Bamboo Manual Bahasa - Bab 2 Small

download Bamboo Manual Bahasa - Bab 2 Small

of 18

Transcript of Bamboo Manual Bahasa - Bab 2 Small

  • 7/24/2019 Bamboo Manual Bahasa - Bab 2 Small

    1/18

    2

    Pertumbuhan Bambu

    Anatomi Bambu

    Pertumbuhan, Lingkungan dan Siklus

    Lima Unsur Energi

    Siklus Ekologi & Siklus-siklus Kunci

    PERTUMBUHAN & EKOLOGI BAMBU

  • 7/24/2019 Bamboo Manual Bahasa - Bab 2 Small

    2/18

    Ada dua pengelompokan utama bambu, simpodial (rumpun) danmonopodial (rambat).

    Cabang bambu simpodial yang tersembunyi di bawah tanah disebut

    rhizoma atau rimpang berupa jaringan yang saling berhubungan yang

    menyerupai tangkai payung. Tunas rebung muncul dari akar rimpang ini,

    menjadi rebung dan bambu muda ketika muncul ke permukaan tanah.

    Jarak antara induk dan anak berdekatan, sehingga bambu simpodial tum-

    buh dalam rumpun.

    Bambu simpodial adalah jenis dominan yang tumbuh di daerah tro-

    pis dan merupakan subjek utama dalam buku ini, yang mana khusus

    membahas pengelolaan bambu rumpun bambu simpodial tropis untuk

    meningkatkan produksi tunas yang pada akhirnya meningkatkan jumlah

    batang bambu.

    Bambu monopodial dikenal sebagai bambu merambat, karena akar rim-

    pang atau rhizomanya muncul jauh dari pohon induknya. Tunas menye-

    bar dari mata tunas yang terdapat pada akar rimpang, dan dapat munculke permukaan tanah sebagai runas bambu atau menjadi akar rimpang

    baru. Bambu monopodial dan jenis ketiga yakni amphipodial (campuran

    antara monopodial dan simpodial) tidak akan dibahas dalam buku ini.

    Bagian berikutnya akan memberikan informasi tentang anatomi, per-

    tumbuhan dan ekologi bambu dalam ekosistem. Untuk informasi yang

    lebih lengkap tentang topic ini, silakan lihat daftar sumber pada bagian

    akhir buku ini. Pemahaman yang lebih baik tentang bambu, baik sebagai

    tumbuhan maupun sebagai bagian dari ekosistem, akan dapat memban-

    tu pengelola atau petani membuat keputusan yang lebih baik berkaitan

    dengan pengelolaan rumpun bambu.

    2.1BAMBOO

    GROWTH

    THE ENVIRONMENTAL BAMBOO FOUNDATION

    17

  • 7/24/2019 Bamboo Manual Bahasa - Bab 2 Small

    3/18

    2.2ANATOMY OF

    BAMBOO

    CHAPTER 2 - BAMBOO GROWTH & ECOLOGY

    18

    Rumpun- Satu kelompok bambu

    simpodial disebut dengan rumpun. Satu

    rumpun bambu bisa memiliki hingga 300

    batang bambu jika tidak pernah ditebang.Rumpun yang dikelola secara reguler

    dapat memiliki hingga 100 batang bambu.

    Batang Bambu- Merupakan bagian rumpun

    bambu yang muncul di permukaan tanah. Dalam

    istilah botani tunas ini sebenarnya adalah cabang

    dari rumpun. Batang bambu tumbuh mencapai

    ukuran maksimal dalam waktu 6 hingga 8 bulan.Batang terbagi menjadi tiga bagian yakni, pucuk,

    tengah dan pangkal.

    1) Bagian pucuk bambu terdiri atas cabang

    dan daun dan memiliki fleksibilitas yang tinggi

    dalam menghadapi angin kencang.

    2) Bagian tengah bambu memiliki strukturyang lebih kaku untuk mendukung bambu

    tumbuh tinggi menembus kanopi agar cukup

    mendapatkan cahaya matahari untuk fotosin-

    tesis.

    3) Bagian pangkal terdiri atas akar dan dan

    mata tunas (yang akan menjadi rizoma ketika

    tumbuh)

    Buku-buku- Merupakan batas pembagi ruas-ruas

    batang bambu. Buku-buku membuat bambu kuat

    dan merupakan daerah batang yang memiliki serat

    radial horizontal.

    Ruas- Bagian antara buku-buku . Memiliki serat

    vertikal yang terhubung dengan buku atas danbawah membentuk serat-serat yang memberikan

    kekuatan maksimal dengan jumlah serat minimal.

  • 7/24/2019 Bamboo Manual Bahasa - Bab 2 Small

    4/18

    THE ENVIRONMENTAL BAMBOO FOUNDATION

    19

    Kelopak - Melindungi rebung dan

    bambu muda, sangat penting dalam

    identifikasi bambu.

