BALAI PENGAMANAN DAN PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN HIDUP DAN...
Transcript of BALAI PENGAMANAN DAN PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN HIDUP DAN...
LAPORAN KINERJA BALAI PENGAMANAN DAN PENEGAKAN HUKUM
LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN WILAYAH SUMATERA
TAHUN 2019
DIREKTORAT JENDERAL PENEGAKAN HUKUM
LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
D A F T A R I S I
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR GRAFIK
BAB I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tugas dan Fungsi 1
C. Struktur Organisasi 2
D. Sumber Daya 3
1. Sumber Daya Manusia (SDM) 3
2. Sumber Daya Anggaran 3
3. Sarana dan Prasarana 4
E. Isu-Isu Strategis 4
BAB II. PERENCANAAN KINERJA 6
A. Rencana Strategis 6
B. Rencana Kerja dan Anggaran 11
C. Perjanjian Kinerja 11
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA 13
A. Capaian Kinerja (IKU dan IKK) 13
Sasaran 1. 15
Sasaran 2. 16
Sasaran 3. 21
Sasaran 4. 24
B. Realisasi Anggaran 24
BAB IV. PENUTUP 27
A. Kesimpulan 27
B. Rencana Perbaikan Tahun 2020 27
D A F T A R T A B E L
Tabel 1. Anggaran Balai PPHLHK berdasarkan Jenis Belanja Tahun 201
Tabel 2. Anggaran Balai PPHLHK berdasarkan Jenis Belanja Tahun 2019
Tabel 3. Posisi BMN dalam Neraca per 31 Desember 2019
Tabel 4. Perjanjian Penetapan Kinerja Balai PPHLHK Wilayah Sumatera Tahun 2019
Tabel 5. Capaian Kinerja Balai PPHLHK Wilayah Sumatera Tahun 2019
Tabel 6. Jumlah Operasi per Tipologi Tahun 2016-2019
Tabel 7. Jumlah Pengaduan per Sektor Tahun 2016-2019
Tabel 8. Jumlah Pengaduan per Sumber Pengaduan Tahun 2016-2019
Tabel 9. Jumlah P21 berdasarkan Tipologi Kasus Tahun 2016-2019
Tabel 10. Realisasi Anggaran per Sasaran Kegiatan Tahun 2016-2019
Tabel 11. Pagu dan Realisasi Anggaran Balai PPHLHK Tahun 2016-2019
Tabel 12. Realisasi Anggaran Kegiatan Pencegahan dan Pengamanan Hutan 2016-2019
Tabel 13. Realisasi Anggaran Kegiatan Penanganan Pengaduan, Pengawasan, dan Sanksi Administrasi 2016-2019
Tabel 14. Realisasi Anggaran Kegiatan Penegakan Hukum Pidana Tahun 2016-2019
Tabel 15. Realisasi Anggaran Kegiatan Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya 2016-2019
D A F T A R G A M B A R
Gambar 1. Peta Wilayah Kerja Balai PPHLHK Wilayah Sumatera
Gambar 2. Struktur Organisasi Balai PPHLHK Wilayah Sumatera
Gambar 3. Kinerja Program Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Gambar 4. Program P7, Kegiatan dan Sasaran
Gambar 5. Latihan Menembak di Medan
Gambar 6. Pemasangan PPLH Line di 3 TPA di Kab.Pelalawan
Gambar 7. Kegiatan Pengawasan di PT.SEP Provinsi Sumatera Selatan
Gambar 8. Pemasangan Papan Larangan terhadap pelanggaran karhutla di Provinsi Jambi
Gambar 9. Kegiatan Penandatanganan Nota Kesepahaman dengan Kepolisian Daerah Sumatera Utara
dalam rangka penanganan tindak pidana LHK di Provinsi Sumatera Utara.
Gambar 10. Press Release Kasus penjualan kulit harimau di Langkat, Sumatera Utara
Laporan Kinerja Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Wilayah Sumatera Tahun 2019
1
B A B I
P E N D A H U L U A N
A. Latar Belakang
Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum
Lingkungan Hidup dan Kehutanan (PPHLHK)
Wilayah Sumatera adalah unit pelaksana teknis
di bidang pengamanan dan penegakan hukum
lingkungan hidup dan kehutanan yang berada
dibawah dan bertanggungjawab kepada Direktur
Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup
dan Kehutanan.
Sebagai bentuk pertanggungjawaban atas
pelaksanaan tugas dan fungsi dalam penurunan
gangguan, ancaman dan pelanggaran hukum
lingkungan hidup dan kehutanan selama tahun
2019, Balai PPHLHK Wilayah Sumatera
berkewajiban menyusun laporan hasil capaian
kinerjanya melalui dokumen Laporan Kinerja
Tahun 2019 ini. Dokumen ini menguraikan
sejauh mana pencapaian program dan kegiatan
penurunan gangguan, ancaman dan
pelanggaran hukum lingkungan hidup dan
kehutanan melalui indikator kinerja kegiatan
yang telah dilaksanakan selama tahun 2019.
Laporan ini juga merupakan umpan balik untuk
memicu perbaikan kinerja Balai PPHLHK
Wilayah Sumatera dalam penyusunan dokumen
perencanaan, pelaksanaan program dan
kegiatan, dan penyempurnaan berbagai
kebijakan pada periode yang akan datang.
B. Tugas dan Fungsi
Berdasarkan Permen LHK Nomor:
P.15/Menlhk/Setjen/OTL.1/1/2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengamanan
dan Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan
Kehutanan, Balai PPHLHK Wilayah Sumatera
memiliki tugas melaksanakan kegiatan
penurunan gangguan, ancaman dan
pelanggaran hukum lingkungan hidup dan
kehutanan dan fungsi sebagai berikut:
a. Inventarisasi dan identifikasi potensi gang
guan, ancaman dan pelanggaran hukum
lingkungan hidup dan kehutanan;
b. Sosialisasi tentang adanya kegiatan yang
berpotensi menimbulkan gangguan dan
ancaman terhadap lingkungan hidup dan
kehutanan;
c. Penyusunan rencana program penurunan
gangguan ancaman dan pelanggaran
hukum pada wilayah yang berpotensi
mengalami gangguan dan ancaman
kerusakan lingkungan;
d. Koordinasi dengan aparat penegak hukum
lainnya;
a. Penyidikan terhadap pelanggaran hukum
lingkungan hidup dan kehutanan;
b. Pemantauan dan pelaporan pelanggaran
terhadap ijin lingkungan hidup dan
kehutanan;
c. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan penegakan hukum;
d. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah
tangga Balai.
