Bahaya Laten Korupsi

35
BAHAYA LATEN KORUPSI Oleh Nuhbatul Basyariah & Fitria Amin

Transcript of Bahaya Laten Korupsi

Page 1: Bahaya Laten Korupsi

BAHAYA LATEN KORUPSI

Oleh

Nuhbatul Basyariah & Fitria Amin

Page 2: Bahaya Laten Korupsi

Apa itu korupsi ????

Page 3: Bahaya Laten Korupsi

• korupsi berasal dari Bahasa Latin yakni corruptio dari kata kerja corrumpere = busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik, menyogok.

• menurut Transparency International adalah perilaku pejabat publik, politikus atau pegawai negeri, yang secara tidak wajar dan illegal memperkaya diri atau memperkaya orang-orang di dekatnya, dengan jalan menyalahgunakan kekuasaan publik yang dipercayakan kepada mereka.

Page 4: Bahaya Laten Korupsi

UNSUR-UNSUR…..UNSUR-UNSUR…..

orang, yakni orang perseorangan atau korporasi

perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau korporasi secara melawan hukum

penyalahgunaan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan

mengakibatkan kerugian terhadap keuangan negara atau perekonomian negara.

Page 5: Bahaya Laten Korupsi

Kenapa bisa korupsi???

Page 6: Bahaya Laten Korupsi

PertamaPertama: : aspek individu pelaku korupsiaspek individu pelaku korupsi

Gaji rendah sering disebut sebagai salah satu Gaji rendah sering disebut sebagai salah satu pendorong tindak korupsi, namun studi Bank Dunia pendorong tindak korupsi, namun studi Bank Dunia membantah argumen tersebut. Deon Filmer (Bank membantah argumen tersebut. Deon Filmer (Bank Dunia) dan David L Lindauer (Wellesley College) Dunia) dan David L Lindauer (Wellesley College) dalam dalam World Bank Working PaperWorld Bank Working Paper No. 2226/2001 No. 2226/2001 yang berjudul, “Does Indonesia Have a Low Pay Civil yang berjudul, “Does Indonesia Have a Low Pay Civil Service,” menunjukkan bahwa rata-rata pendapatan Service,” menunjukkan bahwa rata-rata pendapatan pegawai negeri 42% lebih tinggi dibandingkan pegawai negeri 42% lebih tinggi dibandingkan dengan swasta. (dengan swasta. (Media IndonesiaMedia Indonesia, 2/62001, 2/62001

Mental aparat yang bobrok. Menurut Mental aparat yang bobrok. Menurut www.transparansi.or.idwww.transparansi.or.id, terdapat banyak karakter , terdapat banyak karakter bobrok yang menghinggapi para koruptor.bobrok yang menghinggapi para koruptor.

biasanya berpadu dengan moral yang kurang biasanya berpadu dengan moral yang kurang kuat dan gaya hidup yang konsumtif. Ujungnya, kuat dan gaya hidup yang konsumtif. Ujungnya, aparat cenderung mudah tergoda untuk melakukan aparat cenderung mudah tergoda untuk melakukan korupsi. korupsi.

Page 7: Bahaya Laten Korupsi

KeduaKedua, aspek organisasi termasuk di , aspek organisasi termasuk di dalamnya sistem pengorganisasian dalamnya sistem pengorganisasian lingkungan masyarakat sebagai suatu lingkungan masyarakat sebagai suatu organisasi sosial. Korupsi biasa terjadi organisasi sosial. Korupsi biasa terjadi karena di dalam organisasi tersebut karena di dalam organisasi tersebut biasanya memberi peluang terjadinya biasanya memberi peluang terjadinya korupsi. Peluang tersebut dapat muncul korupsi. Peluang tersebut dapat muncul karena disebabkan oleh tidak adanya karena disebabkan oleh tidak adanya keteladanan dari pimpinan (pimpinan-nya keteladanan dari pimpinan (pimpinan-nya korup), budaya organisasi yang tidak korup), budaya organisasi yang tidak benar, tidak ada sistem akuntabilitas yang benar, tidak ada sistem akuntabilitas yang memadai, lemahnya sistem pengendalian memadai, lemahnya sistem pengendalian manajemen, dan manajemen yang biasa manajemen, dan manajemen yang biasa menutup-nutupi kasus korupsi di dalam menutup-nutupi kasus korupsi di dalam organisasi.organisasi.