    Rebung- Bambu muda yang baru

    muncul dari tanah. Kebanyakanspesies dapat dimakan, beberapa

    spesies sangat pahit.

    Cabang- Cabang muncul dari mata tunasyang ada di buku-buku bambu. Berguna

    dalam menentukan umur bambu dan

    juga dalam pembudidayaan bambu (per-

    banyakan menggunakan ranting)

    Daun- Ukuran, sudut dan kadar lilin

    daun bambu berbeda tergantung dari

    jenisnya dan asal bambu. Silika yang

    terdapat pada daun bambu membuatnyatahan terhadap suhu panas dan mening-

    katkan penyerapan cahaya untuk proses

    fotosintintesis dan pertumbuhan yang

    cepat.

    Rizoma/Akar- Bambu simpodial memiliki sistem akar yang

    menyerupai jaring yang muncul dari akar rimpang di bawah

    tanah. Jaringan akar ini tersebar hingga 15 meter dari pusat

    rumpun. Akar-akar yang terdekat dengan rumpun (kurangdari 5m) menyerap air dan hara, sementara akar yang lebih

    jauh (lebih dari 5m) fungsi utamanya adalah menyerap air.

    Sistem akar bambu relatif dangkal, meski kadang bisa men-

    capai kedalaman hingga 2 meter di dalam tanah.

  • 7/24/2019 Bamboo Manual Bahasa - Bab 2 Small

    5/18

    2.3GROWTH &

    ENVIRONMENT

    2.3.1

    CYCLE OF THE

    FIVE ELEMENTAL

    ENERGIES

    WATER PHASE

    WOOD PHASE

    Peradaban kuno Cina menempatkan unsur alam dalam filsafat nya yangterkenal. Siklus yang digambarkan dalam lima unsur energi dapat di-

    gunakan sebagai analogi untuk memahami pertumbuhan tahunan dari

    rumpun bambu.

    Siklus kelima unsur energi menggambarkan berbagai tahap dari suatu

    siklus dasar alam. Kelima unsur tersebut adalah Air, Kayu, Api, Tanah

    dan Logam. Istilah ini diciptakan dalam zaman natural (?)telah mem-

    berikan manfaat, meski pemikir ilmiah moderen tidak memahami termi-

    nologi untuk melihat maknanya.

    Air adalah unsur energi yang menggambarkan Yin yang sangat besar

    dalam siklus sistem. Ia mewakili periode istirahat dan ketenangan. Pada

    tahap ini energi disimpan, menunggu saat untuk dilepaskan untuk tahap

    aktifitas dan siklus berikutnya.

    Jika dikaitkan dengan petumbuhan bambu, fase ini terjadi pada musim

    dingin di kawasan kutub atau pada musim kering di kawasa tropis dan

    subtropis. Bambu menyimpan energinya dengan bersifat tidak terlaluaktif. Energi air terkonsentrasi dengan tenaga yang besar, berhubungan

    dengan benih, energi yang fundamental bagi kehidupan berupa energi

    potensial. Ia terdiri dari air dan mineral yang terdapat dalam tumbuhan

    bambu, memperkuat dan memberikan nutrisi pada batang bambu.

    Jika energi ini dapat disimpan, pertumbuhan rebung akan sengat

    baik pada siklus berikutnya. Jika energi tersebut terbuang, akan terjadi

    kekurangan energi pada siklus-siklus selanjutnya. Yang dapat menghabis-

    kan energi air dalam bambu (atau tumbuhan/makhluk hidup lain) adalah

    stress. Pengelolaan bambu yang baik mengurangi stress dan menjaga

    energi air.

    Kayu mewakili fase berikutnya dalam siklus. Dalam fase ini energi yang

    telah terkonsentrasi dan tersimpan secara cepat dilepaskan, memicu

    periode aktifias baru. Kayu merupakan usnur energi yang ekspansif, me-

    micu aktifitas kelahiran kembali. Pada bagian utara dan selatan bumi,

    musim semi digambarkan dengan unsur kayu, sementara di kawasa tro-

    pis dan subtropis awal musim hujan merupakan saat yang subur untuk

    pertumbuhan.

    CHAPTER 2 - BAMBOO GROWTH & ECOLOGY

    20

  • 7/24/2019 Bamboo Manual Bahasa - Bab 2 Small

    6/18

    Bambu memberikan contoh akan energi kayu lebih baik dari keban-yakan tumbuhan kayu. Bambu yang menimpan energi dengan baik pada

    musim dingin ataupun kemarau, mengalami pertumbuhan yang luar bi-

    asa akibat sinergi antara air dan energi sinar matahari. Rebung secara

    nyata menyembul keluar ke permukaan tanah pada awal musim hujan

    atau semi, terus tumbuh bahkan hingga 1 meter par hari pada beberapa

    spesies bambu. Kayu merupakan energi dari rebung dan bambu muda.

