bahaya merokok.pdf

9
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Remaja adalah generasi penerus bangsa, untuk itu suatu negara perlu mempersiapkan generasi muda secara fisik dan psikis dengan baik. Secara fisik perkembangan remaja dari segi kesehatan perlu mendapatkan perhatian yang cukup signifikan dari pemerintah. Salah satu karakteristik umum perkembangan remaja menurut Ali.M (2010) adalah memiliki rasa ingin tahu yang tinggi (high curiosity). Karena didorong oleh rasa ingin tahu yang tinggi, remaja cenderung ingin bertualang, menjelajah segala sesuatu, dan mencoba segala sesuatu yang belum pernah dialaminya. Selain itu, didorong juga oleh keinginan seperti orang dewasa menyebabkan remaja ingin mencoba melakukan apa yang sering dilakukan oleh orang dewasa. Akibatnya, tidak jarang secara sembunyi-sembunyi, remaja pria mencoba merokok karena sering melihat orang dewasa melakukannya. Seolah-olah dalam hati kecilnya berkata bahwa remaja ingin membuktikan kalau sebenarnya dirinya mampu berbuat seperti yang dilakukan orang dewasa. Oleh karena itu yang amat penting bagi remaja adalah memberikan bimbingan agar rasa ingin tahunya yang tinggi dapat terarah kepada kegiatan-kegiatan yang positif, kreatif dan produktif. Namun pada kenyataannya yang terjadi adalah para remaja melakukan kegiatan yang mengarah ke arah negatif seperti kebiasaan merokok. Universitas Sumatera Utara

description

.

Transcript of bahaya merokok.pdf

Page 1: bahaya merokok.pdf

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Remaja adalah generasi penerus bangsa, untuk itu suatu negara perlu

mempersiapkan generasi muda secara fisik dan psikis dengan baik. Secara fisik

perkembangan remaja dari segi kesehatan perlu mendapatkan perhatian yang cukup

signifikan dari pemerintah.

Salah satu karakteristik umum perkembangan remaja menurut Ali.M (2010)

adalah memiliki rasa ingin tahu yang tinggi (high curiosity). Karena didorong oleh

rasa ingin tahu yang tinggi, remaja cenderung ingin bertualang, menjelajah segala

sesuatu, dan mencoba segala sesuatu yang belum pernah dialaminya. Selain itu,

didorong juga oleh keinginan seperti orang dewasa menyebabkan remaja ingin

mencoba melakukan apa yang sering dilakukan oleh orang dewasa. Akibatnya, tidak

jarang secara sembunyi-sembunyi, remaja pria mencoba merokok karena sering

melihat orang dewasa melakukannya. Seolah-olah dalam hati kecilnya berkata bahwa

remaja ingin membuktikan kalau sebenarnya dirinya mampu berbuat seperti yang

dilakukan orang dewasa. Oleh karena itu yang amat penting bagi remaja adalah

memberikan bimbingan agar rasa ingin tahunya yang tinggi dapat terarah kepada

kegiatan-kegiatan yang positif, kreatif dan produktif. Namun pada kenyataannya yang

terjadi adalah para remaja melakukan kegiatan yang mengarah ke arah negatif seperti

kebiasaan merokok.

Universitas Sumatera Utara

Page 2: bahaya merokok.pdf

Karakteristik remaja yang erat dengan keinginan adanya kebebasan,

indenpendensi, dan berontak dari norma-norma, dimanfaatkan para pelaku industri

rokok dengan memunculkan selogan-selogan promosi yang mudah tertangkap mata

dan telinga serta menantang. Selogan-selogan ini tidak hanya gencar dipublikasikan

melalui berbagai iklan di media elektronik, cetak dan luar ruang, tetapi industri rokok

pada saat ini sudah masuk pada tahap pemberi sponsor setiap event anak muda, seperti

konser musik dan olah raga. Hampir setiap konser musik dan event olah raga di

Indonesia di sponsori oleh industri rokok. Dalam event tersebut mereka bahkan

membagikan rokok gratis atau mudah mendapatkannya dengan menukarkan potongan

tiket masuk acara tersebut. Para remaja memang menjadi sasaran empuk bagi industri

rokok.