Page 8: Bahaya Laten Korupsi

KetigaKetiga, aspek masyarakat tempat , aspek masyarakat tempat individu dan organisasi berada; individu dan organisasi berada; dimana nilai-nilai di masyarakat telah dimana nilai-nilai di masyarakat telah melonggar dan memberi ‘toleransi’ melonggar dan memberi ‘toleransi’ untuk terjadinya kasus-kasus korupsi. untuk terjadinya kasus-kasus korupsi. Masyarakat kurang menyadari bahwa Masyarakat kurang menyadari bahwa yang paling dirugikan dalam setiap yang paling dirugikan dalam setiap praktek korupsi adalah masyarakat praktek korupsi adalah masyarakat sendiri. Terkadang, masyarakat tanpa sendiri. Terkadang, masyarakat tanpa disadari terlibat dalam praktek korupsi, disadari terlibat dalam praktek korupsi, misalnya dalam pengurusan KTP, SIM, misalnya dalam pengurusan KTP, SIM, sertifikat tanah, dan berbagai urusan sertifikat tanah, dan berbagai urusan lainnya.lainnya.

Page 9: Bahaya Laten Korupsi

KeempatKeempat, aspek legal; yakni peraturan , aspek legal; yakni peraturan perundang-undangan yang berlaku. perundang-undangan yang berlaku. Sistem kapitalisme yg berlaku saat ini Sistem kapitalisme yg berlaku saat ini sangat mendukung tindak korupsi.sangat mendukung tindak korupsi.

Page 10: Bahaya Laten Korupsi

AKTIVITAS KATEGORI AKTIVITAS KATEGORI KORUPSI KORUPSI • Menurut hukum di Indonesia, Dalam UU No. 31

Tahun 1999. UU No. 21 Tahun 2001. tindakan yang bisa diklasifikasikan sebagai tindakan korupsi, yaitu:

• tindakan yang merugikan keuangan negara, • tindakan yang berhubungan dengan suap-

menyuap• tindakan yang menyalahgunakan kewenangan dan

jabatan• tindakan yang berhubungan dengan pemerasan• tindakan yang berhubungan dengan kecurangan• tindakan yang berhubungan dengan pengadaan• tindakan yang berhubungan dengan hadiah atau

gratifikasi

Page 11: Bahaya Laten Korupsi

benang kusut korupsibenang kusut korupsikorupsi seolah-olah telah menjadi

’kebiasaan’ sebagian pejabat kita.Penyakit korupsi sudah menggurita

ibarat penyakit kanker ganas. kasus korupsi lebih banyak terjadi di

DPRD. Bahkan melibatkan kepala daerah

Page 12: Bahaya Laten Korupsi

Korupsi di Indonesia seperti Korupsi di Indonesia seperti endemik di setiap wilayah endemik di setiap wilayah dan tanpa memandang latar dan tanpa memandang latar belakang (pejabat, polisi, belakang (pejabat, polisi, jaksa, menteri, direktur jaksa, menteri, direktur bank, pengusaha, bahkan bank, pengusaha, bahkan ulama yang dikategorikan ulama yang dikategorikan sebagai orang suci, atau sebagai orang suci, atau dosen yang dulunya idealis dosen yang dulunya idealis dll).dll).