    Agar energi kayu dapat terjadi pada bambu, penyimpanan energi pada

    fase air, juga dibutuhkan kondisi pertumbuhan yang alami (ketersediaanair, unsur hara, cahaya, udara, dll). Berdasarkan enam langkahpengeloaan

    bambu yang terdapat pada Bab empat adalah ketika dimana energi kayu

    dapat sepenuhnya teralisir dan menghasilkan pertumbuhan bambu yang

    maksimal.

    Fase energi berikutnya adalah Api. Dimulai ketika ledakan energi kayu

    telah berakhir dan menjadi aktifitas yang berkelanjutan. Energi selama

    fase api ini memiliki mobilitas tingi dan dan dapat keluar secara bebas.

    Dalam tahap ini, bambu muda mulai membentuk daun-daun, sedangkanyang tua sudah mengalami fotosintesis secara penuh. Produksi gula, dan

    pertukaran carian dalam bambu berada pada tingkat puncaknya. Rum-

    pun bambu yang baik akan terlihat hijau dan rimbun. Fase ini terjadi

    pada musim panas di kawasan subtropis dan di pertengahan musim hu-

    jan di kawasan tropis. Api merupakan energi pertumbuhan yang perla-

    han hingga mencapai maksimal, ketika daun bambu muda mulai tumbuh,

    bambu yang lebih tua mencapai tingkat kekuatan yang penuh (yang di-

    capai dalamwaktu 3-4 tahun). Ketika energi api berkurang, bambu muda

    tidak akan mencapai pertumbuhan yang penuh, akan mengalami bentuk

    lancip, kurang akan pertumbuhan daun, ruas yang pendek dll. Bambu

    tua dan muda juga sama, tanpa energi yang cukup dapat terserang hama

    dan penyakit disamping mengalami pertumbuhan yang buruk.

    Rerumputan dan tumbuhan lainnya juga tumbuh dengan subur pada

    fase ini, sehingga perlu di bersihkan dan dijajikan kompos. Untuk men-

    jaga energi api, bambu memerlukan ruang, berupa lingkungan tumbuh

    yang seimbang (lihat bagian 4.1), nutiris, air, sinar matahari dll. Kerindan-

    gan daun merupakan indikator yang baik untuk mengetahui kemampuan

    rumpun bambu memanfaatkan fase api untuk pertumbuhannya.

    THE ENVIRONMENTAL BAMBOO FOUNDATION

    21

    FIRE PHASE

  • 7/24/2019 Bamboo Manual Bahasa - Bab 2 Small

    7/18

    Fase api diikuti oleh fase Logam ketika musim panas diikuti oleh musimgugur atau pada saat antara musim hujan dan musim kemarau terjadi.

    Logam merupakan tahap dimana energi disimpan, Sisa energi dari tahap

    api diakumulasi dan tidak dilepaskansecara bebas. Proses esensial dalam

    siklus energi telah lengkap pda tahap api dan hasilnya siap untuk diaku-

    mulai, diolah dan disimpan. Kebangyakan energi pada bambu disimpan

    dibawahtanah pada sistem akar rimpangnya.

    Selama fase ini, terjadi dua proses penting yakni pemanena bambu

    dapat dimulai (resiko merusak pertumbuhan generasi berikutnya lebihkecil dibandingkan dengan tahap Kayu dan Api) dan pelepasan produk-

    produk yang terbentuk pada tahap api (sebagian besar berupa daun

    yang jatuh). Tumbuhan bambu kehilangan energi dan unsur haranya,

    shingga ini merupakan cara bambu menyiapkan diri untuk tahap air beri-

    kutnya ketika energi (dan sumberdaya lain seperti air dan nutrisi ditrans-

    portasikan oleh air) terbatas. Selama fase air, tumbuhan tidak mampu

    mendukung aktifitas seperti pertumbuhan atau sistem penyimpanan

    seperti biomas yang tinggi dari daun, sebalinya, tidak ada cukup energi

    tersedia seteah fase Air mengakibatkan fase Kayu berikutnya akan men-jadi lemah, berakibat rawannya bambu pada penyakit dan pertumbuhan

    yang buruk.

    Sangat penting pada fase ini untuk menangkap kembali energi yang cu-

    kup dan mengembalikannya pada tumbuhan pada masa fase air, untuk

    memungkinkan tumbuhan menjalani pertumbuhan yang biak pada siklus

    berikutnya. Salah satu cara melakukan ini adalah dengan memproses

    daun yang jatuh dan mengembalikannya ke tumbuhan dalam bentuk

    kompos. Jika energi yang terakumulasi tidak cukup, fase air akan gagal

    atau kehabisan energi sehingga menggangu keseluruhan siklus.