Ketua ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia Widyastuty Soerojo pada

lokakarya “Understanding Tobacco Industry Throught Their Own Top secret

Document tahun 2008 di Jakarta, mengatakan industri rokok memanfaatkan

karakteristik remaja, ketidaktahuan konsumen dan ketidakberdayaan mereka yang

sudah kecanduan rokok. Iklan rokok menawarkan citra seorang perokok sebagai

seorang yang tangguh, kreatif, penuh solidaritas, macho modern dan lain sebagainya,

sehingga remaja tertarik untuk mengadopsi rokok tanpa menyadari bahayanya.

Semua perusahaan tembakau besar di Indonesia memberikan sponsor pada

kegiatan olah raga, acara remaja dan konser musik. Akibatnya anak-anak Indonesia

sangat terpengaruh oleh iklan rokok yang mengasosiasikan merokok dengan

keberhasilan dan kebahagiaan. Pemberian sponsor serta promosi melalui berbagai

Universitas Sumatera Utara

Page 3: bahaya merokok.pdf

kegiatan merupakan komponen kunci dalam strategi industri tembakau untuk

merangkul para remaja (Gatra, 2004).

Ancaman khusus rokok terhadap kelompok usia remaja merupakan suatu hal

yang tidak bisa disepelekan. Hal ini telah mencemaskan semua pihak, terutama

kelompok perlindungan anak. Rokok mengancam masa depan kesehatan dan

kepribadian anak. Rokok harus dilihat juga sebagai bahan adiktif buat anak.

Salah satu iklan rokok yang digemari remaja adalah iklan rokok A Mild

dengan label “A”, diproduksi oleh PT HM Sampoerna Tbk, selalu melakukan

perubahan dan pembaharuan sesuai dengan keinginan para remaja yang ingin

mencoba hal yang baru. Rokok tersebut menawarkan keamanan dan kenyamanan

merokok dengan rendah kadar Tar dan Nikotin, serta adanya selogan yang selalu

segar bagi para remaja misalnya tema “Bukan Basa Basi”(BBB), versi “Kalau benda

bisa ngomong”, “Silahkan Bicara” yang diikuti dengan gambar mulut yang tertutup

plester. Selogan tersebut sangat efektif dalam memengaruhi remaja bahwa remaja

senang dengan keterbukaan, dan berhak melakukan sesuatu seperti yang dilakukan

orang dewasa (Purwaningwulan, 2007).

Demikian halnya iklan rokok yang lainnya, disamping ada unsur humor yang

digunakan untuk menarik perhatian remaja, juga terdapat makna pesan-pesan yang

secara tersembunyi yaitu kritik sosial pada perilaku pelanggaran yang kadangkala juga

dilakukan oleh para remaja.

Komnas Perlindungan Anak bersama dengan Universitas Muhammadiyah

Prof.DR Hamka (UHAMKA) melakukan penelitian mengenai dampak ketertarikan

Universitas Sumatera Utara

Page 4: bahaya merokok.pdf

remaja pada iklan rokok, kegiatan yang disponsori industri rokok terhadap aspek

kognitif, afektif dan perilaku merokok pada remaja dengan subjek sebanyak 353

responden murid SMP dan SMA di DKI Jakarta pada tahun 2007. Penelitian bersama

itu menunjukkan seberapa jauh anak mengenal tayangan iklan rokok dari berbagai

media. Hasilnya menyatakan 99,8% anak remaja sudah terpapar iklan rokok, dan

sebanyak 81% remaja pernah mengikuti kegiatan yang disponsori industri rokok. Jika

ditinjau dari aspek kognitif pengaruh iklan terhadap remaja, riset menyatakan 68,2%

anak remaja dapat menyebutkan lebih dari tiga slogan iklan rokok, dan bisa dengan

cepat mengenali karya audio visual iklan rokok serta mengidentifikasi produk yang

dimaksud. Jika ditinjau dari sisi usia remaja yang mulai merokok, hasil penelitian

tersebut menyatakan rata-rata remaja mulai merokok pada usia 14 tahun, dan

sebanyak 31,5% remaja mulai merokok di usia 15 tahun. Dan dari segi besarnya

pengaruh iklan dan kegiatan yang disponsori industri rokok terhadap perilaku

merokok remaja sebanyak 29% remaja perokok menyalakan rokoknya ketika melihat

iklan rokok pada saat tidak merokok (Wibowo, 2009).