Kepala Balai PPHLHK Wilayah Sumatera
adalah jabatan Eselon III-a yang disebut Kepala
Balai berkedudukan di Medan dengan wilayah
kerja meliputi 10 provinsi yakni: Aceh, Sumatera
Utara. Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera
Laporan Kinerja Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Wilayah Sumatera Tahun 2019
2
Barat, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka
Belitung, Bengkulu, dan Lampung. Peta Wilayah
Kerja Balai PPHLHK Wilayah Sumatera
dijelaskan pada Gambar 1. sebagai berikut:
Gambar 1. Peta Wilayah Kerja Balai PPHLHK Wilayah Sumatera
C. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi Balai PPHLHK Wilayah Sumatera berdasarkan Lampiran 1 Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : P.15/Menlhk/Setjen/OTL.0/1/2016 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan adalah sesuai
Gambar 2. sebagai berikut:
Gambar 2. Struktur Organisasi Balai PPHLHK Wilayah Sumatera
Laporan Kinerja Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Wilayah Sumatera Tahun 2019
3
D. Sumber Daya
Sumber Daya Manusia (SDM)
Dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya Balai
PPHLHK Wilayah Sumatera didukung oleh 196
pegawai PNS atau berkurang 2 (dua) pegawai
dari tahun 2018 (satu orang pegawai meninggal
dunia dan satu orang telah pensiun) yang terdiri
dari 5 orang Pejabat Struktural, 10 Fungsional
Umum, 6 PPLH, 18 Calon PPLH, 1 PPBJ, 155
Polhut, 1 PEH dan 47 PPNS serta 35 orang
pegawai honor. Sebaran di setiap seksi wilayah
tergambar dalam tabel 1.
Tabel 1. Sebaran Pegawai Balai PPHLHK Wilayah Sumatera 2019
WILAYAH
KERJA
PEJABAT
STRUKTURAL
FUNGSIONA
L UMUMPPLH
CPPL
HPPBJ
POLHU
TPEH PPNS TOTAL
Balai 2 5 2 1 1 - - 1 11
SW 1 1 - 1 6 - 39 - 14 47
SW 2 1 3 2 7 - 79 1 22 93
SW 3 1 2 1 4 - 37 - 10 45
TOTAL 5 10 6 18 1 155 1 47 196
Grafik 1. Sebaran Pegawai Balai PPHLHK Wilayah Sumatera Tahun 2019
Sumber Daya Anggaran
Pada tahun 2019 Balai PPHLHK Wilayah
Sumatera memperoleh anggaran sebesar Rp.
71,006,079,000,- dengan komposisi: belanja
pegawai sebesar Rp.22,698,996,000 atau
31.97%, belanja barang sebesar
Rp.34,073,397,000 atau 47,99%, dan belanja
modal sebesar Rp. 14,233,686,000 atau
20,05% yang dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 2. Anggaran Balai PPHLHK berdasarkan Jenis Belanja Tahun 2019
JENIS BELANJA PAGU
51 Belanja Pegawai 22,698,996,000
52 Belanja Barang 34,073,397,000
53 Belanja Modal 14,233,686,000
TOTAL 71,006,079,000
Laporan Kinerja Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Wilayah Sumatera Tahun 2019
4
Sarana dan Prasarana
Posisi BMN Balai PPHLHK Wilayah Sumatera dalam neraca per 31 Desember 2019 adalah sebagai
berikut : Tabel 3. Posisi BMN dalam Neraca per 31 Desember 2019
No. URAIAN 2018 2019
1 Tanah - 4,249,100,000
2 Peralatan dan Mesin 38,132,993,794 23,020,754,786
3 Gedung dan Bangunan 1,201,208,442 2,793,281,955
4 Irigasi - 934,464,900
5 Aset Tetap dalam Renovasi - 3,829,258,094
6 Aset Tetap yang tidak digunakan dalam
operasi pemerintah - 1,072,274,940
Aset tersebut merupakan hasil mutasi tambah yang terdiri dari pengadaan/pembelian DIPA Balai
PPHLHK Wilayah Sumatera tahun 2017 dan transfer masuk sampai dengan tanggal 31 Desember
2019.
E. Isu-Isu Strategis
Dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya, Balai
PPHLHK Wilayah Sumatera menghadapi
permasalahan baik internal maupun eksternal
yakni sebagai berikut :
1. Internal
Ketersediaan jumlah fungsional umum
masih kurang pada bagian Tata Usaha
dalam rangka pelaksanaan administrasi;
Masih mengenai PermenLHK P.15 pasal 5,
tugas Kasubag TU melaksanakan kegiatan
non teknis yakni melaksanakan
pengurusan administrasi persuratan,
ketatalaksanaan, kepegawaian, keuangan,
perlengkapan, kearsipan dan rumah
tangga, penyusunan perencanaan dan
kerjasama, pelaporan serta kehumasan.
Sehingga pekerjaan teknis seperti:
penanganan pengaduan, penanganan
pengawasan, operasi pengamanan dan
penegakaan hukum, serta penyidikan tidak
bisa dikerjakan.
Isu ini sudah pernah disampaikan pada
LKJ tahun 2017, namun sampai sekarang
belum dapat diakomodir dalam
PermenLHK tersebut. Kondisi sekarang,
pekerjaan tersebut ditangani dengan
pembentukan SK Kepala Balai sebagai
Pelaksana penanganan pekerjaan teknis di
atas;
Peraturan perundang-undangan dan SOP
(regulasi) yang belum memadai guna
mendukung pelaksanaan kegiatan;
Luasnya wilayah kerja dan jangkauan
akses informasi khususnya ketika berada di
lapangan menjadi kendala dalam
pembaharuan data dan informasi.
Akses menuju lokasi kerja yang sulit,
serta kapasitas SDM yang belum
sesuai/kurang menjadi kendala dalam
memberikan data informasi secara
cepat dan tepat. Perlu sistem
pemutakhiran data yang cepat dan
tepat. Saat ini sistem pemutakhiran
data seperti ECM dan aplikasi
pengaduan sudah tersedia, namun
terkendala dengan peralatan dan SDM.
2. External
Kapasitas penanganan penegakan hukum
oleh pemerintah daerah masih belum
Laporan Kinerja Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Wilayah Sumatera Tahun 2019
5
memadai baik itu SDM, sarana prasarana
maupun regulasi.
Kejahatan lingkungan hidup dan kehutanan
semakin komplek terutama dengan terus
berkembangnya teknologi, sehingga
penanganan penegakan hukum juga harus
bisa mengantisipasinya baik itu melalui
penguatan SDM maupun sarana prasarana
yang digunakan.
Kegiatan penegakan hukum tidak terlepas
dari kerjasama unit/sektor/stackholder
terkait, antaralain Badan/Dinas Lingkungan
Hidup, Dinas Kehutanan, Kejaksaan
Tinggi/Negeri bahkan unit terkait di KLHK.
Namun seringkali hal ini justru menjadi
penghambat atau kendala dalam
pelaksanaan penegakan hukum, untuk itu
perlu secara berkelanjutan atau kontinu
dilakukan pertemuan koordinasi atau
konsolidasi.
