bahan tehno.doc
Click here to load reader
Transcript of bahan tehno.doc
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KECIL
ROTI DAN KUE
(STUDI KASUS TOKO IBU RATNA ROTI DAN KUE)
Oleh
RETNO KUSUMASTUTI
H24102102
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006
ABSTRAK
Retno Kusumastuti. H 24102102. Analisis Strategi Pemasaran Industri Kecil Roti dan Kue (Studi Kasus Toko Ibu Ratna Roti dan Kue). Di bawah bimbingan Mimin Aminah.
Roti adalah salah satu makanan pengganti nasi yang paling digemari. Hal ini dikarenakan sebagai bahan makanan olahan, roti memiliki nilai gizi yang tinggi dan lebih lengkap dibanding yang lain. Selain itu, roti juga lebih praktis untuk dikonsumsi, memiliki banyak variasi, harganya relatif terjangkau, mudah diperoleh dan bisa mengenyangkan. Industri roti yang terus berkembang memiliki prospek yang cerah sehingga persaingannya pun semakin ketat. Ibu Ratna Roti dan Kue adalah salah satu perusahaan yang turut meramaikan persaingan dibidang bakery. Oleh sebab itu, Ibu Ratna Roti dan Kue harus dapat memilih strategi pemasaran yang tepat dengan memperhatikan kapabilitas perusahaannya sebagai usaha kecil agar dapat tetap bertahan di tengah persaingan dan juga untuk dapat memenangkan persaingan dengan industru kecil lainnya. Penelitian ini bertujuan : (1) Mengidentifikasi bauran pemasaran (marketing mix) yang telah diterapkan oleh Ibu Ratna Roti dan Kue yang terdiri dari produk, harga, tempat dan promosi, (2) Mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman perusahaan, (3) Menganalisis dan menyusun rekomendasi alternatif strategi pemasaran yang tepat dan efektif melalui pendekatan analisa bauran pemasaran (marketing mix).
Penelitian dilakukan pada Ibu Ratna Roti dan Kue yang bertempat di Pusat Pertokoan Sinar Bogor Jl. Raya Pajajaran No. 21 Warung Jambu, Bogor mulai dari bulan Maret-Mei 2006. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dari hasil wawancara dan kuesioner kepada pihak perusahaan sebanyak 3 responden dan penyebaran kuesioner kepada 30 konsumen Ibu Ratna Roti dan Kue dengan metode Judgement Sampling dan data sekunder yang diperoleh melalui pihak lain berupa data dan informasi perusahaan, studi pustaka dari perusahaan, majalah, surat kabar, internet, dan lembaga-lembaga pemerintah. Metode pengolahan dan analisis data yang digunakan adalah analisis lingkungan internal dan eksternal perusahaan melalui IFE, EFE, dan IE untuk mengetahui
posisi perusahaan dalam menghadapi persaingan, serta QSPM untuk pengambilan keputusan alternatif strategi yang akan direkomendasikan kepada perusahaan.
Secara umum matriks IFE menghasilkan total skor terbobot sebesar 2,34 yang menunjukkan bahwa posisi internal perusahaan cenderung lemah, yang artinya perusahaan harus lebih memanfaatkan kekuatannya dan mengatasi kelemahan yang dimilikinya dengan baik. Analisis matriks EFE secara umum menghasilkan skor terbobot sebesar 2,41 yang menunjukkan bahwa situasi eksternal perusahaan cenderung di bawah rata-rata, artinya perusahaan kurang memanfaatkan peluang-peluang yang ada dan atau tidak menghindari ancaman-ancaman eksternal. Berdasarkan hasil analisis Matriks IE, perusahaan berada di sel V yaitu Hold and Maintain (pertahankan dan pelihara). Berdasarkan analisis QSPM diperoleh strategi yang menjadi prioritas utama untuk diterapkan oleh perusahaan, yaitu kegiatan menambah jumlah agen dan meningkatkan kuantitas produk yang ditawarkan (Jumlah Total Attractiveness Score = 6,55).
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KECIL
ROTI DAN KUE
(STUDI KASUS TOKO IBU RATNA ROTI DAN KUE)
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar
SARJANA EKONOMI
pada Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan
Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
RETNO KUSUMASTUTI
H24102102
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KECIL
ROTI DAN KUE
(STUDI KASUS TOKO IBU RATNA ROTI DAN KUE)
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar
SARJANA EKONOMI
pada Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
RETNO KUSUMASTUTI
H24102102
Menyetujui, Agustus 2006
Ir. Mimin Aminah, MM
Dosen Pembimbing
Mengetahui,
Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc.
Ketua Departemen
Tanggal Ujian : 25 Agustus 2006 Tanggal Lulus :
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 3 Januari 1985. Penulis
merupakan anak tunggal dari pasangan Sarsito Wahono Gaib Subroto dan Ira
Dewanti.
Penulis menempuh pendidikan non-formal di TK Sandhy Putra
Bogor
dari tahun 1989-1990, pendidikan dasar di SDN Pengadilan III Bogor dari
tahun
1990-1996. Pada tahun 1996, penulis melanjutkan pendidikan di
Sekolah
Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 2 Bogor dan melanjutkan pendidikan di
Sekolah Menengah Umum 2 Bogor dan masuk program IPA pada tahun
1999.
Pada tahun 2002, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui
jalur
Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) di Departemen Manajemen,
Fakultas
Ekonomi dan Manajemen, sebagai mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama
(TPB)
angkatan ‘39.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis pernah terlibat dalam
organisasi
kemahasiswaan di lingkungan FEM IPB, yaitu Shariah Economic Student
Club
(SES-C) dan Centre Of M@nagement (COM@) Himpro Manajemen, dan
beberapa kepanitiaan, seperti Fieldtrip Mahasiswa M@najemen sebagai Ketua
Panitia, Shariah Economic in Seminar and Open House (SEASON) sebagai seksi
Publikasi, Dekorasi dan Dokumentasi, Masa Perkenalan Mahasiswa Baru
(SMILE
UP) sebagai seksi Tata Tertib, Seminar Banking Job Preparation (SBJP) sebagai
seksi Acara, Talk About Event Organizer and Work Management (TEAM)
sebagai
Koordinator seksi Kesekretariatan, Gelaran Cinta dan Seni Budaya (GRACIAS)
dalam rangka Dies Natalis FEM ke-3 sebagai seksi Konsumsi, Gema Alunan
Syukur dalam rangka Dies Natalis FEM ke-3 sebagai seksi Publikasi, Dekorasi
dan Dokumentasi, FEMily Day dalam rangka Dies Natalis FEM ke-3 sebagai
seksi Acara, Entrepreneurship and Economics Empowerment Program (E3P)
sebagai seksi Publikasi, Dekorasi dan Dokumentasi
KATA PENGANTAR
Segala puji senantiasa dipanjatkan ke hadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya kepada penulis,
sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Proposal ini disusun
sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut
Pertanian Bogor.
Peluang bisnis roti, yang merupakan makanan yang dapat
dijadikan
sebagai pendamping nasi semakin ketat. Sehingga baik industri besar
maupun
kecil yang bergerak dibidang ini harus dapat menerapkan strategi pemasaran
yang
tepat agar dapat bersaing dengan industri lain yang sejenis. Skripsi ini
berjudul
"Analisis Strategi Pemasaran Industri Kecil Roti dan Kue (Studi Kasus Ibu
Ratna
Roti dan Kue)".
Penyusunan skripsi ini banyak dibantu oleh berbagai pihak, baik
secara moril maupun materiil. Oleh karena itu, ingin penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ir. Mimin Aminah, MM. selaku dosen pembimbing yang telah
banyak
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, saran dan
pengarahan
kepada penulis.
2. Dra. Siti Rahmawati, M.Pd dan Hardiana Widiastuti, S.Hut, MM.
atas
kesediaannya untuk meluangkan waktu menjadi dosen penguji bagi
penulis.
3. Bapak Umar Ahmad Batarfie, Ibu Ida Farida Batarfie selaku
Manajer
Pemasaran dan Keuangan dan Saudari Mutia Umar Ahmad Batarfie
selaku
Manajer Produksi Ibu Ratna Roti dan Kue yang telah meluangkan
waktunya
untuk memberikan informasi dan pengarahan kepada penulis. Serta
kepada
seluruh keluarga besar Sinar Bogor yang tidak dapat disebutkan satu per
satu
atas motivasi, perhatian dan kerjasamanya.
4. Seluruh Staf pengajar dan Karyawan/wati di Departemen Manajemen,
FEM
IPB yang telah banyak membantu penulis selama ini.
5. Mama, Papa dan Mami serta Keluarga Besar Israwan, Keluarga
Besar
Soeprapto, Keluarga Besar Soedewo dan Keluarga Besar Kartodarsono
yang
telah memberikan curahan kasih sayang, inspirasi hidup,
kepercayaan, pengertian, motivasi dan do’a yang tulus.
6. Alm. Drs. Israwan, kakekku tercinta. Terima kasih atas kepercayaan,
pengertian, kesabaran, kasih sayang, do’a dan kenangan indah yang
tidak mungkin akan terlupa. Miss you, Pi.
7. Sahabat-sahabat yang selalu ada dikala sedih dan senang : Manal, Mumut,
Inne, Via, Imel, Ida, Ikoh, Meis, Iwed, Desi, Metha, Nina, Vivin, Nisa,
Vivi, Ury, Febry, Lidya, Tina, Rina, Shinta dan Linda. Thanks for
being my bestfriend. Thanks for everything.
8. Teman-teman satu bimbingan, Anet, Aphe, Utari dan Ayu yang telah
memberikan motivasi, bantuan, saran serta kebersamaan yang indah ini.
We are a good team!!!
9. Rivan, Putra, Rio, k’ Umam, k’ Indra, Kiesmies, mas Dedy, mas Eko, mas
Daa’, Pak Kholik, mas Idrus, mas Henry, mas Budi, k’ Teguh, Eko,
Arya,
Nanto, Apri, Demmy, Fenney, Dika-Ika, k’ Sisy-k’ Alex, Gerard,
Denden,
Mpu dan Rusli yang telah meluangkan waktunya untuk mendengarkan
keluh-
kesah penulis dan memberikan inspirasi hidup serta nasihat-nasihat.
10. Rekan-rekan di Departemen Manajemen Angkatan ’39 yang selalu
bersama-
sama membuat kenangan indah selama masa kuliah. Serta rekan-
rekan di
Departemen Ilmu Ekonomi ’39 (Ionk, Nonon, Tasya, Wirda, Lia,
Thamic,
Fickry, Poncu, Tuti, dll) dan kakak-kakak serta adik-adik kelas
Dept.
Manajemen dan Ilmu Ekonomi Angkatan ’37, ’38, ’40 dan ’41.
11. Semua pihak yang pernah bekerjasama dengan penulis baik dalam
kegiatan
perkuliahan maupun kegiatan organisasi yang tidak dapat disebutkan satu
per
satu. Terima kasih banyak atas kerjasamanya dan mohon maaf
apabila ada
kesalahan.
12. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini dan
semua
pihak yang pernah mewarnai kehidupan penulis. Semoga Allah
SWT
memberikan pahala atas kebaikannya.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun
diperlukan untuk kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya, penulis berharap
semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang memerlukannya. Amien.
