BALITA DENGAN DEMAM DAN SESAK

24
“BALITA DENGAN DEMAM DAN SESAK” Kelompok IV

description

BALITA DENGAN DEMAM DAN SESAK

Transcript of BALITA DENGAN DEMAM DAN SESAK

“BALITA DENGAN DEMAM DAN SESAK”

Kelompok IV

LAPORAN KASUSSeorang bayi umur 2 tahun mengalami demam dan sesak napas sejak 5 hari yang lalu. NAfsu makan berkurang, tangisnya melemah suaranya dan susah menelan. Tujuh hari yang lalu bayi mengalami pilek dan batuk serta demam, kemudian diberi obat flu/penurun panas. Batuk pileknya berkurang namun bayi tetap panas dan susah menelan serta sesak napas. Selama ini bayi mendapat ASI serta makanan tambahan sesuai dengan yang dianjurkan dari PUSKESMAS. Riwayat kehamilan dan persalinan baik.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan : • KU : Sakit sedang • Suhu : 38°C• Nadi : 90/m • RR : 24/m• Tanda-tanda vital : dalam keadaan baik

Pada pemeriksaan THT didapatkan• AD/AS : LT lapang tenang

MT intak, mengkilat, tenang• Hidung : Rongga hidung lapang

Septum lurus Konka eutropis

• Tenggorok : Tonsil T2/T2 tenang Dinding faring belakang tampak agak menonjol

Pada pemeriksaan lab terdapat :• Hb : 13 g%• Leukosit : 15000/ml• Hitung Jenis: Ada, pergeseran ke kiri

Pada foto polos leher posisi lateral tampak penonjoloan dinding faring setinggi C4.

PEMBAHASAN KASUS

Identitas Pasien• Identitas Pasien

– Nama : -– Usia : 2 tahun– Jenis Kelamin : -– Alamat : - – Pekerjaan : -– Pekerjaan Orang tua : – Ayah : -– Ibu : -

• Keluhan utama – Demam dan sesak napas sejak 5 hari yang lalu

HipotesaPenyakit

DemamInfeksi oleh bakteri :

- Tuberculosis

- Difteri

- Pneumonia

Infeksi oleh virus

Otitis Media Akut

Sesak NapasBronkiolitis

Obstruksi saluran napas atas akibat :

- ISPA

- Tonsillitis

- Abses retrofaring

SARS

Asthma

Daftar Masalah

Masalah Dasar Masalah

Demam Akut Didahului Infeksi Saluran Napas Atas

Terjadi pada anak usia dibawah 4-5 tahun

Terjadi sejak 5 hari yang lalu

Sesak Napas Obstruksi jalan napas

Hipersekresi mukus

Sulit Menelan Penekanan esofagus

Anamnesis tambahan Riwayat penyakit sekarang

• Sejak kapan timbul demam?• Bagaimana sifat demam?• Bagaimana pola makannya,apakah nafsu makan

menurun?• Apakah ada kesulitan menelan?• Apakah bayi rewel (gelisah)?• Sejak kapan sesak nafas yang dialami?• Keadaan apa saja yang dapat memperburuk

keadaan anak?• Apa yang lebih dulu timbul apakah sesak nafas dulu

atau demam dulu, atau bersamaan?• Bagaimana riwayat pengobatan sebelumnya untuk

anak ini?• Bagaimana riwayat penyakit keluarga?• Bagaimana riwayat pemberian ASI pada anak?• Bagaimana riwayat kehamilan ibu?

Otitis Media Akut Apakah anak ini suka memegangi telinganya atau tidak?

Infeksi Saluran Napas Atas (ISPA)Apakah sesak nafas disertai oleh batuk?

Abses PeritonsilApakah nafasnya berbau?Apakah air liur sering menetes (drooling)?Apakah suara menjadi sengau dan timbul stridor?

Tuberkulosis Paru AnakApakah anak ini sering mengalami keringat pada malam hari?Bagaimana status gizi si anak?Bagaimana tumbuh kembang anak?Bagaimana riwayat kelahiran si anak? BBLR? Prematur?

Bronkiolitis• Apakah sesak nafas disertai bunyi mengi

(wheezing)?