    CHAPTER 2 - BAMBOO GROWTH & ECOLOGY

    22

    METAL PHASE

  • 7/24/2019 Bamboo Manual Bahasa - Bab 2 Small

    8/18

    Sebagai tambahn dari dari empat fase pokok di atas, juga dikenal elemenenergi tambahan yang melekat pada siklus kehidupan. Unsur energi ke-

    lima ini disebut Tanah. Berkaitan dengan bambu, fase Tanah berhubungan

    dengan keseimbangan, rumpun bambu yang subur. Bambu dapat tumbuh,

    menghasilkan dan mendukung bertumbuhan tunas baru (rebung), dan

    membangun ketahanan terhadap hama dan penyakit. Rumpun bambu

    juga dapat beristirahat dan menyimpan energi dengan baik, tidak ter-

    lalu banyak daun yang jatuh pada musim kemarau, dan rizoma tersebar

    dalam tenah berongga yang telah diseapkan untuk menghasilkan pertum-

    buhan tunahs yang baik. Sehingga baik pada musim dinging atau panas,hujan atau kemarau, rumpun bambu berada pada kondisi yang sehat

    dalam fase Tanah. Perawatan bambu dalam fase tanah penting dalam

    langkah pengelolaan disini. Akan didapati bahwa perawatan bambu yang

    telah dikelola dengan baik merupakan pekerjaan sederhana, menyenang-

    kan dan menguntungkan.

    Diagram berikut ini menggambarkan hubungan antara lima unsur energi

    yang telah dibahas di atas.

    Pada diagram di atas, dua siklus bekerja pada waktu bersamaan. Pertama

    disebut Siklus Penciptaan (tanda panah solid). Air neik ke Kayu, Kayu

    menciptakan Api, Api menghasilkan Tanah, Tanah menghasilkan Logam

    dan kembali ke Air.

    Siklus kedua merupakan kontrol/pengendalian (tanda panah dengan

    garis putus). Air mengendalikan api, Api mengendalikan Logam, Logam

    mengendalikan Kayu, Kayu mengendalikan Tanah, dan Tanah Mengenda-

    likan Air. Meski pembahasan tentang bambu disini bersinggungan dengan

    metafisis, kesadaran akan siklus alami dan kemampuan mendeteksi gang-

    guan dalamberbagai tahap merupakan keahlian dan pengetahuan yang

    sangat dibutuhkan oleh praktisi dalam pengelolaan bambu.

    THE ENVIRONMENTAL BAMBOO FOUNDATION

    23

    API

    TANAH

    LOGAMAIR

    KAYU

    EARTH PHASE

  • 7/24/2019 Bamboo Manual Bahasa - Bab 2 Small

    9/18

    Pertumbuhan satu batang bambu, mulai dari rizoma hingga ketinggianmaksimalnya terjadi pada fase Kayu dan Api. Pertumbuhan ini telah dit-

    erangkan oleh ahli bambu seperti Dr. Walter Liese, juga oleh pengelola

    perkebunan bambu Mizoram di India, Dr. Fu Maoyi dari Chinese Acad-

    emy of Forestry menerangkan lima fase pertumbuhan bambu berikut

    ini (Fu Maoyi, 2007)

    1) Differensiasi Mata Tunas

    Terjadi pada awal musim hujan dan berakhir selama 1-2 bulan. Fase ini

    ditandai dengan tonjolan tunas pada pangkal bambu. Batang denganumur 1-4 tahun dapat menghasilkan mata tunas, baik yang dapat tum-

    buh menjadi rebung maupun tidak.

    II) Pertumbuhan Mata Tunas

    Fase ini terjadi pada bulan ke tiga setelah diferensiasi mata tunas. Pada

    fase ini, tonjolan mata tunas mulai membentuk rebung muda.

    III) Rebung Awal

    Rebung menyembul ke permukaan tanah, tumbuh hingga mencapaiukuran rebung maksimal (30 cm pada Gigantochlos, 50 cm pada den-

    drocalamus), fase ini terjadi dalam waktu 15 hari. Inilah saatnya pem-

    bentukan bambu.

    maybe a phase between these two, where shooted bamboo is undergo-ing physiological processes b4 the big growth spurt (call W. Liese)

    IV) Ledakan Pertumbuhan

    Antara rebung ke bambu muda berlangsung antara 30-45 hari. Bambu

    akan tumbuh sekitar 80% dari pertumbuhannya pada periode ini dan

    membutuhkan nutrisi dan air yang cukup.

    V) Fase Penutup

    Daun mulai terbentuk dan batang bambu mencapai ukuran penuh.

    .

    2.3.2MAIN PHASES OF

    GROWTH OF A

    BAMBOO CULM

    CHAPTER 2 - BAMBOO GROWTH & ECOLOGY

    24

  • 7/24/2019 Bamboo Manual Bahasa - Bab 2 Small

    10/18

    J J A S O N D J F M A M

    Kalendar pertumbuhan G. Apus yang umum untuk wilayah Jawa/Bali.

    I II III IV V

    J J A S O N D J F M A M

    Kalender Pertumbuhan Umum Petung di Jawa dan Bali

    I II III IVV

    ask solichin to try and depictthis for each species to the left,graphically.