Laporan Kinerja Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Wilayah Sumatera Tahun 2019
6
B A B I I
P E R E N C A N A A N K I N E R J A
A. Rencana Strategis 2015-2019
Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun 2015 – 2019
(RPJMN 2015-2019) yang telah ditetapkan
dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia
Nomor. 2 Tahun 2015, Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan menetapkan Rencana
Strategis Kementerian LHK Tahun 2015-2019.
Tujuan Kementerian LHK diwujudkan oleh
seluruh unit-unit kerjanya melalui pencapaian
serangkaian sasaran, secara berjenjang sesuai
dengan struktur organisasi. Adapun penentuan
sasaran-sasaran di atas, dilakukan dalam
bingkai ranah tugas dan fungsi masing-masing
unit kerja, dengan mengacu pada Renstra
Kementerian LHK 2015 – 2019, serta dengan
strategi yang didasarkan pada potensi dan
permasalahan. Sasaran Strategis Kementerian
LHK untuk kurun waktu tahun 2015 – 2019,
sebagaimana ditetapkan dalam Renstra
Kementerian LHK 2015-2019, adalah sebagai
berikut:
1. Menjaga kualitas lingkungan hidup untuk
meningkatkan daya dukung lingkungan,
ketahanan air, dan kesehatan masyarakat;
2. Memanfaatkan potensi sumberdaya hutan
dan lingkungan hidup secara lestari untuk
meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan
masyarakat yang berkeadilan;
3. Melestarikan keseimbangan ekosistem dan
keanekaragaman hayati serta keberadaan
sumberdaya alam sebagai sistem
penyangga kehidupan untuk mendukung
pembangunan berkelanjutan.
Tiga Sasaran Strategis Kementerian LHK 2015-
2019 tersebut di atas dilakukan melalui 13
Program yang salah-satunya adalah Program
Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan
Kehutanan (P7) yang pengelolaannya
dikuasakan kepada Ditjen PHLHK. Sasaran
program ini dirancang untuk berkontribusi pada
pencapaian Sasaran Strategis Pertama dan
Sasaran Strategis Ketiga Kementerian LHK,
sebagaimana ditunjukkan dengan diagram pada
Gambar Kinerja Program Penegakan Hukum
Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Selain itu
terdapat satu sub sasaran lainnya yang
merupakan dukungan manajemen.
Laporan Kinerja Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Wilayah Sumatera Tahun 2019
8
Sumber: LKJ Ditjen PHLHK 2017 hal. 16
Gambar 3. Kinerja Program Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Sasaran Program 1: Meningkatnya Penanganan Pengaduan, Penyelesaian Sengketa dan
Penegakan Hukum
Capaian Sasaran Program - Meningkatnya
Penanganan Pengaduan, Penyelesaian
Sengketa dan Penegakan Hukum sebesar 70%
mengarah pada peningkatan keberhasilan
upaya penegakan hukum lingkungan hidup,
yang secara garis besar meliputi pelayanan
pengaduan dan penyelesaian penegakan
hukum administrasi, hukum perdata, dan hukum
pidana terhadap para wajib hukum.
Keberhasilan penanganan penegakan hukum
administrasi, hukum gugatan perdata, dan
hukum pidana termaksud di atas akan
mengurangi pencemaran/perusakan lingkungan
hidup, dan akan melindungi keberlanjutan
sumber daya kehutanan, yang akan mengerucut
bersama hasil upaya lainnya menuju pada
semakin membaiknya kualitas lingkungan hidup
dan kehutanan. Keberhasilan pelaksanaan
“Program Penanganan Pengaduan
Penyelesaian Sengketa dan Penegakan Hukum” pada akhirnya akan berkontribusi pada upaya
untuk mewujudkan Sasaran Strategis Pertama
Kementerian LHK, yakni: “Menjaga kualitas lingkungan hidup untuk meningkatkan daya
dukung lingkungan, ketahanan air, dan
kesehatan masyarakat”.
Laporan Kinerja Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Wilayah Sumatera Tahun 2019
9
Sasaran Program 2: Meningkatnya Pencegahan dan Pengamanan Hutan
Capaian Sasaran Program -Meningkatnya
pencegahan dan pengamanan hutan mengarah
pada teramankannya “aset” kehutanan yang pengelolaannya dikuasakan kepada
Kementerian LHK. Ancaman dan gangguan
terhadap hutan berupa perambahan,
penebangan liar, perburuan liar, pengambilan
liar fauna dan atau flora, kegiatan-kegiatan yang
dapat menimbulkan kebakaran hutan,
kerusakan habitat fauna dan atau flora dilindungi
serta kegiatan-kegiatan liar lainnya yang
mengancam ekosistem beserta dinamika
ekologisnya.
Pencapaian sasaran strategis 2015-2019 dimaksud dilaksanakan melalui lima “Kegiatan”, yang disesuaikan dengan struktur organisasi. Dengan penyesuaian ini
diharapkan bentuk organisasi dengan struktur kegiatan akan terkoneksi dalam mengakselerasi capaian
sasaran strategis Program Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan sebagaimana
ditetapkan dalam Renstra Kementerian LHK yakni:
1. Kegiatan Penanganan Pengaduan, Pengawasan, dan Sanksi Administrasi;
2. Kegiatan Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup;
3. Kegiatan Penegakan Hukum Pidana;
4. Kegiatan Pencegahan dan Pengamanan Hutan;
5. Kegiatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Ditjen PHLHK.
Penjabaran diagram alir Sasaran Program menjadi Sasaran Kegiatan ditunjukkan pada gambar
kegiatan-kegiatannya serta masing-masing sasarannya sebagai berikut:
Sumber: LKJ Ditjen PHLHK 2017 hal. 22
Gambar 4. Program P7, Kegiatan dan Sasaran
Laporan Kinerja Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Wilayah Sumatera Tahun 2019
10
Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum LHK
Wilayah Sumatera sebagai satker di tingkat
daerah tidak terlepas dari arah kebijakan Ditjen
Penegakan Hukum LHK selama 5 (lima) tahun,
sehingga Balai Pengamanan dan Penegakan
Hukum LHK Wilayah Sumatera menjalankan
kegiatan Penegakan Hukum dengan sasaran
kegiatan dari masing-masing eslon II di Ditjen
Penegakan Hukum LHK.
Sasaran Kegiatan Ditjen Penegakan Hukum
LHK selama 5 (lima) tahun adalah sebagai
berikut :
1. Jumlah lokasi dilaksanakannya pencegahan
serta pengendalian ancaman dan gangguan
melalui kegiatan sosialisasi, patroli dan
operasi adalah 34 propinsi;
2. Jumlah Polisi Hutan yang di bina dan
ditingkatkan Kapasitasnya sebanyak 1.500
orang;
3. Jumlah Sarana Prasarana Pelaksanaan
Pengawasan, Pengamanan dan Penegakan
Hukum yang memenuhi standar minimum
sebanyak 16 Brigade SPORC;
4. Pengaduan Masyarakat yang ditindak lanjuti
sebesar 100 %;
5. Penanggung jawab usaha/atau kegiatan
yang diawasi ketaatannya terhadap izin
lingkungan, izin PPLH dan PUU LH
sebanyak 60 % dari ijin yang diterbitkan;
6. Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup
(PPLH) yang dibina dan ditingkatkan
kapasitasnya sebanyak 50 PPLH;
7. Jumlah Sarana dan Prasarana Pelaksanaan
Pengawasan, Pengamanan dan Penegakan
Hukum yang memenuhi standar minimum
sebanyak 20 PPLH;
8. Kasus Pidana Lingkungan Hidup dan
Kehutanan yang diselesaikan (P21) sebesar
50 %;
9. Verifikasi Perkara Bidang Pidana
Lingkungan Hidup dan Kehutanan sebanyak
150 kasus; dan
10. Barang Bukti yang di tangani sesuai dengan
jumlah kasus yang ditangani sebesar 100
%.
