Bakteri Serratia

download Bakteri Serratia

of 5

Transcript of Bakteri Serratia

  • 7/22/2019 Bakteri Serratia

    1/5

    BAKTERI MERAH SERRATIA SPP.

    PENDAHULUAN

    Ketika kita berbicara tentang bakteriologi, tentu sudah tidak asing lagi

    dengan istilah koloni bakteri. Dalam kegiatan identifikasi, koloni bakteri dapat

    digunakan untuk membedakan jenis bakteri yang satu dengan bakteri yang

    lainnya. Meskipun pada tahapan berikutnya tetap dibutuhkan pengujian fisiologi

    dan biokimia untuk mengidentifikasi suatu bakteri. Pada umumnya, koloni

    bakteri berwarna putih susu atau krem. Tetapi bakteri yang satu ini memiliki

    warna yang menarik, yaitu berwarna merah. Ya.inilah bakteri Serratia spp.

    Serratia dinamai setelah Fisikawan Italia menemukan kapal uap, dan secara

    luas dianggap sebagai organisme berpigmen merah. Di antara spesies yang

    paling banyak dipelajari dan diketahui adalah spesies Serratia marcescens.

    Menurut Baucias dan Pendland, (1998), Serratia marcescens, S entomophilia,

    dan S. proteamaculans, telah diidentifikasi sebagai entomopatogen.

    SISTEMATIKA BAKTERI

    Kingdom :Bacteria

    Filum :Proteobacteria

    Klas :Gammaproteobacteria

    Ordo :Enterobacteriales

    Famili :Enterobacteriaceae

    Genus :Serratia (Uniprot Consortium, 2011)

    KARAKTERISTIK BAKTERI

    Serratia spp termasuk bakteri gram negatif, fakultatif anaerob, motil

    karena mempunyai flagela peritrik, berbentuk batang, berukuran 0,5-0,8 mikron

    x 1,0-5,0 mikron, menghasilkan pigmen merah yang sangat banyak, koloni

    sangat berlendir, oksidase negatif, mereduksi nitrat, indol negatif, Vogues-

    Proskauer positif, Simmons sitrat yang positif, menghasilkan DNase,

    http://www.uniprot.org/taxonomy/2http://www.uniprot.org/taxonomy/1224http://www.uniprot.org/taxonomy/1236http://www.uniprot.org/taxonomy/91347http://www.uniprot.org/taxonomy/543http://www.uniprot.org/taxonomy/613http://www.uniprot.org/taxonomy/613http://www.uniprot.org/taxonomy/613http://www.uniprot.org/taxonomy/543http://www.uniprot.org/taxonomy/91347http://www.uniprot.org/taxonomy/1236http://www.uniprot.org/taxonomy/1224http://www.uniprot.org/taxonomy/2
  • 7/22/2019 Bakteri Serratia

    2/5

    gelatinase, Lipase, Lecithinase, kitinase dan enzim esterase, memanfaatkan

    malonat (Deguzman, 2011).

    DESKRIPSI BAKTERI

    Serratia , seperti Enterobacteriaceae lain, tumbuh baik pada media biasa

    di bawah kondisi anaerobik dan aerobik. Bakteri ini tumbuh dengan baik pada

    media sintetis yang menggunakan berbagai senyawa sebagai sumber karbon

    tunggal. Pertumbuhan yang optimum dari semua strain Serratia pada pH 5-9

    dan pada suhu 20-37 C. Pertumbuhan semua strain Serratia terhambat pada

    pH 45 C. Beberapa strain dapat tumbuh baik pada pH 5, sementara

    yang lain pada pH yang sama membutuhkan masa inkubasi lebih lama untuk

    menunjukkan pertumbuhan.

    Koloni Serratia telah lama dikenal berpigmen merah. Produksi pigmen

    sangat bervariasi antar spesies dan tergantung pada banyak faktor seperti jenis

    spesies dan waktu inkubasi. Koloni Serratia spp. pada media agar biasa tidak

    terbedakan pada hari pertama atau hari kedua dan kemudian berkembang

    menjadi cembung dan menghasilkan pigmen merah. Pada suhu kamar, bakteri

    ini menghasilkan zat warna (pigmen) merah. Pigmen merah jelas terlihat padamedia NA, sedangkan pada media air kelapa bakteri menghadirkan pigmen

    putih dan merah muda. Koloni Serratia tidak berpigmen menyerupai anggota

    lain dari Enterobacteriaceae. Bakteri ini banyak ditemukan di air dan tanah.