    Need reference photos

    THE ENVIRONMENTAL BAMBOO FOUNDATION

    25

  • 7/24/2019 Bamboo Manual Bahasa - Bab 2 Small

    11/18

    Faktor Lingkungan PentingBeberapa faktor lingkungan penting yang mempengaruhi pertumbuhan

    bambu adalah:

    Curah hujan - Khususnya selama musim rebung dan pada tahap ledakan

    pertumbuhan, bambu membutuhkan kelembaban yang cukup untuk

    berkembang secara baik.

    Kelembaban Tanah - Berbeda tergantung spesiesnya, Menjaga kelemba-

    ban tanah pada musim kering disekeliling rumpun merupakan langkahpenting yang dilakukan dengan pemulsaan dan peningkatan unsur or-

    ganik tanah. Tanah yang terlalu lembang atau genangan air merupakan

    masalah pada bambu dan dapat meningkatkan serangan jamur. Drainase

    yang layak merupakan prioritas ketika air mempengaruhi pertumbuhan

    bambu.

    Temperatur - Ini tergantung dari kerimbunan daun bambu atau pohon

    lainnya di hutan campuran. Bambu yang tumbuh di kemiringan tinggi

    harus naik lebih tinggi (biasanya tumbuh lebih lurus) untuk mendapatkantambahan sinar matahari.

    Temperature - In the tropics, temperature may be less of an issue than

    in temperate zones.

    Tanah - Bambu tumbuh pada berbagai jenis tanah, tapi bambu sim-

    podial tropis yang banyak digunakan untuk keperluan konstruksi lebih

    menyukai tanah yang kaya akan unsur organik. Bagian besar dari buku ini

    membahas tentang tanah dan pengelolaan nutrisi tanah.

    Topografi - Berbagai bambu tumbuh lebih baik/jelek tergantung pada

    topografi. Beberapa jenis baik pada permukaan rendah, kaya akan lum-

    pur yang selalu memiliki kadar air tinggi. Jenis lain tumbuh baik pada

    ketinggian lereng, lahan dengan drainase yang baik. Denrocalamus dan

    Gigantochloa tumbuh baik di lereng, cenderung tumbuh lurus sehingga

    menghasilkan kayu yang berkualitas tinggi.

    Pengaruh Manusia - Bambu, khususnya yang dikelola atau di agro-eko-

    sistem akan tergantung pada faktor manusia, khususnya penerimaan

    secara sosial terhadap bambu. Ini akan tergantung pada nilai ekonomi

    yangdiberikan oleh bambu dan pemahaman akan manfaat lingkungan

    dari keberadaan hutan bambu.

    2.3.3ENVIRONMENTAL

    FACTORS

    something more vi-sual with regards to

    bamboo and waterwater inputs andoutputs

    CHAPTER 2 - BAMBOO GROWTH & ECOLOGY

    26

  • 7/24/2019 Bamboo Manual Bahasa - Bab 2 Small

    12/18

    Sama seperti ekosistem lain, hutan atau perkebunan bambu dikendalikan oleh sejumlah siklus, masing-masing dengan variabel penting yang

    mengatur siklus tersebut. Siklus ini dapat berupa siklus biotik yang cepat

    yang terjadi dalam rumpun bambu (seperti serangga, hewan, microor-

    ganisme lainnya), hingga proses abiotik yang lebih lambat (air, karbon,

    nitrogen, fosfat) yang terjadi pada tinggat ekosistem. Bambu yang ter-

    dapat dalam lingkungan hutan secara aktif mempengaruhi siklus alami

    yang menuntun pada stabilitas dalam konteks habitat mikro (dalam ta-

    nah dibawah rumpun, da dibawah rimbunan dedaunan bambu), begitu

    bula pada skala sistem yang lebih besar (pada hutan itu sendiri), inidapat dilihat sebagai suatu siklus yang diatur sendiri oleh sistem terse-

    but. Bambu meningkatkan habitatnya sendiri, menyeimbangkan fluktuasi

    lingkungan yang terjadi pada sistem. Hutan bambu memiliki tingkat ket-

    ahanan ekologi yang tinggi.

    Berikut ini adalah penjelasan tentang proses penting dan variable yang

    menentukan dinamisme pada tingkat tumbuhan (rumpun) dan pada

    tingkat hutan.

    Proses Penting ke - 1 : Dekomposisi Daun, menciptakan Kestabilan

    Habitat Micro.

    Energi disimpan dalam bentuk organik di dalam tanah dan dibawa ke

    dalam sistem oleh mikro organisme, serangga pemakan detritus dan ak-

    tivitas yang dilakukan oleh cacing. Bahan organik sebagian besar dipero-

    lah dari tanaman bambu sendiri (daun, kelopak, tunggul yang membu-

    suk dan akar) dan dari vegetasi hutan lainnya. Bahan organik juga dibawa

    kehutan oleh air hujan dan dari sumber luar lainnya.

