Bahasa Indonesia

42
Bahasa Indonesia SMA/MA MATERI SMA/MA Kesimpulan Buku Bahasa Indonesia Kelas X, XI dan XII : Semester I dan II A. Membaca Rumus membaca cepat; Jumlah kata yang dibaca x 60 = jumlah kata permenit (kpm) Jumlah detik untuk membaca Contoh 900 x 60 = 300 kata permenit 180 (3 menit) Membaca ialah melihat dan memahami dari apa yang tertulis atau melafalkan apa yang ditulis. Tips membaca nyaring; 1. Jangan membaca dengan cepat dan tergesa-gesa 2. Suara yang keras dan jelas 3. Lafal atau pengucapan yang jelas 4. Menggunakan jeda, intonasi, dan tekanan yang tepat Membaca cepat berarti adanya pemahaman, dalam konteks pemahaman inilah makna sesungguhnya, bukan pada kecepatan bacaan. Agar dapat membaca cepat (BIPS/contoh kata kunci); 1. Bacalah sebuah tulisan sampai selesai 2. Beri tanda poin-poin penting 3. Catat point-point penting dan buat kata kunci 4. Pahami penjelasan kata kunci 5. Sampaikan pada orang lain atau membaca dengan keras

Transcript of Bahasa Indonesia

Page 1: Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia SMA/MA

MATERI SMA/MA

Kesimpulan Buku Bahasa Indonesia

Kelas X, XI dan XII : Semester I dan II

 

A. Membaca

Rumus membaca cepat; Jumlah kata yang dibaca    x 60 = jumlah kata permenit (kpm)

                                       Jumlah detik untuk membaca

Contoh                           900                       x 60 = 300 kata permenit

                                       180 (3 menit)

Membaca ialah melihat dan memahami dari apa yang tertulis atau melafalkan apa yang ditulis.

Tips membaca nyaring;

1. Jangan membaca dengan cepat dan tergesa-gesa

2. Suara yang keras dan jelas

3. Lafal atau pengucapan yang jelas

4. Menggunakan jeda, intonasi, dan tekanan yang tepat

Membaca cepat berarti adanya pemahaman, dalam konteks pemahaman inilah makna

sesungguhnya, bukan pada kecepatan bacaan. Agar dapat membaca cepat (BIPS/contoh kata kunci);

1. Bacalah sebuah tulisan sampai selesai

2. Beri tanda poin-poin penting

3. Catat point-point penting dan buat kata kunci

4. Pahami penjelasan kata kunci

5. Sampaikan pada orang lain atau membaca dengan keras

Regresi adalah kebiasaan kembali ke belakang untuk melihat kata atau beberapa kata yang baru

dibaca

Page 2: Bahasa Indonesia

Subvokalisasi melafalkan dalam batin atau pikiran kata-kata yang dibaca

Membaca ekstensif; membaca sebanyak-banyaknya dalam waktu yang singkat

1. Membaca survei

2. Skiming ialah membaca sekilas 

3. Membaca dangkal; membaca yang dilakukan untuk mendapatkan hiburan dan rekreatif, misalnya

membaca, komik, cerpen dan novel ringan.

4. Membaca cepat/memindai (scanning); tujuannya mendapatkan informasi lebih tepat dan cepat.

Membaca intensif ialah membaca secara sungguh-sunguh dan mendalam untuk memperoleh

informasi

Membaca intensif;

1. Mengembangkan pertanyaan pemandu; pentingkah buku ini? Berapa banyak informasi

pentingnya?

2. Membaca buku secara teliti dari awal sampai akhir

3. Mengendapkan apa yang dibaca

4. Melihat ulang yang belum dipahami

5. Mencatat dengan benar, ingat teori 5M

Sistem Cornel ditemukan Dr. Walter Pauk yakni 5 C sebagai cara mencatat;

Catat; hal-hal menarik

Ciutkan; sederhanakan dengan kata kunci

Ceritakan ulang; sampaikan ulang pada orang lain agar langgeng dalam ingatan

Congak; tanpa melihat catatan, ingatlah kembali apa yang dicatat dan disampaikan (jeda untuk

mengingat) Tanda-tanda

Ragam bahasa baku; ragam bahasa tinggi yang digunakan sesuai kaidah kebahasaan, biasanya

digunakan di dunia pendidikan dan karya ilmiah.

Ragam bahasa lisan; menggunakan media lisan yang terikat dengan ruang dan waktu, dalam

penulisan biasanya diapit dengan tanda petik

Page 3: Bahasa Indonesia

Ragam bahasa tulisan; menggunakan media tulis dalam menyampaikan sesuatu

Ragam bahasa resmi yang digunakan calam acara resmi, surat resmi dan pengadilan

Ragam bahasa tifak resmi yakni penggunaan bahasa pasaran, okem dan jenis bahasa lainnya

Iklan ialah pemberitahuan pada khalayak ramai mengenai barang atau jasa yang di pasang di media

cetak dan elektronik.

Dari segi sifat, iklan dibedakan dalam;

1. Iklan pengumuman

2. Iklan penawaran/permintaan

3. Iklan reklame; memuji suatu produk agar orang membeli

 

Peran Grafik dan Indeks;

1.memberikan daya tarik pada pembaca

2.memperkuat gagasan yang terdapat dalam teks

3.meyakiinkan pembaca

4.menegaskan keterangan dalam teks

5.memberikan gambaran realita berita

Internet yang lebih dikenal dengan Net yakni jaringan komputer terbesar di dunia, dalam salah tulisan

Harun Yahya disebut bahwa jaringan internet mengambil ilham dari cara lebah membangun sarang.

Fasilitas yang ada di internet

Surat elektronik (email); surat menyurat melalui dunia maya

Word Wide Web (www); menggabungkan teks, gambar-gambar, suara, dan animasi yang

memungkinkan berpindah-pindah dengan hanya mengklik mouse (alat sentuh untuk ipod)

Pemanggilan informasi; informasi di internet disuguhkan secara bebas

Mesin pencari; caranya clik www.google.co.id lalu ketik informasi yang hendak dicari, misal belajar

otodidak. Bisa juga dengan mengklik www.yahoo.co.id.

Page 4: Bahasa Indonesia

Bulletin Board; sebuah system yang dinamai Usenet adalah bulletin board yang hebat terdistribusikan

secara online, seperti Usernet Group

Games, Gosip dan berita Online; kamu bisa bermain games secara online dengan bermacam-macam

orang di dunia, mencari berita gosip dan membaca berita online dari surat kabar Republika, Kompas,

SCTV, Indosiar, dan lain-lain.

Kalimat utama dalam sebuah paragraf terdapat;

1. Awal paragraf disebut paragraf Deduktif

2. Akhir paragraf disebut paragarf Deduktif

3. Paragraf Campuran antara awal dan akhir paragraf

4. Paragraf Tersirat (tidak ada antara ketiganya)

Paragraf narasi ialah kalimat-kalimat yang berisi rangkaian peristiwa, waktu, atau tempat. Terbagi;

a. Paragraf ekspositoris; rangkaian perbuatan/peristiwa yang disampaikan secara informatif agar

pembaca mengetahuinya.

b. Paragraf sugestif; rangkaian perbuatan/peristiwa yang dibuat sedemikian rupa untuk

membangkitkan daya khayal tentang hal tersebut.

Macam-macam paragraf deskripsi

1.Paragraf diskripsi spasial; paragraf yang melukiskan ruang atau tempat berlangsungnya suatu

peristiwa, membuat subuah ruang seakan-akan hadir di hadapan pembaca.

2.Paragraf deskripsi objektif; menggabarkan suatu hal atau orang apa adanya tanpa dibumbuhi

khayalan atau sesuai keadaan aslinya.

Paragraf eksposisi ialah paparan tentang sesuatu secara sistematis (urutan tertentu), logis dan

pertautan antarkalimat. Terbagi dalam;

1. Paragraf eksposisi pengembangan proses; menganilasi sesuatu dari suatu bagian ke bagian

lainnya, setiap bagian diuraikan secara bertahap.

2. Paragfraf eksposisi pengembangan ilustrasi; memberikan pemaparan dengan memberikan

ilustrasi, contoh; makhluk hidup – manusia, binatang, tumbuhan atau pohon – mangga, durian, dan

apel

Paragraf Argumentasi yakni uraian tentang sesuatu disertai alasan yang kuat, logis dan pendapat

yang didasarkan fakta.

Page 5: Bahasa Indonesia

Tesis; praduga seseorang tentang suatu hal; setiap manusia pintar

Anti tesis; lawan dari praduga sebelumnya (tesis); tidak setiap manusia pintar

Sintesis; menggabung antara keduanya dalam sebuah pendapat baru; hakikatnya setiap manusia

pintar, hanya saja sebagian yang tidak mampu memanfaatkan dan mengembangkan kecerdasan,

terjebak dalam kebodohan.

Pola pengembangan paragraf induktif  yaitu generalisasi, analogi, sebab akibat kausal.

