Bamboo Citystem

download Bamboo Citystem

of 14

description

Tentang Pemanfaatan Bambu sebagai Tanaman untuk mengurangi Polusi Udara

Transcript of Bamboo Citystem

Bamboo Citystem: Sistem Peningkatan Kualitas Udara dan Kualitas Air Daerah Perkotaan dengan Bio Filtrasi Hidup Bambusa vulgarisRingkasanBumi yang merupakan tempat tinggal bagi mahluk hidup sekarang telah mengalami banyak kerusakan. Hal itu sangat merugikan bagi seluruh mahluk hidup yang tinggal di bumi. Namun kerusakaan tersebut tidak terlepas dari kurang sadarnya manusia dalam menjaga lingkungan di bumi. Dampak yang disebabkan karena kurang sadarnya manusia dalam menjaga lingkungan di bumi yaitu menurunnya kualitas udara dan air. Udara yang mengandung oksigen dibutuhkan manusia untuk kelangsungan hidup, sekarang telah bercampur dengan partikel-partikel yang berbahaya. Partikel-partikel ini berasal dari emisi kendaraan bermotor, emisi pabrik, sampah-sampah yang menggunung dan sebagainya yang menyebabkan polusi udara. Partikel tersebut berbahaya karena dapat menyebabkan masalah kesehatan hingga dapat menyebabkan kematian. Tidak hanya kualitas udara, kualitas air di bumi pun juga semakin buruk. Hal ini juga disebabkan oleh limbah-limbah yang berasal dari manusia sehingga krisis air bersih juga dirasakan oleh seluruh dunia. Indonesia merupakan salah satu negara yang mengalami penurunan kualitas udara dan air. Kota-kota di Indonesia yang mengalami masalah tersebut salah satunya adalah Kota Surabaya. Di Surabaya terjadi penurunan kualitas udara dan air dari tahun ke tahun. Meningkatnya volume kendaraan dari tahun ke tahun dapat meningkatkan polusi udara yang disebabkan kendaraan bermotor. Industri yang semakin bertambah juga ikut berkontribusi dalam meningkatnya polusi udara di Surabaya. Sedangkan kualitas air di Kota Surabaya juga dapat dibilang sangat buruk, karena air yang digunakan sebagai bahan baku Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) telah tercemar oleh limbah industry dan limbah domestik serta ribuan pemukiman yang terdapat di sepanjang kali Surabaya dan anak sungainya, tidak memiliki fasilitas WC umum. Ini membuat masyarakat membuang kotoran manusia langsung ke sungai. Pemerintah juga telah berupaya mengadakan suatu program dalam menangani permasalahan untuk meningkatkan kualitas udara dan air. Penulis gagasan menawarkan suatu gagasan yang disebut Bamboo Citystem (Sistem Peningkatan Kualitas Udara dan Kualitas Air di Daerah Perkotaan dengan Bio Filtrasi Hidup Bambusa vulgaris). Media yang digunakan dalam gagsan adalah bambu, karena bambu mempunyai fungsi menyerap karbondioksida empat kali lebih banyak dan menghasilkan 35% oksigen lebih banyak daripada tumbuhan lain, selain itu bambu ini juga dapat menyerap dan menampung air. Gagasan ini memiliki 2 metode yaitu Crowning Bamboo dan Saving Water. Metode Crowning Bamboo dipusatkan dalam meningkatkan kualitas udara, sedangkan Saving Water untuk meningkatkan kualitas air. Mahasiswa, masyarakat, dan LSM/yayasan/komunitas pecinta alam berperan penting dalam pelaksanaan kegiatan program Bamboo Citystem. Tujuan dari program Bamboo Citystem yaitu meningkatkan kualitas udara dan kualitas air pada suatu daerah/kota sehinga dapat menghasilkan manfaat bagi masyarakat serta membangun kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungannya.Latar BelakangBumi merupakan planet di tata surya yang cocok sebagai tempat tinggal mahluk hidup karena bumi