Bogor, Agustus 2006
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK
RIWAYAT HIDUP........................................................................ iii
KATA PENGANTAR..................................................................... iv
DAFTAR ISI............................................................................... vii
DAFTAR TABEL......................................................................... x
DAFTAR GAMBAR...................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................... xii
I. PENDAHULUAN1.1. Latar belakang.......................................................... 11.2. Rumusan Masalah.................................................... 41.3. Tujuan Penelitian...................................................... 51.4. Manfaat Penelitian.................................................... 5
II. TINJAUAN PUSTAKA2.1. Pengertian Pemasaran.............................................. 62.2. Tinjauan Strategi Pemasaran...................................... 62.3. Lingkungan Bisnis..................................................... 6
2.3.1. Lingkungan Internal Perusahaan........................ 61. Unsur-unsur Utama Pemasaran...................... 62. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)................ 8
2.3.2. Lingkungan Eksternal Perusahaan..................... 151. Lingkungan Jauh............................................ 152. Lingkungan Industri....................................... 16
2.4. Usaha Kecil............................................................... 212.4.1. Pengertian Usaha Kecil..................................... 212.4.2. Karakteristik Usaha Kecil................................... 22
2.5. Roti.......................................................................... 222.5.1. Sejarah Roti..................................................... 232.5.2. Jenis-Jenis Roti.................................................. 232.5.3. Cara Pembuatan Roti........................................ 242.5.4. Aspek Pemasaran Roti...................................... 25
2.6. Matriks IFE dan EFE................................................... 272.7. Matriks IE.................................................................. 272.8. Matriks QSP............................................................... 272.9. Penelitian Terdahulu................................................. 28
III. METODOLOGI PENELITIAN3.1. Kerangka Pemikiran................................................... 303.2. Lokasi dan Waktu Penelitian....................................... 30
3.3. Metode Pengumpulan Data........................................... 313.3.1. Penentuan Sampel.............................................. 313.3.2. Data Primer dan Data Sekunder............................ 31
3.4. Penyusunan Kuesioner.................................................. 323.5. Metode Pengolahan Data dan Analisis Data...................... 32
3.5.1. Analisis Deskriptif............................................... 323.5.2. Matriks IFE......................................................... 323.5.3. Matriks EFE........................................................ 343.5.4. Matriks IE.......................................................... 373.5.5. Matriks QSP....................................................... 38
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN4.1. Gambaran Umum Perusahaan...................................... 40
4.1.1. Sejarah Perusahaan............................................ 404.1.2. Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan........................... 414.1.3. Lokasi Perusahaan.............................................. 414.1.4. Fasilitas Perusahaan............................................ 414.1.5. Sumber Daya Manusia (SDM)............................... 42
4.2. Kuesioner Konsumen................................................... 444.2.1. Profil Responden................................................. 45
4.3. Analisis Lingkungan Internal.......................................... 454.3.1. Segmentation, Targeting dan Positioning................ 45
1. Segmentation................................................. 452. Targeting....................................................... 463. Positioning..................................................... 46
4.3.2. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)....................... 461. Product (Produk)............................................. 462. Price (Harga).................................................. 493. Place (Tempat)............................................... 504. Promotion (Promosi)........................................ 51
4.4. Analisis Lingkungan Eksternal....................................... 524.4.1. Lingkungan Jauh................................................. 52
1. Politik............................................................ 522. Ekonomi........................................................ 523. Sosial............................................................ 524. Teknologi....................................................... 53
4.4.2. Lingkungan Industri............................................ 531. Ancaman Masuk Pendatang Baru...................... 532. Persaingan Sesama Perusahaan dalam Industri... 543. Ancaman Produk Pengganti.............................. 544. Kekuatan Tawar-menawar Pembeli.................... 545. Kekuatan Tawar-menawar Pemasok.................. 55
4.5. Identifikasi Faktor Internal dan Faktor Eksternal Perusahaan .. 554.5.1. Faktor Internal Perusahaan.................................. 55
1. Kekuatan Perusahaan..................................... 552. Kelemahan Perusahaan................................... 58
4.5.2. Faktor Eksternal Perusahaan................................ 611. Peluang Perusahaan........................................ 612. Ancaman Perusahaan...................................... 62
4.6. Analisis Matriks Internal Factor Evaluation (IFE).......... 634.7. Analisis Matriks External Factor Evaluation (EFE)........ 654.8. Analisis Matriks Internal-External (IE)......................... 664.9. Analisis Quantitative Strategies Planning Matrix (QSPM) 68
KESIMPULAN DAN SARAN1. Kesimpulan....................................................................... 702. Saran................................................................................ 72
DAFTAR PUSTAKA..................................................................... 74
LAMPIRAN................................................................................ 77
DAFTAR TABEL
No Halaman
1. PDRB per kapita kota Bogor 2000-2004 (Rupiah)..................... 2
2. Komposisi gizi roti dibanding nasi dan mi basah....................... 2
3. Penilaian bobot faktor strategi internal perusahaan.................. 33
4. Matriks Internal Factors Evaluation (IFE).................................. 34
5. Penilaian bobot faktor strategi eksternal perusahaan................ 35
6. Matriks External Factors Evaluation (EFE)................................ 36
7. Quantitative Strategies Planning Matrix (QSPM)....................... 38
8. Aset Ibu Ratna Roti dan Kue................................................... 42
9. Daftar produk Ibu Ratna Roti dan Kue..................................... 46
10. Daftar harga produk Ibu Ratna Roti dan Kue........................... 56
11. Matriks IFE........................................................................... 64
12. Matriks EFE......................................................................... 66
13. Quantitative Strategies Planning Matrix (QSPM)...................... 69
DAFTAR GAMBAR
No Halaman
1. Grafik penjualan Ibu Ratna Roti dan Kue.................................... 4
2. Empat komponen P dalam bauran pemasaran........................... 9
3. Saluran distribusi untuk barang konsumsi.................................. 13
4. Konsep competitive strategy dari Michael R. Porter..................... 17
5. Bagan kerangka pemikiran penelitian....................................... 30
6. Matriks Internal-External (IE).................................................... 37
7. Struktur organisasi Ibu Ratna Roti dan Kue................................ 43
8. Proses pembuatan roti manis Ibu Ratna Roti dan Kue.................. 48
9. Saluran distribusi Ibu Ratna Roti dan Kue................................... 50
10. Hasil analisis matriks IE.......................................................... 67
DAFTAR LAMPIRAN
No Halaman
1. Data penjualan Ibu Ratna Roti dan Kue...................................... 77
2. Profil responden dan perilaku konsumsi produk........................... 78
3. Hasil kuesioner elemen bauran pemasaran.................................79
4. Daftar agen Ibu Ratna Roti dan Kue........................................... 81
5 Daftar toko roti yang ada di Bogor............................................. 82
6. Pemberian bobot untuk matriks IFE........................................... 83
7. Pemberian rating untuk matriks IFE........................................... 87
8. Pemberian bobot untuk matriks EFE.......................................... 88
9. Pemberian rating untuk matriks EFE.......................................... 90
10. Attractiveness Score untuk QSPM............................................ 91
11. Pertanyaan wawancara kepada pihak perusahaan..................... 92
12. Kuesioner kepada pihak perusahaan........................................ 95
13. Kuesioner untuk konsumen..................................................... 102
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sebagian besar penduduk Indonesia mengkonsumsi beras sebagai
satu-
satunya makanan pokok utama dan sebagian lagi mengkonsumsi
beras
bersama-sama dengan makanan lainnya, seperti : jagung, ketela, ubi jalar
dan
sagu. Preferensi masyarakat Indonesia terhadap beras demikian
besarnya.
Namun demikian, adanya perubahan pendapatan dan harga
akan
mempengaruhi proporsi konsumsi dari beras. Senada dengan pendapat
Huang
dalam Nugraha (2001) yang mengatakan bahwa elastisitas permintaan
zat gizi
sangat responsif terhadap perubahan harga pangan dan pendapatan per
kapita.
Kenaikan pendapatan per kapita yang terjadi saat ini,
mengakibatkan
perubahan pola konsumsi makanan pokok secara perlahan (Tabel 1).
Mereka
tidak hanya menggunakan beras sebagai makanan pokok, namun
mulai
mengkonsumsi makanan pokok pendamping sebagai pengganti
nasi.
Masyarakat Indonesia yang tinggal di kota-kota besar, lebih
memilih roti
sebagai makanan pokok pendamping dibandingkan jagung, ketela,
ubi jalar
atau sagu. Hal ini dikarenakan sebagai bahan makanan olahan, roti
memiliki
nilai gizi yang tinggi dan lebih lengkap dibanding yang lain. Selain
itu, roti
juga lebih praktis untuk dikonsumsi, memiliki banyak variasi, harganya
relatif
terjangkau, mudah diperoleh dan bisa mengenyangkan (Astawan, 2006).
Tabel 1. PDRB per kapita kota Bogor 2000-2004 (Rupiah)Uraian
PDRB Per Kapita Atas Dasar Harga
BerlakuPDRB Per Kapita Atas Dasar Harga
Konstan 2000
2000 2001
3.558.257,37
3.873.415,55
3.558.257,37
3.701.999,94
2002 2003 2004*)
4.227.462,01 4.605.734,59 5.016.140,89
3.847.014,40 4.002.598,43 4.161.733,51
*) angka sementara Sumber : BPS, 2004.
Menurut data yang diperoleh melalui Direktorat Gizi, Depkes RI
seperti
yang tergambar pada Tabel 2, diketahui bahwa dibandingkan
dengan 100
gram nasi putih atau mie basah, maka 100 gram roti memberikan
energi,
2
karbohidrat, protein, kalsium, fosfor dan besi yang lebih banyak. Hal ini
akan
meningkatkan peranannya kelak, sehingga tidak lagi sebatas menu
untuk
sarapan, tetapi juga untuk makan siang dan makan malam (Astawan,
2006).
Tabel 2. Komposisi gizi roti dibanding nasi dan mi basah Zat Gizi Roti Putih Roti Cokelat Nasi Mi Basah
Energi (kkal) 248 249 178 86Protein (g) 8.0 7.9 2.1 0.6Lemak (g) 1.2 1.5 0.1 3.3Karbohidrat (g) 50.0 49.7 40.6 14.0Kalsium (mg) 10 20 5 14Fosfor (mg) 95 140 22 13Besi (mg) 1.5 2.5 0.5 0.8Vitamin A (SI) 0 0 0 0Vitamin B1 (mg) 0.10 0.15 0.02 0Vitamin C (mg) 0 0 0 0Air (g) 40 40 57 80
Sumber : Direktorat Gizi, Depkes RI dalam ayahbunda-online.com
Keberadaan roti yang mulai disukai oleh semua lapisan
masyarakat
menjadikan peluang usaha industri roti ini semakin menjanjikan. Hal
ini tentu
saja tidak terlepas dari analisa permintaan dan penawaran produk
tersebut.
Keadaan ini menjadikan skala usaha yang bergerak di bisnis roti
pun
beragam, mulai dari yang kecil atau bersifat home industry,
menengah dan
industri besar.
Banyak dijumpai perusahaan roti berskala kecil di seluruh
Indonesia
yang tetap bertahan dan mampu berkembang meskipun terkena dampak
krisis
ekonomi. Padahal jika kita teliti lebih jauh, modal awal yang dimiliki
oleh
pemilik usaha tersebut adalah keterampilan membuat roti dan
kemampuan
menangkap peluang yang ada di sekelilingnya. Sedangkan modal berupa
uang
yang mutlak diperlukan, jumlahnya tidak terlalu besar
(www.kompas.com,
2006).