1. Generalisasi

a. Budi, Surti, Andri dan Yuli dalam satu kelas yakni keluarga A

b. Jumlah anggota keluarga 4 orang

c. Di antara 4 anggota keluarga, terdapat 3 orang sakit dan satu sehat

d. Sakit adalah ciri umum dari keluarga A

e. Disimpulkan; keluarga A sakit

2. Analogi

a. Kertas putih; masih bersih, masih polos, belum bermanfaat, berpotensi ditulis

b. Bayi; masih bersih, masih polos, belum bermanfaat, berpotensi dididik, dibimbing

Perbandingan antara dua objek yaitu kertas putih dan bayi

Terdapat kesamaan antara kertas putih dan bayi

Kesimpulan; Antara kertas putih dan bayi terdapat persamaan di samping perbedaan keduanya. Jika

kertas putih ditulis dengan ilmu pengetahuan, tentu akan bermanfaat, demikian juga bayi yang dididik

atau dibimbing dengan baik, tentu akan bermanfaat saat dewasa nantinya.

3. Sebab Akibat (Kausal)

Contoh sebab akibat; A. Rajin belajar                                            A. Selalu rengking satu di kelasnya

Contoh akibat sebab; A. Selalu selalu rengking satu di kelasnya   A. Rajin belajar

Pola pengembangan deduktif

I. Silogisme kategorial; suatu argumen deduktif yang mengandung suatu rangkaian yang  terdiri dari

tiga preposisi, dua preposisi premis mayor dan premis minor, dan sebuah konklusi atau kesimpulan

Premis mayor; preposisi dianggap benar bagi semua anggota kelas golongan tertentu (A) memiliki

sifat hal ter tertentu (B), contoh; semua buruh (A) adalah manusia pekerja (B)

Page 6: Bahasa Indonesia

Premis minor; preposisi yang mengidentifikasi seluruh peristiwa (fenomena) yang khusus (sebagai

anggota kelas tersebut) atau premis yang menyatakan bahwa sesuatu atau seseorang C anggota   

dari kelas tertentu (A), Premis mayor; semua buruh (A) adalah manusia pekerja (B)

Premis minor ; Andi C adalah seorang buruh (A)

Kesimpulan; preposisi yang menyatakan bahwa yang benar tentang seluruh kelas, juga benar atau

berlaku bagi anggota tertentu atau pernyataan yang menyatakan bahwa sesuatu atau seseorang (C)

juga memiliki sifat atau hal tersebut dalam bagian B (B)

Premis mayor; semua buruh (A) adalah manusia pekerja (B)

Premis minor ; Andi (C) adalah seorang buruh (A)

Kesimpulan; Andi (C) adalah manusia pekerja (B)

Kaidah silogisme

a. Sebuah silogisme harus terdiri dari 3 preposisi yaitu premis mayor, premis minor, dan kesimpulan

b. Ketiga preposisi terdiri dari 3 term; term mayor (yang merupakan predikat kesimpulan), term minor

(yang merupakan subjek kesimpulan), dan term tengah (yang menghubungkan premis mayor dan

premis minor) lihat contoh di atas.

c. Bila salah satu premisnya universal atau umum dan yang lainnya partikular atau khusus,

kesimpulannya harus bersifat partikular atau khusus.

Premis mayor; semua manusia berakal budi (universal)

Premis minor; Kusno adalah manusia (partikular)

Kesimpulan; Kusno berakal budi (partikular)

d. Bila salah kedua premisnya universal, kesimpulannya harus universal

Premis mayor; semua buruh adalah manusia pekerja

Premis minor; semua tukang batu adalah buruh

Kesimpulan; semua tukang batu adalah manusia pekerja

e. Dari dua premis negatif tidak dapat ditarik kesimpulan

Premis mayor; Semua anggota PKI bukan warga negara yang baik

Page 7: Bahasa Indonesia

Premis minor; Ia bukan anggota PKI

Kesimpulan; Ia warga negara yang baik (kesimpulan yang dibuat salah, apakah hanya PKI yang

merupakan warga negara yang baik?)

f. Dari dua presmis yang bersifat partikular tidak dapat diturunkan kesimpulan

Premis mayor; Muhammad Ali adalah seorang petinju

Premis minor; Muhammad Ali adalah warga negara AS

Kesimpulan; Muhammad Ali …..?

II. Entimem adalah silogisme yang dipersingkat. Entimen hanya terdiri atas premis khusus dan

kesimpulan dari silogisme kategorial. Entimen mengandung penyimpulan sebab akiba dari kedua

preposisi tersebut, yaitu preposisi khusus (premis khusus) merupakan sebab bagi apa yang

terkandung di dalam preposisi kesimpulan. Rumus Entinem ialah; E : C = B karena C = A

                                                                                                 K                  PK

Perhatikan contoh berikut ini

Silogisme kategorial : PU : Semua buruh (A) adalah manusia pekerja (B)

                                    PK : Susilo C adalah seorang buruh (A)

                                    K   : Susilo C adalah manusia pekerja (B)

Entinem                    : Susilo adalah manusia pekerja karena ia seorang buruh

                                                          K                                            PK

III. Silogisme hipotesis; proses penalaran yang mengandung hipotesis; silogisme yang bertolah dari

suatu pendirian bahwa ada kemungkinan yang disebut preposisi itu tidak ada atau tidak terjadi.

Rumus;

Premis mayor; Jika P (maka) Q

Premis minor; P

Kesimpulan; Q

Contoh;

Premis mayor; Jika tidak turun hujan (P), panen akan gagal (Q)

Page 8: Bahasa Indonesia

Premis minor; Hujan tidak turun (P)

Kesimpulan; Panen akan gagal (Q)

              atau

Premis mayor; Jika tidak turun hujan (P), panen akan gagal (Q)

Premis minor; Hujan turun (P)

Kesimpulan; Panen tidak gagal (Q)

IV. Silogisme Alternatif; preposisi yang mengandung kemungkinan-kemungkinan atau pilihan-pilihan.

Jika premis minor menerima satu alternatif, alternatif lain ditolak.

Premis mayor; Ayah ada di rumah atau di kantor

Premis minor; Ayah ada di rumah

Kesimpulan; Ayah tidak ada di kantor

                    atau

Premis mayor; Ayah ada di rumah atau di kantor

Premis minor; Ayah ada di kantor

Kesimpulan; Ayah tidak ada di rumah

 

B. Menulis

Struktur surat lamaran pekerjaan:

a. tanggal surat

b. lampiran

c. perihal

d. alamat

e. salam pembuka

f. isi

Page 9: Bahasa Indonesia

g. salam penutup

h. nama serta tanda tangan

Unsur-Unsur dalam Notulen Rapat; nama kegiatan, nama organisasi penyelenggara, tanggal

penyelenggaraan, tempat, waktu, peserta, pemimpin, ringkasan jalannya rapat, hasil rapat dan

catatan khusus.

Menyimak ialah mendengarkan isi bahan simakan. Tujuannya untuk memahami dan menghayati

pesan yang tersirat dalam bahan simakan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan;

1.Kondisi mental dan fisik dalam keadaan baik

2.Mampu memusatkan pikiran dan pendengaran

3.Memiliki tujuan saat menyimak sesuatu

4.Mempunyai minat pada apa yang disimak

5.Kemampuan linguistik (kebahasaan) yang memadai

6.Memiliki pengalaman dan pengetahuan memadai

Naskah berita terbagi dalam empat bagian; judul, teras berita/ringkasan berita (lead, intro, paragraf

pembuka), tubuh berita (detail) dan penutup berita (ending).

Cara menulis berita;

1.Memulai menulis paragraf pertama yang dapat berupa ringkasan berita atau ucapan seorang tokoh

2.Melengkapi tulisan berita berdasarkan bahan yang dikumpulkan dengan cara 5 W 1 H (What,

Where, When, Who, Why dan How).

3.Usahakan menulis berita dengan Piramida Terbalik unsur-unsur penting dalam teras berita,

penjelasan dalam tubuh berita, dan semakin ke bawah berkurang hal penting yang diungkapkan.

4.Bahasa yang digunakan singkat, padat, sederhana dan teratur.

Esai yakni karangan berbentuk prosa yang mengupas suatu hal/masalah dengan topik tertentu untuk

mendorong pembaca meneripa suatu pandangan.

Esai yang baik harus berisikan antara lain: pendapat atau pandangan, pembuktian atas pandangan

tersebut, dan ilustrasi atau contoh. Formatnya sebagai berikut ini.

Topik

Page 10: Bahasa Indonesia

1. Pendapat 1

a. penjelasan

b. pembuktian

c. contoh

2. Pendapat 2

a. penjelasan

b. pembuktian

c. contoh

3. dan seterusnya

Menurut bentuknya, esai dibedakan menjadi beberapa macam.

1. Esai formal (formal essay) adalah esai yang tujuan dan situasinya resmi, misalnya topik yang

ditujukan pada pembaca yang serius. Penulis mengupas secara ilmiah dan sistematis

2. Esai informal (informal essay) adalah esai yang tujuan dan situasinya tidak resmi, biasanya

ditujukan pada pembaca umum. Penulis menulis secara familiar, ringan, santai dan dibumbui

humor/cerita.

3. Esai kritik (critical essay) adalah esai yang memberikan penilaian baik atau buruk pada suatu karya

disertai alasan kuat, misal; kritik sastra.

4. Esai naratif (narratif essay) atau esai cerita yang berusaha menghadirkan sesuatu nampak nyata di

hadapan pembaca seakan-akan turut merasakan, menyaksikan dan menyentuhnya.

5. Esai argumentatif (argumentative essay) bertujuan meyakinkan pembaca untuk menerima ide,

pandangan, sikap atau kepercayaan penulis.

6. Esai paparan (exposisive essay) bertujuan memaparkan suatu hal kepada pembaca

7. Esai lukisan (deskriptive essay) adalah esai yang berusaha menggambarkan sesuatu pada

pembaca agar mereka mengetahui dan memahaminya.