    Sebagian besar spesies Serratia berasal dari manusia (tinja).

  • 7/22/2019 Bakteri Serratia

    3/5

    Gambar 1. Biakan bakteri merah pada media NA, a. umur biakan 24 jam,b. umur biakan 48 jam

    MEDIA SELEKTIF

    Banyak jenis media selektif diferensial yang telah dikembangkan untuk

    isolasi dan pengujian pendugaan Serratia. Media selektif tersebut antara lain:

    CT agar, DTC agar, dan SMA. CT agar (caprylate thallus agar) mengandung

    caprylatesebagai sumber karbon untuk Serratia dan garam thalloussebagai

    inhibitor bagi organisme lain. DTC agar (dioxyribonuclease toluidine blue

    cephalothin agar) mengandung sefalotin yang menghambat sebagian besar

    organisme kecuali Psuedomonas aeruginosa dan produksi DNase membantu

    mendeteksi Serratia. SMA dikembangkan dan berisi sefalotin dan colistin.

    Penambahan colistin pada media ini bertujuan untuk menghambat P.

    aeruginosa. Dari tiga jenis media di atas, CT agar adalah media selektif yang

    terbaik untuk Serratia. Sedangkan DTC adalah media yang paling sederhana

    dari tiga jenis media untuk dipersiapkan (Deguzman, 2011).

    PERAN BAKTERI

    S. entomophilia dan S. proteamaculans mampu mengendalikan larva

    Costelytra zealandicayang merupakan vektor penyakit kuning sawo di padangrumput (turf) New Zealand. Spesies Serratia ini menunjukkan tingkat

    kekhususan inang yang tinggi dan telah ditemukan hanya menginfeksi C.

    zealandica (Baucias dan Pendland, 1998). Berdasarkan hasil penelitian dari

    Balika Manado diketahui bahwa Serratia sp. dapat digunakan untuk

    mengendalikan hama B. longissimaterbukti dapat menginfeksi larva dan imago

    (Setyolaksono, 2011).

    GEJALA SERANGAN

    Gejala serangan pada larva ditandai dengan kematian larva, kemudian

    terjadi perubahan warna menjadi kemerah-merahan. Kematian larva mulai

    terjadi satu hari setelah infeksi dan perubahan warna menjadi kemerah-

    merahan mulai terjadi pada satu hari setelah kematian larva. Larva tersebut

    kemudian berangsur-angsur menjadi hitam. Proses infeksi Serratia spp. pada

    serangga terjadi melalui saluran pencernaan. Setelah sel-sel bakteri

  • 7/22/2019 Bakteri Serratia

    4/5

    melekatkan diri pada saluran pencernaan kemudian memperbanyak diri, maka

    larva terinfeksi tersebut akan berhenti makan, mengeluarkan isi perutnya dan

    berwarna kemerahan. Pada akhirnya bakteri akan melewati dinding saluran

    pencernaan dan menginfeksi hemolimfa yang menyebabkan kematian pada

    inangnya.

    Larva yang mati tubuhnya menjadi lembut, berubah warna menjadi

    kemerahan. Perubahan warna dimulai pada ujung atau pangkal tubuh,

    kemudian akan menyelimuti seluruh tubuh. Perubahan warna merah menjadi

    merah tua terjadi dalam waktu singkat, yakni sekitar satu hari dan kemudian

    akan berubah warna lagi sampai warna hitam busuk setelah dua sampai tiga

    hari. Karena infeksi terjadi melalui saluran pencernaan, maka semakin banyak

    sel bakteri yang masuk ke dalam tubuh hama, maka patogenisitas bakteri akan

    semakin tinggi.

    EFEKTIVITAS BAKTERI SERRATIA SP.

    Hasil penelitian Balitka manado menunjukkan bahwa penggunaan

    Seratia sp. dapat menurunkan populasi telur, larva, pupa dan imago B.

    longissima. Aplikasi bakteri Serratia sp. menunjukkan tingkat efektivitas yangsama dengan penggunaan pestisida sintetik. sehingga dapat dikatakan bahwa

    penggunaan bakteri ini bisa menggantikan pestisida (Setyolaksono, 2011).

    Percobaan di laboratorium, Serratia spp. dapat menyebabkan kematian B.

    longissimasebesar 90% (Balitka, 2010).

