BAHASA INDONESIA XI

13
PEMBELAJARAN 1 DEMONSTRASI JANGAN JADI KEBIASAAN (http://www.dpr.go.id/ast/img/pic/25131.2006_05_21%20demo %20app%20dan%202006_05_22%20upacara%20bendera%20(hr) %20045.jpg . Demo. Diakses tanggal 19 Agustus 2007) 1. Memahami berbagai informasi dari sambutan/khotbah dan wawancara. pembicaraan dalam wawancara, diskusi) 2. Mengungkapkan secara lisan informasi hasil membaca dan wawancara. 1. Menemukan pokok-pokok isi sambutan atau khotbah yang didengar 2. Merangkum isi pembicaraan dalam wawancara 3. Menjelaskan hasil wawancara tentang tanggapan narasumber terhadap topik tertentu

description

Secuil informasi buat kamu anak SMA kelas XI

Transcript of BAHASA INDONESIA XI

PEMBELAJARAN 1

DEMONSTRASI JANGAN JADI KEBIASAAN

(http://www.dpr.go.id/ast/img/pic/25131.2006_05_21%20demo%20app%20dan%202006_05_22%20upacara%20bendera%20(hr)%20045.jpg. Demo. Diakses tanggal 19 Agustus 2007)1. Memahami berbagai informasi dari sambutan/khotbah dan wawancara. pembicaraan dalam wawancara, diskusi)

2. Mengungkapkan secara lisan informasi hasil membaca dan wawancara.

1. Menemukan pokok-pokok isi sambutan atau khotbah yang didengar

2. Merangkum isi pembicaraan dalam wawancara

3. Menjelaskan hasil wawancara tentang tanggapan narasumber terhadap topik tertentu

1

BAGIAN 1

Sambutan atau khotbah termasuk keterampilan berbahasa lisan aktif, yang tentunya sering kita jumpai dalam kegiatan sehari-hari. Agar dapat memahami dan menyampaikan isi sambutan atau khotbah, kita perlu melakukan kegiatan sebagai berikut :

1. Mencatat pokok-pokok isi sambutan/khotbah

Seseorang yang menyampaikan sambutan atau khotbah berusaha untuk menyampaikan pokok-pokok isi sambutan atau khotbah disertai dengan penjelasan-penjelasan atau uraian pokok-pokok isi tersebut. Pendengar yang baik akan mampu membedakan pokok-pokok isi sambutan atau khotbah dengan uraian atau penjelas.2. Menuliskan pokok-pokok isi sambutan ke dalam beberapa kalimat

Isi sambutan atau khotbah sebagian besar berupa penjelas atau uraian terhadap isi pokok sambutan. Pendengar yang cerdas diharapkan dapat menuliskan pokok-pokok isi sambutan. Pokok-pokok isi sambutan atau khotbah perlu ditulis secara sistematis. Sistematika sambutan atau khotbah meliputi bagian pendahuluan, isi, dan penutup. Untuk itu, penulisan pokok-pokok isi sambutan ke dalam beberapa kalimat hendaknya meliputi pokok-pokok isi sambutan bagian pendahuluan, isi, dan penutup. 2

3. Menyampaikan (secara lisan) ringkasan sambutan atau khotbah

Ringkasan sambutan atau khotbah berisi rangkaian pokok-pokok isi sambutan atau khotbah. Penyampaian secara lisan rangkaian tersebut harus sistematis dan logis. Sistematis artinya pokok-pokok isi sambutan atau khotbah harus disampaikan secara berurutan antara bagian pembuka, isi dan penutup. Logis artinya ringkasan pokok-pokok isi sambutan atau khotbah disampaikan dengan memperhatikan kohesi dan koherensi antarkalimat.

B. Menemukan ungkpan, majas, dan peribahasa dalam isi khotbah

Ungkapan ialah kelompok kata atau gabungan kata yang menyatakan makna khusus sehingga makna unsur-unsurnya sering kali menjadi kabur.

Contoh :

1. Saya angkat topi atas prestasi yang kauraih.

2. Akhirnya pemuda itu angkat bicara di tengah-tengah para demontran.

3. Orang itu angkat muka sewaktu namanya dipanggil maju ke tengah sidang.

4. Sudah pada tempatnya Anda unjuk gigi dihadapan pemuda yang kuceritakan tadi.

5. Para perusuh itu angkat tangan sewaktu dikepung petugas keamanan yang berpatroli.

Majas adalah cara melukiskan sesuatu dengan jalan menyamakan dengan sesuatu yang lain atau kiasan.