Salah satu pengusaha roti skala kecil atau home industry yang
dapat
menangkap peluang bisnis roti adalah Umar A.B dan Ratna Murniyati
(Alm.),
yang membuka usaha roti bernama Ibu Ratna Roti dan Kue di Bogor,
Jawa
Barat. Usaha ini berawal dari kegemaran Ibu Ratna membuat roti dan
kue
yang kemudian pada Februari 2003 didirikanlah toko ini. Pada
awal
pendiriannya, usaha rumah tangga ini hanya memproduksi roti manis saja.
3
Seiring dengan banyaknya permintaan dari pelanggan, usaha ini
pun kemudian mulai menambah variasi produk, antara lain : roti
tawar, roti unyil, sampai pada akhirnya aneka cake dan pastry.
Industri roti yang terus berkembang memiliki prospek yang
cerah di
masa depan. Para pesaing baru pun semakin bermunculan. Tidak hanya
dari
perusahaan berskala kecil saja, namun juga dari perusahaan berskala
besar
yang mulai merambah Bogor. Perusahaan-perusahaan ini semakin gencar
saja
dalam melakukan kegiatan pemasaran, baik melalui promosi, inovasi
produk,
memperluas wilayah distribusi hingga menerapkan harga yang bersaing.
Hal
tersebut dilakukan, agar dapat meraih pelanggan sebanyak-banyaknya.
Strategi merupakan hal yang sangat penting bagi setiap perusahaan
untuk
mencapai keberhasilan organisasi. Setiap organisasi pasti memiliki
strategi,
meskipun strategi tersebut tidak pernah dirumuskan secara eksplisit.
Hal ini
dikarenakan, tidak ada satu perusahaan pun yang mempunyai sumber
daya
yang tidak terbatas. Sehingga para ahli strategi harus memutuskan
strategi
alternatif mana yang akan memberi keuntungan terbesar kepada
perusahaan
(David, 2004). Oleh sebab itu, Ibu Ratna Roti dan Kue harus dapat
memilih
strategi pemasaran seperti apa yang tepat dengan memperhatikan
kapabilitas
perusahaannya. Strategi pemasaran ini menjadi sangat penting mengingat
prospek industri roti yang menjanjikan sehingga strategi pemasaran
ini tidak
hanya strategi untuk dapat tetap bertahan di tengah persaingan
namun juga
untuk dapat memenangkan persaingan dengan industri kecil roti lainnya.
1.2. Perumusan Masalah
Kondisi Ibu Ratna Roti dan Kue yang belum stabil,
menyebabkan besaran penerimaan, pengeluaran dan
pendapatannya masih cenderung fluktuatif, seperti yang terlihat pada
Gambar 1 di bawah ini. Data penjualan secara lengkap dapat dilihat
pada Lampiran 1.
4
Rp7,000.00 Rp6,000.00 Rp5,000.00 Rp4,000.00Rp3,000.00 Rp2,000.00 Rp1,000.00
Rp-Rp(1,000.00) Rp(2,000.00) Rp(3,000.00) Rp(4,000.00)
Penerimaan (0.000)
Pengeluaran (0.000)
Pendapatan (0.000)
Gambar 1. Grafik penjualan Ibu Ratna Roti dan Kue
Kondisi yang belum stabil tersebut harus segera ditanggulangi
agar
perusahaan tidak mengalami kerugian yang lebih besar lagi.
Penerapan
strategi pemasaran yang tepat merupakan salah satu cara yang
dapat
dilakukan perusahaan untuk memperkecil kerugian yang selama ini
sering
dialami. Untuk dapat memenangkan persaingan, perusahaan harus lebih
fokus
dalam melayani konsumennya. Kartajaya (2005) mengemukakan
bahwa
strategi yang dijalankan perlu didukung secara terus-menerus oleh
pengaturan 4P (marketing mix) yang sesuai dengan kebutuhan,
keinginan, dan harapan pelanggan. Berdasarkan uraian di atas,
dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana bauran pemasaran (marketing mix) yang selama ini
diterapkan
oleh Ibu Ratna Roti dan Kue dan bagaimana penilaian para
konsumen
mengenai bauran pemasarannya ?
2. Faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal apakah yang
berpengaruh
terhadap strategi pemasaran ?
3. Bagaimana alternatif strategi pemasaran yang tepat dan efektif
untuk Ibu
Ratna Roti dan Kue agar dapat bersaing dengan para kompetitornya ?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka
tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah sebagai berikut :
5
1. Mengidentifikasi bauran pemasaran (marketing mix) yang telah
diterapkan
oleh Ibu Ratna Roti dan Kue meliputi produk, harga, tempat dan
promosi,
serta penilaian dari para konsumen mengenai bauran pemasarannya.
2. Mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman perusahaan.
3. Menganalisis dan menyusun rekomendasi alternatif strategi
pemasaran
yang tepat dan efektif melalui pendekatan analisa bauran
pemasaran
(marketing mix).
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Bagi Perusahaan
Diharapkan penelitian ini akan dapat memberikan masukan bagi Ibu
Ratna Roti dan Kue dalam penerapan strategi pemasaran agar
dapat bersaing dengan perusahaan sejenis.
2. Bagi Peneliti
Penelitian ini merupakan sarana untuk mengaplikasikan teori-teori
yang
didapat selama masa perkuliahan khususnya bidang ilmu
manajemen
pemasaran.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Pemasaran
Pengertian pemasaran diartikan berbeda-beda oleh para ahli.
Menurut Kotler (2002), pemasaran adalah suatu proses sosial yang
didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang
mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan,
menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang
bernilai.
2.2. Tinjauan Strategi Pemasaran
Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa
meningkat) dan terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut
pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa
depan (Hamel dan Prahalad dalam Umar, 2001).
Porter dalam Umar (2001) menyatakan terdapat tiga strategi
generik,
yaitu : Strategi Diferensiasi (Differentiation), Kepemimpinan
Biaya
Menyeluruh (Overall Cost Leadership) dan Fokus (Focus).
Pasar luas
Strategi Kepemimpinan BiayaStrategi Diferensiasi
Competitiv
e
Scope
Strategi Fokus
Diferensiasi Pasar lokal
Menyeluruh
Strategi Fokus Biaya
Produk Spesifik Biaya Rendah
Competitive Advantage
Gambar 2. Model strategi generik dari Michael R. Porter (Umar, 2001)
a. Strategi Diferensiasi (Differentiation). Perusahaan mengambil
keputusan
untuk membangun persepsi pasar potensial terhadap suatu
produk/jasa
7
yang unggul agar tampak berbeda dengan produk yang lain.
Diharapkan calon konsumen mau membeli dengan harga mahal
karena adanya perbedaan tersebut.
b. Strategi Kepemimpinan Biaya Menyeluruh (Overall Cost
Leadership).
Perusahaan lebih memperhitungkan pesaing daripada pelanggan
dengan
cara memfokuskan harga jual produk yang murah, sehingga
biaya
produksi, promosi maupun riset dapat ditekan, bila perlu produk
yang
dihasilkan hanya sekedar meniru produk dari perusahaan lain.
c. Strategi Fokus (Focus). Perusahaan mengkonsentrasikan pada pangsa
pasar
yang kecil untuk menghindar dari pesaing dengan menggunakan
strategi
Kepemimpinan Biaya Menyeluruh atau Diferensiasi.
2.3. Lingkungan Bisnis
Bisnis dan perusahaan sebagai suatu sistem akan berkait
dengan
sekumpulan faktor tertentu yang dapat mempengaruhi arah dan
kebijakan
perusahaan dalam mengelola bisnisnya. Menurut Umar (2001),
lingkungan
bisnis dapat dibagi atas dua lingkungan, yaitu lingkungan
internal dan
lingkungan eksternal.
2.3.1. Lingkungan Internal
Lingkungan internal merupakan aspek-aspek yang ada di
dalam
perusahaan (Umar, 2001). Secara tradisional, aspek-aspek
lingkungan
internal perusahaan yang hendak diamati dapat dilihat dari
beberapa
pendekatan :
1. Unsur-unsur Utama Pemasaran
Menurut Rangkuti (1997), unsur-unsur utama pemasaran
dapat diklasifikasikan menjadi tiga unsur utama, yaitu :
a. Unsur strategi persaingan
Unsur strategi persaingan dapat dikelompokkan
menjadi tiga, yaitu :
Segmentation
Segmentasi pasar adalah tindakan mengidentifikasikan
dan
membentuk kelompok pembeli atau konsumen secara
terpisah.
Masing-masing segmen konsumen ini memiliki
karakteristik,
8
kebutuhan produk, dan bauran pemasaran tersendiri.
Beberapa aspek utama untuk mensegmentasikan pasar
menurut Umar (2001) antara lain adalah :
a. Aspek Geografis, komponen-komponennya adalah
seperti :
bangsa, negara, propinsi dan kabupaten/kotamadya.
b. Aspek Demografis, komponen-komponennya adalah seperti
:
usia dan tahap daur hidup, jenis kelamin dan pendapatan.
c. Aspek Psikografis, komponen-komponennya adalah
seperti :
kelas sosial, gaya hidup dan kepribadian.
d. Aspek Perilaku, komponen-komponennya adalah seperti :
kesempatan, tingkat penggunaan, status kesetiaan,
tahap kesiapan pembelian dan sikap.
Targeting
Targeting adalah suatu tindakan memilih satu atau lebih
segmen pasar yang akan dimasuki.
Positioning
Positioning adalah penetapan posisi pasar. Tujuan
positioning ini
adalah untuk membangun dan mengkomunikasikan
keunggulan
bersaing produk yang ada di pasar ke dalam benak konsumen.
b. Unsur taktik pemasaran
Terdapat dua unsur taktik pemasaran, yaitu :
1). Diferensiasi, yang berkaitan dengan cara membangun
strategi
pemasaran dalam berbagai aspek di perusahaan.
Kegiatan
membangun strategi pemasaran inilah yang
membedakan
diferensiasi yang dilakukan suatu perusahaan dengan
yang
dilakukan oleh perusahaan lain.
2). Bauran pemasaran, yang berkaitan dengan kegiatan-
kegiatan
mengenai produk, harga, promosi dan tempat.
c. Unsur nilai pemasaran
Nilai pemasaran dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :
1). Merek atau brand, yaitu nilai yang berkaitan dengan
nama
atau nilai yang dimiliki dan melekat pada suatu
perusahaan.
9
Sebaiknya perusahaan senantiasa berusaha
meningkatkan brand equity-nya.
2). Pelayanan atau service, yaitu nilai yang berkaitan
dengan
pemberian jasa pelayanan kepada konsumen.
Kualitas
pelayanan kepada konsumen ini perlu terus-
menerus
ditingkatkan.
3). Proses, yaitu nilai yang berkaitan dengan prinsip
perusahaan
untuk membuat setiap karyawan terlibat dan memiliki
rasa
tanggung jawab dalam proses memuaskan konsumen,
baik
secara langsung maupun secara tidak langsung.
2. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Kotler (2002) mengemukakan bahwa bauran
pemasaran
(marketing mix) adalah seperangkat alat pemasaran yang
digunakan
perusahaan untuk terus-menerus mencapai tujuan pemasarannya
di
pasar sasaran. Swastha dan Sukotjo (1995) mengatakan
marketing
mix adalah kombinasi dari empat variabel atau kegiatan
yang
merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan, yakni :
produk,
struktur harga, kegiatan promosi, dan sistem distribusi. Dari
definisi
yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa
marketing mix
terdiri dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti
dari
pemasaran yang digunakan oleh perusahaan untuk mencapai
pasar
sasarannya, yaitu komponen produk, komponen harga,
komponen
distribusi dan komponen promosi.