mempunyai kandungan udara dan air yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidup mahluk hidup di bumi. Oleh karena itu udara dan air sangat penting untuk dijaga kualitasnya bagi kelangsungan mahluk hidup terlebih lagi manusia. Namun kurang sadarnya manusia dalam menjaga lingkungan berimbas kepada menurunnya kualitas udara dan air yang berada di bumi. Hal tersebut tidak hanya merugikan bagi manusia itu sendiri tapi bumi beserta mahluk hidup lain yang tinggal di bumi pun juga akan merasakan dampak yang buruk dari kurang sadarnya manusia dalam menjaga lingkungan.Udara di bumi yang mengandung oksigen bermanfaat untuk kelangsungan hidup manusia dan mahluk hidup lain di bumi. Namun saat ini tanpa tersadar masyarakat di dunia telah menghirup udara yang mengandung benda-benda partikulat yang sangat tinggi. Menurut penelitian WHO (World Health Organization) yang merupakan organisasi kesehatan dunia, banyak kota-kota besar di dunia termasuk di Indonesia yang memiliki tingkat polusi PM10 rata-rata per tahun yang jauh melebihi batas aman yang ditetapkan organisasi kesehatan ini. PM10 adalah benda-benda partikular yang ukurannya kurang dari 10 mikron. Benda-benda partikulat ini hampir mustahil diamati dengan mata telanjang. WHO menetapkan standar aman polusi PM10 per tahun sebesar 20 mikrogram per meter kubik (20 mikrogram/m3).Menurut catatan World Health Organization (WHO), hampir 1.082 kota di 91 negara, terdapat kadar tinggi polusi partikel halus atau PM10 tersebut. Data WHO menunjukkan Iran, Mongolia, dan Botswana menempati ranking teratas buruknya polusi udara, sedangkan Kanada dan Amerika Serikat memiliki kota-kota dengan tingkat polutan terendah. WHO juga memasukkan 5 kota besar di Indonesia dalam pemantauan tingkat polusi udara tersebut. Hasilnya, polusi udara di Kota Surabaya, Jakarta, Bandung, Medan, dan Pekanbaru. Buruknya kualitas udara yang disebabkan polusi dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan di masyarakat seperti asma, bronkitis, kanker paru-paru hingga prilaku kekerasan dan menurunnya kecerdasan anak. Setiap tahun 2 juta nyawa orang di seluruh dunia terengut akibat dari polusi udaraSumber terbesar partikel debu dan asap yang menyebabkan polusi udara berasal dari emisi pabrik dan pembangkit energi, polusi gas dari kendaraan bermotor, dapur yang dipanaskan dengan batu bara atau kayu, sampah-sampah yang menggunung.Selain buruknya kualitas udara di dunia, menurunnya kualitas air di dunia sangat merugikan mahluk hidup di bumi karena air merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi, sehingga tidak ada kehidupan seandainya tidak ada air di bumi. Namun, air dapat menjadi malapetaka jika tersedia dalam kondisi yang tidak benar, baik kualitas maupun kuantitas airnya. Air yang bersih sangat dibutuhkan manusia, baik untuk keperluan sehari-hari, untuk keperluan industri, untuk kebersihan sanitasi kota, dan sebagainya.Air menjadi masalah yang memerlukan perhatian serius. Untuk mendapatkan air yang baik sesuai dengan standar terntentu sudah cukup sulit untuk di dapatkan. Hal ini dikarenakan air sudah banyak tercemar oleh bermacam-macam limbah dari berbagai hasil kegiatan manusia. Sehingga menyebabkan kualitas air menurun, begitupun dengan kuantitasnya.Masalah air tersebut juga terdapat di Indonesia. Krisis air yang terjadi di hampir semua Pulau Jawa dan sebagian Sumatera, terutama kota-kota besar baik akibat pencemaran limbah cair industri, rumah