Isu yang menonjol saat ini di Balai Pengamanan
dan Penegakan Hukum LHK Wilayah Sumatera
adalah luasnya wilayah kerja dari Balai PPHLHK
Wilayah Sumatera yakni seluruh pulau
Sumatera dari Aceh sampai Lampung sehingga
organisasi Balai PPHLHK Wilayah Sumatera
yang merupakan Esselon III menjadi kurang
optimal dalam urusan pelayanan maupun
kordinasi, apalagi saat ini masyarakat sangat
antusias terhadap kasus- kasus kejahatan
Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang marak
terjadi dan melibatkan banyak pihak sehingga
peningkatan sarana prasarana, sumberdaya
manusia dan pengembangan ilmu teknologi
sangat dibutuhkan.
Strategi Balai PPHLHK Wilayah Sumatera
selama 4 tahun (2016-2019) adalah sebagai
berikut:
1. Menjalin kerjasama dengan berbagai
lembaga sehingga terjalin keselarasan
dalam pelaksanaan kegiatan dilapangan.
2. Meningkatkan kepercayaan publik terhadap
pelaksanaan penegakan hokum lingkungan
hidup dan kehutanan.
3. Mendukung Direktorat Jenderal Penegakan
Hukum LHK dalam hal regulasi
4. Meningkatkan kuantitas dan kualitas
Sumber Daya Manusia (SDM), Sarana
Prasarana (SARPRAS) serta Informasi
Teknologi (IT)
Laporan Kinerja Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Wilayah Sumatera Tahun 2019
11
B. Rencana Kerja dan Anggaran
Perubahan Indikator Kinerja Utama Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui
Permen LHK Nomor:
P.78/MENLHK/SETJEN/SET.1/9/2016, yang
menjadi amanat Rencana Strategis Program
Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Tahun 2015-2019 diturunkan
menjadi Rencana Kerja Direktorat Jenderal
Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan
Kehutanan sebagai komitmen dalam
pencapaian sasaran strategis Jangka Menengah
Dan Jangka Panjang. Rencana kerja ini juga
menjadi acuan menetapkan Indikator Penilaian
Kinerja sebagai instrument mengukur kemajuan
pencapaian tujuan dan sasaran strategis.
C. Perjanjian Kinerja
Berdasarkan Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah,
bahwa setiap entitas akuntabilitas kinerja satuan
kerja menyusun lembar/dokumen Perjanjian
Kinerja dengan memperhatikan dokumen
pelaksanaan anggaran.
Dalam Permenpan Nomor. 29 Tahun 2010
tentang Pedoman Penyusunan Penetapan
Kinerja dan Pelaporan Kinerja, dokumen
penetapan kinerja memuat pernyataan dan
lampiran formulir yang mencantumkan sasaran
strategis, indikator kinerja utama organisasi,
beserta target kinerja dan anggaran. Dokumen
tersebut untuk memantau dan mengendalikan
pencapaian kinerja organisasi.
Direktur Jenderal PPHLHK dan Kepala Balai
PPHLHK Wilayah Sumatera telah
menandatangani Pernyataan dan Perjanjian
Kinerja Balai PPHLHK Wilayah Sumatera Tahun
2019.
Laporan Kinerja Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Wilayah Sumatera Tahun 2019
12
Tabel 4. Perjanjian Penetapan Kinerja Balai PPHLHK Wilayah Sumatera Tahun 2019
NO. SASARAN KEGIATAN OUTPUT TARGET (VOL) PAGU
Luas hutan yang diamankan dari gangguan
dan ancaman bidang kehutanan
550,000 hektar
Sarana prasarana dan kapasitas polisi
kehutanan dalam pelaksanaan pengamanan
dan penegakan hukum memenuhi standar
minimum.
4 Lokasi
Pengaduan yang masuk tertangani 250 pengaduan
Usaha dan/atau kegiatan yang diawasi dan
tingkat penaatan perusahaan.
125 Izin
Sarana prasarana dan kapasitas PPLH dalam
pelaksanaan pengawasan memenuhi standar
minimum.
1 lokasi
Kasus pidana LHK yang diselesaikan sampai
dengan P21 (berkas perkara dinyatakan
lengkap)
44 kasus
Peningkatan kapasitas dan penyediaan
sarana prasarana PPNS
1 lokasi
Layanan Manajemen Keuangan 1 Layanan
Layanan Perkantoran 12 Layanan
TOTAL 71,006,079,000
19,740,660,000
8,403,948,000
14,332,775,000
1 Terlaksananya pencegahan
dan pengamanan terhadap
gangguan dan ancaman
keamanan kawasan hutan di
34 Provinsi.
4 Dukungan manajemen dan
pelaksanaan tugas teknis
lainnya
28,528,696,000
2 Meningkatnya efektifitas
penanganan pengaduan,
pengawasan izin, izin
lingkungan, izin PPLH dan
PPU, ketaatan terhadap
sanksi administrasi
3 Meningkatnya jumlah kasus
pidana LHK yang ditangani
oleh PPNS LHK secara
profesional
Laporan Kinerja Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Wilayah Sumatera Tahun 2019
13
B A B I I I
A K U N T A B I L I T A S K I N E R J A
A. Capaian Kinerja
Laporan kinerja merupakan bentuk akuntabilitas
dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang
dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah
atas penggunaan anggaran. Hal terpenting yang
diperlukan dalam penyusunan laporan kinerja
adalah pengukuran kinerja dan evaluasi serta
pengungkapan (disclosure) secara memadai
hasil analisis terhadap pengukuran kinerja.
Pengukuran kinerja merupakan salah satu
kegiatan manajemen kinerja khususnya
membandingkan kinerja yang dicapai dengan
standar, rencana atau target dengan
menggunakan indicator kinerja yang telah
ditetapkan sebagaimana tercantum dalam
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi No. 53 Tahun
2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja
dan Tata Acara Review atas Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah.
Salah satu fondasi utama dalam menerapkan
manajemen kinerja adalah pengukuran kinerja
dalam rangka menjamin adanya peningkatan
dalam pelayanan publik dan meningkatkan
akuntabilitas dengan melakukan klarifikasi
output dan outcome yang akan dan seharusnya
dicapai untuk memudahkan terwujudnya
organisasi yang akuntabel. Pengukuran kinerja
dilakukan dengan membandingkan antara
kinerja yang (seharusnya) terjadi dengan kinerja
yang diharapkan.
