pendidikanhttp://print.kompas.com/rubrik/b4/sainshttp://print.kompas.com/rubrik/b3/olahragahttp://print.kompas.com/rubrik/r24/ekonomi/makrohttp://print.kompas.com/rubrik/r23/ekonomi/sektor%20riilhttp://print.kompas.com/rubrik/r22/ekonomi/propertihttp://print.kompas.com/rubrik/r21/ekonomi/finansialhttp://print.kompas.com/rubrik/b2/ekonomihttp://print.kompas.com/rubrik/b1/politikhttp://print.kompas.com/http://ads.print.kompas.com/www/delivery/ck.php?oaparams=2__bannerid=259__zoneid=127__cb=2a2629fc75__oadest=http%3A%2F%2Fprint.kompas.com%2Fberitaterbaruhttp://print.kompas.com/http://kompas.tv/http://kompas.com/http://profile.print.kompas.com/profil/http://epaper.kompas.com/kompas/http://klasika.kompas.com/http://kiosk.kompas.com/http://print.kompas.com/http://print.kompas.com/
  • 7/25/2019 Bangsa Besar Itu Bernama Myanmar

    2/3

    Harian Kompas adalah surat kabar Indonesia yang berkantor pusat di

    Jakarta. Kompas diterbitkan oleh PT Kompas Media Nusantara yang

    merupakan bagian dari kelompok usaha Kompas Gramedia (KG),

    yang didirikan oleh PK. Ojong (almarhum) dan Jakob Oetama sejak

    28 Juni 1965.

    Mengusung semboyan "Amanat Hati Nurani Rakyat", Kompas dikenal

    sebagai sumber informasi tepercaya, akurat, dan mendalam.

    KRITIK & SARAN NEWSLETTER

    REDAKSI

    Gedung Kompas Gramedia

    Jalan Palmerah Selatan 26-28

    Jakarta 10270 Indonesia

    021 - 534 7710/20/30, 530 2200

    IKLAN

    Gedung Kompas Gramedia

    Jalan Palmerah Selatan 15

    Jakarta 10270 Indonesia

    021 - 5367 9909, 5367 9599

    [email protected]

    TENTANG KAMI

    Profil Perusahaan

    Tonggak Sejarah

    PRODUK

    KOMPAS Kiosk

    print.kompas.com

    KOMPAS ePaper

    IKLAN

    Tarif Iklan Reguler

    Tarif Iklan Klasika

    Info Klasika

    Rakyat Myanmar MemilihCetak | 8 November 2015

    ... Kyi diperkirakan memenang i pemilu.Indonesia

    mengapresiasi ... Saya akan menerima

    pemerintahan baru yang dibentuk berdasarkan

    ... mengubah politik Myanmar yang didominasi

    Fokus ke Dalam NegeriCetak | 12 Juni 2015

    ... global. Kondisi ini membuat konsumsi dalam

    negeri juga melemah. Padahal, selama ini ...

    kegiatan manufaktur dan produksi di dalam

    negeri. Konsumsi yang ada lebih banyak dipenuhi

    NLD Siapkan StrategiCetak | 6 November 2015

    ... jika partai yang dipimpinnya memenangi

    pemilu yang digelar 8 November. Cara ... Sebagai

    catatan, konstitusi Myanmar yang dibuat di

    bawah rezim militer ... membangun aliansi.

    Jalan Panjang Menuju IndustriPonsel Dalam Negeri

    Siang | 1 Juni 2015 15:16 WIB

    ... Informasi bahwa ponsel premium dirakit di

    dalam negeri bisa memiliki dua konsekuensi. Yang

    ... pemerintah terkait tingkat kandungan dalam

    Industri Dalam Negeri MintaDilibatkan

    Cetak | 3 Februari 2015

    ... mdash; Industri peralatan pembangkit di

    dalam negeri meminta pemerintah memberi

    ruang bagi ... 000 megawatt. Apalagi, industri di

    Imbauan Menggunakan KapalProduksi Dalam Negeri DisambutPositif Industri

    Siang | 22 Juni 2015 15:38 WIB

    ... untuk mendorong pemakaian kapal produksi

    dalam negeri. Langkah tersebut diyakini akan

    Kirim

    Kusumastuti Sutadi

    Tulis Komentar...

    kementerian penting-Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pertahanan, serta

    Kementerian Urusan Perbatasan-masih dikuasai pejabat angkatan bersenjata

    meskipun NLD memenangi pemilu dan berpengaruh besar dalam menentukan

    sosok presiden Myanmar nanti.

    Kementerian Dalam Negeri membawahkan Departemen Administrasi Umum,

    tulang punggung seluruh administrasi lokal, serta menaungi kepolisian.

    Menurut konsultan politik dan mantan pejabat PBB di Myanmar, Richard Horsey,

    tak mungkin mengelola Myanmar tanpa didampingi Kementerian Dalam Negeri,

    yang berarti harus merangkul pemimpin militer (International New York Times

    edisi 10 November 2015).