tangga maupun pertanian. Selain merosotnya kualitas air akibat pencemaran, krisis air juga terjadi dari kurangnya ketersediaan air dan terjadinya erosi akibat pembabatan hutan di hulu serta perubahan pemanfaatan lahan di hulu dan hilir.Lemahnya pengawasan pemerintah serta keengganan untuk melakukan penegakan hukum secara benar menjadikan problem pencemaran air menjadi hal yang kronis yang makin lama makin parah.Pencemaran air terjadi pada sumber-sumber air seperti danau, sungai, laut dan air tanah yang disebabkan oleh aktivitas manusia. Air dikatakan tercemar jika tidak dapat digunakan sesuai dengan fungsinya. Walaupun fenomena alam, seperti gunung meletus, pertumbuhan ganggang, gulma yang sangat cepat, badai dan gempa bumi merupakan penyebab utama perubahan kualitas air, namun fenomena tersebut tidak dapat disalahkan sebagai penyebab pencemaran air. Pencemaran ini dapat disebabkan oleh limbah industri, perumahan, pertanian, rumah tangga, industri, dan penangkapan ikan dengan menggunakan racun. Polutan industri antara lain polutan organik (limbah cair), polutan anorganik (padatan, logam berat), sisa bahan bakar, tumpaham minyak tanah dan oli merupakan sumber utama pencemaran air, terutama air tanah. Disamping itu penggundulan hutan, baik untuk pembukaan lahan pertanian, perumahan dan konstruksi bangunan lainnya mengakibatkan pencemaran air tanah.Buruknya kualitas udara dan air di bumi seharusnya menjadi pusat perhatian untuk memperbaiki dalam meningkatkan kualitas air tersebut sehingga dapat bermanfaat untuk mahluk hidup di bumi. Oleh karena itu dibutuhkan suatu gagasan dan tindakan dalam menangani masalah tersebut. Penulis menawarkan gagasan Bamboo Citystem yaitu suatu system peningkatan kualitas udara dan air dengan bio filtrasi Bambusa vulgaris.Pada gagasan ini penulis menggunakan kota Surabaya sebagai kota tempat penanaman bambu dalam pelaksanaan Bamboo Citystem.Tujuan dan Manfaat yang Ingin DicapaiTujuanTujuan dari gagasan Bamboo Citystem yaitu menggunakan bambu sebagai media penghijauan dalam penyaringan secara natural guna memperbaiki serta meningkatkan kualitas udara dan air di kota Surabaya.Manfaat1. Sebagai solusi dalam meningkatkan kualitas udara dan kualitas air.2. Sebagai inovasi konsep penghijauan dengan menanam tumbuhan Bambusa vulgaris sebaga bio filtrasi dalam meningkatkan kualitas udara dan kualitas air.3. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi dalam menjaga dan melestarikan lingkungan.GagasanKondisi Kekinian Udara di SurabayaPada latar belakang telah diketahui bahwa Surabaya merupakan salah satu kota di Indonesia dengan tingkat polusi udara yang tinggi. Surabaya yang memiliki semboyan yaitu Surabayaku Bersih dan Hijau sering kali mendapatkan penghargaan Adipura. Penghargaan tersebut diperoleh jika sebuah kota mendapatkan penilaian bagus karena kebersihan dan keindahannya terjaga. Namun hal itu mungkin harus ditinjau lebih lanjut karena kondisi kualitas udara di Surabaya akibat dari meningkatnya pencemaran udara.Sumber pencemaran udara bisa dari sumber bergerak dan sumber tidak bergerak. Pencemaran udara yang berasal dari sumber bergerak yaitu sektor transportasi khususnya kendaraan bermotor. Sedangkan sumber tidak bergerak yaitu dari emisi industri, domestik, dan pembakaran sampah. Dari tabel BLH (Badan Lingkungan Hidup) kota Surabaya juga menunjukan kondisi udara tahun 2006-2009 yang dibuktikan dari hasil monitoring udara ambient.

