ANALISIS BAHAYA

31
ANALISIS BAHAYA Isa Ma’rufi Bagian Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan Keselamatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember

Transcript of ANALISIS BAHAYA

Page 1: ANALISIS BAHAYA

ANALISIS BAHAYA

Isa Ma’rufi

Bagian Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan Keselamatan KerjaFakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Jember

Page 2: ANALISIS BAHAYA

bahaya

• sesuatu yang dapat menyebabkan cedera atau kematian pada manusia, serta kerusakan pada alat atau lingkungan.

• merupakan potensi dari rangkaian sebuah kejadian untuk muncul dan menimbulkan kerusakan atau kerugian.

Page 3: ANALISIS BAHAYA

Analisis bahaya

• adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk melakukan pengukuran, menentukan jenis bahaya dari setiap tahapan kegiatan dan menentukan tingkat bahaya sebagai upaya pencegahan dan pengendalian bahaya.

Page 4: ANALISIS BAHAYA

Analisis bahaya

• suatu alat (tools) yang digunakan untuk menilai tingkat bahaya, menduga prakiraan bahaya dan menetapkan ukuran yang tepat dalam pengawasan, pemantauan dengan menitikberatkan pada pencegahan dan pengendalian bahaya lingkungan kerja.

Page 5: ANALISIS BAHAYA

Teknik Pengambilan Sampel Lingkungan Kerja

Page 6: ANALISIS BAHAYA

Teknik Pengambilan Sampel Lingkungan Kerja

1. Sampel tenaga kerja2. Sampel Udara (bhn kimia di udara, debu)3. Sampel kebisingan4. Sampel Penerangan5. Sampel Iklim Kerja6. Sampel getaran

Page 7: ANALISIS BAHAYA

1. Penentuan sampel tenaga kerja

Sampel tenaga kerja (ideal):

1. Sampel tenaga kerja yang tidak terpajan;2. Sampel tenaga kerja yang terpajan tetapi

masih di bawah dari NAB;3. Sampel tenaga kerja yang terpajan

sama/lebih dari NAB (Risiko maksimum).

Page 8: ANALISIS BAHAYA

Memilih tenaga kerja yang berisiko maksimum

• Pengamatan• Memilih TK yg paling dekat dg sumber• Pemilihan sampel secara acak (random)

– Simple random sampling– Sistimatic random sampling– Cluster random sampling– Strutified random sampling– Multistage random sampling

Page 9: ANALISIS BAHAYA

Sampel Tenaga Kerja(NIOSH Occupational Exposure Sampling Strategy Manual)

Jumlah/Ukuran Kelompok (N) Jumlah sampel yg dibutuhkan)

89

1011-1213-1415-1718-2021-2425-2930-3738-49

50

789

101112131415161718

Page 10: ANALISIS BAHAYA

2. Penentuan sampel udara

a. Sampel perorangan– Alat dipakai langsung (dikenakan) tenaga kerja

sampel)– Alat: personal sampler

b. Pengambilan sampel udara di daerah pernafasan Alat tidak dipakai tenaga kerja, ttp diukur oleh

org lain.

c. Pengambilan sampel lingkungan

Page 11: ANALISIS BAHAYA

c. Pengambilan sampel lingkungan• Pengambilan sampel udara pd lokasi tempat kerja• Ada dua cara: Cara A & Cara B• Cara A: untuk mengetahui rata-rata berbahaya,

dilakukan tiap tahapan kerja (jam 08.00-12.00, 12.00-13.00, 13.00-17.00).

• Cara B: pengkuran 1 sampel dg periode waktu 8 jam, pengkuran pajanan scr berurutan dg periode waktu penuh, pengukuran pajanan scr berurutan dg periode paruh penuh, pengukuran pajanan sesaat secara acak.

Page 12: ANALISIS BAHAYA

Sumber Emisi Udara Jenis Emisi Sumber Bergerak atau

Tidak BergerakLokasi Sumber Emisi UdaraMawar AnginArah Angin DominanLokasi pekerjaKondisi IklimKondisi Topografi

LOKASI SAMPLING KUALITAS UDARA

AMBIEN DITENTUKAN OLEH ;