Akuntabilitas ini juga menjelaskan perbandingan
antara target dan capaian seluruh indikator yang
diukur. Selain perbandingan antara target dan
realisasi pada tahun 2019, juga dilakukan
perbandingan antara tahun berjalan dengan
tahun sebelumnya serta perbandingan dengan
Rencana Strategis Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan Tahun 2015-2019.
Analisis akuntabilitas kinerja meliputi uraian
keterkaitan kinerja dengan program dan
kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan
sebagaimana ditetapkan dalam rencana
strategis.
Akuntabilitas Kinerja Balai PPHLHK Wilayah
Sumatera merupakan perwujudan kewajiban
instansi Balai PPHLHK Wilayah Sumatera untuk
mempertanggungjawabkan keberhasilan dan
kegagagalan pelaksanaan misi instansi dalam
mencapai sasaran dan tujuan yang telah
ditetapkan secara periodik. Tahun 2019,
capaian kinerja Balai PPHLHK Wilayah
Sumatera telah berhasil melebihi target atau
109,57% dari 9 (sembilan) target indikator
kegiatan atau dari 4 sasaran kegiatan.
Berikut capaian kinerja Balai PPHLHK Wilayah
Sumatera Tahun 2019:
Laporan Kinerja Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Wilayah Sumatera Tahun 2019
14
Tabel 5. Capaian Kinerja Balai PPHLHK Wilayah Sumatera Tahun 2019
NO. SASARAN
KEGIATAN INDIKATOR KEGIATAN TARGET REALISASI
%
CAPAIAN
1 Terlaksananya
pencegahan dan
pengamanan terhadap
gangguan dan
ancaman keamanan
kawasan hutan di 10
Provinsi.
Luas hutan yang diamankan dari
gangguan dan ancaman bidang
kehutanan
550.000 Ha 699.194.42Ha 127,13
Sarana prasarana dan kapasitas
polisi kehutanan dalam pelaksanaan
pengamanan dan penegakan hukum
memenuhi standar minimum.
4 lokasi 4 lokasi 100
2 Meningkatnya
efektifitas penanganan
pengaduan,
pengawasan izin, izin
lingkungan, izin PPLH
dan PPU, ketaatan
terhadap sanksi
administrasi
Pengaduan yang masuk tertangani 250
Pengaduan
340
Pengaduan
136
Usaha dan/atau kegiatan yang
diawasi dan tingkat penaatan
perusahaan.
125 izin 131 Izin 104,8
Sarana prasarana dan kapasitas
PPLH dalam pelaksanaan
pengawasan memenuhi standar
minimum.
1 lokasi 1 lokasi 100
3 Meningkatnya jumlah
kasus pidana LHK
yang ditangani oleh
PPNS LHK secara
profesional
Kasus pidana LHK yang diselesaikan
sampai dengan P21 (berkas perkara
dinyatakan lengkap)
44 kasus 52 Kasus 118.18
Sarana dan prasarana pencegahan
hukum pidana LHK yang memenuhi
standar minimum
1 lokasi 1 lokasi 100
4 Dukungan manajemen
dan pelaksanaan
tugas teknis lainnya
Layanan Manajemen Keuangan 1 layanan 1 layanan 100
Layanan Perkantoran 12 layanan 12 layanan 100
Laporan Kinerja Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Wilayah Sumatera Tahun 2019
15
Sasaran 1. Terlaksananya pencegahan dan pengamanan terhadap gangguan dan ancaman
keamanan kawasan hutan di 10 provinsi.
Pada tahun 2019 Balai PPHLHK telah berhasil
mengamankan luas kawasan hutan sebesar
699,194,42 hektar atau 127,13% dari target
550,000 hektar, melalui 36 kali operasi yang
terdiri dari 4 kali operasi TSL (11,1%), 21 kali
operasi illog (58,3%) dan 11 kali operasi
perambahan (30,6).
Operasi TSL telah mengamankan 2 (dua) ekor
ungko, 38 ekor (burung cendrawasih, kaka tua
raja hitam dan rangkong), 1 (satu) kulit harimau
dan 4 (empat) janin harimau, 2 (dua) buah
gading gajah, dan 59 ekor (labi-labi dan kura-
kura).
Operasi Illog telah mengamankan 394 batang
kayu olahan (11,98423 m³), 10 karung arang
dan 375 batang balok kayu dan kayu olahan
(10,7425 m³), 2458 batang kayu (28 m³), 325
batang kayu sonokeling, 40 batang kayu jati
(29,1467 m³). Dan operasi perambahan telah
mengamankan lahan seluas 137,998 hektar.
Tahun 2019 telah dilaksanakan peningkatan
kapasitas terhadap 165 Polhut melalui kegiatan
menembak di 4 (empat) Brigade dan kegiatan
Diklat PPNS. Sebelumnya, tahun 2018 jumlah
Polhut yang ditingkatkan kapasitasnya sebanyak
255 orang.
Gambar 5. Latihan Menembak di Medan
Selama empat tahun (2016-2019) luas hutan yang telah diamankan sebesar 6.382.744 hektar
(183.94%) dari target 3,470,000 hektar melalui 153 kali operasi, yang terdiri dari 31 kali operasi TSL
(20,26%), 76 kali operasi illog (49,67%) dan 46 kali operasi perambahan (30,07%).
Grafik 2. Capaian Luas Hutam yang Diamankan Tahun 2016-2019
Laporan Kinerja Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Wilayah Sumatera Tahun 2019
16
Tabel 6. Jumlah Operasi per Tipologi Tahun 2016-2019
TIPOLOGI 2016 2017 2018 2019 2016-2019 %
Operasi TSL 7 8 12 4 31 20.26%
Operasi Illog 14 10 31 21 76 49.67%
Operasi Perambahan 2 8 25 11 46 30.07%
TOTAL 23 26 68 36 153 100.00%
Grafik 3. Jumlah Operasi per Tipologi Tahun 2016-2019
Grafik 4. Sebaran Operasi di Provinsi per Tipologi Tahun 2016-2019
Sasaran 2. Meningkatnya Efektifitas Penanganan Pengaduan, Pengawasan Izin, Izin Lingkungan,
Izin PPLH Dan PPU, Ketaatan Terhadap Sanksi Administrasi.
Penanganan Pengaduan
Capaian kinerja tahun 2019, Balai PPHLHK
telah menangani 340 pengaduan yang masuk,
yang terdiri dari 85 kasus lingkungan hidup
(25%), 201 kasus kehutanan (59,12%), 53
kasus lingkungan hidup dan kehutanan
(15,59%) dan 1 kasus Non Lingkungan Hidup
dan Kehutanan (0,29%).