Dari tabel diketahui bahwa jumlah hari dengan kualitas udara baik di Kota Surabaya tiap tahun keadaannya naik turun, yaitu 26 hari pada tahun 2006, naik menjadi 60 hari tahun 2007, kemudian naik lagi menjadi 86 hari tahun 2008. Akan tetapi pada tahun 2009 jumlah hari dengan kualitas udara baik menurun sangat drastis, hanya 24 hari (menurun 28% dari tahun sebelumnya). Sebaliknya, jumlah hari dengan kualitas udara tidak sehat hampir stagnan mulai tahun 2006-2008 (masing-masing 5 hari, 5 hari, dan 8 hari). Sedangkan pada tahun 2009, jumlah hari dengan kualitas udara tidak sehat melonjak menjadi 30 hari. Jadi terjadi lompatan kondisi udara yang buruk antara tahun 2008 dan 2009 yang sangat mengkhawatirkan. Bagan penurunan kualitas udara ambient Kota Surabaya 4 tahun terakhir (2006-2009) digambarkan pada gambar berikut ini.

Pencemaran sumber bergerak dapat menyebabkan buruknya kualitas udara di kota Surabaya karena pemakaian premium dan solar dengan kadar rendah. Kedua jenis BBM bersubsidi tersebut memiliki kadar emisi dibawah standar normal yang ditetapkan.Hasil pemeriksaan emisi kendaraan yang dilasanakan BPLH Surabaya dan OTOPOINT pada tahun 2006 terhadap 751 kendaraan berbahan bakar bensin 230 kendaraan berbahan bakar solar menyimpulkan sebagai berikut:1. Rataan emisi CO adalah 3,11% ; rataan emisi HC adalah 611,89 ppm. Jumlah kendaraan berbahan bakar bensin yang melebihi ambang batas CO atau HC adalah 35,28%2. Rataan emisi CO dan HC sebelum dilakukan tune up secara berurutan adalah 5,99% dan 695,58 ppm. Setelah dilakukan tunr up menjadi masing-masing 2,52% dan 545,16 ppm, terjadi penurunan nilai emisi CO dan HC sebesar 3,48% dan 150,41 ppm3. Terdapat 50% kendaraan berbahan bakar solar yang memiliki opasitas melebihi nilai 77,25%.Rataan emisi opasitas adalah 74%4. Jumlah kendaraan berbahan bakar solar yang tidak memenuhi ambang batas baku mutu emisi adalah 84.8%Hasil Pemeriksaan Emisi Kendaraan Bermotor

NOTAHUNJENIS KENDARAAN PENUMPANGJUMLAHMEMENUHI NABTIDAK MEMENUHI NAB

12003Bus Kota11453%47%

22003Angkutan kota11047%53%

32003Mobil9855%45%

42003Sepeda Motor 2 tak1637%63%

52003Sepeda Motor 4 tak2171%29%

62004Mobil17956%44%

72004Mobil (Lomba Emisi)56868%32%

Sumber : BPLH Surabaya,2006

Ada dua polutan yang selama ini ditimbulkan semua jenis kendaraan di Surabaya, yakni partikel dan gas. Keduanya sama-sama berbahaya untuk kesehatan. Partikel-partikel yang cukup berbahaya itu misalnya asbes yang keluar dari sisa kampas kopling dan rem kendaraan. Juga partikel karet sisa gesekan ban dengan aspal. Partikel yang tidak bisa dilihat kasat mata itu jika dihirup manusia dan terakumulasi dalam tubuh. Sedangkan polutan gas yang biasanya diproduksi kendaraan, yakni hasil pembakaran mesin baik solar maupun premium. Karena, hasil pembakarannya menghasilkan gas karbondioksida (CO2).Hal tersebut ditambah dengan jumlah mobil pribadi di Surabaya yang setiap tahunnya bertambah sekitar 2.000-3.000 unit. Polutan terbesar kedua disumbang sepeda motor. Jumlah sepeda motor di Surabaya terus naik dan kenaikannya begitu cepat. Informasi yang diterima Dishub kenaikan jumlah sepeda motor ini mencapai sekitar 10.000 per tahun. Kenaikan jumlah sepeda motor yang besar ini juga mengakibatkan volume gas yang dikeluarkannya hampir menyamai mobil pribadi.Sumber pencemaran udara tidak bergerak di Kota Surabaya berasal dari industry besar, menengah, dan kecil sehingga akan mempengaruhi kesehatan terhadap penduduk dan lingkungan hidup di Kota Surabaya.Industri mempunyai 2 kelompok yaitu IKAH ( Industri, Kimia, Agro, dan Hasil Hutan) dan ILMEA (Industri, Logam, Mesin, Elektronika, dan Aneka)Faktor Beban Pencemaran Debu Industri di Kota Surabaya

NOKELOMPOK INDUSTRIJUMLAH INDUSTRIJUMLAH TENAGA KERJAFACTOR EMISI TSP (KG/T-KERJA)EMISI INDUSTRI TSP (TON/TAHUN)