    Sisa dari bambu sendiri, membutuhkan waktu yang cukup lama untuk

    didekomposisi dalam situasi alami, ini disebabkan oleh tingginya kadar

    silika. Kebanyakan tumbuhan sulit menyerap silika, kecuali jenis rerum-

    putan seperti bambu. Silika juga sulit untuk diurai, dan membutuhkan

    waktu yang lama. Ini menyebabkan lingkungan permukaan tanahcukup

    stabil pada waktu yang lama, lebih stabil dari pada lingkungan tumbuhan

    yang cepat mengalami pembusukan.

    Dekomposisi yang perlahan dan stabil merupakan faktor penting yang

    menjadikan ekosistem bambu berbeda dan memberikan tingkat per-

    tumbuhan luar biasa serta keberadaan biomasa yang berlimpah.

    2.4ECOLOGICAL

    CYCLES

    2.4.1

    KEY PROCESS #1

    make this visual -

    do a cenceptual illustrationdo-shi-sha univ. illustra-

    tionon silica structure inbamboo - get

    case study illustration- next to the bamboo, a

    profile of slowly breakingdown leaf material.

    THE ENVIRONMENTAL BAMBOO FOUNDATION

    27

    LINK TO WATER-

    SHEDS PAPERTS GTZ

    2003.

    Resources: The Resourcethat the Key Variables

    Discussion is from.

  • 7/24/2019 Bamboo Manual Bahasa - Bab 2 Small

    13/18

    Proses Penting ke - 2 : Aktivittas Jaringan Akar dan RizomaMemperbaiki Struktur Tanah dan Penyerapan Air.

    Faktor penting lain yang menyumbang pada pertumbuhan luar-

    biasa bambu simpodial adalah aktifitas jaringan akar dan rizoma.

    Sistem akar dan rizoma yang dangkal tersebar luas dibawah

    permukaan tanah. Sistem perakaran ini berperan memperbaikistruktur tanah. Akar bambu menyebar jauh di tanah sekelilingnya,

    hingga 15 meter bahkan lebih dari pusat rumpun bambu. Jarin-gan ini berperan dalam menahan air, menjadikan tanah disekelil-ing bambu seperti spons. Ketika akar mati dan membusuk, tanah

    tyang ditempatinya akan menjadi berporos dan memiliki ucukp

    udara, yang juga baik untuk penyerapan air.

    Sangat sedikit tumbuhan lain yang memiliki sistem akar seperti

    bambu. Sistem akar rimpangnya yang kuat dan luas memecahtanah yang tidak dijangkau oleh tumbuhan lain. Aktifitas ini men-

    ciptakan lapisan tanah berporos dengan drainase yang baik.

    Vigorous growth by the

    root and rhizome network

    acts to physcially loosen soils

    and improve soil structure.

    2.4.2KEY PROCESS #2

    CHAPTER 2 - INTRODUCTION

    28

    Dengan memperbaiki struktur tanah disekelilingnya (lihat Bab. 4,

    bagian 3 untuk informasi yang lebih rinci tentang struktur tanah),

    serta meningkatkan penyerapan air dan meberikan drainase yangbaik, tumbuhan bambu dapat memperbaiki struktur tanah yang

    rusak.

  • 7/24/2019 Bamboo Manual Bahasa - Bab 2 Small

    14/18

    Akumulasi hasil dari Proses Penting Pertama (lapisan tanah kaya organikdan stabil akibat kadar silika tinggi, dekomposisi bambu yang perlahan)

    dan Proses Penting Kedua (tanah berporos dan berongga) menciptakan

    kondisi yang mendukung perkembangan mikro organisma (Lihat Bab

    4, Bagian 3, hal 80-81 untuk percobaan perbadingan mikro organisme

    yang ditemukan di hutan bambu dan jenis tanah lainnya). Aktivitas mi-

    croorganisme meningkatkan kualits tanah dengan caramenyediakan nu-

    trisi pada tumbuhan. Seluruh faktor ini membantu bambu memperolah

    tingkat pertumbuhan yang berbeda dari jenis tumbuhan lainnya (bahkan

    hingga 1.5 meter lebih per hari pada spesies D. asper)

    Proses Penting ke - 3 - Kapasitas Menyimpan Air oleh Sistem Akar

    Proses penting ke tiga yang memungkinkan pertumbuhan bambu yangluar biasa adalah adalah kapasitas akar bambu dalam menyimpan air.

    Rambut-rambut yang terdapat pada akar bambu memiliki kemampuan

    mengembang yang luar biasa seihingga membuat bambu memiliki kapa-

    sitas menyimpan air yang sangat tinggi. Sehingga bambu dapat berfungis

    sebagi aquifer hidup yang menyimpan air untuk keperluan dimasa yang

    akan datang.