10
Bauran Pemasaran
Produk• Keragaman
Produk• Mutu Harga• Desain • Daftar Harga• Ciri • Rabat/Diskon• Nama • Potongan
Merek Harga Khusus• Kemasan • Periode• Ukuran Pembayaran• Pelayanan • Syarat Kredit• Garansi• Imbalan
PasarSasaran
Promosi• Promosi
Penjualan• Periklanan• Tenaga
Penjualan• Kehumasan/
PublicRelation
• Pemasaran
Langsung
Tempat• Saluran
Pemasaran• Cakupan
Pemasaran• Pengelompok
kan• Lokasi• Persediaan• Transportasi
Gambar 3. Empat komponen P dalam bauran pemasaran (Kotler, 2002)
Komponen Produk
Produk didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat
ditawarkan ke
suatu pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan (Kotler,
1995).
Adapun Swastha dan Sukotjo (1995) mendefinisikan produk
sebagai
sebagai suatu sifat kompleks baik dapat diraba maupun tidak
dapat
diraba, termasuk bungkus, warna, harga, prestise perusahaan
dan
pengecer, yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan keinginan
atau
kebutuhannya.
a. Klasifikasi Produk
Produk dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok
menurut
daya tahan dan wujudnya, yaitu : (1) Barang yang tidak tahan
lama
(nondurable goods); (2) Barang tahan lama (durable goods); dan
(3)
Jasa (services).
Barang yang tidak tahan lama (nondurable goods) adalah
barang berwujud yang biasanya dikonsumsi dalam satu
atau
beberapa kali penggunaan. Contohnya adalah bir dan sabun.
Karena
barang-barang itu cepat terkonsumsi dan sering dibeli, strategi
yang
11
tepat adalah menyediakannya di berbagai lokasi, mengenakan
margin yang kecil, dan memasang iklan besar-besaran guna
memancing orang untuk mencoba serta membangun preferensi.
Barang tahan lama (durable goods) adalah barang
berwujud
yang biasanya dapat digunakan berkali-kali. Contohnya,
meliputi :
lemari es, peralatan mesin, dan pakaian. Produk tahan lama
biasanya
memerlukan penjualan dan pelayanan yang lebih pribadi,
marjin
yang lebih tinggi, dan memerlukan lebih banyak garansi dari
penjual.
Jasa (services) bersifat tidak berwujud, tidak dapat
dipisahkan,
dan mudah habis. Akibatnya, jasa biasanya memerlukan
lebih
banyak pengendalian mutu, kredibilitas pemasok, dan
kemampuan
penyesuaian. Contohnya mencakup potongan rambut dan reparasi.
Berdasarkan tujuan pemakaiannya, produk
digolongkan
menjadi dua, yaitu barang konsumsi dan barang industri.
Barang
konsumsi adalah barang-barang yang dibeli untuk
dikonsumsikan.
Pembelinya adalah pembeli/konsumen akhir, bukan pemakai
industri
karena barang-barang tersebut tidak diproses lagi, melainkan
dipakai
sendiri. Sedangkan barang industri adalah barang-barang yang
dibeli
untuk diproses lagi atau untuk kepentingan dalam industri,
baik
secara langsung atau tidak langsung dipakai proses produksi.
Barang
industri ini mempunyai permintaan yang diturunkan oleh
permintaan
dari barang lain (Swastha dan Sukotjo, 1995).
Menurut Kotler (2002), barang konsumsi dapat digolongkan
ke dalam beberapa jenis, yaitu :
(1) Barang konvenien (convenience goods) adalah barang-
barang
yang biasanya sering dibeli konsumen, segera, dan dengan
usaha
yang minimum. Contohnya, meliputi : produk tembakau,
sabun
dan surat kabar. Barang konvenien ini dapat dibagi lagi
menjadi
tiga : barang kebutuhan sehari-hari (staples), yaitu barang
yang
dibeli konsumen secara teratur; barang dadakan (impulse),
yaitu
barang yang dibeli berdasarkan keinginan seketika,
tanpa
perencanaan atau usaha pencarian; dan barang
darurat
12
(emergency), yaitu barang yang dibeli saat kebutuhan
itu mendesak;
(2) Barang shopping (shopping goods) adalah barang-barang
yang
karakteristiknya dibandingkan berdasarkan kesesuaian,
kualitas,
harga, dan gaya dalam proses pemilihan dan
pembelian.
Contohnya, meliputi : furniture, pakaian, mobil bekas,
dan
peralatan rumah tangga yang besar. Barang shopping
dibagi
menjadi dua, barang shopping homogen dimana memiliki
mutu
yang serupa tetapi mempunyai harga yang cukup
berbeda
sehingga dapat dijadikan alasan perbandingan dalam
berbelanja
dan barang shopping heterogen dimana berbeda dalam
hal
keistimewaan dan jasa produk yang mungkin lebih
penting
daripada harganya;
(3) Barang khusus (speciality goods) adalah barang-barang
dengan
karakteristik unik dan/atau identifikasi merek dimana
untuk
memperoleh barang-barang itu sekelompok pembeli yang
cukup
besar bersedia melakukan usaha khusus untuk
membelinya.
Yang termasuk ke dalam barang khusus antara lain : merek
dan
jenis barang mewah, mobil, komponen stereo,
peralatan
fotografi dan jas pria tertentu;
(4) Barang unsought (unsought goods) adalah barang-barang
yang
tidak diketahui konsumen atau diketahui namun secara
normal
konsumen tidak berpikir untuk membelinya.
Komponen Harga
Pada umumya harga ditetapkan oleh pembeli dan penjual
yang
saling bernegosiasi. Secara tradisional, harga berperan sebagai
penentu
utama dari pilihan pembeli. Harga merupakan satu-satunya
elemen
bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan; elemen-
elemen
yang lainnya menimbulkan biaya. Harga juga merupakan salah
satu
elemen bauran pemasaran yang paling fleksibel, harga dapat
diubah
dengan cepat, tidak seperti ciri khas (feature) produk dan
perjanjian
distribusi.
13
Penetapan dan persaingan harga juga merupakan masalah
nomor
satu yang dihadapi perusahaan. Kesalahan yang paling umum
adalah
penetapan harga yang terlalu berorientasi biaya, harga kurang
sering
direvisi untuk mengambil keuntungan dari perubahan pasar,
harga
ditetapkan secara independen dari bauran pemasaran lainnya
dan
bukannya sebagai unsur intrinsik dari strategi penentuan posisi
pasar,
serta harga kurang cukup bervariasi untuk berbagai macam
produk,
segmen pasar, dan saat pembelian.
Strategi harga menjadi sangat penting bagi perusahaan
karena
memiliki pengaruh langsung terhadap jumlah permintaan
produk di
pasar dan hasil penjualan yang akan diterima perusahaan. Harga
juga
mempunyai kaitan erat dengan upaya pengembangan produk.
Bahkan
strategi harga juga mempunyai kaitan bagi para pekerja. Harga
jual
suatu produk akan mempengaruhi semangat kerja mereka dan
juga
mempunyai pengaruh terhadap efektivitas pelaksanaan
program
penjualan (Kotler, 2002).
Komponen Distribusi
Suatu barang dapat berpindah melalui beberapa tangan sejak
dari produsen sampai ke konsumen. Ada beberapa saluran
distribusi yang dapat digunakan untuk menyalurkan barang-
barang yang ada, baik melalui perantara maupun tidak.
Dalam penetapan saluran distribusi, produsen
hendaknya
memperhatikan unsur-unsur yang terkait dalam bauran
distribusi
(distribution mix) yang terdiri dari : sistem saluran, daya
jangkau,
lokasi, persediaan dan transportasi (Angipora, 2002).
14
Produsen Konsumen
Produsen Pengecer Konsumen
Produsen Pedagang Pengecer KonsumenBesar
Produsen Agen Pedagang Pengecer KonsumenBesar
Produsen Agen Pengecer Konsumen
Gambar 4. Saluran distribusi untuk barang konsumsi
(Swastha dan Sukotjo, 1995)
1. Saluran 1. Bentuk saluran distribusi yang paling pendek dan paling
sederhana adalah saluran distribusi dari produsen ke
konsumen, tanpa menggunakan perantara. Produsen dapat
menjual barang yang dihasilkan melalui pos atau langsung
mendatangi rumah konsumen (dari rumah ke rumah).
Oleh karena itu, saluran ini disebut sebagai saluran distribusi
langsung.
2. Saluran 2. Seperti halnya dengan saluran 1, saluran ini juga disebut
sebagai saluran distribusi langsung. Disini, pengecer
besar
langsung melakukan pembelian pada produsen. Ada pula
beberapa
produsen yang mendirikan toko pengecer sehingga dapat
secara
langsung melayani konsumen. Namun alternatif yang
terakhir ini
tidak umum dipakai.
3. Saluran 3. Saluran distribusi semacam ini banyak dipakai oleh para
produsen barang konsumsi, dan dinamakan sebagai saluran
distribusi tradisional. Disini, produsen hanya melayani
penjualan
dalam jumlah besar kepada pedagang besar saja, tidak
menjual
kepada pengecer. Pembelian oleh pengecer dilayani
pedagang
besar, dan pembelian oleh konsumen dilayani oleh pengecer saja.
15
4. Saluran 4. Dalam saluran distribusi, produsen sering
menggunakan
agen sebagai perantara untuk menyalurkan barangnya
kepada
pedagang besar yang kemudian menjualnya kepada toko-
toko
kecil. Agen yang terlibat dalam saluran distribusi ini terutama
agen
penjualan.
5. Saluran 5. Disini, produsen memilih agen (agen penjualan
atau
agen pabrik) sebagai penyalurnya. Ia menjalankan
kegiatan
perdagangan besar dalam saluran distribusi yang ada.
Sasaran
penjualannya terutama ditujukan kepada para pengecer besar.
Komponen Promosi
Merupakan berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan
dengan tujuan utama untuk menginformasikan, membujuk,
mempengaruhi dan mengingatkan konsumen agar membeli
produk yang dihasilkan (Angipora, 2002).
Kotler (2002) mendefinisikan bauran promosi ke dalam lima
cara komunikasi utama, yaitu :
1. Periklanan, yaitu semua bentuk penyajian dan promosi
non-
personal atas ide, barang atau jasa yang dilakukan oleh
perusahaan
sponsor tertentu.
2. Promosi penjualan, yaitu berbagai insentif jangka pendek
untuk
mendorong keinginan mencoba atau membeli suatu produk
atau
jasa.
3. Hubungan masyarakat dan publisitas, yaitu berbagai program
untuk
mempromosikan dan/atau melindungi citra perusahaan
atau
masing-masing produknya.
4. Penjualan pribadi, yaitu interaksi langsung dengan satu
calon
pembeli atau lebih guna melakukan presentasi,
menjawab
pertanyaan, dan menerima pesanan.
5. Pemasaran langsung, yaitu penggunaan surat, telepon, faksimili, e-
mail, dan alat penghubung non-personal lain untuk
berkomunikasi secara langsung dengan atau mendapatkan
tanggapan langsung dari pelanggan dan calon pelanggan tertentu.
16
2.3.2. Lingkungan Eksternal
Lingkungan eksternal dibagi ke dalam dua kategori, yaitu :
lingkungan jauh dan lingkungan industri.