Dalam survey WHO yang dilakukan di 100 Negara secara serentak pada tahun

2004-2006 termasuk Indonesia, terungkap bahwa 12,6% pelajar setingkat SMP

adalah perokok, dan sebanyak 30,9% pelajar perokok tersebut mulai merokok

sebelum usia 10 tahun dan 3,2% dari mereka sudah kecanduan. Hasil lain dari survey

ini adalah 64,2% pelajar SMP menyatakan terpapar asap rokok orang lain, perokok

pasif di rumah sendiri, dan 81% pelajar SMP terpapar ditempat-tempat umum

(Cahaya, 2008).

Universitas Sumatera Utara

Page 5: bahaya merokok.pdf

Berdasarkan survey yang dilakukan Global Youth Tobacco Survey (GYTS)

Indonesia tahun 2006 yang dilakukan terhadap remaja berusia 13-15 tahun sebanyak

24,5% remaja laki-laki dan 2,3% remaja perempuan merupakan perokok, 3,2%

diantaranya sudah kecanduan. Bahkan yang lebih mengkhawatirkan 3 dari 10 pelajar

mencoba merokok sejak mereka dibawah usia 10 tahun. Hasil survey tersebut juga

menunjukkan bahwa akibat gencarnya iklan yang dilakukan oleh industri rokok,

maka sebanyak 92,9% anak-anak terekspos dengan iklan yang berada di papan

reklame dan 82,8% terekspos iklan berada di majalah dan Koran (Wibowo, 2009).

Indonesia sebagai salah satu negara berkembang mempunyai konsumsi rokok

6,6% dari konsumsi dunia, yang memprihatinkan dari 3 juta remaja yang merokok

ada 20% adalah anak SMP dan tiga tahun terakhir 30% dari jumlah anak SMP

sebagai perokok aktif (Irdan, 2008).

Menurut Nawi, dari Quit Tobacco Indonesia yang dikemukakan pada

seminar “Update of Tobacco Control Research” di Diklat RSUP Dr Sardjito,

Indonesia termasuk 5 negara dengan konsumsi rokok terbesar di dunia. Konsumsi

tembakau di Indonesia meningkat 7 kali lipat dalam jangka waktu 3 tahun (1997-

2000), dan prevalensi penggunaan tembakau di Indonesia telah meningkat dalam

segala usia. Hasil penelitian Yayi Suryo Direktur Eksekutif QTI FK-UGM di

Yogyakarta, iklan rokok dan perilaku merokok berhubungan secara signifikan dengan

perilaku merokok dikalangan remaja SMP dan SMA di kota Yogyakarta. Insiden

perokok pada pria di kalangan remaja lebih tinggi dari di kalangan perempuan

(Kanal, 2007).

Universitas Sumatera Utara

Page 6: bahaya merokok.pdf

Perilaku merokok merupakan hal yang sangat mudah dijumpai pada

masyarakat karena dianggap sebagai suatu kebiasaan yang tidak membahayakan bagi

manusia, diperkirakan jumlah perokok di dunia sebesar 1,3 miliar orang, sementara

penyakit akibat perilaku merokok mencapai 4,9 juta setiap tahunnya, menurut

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) apabila perilaku ini berlanjut maka angka

kematian akibat rokok meningkat 10 juta setiap tahunnya pada tahun 2020, dan ini

banyak terjadi di negara-negara berkembang (Bustan, 2007).

Dunia kesehatan menyatakan bahwa merokok memberi dampak negatif yang

luas bagi kesehatan dan ditenggarai sebagai salah satu penyebab utama timbulnya

penyakit kanker paru, penyakit jantung koroner, impotensi, bahkan gangguan

kehamilan dan janin. Menurut data WHO satu juta manusia pertahun di dunia

meninggal karena merokok dan 95% diantaranya adalah kanker paru-paru. Data

statistik WHO yang dipublikasikan tanggal 28 Mei 2002 menyebutkan bahwa

aktivitas merokok telah membunuh satu dari sepuluh orang dewasa di dunia tiap

tahun, dan itu setara dengan empat juta kematian perokok. Bahkan jika trennya tidak

berubah, tahun 2030 kematian akan meningkat menjadi satu dari enam perokok.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Kesehatan RI Soewarta

Kosen menyatakan rokok mengakibatkan 1172 kematian setiap tahunnya, yang

artinya satu kematian setiap enam detik. Meskipun demikian peningkatan jumlah

perokok di kalangan remaja terus meningkat (Wibowo,2009).