Page 13: ANALISIS BAHAYA

Metode Pengumpulan dan Analisis Data Kualitas Udara dan Kebisingan

No Parameter MetodeSampling

Metode Analisis

Peralatan

A. Kualitas Udara

1 Sulfur Dioksida (SO2)

Impinger Pararosanilin, NDIR

Spectrofotometer

2 Karbon Monoksida (CO)

In Situ NDIR NDIR Analyser

3 Oksida Nitrogen (NOx)

Impinger Saltzman, NDIR

Spectrofotometer

4 PM10 (Partikel < 10)

Gravimetrik Hi-Vol

5 TSP (debu) Gravimetrik Hi-Vol

B. Kebisingan In Situ Kepmen LH 48 Th 1999

Sound Level Meter

Page 14: ANALISIS BAHAYA

Nasal Ranger Field Olfactormeter Calibration Orifice set

PENGUKURAN KEBAUAN

Page 15: ANALISIS BAHAYA

IMPINGER

Page 16: ANALISIS BAHAYA
Page 17: ANALISIS BAHAYA
Page 18: ANALISIS BAHAYA

3. Kebisinganalat: sound level meter

Pengambilan sampel: Lokasi: 1. sumber, 2. tenaga kerja (paling bising), 3.

sedang, 4. normal.• Cara sederhana

– Dilakukan oleh dua orang, dibaca setiap 5 detik selama 10 menit. Org pertama mencatat, org kedua mengamati waktu.

• Cara langsung– Dengan sebuah integrating sound level meter yang

mempunyai fasilitas pengukuran LTM5, yaitu Leq dengan waktu ukur setiap 5 detik, dilakukan pengukuran selama 10 (sepuluh) menit

Page 19: ANALISIS BAHAYA

Waktu pengambilan :

• L1diambil pada jam 07.00 mewakili jam 06.00 – 09.00

• L 2diambil pada jam 10.00 mewakili jam 09.00 – 14.00

• L 3diambil pada jam 15.00 mewakili jam 14.00 – 17.00

• L 4diambil pada jam 20.00 mewakili jam 17.00 – 22.00

• L 5diambil pada jam 23.00 mewakili jam 22.00 – 24.00

• L 6diambil pada jam 01.00 mewakili jam 24.00 – 03.00

• L 7 diambil pada jam 04.00 mewakili jam 03.00 – 06.00

Page 20: ANALISIS BAHAYA

4. Penerangan

• Alat: luxmeter• Menentukan daerah yang dijadikan lokasi

pekerjaan untuk dijadikan titik sampel, lokasi pekerja.

• Dilakukan setiap 5 m dr titik sampel pertama.• Tinggi pengukuran 1 m dr lantai.• Operator tdk boleh menimbulkan bayangan.• Menghadap pencahayaan, tdk membelakangi.

Page 21: ANALISIS BAHAYA

luxmeter

Page 22: ANALISIS BAHAYA

5. IKLIM KERJA

• hasil perpaduan antara suhu, kelembaban, kecepatan gerakan udara dan panas radiasi.

• Untuk mengetahui rata-rata iklim kerja tiap tahap, dilakukan tiap tahapan kerja (jam 08.00-12.00, 12.00-13.00, 13.00-17.00).

• dilakukan minimla 3 titik pada setiap tahapan kerja.

• Lokasi utama adalah tempat tenaga kerja terpapar langsung dg sumber bahaya.

Page 23: ANALISIS BAHAYA

Peralatan Pengukuran

• Thermometer• Thermometer Kata• Psychrometer• Anemotherm (kecepatan angin)• Globe Thermometer (radiasi)• Sling Psychrometer (ISBB)• Arsmann Psychrometer (ISBB)

Page 24: ANALISIS BAHAYA

QUESTEMP

Page 25: ANALISIS BAHAYA
Page 26: ANALISIS BAHAYA

6. GETARAN

• alat : vibration meter • Pengukuran dilakukan pada tenaga kerja.• Pengukuran getaran dilakukan pada suatu

mesin yang mempunyai level getaran cukup tinggi.

• Pengukuran bisa dilakukan secara rutin, referensi, atau sebelum & sesudah perbaikan.

Page 27: ANALISIS BAHAYA

vibration meter atau vibration analyzer

Page 28: ANALISIS BAHAYA

TEKNIK ANALISIS

Page 29: ANALISIS BAHAYA

TEKNIK ANALISIS

• SNI 19 0232 2005 NAB udara di tempat kerja.• SNI 16-7063-2004 NAB iklim kerja.• PERATURAN MENTERI PERBURUHAN NO.7 TAHUN

1964 Tentang SYARAT KESEHATAN, KEBERSIHAN SERTA PENERANGAN DALAM TEMPAT KERJA.

• PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI NOMOR PER.13/MEN/X/2011 TAHUN 2011 TENTANG NILAI AMBANG BATAS FAKTOR FISIKA DAN FAKTOR KIMIA DI TEMPAT KERJA

Page 30: ANALISIS BAHAYA

Metode analisis

• Kualitatif• kuantitatif

Page 31: ANALISIS BAHAYA

TERIMA KASIH