8. Esai ajakan (persuasive essay) adalah esai yang bertujuan mengajak pembaca agar menyetujui

pendapat, melakukan sesuatu atau berpikiran sama.       

Merangkum yakni kegiatan menyatukan (merangkai) pokok-pokok pembahasan/ pembicaraan yang

terpencar. Langkah-langkah merangkum yakni;

Page 11: Bahasa Indonesia

1.Tentukan gagasan utamanya dulu

2.Tulis pokok-pokok bahasan/wicara

3.Urutkan pokok-pokok bahasan/wicara

4.Pertahankan sudut pandang penulis/penyampai

Tulis kembali dalam sebuah karangan yang singkat

Ringkasan ialah bentuk ringkas yang mempertahankan isi dengan memperhatikan urutannya, sedang

ikhtisar ialah bentuk ringkas yang tanpa harus memperhatikan urutannya.

Dalam membuat ringkasan, langkah yang harus diambil;

1. Membaca naskah asli secara lengkap

2. Mencatat gagasan inti; memberi tanda poin-poin penting

3. Melakukan Reproduksi; menyusun ulang ringkasan berdasarkan poin-poin penting yang dicatat

4. Menggunakan bahasa yang singkat dan padat; berusaha menggunakan kalimat tunggal dan malah

dianjurkan dipadatkan dalam dua kata atau tiga kata.

Cara membuat ringkasan;

1.Ringkas dan padat

2.Menggunakan kalimat efektif

3.Jelas urutan pokok masalah

4.Menggunakan pola pikir logis dan berkesinambungan

5.Tidak menyimpang dari pokok masalah

Perbedaan ikhtisar dengan ringkasan;

1.Ringkasan menyajikan tiap bagian secara proporsional, mirip dengan aslinya, sedang ikhtisar

memusatkan pada bagian yang penting saja.

2.Urutan penyajian mengikuti urutan karangan asli, sedang ikhtisar tidak mesti mengikuti yang asli,

hanya menyajikan yang terpenting

3.sama sama berpusat pada setiap paragraf

Page 12: Bahasa Indonesia

Tema; pokok pikiran yang mewakili keseluruhan karangan

Topik; pokok pikiran

Judul; nama yang mewakili isi

Langkah-langkah dalam menyusun resensi kumpulan cerpen:

1. Pengenalan terhadap buku yang dirensisi; tema dan diskripsi isi buku, penerbit, pengarang, dan

penggolongan buku.

2. Membaca buku yang diresensi secara komprehensif, cermat dan teliti

3. Menandai bagian-bagian penting yang hendak dikutip/dibahas

4. Membuat sinopsis buku

5. Menentukan sikat atas; kerangka penulisan, isi pernyataan, bahasa dan aspek teknis

6. Mengoreksi dan merevisi hasil resensi

Tujuan resensi:

1. Memberikan informasi apa yang ada dalam sebuah buku

2. Memberikan pertimbangan pada pembaca tentang sebuah buku

3. Mengajak pembaca berpikir dan membahas masalah atau isi buku

Resensi adalah tulisan yang memberikan penilaian atau pertimbangan terhadap sebuah karya.

Unsur-Unsur Resensi buku

1.Identitas buku; judul, nama pengarang, tahun terbit, nama penerbit, kota dan tempat terbit

2.Pokok-pokok isi buku (poin-poin penting yang diungkapkan dalam resensi)

3.Keunggulan isi buku; kemurnian ide, gaya bahasa, dan jenis karangan

4.Kekurangan isi buku

5.Memberi saran yang dapat ditambahkan pada isi buku

6.Perbandingan dengan buku lain dengan tema sama

7.Kesimpulan

Page 13: Bahasa Indonesia

Contoh identitas buku:

Judul buku  : “Mau Kuliah Alternatif? Belajar Otodidak, Dong!”

Penulis        : Ahmad Zamhari Hasan

Penerbit      : Ka-Tulis-Tiwa-Press Jakarta

Tebal          : 294 Halaman

Cet.            : I, Mei 2007

Berikut ini format baku penulisan Resensi Buku

1. judul resensi harus meliputi keseluruhan isi resensi

2. data buku; judul buku, pengarang, penerbit, tahun terbit beserta cetakannya, tebal buku, harga

buku

3. Pembukaan; membahas tentang pengarang, karya dan prestasinya, membandingkan buku yang

sejenis, memaparkan kekhasan buku atau pengarang, memaparkan tema buku, kritik terhadap

kelemahan buku, kesan terhadap buku, memperkenalkan penerbit, mengajukan pertanyaan, dan

membuka dialog.

4. Tubuh/isi resensi; sinopsis, ulasan singkat, keunggulan buku, kelemahan buku, kerangka buku,

Tinjauan bahasa dan kesalahan cetak

5. Penutup; untuk siapa dan mengapa buku tersebut.

Karya Tulis Ilmiah!

Karya tulis yang ditulis berdasarkan peneliatian disebut Karya Ilmiah. Secara garis besar Karya Ilmiah

terdiri dari; bagian pelengkap pendahuluan, bagian isi atau pembahasan, dan bagian pelengkap

penutup.

Bagian Pelengkap Pendahuluan; Halaman Judul,  Halaman Motto (boleh dicantumkan/tidak),

Halaman Pengesahan, Kata Pengantar (Ucapan syukur, tujuan, kesulitan dan terima kasih) Daftar Isi

(Pendahuluan, judul bab, bagian pelengkap penutup; tulis dengan hruf kapital) Daftar Tabel, dan

Abstrak (judul dan isi, tujuan, metode, dan hasil penelitian)

Unsur-unsur isi Karya Ilmiah;

1. Pendahuluan; latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian,

dan sistematika tulisan.

Page 14: Bahasa Indonesia

2. Tujuan penelitian; maksud penulisan dan sasaran yang dicapai disesuaikan dengan perumusan

masalah

3. Metode penelitian berisi cara melaksanakan penelitian untuk memperoleh data dan cara mengolah

data

4. Hipotesis jawaban sementara terhadap sebuah masalah yang perlu diuji kebenarannya

5. Bab pembahasan; solusi permasalahan yang diungkapkan dalam inti penelitian

6. Kesimpulan akhir

Penelitian ialah kegiatan mengumpulkan, mengolah, menganalisa dan menyajikan data yang

dilakukan secara sistematis dan obyektif untuk memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu

hipotesa.

Unsur-Unsur dalam penelitian terdiri dari; judul penelitian, obyek atau tujuan penelitian, landasan teori

yang mendasari penelitian, hasil penelitian, pembahasan hasil penelitian, kesimpulan, dan data hasil

penelitian.

Teknik Penulisan Karya Ilmiah

Karya ilmiah diketik di atas kertas kuarto atau A4 dengan jarak 2 spasi, ukuran pias atas dan kiri 4

cm, dan pias bawah dan kanan 3 cm

Penyusunan judul bab dan subjudul diberi nomor beraturan dan konsisten ( Bab I. A. 1.  a. 1). a) )

Judul bab ditulis dengan huruf kapital seluruhnya, sedang subjudul ditulis huruf awalnya saja kapital

jarak judul bab ke sub judul 4 spasi, sedang sub judul ke uraian berjarak 2 spasi

Dari urutan terakhir ke subbab diberik jarak 4 spasi

Pengetikan nomor di halaman bahwah ditaruh di tengah (centre) sedangkan untuk halaman

selanjutnya  nomor halaman diletakkan di atas sebelah kanan.

Teknik penulisan kutipan;

Deskripsi ialah menggambarkan atau melukiskan bagaimana bentuk atau wujud suatu objek (Keraf,

1995;7),  Keraf (1995;7) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan deskripsi ialah menggambarkan

atau melukiskan bagaimana bentuk atau wujud suatu objek.

Bagian pelengkap penutup berisi daftar pustaka dan lembar lampiran (misalnya tabel, grafik, gambar,

denah dan sebagainya).

Dalam menyusun daftar pustaka harus memperhatikan;

Page 15: Bahasa Indonesia

1.Nama dengan dua unsur atau lebih di balik, misal Zamhari Hasan ditulis Hasan, Zamhari

2.Jika terdiri dari dua orang, nama pertama yang dibalik, misal Jakob Sumardjo dan Saini K.M ditulis

Sumardjo, Jakob Saini K.M

3.Jika lebih dari 3 orang, hanya nama pertama yang ditulis Singarimbun, Mastri Dkk

4.Jika pada urutan daftar pustaka terdapat nama penulis atau lembaga yang sama, daftar urutan

penulis atau lembaga pada urutan berikutnya ditulis 7 ketukan dan diberi titik, misal

Keraf, Gorys, 1995, Eksposisi Komposisi Lanjutan II. Jakarta, Gramedia. ——-. 1982. Argumentasi

dan Narasi. Jakarta; Gramedia.

Di samping dari buku dapat mengambil daftar pustaka dari buku ilmiah di internet atau informasi lain

di dunia maya, caranya;

1. Jika perorangan, ditulis pengarang/penyunting. Tahun. Judul (edisi). [jenis medium). Tersedia

alamat di internet. [tanggal akses]. Contoh;

Thomson A. 1998. The Adult and The Curriculum. [online].