Page 13: Bahaya Laten Korupsi

73 persen kasus korupsi yang terjadi pada proyek pengadaan barang dan jasa.

korupsi APBD dengan tersangka Walikota Medan Abdillah dan wakilnya Ramli Lubis;

mantan Walikota Makassar Amiruddin Maula yang telah divonis 4 tahun dalam kasus korupsi pengadaan mobil pemadam;

Bupati (non aktif) Kutai Kartanegara Syaukani HR yang divonis 2,5 tahun penjara terkait 4 kasus korupsi dana APBD. (Persda-network, 1/4/2008)

Page 14: Bahaya Laten Korupsi

Di departemen pelayanan publik, empat pegawai Kantor Pelayanan Utama (KPU) Bea Cukai Tanjungpriok, Jakarta Utara, diindikasi melakukan suap. (Liputan6 SCTV, 3/6/2008,).

para anggota dewanpun tertangkap dan di tahan karena korupsi.

Al-Amin Nur Nasution, anggota Komisi IV DPR dari Fraksi PPP, di tahan terkait dengan kasus korupsi.

Page 15: Bahaya Laten Korupsi

Sarjan Tahir anggota Fraksi Partai Demokrat, di tahan karena menerima suap pengalihan fungsi hutan lindung di Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau. (Detik.com, 3/5/2008).

aparat penegak hukum, yang seharusnya menjadi ’pemburu’ koruptor, justru menjadi ’backing’ koruptor.

Terungkapnya ’main mata’ aparat Kejaksaan Agung dengan Artalyta telah membongkar kebobrokan aparat penegak hukum di Indonesia.

Kejaksaan Agung sebagai departemen yang diberi amanah untuk memberantas gurita korupsi di negeri ini justru ’bermain-main’ perkara korupsi kelas kakap.

Page 16: Bahaya Laten Korupsi

perampokan harta negara lewat BLBI oleh Samsul Nursalim di BDNI ternyata ’buah karya’ aparat kejaksaan sendiri.

jual beli perkara dan ’backing’ melibatkan Jaksa Agung Muda Pidana Khusus Kemas Yahya Rahman,Jaksa Agung Muda Perdata dan Tata Usaha Negara Untung Uji Santoso, dan Jaksa Agung Muda Intelijen Wisnu Subroto yang disebut-sebut dalam rekaman telepon terdakwa Artalyta dengan petinggi kejaksaan. (Liputan6.com, 16/6/2008,).

Page 17: Bahaya Laten Korupsi

Daftar pejabat korupsiDaftar pejabat korupsi

Page 18: Bahaya Laten Korupsi

Kata dunia…..Kata dunia….. korupsi telah berlangsung secara

sistemik dan mendarah daging. Hasil riset berbagai lembaga,

menunjukkan tingkat korupsi indonesia termasuk yang paling tinggi di dunia.

koran Singapura, The Straits Times, pernah menjuluki Indonesia sebagai the envelope country,”segala hal bisa dibeli, entah itu lisensi, tender, wartawan, hakim, jaksa, polisi, petugas pajak atau yang lain.

Pendek kata segala urusan semua bisa lancar bila ada “amplop”.

Page 19: Bahaya Laten Korupsi
Page 20: Bahaya Laten Korupsi

Bahaya korupsiBahaya korupsiKwik Kian Gie, Ketua Bappenas,

menyebut lebih dari Rp 300 T dana dari penggelapan pajak, kebocoran APBN, maupun penggelapan hasil sumberdaya alam, menguap masuk ke kantong para koruptor.

Untuk menyelamatkan subsidi BBM yang hanya sekitar Rp 15 triliun, pemerintah terpaksa harus menaikkan harga BBM yang akibatnya memukul 200 juta rakyat Indonesia yang kebanyakan masih hidup pas-pasan.

Page 21: Bahaya Laten Korupsi

menambah kesenjangan akibat memburuknya distribusi kekayaan.

Koruptor makin kaya, yang miskin makin miskin.

Bila sekarang kesenjangan kaya dan miskin sudah demikian menganga, maka korupsi makin melebarkan kesenjangan itu karena uang terdistribusi secara tidak sehat (tidak mengikuti kaedah-kaedah ekonomi sebagaimana mestinya).

sikap konsumtif jadi terangsang. Tidak ada dorongan ke pola produktif,

sehingga timbul inefisiensi dalam pemanfaatan sumber daya ekonomi.