Macam-macam Majas :

1. Majas Perbandingan

a. Personifikasi adalah gaya bahasa yang melukiskan benda mati dapat berbuat/bertingkah laku seperti manusia/benda hidup.

Contoh :

Tiang listrik itu berdiri dengan gagahnya.

Malam ini angin pantai berbisi dan menyapaku lembut sekali.

Pohon nyiur itu melambai-lambai dengan indahnya.

b. Metafora adalah gaya bahasa yang membandingkan suatu benda dengan benda lain secara langsung.

Contoh :

Perahu padang pasir itu sedang berarak-arakan.

Gadis itu bermata seperti bintang timur, tetapi larinya bagaikan kilat.

3c. Sinekdok pars prototo adalah gaya bahasa yang menyatakan sebagian tetapi yang dimaksudkan adalah seluruhnya.

Contoh :

Setiap kepala keluarga membayar Rp 500,00.

Abangku membeli tiga ekor kambing untuk memperingati 1000 hari kematian nenekku.d. Sinekdok totem proparte yaitu gaya bahasa yang menyatakan seluruhnya tetapi yang dimaksudkan hanya sebagian saja.

Contoh :

SMA Firdaus Surakarta berhasil menjadi juara pertama lomba karya ilmiah remaja tingkat nasional.Indonesia gagal mempertahankan Thomas Cup.

e. Eufemisme adalah gaya bahasa dengan menggantikan kata yang disebut dengan kata lain yang lebih halus/lembut sehingga terdengar lebih sopan.

Contoh :

Permisi Bu, saya akan kebelakang sebentar. (kebelakang = buang hajat)

Pencoleng itu telah diamankan polisi. (diamankan = diborgol)

Anak itu memang agak kurang ingatannya. (kurang ingatan = gila)f. Litotes adalah gaya bahasa untuk melukiskan hal sekecil-kecilnya atau menggunakan kata untuk merendahkan diri.

Contoh ;

Naiklah ke gerobak saya.

Makanlah seadanya hanya dengan garam saja.

Silakan mampir ke gubuk kami.

g. Hiperbola adalah gaya bahasa yang melebih-lebihkan sesuatu.

Contoh :

Darahnya mengalir menganak sungai.

Airmatanya membasahi sekujur tubuhnya.

h. Metonimia adalah gaya bahasa yang menggunakan ungkapan sebagai pengganti nama.

Contoh :

Mereka pergi naik panter.

Tolong belikan ayah gudang garam.

i. Tropen adalah gaya bahasa kiasan dengan menggunakan kata-kata yang tepat dan sejajar dengan pengertian yang dimaksud.

Contoh :

Presiden Megawati terbang ke Amerika.

Jangan biarkan dirimu terbawa hanyut hawa nafsumu.42. Majas Penegas

a. Repetisi adalah gaya bahasa yang mengulang kata yang sama dalam prosa.

Contoh :

Sekali di udara tetap di udara, itulah semboyanku.

Jangan ragu-ragu Saudara, selama matahari masih bersinar, selama bulan masih memancar, selama nafas masih mengalun, kami tetap akan memperjuangkan nasib Saudara.

b. Tautologi adalah gaya bahasa yang dipakai sebagai penegas dengan menggunakan dua kata atau lebih yang sama pengertiannya/hampir sama pengertiannya dalam satu kalimat.

Contoh :

Ia masuk hutan keluar hutan, masuk rimba keluar rimba, bertempur dan berperang.

Hal itu tidak kami inginkan dan kami harapkan.Dia sudah saya tolak dan tidak akan saya terima lagi biarpun ia terus merayuku.c. Preterito adalah gaya bahasa dengan menyembunyikan maksud tertentu yang bersifat rahasia dan pembaca dibiarkan menemukan sendiri jawabannya.

Contoh :

Sudah tidak usah saya katakan, pelakunya pasti ada di kelas ini.

Meskipun aku sahabatmu yang baik, aku tidak akan mengatakan apa yang telah diperbuat oleh gadis itu dengan kekasihnya.

d. Klimaks adalah gaya bahasa yang menggunakan hal/benda secara berturut-turut yang bernada makin lama makin meningkat.

Contoh :

Upacara pagi ini diikuti oleh para siswa, guru, kepala sekolah, kepala dinas, walikota, dan gubernur.