1. Lingkungan Jauh
Lingkungan jauh perusahaan terdiri dari faktor-faktor yang
pada dasarnya di luar dan terlepas dari perusahaan. Faktor-
faktor utama yang biasa diperhatikan adalah faktor Politik,
Ekonomi, Sosial dan Teknologi (PEST). Lingkungan jauh ini
memberikan kesempatan besar bagi perusahaan untuk
maju, sekaligus dapat menjadi hambatan dan ancaman untuk
maju.
a. Faktor Politik
Arah, kebijakan, dan stabilitas politik pemerintah menjadi
faktor
penting bagi para pengusaha untuk berusaha. Situasi politik
yang
tidak kondusif akan berdampak negatif bagi dunia usaha,
begitu
pula sebaliknya. Beberapa hal utama yang perlu diperhatikan
dari
faktor politik agar bisnis dapat berkembang dengan baik adalah :
1). Undang-undang tentang lingkungan dan perburuhan,
2). Peraturan tentang perdagangan luar negeri,
3). Stabilitas pemerintahan,
4). Peraturan tentang keamanan dan kesehatan kerja, dan
5). Sistem perpajakan.
b. Faktor Ekonomi
Kondisi ekonomi suatu daerah atau negara dapat
mempengaruhi
iklim berbisnis suatu perusahaan. Semakin buruk kondisi
ekonomi,
semakin buruk pula iklim berbisnis. Beberapa faktor kunci
yang
perlu diperhatikan dalam menganalisis ekonomi suatu daerah
atau
negara adalah :
1). Siklus bisnis,
2). Ketersediaan energi,
3). Inflasi,
4). Suku bunga,
5). Investasi,
17
6). Harga-harga produk dan jasa,
7). Produktivitas, dan
8). Tenaga kerja.
c. Faktor Sosial
Perubahan-perubahan sosial yang terjadi di masyarakat yang
dapat
mempengaruhi perusahaan hendaknya dapat diantisipasi
oleh
perusahaan. Kondisi sosial ini terdiri dari beberapa
aspek,
misalnya : sikap, gaya hidup, adat-istiadat, dan kebiasaan
dari
orang-orang di lingkungan eksternal perusahaan, sebagai
yang
dikembangkan, misalnya : dari kondisi kultural,
ekonomi,
demografis, religius, pendidikan dan etnis.
d. Faktor Teknologi
Dewasa ini perkembangan teknologi mengalami kemajuan
yang pesat, baik di bidang bisnis maupun di bidang yang
mendukung kegiatan bisnis. Setiap kegiatan usaha yang
diinginkan untuk berjalan terus-menerus harus selalu
mengikuti perkembanganperkembangan teknologi yang
dapat diterapkan pada produk dan jasa yang dihasilkan atau
pada cara operasinya.
2. Lingkungan Industri
Aspek lingkungan industri akan lebih mengarah pada
aspek
persaingan dimana bisnis perusahaan berada. Akibatnya, faktor-
faktor
yang yang mempengaruhi kondisi persaingan, seperti
ancaman-
ancaman dan kekuatan-kekuatan yang dimiliki perusahaan
termasuk
kondisi persaingan itu sendiri menjadi perlu untuk dianalisis.
Michael
E. Porter dalam Umar (2001) mengemukakan konsep
Competitive Strategy yang menganalisis persaingan bisnis
berdasarkan lima aspek utama yang disebut Lima Kekuatan
Bersaing. R.E. Freeman yang dikutip Wheelen dalam Umar
(2001) merekomendasikan aspek yang keenam untuk
melengkapinya.
18
Pendatang Baru
AncamanPemerintah,
dll.
PersainganStakeholder Industri
Lainnya
Persaingan
Di antaraPemasok Perusahaan
yang Telah
Kekuatan Ada PenawaranPemasok
Produk Substitusi
Pendatang Baru
Pembeli
Kekuatan PenawaranPembeli
Ancaman Produk
Pengganti
Gambar 5. Konsep competitive strategy dari Michael R. Porter
(Umar, 2001)
a. Ancaman Masuk Pendatang Baru
Masuknya perusahaan sebagai pendatang baru akan
menimbulkan
sejumlah implikasi bagi perusahaan yang sudah ada,
misalnya
kapasitas menjadi bertambah, terjadi perebutan pangsa pasar,
serta
perebutan sumber daya produksi yang terbatas. Kondisi
seperti ini
menimbulkan ancaman bagi perusahaan yang telah ada.
Ada
beberapa faktor penghambat pendatang baru untuk masuk ke
dalam
suatu industri atau yang disebut Hambatan Masuk :
1). Skala Ekonomi
Apabila pendatang baru berproduksi dalam skala kecil,
mereka
akan dipaksa berproduksi pada biaya per unit yang
tinggi,
padahal perusahaan yang ada tengah berupaya pada
skala
produksi yang terus diperbesar dan proses produksi yang
terus
19
menerus diefisienkan sehingga harga per unit barang
menjadi lebih rendah.
2). Diferensiasi Produk
Diferensiasi yang akan menciptakan hambatan masuk
ini memaksa pendatang baru mengeluarkan biaya dan usaha
yang besar untuk merebut para pelanggan yang loyal
kepada perusahaan yang ada/utama.
3). Biaya Peralihan
Hambatan masuk akan tercipta dengan adanya biaya
peralihan
pemasok, yaitu biaya yang harus dikeluarkan pembeli
bilamana
berpindah dari produk pemasok tertentu ke produk pemasok
lainnya. Biaya peralihan ini akan ditanggung oleh konsumen.
4). Akses Ke Saluran Distribusi
Jalur distribusi sangat menentukan penyebaran
produk. Perusahaan yang mempunyai jalur distribusi
yang luas dan bekerja secara baik akan sangat menghambat
masuknya produk baru ke dalam pasar. Pendatang baru
mungkin sulit memasuki saluran yang ada dan harus
mengeluakan biaya yang besar untuk membangun saluran
sendiri.
5). Ketidakunggulan Biaya Independen
Keunggulan biaya yang dipunyai oleh perusahaan yang
sudah ada sulit ditiru oleh pendatang baru. Keunggulan
itu mungkin dimiliki karena teknologi yang telah
dipatenkan perusahaan, konsesi bahan baku, atau subsidi
pemerintah.
6). Peraturan Pemerintah
Pemerintah biasanya menerbitkan sejumlah aturan
yang mengatur bidang-bidang tertentu seperti yang selalu
diterbitkan oleh pemerintah Indonesia, misalnya lewat
Daftar Investasi Negatif (DIN). Peraturan pemerintah
dapat menimbulkan hambatan masuk bagi pendatang baru.
20
b. Persaingan Sesama Perusahaan dalam Industri
Persaingan dalam industri akan mempengaruhi kebijakan
dan kinerja perusahaan. Dalam situasi persaingan yang
oligopoli, perusahaan mempunyai kekuatan yang cukup
besar untuk mempengaruhi pasar. Sedangkan, pada pasar
persaingan sempurna, biasanya akan memaksa perusahaan
menjadi follower termasuk dalam hal hrga produk. Menurut
Porter dalam Umar (2001), tingkat persaingan itu dipengaruhi
beberapa faktor :
1). Jumlah Kompetitor
Jumlah kompetitor atau pesaing sudah tentu
akan
mempengaruhi tingkat persaingan. Kompetitor
hendaknya
dilihat dari beberapa sisi, seperti jumlah, ukuran,
dan
kekuatannya.
2). Tingkat Pertumbuhan Industri
Pertumbuhan industri yang besar biasanya
menyediakan
sejumlah peluang bagi perusahaan untuk tumbuh
bersama
industrinya. Pertumbuhan industri yang lambat sebaiknya
tidak
direspon dengan ekspansi pasar kecuali perusahaan
mampu
mengambil pangsa pasar pesaing. Kondisi ini
dapat
menimbulkan trend penurunan harga atau terjadinya
perang
harga.
3). Karakteristik Produk
Produk hendaknya tidak sekadar menyediakan kebutuhan
dasar,
tetapi juga memiliki suatu pembedaan (differentiation)
atau
nilai tambah.
4). Biaya Tetap yang Besar
Pada jenis industri yang mempunyai total biaya tetap
yang besar, perusahaan hendaknya beroperasi pada skala
ekonomi yang tinggi. Akibatnya adalah perusahaan kadang
kala terpaksa menjual produk di bawah biaya produksi.
21
5). Kapasitas
Kapasitas selalu berkorelasi dengan biaya produksi per
unit. Produksi pada kapasitas tinggi diperlukan untuk
menjaga efisiensi biaya per unit. Penambahan fasilitas
produksi dapat dilakukan apabila perusahaan telah
mampu berproduksi pada tingkat yang maksimal.
6). Hambatan Keluar
Hambatan keluar memaksa perusahaan untuk tidak keluar
dai
industri. Hambatan ini dapat berupa aset-aset khusus
ataupun
kesetiaan manajemen pada bisnis tersebut. Dalam
kondisi
demikian, perusahaan biasanya akan berusaha bertahan
dan
menghindari kerugian yang besar sambil menunggu waktu
yang
tepat untuk keluar.
c. Ancaman Produk Pengganti
Perusahaan-perusahaan yang berada dalam suatu industri
tertentu
akan bersaing pula dengan produk pengganti.
Walaupun
karakteristiknya berbeda, barang substitusi dapat
memberikan
fungsi atau jasa yang sama. Ancaman produk substitusi
kuat
bilamana konsumen dihadapkan pada switching cost yang
sedikit
dan jika produk substitusi itu mempunyai harga yang lebih
murah
dan kualitasnya sama, bahkan lebih tinggi dari produk-produk
suatu
industri.
d. Kekuatan Tawar-menawar Pembeli (Buyers)
Para pembeli, dengan kekuatan yang mereka miliki,
mampu
mempengaruhi perusahaan untuk menurunkan harga
produk,
meningkatkan mutu dan servis, serta mengadu perusahaan
dengan
kompetitornya. Dengan demikian, beberapa kondisi yang
mungkin
dihadapi perusahaan sehubungan dengan adanya kekuatan ini
antara
lain :
1). Pembeli mampu memproduksi produk yang diperlukan
2). Sifat produk tidak terdeferensiasi dan banyak pemasok
3). Switching cost pemasok adalah kecil
22
4). Pembeli mempunyai tingkat profitabilitas yang
rendah,
sehingga sensitif terhadap harga dan diferensiasi servis.
5). Produk perusahaan tidak terlalu penting bagi pembeli,
sehingga
pembeli dengan mudah mencari substitusinya.
e. Kekuatan Tawar-menawar Pemasok (Suppliers)
Pemasok dapat mempengaruhi industri melaluui
kemampuan
mereka dalam menaikkan harga atau pengurangan kualitas
produk
atau servis. Pemasok menjadi kuat apabila beberapa kondisi
berikut
terpenuhi :
1). Jumlah pemasok sedikit
2). Produk/servis yang ada adalah unik dan mampu
menciptakan
switching cost yang besar
3). Tidak tersedia produk substitusi
4). Pemasok mampu melakukan integrasi ke depan dan
mengolah
produk yang dihasilkan menjadi produk yang sama
yang
dihasilkan perusahaan.
f. Pengaruh Kekuatan Stakeholder Lainnya
Kekuatan keenam ini yang ditambahkan oleh Freeman yang
dikutip Wheelen-Hunger dalam Umar (2001) adalah berupa
kekuatan di luar perusahaan yang mempunyai pengaruh dan
kepentingan secara langsung bagi perusahaan. Stakeholder
yang dimaksud antaralain adalah pemerintah, serikat
pekerja, lingkungan masyarakat, kreditor, pemasok,
asosiasi dagang, kelompok yang mempunyai kepentingan
lain, dan pemegang saham.