Tersedia; Http://www.wduluc.edu/EPS/PES-Yearbook/1998/thomson.html. 30 maret 200

2. Jika bagian dari karya kolektif, ditulis pengarang/penyunting. Tahun. Dalam sumber (edisi). [jenis

medium). Tersedia alamat di internet. [tanggal akses]. Contoh; 

Daniel R.T. 1995. The History Of Western Music, In Britanica Online; Macropedia. [Online] . Tersedia;

htto://www.eb.com.180/cgi-bin/g:Dog F=macro/5004/45/O.html. [28 Maret 2000]

3. Jika artikel surat kabar yang dimuat di internet, ditulis; Pengarang. (Tahun, tanggal, bulan). Judul.

Nama surat kabar. [jenis media], jumlah halaman. Tersedia; alamat di internet. [tanggal akses]

Cipto, B (2000, 27 April) “Akibat Perombakan Kabinet Berulang, Fondasi Reformasi dapat runtuh”.

Pikiran Rakyat [online], 8 halaman. Tersedia; http://www.pikiranrakyat.com. [9 Maret 2000]

4. Jika pesan dari email, ditulis; Pengirim (alamat email). (tahun, tanggal, bulan). Judul pesan. Email

kepada penerima (alamat email penerima). Contoh; Musthafa, Bahruddin ([email protected]).

(2000, 25 April). Bab V Laporan Penelitian. Email: Dedi Supriadi ([email protected])

Novel Winnetou Kepala Suku Apache karya Karl May penulis fiksi Jerman, yang karyanya paling

banyak diterbitkan di negaranya yakni 80 judul buku, terjual lebih dari 125 juta buah, belum termasuk

yang diterjemahkan dalam 35 bahasa dunia. Dirinya terpengaruh dengan kisah 1001 malam. Tujuan

menulis baginya ialah demi perdamaian antarbangsa, keagungan ras manusia yang mulia dan

menjadikan masyarakat lebih berkemanusiaan.

Laporan; pemberian informasi pada pihak yang lebih tinggi atau atasan

Dari sudut isi dan fungsinya, laporan terbagi menjadi;

1.Laporan informatif; memberikan informasi pada pembaca

Page 16: Bahasa Indonesia

2.Laporan Pertanggungjawaban

3.Laporan rekomendasi; memberikan penilaian tentang suatu hal sesuai hasil pengamatan

4.Laporan analitis; informasi yang diberikan mendalam dengan menyertakakan pendapat

Sebelum melakukan penelitian dan menulis laporannya, para siswa/siswi harus;

1. Tempat yang akan dituju, sudah dihubungi sebelumnya untuk memohon izin jika bukan tempat

umum

2. Mengungkapkan tujuan

3. Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan

4. Melaksanakan pengamatan dengan memperhatikan setiap objek secara teliti

5. Mencatat hasil pengamatan

6. Membuat laporan hasil penelitian

Unsur-Unsur dalam Proposal ; Nama Kegiatan, Dasar pemikiran, Tujuan, Ruang lingkup Kegiatan,

Pelaksanaan, Kepanitiaan, Penganggaran, Acara Kegiatan (terlampir), Penutup.

Proposal atau rencana kegiatan ialah rencana kerja yang dituangkan dalam bentuk rancangan kerja.

Berdasarkan bentuknya, proposal terbagi dalam;

a. Proposal berbentuk formal

b. Proposal berbentuk semiformal

c. Proposal berbentuk nonformal

Proposal berbentuk formal, terdiri tiga bentuk besar;

a. Bagian Pendahuluan

1)halaman judul

2)kata pengantar

3)ikhtisar/abstrak

4)daftar isi

5)Penegasan permohonan

Page 17: Bahasa Indonesia

b. Isi proposal

1) Pembatasan masalah

2) latar belakang

3) tujuan

4) ruang lingkup

5) anggaran dasar

6) metodologi

7) kepanitiaan

8) keuntungan dan kerugian

9) waktu

10) biaya

c. Bagian Penutup

1) daftar pustaka

2) lampiran

3) tabel

Proposal semiformal dan nonformal merupakan variasi dari proposal bentuk formal. Dilihat dari segi

isinya terbagi dalam bentuk komples dan sederhana, proposal yang kompleks sama dengan proposal

formal, sedang proposal yang sederhana meliputi;

a. nama kegiatan

b. dasar pemikiran

c. tujuan kegiatan

d. manfaat kegiatan

e. ruang lingkup

f. waktu dan tempat kegiatan

Page 18: Bahasa Indonesia

g. kepanitiaan

h. anggaran biaya, dan

i. penutup

 

C. Tata Bahasa

Bentuk terikat adalah kata yang tidak dapat berdiri sendiri; adi (menyatakan sesuatu yang luar biasa)

antar (menyatakan hubungan) anti (menyatakan perlawanan) swa (menyatakan kemandirian) semi

(menyatakan setengah atau tengah-tengah) mono (menyatakan satu/tunggal) pasca (menyatakan

sudah) de (menyatakan mengurangi, keluar dari, suatu ubahan dari) maha (menyatakan yang

paling/lebih)

Fungsi imbuhan/Afiks ke-an

1.Membentuk kata kerja

2.Membentuk kata benda

Makna imbuhan ke-an;

1.Menyatakan peristiwa yang telah terjadi; kenyataan itu sungguh pahit

2.Menyatakan tempat atau daerah; Andri bekerja di kedutaan RI

3.Menyatakan kena atau menderita suatu hal; Ia kehujanan semalam

4.Menyatakan perbuatan yang tidak sengaja; Ia ketiduran semalam

5.Menyatakan terlalu; baju Narji kebesaran

6.Menyatakan menyerupai; kebarat-baratan

Konjungsi atau penghubung antarkalimat ialah kata atau gtabungan kata yang menghubungkan satu

kalimat dengan kalimat lain.

Fungsi konjungsi antarkalimat:

1. Konjungsi yang menyatakan pertentangan dengan kalimat sebelumnya, konjungsinya; biarpun

demikian/ begitu, sekalipun demikian/begitu, walaupun demikian/begitu, meskipun demikian/begitu,

sungguhpun demikian/begitu.

2. Konjungsi yang menyatakan hal, peristiwa, atau keadaan lain di luar yang dinyatakan sebelumnya;

tambahan pula, lagi pula, selain itu.

3. Konjungsi yang menyatakan keadaan yang sebenarnya; sesungguhnya, bahwasanya.

Page 19: Bahasa Indonesia

4. Konjungsi yang menyatakan akibat; oleh karena itu, oleh sebab itu

5. Konjungsi yang menyatakan kebalikannya; sebaliknya

6. Konjungsi yang menguatkan keadaan sebelumnya; bahkan

7. Konjungsi yang pertentangan dengan keadaan sebelumnya; namun, akan tetapi

8. Konjungsi yang menyatakan konsekswensi; dengan demikian

9. Konjungsi yang yang menyatakan mendahului keadaan sebelumnya; sebelum itu

10. Konjungsi yang menyatakan lanjutan dari peristiwa atau keadaan kalima; sedudah itu, setelah itu,

selanjutnya.

Sinonem dapat terjadi antara; morfem dengan morfem, morfem dengan kata, kata dengan frasa, frasa

dengan frasa, serta antarkalimat dengan kalimat.

Buku itu kepunyaanku = yang merupakan morfem terikat besinonem dengan saya (morfem bebas).

Kalimat aktif dapat bersinonim dengan kalimat pasif. Contoh frasa; meninggal dunia, berpulang ke

rahmatullah.

Kata berantonim tidak mutlak berlawanan, sebab yang berlawanan adalah maknanya. Kata antonim

diganti dengan Opisi oleh Verhaar sebab misalkan kata putuh bukan sekadar berlawanan dengan

hitam, tapi juga dengan kuning, hijau dan lain-lain. Berdasarkan sifatnya oposisi dibedakan menjadi:

1. Oposisi mutlak pada dua kata; hidup X mati

2. Oposisi kutub atau gradual; pertentangan yang bersifat gradasi (tinggkat-tingkat makna kata),

contoh; jauh dekat, panjang pendek, tinggi rendah.

3. Oposisi hubungan/ralasional; mengandung hubungan kebalikannya, contoh; mundur maju, pergi

pulang, ayah-ibu, guru-murid

4. Oposisi majemuk mencakup perangkat yang terdiri dari dua kata atau lebih, khususnya

berhubungan dengan hiponim-hiponim dalam satu kelas, misal; berdiri, duduk, berbaring, tiarap dan

jongkok.

5. Oposisi hirarkial; mirip dengan oposisi majemuk, hanya terdapat kriteria tambahan yaitu tingkatan,

misal milimeter x kilometer, Januari x Februari.

Polisemi yakni kata yang memiliki makna lebih dari satu, contoh kepala bermakna; bagian tubuh dari

leher ke atas, bagian sebelah atas, pemimpin, jiwa, akal budi

Membedakan Kalimat Tunggal dan Kalimat majemuk

Page 20: Bahasa Indonesia

1. Anda melakukan kontak dengan penderita penyakit SARS

    S            P                                        O

Merupakan contoh dari kalimat tunggal karena terdiri dari satu Subjek (S) satu Predikat (P) dan satu

Objek (O)

2. Dalam perawatan      Anda   tidak perlu khawatir    sebab             SARS  

            Keterangan           S                  P                    Konjungsi          S

bukan penyakit yang tidak bisa disembuhkan.