Laporan Kinerja Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Wilayah Sumatera Tahun 2019
17
Gambar 6. Pemasangan PPLH Line di 3 TPA di Kab.Pelalawan
Selama 4 (empat) tahun (2016-2019) Balai PPHLHK telah menangani 677 pengaduan (109,55%) dari
target 618 pengaduan, yang terdiri dari 220 kasus lingkungan hidup (32,5%), 367 kasus kehutanan
(54,21%), 88 kasus lingkungan hidup dan kehutanan (13%) dan 2 kasus non LHK (0,30%).
Grafik 5. Capaian Penanganan Pengaduan Tahun 2016-2019
Tabel 7. Jumlah Pengaduan per Sektor Tahun 2016-2019
SEKTOR 2016 2017 2018 2019 2016-2019 %
LH 14 65 56 85 220 32.50%
Kehutanan 22 66 78 201 367 54.21%
LHK 2 0 33 53 88 13.00%
NON LHK 0 1 0 1 2 0.30%
TOTAL 38 132 167 340 677 100.00%
Laporan Kinerja Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Wilayah Sumatera Tahun 2019
18
Grafik 6. Jumlah Pengaduan per Sektor Tahun 2016-2019
Dari 677 kasus tersebut di atas, telah selesai ditangani sebanyak 505 kasus, selain itu dalam proses
verifikasi. Berdasarkan sumber pengaduan, 415 pengaduan diterima melalui surat (61,3%), 130 datang
langsung (19,2%), 68 melalui aplikasi pengaduan (10,04%), dan 43 melalui WA/medsos (6,35%).
Tabel 8. Jumlah Pengaduan per Sumber Pengaduan Tahun 2016-2019
SUMBER
PENGADUAN2016 2017 2018 2019 2016-2019 %
Langsung 0 7 37 86 130 19.2%
Surat 38 114 95 168 415 61.3%
SMS 0 0 0 0 0 0.0%
Email 0 0 0 1 1 0.1%
Telepon 0 0 5 3 8 1.2%
LSM 0 0 0 0 0 0.0%
Website 0 0 3 9 12 1.8%
Aplikasi 0 2 24 42 68 10.0%
WA,Medsos 0 9 3 31 43 6.4%
TOTAL 38 125 130 254 677 100.0%
Grafik 7. Jumlah Pengaduan per Sumber Pengaduan Tahun 2016-2019
Jika diperhatikan, sejak tahun 2016 jumlah pengaduan yang masuk selalu bertambah, Kenaikan ini
antara lain karena meningkatnya kepedulian masyarakat/LSM bahkan instansi pemerintah terhadap
ketidaksesuaian atau pelanggaran terhadap izin usaha, akses pengaduan yang mudah (melalui portal
Laporan Kinerja Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Wilayah Sumatera Tahun 2019
19
pengaduan, pos pengaduan, media sosial dsb), kepercayaan publik kepada pemerintah dalam hal ini
BPPHLHK Sumatera dan ketersediaan jumlah PPLH atau Pegawai yang menangani pengaduan.
Pengaduan melalui surat setiap tahun terus bertambah, pengaduan selain ditujukan langsung ke Balai
PPHLHK Wilayah Sumatera juga merupakan surat disposisi dari Direktorat PPSA.
Jumlah pengaduan yang cukup besar juga adalah secara langsung baik itu melalui kantar Balai, Seksi
dan Pos Pengaduan yang tersebar di beberapa provinsi, namun belum di data pengaduan per Pos
Pengaduan.
Kegiatan Pengawasan
Capaian Kinerja Kegiatan Pengawasan pada
tahun 2019 adalah sebesar 131 perusahaan
atau 104% dari target 125 perusahaan dengan
rekomendasi 14 taat (10,69%), dan 117 tidak
taat (89,31%) dengan rekomendasi 116 teguran
tertulis (12,21%), 95 paksaan pemerintah
(72,52%), 3 pembekuan izin (2,29%), dan 2
pencabutan izin (1,53%).
Gambar 7. Kegiatan Pengawasan di PT.SEP Provinsi
Sumatera Selatan
Ada dua jenis usaha yang diawasi yakni Jenis
usaha di bidang Industri Prasarana Jasa (IPJ)
dan jenis usaha di bidang Sumber Daya Alam
(SDA) masing-masing sejumlah 78 IPJ
(59,54%), dan 53 SDA (40,462%).
Dari 131 perusahaan tersebut diperoleh izin
sebanyak 472 yang mencakup izin dari KLHK
dan Pemda, sehingga satu perusahaan yang
diawasi bisa saja memiliki izin lebih dari satu.
Di tahun 2019 penentuan Perusahaan yang
diawasi agak berbeda dari tahun sebelumnya,
Perusahaan adalah peserta PROPER,
rekomendasi DPR RI dan Penilaian Kinerja
Pengelolaan Limbah B3, sehingga tidak hanya
Perusahaan yang memiliki izin dari KLHK saja
yang diawasi.
Gambar 8. Pemasangan Papan Larangan terhadap
pelanggaran karhutla di Provinsi Jambi
Dalam pelaksanaan Pengawasan, BPPHLHK
didukung oleh 6 PPLH dan 18 Calon PPLH
(CPPLH) dengan sebaran: kantor Balai 2 PPLH
dan 1 CPPLH; Seksi wilayah 1: 1 PPLH dan 6
CPPPLH; Seksi wilayah 2: 2 PPLH dan 7
CPPLH dan Seksi Wilayah 3: 1 PPLH dan 4
CPPLH.
Tahun 2019 telah dilaksanakan peningkatan
kapasitas PPLH Jenjang Muda (1 orang).
Laporan Kinerja Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Wilayah Sumatera Tahun 2019
20
.
Selama 4 (empat) tahun (2016-2019) telah dilaksanakan pengawasan terhadap 289 perusahaan, 180
perusahaan di bidang IPJ (62,3%) dan 109 perusahaan di bidang SDA (37,7%), dengan rekomendasi:
34 taat (11,76%), dan 255 tidak taat (88,24%) yang terdiri dari 36 teguran tertulis (12,5%), 204 paksaan
pemerintah (70,59%), 4 pembekuan izin (1,38%), 3 pencabutan izin (1,04%) dan 7 pulbaket (2,42%).
Grafik 8. Capaian Pengawasan Tahun 2016-2019
Grafik 9. Rekomendasi Hasil Pengawasan Tahun 2016-2019
Sementara dari 34 perusahaan yang taat tersebut sebanyak 23 perusahaan adalah jenis usaha di
bidang IPJ (67,6%), dan 11 perusahaan di bidang SDA (32,4%). Sedangkan dari 255 perusahaan yang
tidak taat sebanyak 181 atau 62,6% di bidang IPJ dan 108 atau 37,4% di bidang SDA.
Laporan Kinerja Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Wilayah Sumatera Tahun 2019
21
Grafik 10. Rekomendasi per Jenis Usaha Tahun 2016-2019
Sasaran 3. Meningkatnya jumlah kasus pidana LHK yang ditangani oleh PPNS LHK secara
professional.