Page 22: Bahaya Laten Korupsi

Menurut beberapa ilmuan…Menurut beberapa ilmuan…

Page 23: Bahaya Laten Korupsi

V Tanzi dan H Davoodi pada tahun V Tanzi dan H Davoodi pada tahun 1997,. Corruption, Public 1997,. Corruption, Public Investment, and GrowthInvestment, and Growth; ; semakin korup sebuah negara, semakin korup sebuah negara, semakin rendah alokasi dana yang semakin rendah alokasi dana yang dialokasikan untuk biaya dialokasikan untuk biaya operasional dan perawatan operasional dan perawatan prasarana negara sehingga prasarana negara sehingga selanjutnya membuat kualitas selanjutnya membuat kualitas prasarana menjadi lebih rendah prasarana menjadi lebih rendah pula.pula.

Page 24: Bahaya Laten Korupsi

R Faruqee dan I Husain 1994, R Faruqee dan I Husain 1994, Adjustment in Seven African Adjustment in Seven African

Countries : Lessons from Country Countries : Lessons from Country Studies.Studies.

pejabat korup akan cenderung atau pejabat korup akan cenderung atau akan lebih sering mendukung proyek-akan lebih sering mendukung proyek-

proyek “gajah putih”. proyek “gajah putih”.

(julukan bagi proyek yang sangat rendah nilainya atau (julukan bagi proyek yang sangat rendah nilainya atau dukungannya untuk mendorong pembangunan ekonomi).dukungannya untuk mendorong pembangunan ekonomi).

Page 25: Bahaya Laten Korupsi

Susan Rose Ackerman,UniversitasYale, AS. Susan Rose Ackerman,UniversitasYale, AS. “Grand Corruption and the Ethics of Global “Grand Corruption and the Ethics of Global

Business”Business”

Korupsi menghasilkan inefisiensi yang Korupsi menghasilkan inefisiensi yang menggerogoti daya saing negara. Korupsi menggerogoti daya saing negara. Korupsi pada alokasi proyek-proyek negara akan pada alokasi proyek-proyek negara akan

cenderung membatasi jumlah yang cenderung membatasi jumlah yang mengikuti tender. Dengan korupsi, pejabat mengikuti tender. Dengan korupsi, pejabat

pemerintahan akan cenderung pemerintahan akan cenderung menguntungkan mereka yang memiliki menguntungkan mereka yang memiliki

koneksi dengan orang dalam pemerintahankoneksi dengan orang dalam pemerintahan

Page 26: Bahaya Laten Korupsi

Kwik Kian GieKwik Kian Gie “Pemberantasan Korupsi untuk Meraih “Pemberantasan Korupsi untuk Meraih

Kemandirian, Kemakmuran, Kesejahteraan Kemandirian, Kemakmuran, Kesejahteraan dan keadilan”.dan keadilan”.

kerusakan oleh korupsi sudah tidak kerusakan oleh korupsi sudah tidak lagi terbatas pada perekonomian,dan lagi terbatas pada perekonomian,dan

anggaran negara . anggaran negara . Kerusakan oleh Kerusakan oleh korupsi sudah menjelma menjadi korupsi sudah menjelma menjadi

kerusakan pemikiran, perasaan, moral, kerusakan pemikiran, perasaan, moral, mental, dan akhlak yang selanjutnya mental, dan akhlak yang selanjutnya

membuahkan kebijakan-kebijakan membuahkan kebijakan-kebijakan yang sangat tidak masuk akalyang sangat tidak masuk akal

Page 27: Bahaya Laten Korupsi

Mencoba Mencari solusi……Mencoba Mencari solusi……

disahkan UU No. 30 tahun 2002 tentang pembentukan KPK,

penanganan korupsi dilakukan dalam dua jalur yang berbeda.

Jalur pertama ditangani oleh Kepolisian dan Kejaksaan; kasusnya diadili oleh pengadilan umum, yaitu di Pengadilan Negeri.