2.4. Usaha Kecil
2.4.1. Pengertian Usaha Kecil
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 tahun 1995
tentang Usaha Kecil pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa Usaha
Kecil
adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan
memenuhi
kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta
kepemilikan
sebagaimana diatur dalam undang-undang. Kriteria usaha kecil
dalam
undang-undang tercantum pada pasal 5 ayat 1, yaitu sebagai berikut :
23
1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,00
(dua
ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha
2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp.
1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah)
3. Milik Warga Negara Indonesia
4. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau
cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik
langsung
maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau besar
5. Berbentuk usaha perseorangan, badan usaha yang tidak
berbadan
hukum, badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi.
2.4.2. Karakteristik Usaha Kecil
Peran usaha kecil selain merupakan wahana dalam
penyerapan
tenaga kerja, juga sebagai penggerak roda ekonomi serta
pelayanan
masyarakat. Hal ini dimungkinkan karena karakteristik usaha
kecil
yang kental terhadap krisis ekonomi karena dijalankan
dengan
ketergantungan yang rendah terhadap pendanaan sektor moneter,
serta
keberadaannya tersebar di seluruh pelosok negeri sehingga
merupakan
jalur distribusi yang efektif untuk menjangkau sebagian besar
rakyat
(Anoraga dalam Sembiring, 2005).
2.5. Roti
Roti didefinisikan sebagai produk makanan yang dibuat dari
tepung
terigu yang diragikan dengan menggunakan ragi roti atau
campuran dari
terigu, air dan ragi dengan atau tanpa penambahan bahan lain dan
selanjutnya
adonan dibakar atau dipanggang. Ke dalam adonan dapat ditambahkan
gula,
garam, susu cair atau susu bubuk, lemak, dan bahan-bahan pelezat
seperti
coklat, keju, kismis dan sebagainya dengan kadar air biasanya tidak lebih
dari
40% (Surat Keputusan Dirjen POM No. 02240/B/SK/VII/91:CIC
dalam
Daud, 2003). Bahan baku pokok terdiri dari tepung terigu, air,
ragi, dan
garam; sedangkan yang termasuk bahan tambahan adalah gula, lemak,
susu,
bahan additive dan bahan pengisi.
24
2.5.1. Sejarah Roti
Sejarah perkembangan roti dimulai ketika orang-
orang
Mesopotamia dan Mesir menciptakan prototipe roti yang terbuat
dari
gandum. Gandum yang dihancurkan ini dibuat menjadi bahan
yang
lengket, yang kemudian dipanggang menjadi bahan makanan
yang
merupakan cikal bakal roti. Pada tahun 1000 S.M (Sebelum
Masehi),
ragi diperkenalkan sebagai bahan dasar roti untuk pertama
kalinya di
Mesir dan sekaligus pada tahun ini jenis biji-bijian baru
ditemukan
untuk dapat membuat roti putih. Inilah roti modern yang
sesungguhnya.
bangsa Mesir Kuno mengembangkan sampai 30 variasi roti.
Teknologi
pembuatan roti pun menyebar dari bangsa Mesir sampai orang-
orang
Yunani dan meluas ke Eropa (www.breadinfo.com, 2006).
Berdasarkan sejarah masa lalu, status sosial seseorang
dapat
dicerminkan lewat warna roti yang mereka konsumsi sehari-
hari.
Semakin gelap warna rotinya, berarti semakin rendah status
sosialnya.
Hal ini dikarenakan tepung yang semakin putih warnanya
akan
semakin mahal. Pada masa sekarang, hal yang terjadi adalah
sebaliknya
dimana roti yang lebih gelap warnanya dihargai lebih mahal,
misalnya
roti coklat yang kandungan gizinya lebih tinggi. Seiring
dengan
perkembangan zaman, roti semakin memegang peran yang
penting.
Selain untuk konsumsi, roti pun banyak digunakan dalam
upacara-
upacara adat atau acara ritual, bahkan roti juga digunakan
dalam diet
dan terapi. Roti menjadi makanan pokok dengan banyak
alasan,
diantaranya adalah karena roti mengenyangkan, sehat dan
bergizi
(www.breadinfo.com, 2006).
2.5.2. Jenis-jenis Roti
Sebagai pangan alternatif, roti memiliki banyak
keunggulan
dibandingkan yang lain. Selain karena rasanya yang dapat dibuat
dalam
berbagai variasi, roti juga sangat praktis untuk
dikonsumsi,
mengenyangkan dan memiliki nilai gizi yang lengkap. Variasi roti
pada
dasarnya terbagi menjadi lima jenis roti dalam Maurisal (2005)
antara
lain :
25
1. Bakery, ialah jenis roti manis yang berbahan dasar tepung terigu,
mentega, telur, susu, air dan ragi yang di dalamnya dapat
diisi dengan keju, coklat, pisang, selai, sarikaya, kelapa, fla,
daging ayam, sosis, atau yang lainnya. Bentuknya bisa bulat,
keong, bajul (buaya), gelung dan lonjong.
2. Roti tawar, ialah jenis roti yang berbahan dasar tepung terigu, susu,
telur, mentega, ragi dan air tanpa menggunakan isi. Bentuknya
bisa
kotak, panjang dan tabung. Roti tawar dapat dibedakan atas
roti
tawar putih (white bread) dan roti gandum (whole wheat bread).
3. Cake, ialah jenis roti yang berasa (manis) dengan tambahan
rasa
(sense) rum, jeruk atau coklat dengan bahan dasar tepung
terigu,
mentega dan telur tanpa menggunakan isi. Jenis cake ini
dibagi
menjadi : spiku, rool tart coklat, pandan, jeruk, mocca, cake
zebra,
cake fruit, brownies, muffin, tart mini hias, tart resepsi
(pernikahan,
ulang tahun), blackforest, cake siram coklat dan caramel
(sarang
semut).
4. Pastry, ialah jenis roti kering yang bisa berupa sus dan croisant.
Pastry ini bisa ada isinya, antara lain kacang, keju, fla,
daging, sosis dan ada yang tidak berisi.
5. Donut, ialah jenis roti tawar atau manis yang digoreng dan
berlubang di tengahnya. Ada beberapa jenis donut antara
lain :
donut siram coklat, donut keju, donut mesis, donut kacang
atau
donut isi.
2.5.3. Cara Pembuatan Roti
Ada berbagai versi cara membuat roti. Pada dasarnya
cara pembuatan roti tersebut sama saja, hanya sedikit
sekali letak perbedaannya, misalkan pada cara mengembangkan
adonan roti setelah diuleni, ada yang menggunakan mesin
prooving ada pula yang hanya ditutup kain bersih dan ditaruh di
tempat yang lembab.
Cara pembuatan roti menurut Nyonya Rumah dalam
Kompas
(2006) adalah sebagai berikut : ragi dan gula pasir direndam dengan
air
hangat kuku. Gula, garam, dan mentega ditaruh di panci, tuangi susu
26
yang sudah dipanaskan hampir mendidih, aduk sampai gulanya
hancur
dan menteganya lumer. Jika campuran ini sudah hangat
kuku,
masukkan sedikit tepung terigu, lalu kocok dengan mikser sampai
rata,
masukkan cairan ragi dan susu, ratakan, lalu masukkan sisa
tepung
terigu (sisakan lagi tepung terigu sedikit), kocok lagi sampai
rata lalu
masukkan telur yang sudah dikocok sampai berbusa dan kental.
Sisa tepung terigu dicampurkan ke adonan sedikit demi
sedikit
sambil dikocok sampai tercampur rata. Jika adonan sudah
rata,
diamkan kira-kira 10 menit, baru diuleni, waktu menguleni ± 10
menit.
Selesai diuleni, bulatkan adonan, lalu taruh di baskom yang
sudah
dipulas mentega pada dasarnya. Diamkan adonan ini sampai
melar
menjadi dua kali semula. Tekan bagian tengah adonan dengan
tangan
yang dikepalkan (tinju) sampai seluruh tinju masuk ke
adonan.
Keluarkan tinju, lalu lipat seluruh pinggir adonan ke tengah,
balik adonan, yang bawah berada di atas, diamkan kira-kira ¾
jam sampai adonan melar lagi dua kali semula.
Tekan lagi adonan dengan tinju, lipat pinggir-pinggir
adonan ke
tengah lalu balikkan, seperti pekerjaan semula. Diamkan adonan
± 10
menit, baru dapat dipulung-pulung dan dibuat macam-macam
bentuk
atau diisi sesuai selera. Oven adonan sekitar satu jam
sampai
menguning.
2.5.4. Aspek Pemasaran Roti
Peluang pengembangan usaha industri roti dipengaruhi
oleh
permintaan dan penawaran produk itu sendiri. Permintaan
dan
penawaran produk roti merupakan bagian dari
kecenderungan
kebutuhan konsumen akan produk roti sebagai pilihan pola
makannya.
Di Indonesia, masyarakat umumnya mengkonsumsi nasi
sebagai
makanan pokok, namun seiring dengan perubahan kondisi
ekonomi
makro dan konteks negara agraris yang lambat laun menjadi
negara
industri/jasa secara signifikan mampu mengubah pola
kehidupan
masyarakat termasuk diantaranya perubahan pola makan ini. Salah
satu
contoh perubahan pola makan ini memunculkan roti sebagai
makanan
27
pokok substitusi dari nasi atau sagu. Terlebih zaman yang
semakin
modern ini, masyarakat menjadi bersifat lebih praktis dan
efisien,
terutama di kota-kota besar, dimana mereka memerlukan
makanan
yang mudah diperoleh, mudah dikonsumsi dan cukup
mengandung
nutrisi yang diperlukan tubuh di pagi dan sore hari. Roti
kemudian
menjadi pilihan utama atas kebutuhan ini, dan permintaan roti
yang
meningkat ini melahirkan industri roti dan kue yang
berkembang di
wilayah perkotaan, sekitar daerah industri atau daerah pinggiran
kota
yang populasi penduduknya cukup padat (www.bi.go.id, 2006).
Menurut Manurung dalam Kompas (2006), roti dapat
dijual
melalui toko kecil atau besar. Baik menggunakan sistem jual putus
atau
sistem bila tidak laku dikembalikan. Pada umumnya, toko lebih
suka
menggunakan sistem roti yang tidak laku dikembalikan.
Karena itu,
perusahaan harus menghitung banyaknya roti yang laku dijual
untuk
memperkecil kerugian.
Cara lain, menjual roti langsung ke rumah-rumah
memakai
gerobak atau motor. Penjualan juga dapat dilakukan melalui acara
pesta
di rumah. Untuk memperkenalkan produk roti, dapat
dengan
memperkenalkan kepada keluarga terlebih dahulu.
Kemudian,
membuat gerai kecil di mal untuk memperkenalkan roti
kepada
konsumen. Pengusaha juga dapat membuat iklan melalui
selebaran
kertas berisi informasi jenis roti, alamat pabrik, serta telepon
untuk
disebarkan ke setiap rumah. Beriklan di radio juga dapat
dilakukan,
tetapi harus diperhatikan biaya dan hasil yang akan dicapai.
Risiko paling utama adalah tidak adanya pembeli. Risiko
ini dapat dihadapi dengan perencanaan atas daerah penjualan dan
jumlah roti yang akan dihasilkan. Tidak datangnya petugas penjual
keliling dan proses pembuatan roti yang kurang baik merupakan
risiko yang harus diperhatikan oleh perusahaan.