                      P

Merupakan contoh kalimat majemuk karena terdiri dari 2S 2P dan 1 K atau terdiri dari pola atasan

yakni (K-S-P) dan satu pola bawahan yaitu konjungsi-S-P.

Sebuah kalimat tunggal dapat diperluas menjadi kalimat majemuk. Perluasan tersebut dapat terjadi

pada subjek, predikat, objek, pelengkap, atau keterangan

Contoh; Murid itu pintar (tunggal), murid itu sakit (tunggal) digabung menjadi; murid yang pintar

itu sakit (majemuk dengan perluasan anak kalimat subjek).

Contoh; Bibi Hana mencuci pakaian (tunggal) Bibi Hana menyetrika pakaian (tunggal), digabung

menjadi; Bibi Hana mencuci dan menyetrika   pakaian (majemuk dengan perluasan anak kalimat

predikat).

Kalimat majemuk koordinatif ialah dua klausa yang digabungkan oleh konjungsi sebagai tanda

hubungan dua klausa tersebut. Contoh; Gempa bumi menggoncang Poso dan (gempa bumi)

menewaskan 5 orang.

Macam kalimat majemuk setara koordinatif:

1. Kalimat majemuk setara menggabungkan. Konjungsinya; dan, serta, lagi, pula, juga

2. Kalimat majemuk setara mempertentangkan. Konjungsinya; tetapi, namun, sedangkan, melainkan

3. Kalimat majemuk setara memilih. Konjungsinya; atau

4. Kalimat majemuk setara menguatkan. Konjungsinya; bahkan, malahan

5. Kalimat majemuk setara mengurutkan. Konjungsinya; lalu, kemudian, setelah itu, sesudah itu

6. Kalimat majemuk setara menjelaskan isi. Konjungsinya; bahwa, yaitu, ialah, adalah, yakni

Kalimat majemuk bertingkat (subordinatif) ialah jika terdapat klausa induk dan klausa bawahan,

contoh; Pencuri sepeda motor itu dibakar massa  sebelum (ia) ditangani polisi setempat.

                                          Klausa induk                                             Klausa bawahan/klausa anak

 

Page 21: Bahasa Indonesia

Macam kalimat majemuk bertingkat (selanjutnya disingkat KMB) ditentukan oleh sifat konjungsi yang

menghubungkan klausa-klausanya.

Menyatakan hubungan waktu; saat, sebelum, selama, setelah, seraya

Menyatakan hubungan syarat; jika, kalau, bila, jikalau

Menyatakan hubungan tujuan; untuk, demi, bagi, supaya, agar

Menyatakan perbandingan; daripada, bagai, umpama, seperti, bak

Menyatakan hubungan sebab; karena, sebab, oleh sebab, karena itu

Menyatakan hubungan akibat; sehingga, maka

Menyatakan hubungan pengandaian; seandainya, sekiranya

Menyatakan hubungan pengecualian; kecuali, selain

Menyatakan hubungan cara; dengan

Menyatakan hubungan alat; dengan

Menyatakan hubungan  kemiripan; seolah-olah, seakan-akan

Perbedaan kalimat aktif dan pasif

1. Kalimat aktif terdiri dari subjek, predikat dan objek. Contoh; Adik mencuri uang ayah

2. Kalimat pasif terdiri dari objek, predikat dan subjek. Contoh; Uang ayah dicuri (oleh) adik

Kalimat aktif dibedakan dalam dua macam

1. Kalimat aktif transitif yakni yang bercirikan; predikatnya berupa verba transitif atau verba yang

berawal meN-, dan memiliki objek. Contoh; Dokter memeriksa pasiennya (S-P-O) Henny menjalani

operasi kanker otak (S-P-O). Kalimat aktif transitif dibedakan atas;

a. Kalimat aktif ekatransitif, yaitu kalimat yang hanya memiliki satu objek. Contoh; Petani mengairi

sawah.

b. Kalimat aktif bitransitif yaitu kalimat yang hanya memiliki dua objek. Contoh; Kakek

membelikan adik  boneka

  O         O

2. Kalimat aktif intransitif; predikatnya dapat berupa verba berawalan selain meN-, kata dasar, baik itu

verba maupun nonverba, dan tidak memiliki objek. Contoh; Kami    duduk-duduk    di depan teras

Page 22: Bahasa Indonesia

                                                                                                     S                 P                       K

Kalimat korelatif ialah kalimat yang hubungan antarbagiannya bersifat sederajat, hal ini ditandai

dengan konjungtif korelatif (pasangan konjungsi yang secara tetap yang menguhubungkan dua

klausa atau lebih). Pasangan-pasangan konjungsi tersebut ialah;

baik …… maupun……….

tidak hanya …… tetapi (…) juga …..

apakah ….. atau ….

entah ….. entah ….

jangankan …. pun ….

semakin ….. semakin …..

bertambah …. bertambah ….

kian …. kian ….

bukanlah … melainkan …..

selain …. juga ……

Denotasi; makna kata sesungguhnya. Contoh; saya makan nasi

Konotasi; bukan makna kata sesungguhnya. Contoh; kamu secantik rembulan di angkasa

Bentuk ulang atau kata ulang ialah bentuk bentuk gramatikal yang berwujud penggandaan sebagian

atau seluruh bentuk dasar, contoh; anak-anak berkumpul di depan kelas,

Jenis-jenis kata ulang:

1. kata ulang dwipurwa (kata ulang dari suku kata pertama dari sebua kata), contoh; laki  (lalaki)

lelaki. 

2. Kata ulang dwilinga; pengulangan bentuk dasar seutuhnya, contoh; pedagang-pedagang

3. Kata ulang dwilinga salin suara; pengulangan bentuk dasar seutuhnya, tapi ada perubahan bunyi

pada salah satu fonem, contoh; ramah-tamah, corat coret.

Makna-makna kata ulang dikategorikan berdasarkan golongan bentuk dasarnya berikut ini.

1. Bentuk dasar nomina (kata benda)

Page 23: Bahasa Indonesia

a. Menyatakan jamak, contoh; buku-buku, acara-acara

b. Menyatakan menyerupai atau tiruan hal yang disebut dalam kata dasar

2. Bentuk dasar verba (kata kerja)

a. Intensitas atau pekerjaan yang dilakukan berulang-ulang, contoh; memukul-mukul, mencari-cari

b. menyatakan saling (resiprok) atau pekerjaan berbalasan, contoh; tolong menolong,

c. Menyatakan perbuatan yang dilakukan seenaknya, contoh; jalan-jalan, membaca-baca

d. Menyatakan pekerjaan seperti yang ada pada bentuk dasar, contoh; tulis menulis, karang

mengarang

3. Bentuk dasar adjektiva (kata sifat)

a. menyatakan kesangatan, contoh; kuat-kuat, dalam-dalam

b. Menyatakan agak, contoh; kemerah-merahan

c. Menyatakan paling, contoh; sekuat-kuatnya, setinggi-tingginya

4. Bentuk dasar Numeral (kata bilangan), contoh; dua-dua, tujuh-tujuh

Memahami indeks dalam buku

al-salih, Ahmad, 14   (sesuatu yang berhubungan dengan Ahmad al shalih ada di halanan 14)

Alas dialek, 34

Ali Topan Detektif Partikelir, 132

al-Nawawi, 21

Alisjahbana, Sutan taqdir, 93, 94, 98, 103

Kata penghubung ialah kata yang berfungsi menghubungkan kata yang mendahuluinya atau sebuah

kalimat dengan kalimat yang mendahuluinya. Beberapa jenis kata penghubung;

1. Kata penghubung gabungan; dan, lagi, lalu, kemudian\

2. Kata penghubung penunjuk waktu; saat, ketikwa, waktu, sejak

3. Kata penghubung penunjuk tujuan; agar, supaya, biar

Page 24: Bahasa Indonesia

4. Kata penghubung penunjuk perlawanan; tetapi, hanya, padahal

5. Kata penghubung penunjuk sebab; sebab, karena

6. Kata penghubung penunjuk syarat; jika, kalau, asal

7. Kata penghubung penunjuk pelaku; bahwa

8. Kata penghubung penunjuk sebab yang tidak dipedulikan; biarpun, meskipun, walaupun

Puisi Balada terbunuhnya Atmo Karpo karya W.S. Rendra

Parafrase ialah penguraian kembali suatu teks dalam bentuk sususan kata yang lain supaya supaya

dapat menjelaskan makna yang tersembunyi

Awalan pe berfungsi membentuk kata benda

1. Menyatakan pelaku; perampok, penulis, pembuat

2. Menyatakan orang yang di ….; pesuruh, petatar

3. Menyatakan orang yang biasa bekerja di suatu tempat; peladang, pelaut

4. Menyatakan orang yang gemar sesuatu; pecandu, pemakan

5. Menyatakan orang yang memiliki sifat seperti dalam kata dasar; pemalas, pemurah, pendendam

Notulen rapat ialah catatan singkat dan padat mengenai jalannya rapat dan hal yang diputuskan

dalam rapat.