Difteri• Bagaimana kebersihan dari anak?• Bagaimana riwayat imunisasi anak?• Bagaimana suara nafas anak? (Khas Difteri: Serak

dan Stridor)

Pembahasan

Pemeriksaan fisik Status Generalis

I. Keadaan Umum1. Tingkat Kesadaran : pasien compos mentis2. Kesan Sakit : menunjukkan sakit sedang dan

suara tangis melemah3. Status Antropometri : Status antropometri tidak

diketahui.

  Hasil Normal

Suhu 38o C 36,5 - 37,2 C

Denyut nadi 90x/menit 70-110 X/mnt

Irama denyut (tidak diketahui) teratur(reguler)

Tekanan darah - 95/65 mmHg(optimal)

Pernafasan 24x/menit 25-50 X/mnt

Tanda Vital

Pemeriksaan Hasil pemeriksaan

KepalaMata Tidak diketahui

Telinga AD/AS : Liang telinga lapang tenang

Membran Timpani intak, mengkilat, tenang

Hidung Rongga hidung lapang

Septum lurus

Konka eutropis

Mulut Tidak diketahui

Tenggorokan Tonsil T2/T2 tenang

Dinding faring belakang tampak agak

menonjol

Leher Tidak diketahui

ThoraxCor -

Pulmo -

AbdomenUsus -

HeparTidak diketahui

Lien

Punggung Tidak diketahui

Ekstremitas -

•Status Lokalis

Interpretasi Pemeriksaan Fisik

Pada dinding faring posterior tampak agak menonjol hal ini semakin menguatkan hipotesis mengenai abses retrofaringeal. Abses retrofaringeal terjadi pada anak usia dibawah 4-5 tahun dikarenakan kelenjar retrofaringeal belum mengalami atrofi sehingga sering mengalami infeksi, biasanya didahului oleh infeksi saluran nafas atas.

Pemeriksaan laboratorium

Nama Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan

Hematologi Rutin

Hemoglobin 13 11.5-13 g/dL

Leukosit 15 6-17 103/ml

Hitung Jenis Ada pergeseran ke kiri*

Pemeriksaan Laboratorium5

Hitung jenis terdapat pergeseran ke kiri (shift to the left) menunjukkan adanya infeksi bakteri pada pasien.

Foto Polos LeherPada foto polos leher posisi lateral tampak penonjolan dinding faring setinggi

C4. Hal ini biasa ditemukan pada abses retrofaring.

Diagnosis

Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik menunjukan pasien menderita Abses Retrofaring. Hal ini juga didukung oleh pemeriksaan penunjang berupa foto rontgen leher yang menunjukan adanya massa pada ruang retrofaring di C4.

Patofisiologi Kasus

Infeksi Bakteri (faringitis)

Bakteri difagositosis makrofag dan APC

Demam

APC menuju ke KGB daerah retrofaring

Mengeluarkan sitokin proinflamasi (IL-1, TNF-α, IL-6)

Reaksi tubuh menghancurkan bakteri

Proses supurasi jaringan Terbentuk pus

Pus yang menumpuk terjadi abses di daerah retrofaring

Lokasi abses menonjol ke depan sehingga menutup sebagian jalan napas

Aliran udara terganggu

Timbul sesak napas Suara tangis melemah Susah menelan

Tatalaksana Penatalaksanaan2

1. Pasien di rawat inap2. Mempertahankan jalan nafas yang adekuat :

1. Posisi pasien supine dengan leher ekstensi2. Pemberian O23. Intubasi endotrakea dengan visualisasi langsung / intubasi fiber optik 4. Trakeostomi / krikotirotomi

Medikamentosa 1. Antibiotik ( parenteral )

Pemberian antibiotik secara parenteral sebaiknya diberikan secepatnya tanpa menunggu hasil kultur pus. Antibiotik yang diberikan harus mencakup terhadap kuman aerob dan anaerob, gram positip dan gram negatif. Pilihan utama adalah clindamycin yang dapat diberikan tersendiri atau dikombinasikan dengan sefalosporin generasi kedua ( seperti cefuroxime. Pemberian antibiotik biasanya dilakukan selama lebih kurang 10 hari. 2. Simtomatis 3. Bila terdapat dehidrasi, diberikan cairan untuk memperbaiki keseimbangan

cairan elektrolit. 4. Pada infeksi Tuberkulosis diberikan obat Anti TB.