28
2.6. Matriks Internal and External Factor Evaluation (IFE-EFE)
Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) merupakan alat
perumusan
strategi yang meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan
utama
dalam berbagai bidang fungsional dalam suatu usaha. Matriks ini
juga
memberikan dasar untuk mengenali dan mengevaluasi hubungan
antara
bidang-bidang ini. Sedangkan Matriks EFE (External Factor
Evaluation)
membuat perencana strategi dapat meringkas dan mengevaluasi
informasi ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik,
pemerintah, hukum, teknologi dan persaingan (David, 2004).
2.7. Matriks Internal-External (IE)
IE Matrix bermanfaat untuk memposisikan suatu SBU
perusahaan ke
dalam matriks yang terdiri atas 9 sel (David, 2004). IE Matrix serupa
dengan
BCG Matrix terutama pada kedua alat yang berperan dalam memetakan
SBU
perusahaan dalam sebuah diagram sistematis, dimana ukuran dari
lingkaran
memperlihatkan persentase kontribusi pendapatan (sales), dan pie
slice
memperlihatkan persentase kontribusi keuntungan. Akan tetapi,
ada perbedaan yang pokok di antara BCG Matrix dan IE Matrix, yaitu :
1. Ukuran sumbu X dan sumbu Y.
2. IE Matrix membutuhkan informasi yang lebih banyak mengenai
SBU
tersebut.
3. Implikasi-implikasi dari masing-masing matriks berbeda.
Dengan alasan ini, para ahli strategi di perusahaan sering
mengembangkan
BCG Matrix dan IE Matrix secara bersama-sama dalam
rangka
memformulasikan strategi-strategi alternatif. Mereka menilai
kondisi
perusahaan saat ini melalui kedua matriks tersebut dan
mengembangkannya
untuk memproyeksikan bisnisnya di masa mendatang. IE Matrix
terdiri atas
dua dimensi, yaitu :
1. Dimensi X : total skor dari IFE Matrix
2. Dimensi Y : total skor dari EFE Matrix
2.8. Matriks Quantitative Strategies Planning (QSPM)
QSPM adalah alat yang direkomendasikan bagi para ahli strategi
untuk
melakukan evaluasi pilihan strategi alternatif secara objektif, berdasarkan
key
29
success factors internal-eksternal yang telah diidentifikasi
sebelumnya. Jadi,
secara konseptual, tujuan QSPM adalah untuk menetapkan
kemenarikan
relatif (relative attractiveness) dari strategi-strategi yang bervariasi yang
telah
dipilih, untuk menentukan strategi mana yang dianggap paling baik
untuk
diimplementasikan. Seperti alat analisis untuk memformulasikan
strategi
lainnya, QSPM juga membutuhkan intuitive judgement yang baik
(David,
2004).
2.9. Penelitian Terdahulu
Maurisal (2005) melakukan penelitian yang berjudul Analisis
Strategi
Bauran Pemasaran Perusahaan Lyly Bakery, Cake & Donut (Studi
Kasus
Pada Perusahaan Lyly Bakery, Cake & Donut). Penelitian ini
menggunakan
analisis SWOT sebagai alat analisisnya. Dari penelitian ini dapat
diketahui
bahwa pada lingkungan internal, perusahaan Lyly Bakery, Cake &
Donut
memiliki kekuatan pada kualitas produknya yang memuaskan, adanya
diskon
dan bonus, sarana distribusi yang menarik dan inovasi produk.
Sedangkan
kelemahan yang dimiliki adalah kontrol persediaan produk kurang,
harga
lebih tinggi dari pesaing, distribusi produk kurang merata dan promosi
yang
terbatas. Pada lingkungan eksternal, peluang yang miliki Lyly Bakery,
Cake
& Donut adalah brand image produk sangat baik, promosi word of
mouth,
pangsa pasar yang masih luas dan alternatif saluran promosi yang
bervariasi.
Sedangkan ancamannya adalah harga produk pesaing lebih murah,
strategi
distribusi pesaing yang lebih merata dan gencarnya promosi pesaing.
Hasil
dari analisis di atas dapat direkomendasikan kepada perusahaan Lyly
Bakery,
Cake & Donut untuk melakukan strategi penetrasi pasar di
wilayah
Kabupaten Lamongan dan sekitarnya serta mempertahankan
keunggulan
yang telah dimiliki oleh perusahaan sebelumnya.
Daud (2003) dalam tesisnya yang berjudul Strategi Pemasaran
PT.
Bogor Indah Untuk Meningkatkan Pangsa Pasar, menggunakan
analisis
SWOT untuk mengetahui faktor-faktor kendala pemasaran yang
diterapkan
serta mencari solusi dalam penerapan strategi pemasaran yang
tepat dan
efektif untuk mencapai laba yang diharapkan oleh perusahaan. Hasil
kajian
dengan menggunakan matriks SWOT menunjukkan bahwa faktor
strategi
30
internal (IFAS) dan faktor strategi eksternal (EFAS) berpengaruh cukup
besar terhadap penurunan omzet dan pendapatan laba bersih
perusahaan.
Analisa dan usulan saran atas perubahan kebijakan penerapan
strategi
pemasaran yang dilakukan adalah perbaikan hasil produksi roti (misal
variasi
rasa, bentuk, dan kemasan), perluasan jaringan distribusi dan segmen
pasar,
serta perbaikan sarana promosi. Dari kuesioner yang dibagikan
kepada 100
responden didapatkan sebanyak 52% responden menyatakan bahwa roti
dapat
dijadikan makanan pengganti/substitusi makanan pokok nasi pada pagi
hari.
Karunianingsih (2002) dalam penelitiannya yang berjudul
Evaluasi Strategi Pemasaran Produk Roti Manis (Studi Kasus di PT.
FITS Mandiri, Bogor), melakukan analisis dengan tahapan :
analisis bauran pemasaran → analisis lingkungan perusahaan →
analisis
SWOT → evaluasi strategi pemasaran. Berdasarkan analisis yang
telah
dilakukan diperoleh hasil evaluasi bahwa PT. FITS Mandiri
melakukan
strategi pemasaran serba sama, sebab segmen pasarnya belum
ditentukan.
Selain itu, perusahaan ini sudah melakukan strategi penempatan produk
dan
strategi market nicher.
III. METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 6 :
IBU RATNA ROTI DAN KUE
Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan
Analisis Lingkungan Analisis LingkunganInternal Eksternal
Matriks IFE Matriks EFE
Matriks IE
Matriks QSP
Alternatif Strategi Pemasaran
Gambar 6. Bagan kerangka pemikiran penelitian
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada Toko Ibu Ratna Roti dan Kue
yang
berlokasi di Pusat Pertokoan Sinar Bogor Jalan Raya Pajajaran
No.21
Warung Jambu Bogor. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan
secara
sengaja, karena Ibu Ratna Roti dan Kue adalah salah satu industri
kecil di
bidang roti dan kue yang sedang berkembang, dilihat dari
peningkatan
jumlah agen yang dilayani juga karena letak tokonya yang strategis
dimana
32
berada di tepi jalan raya kota Bogor. Penelitian dilakukan mulai dari
bulan Maret hingga bulan Mei 2006.
3.3. Metode Pengumpulan Data
3.3.1. Penentuan Sampel
Responden dalam penelitian ini terbagi menjadi dua,
yaitu
responden yang berasal dari perusahaan dan responden yang
berasal
dari konsumen Ibu Ratna Roti dan Kue. Responden dari perusahaan
diambil menggunakan metode Purposive Sampling sebanyak
tiga
orang. Kepada responden ini dilakukan wawancara seputar
keadaan
umum perusahaan yang kemudian responden ini akan diminta
untuk
mengisi kuesioner untuk menentukan pembobotan dan
peratingan
faktor-faktor internal dan eksternal perusahaan serta
penentuan
Attractive Score. Pemilihan responden yang berasal dari
konsumen
menggunakan metode Judgement Sampling, yaitu teknik
penentuan
sampel dengan pertimbangan tertentu yang sesuai dengan kriteria
yang
dibutuhkan dalam penelitian (Sugiyono, 2003), yaitu konsumen Ibu
Ratna Roti dan Kue yang telah mengkonsumsi produk dari Ibu
Ratna
Roti dan Kue lebih dari satu kali. Responden dalam penelitian
ini
berjumlah 30 orang. Responden berjumlah 30 orang mengacu
pada
konsep teorema batas sentral yang menyatakan bahwa jumlah
sampel yang besar (n ≥ 30) akan menyebar secara normal (Setiadi,
2003).
3.3.2. Data Primer dan Data sekunder
Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer
dan
data sekunder. Data Primer adalah data yang dikumpulkan
secara
langsung oleh peneliti dengan cara observasi, wawancara
mendalam
(indept interview) kepada seorang pimpinan dan dua orang
manajer
Ibu Ratna Roti dan Kue atas pertimbangan kompetensi
mereka
terhadap permasalahan yang diteliti dalam karya tulis ini, dan
survei
konsumen. Data sekunder diperoleh dengan mengumpulkan data
yang
diperoleh dari pihak lain berupa data dan informasi perusahaan,
studi
pustaka dari perpustakaan, majalah, surat kabar, internet, dan
lembaga-
lembaga pemerintah.
33
3.4. Metode Pengolahan Data dan Analisis Data
3.4.1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif merupakan upaya penelusuran
dan pengungkapan informasi relevan yang terkandung dalam
data dan penyajian hasilnya dalam bentuk yang lebih ringkas
dan sederhana yang pada akhirnya mengarah pada keperluan
adanya penjelasan dan penafsiran (Simamora, 2001).
3.4.2. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE)
Menurut David (2004), ada lima tahapan kerja matriks IFE, yaitu :
1. Daftar critical success factors (faktor-faktor utama yang
mempunyai dampak penting pada kesuksesan atau
kegagalan usaha) untuk aspek internal kekuatan (strengths)
dan kelemahan (weaknesses).
2. Penentuan bobot (weight) dari critical success factors tadi
dengan
skala yang lebih tinggi bagi yang berprestasi tinggi dan begitu
pula
sebaliknya. Penentuan bobot dilakukan dengan cara
mengajukan
identifikasi faktor internal tersebut kepada pihak perusahaan
dengan
menggunakan metode "Paired Comparison" (Kinnear dan
Taylor,
1996). Metode ini digunakan untuk memberikan penilaian
terhadap
bobot setiap faktor-faktor penentu internal.
Untuk menentukan bobot setiap variabel digunakan skala 1,2 dan
3.
Skala yang digunakan untuk pengisian kolom adalah :
1 : Jika indikator vertikal kurang penting daripada
indikator
horizontal
2 : Jika indikator vertikal sama penting dengan indikator
horizontal
3 : Jika indikator vertikal lebih penting daripada indikator
horizontal
Tabel 3 menunjukkan bentuk penilaian pembobotan.
34
Tabel 3. Penilaian bobot faktor strategi internal perusahaan Faktor Strategi Internal A B C D........ Total
A
B
C
D
Total n
∑ Xii=1
Sumber : Kinnear dan Taylor,1996.
Bobot setiap variabel diperoleh dengan menentukan nilai
setiap variabel terhadap jumlah nilai keseluruhan dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
ai = Xi ............................. (1)
n
∑ Xii=1
ai = Bobot variabel ke-i
Xi = Nilai variabel ke-i
i = 1,2,3,......n
n = Jumlah variabel
Matriks IFE terdiri dari cukup banyak faktor. Total bobot
yang diberikan harus sama dengan 1,0.