Fungsi awalan me- membentuk kata kerja, baik transitif maupun intransitif dengan menekankan

pelaku (S) kalimat. Makna awalan me-;

1. Melakukan suatu perbuatan; menari, menyanyi, melangkah

2. menuju ke bila kata dasar menunjukkan tempat; melaut, menepi, mengangkasa

3. menghasilkan atau membuat suatu hal; menguak, menyalak

4. berlaku atau menjadi seperti; membantu

5. menjadi bila kata dasarnya kata sifat atau bilangan; menyatu, memerah, mengecil

6. mempergunakan atau bekerja dengan apa yang disebut dalam kata dasar; menyapu, mencangkul

7. membuat atau menghasilkan seperti dalam kata dasar; menggulai, menyambal, merujak

Page 25: Bahasa Indonesia

Imbuhan pe-an mempunyai alomorf pem-an, pen-an, peny-an, peng-an, dan pnge-an. Alomorf ialah

morfem yang sama, yang bervariasi bentuknya akibat pengaruh lingkungan yang dimasukinya.

Fungsi pe-an ialah membentuk kata benda. Makna imbuhan pe-an

1. Menyatakan proses atau pembuatan me-, contoh; pelatihan, pendaftaran

2. Menyatakan hasil, contoh penghargaan

Kata-kata yang berasal dari bahasa Arab seperti bismillah, silaturrahmi, wassalam, jika dimasukkan

dalam bahasa Indonesia, maka tidak ada penulisan dobel atau ganda, berarti yang benar; bismilah,

silaturahmi, wasalam.

Penggunaan kata-kata salah yakni penggunaan dua kata dengan makna sama, seharusnya hanya

mengunakan salah satu, misal;

1.Menuntut ilmu adalah merupakan kewajiban kita semua. (Buang salah satu)

2.Kita harus menguasai beberapa bidang ilmu, seperti misalnya Agama, IPA dan Bahasa

3.Sayang amat sangat setuju pendapatmu!

Penggunaan bahwa merupakan penanda subjek (berupa anak kalimat) dalam kalimat pasif, juga

merupakan penanda subjek yang berupa anak kalimat pada kalimat yang menggunakan adalah,

merupakan, atau ialah.  Contoh; Bahwa awan tebal itu pertanda akan hujan, Bahwa karangan ini

memiliki kekurangan adalah kelemahan saya.

Kata pukul untuk menunjukkan waktu, sedang jam menunjukkan jangka waktu/masa/berapa lama,

contoh;Pukul berapa Tante Ria datang? Tante Ria datang pukul 10.00. Aria belajar 2 jam setiap hari.

Dalam menggunakan pasangan kata yang benar yakni antara dan dan bukan antara dan melawan

Salah: Nanti malam berlangsung pertandingan antara kesebalasan Indonesia melawan Brasil

Benar; Nanti malam berlangsung pertandingan antara kesebalasan Indonesia dan Brasil

Kata-kata umum yang salah, Sambutan Bapak Wanto, kepala sekolah SMA Master, waktu dan

tempat kami persilahkan! Hal ini mengandung makna seadakan-akan yang diundangkan waktu dan

tempat. Contoh yang benar; Sambutan Bapak Wanto, selaku kepala sekolah SMA Master, kepadanya

persilahkan!

Bentuk Resiprokal adalah bahasa yang mengandung arti berbalasan, hal ini dapat dilakukan dengan

menggunakan kata saling dan kata berimbuhan, contoh;

1.Sesama sopir dilarang saling mendahului

2.Sesama sopir dilarang dahulu mendahului

Contoh penulisan jamak yang salah;

1. Hadir beberapa menteri-menteri ke Master

2. Kita harus mematuhi beberapa aturan-aturan

3. Para siswa-siswa harus rajin belajar

Ingatlah! Kata beberapa, berbagai, dan para bermakna banyak, maka penulisan yang benar

Page 26: Bahasa Indonesia

1. Hadir beberapa menteri ke Master

2. Kita harus mematuhi beberapa aturan

3. Para siswa harus rajin belajar

Perusahaan banyak yang gulung tikar (bangkrut) dalam krisis global, sehingga banyak orang

yang banting stir(mengubah sikap atau cara hidup) menjadi wirausahawan. Gelombang

besar (perkembangan pesat) informasi dan teknologi turut andil memperparah keadaan.

Kata yang dicetak miring disebut idiom atau ungkapan.

Idiom dilihat dari segi makna, yaitu penyimpangan

Ungkapan lebih pada ekspresi kebahasaaan dan emosinya dalam bentuk yang dianggap paling tepat

dan paling kena.

Metafora digunakan untuk membandingkan sesuatu yang lain dari yang lain, contoh matahari

disebut raja siang

Peribahasa dan artinya;

1. Hidup segan mati tak mau (keadaan kritis atau gawat)

2. Melihat fajar di ufuk Timur (harapan untuk keluar dari krisis)

3. Lepas dari mulut harimau dan masuk ke mulut buaya (keluar dari masalah pertama dan terjerumus

pada masalah lainnya)

4. Besar pasak daripada tiang (lebih banyak pengeluaran dari penghasilan)

5. Lebih baik mati berkalang tanah daripada hidup dijajah bangsa asing (mempertahankan harga diri

sampai mati.

6. Makin hari makin menggunung (makin lama makin bertambah banyak).

7. Bak telur di ujung tanduk (terdesak atau terjepit)

8. Keledai pun tak akan jatuh ke masalah yang sama kedua kalinya (belajar dari pengalaman)

Konjungsi atau penghubung antarkalimat ialah kata atau gtabungan kata yang menghubungkan satu

kalimat dengan kalimat lain.

Fungsi konjungsi antarkalimat:

1. Konjungsi yang menyatakan pertentangan dengan kalimat sebelumnya, konjungsinya; biarpun

demikian/ begitu, sekalipun demikian/begitu, walaupun demikian/begitu, meskipun demikian/begitu,

sungguhpun demikian/begitu.

Page 27: Bahasa Indonesia

2. Konjungsi yang menyatakan hal, peristiwa, atau keadaan lain di luar yang dinyatakan sebelumnya;

tambahan pula, lagi pula, selain itu.

3. Konjungsi yang menyatakan keadaan yang sebenarnya; sesungguhnya, bahwasanya.

4. Konjungsi yang menyatakan akibat; oleh karena itu, oleh sebab itu

Frasa verbal ialah satuan bahasa yang terbentuk dari dua kata atau lebih dengan verba/kata kerja

sebagai intinya, tapi bukan klausa, misalkan; sudah dapat, belum datang, akan datang, tidak dapat

ditulis sebaliknya; dapat sudah, datang belum, datang akan.

1. Sejak kecil mereka sudah dilatih disiplin oleh sang Ibu

2. Agenda reformasi belum tercapai

3. Kita dapat melakukan kegiatan bermanfaat setiap hari

Verba inti kalimat di atas ialah dilatih, tercapai, dan melakukan, sedang sudah, belum,

dapat merupakan pewatas yang termasuk kategori adverbia. Adverbia berfungsi menjelaskan verba,

misal adverbia belummenjelaskan verba tercapai. Adverbia lainnya ialah; masih, telah, sedang,

tengah, akan, pernah, baru, mulai, tidak, harus, mungkin, boleh dan lain-lain.

Unsur-unsur bahasa antara lain, adalah, yaitu, di antara, seperti, di samping sebagai penanda

hubungan contoh dan penanda transisi untuk sebuah perincian, juga berfungsi menyatakan dan

menjelaskan dua uncur yang sama, contoh; Sebagian besar dari mereka adalah juga warga ibu kota

karena orang tuanya memiliki KTP DKI.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menulis alasan, perincian dan contoh.

1. Jika perincian berupa kalimat, setelah penanda hubungan contoh atau rincian diberi tanda (.)

Contoh : Ajib Rosidi (1985) membuat periodisasi sastra Indonesia sebagai berikut.

a. Periode kelahiran hingga (1945)

b. Periode perkembangan (1945-kini)

2. Jika rincian berupa kata atau frasa, setelah penanda hubungan contoh atau rincian diberi tanda (:)

Contoh: Mempelajari suatu bahasa dapat dilakukan dengan cara: menyimak, meniru, dan

mempraktikkan.

Penanda-penanda perincian dan contoh yang sering dipakai untuk memberikan alasan terhadap

suatu konsep adalah sebagai berikut.

antara lain: ….,……, dan …….

sebagai berikut ini: (a)…., (b)……, dan (c)…….

adalah: ….,……, dan …….

Page 28: Bahasa Indonesia

adalah: (a)…., (b)……, dan (c)…….

yaitu: ….,……, dan …….

ialah: (1)…., (2)……, dan (3)…….

yakni: (a)…., (b)……, dan (c)…….

di antaranya: ….,……, dan …….

seperti: ….,……, dan …….

meliputi: (a)…., (b)……, dan (c)…….

Perubahan Makna

Kata perempuan dan laki-laki seringkali diganti dengan kata wanita dan pria karena dianggap lebih

tinggi nilai rasanya. Perubahan makna dalam bahasa Indonesia karena beberapa faktor menurut

Chaer.

a. Perkembangan di bidang ilmu pengetahuan, sastra dari makna tulisan menjadi karya imajinatif

b. Perkembangan sosial budaya, misal saudara menjadi siapa saja yang dianggap sederadat dan

berstatus sosial sama

c. Perbedaan bidang pemakaian misal menggarap (sawah) menjadi mengerjakan

d. Adanya asoiasi, misal amplop menjadi uang suap/pelicin

e. Adanya pertukaran tanggapan indera, pedas (lidah) menjadi pedas (pendengaran)

f. Perbedaan tanggapan, adanya nilai rasa dan halus, misal kamu menjadi sampean

g. Adanya penyingkatan,misal dokter menjadi dok, bukti pelanggaran menjadi tilang

h. Proses gramatikal

i. Pengembangan istilah; papan yang bermakna lempengan kayu tipis menjadi perumahan

Jenis perubahan makna

1. Perluasan makna (generalisasi); dari makna khusus menuju makna umum/luas. Cakupan makna

sekarang lebih luas dari dahulu. Misal kakak bisa bermakna saudara kandung tua atau orang yang

lebih tua dan dihormati.