Orang yang datang ke lapangan itu beratur-ratus, beribu-ribu, berjuta-juta, bahkan sampai tidak terhitung jumlahnya.

e. Antiklimaks adalah gaya bahasa yang menyebut hal/benda secara berturut-turut yang bernada makin lama makin menurun intensitasnya.

Contoh :

Jangankan gedung bertingkat, gubuk pun aku tidak punya.

Tiap-tiap hari, tiap-tiap jam, bahkan tiap-tiap detik kedua remaja itu selalu berduaan saja.

f. Pleonasme adalah gaya bahasa yang dipakai untuk memperjelas maksud dengan menggunakan kata/keterangan yang berulang artinya keterangan yang dimaksudkan sudah dikandung atau dengan menggunakan kata-kata yang berlebihan5.Contoh :

Siswa yang saya panggil harap maju ke depan.

Burungku yang terbang naik ke atas, lalu turun ke bawah dan akhirnya masuk ke dalam sangkarnya.

g. Paralelisme adalah gaya bahasa persejajaran dengan mengulang kata yang sama dalam puisi. Gaya bahasa ini terdiri dari anafora dan epifora.

Anafora adalah gaya bahasa dengan mengulang kata yang sama pada awal baris.

Contoh :Dari mana datangnya lintah

Dari sawah turun ke kali

Dari mana datangnya cinta

Dari mata turun ke hati

Epifora adalah gaya bahasa dengan mengulang kata yang sama pada akhir baris.

Contoh : Aku bekerja karna dikau

AnaforaAku berkarya karna dikauEpifora

Aku cinta karna dikau

3. Majas Sindiran

a. Ironi adalah gaya bahasa sindiran yang paling halus, kadang-kadang yang disindir sampai tidak terasa. Caranya dengan menggunakan kata-kata yang mengandung arti kebalikan dari yang dimaksud.

Contoh :

Wah, hampir saja kamu terlambat, pengajian sudah dimulai dari tadi.

Manis sekali kopi yang kau buat. (maksudnya pahit sekali)

Pintar benar anak bapak. (maksudnya nakal sekali)b. Sinisme adalah gaya bahasa yang agak kasar dibandingkan dengan ironi.

Contoh :

Wah, bersih benar motormu, apa belum diserbet ya?

Dengan sifatmu yang acuh bila diterangkan, semoga kau lulus dalam ujian akhir nanti dengan nilai yang baik.

c. Sarkasme adalah gaya bahasa sindiran yang paling kasar, sehingga sangat menyakitkan hati dan membuat orang lain merasa tersinggung dan menjadi marah.

Contoh :

Aku muak melihat wajahmu yang seperti monyet itu.

Hai anjing, keluarlah dari rumah ini...... muak aku melihatmu.4. Majas Pertentangana. Paradoks adalah gaya bahasa pertentangan dengan mempertahankan pokok masalah yang berbeda, tetapi jika diteliti ternyata tidak bertentangan, sebab arah yang dibicarakan berlainan.

Contoh :

Uangnya banyak tetapi kehidupannya sangat sederhana.

Di Jakarta yang ramai ini dia merasa kesepian.

Dia itu kaya, tetapi miskin.6b. Antitesis adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata secara bersama-sama yang saling bertentangan dalam kelompok kata agar menarik perhatian.

Contoh :

Siang malam kedua orang tua itu membanting tulang untuk mencukupi kebutuhan keluarganya.

Susah senang, berat ringan, panas dingin adalah batu ujian di rantau.

Peribahasa ialah kelompok kata atau kalimat yang tetap susunannya dan biasanya menjelaskan maksud tertentu. Yang tergolong peribahasa adalah bidal, ungkapan, dan perumpamaan.

Contoh :

1. Lebih baik mati berkalang tanah daripada hidup bercermin bangkai, artinya lebih baik mati dengan nama terhormat daripada hidup menanggung malu.

2. Perang bermalaikat sambung berjuara, artinya manusia hanya berusaha, jangan takabur atau sombong, hanya Allah yang mengetahuinya.

3. Mati semut karena manisan, artinya manusia hanya dapat dibujuk dengan kata-kata yang manis dan lembut.

4. Bagaikan mencari jarum dalam jerami, artinya melakukan pekerjaan yang sangat sulit.

5. Sebelum ajal berpantang mati, artinya jika ajal sudah sampai tidak dapat ditangguhkan, jika ajal belum sampai meskipun jatuh dari tempat yang tinggii tidak akan mati.