    DAFTAR PUSTAKA

    Balitka. 2010. Serratia.http://balitka.litbang.deptan.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=64%3Aseratia&catid=39%3Aresearch-highlight&Itemid=60&lang=en.Diakses tgl 16 November 2011.

    Deguzman, C. 2011. Serratia sp. Soil Microbiology.http://filebox.vt.edu/users/chagedor/biol_4684/Microbes/Serratia .html.Diakses tgl 26 Agustus 2011

    D.G. Baucias dan J.C. Pendland. 1998. Principles of insect pathology. KluwerAcademic Publisher. London. 182-183p.

    http://balitka.litbang.deptan.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=64%3Aseratia&catid=39%3Aresearch-highlight&Itemid=60&lang=enhttp://balitka.litbang.deptan.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=64%3Aseratia&catid=39%3Aresearch-highlight&Itemid=60&lang=enhttp://balitka.litbang.deptan.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=64%3Aseratia&catid=39%3Aresearch-highlight&Itemid=60&lang=enhttp://filebox.vt.edu/users/chagedor/biol_4684/Microbes/Serratia%20.htmlhttp://filebox.vt.edu/users/chagedor/biol_4684/Microbes/Serratia%20.htmlhttp://filebox.vt.edu/users/chagedor/biol_4684/Microbes/Serratia%20.htmlhttp://filebox.vt.edu/users/chagedor/biol_4684/Microbes/Serratia%20.htmlhttp://filebox.vt.edu/users/chagedor/biol_4684/Microbes/Serratia%20.htmlhttp://balitka.litbang.deptan.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=64%3Aseratia&catid=39%3Aresearch-highlight&Itemid=60&lang=enhttp://balitka.litbang.deptan.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=64%3Aseratia&catid=39%3Aresearch-highlight&Itemid=60&lang=enhttp://balitka.litbang.deptan.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=64%3Aseratia&catid=39%3Aresearch-highlight&Itemid=60&lang=en
  • 7/22/2019 Bakteri Serratia

    5/5

    Uniprot Consortium, 2011. Taxonomy. http://www.uniprot.org/taxonomy/616.Diakses tgl 28 September 2011

    Setyolaksono, M.P. 2011. Potensi Serratia Sp. Sebagai Pengendali Hama

    Brontispa Longissimahttp://ditjenbun.deptan.go.id/bbp2tpbon/index.php?option=com_content&view=article&id=92:potensi-Serratia -sp-sebagai-pengendali-hama-brontispa-longissima&catid=12:news.Diakses tgl 26 September 2011.

    Oleh:

    Fathul Mukaromah, SP.

    POPT Ahli Pertama

    http://www.uniprot.org/taxonomy/616http://www.uniprot.org/taxonomy/616http://ditjenbun.deptan.go.id/bbp2tpbon/index.php?option=com_content&view=article&id=92:potensi-Serratia%20-sp-sebagai-pengendali-hama-brontispa-longissima&catid=12:newshttp://ditjenbun.deptan.go.id/bbp2tpbon/index.php?option=com_content&view=article&id=92:potensi-Serratia%20-sp-sebagai-pengendali-hama-brontispa-longissima&catid=12:newshttp://ditjenbun.deptan.go.id/bbp2tpbon/index.php?option=com_content&view=article&id=92:potensi-Serratia%20-sp-sebagai-pengendali-hama-brontispa-longissima&catid=12:newshttp://ditjenbun.deptan.go.id/bbp2tpbon/index.php?option=com_content&view=article&id=92:potensi-Serratia%20-sp-sebagai-pengendali-hama-brontispa-longissima&catid=12:newshttp://ditjenbun.deptan.go.id/bbp2tpbon/index.php?option=com_content&view=article&id=92:potensi-Serratia%20-sp-sebagai-pengendali-hama-brontispa-longissima&catid=12:newshttp://ditjenbun.deptan.go.id/bbp2tpbon/index.php?option=com_content&view=article&id=92:potensi-Serratia%20-sp-sebagai-pengendali-hama-brontispa-longissima&catid=12:newshttp://ditjenbun.deptan.go.id/bbp2tpbon/index.php?option=com_content&view=article&id=92:potensi-Serratia%20-sp-sebagai-pengendali-hama-brontispa-longissima&catid=12:newshttp://ditjenbun.deptan.go.id/bbp2tpbon/index.php?option=com_content&view=article&id=92:potensi-Serratia%20-sp-sebagai-pengendali-hama-brontispa-longissima&catid=12:newshttp://www.uniprot.org/taxonomy/616