Page 29: Bahasa Indonesia

2. Penyempitan makna (spesialisasi); dari makna lebih umum ke makna khusus/sempit. Cakupan

makna sekarang lebih sempit dari dahulu. Contoh; sastra dulu semua karya tulis disebut

sastra, sekarang makna sastra udah menyempit pada karya-karya tertentu.

3. Peningkatan makna (ameliorasi); pergeseran makna yang mana makna baru dianggap lebih

tinggi/hormat/halus dari makna sebelumnya. Contoh; Jika ingin ke WC atau buang air besar/buang air

kecil, lebih baik menggunakan kata-kata ke belakang.

4. Penurunan Makna (peyorasi); kebalikannya yakni makna baru dianggap lebih rendah/kurang baik.

Contoh; kata bunting lebih kasar dari hamil, mengandung, berbadan dua.

5. Persamaan sifat (asosiasi); makna kiasan. Contoh; amplop atau sampul surat diasosiasikan

sekarang dengan uang sogok atau uang pelicin.

6. Sinestesia; pergeseran makna akibat pertukaran tanggapan dua indera. Contoh; Suaranya hambar

(pergeseran indera pendengar ke indera rasa)

7. Perubahan total; misalkan kata ceramah dulunya bermakna cerewet, sekarang berarti

pidato/arahan

Kata namun, akan tetapi, dan sedangkan menandai hubungan perlawanan. Akan tetapi terdapat

perbedaan fungsi; Penanda namun dan akan tetapi menghubungkan kalimat atau paragraf sebelum

dan sesudahnya, sedangkan penanda sedangkan menghubungkan klausa. Akan

tetapi menghubungkan kedua kalimat, sedangnamun menghubungkan antara kedua paragraf.

Penanda hubungan perlawanan lainnya; tetapi, melainkan, walaupun, begitu, kendatipun demikian,

hanya, sekalupun, sungguhpun, walau, sebaliknya dan padahal.

Contoh; Namun, siapa yang dapat melakukan semua itu?

Penanda hubungan perbandingan dapat menggunakan; seperti, sebabgaimana, daripada, bagai,

seakan-akan, seolah-olah, serasa, seumpama, baik, seolah, sama halnya, berbeda dengan.

Contoh; Kita berharap Indonesia menjadi negara maju, seperti; Jepang, China, AS dan India

 

D. Wicara

Pembawa acara harus memperhatikan;

1.Menguasai situasi

2.Menguasai kaidah bahasa resmi, umum dan bahasa pasaran sesuai acara

3.Mempunyai kepercayaan diri

4.Menggunakan gerak gerik yang wajar

5.Memiliki penampilan yang luwes dan penuh improvisasi

Persiapan rancangan acara yang matang

1.Pembukaan

Page 30: Bahasa Indonesia

2.Pembacaan ayat suci Al-Qur’an

3.Sambutan

4.Acara Inti

5.Doa/Penutup

Tuntunan bagi pembawa acara

1.Memulai acara dengan Basmalah (Bismillahirrahmanirrahiem)

2.Memperkenalkan diri secara singkat

3.Menyapa massa atau hadirin, kalimat-kalimat sapaan diungkapkan dengan penuh rasa hormat

4.Menyampaikan komentar di sela-sela antara satu acara dengan lainnya

5.Menyelesaikan acara dengan ucapan terima kasih dan ucapan hamdalah (Alhamdulillah)

Hal-hal yang perlu diperhatikan saat menyampaikan pidato;

1. sampaikan dengan intonasi dan artikulasi yang tepat

2. berikan tekanan dinamik pada kata-kata yang menonjolkan pikiran tertentu

3. gunakan gerak mimik yang sesuai dengan ekpresi komunikasi pada audiens

4. Yakinkan diri bahwa sedang menyampaikan sesuatu yang baru dan belum pernah didengar

audiens

Secara sederhana isi keseluruhan pidato;

1. Pembukaan; syukur, salawat, perkenalan tema pidato, gambaran umum isi pidato, humor sebagai

pengantar.

2. Isi pidato; ayat/hadits, penjelasan, alasan, bukti pendukung, ilustrasi, contoh, Angka, perbandingan,

kontras, diagram, cerita yang relevan dan humor.

3. Penutup; kesimpulan isi pidato, ajakan melakukan sesuatu, penegasan isi pidato, permohonan

maaf, dan pantun.,

Melaporkan hasil diskusi

a. judul diskusi

Page 31: Bahasa Indonesia

b. waktu dan tempat

c. peserta

d. jalannya diskusi

e. hasil kesimpulan diskusi

Manfaat mengajukan pertanyaan dalam diskusi:

1. merangsang kemampuan berpikir kreatif peserta;

2. membantu meningkatkan rasa percara diri; dan

3. membantu pencapaian tujuan diskusi yang ditetapkan

Ketika mengajukan pertanyaan, sejumlah hal harus diperhatikan:

a. Pertanyaan harus jelas dan singkat

b. Pertanyaan bersifat kritis, sistematis dan logis

c. Pertanyaan bersifat memecahkan masalah

d. Tidak mengulang pertanyaan yang sama

Diskusi berasal dari bahasa latin discutio atau discusum yang berarti bertukar pikiran. Macam-

macamnya ialah

1. Diskusi kelompok; bertukar pikiran secara kelompok untuk memahami dan memecahkan masalah

dalam satu disiplin ilmu atau permasalahan kehidupan.

2. Diskusi panel; bertukar pikiran antara tiga sampai enam orang ahli di suatu bidang ilmu yang

dipandu oleh seorang moderator dan disaksikan sejumlah pendengar.

3. Seminar; bertukar pikiran tentang suatu masalah yang diangkat dari penelitian atau hasil kajian

literatur (kepustakaan). Dalam seminar terdapat; moderator, notulis, pemrasaran, pembanding,

partisipan, dan pembimbimbing (guru/tenaga ahli).

Dalam diskusi  terdiri dari;

a. Pembicara; penyaji/penyampai makalah

b. Moderator; pengatur jalannya diskusi/seminar

c. Notulis; pencatat hasil seminar

Page 32: Bahasa Indonesia

d. Peserta; pengikut seminar, bisa aktif (bertanya/menanggapi) atau pasif (mendengarkan saja)

Kegiatan seminar merupakan salah satu aktivitas ilmiah, maka laporan yang dibuat harus ilmiah.

Berikut ini cara menuli hasil laporan ilmiah

(Nama Lembaga Penyelenggara)

Laporan Hasil Seminar

(Judul Seminar)

I.Pendahuluan

a. Latar belakang seminar

b. Tujuan seminar

c. Hari/tanggal dan tempat seminar

II.Pelaksanaan seminar

a. Pembicara

b. Moderator

c. Notulis

d. Peserta

III.Hasil Seminar (deskripsikan rangkuman hasil seminar)

IV.Kesimpulan Seminar

V.Lampiran

a. Susunan panitia

b. Makalah

c. Daftar hadir

d. Surat izin pelaksanaan (jika ada)

 

(tempat, tanggal, bulan, tahun)

Page 33: Bahasa Indonesia

                                          Mengetahui

                                          Pembicara,                                                  Notulis

 

(nama terang)                                           (nama terang)

 

 

E. Puisi

Bait; satu kesatuan puisi yang terdiri dari beberapa baris

Rima; persamaan atau pengulangan bunyi

Irama mirip irama musik sama-sama diatur oleh ukuran waktu dan tempo. Definisinya; alunan yang

tercipta oleh kalimat yang berimbang, selingan bangun kalimat, dan panjang pendek (kemerduan)

bunyi (dalam prosa).

Bentuk-bentuk puisi lama:

1.Mantra; puisi yang berisi puji-pujian terhadap hal ghaib atau dikramatkan

2.Bidal; bahasa kiasan dalam mengungkapkan sesuatu, seperti; pepatah, tamsil, kiasan,

perumpamaan dan pameo.

3.Pantun; empat baris dalam satu bait, pertama dan kedua sampiran, ketiga dan keempat isi

4.Talibun merupakan jenis pantun yang tiap baris lebih dari empat baris, jumlah baris dalam tiap bait

selalu genap.

5.Gurindam; tiap-tiap bait terdiri dari dua baris, persajakannya a a.

6.Seloka; Pantun berbingkai

7.Syair; empat baris dalam satu bait dengan persajakan aa-aa

8.Kit’ah puisi Arab yang berisi nasihat-nasihat

9.Gasal puisi Arab yang berisi cinta kasih

10.Nazam puisi Arab yang cerita hamba sahaya, sultan, pangeran atau bangsawan

Page 34: Bahasa Indonesia

11.Ruba’i puisi-puisi Arab yang berkaitan dengan nasihat-nasihat

12.Masnawi puisi Arab yang merupakan pujian terhadap orang-orang yang dimulyakan

Sastra lama Indonesia dipengaruhi sastra Arab, sedang sastra baru dipengaruhi Barat, adapun

kaidah mutlak puisi lama;

a. Jumlah baris atau kalimat dalam setiap bait

b. jumlah suku kata atau kata dalam setiap kalimat

c. rima atau persamaan bunyi

d. irama

Puisi adalah karya sastra dengan bahasa dipadatkan, dipersingkat, diberi irama dan pemilihan kata-

kata kias atau imajinatif.