    THE ENVIRONMENTAL BAMBOO FOUNDATION

    29

    2.4.3

    KEY PROCESS #3

    Daun yang jatuh bersamaan den-

    gan pembusukan bagian bambu

    lainnya di dekomposisi perlahan

    dan menciptakan lapisan organik

    tanah yang stabil (a)

    Pada saat bersamaan aktifitas

    penggemburan tanah, jaringan

    rizoma dan akar rimpang bambu

    (b)kondisi tanah menjadi opti-

    mal untuk perkembangan mikro

    organisme yang pada akhirnya

    meningkatkan tekstru tanah dan

    menyediakan nutrisi pada bambu.

    b

    a

  • 7/24/2019 Bamboo Manual Bahasa - Bab 2 Small

    15/18

    Untuk mendukung pertumbuhan rebung yang luar biasa hingga menca-pai 1,5 meter per hari, bambu harus memilki tekanan hidrostatis yang

    tinggi. Air tanah bersama dengan air yang diikat oleh sistem akar dangkal-

    nya sangat penting untuk pertumbuhan ini. Energi yang mengalir dalam

    sistem bambu dimulai dengan aktifitas mikro organisme (bakteri dan

    jamur) yang menguraikan unsur organis. salah satu jenis jamur berguna

    yang ditemukan pada banyak jenis bambu simpodial adalah Trichderma

    spp. Pada saat bersamaan, cacing dan serangga pemakan detritus sep-

    erti kumbang dan larva lalat juga membantu dalam pembusukan bahan

    organik. Diagram berikut ini menggambarkan aliran energy di seluruh

    rumpun bambu.

    musuh alami

    hama

    bahan organik

    pemakan detritussiklus

    mikro organismetumbuhan bambu

    2.4.4

    ENERGY FLOW

    CHAPTER 1 - INTRODUCTION

    30

    talk to valerie smith ofcanada re: trichodermaask reef for email

    get the crc press ecolog-ical based pest mgmt(in the book agroeco-system mgmt) by thepoles

  • 7/24/2019 Bamboo Manual Bahasa - Bab 2 Small

    16/18

    Sebagai tambahan atas kondisi pertumbuhan yang luar biasa, akibat ket-ersediaan nutrisi, bambu yang tumbuh secara alami di hutan pada um-

    umnya memiliki tingkat resistensi yang tinggi terhadap serangan hama

    dan penyakit. Hama dan penyakit dapat menyerang semua bagian bam-

    bu, kecuali pada bambu yang sehat, bambu yang dikelola dengan baik,

    hama tidak memilki keempatan untuk berkembang.

    Populasi hama yang tetap rendah pada hutan hutan bambu, disamping

    fakta bahwa musuh alami khsususnya predator umum sepeti laba-laba

    tidak tergantung secara langsung pada populasi hama. Ada tiga kesem-patan bagi perkembangan populasi musuh alami:

    1. Dari bahan organik melalui siklus mikro organisme.

    2. Dari bahan organik melalui serangga pemakan detritus.

    3. Dari tumbuhan bambu melalui herbivora.

    Ini berarti banyak atau pun tidak hama di dalam hutan bambu, musuh

    alami hama seperti laba-laba dapat hidup dari mangsa yang lain. Ketika

    serbuan hama terjadi, musuh alaminya masih ada untuk mengendalikan-nya.

    Ketika hama dan penyakit memiliki kesempatan untuk berkembang,

    berarti ada perubahan yang terjadi pada lingkungan alami. Salah satu

    contoh negatifnya dapat berupa penggunaan pestisida yang dapat mem-

    bunuh musuhalami hama dan dan memicu peningkatan populasi hama.

    Pengambilan bahan organik yang dibutuhkan untuk siklus nutrisi (khu-

    susnya daun) merupakan bentuk lain dari ganguan, yang dapat melema-

    hakn tumbuhan bambu dan menjadi lebih rentan terhadap penyakit.

    Perobahan pada hidrologi utan seperti pengurangan drainase atau pen-

    ingkata jumlah genanganair dapat menyebabkan peningkatan serangan

    jamur. Tiga kasus ini akan dibahas leibh lanjut pada bagian implikasi pen-

    gelolaan dari pemahaman faktor dan proses penting yang mendukung

    pertumbuhan bambu.

    Bab 4, bagian 6 tentang Pengelolaan Hama pada Bambu akan membahas

    lebih rinci tentang solusi pengendalihan hama terpada pada bambu.

    2.4.5NATURAL PEST

    DYNAMICS

    THE ENVIRONMENTAL BAMBOO FOUNDATION

    31

    Ecological Basis OfAgroforestry

    Miguel A. Altieri and

    Clara I. Nicholls

    Landscape Ecology inAgroecosystems Man-agement

    ask kim for these files

  • 7/24/2019 Bamboo Manual Bahasa - Bab 2 Small

    17/18

    Implikasi Pengelolaan Bambu - 1 : Daur Ulang Nutrisi.

    Sumber nutrisi tanah sebagian beser datang dari bambu sendiri, selain

    dari vegetasi lain yang tumbuh di hutan bambu alami.