Penanggulangan masalah rokok di Indonesia memang sangat dilematis. Disatu

sisi, industri rokok dianggab sebagai penghasil pajak paling besar dibanding sektor

Universitas Sumatera Utara

Page 7: bahaya merokok.pdf

lain. Misalnya dapat memberikan kontribusi terhadap pemasukan keuangan negara

berupa pembayaran cukai. Singkat kata, industri rokok adalah industri padat karya

dan memberikan sumbangan yang cukup besar dalam perekonomian bangsa

(Yanto, 2009).

Menurut Imam, ratifikasi Framework Convention on Tobacco Control

(FTCT), suatu hukum international dalam pengendalian tembakau, adalah faktor

kunci perlindungan anak-anak dari bahaya tembakau, yang salah satunya mengatur

iklan rokok. WHO mengklaim bahwa pelarangan segala bentuk iklan promosi, dan

sponsor rokok terbukti bisa menurunkan tingkat konsumsi rokok hingga 16%.

Sekalipun sejumlah pemerintah daerah dalam beberapa tahun terakhir juga telah

membuat sejumlah Perda yang mengatur tempat untuk merokok,namun pemerintah

Indonesia yang bergabung dalam salah satu penyusun FTCT, yang telah disepakati

secara aklamasi dalam sidang WHO 2003, menjadi satu-satunya negara di Asia

Fasifik yang tidak menandatangani dan belum melakukan aksesi FTCT. Sehingga

terkesan ironis ketika pemerintah sibuk menghimbau anak–anak muda untuk tidak

merokok melalui tema Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2008, “Anak Muda Tanpa

Rokok/Tobacco Free Youth namun tidak mencoba menyediakan lingkungan yang

kondusif bagi anak-anak yang kadang masih terlalu hijau untuk memilih (Antara,

2008).

SMP swasta Dharma Bakti Medan adalah salah satu sekolah SMP yang ada di

Kota Madya Medan letaknya sangat strategis yang berada di jalan besar Jamin

Ginting Padang Bulan. Dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti di sekolah

Universitas Sumatera Utara

Page 8: bahaya merokok.pdf

tersebut, peneliti melihat bahwa ada siswa yang merokok diluar kegiatan sekolah,

misalnya saat sebelum masuk lingkungan sekolah, setelah keluar sekolah, bahkan ada

secara sembunyi-sembunyi merokok saat jam istirahat.

Berdasarkan hasil wawancara langsung yang peneliti lakukan dengan pihak

sekolah dalam hal ini guru BP (Bimbingan dan Penyuluhan), bahwa salah satu aturan

dan tata tertib disekolah tersebut adalah melarang siswa merokok, dan aturan tersebut

juga sudah berulangkali diingatkan kepada seluruh siswa, namun ada sekitar 5-10%

siswa yang merokok diluar jam belajar. Keadaan tersebut sulit dipantau karena

mereka merokok diluar lingkungan sekolah.

Mengingat usia mereka masih dini sudah merokok, maka hal ini harus segera

dicegah untuk terjadinya perilaku kecanduan merokok, serta mengantisipasi dampak

rokok terhadap kesehatan mereka sangat berbahaya.

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana

pengaruh Iklan Rokok di Televisi terhadap Perilaku merokok siswa SMP di SMP

Swasta Dharma Bakti Medan Tahun 2011.

1.2. Permasalahan

Bagaimanakah pengaruh iklan rokok di televisi terhadap perilaku merokok

siswa SMP di SMP Swasta Dharma Bakti Medan tahun 2011?

Universitas Sumatera Utara

Page 9: bahaya merokok.pdf

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis tentang pengaruh iklan rokok

di televisi terhadap perilaku merokok Siswa SMP di SMP Swasta Dharma Bakti

Medan Tahun 2011.

1.4. Hipotesis

Ada pengaruh iklan rokok di televisi terhadap perilaku merokok siswa SMP

di SMP Swasta Dharma Bakti Medan.

1.5. Manfaat penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Secara teoritis, dapat menambah khasanah keilmuan Kesehatan Masyarakat

khususnya tentang dampak rokok bagi kesehatan dan dapat sebagai referensi bagi

peneliti selanjutnya

2. Diharapkan orang tua, guru dan pemerintah dapat memberikan informasi tentang

bahaya merokok bagi kesehatan

3. Bagi remaja khususnya siswa SMP mau secara sadar menghindari perilaku

merokok untuk kepentingan kesehatannya.

Universitas Sumatera Utara