Ciri-ciri Kebahasaan Puisi menurut Herman J. Waluyo;

1.Pemadatan bahasa; kata-kata membentuk larik dan bait atau bahasa dipadatkan.

2.Pemilihan kata khas puisi bukan bahasa prosa dan sehari-hari; kelam sunyi

           a. Makna kias atau yang bukar arti sebenarnya; hari mudaku telah pergi

     b. Lambang; pengantian suatu hal/benda dgn hal/benda lain; Burung dara jantan

     c. Persamaan bunyi/rima; persamaan bunyi yang harmonis

3.Kata kongkret; kuku-kuku besi bermakna kuda bersepatu besi

4.Pengimajian (pencitraan dalam puisi); kata atau susunan kata-kata dapat memperjelas apa yang

dinyatakan penyair. Apa yang digambarkan seolah-olah dilihat (imaji visual), didengar (imaji auditif)

dan dirasa (imaji taktil).

5.Irama atau Ritme

6.Tata wajah atau tata letak kata yang tidak lazim (mutakhir)

Judul puisi CINTA RUPIAH karya Taufik Isma’il

Judul puisi DI PANTAI LOSARI karya Eka Budianta

Judul puisi SAWAH karya Ali Hasjmy

Judul puisi SURAT DARI IBU karya Asrul Sani

Judul puisi Indonesia, Masihkah Engkau Tanah Airku karya Husni Djamaluddin

Page 35: Bahasa Indonesia

Judul puisi DOA karya Budiman S Hartoyo

Judul puisi Dieng karya Anita Rose Pantiana Saparjiman

Judul Soneta SAWAH karya Sanusi Pane

Judul Soneta CANDI karya Sanusi Pane

Judul Soneta TERATAI karya Sanusi Pane

Judul Soneta PAGI-PAGI karya Muhammad Yamin

Pelopor Soneta M. Yamin membawa dari Italia. Soneta terdiri dari 14 baris, tiga bait terdari empat

baris, satu bait terdiri dari dua baris atau dua bait empat baris dan dua bait tiga baris)

Puisi baru bersifat bebas, meski demikian, dalam penelitian terdapat beberapa ciri khusus.

Berdasarkan jumlah baris, puisi baru dibedakan dengan;

1. Distikon; terdiri dari dua baris dalam setiap baitnya, bersajak a-a

2. Tarzina; setiap bait terdiri dari tiga buah kalimat. Bersajak; a-a-a, a-a-b, a-b-a, a-b-b.

3. Kuatrin sajak empat seuntai, setiap baris terdiri dari empat kalimat, bersajak ab\ab, aa-aa, atau aa\

bb

4. Kuint; terdiri diri lima baris kalimat setiap baitnya, bersajak a-a-a-a-a

5. Sektet; enam buah kalimat setiap baitnya, tidak beraturan

6. Septina; tujuh buah kalimat setiap baitnya, sajaknya tidak beraturan

7. Stanza; sajak delapan seuntai, setiap bait terdiri dari delapan buah kalimat, disebut juga oktava/

Berdasarkan isinya terdiri dari

1.Ode; sajak yang mengandung pujian

2.Himne; sajak pujian pada Tuhan

3.Eligi; sajak duka nestapa

4.Epigram; saja yang berisi ajaran-ajaran moral

5.Satire; sajak yang isinya mengecam, mengejek dengan kasar dan sinis

6.Romanse; sajak cinta kasih

Page 36: Bahasa Indonesia

7.Balada; saja yang berisi kisah atau cerita bisa kisah nyata atau khayalan penyair

Puisi Mendalawangi Pangranggo karya Soe Hok Gie

Puisi Dalam Pasang karya Abdul Hadi WM

Majas; membandingkan dengan sesuatu yang lain secara halus atau berlebihan

1.Majas perumpamaan (simile) perbandingan dua hal yang dianggap sama walau sebenarnya

berbeda, contoh;hidupnya seperti benalu yang menempel pada batang kayu. Biasanya mengunakan

kata batu seperti, bagai, bagaikan, laksana, ibarat dan bak.

2.Majas Personifikasi; mengungkapkan benda mati seakan-akan hidup, Contoh; tanah ini merindukan

hujan.

3.Majas Metafora; perbandingan diungkapkan secara singkat dan padat, tanpa penggunaan kata

bantu.  contoh; jangan bergaul dengan lintah darat!

4.Majas Perbandingan yang bertautan dengan sesuatu yang lainnya. Misal; pernikahan, suami istri,

bahtera kehidupan, kelahiran dan kematian.

Majas Pertentangan

1.Hiperbola; pernyataan yang berlebihan, contoh; tubuhnya kurus kering tinggal tulang belulang

2.Litotes; mengecilkan kenyataan yang sesungguhnya, contoh; pengorbananku tidak berarti

dibanding kesuksesan yang kamu raih

3.Ironis; bertentangan dengan maksud sebenarnya dengan maksud menyindir atau mengolok-olok

contoh; rajin sekali kamu, jam 11.00 WIB baru bangun

4.Sinisme; sindiran secara langsung, contoh; perilakumu membuatku muak

5.Oksimoron; antarbagiannya menyatakan suatu pertentangan; cinta terkadang membuat bahagia,

tapi terkadang juga membuat kesedihan.

Majas Pertautan

1.Matonimia; memakai nama ciri/hal yang ditautkan dengan nama orang, barang atau hal lain sebagai

pengganti, conoh; Kami ke Bogor mengendarai Toyota

2.Sinekdoke; menyebutkan nama sebagainsebagai pengganti nama keseluruhan atau sebaliknya

a. Pars Pro toto; menyebutkan nama sebagian benda untuk benda itu secara keseluruhan, contoh;

Ayah menyembelih dua ekor kambing pada Idul Adha kali ini

b. Pars pro parte; menyebutkan keseluruhan untuk sebagiannya, contoh; kelas kami medapat

menghargaan kelas terbersih tahun ini.

Page 37: Bahasa Indonesia

3.Alusi; menunjuk secara tidak langsung pada suatu tokoh atau peristiwa yang diketahui bersama,

contoh; Peristiwa ini mengingtkan kekejaman penjajahan Jepang di Indonesia

4.Eufimisme; penghalusan kata atau kalimat, “Bolehkah saya izin ke kamar kecil?”

5.Elipsis; menghilangkan satu unsur kalimat, tapi tetap dimengerti, contoh; Kami ke Yokyakarta

dengan kereta api (menghilangkan predikat pergi).

6.Inversi; perubahan susunan kalimat, contoh; Aku dan dia telah berpisah – Telah berpisah aku dan

dia.

Majas penegasan

1.Pleonasme; menggunakan kata-kata berlebihan dengan maksud menegaskan arti, contoh; Mari,

naik ke atas, agar Anda dapat melihat pemandangan yang indah

2.Klimaks; menyatakan bebeberapa hal secara berurutan yang makin lama, makin menghebat,

contoh; anak-anak, remaja, dewasa, dan orang tua memenuhi Pekan Raya Jakarta

3.Antiklimaks menyatakan bebeberapa hal secara berurutan yang makin lama, makin menurun,

contoh; Bupati, para camat, dan para kepala desa mematuhi Undang-Undang Dasar

4.Retoris; bentuk pertanyaaan yang jawabannya sudah diketahui, contoh; siapakah yang tidak ingin

hidup senang?

5.Aliterasi; memanfaatkan kata-kata yang bunyi awalnya sama, contoh; inikah indahnya impian?

6.Antanaklasis; ulangan makna kata sama dengan makna berbeda, contoh; ibu membawa buah

tangan dari Malang yakni buah apel segar.

7.Repetisi; pengulangan kata untuk menegasan, contoh; selamat tinggal sahabat, selamat tinggal

kawan, selamat tinggal sobat!

8.Paralelisme; sebagaimana repetisi, tapi dalam baris berbeda

Hati ini biru

Hati ini lagu

Hati ini debu

9.Kiasmus; berisi perulangan sekaligus inversi, contoh; mereka yang kaya merasa dirinya miskin,

sedang mereka yang miskin merasa dirinya kaya.

Ajib Rosidi (1985) membuat periodisasi sastra Indonesia sebagai berikut

a. Periode kelahiran hingga (1945)

Page 38: Bahasa Indonesia

1) periode 1900 – 1933 Muhammad Yamin, Marah Rusli, Abdul Muis, Sanusi Pane

2) periode 1933 – 1942 STA, Amir Hamzah, JE Tatengkeng

3) periode 1942 – 1945 Umar Ismail, Idrus, El Hakim

b. Periode perkembangan (1945-kini)

1) periode 1945 – 1953 Chairil Anwar, Asrul Sani, Pramudya Ananta Toer, Mukhtar lubis

2) periode 1953 – 1961 WS Rendra, Ramadhan KH, Motinggo Busye, NH Dini, Sitor Situmorang

3) periode 1961 – sekarang; Taufik Ismail, A.A Nafis, Supardi Joko Damono, Danarto, Arifin C Noer

Novel Layar terkembang karya Sutan Taqdir Alisyahbana (STA) Tokoh utama; Yusuf dan Maria

Puisi Tanah Air karya Muhammad Yamin

Puisi Padamu Jua karya Amir Hamzah