Page 28: Bahaya Laten Korupsi

lanjutanlanjutan

Jalur kedua ditangani oleh KPK; korupsi kelas kakap, kasusnya diadili di Pengadilan Tipikor.

Setelah ada pengajuan judicial review (peninjauan kembali) MK memutuskan bahwa Pengadilan Tipikor inkonstitusinonal

karena UUD 45 menyatakan hanya ada empat jenis peradilan: peradilan umum; peradilan agama; peradilan militer; dan peradilan tata usaha negara.

Page 29: Bahaya Laten Korupsi

dalam putusan tertanggal 19 Desember 2006, MK memberikan waktu tiga tahun untuk membentuk UU Pengadilan Tipikor sebagai pengadilan khusus dan satu-satunya sistem tindak pidana korupsi.

Dasar pertimbangan dibentuknya KPK—dan Pengadilan Tipikor—seperti dinyatakan oleh UU No. 30 Tahun 2002 adalah karena pemberantasan tindak pidana korupsi belum bisa dilaksanakan secara optimal

karena lembaga pemerintah yang menangani perkara tindak pidana korupsi belum berfungsi secara efektif dan efisien.

catatan penanganan kasus korupsi oleh peradilan umum selama ini juga dinilai mengecewakan.

Page 30: Bahaya Laten Korupsi

Bukti…..Bukti…..catatan PuKAT Korupsi FH UGM, 20 kasus ,

dengan 14 kasus ditangani oleh pengadilan tipikor dan 6 ditangani oleh pengadilan umum.

Keseluruhan kasus yang ditangani oleh pengadilan tipikor divonis bersalah rata-rata hukumannya 4,32 tahun.

Di pengadilan umum, 4 perkara dari total 6 diputus bebas; putusan bebas seluruhnya dikeluarkan oleh pengadilan tinggi.

Artinya, 2/3 (66,7%) dari kasus korupsi yang diadili di pengadilan umum diputus bebas, hanya 1/3 (33,3%) yang divonis bersalah.

Page 31: Bahaya Laten Korupsi

Next….Next….menurut peneliti ICW, Febri Diansyah, rezim

peradilan umum telah gagal dalam memberikan efek jera melakukan pemberantasan korupsi.

Disebutkan dari Januari-Juli 2008, setidaknya ada 104 terdakwa korupsi bebas dari 196 yang terpantau dalam sidang di peradilan umum.

"Artinya, 53 persen koruptor divonis bebas di semester I tahun 2008 pada peradilan umum. Selain itu rata-rata vonis hanya 6,43 bulan penjara," jelasnya (Suara Karya, 23/7/08).

Page 32: Bahaya Laten Korupsi

banyak pihak menilai menyerahkan kembali penanganan kasus korupsi ke pengadilan umum justru bisa meredupkan bahkan mematikan kembali spirit pemberantasan korupsi yang sudah membesar di negeri ini.

Sekarang, waktu yang tersisa dinilai sangat mepet.

Ketua Komisi II DPR Trimedya Panjaitan, menilai pembahasan RUU Pengadilan Tipikor sulit dirampungkan DPR 2004-2009.

Pemerintah memasukkan RUU itu baru pada bulan Mei 2009 (Kompas, 4/7/09).

Page 33: Bahaya Laten Korupsi

Begitulah. Pemberantasan kejahatan, khususnya korupsi, akhirnya menjadi komoditas dan tergantung pada selera para politisi dan pejabat.

Ini adalah satu contoh kasus ketika hukum diserahkan pada hawa nafsu manusia,

pemberantasan kejahatan dan realisasi rasa keadilan di tengah masyarakat pun bergantung selera dan tentu saja kepentingan.

Page 34: Bahaya Laten Korupsi

KPK yang di harapkan menjadi senjata pembasmi korupsi di Indonesia kesandung masalah dengan “freeman” keamanan negara ini dengan maraknya istilah “cicak lawan buaya”

SO WHAT NEXT………..??????????

Page 35: Bahaya Laten Korupsi

Wassalamualaikum…

Nuhbatul & Fitri

6 Oktober 2009