C. Menemukan Pokok-Pokok Isi Sambutan/Khotbah yang Didengar

Memahami sambutan atau khotbah itu sangat penting. Informasi penting dapat kita peroleh dari sana. Pada zaman sekarang, banyak sekali sambutan atau khotbah yang diberikan para ahli melalui seminar, lokakarya, dan juga melalui media massa pandang dengar. Pengetahuan kita pun dapat bertambah dengan mendengarkan sambutan atau khotbah tersebut.Oleh karena itu, pada kesempatan ini kalian diharapkan dapat memperoleh wawasan dan pengetahuan yang terkait dengan isi sambutan atau khotbah, syukur daoat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Coba kalian dengarkan atau simaklah baik-baik khotbah yang berjudull Kekayaan Hati oleh KH Abdullah Gymnastiar tersebut. (melalui VCD). Kemudian kerjakan tugas-tugas di bawah ini!

1. Catatlah pokok-pokok isi khotbah yang baru saja kalian dengarkan!

2. Tuliskan pokok-pokok isi khotbah tersebut ke dalam beberapa kalimat!

3. Sampaikan (secara lisan) ringkasan khotbah tersebut di depan kelas!74. Temukan beberapa ungkapan, majas, dan peribahasa yang terdapat dalam khotbah tersebut!

5. Jelaskan arti ungkapan, majas, dan peribahasa yang telah kalian temukan tersebut!

6. Coba kalian gunakan beberapa ungkapan, majas, dan peribahasa yang lain ke dalam isi khotbah!

.D. Berlatih Menyampaikan Sambutan atau Dengan Menerapkan Ungkapan, Majas, dan Peribahasa

Menyampaikan sambutan atau khotbah di hadapan umum, tentulah bukan pekerjaan yang mudah karena diperlukan kesiapan, kemampuan, dan keberanian.

Agar dapat menyampaikan sambutan atau khotbah dengan baik, ada beberapa syarat yang perlu diperhatikan sebagai berikut :

1. Menguasai bahasa dengan baik dan lancar dalam menyampaikan

2. Mempunyai daya nalar yang cukup tinggi

3. Dibutuhkan keberanian dalam menyampaikan

4. Mampu menguasai diri dan bersikap tenang

5. Mempunyai kesanggupan untuk menyampaikan gagasan

6. Mempunyai kesanggupan bereaksi dengan cepat dan tepat

7. Mudah menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi

8. Mampu bersikap wajar dan tidak canggung di depan massa.

Adapun langkah-langkah persiapan dalam menyampaikan sambutan/khotbah adalah seperti berikut ini.1. Meneliti masalah :

a. menentukan maksud sambutan/khotbah

b. menganalisis pendengar dan situasi

c. memilih dan menyempitkan topik2. Mengumpulkan bahan

Kegiatan ini dapat dilakukan dengan mengumpulkan bahan, membuat kerangka (outline), menguraikan isi pidato secara rinci.

a. Mengumpulkan bahan meliputi :

1) Dilakukan setelah meneliti masalah;

2) Mulai menggambarkan hal-hal yang diketahui penyusun;

3) Menetapkan segi-segi yang dimaksudkan dalam pembicaraan;

4) Mengumpulkan bahan berupa fakta, ilustrasi, pokok-pokok konkret;

5) Bertanya/berkonsultasi;

6) Memanfaatkan sumber berupa buku, peraturan, majalah, surat kabar.8b. Membuat kerangka

1) Menentukan pokok-pokok pembicaraan;

2) Pokok-pokok utama disusun dalam tata urutan yang baik;

3) Di bawah pokok-pokok utama dibuat perincian yang menjelaskan pokok-pokok utama itu;

4) Disusun kerangka formal untuk memperoleh keyakinan tentang kesatuan dan koherensinya.

c. Menguraikan isi sambutan dengan suara nyaring

1) Berdasarkan kerangka formal berpidato bebas dengan sekali-kali melihat kerangka untuk menjamin keteraturan serta tidak ada ide-ide yang terlewatkan;

2) Menggarap pidato dalam tata urut yang baik;

3) Menentukan pokok-pokok pembicaraan itu secara lengkap, kata demi kata yang selanjutnya akan disampaikan3. Latihan oral (berlatih dengan suara nyaring)