PENATALAKSANAAN

-Aspirasi Pus-insisi & drainase

OPERATION

INSISI ABSES

1. Pendekatan intraoral untuk abses yang kecil dan terlokalisir

2. Pendekatan eksterna untuk abses yang besar dan meluas ke arah hipofaring

KOMPLIKASI

1. Massa itu sendiri : obstruksi jalan nafas2. Ruptur abses : asfiksia, aspirasi pneumoni, abses paru3. Penyebaran infeksi ke daerah sekitarnya : a. inferior : edema laring , mediastinitis, pleuritis, empiema, abses mediastinum

b. lateral : trombosis vena jugularis, ruptur arteri \ karotis, abses parafaring

c. posterior : osteomielitis dan erosi kollumna spinalis4. Infeksi itu sendiri : necrotizing fasciitis, sepsis dan

kematian4

Prognosis

• ad Bonam

Ad vitam:

• ad Bonam

Ad functionam: • Dubia ad

bonam

Ad sanationam:

Menurut kami dengan pengobatan yang adekuat pasien bisa sembuh total, tetapi berdasarkan anatomis perkembangan anak, pada anak-anak masih banyak didapatkan kelenjar limfe di bagian retrofaring sehingga besar kemungkinan dapat terjadi lagi abses retrofaring. Kelenjar limfe tersebut akan atrofi pada usia 5 tahun atau lebih, memperkecil kemungkinan terjadinya abses retrofaring.

KesimpulanPada kasus ini, berdasarkan hasil anamnesis dan temuan pemeriksaan fisik

menunjukan pasien menderita Abses Retrofaring. Dilihat dari manifestasi klinisnya, keluhan demam dan sesak napas pada anak ini didahului oleh ISPA dan pada pemeriksaan THT ditemukan kelainan pada tenggorokan yaitu tonsil membesar dan terdapat penonjolan pada dinding faring belakang sehingga memperkuat diagnosis kelompok kami abses retrofaring. Hal ini juga didukung oleh pemeriksaan penunjang berupa foto rontgen leher yang menunjukan adanya massa pada ruang retrofaring di C4.

Penatalaksanaan abses retrofaring dilakukan secara medikamentosa dan operatif . Secara medikamentosa dapat diberikan antibiotika dengan dosis tinggi. Selain itu dilakukan pungsi dan insisi abses retrofaring yang dapat dilakukan secara intra oral atau pendekatan eksternal bergantung dari luasnya abses. Pada umumnya abses retrofaring mempunyai prognosis yang baik apabila didiagnosis secara dini dan dengan penanganan yang tepat sehingga komplikasi tidak terjadi.

Daftar Pustaka– Medicastrore. Abses Retrofaring. Available at

http://medicastore.com/penyakit/936/Abses_Retrofaringeal.html. Accessed on Mei 5, 2012

– Repository USU. Abses Retrofaring. Available at http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3464/1/tht-andrina2.pdf. Accessed on Mei 5, 2012

– Medscape reference. Pediatric Retropharyngeal Abscess. Available at http://emedicine.medscape.com/article/995851. Accessed on Mei 5, 2012

– Philpott CM, Selvadurai D, Banerjee AR. Paediatric retropharyngeal abscess. J Laryngol Otol. 2004;118:919-926

– Normal Laboratory Values for Children. Available at www.pediatriccareonline.org/pco/ub/view/Pediatric-Drug-Lookup/153930/0/normal_laboratory_values_for_children. Accessed on May 4, 2012.

• KELOMPOK 4

• 030.08.003 Adelina Dwi Putri • 030.08.018 Almira Devina Gunawan• 030.08.034 Anrico Muhammad• 030.09.045 Bayu Permana• 030.09.046 Bellinda Paterasari• 030.09.048 Boy Sandy Sunardhi• 030.09.051 Charisha Nadia• 030.09.052 Chaterine Grace Tauran• 030.09.053 Christopher P Siagian• 030.09.054 Citra Indah Puspita Sari• 030.09.055 Claudia Marisca• 030.09.056 Cynthia Ayu Permatasari• 030.09.057 Dani Fahma Qurani• 030.09.058 Debby Adelayde• 030.09.059 Debora Indah Angeli

Terima Kasih