IKAH

1Industri1133.028106320,97

2Agro1024.542100454,20

3Pulp-Paper1072.1884087,62

4Hasil Hutan441.399251351,15

ILMEA

1Alat Angkut2149718591,95

2Logam Mesin dan Rekayasa492.8472365,48

3Tekstil582.159279602,36

4Elektonik dan Aneka861.39100139,00

Jumlah58018.052.112,63

Sumber : Kantor Disperindag & Penanaman Modal Surabaya, 2005

Kawasan industri di Kota Surabaya yang sangat berpengaruh mengakibatkan terjadinya polusi udara adalah kawasan industry di Rungkut. Kawasan industry lain yang berada di Surabaya Utara yaitu terbanyak adalah industry dan pergudangan di Margomulyo. Industri-industri yang ada tidak banyak menghasilkan pencemaran udara, tetapi daya tarik kegiatannya terhadap kebutuhan transportasi barang dan orang cukup besar dan diperkirakan akan semakin besar di masa mendatang, karena pertumbuhan industry dan pergudangan semakin banyak di Kota Surabaya.Solusi yang Pernah Diterapkan Untuk Peningkatan Kualitas Udara di Kota Surabaya1. Penataan peraturan perundang-undangan, diman industry yang mengeluarkan emisi gas buang ke udara harus memenuhi Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Kep-13/MENLH/3/1995 tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak. Seperti industry yang mempunyai potensi besar dalam pencemaran udar, industry dengan kapasitas produksi yang besar, dan industry yang berlokasi di daerah sensitif2. Langit Biru adalah suatu Program Kementrian Lingkungan Hidup yang bertujuan mewujudkan udara bersih yang memenuhi standart kesehatan. Program ini mengembangkan sistem penataan pengendalian pencemaran udara khususnya dari emisi sumber bergerak. Salah satu upayanya adalah menghapusskan senyawa timbal dalam bensin yang dimulai sejak tahun 1996. 3. Program Kota Sehat adalah suatu program yang bertujuan meningkatkan kondisi kota/kabupaten yang bersih, nyaman, aman, dan sehat untuk dihuni penduduk. Kondisi tersebut dicapai dengan menerapkan beberapa tatanan dan kegiatan yang terintegrasi yang disepakati masyarakat dan pemerintah daerah.4. Mewujudkan RTH (Ruang Terbuka Hijau), keteduhan dan keasrian kota melalui gerakan penanaman atau penghjauan kota secara partisipatif5. Program 1 Jiwa 1 Pohon yang ditetapkan pada tanggal 8 Desember 2009 di Surabaya bertujuan agar masyarakat berpartisipasi dalam melakukan penghijauan.Kondisi Kekinian Air di Surabaya Selain penurunan kualitas udara, kualitas air di Surabaya juga mengalami penurunan karena banyaknya hal yang dapat membuat air di Surabaya tercemar. Hal ini sangat mengkhawatirkan karena air yang selama ini digunakan sebagai bahan baku Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Surabaya.Kondisi air sungai di Surabaya belum memenuhi baku mutu air sesuai Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 maupun Perda Kota Surabaya No. 2 Tahun 2004 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (hasil pemantauan Badan Lingkungan Hidup, 2009). Sedangkan penentuan kualitas air bersih (air sumur) berdasarkan parameter dari Permenkes RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air.

Kualitas air bersih Kota Surabaya selama 3 tahun terakhir (2007-2009) digambarkan pada bar-chart di atas. Dari hasil uji laboratorium Badan Lingkungan Hidup, air bersih Kota Surabaya yang masih memenuhi baku mutu pada tahun 2007 mencapai 93,6% dan tahun 2008 mencapai 97,5%. Sedangkan pada tahun 2009 air bersih yang masih memenuhi baku mutu hanya mencapai 58,2% (dari 428 sampel yang diambil dan diuji, 249 sampel masih memenuhi baku mutu kualitas air bersih dan 179 sampel sudah tidak memenuhi baku mutu). Diperoleh fakta bahwa kualitas air bersih Kota Surabaya antara tahun 2008 ke tahun 2009 mengalami penurunan kualitas yang sangat drastis. Secara umum limbah cair yang masuk ke Kali Surabaya adalah limbah industry dan limbah domestik. Indutri di Surabaya sebagian besar telah mempunyai instalasi pengolahan air limbah, tetapi banyak instalasi yang tidak dioperasikan secara kontinyu, bahkan limbah hanya diolah sebagian. Limbah industry merupakan salah satu sumber pencemaran Kali Surabaya. Menurut laporan (Profil Lingkungan Hidup dalam Satu Dekade 1995-2005) yang dilakukan pada tahun 2002 limbah industry memberikan beban BOD 97.524,33kg/hari. Sedangkan limbah domestik yang berasal dari aktivitas rumah tangga, restoran, rumah sakit dan sebagainya termasuk dalam pencemaran air di Surabaya, baik melalui saluran drainase maupun sungai di Kota Surabaya karena telah memberikan limbah sebesar 34.960 m3/hari dan meningkat menjadi 38.312 m3/hari.Hasil Pengukuran Kualitas Limbah Cair PT Gas Ko

NOPARAMETERHASIL LAB.BAKU MUTU LIMBAH CAIR SK GUB JATIM NO.45 TAHUN 2002

KADAR MAXIMUM (Mg/l)

GalvanisEnamel Pembersihan Karet

1Fe19.902555

2Mn2.3710.5--

3Zn0.0036555

4Cr Total