Adapun sistematika materi untuk memberikan sambutan/khotbah yaitu :

a. Pendahuluan : kegiatan ini dilakukan untuk menarik perhatian pendengar;

b. Pernyataan tentang pokok permasalahan: kegiatan ini untuk memberikan pokok permasalahan yang akan dikemukakan;

c. Mengajukan fakta-fakta: fakta-fakta digunakan untuk membuktikan masalah yang sedang dibahas;

d. Menolak fakta-fakta yang berlawanan;

e. Kesimpulan: kegiatan ini dapat berupa suatu kesimpulan, rekapitulasi dari yang dikemukakan, atau himbauan (appeal).Kegiatan 2

Kalian telah memahami syarat-syarat dan langkah-langkah untuk menyampaikan sambutan atau khotbah secara baik dan telah mencermati contoh khotbah secara seksama. Oleh karena itu, sekarang lakukan tugas-tugas di bawah ini !

1. Tulislah pokok-pokok isi sambutan atau khotbah yang bertema Peristiwa!

2. Kembangkan pokok-pokok (garis besar) isi sambutan atau khotbah tersebut menjadi teks dengan menerapkan beberapa ungkapan, majas, dan peribahasa di dalamnya!3. Cobalah kalian sampaikan sambutan atau khotbah yang bertemakan Peristiwa (sesuai dengan persiapan yang telah dibuat dan diusahakan jangan terpancang/melihat teks)9Kegiatan 3Lakukanlah menyimak khotbah sesuai dengan agama dan kepercayan kalian masing-masing secara melalui televisi, radio atau mendengarkan khotbah langsung di suatu tempat keagamaan, kemudian laporkanlah hasilnya secara ringkas!

Untuk lebih jelasnya kalian cermati contoh naskah khotbah di bawah ini!(Dapat dilakukan sebagaipekerjaan rumah)

Contoh

Manajemen Qolbu

(KH. Abdullah Gymnastiar)

Menjadi Pribadi Penyayang

Semoga Allah mengaruniakan kita kemampuan menebar kasih saying dan cinta. Karena kebahagian, kemuliaan, kelapangan dan cinta kasih dari Allah lekat pada pribadi yang penyayang. Andaikat kita ingin bahagia, jawabnya jadilah orang yang penuh kasih sayang.Andaikata kita ingin mulia, jawabnya jadilah manusia yang penuh kasih sayang.

Dan seandainya kita ingin disayang Allah, maka rahasianya sayangi yang di bumi niscaya yang di langit akan menyayangi. Allah Maha Pengasih dan Penyayang. Dengan kasihnya orang ingkar, yang tidak mengakui Allah, yang mengkhianati Allah bahkan orang yang memusuhi Allah, dijamin rezekinya. Diberi nafas, makan, minum, ditutupi auratnya, dipenuhi segala kebutuhan hidupnya tanpa melihat dia beriman atau tidak.

Dengan sayangnya, yang menyelimuti orang yang beriman, Allah mencegah siapapun yang akan berbuat dosa, digagalkan maksiat, dilindunginya dari perbuatan yang dapat menyengsarakan, ditangguhkannya keinginan yang dapat mencelakakan. Seperti halnya seorang ibu tidak akan memberikan senjata tajam bahkan granat pada anaknya meskipun anaknya merengek Demikian juga seorang dokter yang bertangan dingin yang harus mengamputasi pasiennya, itu bukan karena benci, justru itulah tindakan yang terbaik yang dapat menyelamatkan dirinya. Dalam hal ini dapat digaris bawahi bahwa kasih sayang Allah terhadap hambanya benar-benar tak terbatas. Seperti seorang ibu yang selalu memberi kasih saying yang lebih kepada anak-anaknya walaupun anaknya itu kurang berbakti kepadanya. Hal ini sesuai dengan bunyi peribahasa kasih sayang anak sepenggal galah, kasih sayang ibu sepanjang jalan.

...........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

Dikutip dengan segala perubahan, KR, 9 Februari 2007

10

Setelah mengkaji materi ini para siswa diharapkan memiliki kemampuan untuk :

Mencatat pokok-pokok isi sambutan atau khotbah yang didengarkan

Menuliskan pokok-pokok isi sambutan tersebut ke dalam beberapa kalimat

Menyampaikan (secara lisan) ringkasan sambutan atau khotbah

Menemukan beberapa ungkapan, majas, atau peribahasa yang terdapat dalam isi sambutan atau khotbah

Menemukan arti ungkapan, majas, dan peribahasa yang terdapat dalam isi sambutan atau khotbah

Menggunakan beberapa ungkapan, majas, peribahasa untuk menulis teks sambutan atau khotbah

PAGE