    Pada lahan perkebunan bambu, nutrisi autochinous ini (yang berasal

    dari dalam sistem, dalam hal ini tumbuhan bambu sendiri) kemungkinan

    berpindah dari hutan bambu. Selain batang bambu, daun bambu sering-

    kali diambil sebagai makanan ternak, kompos atau alas untuk kandang

    ternak. Bahkan kelopak bambu sekalipun dapat diambil untuk dijual.

    Petani bambu di pedesaan jarang mengganti kembali nutrisi yang diambil

    tersebut. Pemberian pupuk, kompos atau pemulsaan sering dianggap

    hanya membuang sumberdaya, waktu dan uang karena bambu dapat

    tumbuh baik dengan sendirinya tanpa perawatan.

    Untuk meningkatkan pengelolaan dan hasil panen bambu, penting artin-

    ya memahami peran penting dari bahan organik pada tumbuhan bambu,

    yang berperan dalam menjaga kesuburan ekosistem tanah dan tentunyapada hutan bambu atau perkebunan bambu. Pemahaman ini merupak-

    an pondasi dari pentingnya memperkenalkan praktek pengelolaan yang

    memastikan penggantian bahan organik yang terambil dari bambu.

    Implikasi Pengelolaan - 2 : Pengendalian Hama Alami.

    Kebeadaan berbagai populasi musuh alami, didukung oleh berbagai je-

    nis spesies makanan alternatif yang berlimpah, menjamin populasi hama

    pada jumlah yang rendah. Sebagai akibatnya, keregaman terstruktur dari

    arhropoda pada hutan bambu berfungsi menekan populasi hama secara

    konsisten dengan menghalangi perpindahan hama. Semua variabel pent-

    ing dapat ditemukan pada setiap ekosistem bambu tropis. Jika proses ini

    terganggu, populasi hama akan meledak dan menyebabkan kerusakan

    yang serius.

    Dari sini, implikasi dari pengendalian hama pada bambu dapat diten-

    tukan. Penggunaan insektisida yang diberikan pada perkebunan bambu

    di negara lain, mengganggu dan meruak keseimbangan populasi musuh

    alami. Perkembangan hama ini pada umumnya merujuk pada kebang-

    kitan hama akibat pestisida. Kombinasi beberapa faktor lain dapat me-

    mungkinkan hal ini.

    2.4.6MANAGEMENT

    IMPLICATIONS

    CHAPTER 1 - INTRODUCTION

    32

  • 7/24/2019 Bamboo Manual Bahasa - Bab 2 Small

    18/18

    Telur-telur dari kebanyakan hama tahan terhadap bahan kimia.Serangga berpindah untuk perkembangan populasinya dengan

    pengurangai musuh alami.

    Kemampuan berpindahnya hama pada umumnya terus berkem-

    bang, lebih cepat dari musuh alaminya. Hama bahkan dapat kembai

    berkembang di area yang telah diberi pestisida dan menjadi kebal

    terhadap efek pestisida lebih cepat dari musuh alami.

    Penggunaan pestisida tidak dibutuhkan pada perkebunan bambu.

    Hanya akan menyebabkan bisya tambahan dan tidak efektif untuk

    jangka panjang. Pengelolaan yang baik terhadpa bambu, merupakan

    cara pengendalina hama yang lebih tepat.

    Implikasi Pengeloaan Bambu - 3 : Erosi Tanah

    Bahkan pada ekosistem hutan bambu alami, dengan daur ulang bahan

    organik tanah dan kehadiran vegetasi yang dapat menahan tanah di dasarhutan, erosi tanah tetap terjadi. Ini khsusnya terjadi pada kaerah yang

    memiliki kemiringan tinggi. Meskipun kelihatannya jaringan akar bambu

    yang luas dari satu rumpun bambu dapat menahan tanah, aktifitas dari

    rizoma bambu dapat mengalami kekurangan tanah. Dalam musim hu-

    jan, pada dareah dengan kemiringan tinggi, tanah di bagian bawah rum-

    pun bambu dapat rentan terhadap erosi. Ini dapat mengurangi potensi

    produktif dari rumpun, akibat hilangnya lapisan humus (yang dibutuhkan

    untuk melindungi mata tunas yang merupakan bakal rebunt) dan nutrisi

    tanah.

    Ancaman dari erosi tanah meningkat pada kawasan bambu yang lebih

    sering dipanen, akibat intensitas lalu lalang manusia, pengurangan tutu-

    pan lahan, penebangan batang bambu dan lain sebagainya.

    Salah satu tindakan pengelolaan yang direkomendasikan dalam buku ini

    adalah pengburan tanah disekeliling rumpun, untuk mendorong per-

    tumbuhan rebung yang maksimal. Namun demikian untuk melakukan

    pengemburan tanah, dibutuhkan cukup tanah disekitar lokasi. Sehinggadi kawasan yang terjadi erosi tanah, pengukuran erosi harus dilakukan.

    Untuk informasi yang lebih rinci tentang pengendalian erosi, lihat Soil

    Management in Upper Thai Watersheds. GTZ 2003.

    THE ENVIRONMENTAL BAMBOO FOUNDATION

    33