    Menyadari peran militer yang tetap besar pasca pemilu 2015, Suu Kyi pun

    segera bertemu dengan Pemimpin Angkatan Bersenjata Jenderal Min Aung

    Hlaing dan Presiden Thein Sein setelah mengetahui partainya menang. Ia ingin

    memberi isyarat bahwa dirinya bersedia bekerja sama dengan militer. Hal ini

    perlu dilakukan agar militer tidak cemas terhadap pemerintahan baru nanti.

    Mengingat perwakilan militer mencapai 25 persen dari total kursi di parlemen,

    serta birokrasi dan aparat keamanan masih berada di bawah kendali militer,

    pemerintahan baru hanya akan memiliki pengaruh kecil di bidang keamanan

    serta reformasi politik. Mark Farmaner, Direktur Burma Campaign UK,

    menyatakan, ruang luas yang tersisa bagi pemerintahan baru berada di bidang

    kesehatan, pendidikan, dan pertanian (Sebastian Strangio, "Myanmar's

    Elections: What Now?" pada situs Thediplomat.com).

    Bagaimanapun, hal itu tetap merupakan kemajuan. Dengan fokus pada tiga

    bidang itu, pemerintah baru Myanmar tetap berpeluang mendorong

    pembangunan agar lebih merata. Selanjutnya, kelas menengah yang solid

    diharapkan dapat terbentuk dan menjadi pendorong perubahan lebih luas, yang

    meliputi reformasi di sektor birokrasi dan keamanan. Ketika saat itu tiba,

    semoga militer benar-benar mau pamit dari gelanggang politik dan Myanmar

    kembali bangkit sebagai bangsa yang besar. (A TOMY TRINUGROHO)

    Ve rsi cetak artikel ini te rbit di harian Ko mpas edisi 27 D esemb er 20 15, d i halaman 6 de ngan jud ul

    "Bangsa Besar Itu Be rnama Myanmar".

    BACA JUGA

    KOMENTAR

    0 1 0

    Bangsa Besar Itu Bernama Myanmar 30/12/2015

    http://print.kompas.com/baca/2015/12/27/Bangsa-Besar-Itu-Bernama-Myanmar 2 / 3

    http://infoklasika.print.kompas.com/http://profile.print.kompas.com/tarif-iklan/#klasikahttp://profile.print.kompas.com/tarif-iklan/#regulerhttp://epaper.kompas.com/http://print.kompas.com/http://kiosk.kompas.com/http://profile.print.kompas.com/sejarah/http://profile.print.kompas.com/profil/mailto:[email protected]?Subject=Kabar%20dari%20Pembacahttp://profile.print.kompas.com/beranda/newsletter/http://print.kompas.com/kompas-support?p=contactushttp://ads.print.kompas.com/www/delivery/ck.php?oaparams=2__bannerid=291__zoneid=223__cb=8f92f01173__oadest=http%3A%2F%2Fklasika.kompas.com%2Fhttp://print.kompas.com/2015/06/22/Imbauan-Menggunakan-Kapal-Produksi-Dalam-Negeri-Di?utm_source=bacajugahttp://print.kompas.com/2015/02/03/Industri-Dalam-Negeri-Minta-Dilibatkan?utm_source=bacajugahttp://print.kompas.com/2015/06/01/Jalan-Panjang-Menuju-Industri-Ponsel-Dalam-Negeri?utm_source=bacajugahttp://print.kompas.com/2015/11/06/NLD-Siapkan-Strategi?utm_source=bacajugahttp://print.kompas.com/2015/06/12/Fokus-ke-Dalam-Negeri?utm_source=bacajugahttp://print.kompas.com/2015/11/08/Rakyat-Myanmar-Memilih?utm_source=bacajugahttps://plus.google.com/share?url=http://kompasprint.com/1O04nhttps://www.facebook.com/sharer/sharer.php?u=http://kompasprint.com/1O04nhttps://twitter.com/intent/tweet?url=http://print.kompas.com/baca/2015/12/27/Bangsa-Besar-Itu-Bernama-Myanmar&via=hariankompas&related=hariankompas&text=Bangsa+Besar+Itu+Bernama+Myanmar
  • 7/25/2019 Bangsa Besar Itu Bernama Myanmar

    3/3

    Tanya Jawab Hubungi Kami Media Sosia l

    Copyright 2013 - 2015 Kompas. All rights reserved.

    Bangsa Besar Itu Bernama Myanmar 30/12/2015

    http://print.kompas.com/baca/2015/12/27/Bangsa-Besar-Itu-Bernama-Myanmar 3 / 3

    http://profile.print.kompas.com/media-sosial/http://print.kompas.com/kompas-support?p=contactushttp://print.kompas.com/kompas-support?p=faq&sp=kompasprinthttp://www.youtube.com/hariankompashttp://www.facebook.com/kompasfbhttp://twitter.com/hariankompas