Pada tanggal 14 Agustus 2019, Balai
Pengamanan dan Penegakan Hukum
Lingkungan Hidup Dan Kehutanan (Balai
Gakkum KLHK) Wilayah Sumatera
menandatangani nota kesepahaman dengan
Kepolisian Daerah Sumatera Utara dalam
rangka penanganan tindak pidana lingkungan
hidup dan kehutanan di Provinsi Sumatera
Utara.
Nota Kesepahaman ditandatangani oleh
Eduward Hutapea, S.Si., selaku Kepala Balai
Gakkum KLHK Wilayah Sumatera dan
Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol) Rony
Samtana, S.I.K., M.T.C.P., selaku Direktur
Kriminal Khusus Kepolisian Daerah Sumatera
Utara dan digelar di Markas Polda Sumatera
Utara, disaksikan oleh Kepala Kepolisian
Daerah Sumatera Utara, Inspektur Jenderal
Polisi (Irjen Pol)- Drs. Agus Andrianto, S.H., dan
Plt Sekretaris Direktorat Jenderal PHLHK-
Jasmin Ragil, SH., M.H.,
Penandatanganan dihadiri oleh Pejabat Utama
(PJU) Polda Sumatera Utara, perwakilan dari
Polres jajaran Polda Sumatera Utara, Polisi
Kehutanan/SPORC, PPNS dan PPLH dari Balai
Gakkum KLHK Sumatera, serta Balai Besar
Taman Nasional Gunung Leuser (BBTNGL) dan
Orangutan Information Centre (OIC).
“Harapan kita dengan adanya kerjasama ini
dapat menurunkan tindak pidana lingkungan
hidup dan kehutanan di Provinsi Sumatera
Utara, sehingga manfaatnya dapat dirasakan
oleh seluruh masyarakat Indonesia dan seluruh
dunia pada umumnya,” ucap Direktur Jenderal
Penegakkan Hukum Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan (Gakkum KLHK) dalam
sambutannya yang dibacakan oleh Plt
Sekretaris Direktorat Jenderal PHLHK, Jasmin
Ragil, SH., M.H.
Laporan Kinerja Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Wilayah Sumatera Tahun 2019
22
Gambar 9. Kegiatan Penandatanganan Nota Kesepahaman dengan Kepolisian Daerah Sumatera Utara dalam rangka
penanganan tindak pidana LHK di Provinsi Sumatera Utara.
Capaian kinerja kegiatan Penegakan Hukum
Pidana tahun 2019 adalah kasus yang telah
dinyatakan lengkap/P21 sebesar 52 kasus atau
118% dari target 44 kasus, yang terdiri dari 26
kasus TSL (50%), 23 kasus illegal logging
(44,23%) dan 3 kasus perambahan (5,77%).
Sebelumnya pada tahun 2018 sebanyak 50
kasus atau sebesar 313%, dari target 16 kasus,
terdiri dari 14 kasus TSL (28%), 30 kasus illegal
logging (60%) dan 6 kasus perambahan
(12%).
Gambar 10. Press Release Kasus penjualan kulit
harimau di Langkat, Sumatera Utara
Selama empat tahun (2016-2019) penanganan dan penyelesaian perkara tindak pidana/P21 telah
mencapai 149 kasus atau 171,26% dari target 87 yang terdiri dari 77 kasus illog (51,68%), 59 kasus
TSL (39,6%), dan 13 kasus perambahan (8.7%).
Grafik 11. Capaian P21 Tahun 2016-2019
Laporan Kinerja Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Wilayah Sumatera Tahun 2019
23
Tabel 9. Jumlah P21 berdasarkan Tipologi Kasus Tahun 2016-2019
TIPOLOGI KASUS 2016 2017 2018 2019 TOTAL
TSL 3 16 14 26 59
Illog 8 16 30 23 77
Perambahan 2 2 6 3 13
TOTAL 13 34 50 52 149
Grafik 12. Tipologi Kasus P21 Tahun 2016-2019
Wilayah kerja BPPHLHK mencakup 10 provinsi, jumlah P21 terbanyak di provinsi Riau yaitu 35
(23,49%), lalu Lampung 32 (21,48%), Sumatera Utara 29 (19,46%) dan Jambi 23 (15,44%) diikuti
Sumatera Selatan 10 (6,71%), Sumatera Barat dan Kepulauan Bangka Belitung masing-masing 9
(6,04%), Kepulauan Riau 2(1,34%), sementara Aceh dan Bengkulu tidak ada.
Grafik 13. Sebaran P21 di Provinsi 2016- 2019
Laporan Kinerja Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Wilayah Sumatera Tahun 2019
24
Sedangkan di provinsi Aceh dan Bengkulu tidak
ada P21 atau kasus tindak pidana, meskipun
sejak 2016 telah dilakukan operasi. Di Aceh
sendiri telah dilakukan 2 operasi Illog dan 1
operasi perambahan, dan di Bengkulu telah
diilakukan 1 kali operasi TSL dan 2 operasi
perambahan. Jumlah kasus tindak pidana yang
terjadi terus meningkat dan tidak bisa tidak
mesti ditangani.
Penanganan kasus tindak pidana berawal dari
kegiatan operasi yang merupakan tindak lanjut
dari pengaduan masyarakat, rekomendasi dari
kegiatan pengawasan, pelimpahan dari Intansi
atau unit terkait Penandatanganan Nota
Kesepahaman di atas juga merupakan salah
satu upaya dalam mencapai target kinerja
selain dari hasil upaya personil Balai PPHLHK
Wilayah Sumatera dalam melakukan koordinasi
dan dengan instansi terkait, masyarakat dan
Lembaga Swadaya Masyarakat.
Sasaran 4. Dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya
Pada tahun 2019 kegiatan dukungan
manajemen telah berhasil dilaksanakan sebesar
100% atau satu layanan meliputi penyusunan
Lakip, penyelenggaraan administrasai
kepegawaian, penyelenggaraan administrasi
keuangan dan pengelolaan SAI, rapat evaluasi
dan pelaporan, penyelenggaraan koordinasi
atau konsultasi ke Pusat, dan pemenuhan
sarana dan prasarana serta pemeliharaannya.
B. Realisasi Anggaran
Balai PPHLHK Wilayah Sumatera pada tahun
2019 telah merealisasikan anggaran sebesar
Rp. 70,026,790,431 atau 98,62% dari target
sebesar Rp. 71,006,079,000.
Jika dibandingkan dengan anggaran tahun
2018, realisasi anggaran 2019 naik sebesar
Rp. 13,168,633,449,- atau 1,39% dari anggaran
Rp.56,858,156,982,-.
Realisasi anggaran selama 4 (empat) tahun
Balai PPHLHK Wilayah Sumatera Tahun 2016-
2019 adalah sebesar Rp. 160,986,313,577,-
atau 97,79% dari anggaran Rp.
164,631,517,000,-.
Grafik 14. Realisasi Anggaran per Jenis Belanja Tahun 2016- 2019
Laporan Kinerja Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Wilayah Sumatera Tahun 2019
25
Tabel 10. Realisasi Anggaran per Sasaran Kegiatan Tahun 2016-2019
Pagu Realisasi Pagu Realisasi Pagu Realisasi Pagu Realisasi Pagu Realisasi %
1Pencegahan dan
Pengamanan Hutan2,997,404,000 2,939,401,979 6,254,240,000 6,014,547,309 16,892,534,000 16,384,300,573 19,740,660,000 19,550,824,789 45,884,838,000 44,889,074,650 97.83%
2
Penanganan Pengaduan,
Pengawasan, dan Sanksi
Administrasi.
139,650,000 136,854,000 2,388,150,000 2,231,359,949 6,129,597,000 5,969,864,924 8,403,948,000 8,266,082,681 17,061,345,000 16,604,161,554 97.32%
3 Penegakan Hukum Pidana 1,436,900,000 1,404,916,390 3,403,550,000 3,086,269,885 11,470,432,000 11,385,586,581 14,332,775,000 14,059,606,059 30,643,657,000 29,936,378,915 97.69%
4
Dukungan manajemen dan
pelaksanaan tugas teknis
lainnya
- - 18,528,527,000 18,288,016,652 23,984,454,000 23,118,404,904 28,528,696,000 28,150,276,902 71,041,677,000 69,556,698,458 97.91%
Total 4,573,954,000 4,481,172,369 30,574,467,000 29,620,193,795 58,477,017,000 56,858,156,982 71,006,079,000 70,026,790,431 164,631,517,000 160,986,313,577 97.79%
2016-2019No. Sasaran Kegiatan
2016 2017 2018 2019
Tabel 11. Pagu dan Realisasi Anggaran Balai PPHLHK Tahun 2016-2019
JENIS BELANJA 2016 2017 2018 2019 TOTAL
PAGU 4,573,954,000 30,574,467,000 58,477,017,000 71,006,079,000 164,631,517,000
REALISASI 4,481,172,369 29,620,193,795 56,858,156,982 70,026,790,431 160,986,313,577
% 97.97% 96.88% 97.23% 98.62% 97.79%
Grafik 15. Pagu dan Realisasi Anggaran Balai PPHLHK Tahun 2016-2019
Tabel 12. Realisasi Anggaran Kegiatan Pencegahan dan Pengamanan Hutan 2016-2019
2016 2017 2018 2019
Pagu 139,650,000 2,388,150,000 6,129,597,000 8,403,948,000
Realisasi 136,854,000 2,231,359,949 5,969,864,924 8,266,082,681
% 98.00% 93.43% 97.39% 98.36%
Grafik 16. Realisasi Anggaran Kegiatan Pencegahan dan Pengamanan Hutan Tahun 2016-2019
Laporan Kinerja Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Wilayah Sumatera Tahun 2019
26
Tabel 13. Realissi Anggaran Kegiatan Penanganan Pengaduan, Pengawasan, dan Sanksi Administrasi
2016-2019
2016 2017 2018 2019
Pagu 139,650,000 2,388,150,000 6,129,597,000 8,403,948,000
Realisasi 136,854,000 2,231,359,949 5,969,864,924 8,266,082,681
% 98.00% 93.43% 97.39% 98.36%
Grafik 17. Realissi Anggaran Kegiatan Penanganan Pengaduan, Pengawasan, dan Sanksi Administrasi
Tahun 2016-2019
Tabel 14. Realisasi Anggaran Kegiatan Penegakan Hukum Pidana Tahun 2016-2019
2016 2017 2018 2019
Pagu 1,436,900,000 3,403,550,000 11,470,432,000 14,332,775,000
Realisasi 1,404,916,390 3,086,269,885 11,385,586,581 14,059,606,059
% 97.77% 90.68% 99.26% 98.09%
Grafik 18. Realisasi Anggaran Kegiatan Penegakan Hukum Pidana Tahun 2016-2019
Tabel 15. Realisasi Anggaran Kegiatan Dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya 2016-2019
2016 2017 2018 2019
Pagu - 18,528,527,000 23,984,454,000 28,528,696,000
Realisasi - 18,288,016,652 23,118,404,904 28,150,276,902
% - 98.70% 96.39% 98.67%
Laporan Kinerja Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Wilayah Sumatera Tahun 2019
27
Grafik 18. Realisasi Anggaran Kegiatan Dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya
Tahun 2016-2019
Laporan Kinerja Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Wilayah Sumatera Tahun 2019
27
B A B I V
P E N U T U P
A. Kesimpulan
Tahun 2019 capaian kinerja kegiatan dari 4 kegiatan telah berhasil melampaui target yakni:
1. Capaian kinerja kegiatan pencegahan dan pengamanan terhadap gangguan dan ancaman
keamanan kawasan hutan adalah telah berhasil mengamankan hutan seluas 699.194,42 hektar
atau 127,13% dari target 550.000 hektar; melakukan peningkatan kapasitas Polisi Hutan terhadap
165 orang; dan penyediaan sarana prasarana pendukung yang memenuhi standar minimum di 4
brigade;
2. Capaian kinerja kegiatan penanganan pengaduan, pengawasan izin lingkungan, izin PPLH dan
PUU, ketaatan terhadap sanksi administrasi adalah telah berhasil menindaklanjuti 340 pengaduan
atau 100% dari pengaduan yang masuk; dan pengawasan ketaatan penanggungjawab usaha/atau
kegiatan yang terhadap izin lingkungan, izin PPLH dan PUU LH mencapai 131 izin atau 104,8%
dari 125 perusahaan;
3. Capaian kinerja kegiatan penanganan dan penyelesaian perkara tindak pidana lingkungan hidup
dan kehutanan telah berhasil diselesaikan atau P21 sebanyak 52 kasus atau 118,18% dari target
44 kasus; dan peningkatan kapasitas serta penyediaan sarana prasarana terhadap PPNS;
4. Capaian kinerja kegiatan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya berhasil
mencapai target atau 100%;
5. Realisasi anggaran Balai PPHLHK Wilayah Sumatera pada tahun 2019 adalah sebesar Rp.
70,026,405,308,- atau 98,62% dari pagu sebesar Rp. 71,006,079,000,-.
B. Rencana Perbaikan Tahun 2020
1. Peningkatan Kapasitas SDM serta sarana dan prasana di semua bidang masih tetap terus
ditingkatkan sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi;
2. Peningkatan pengelolaan penanganan pengaduan dan penerapan sanksi administrasi, karena
setiap tahun jumlah pengaduan yang masuk terus meningkat;
3. Pengusulan penyesuaian struktur organisasi UPT terkait tugas dan fungsi dari Kasubag Tata
Usaha.
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
DIREKTORAT JENDERAL PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
BALAI PENGAMANAN DAN PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN HIDUP
DAN KEHUTANAN WILAYAH SUMATERA