3. Beri rating (nilai) antara 1 sampai 4 bagi masing-masing
faktor
yang memiliki nilai :
1 = di bawah rata-rata
2 = rata-rata
3 = di atas rata-rata
4 = sangat bagus
Jadi rating mengacu pada kondisi perusahaan, sedangkan
bobot mengacu pada industri dimana perusahaan berada.
35
4. Kalikan nilai bobot dengan nilai rating-nya dari masing-
masing
faktor untuk menentukan nilai skornya.
5. Jumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total
bagi
perusahaan yang dinilai. Nilai rata-rata adalah 2,5. jika
nilainya di
bawah 2,5 menandakan bahwa secara internal, perusahaan
adalah
lemah, sedangkan nilai yang berada di atas 2,5 menunjukkan
posisi
internal yang kuat. Matriks IFE dapat dilihat pada Tabel 4
berikut
ini:
Tabel 4. Matriks IFE Faktor strategis internal Bobot (A) Rating (B) Skor (A x B)Kekuatan : 1 : n Kelemahan : 1 : n
Total Sumber : David, 2004
3.4.3. Matriks External Factor Evaluation (EFE)
Menurut David (2004), pada prinsipnya, tahapan kerja
matriks EFE sama dengan matriks IFE, yaitu :
1. Daftar critical success factors untuk aspek eksternal mencakup
perihal opportunities (peluang) dan threats(ancaman) bagi
perusahaan.
2. Penentuan bobot (weight) dari critical success factors tadi
dengan
skala yang lebih tinggi bagi yang berprestasi tinggi dan begitu
pula
sebaliknya. Penentuan bobot dilakukan dengan cara
mengajukan
identifikasi faktor internal dan eksternal tersebut kepada
pihak
perusahaan dengan menggunakan metode "Paired
Comparison"
(Kinnear dan Taylor, 1996). Metode ini digunakan
untuk
memberikan penilaian terhadap bobot setiap faktor-faktor
penentu internal dan eksternal.
36
Untuk menentukan bobot setiap variabel digunakan skala 1,2 dan
3.
Skala yang digunakan untuk pengisian kolom adalah :
1 : Jika indikator vertikal kurang penting daripada
indikator
horizontal
2 : Jika indikator vertikal sama penting dengan indikator
horizontal
3 : Jika indikator vertikal lebih penting daripada indikator
horizontal
Tabel 5 menunjukkan bentuk penilaian pembobotan
Tabel 5. Penilaian bobot faktor strategi eksternal perusahaan Faktor Strategi Eksternal A B C D........ Total
A
B
C
D
Total n
∑ Xii=1
Sumber : Kinnear dan Taylor,1996.
Bobot setiap variabel diperoleh dengan menentukan nilai
setiap variabel terhadap jumlah nilai keseluruhan dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
ai = Xi ............................. (1)
n
∑ Xii=1
ai = Bobot variabel ke-i
Xi = Nilai variabel ke-i
i = 1,2,3,......n
n = Jumlah variabel
Total bobot yang diberikan harus sama dengan 1,0.
Pembobotan
ini kemudian ditempatkan pada kolom kedua matriks IFE-EFE.
37
3. Beri rating (nilai) antara 1 sampai 4 bagi setiap critical success
factors yang memiliki nilai :
1 = di bawah rata-rata
2 = rata-rata
3 = di atas rata-rata
4 = sangat bagus
Rating ditentukan berdasarkan efektivitas strategi
perusahaan.
Dengan demikian, nilainya didasarkan pada kondisi perusahaan. 4.
Kalikan nilai bobot dengan nilai rating-nya untuk
mendapatkan
skor semua critical success factors.
5. Jumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total bagi
perusahaan yang dinilai. Nilai skor total 4,0 mengindikasikan
bahwa perusahaan merespon dengan cara yang luar biasa
terhadap
peluang-peluang yang ada dan menghindari ancaman-
ancaman di
pasar industrinya. Sementara itu, skkor total 1,0
menunjukkan
bahwa perusahaan tidak memanfaatkan peluang-peluang yang
ada
atau tidak menghindari ancaman-ancaman eksternal.
Matriks EFE dapat dilihat pada Tabel 6 berikut ini :
Tabel 6. Matriks EFE Faktor strategis eksternal Bobot (A) Rating (B) Skor (A x B)Peluang : 1 : n
Ancaman : 1 : n
Total Sumber : David, 2004
3.4.4. Matriks IE
Menurut David (2004), pada sumbu X dari IE Matrix,
skornya
ada tiga yaitu : skor 1,0-1,99 menyatakan bahwa posisi internal
adalah
lemah, skor 2,0-2,99 posisinya adalah rata-rata dan skor 3,0-4,0
adalah
kuat. Dengan cara yang sama, pada sumbu Y yang dipakai untuk IFE
38
Matrix, skor 1,0-1,99 adalah rendah, skor 2,0-2,99 adalah sedang
dan
skor 3,0-4,0 adalah tinggi. IE Matrix disajikan pada Gambar 7
berikut
ini.
Kuat Rata-rata Lemah
4,0
Lemah
3,0
Rata-rata
2,0
Rendah
1,0
4,0 3,0 2,0 1,0
I II III
Grow and Build Grow and Build Hold and Maintain
IV V VI
Grow and Build Hold and Maintain Harvest and Divestiture
VII VIII IX
Hold and Maintain Harvest and Harvest and Divestiture
Divestiture
Gambar 7. Matriks IE (David , 2004)
IE Matrix memiliki tiga implikasi strategi yang berbeda, yaitu :
1. Sel I, II, atau IV dapat digambarkan sebagai Grow and
Build.
Strategi-strategi yang cocok adalah Strategi Intensif
(Market
Penetration, Market Development, dan Product Development)
atau Strategi Terintegrasi (Backward Integration, Forward
Integration dan Horizontal Integration)
2. Sel III, IV atau VI paling baik dikendalikan dengan strategi-
strategi
Hold and Maintain. Strategi-strategi yang umum dipakai
yaitu
strategi Market Penetration dan Product Development.
3. Sel VI, VII atau IX dapat menggunakan strategi Harvest
atau
Divestiture
39
3.4.5. Matriks Quantitative Strategies Planning (QSPM)
Komponen-komponen utama dari suatu QSPM terdiri
dari :
Factors, Strategic Alternative, Weights, Attractiveness Score,
Total
Attractiveness Score, dan Sum Total Attractiveness Score
(David,
2004). Berikut ini disajikan Matriks QSPM dalam Tabel 7.
Tabel 7. QSPM (Quantitative Strategies Planning Matrix) Alternatif Strategi
Faktor-faktor sukses
kritis
Peluang-Ancaman-Kekuatan-Kelemahan-Jumlah Total Nilai Daya Tarik
Sumber : David, 2004
Bobot Strategi I Strategi II StrategiIII
AS TAS AS TAS AS TAS
Penjelasan mengenai langkah-langkah pengembangan suatu QSPM :
Tahap 1 : Buatlah daftar peluang, ancaman, kekuatan,
dan
kelemahan perusahaan di kolom sebelah kiri
QSPM.
Informasi ini diambil darimatriks IFE dan EFE.
Tahap 2 : Beri bobot pada masing-masing external and internal
critical success factors. Bobot ini sama dengan
yang ada di EFE Matrix dan IFE Matrix.
Tahap 3 : Teliti matriks-matriks pada Stage 2 dan identifikasi
strategi alternatif yang pelaksanaannya
harus dipertimbangkan perusahaan. Catatlah
strategi-strategi ini di bagian atas baris QSPM.
Tahap 4 : Tetapkan Attractiveness Score(AS) untuk setiap
strategi berdasarkan peran faktor tersebut
terhadap
setiap alternatif strategi. Batasan nilai
Attractiveness
Scores adalah : 1 = tidak menarik, 2 = agak
menarik,
3 = secara logis menarik, 4 = sangat menarik.
40
Tahap 5 : Hitunglah Total Attractiveness Score (TAS)
dengan
mengalikan bobot dengan Attractiveness Score (AS).
Tahap 6 : Hitung jumlah seluruh Total Attractiveness
Score
(TAS) untuk setiap alternatif strategi. Dari
beberapa
nilai TAS yang didapat, nilai TAS dari
alternatif
strategi yang tertinggilah yang menunjukkan
bahwa
alternatif strategi itu yang menjadi pilihan
utama.
Nilai TAS terkecil menunjukkan bahwa
alternatif
strategi ini menjadi pilihan terakhir.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1. Sejarah Perusahaan
Usaha Ibu Ratna Roti dan Kue merupakan industri
rumah tangga perseorangan yang didirikan oleh Umar A. B. dan
(Alm) Ratna Murniyati. Usaha ini didirikan berdasarkan hobi
salah satu anggota keluarga tersebut dalam membuat roti dan kue.
Pada awal berdirinya yakni bulan Februari 2003, usaha
Ibu
Ratna Roti dan Kue belum memiliki karyawan tetap.
Kapasitas
produksi per harinya pun hanya 1 kg tepung atau setara
dengan 40
buah roti saja, itupun masih terbatas hanya roti manis isi coklat
dan
keju. Pada saat itu, Ibu Ratna Roti dan Kue baru memiliki dua
agen
(Sinar Bogor dan Sinar Prima), yaitu tempat dimana usaha
ini
menitipkan produk-produknya untuk kemudian ditawarkan
kepada
konsumen.
Seiring dengan perjalanan usahanya, Ibu Ratna Roti dan
Kue
kemudian memiliki dua orang karyawan bagian operator
produksi
yang dapat meningkatkan kapasitas produksi roti manis menjadi 6-7
kg
tepung dan ditambah roti tawar sebesar 6-7 kg tepung. Agen
yang
dilayani pun bertambah menjadi 27 agen. Untuk
semakin
meningkatkan penjualan produknya, maka dibuatlah toko
dengan memanfaatkan garasi rumah yang tidak terpakai dan
menambah variasi produk yang ditawarkan. Selain roti manis dan
roti tawar, tersedia pula roti manis spesial, pastry (bolen) dan
brownies (cup). Tidak hanya itu saja, mereka pun menerima
pesanan untuk kue-kue kering, brownies (loyang), pastry dan
blackforest.
Pada bulan Februari 2005 toko ini mengalami penutupan
dikarenakan rencana renovasi bangunan toko. Meskipun
terjadi penutupan toko, penyaluran pesanan roti kepada 27
agen ini tetap berjalan seperti biasa. Ibu Ratna Roti dan Kue
juga tetap melayani pemesanan roti dan kue.
42
Toko Ibu Ratna Roti dan Kue dibuka kembali di lokasi
yang
baru pada bulan November 2005, bertempat di Pusat Pertokoan
Sinar
Bogor. Pada saat ini usaha Ibu Ratna Roti dan Kue sudah terdaftar
pada Dinas Kesehatan dengan nomor Depkes
RI.SP.IRT
No.20632710/0485 dan juga telah mendapatkan sertifikasi halal
dari
MUI dengan nomor LP-POM No.00160037900106 pada tahun 2005.
4.1.2. Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan
Visi :
Menjadi usaha roti dan kue yang memberikan mutu dan
pelayanan yang terbaik.
Misi :
Menyediakan roti dan kue yang sehat, lezat dan higienis dengan
harga yang terjangkau.
Tujuan :
Menjadi industri roti dan kue yang dapat diunggulkan dan
dapat bersaing di pasaran.
4.1.3. Lokasi Perusahaan
Saat ini toko Ibu Ratna Roti dan Kue terletak di
Pusat
Pertokoan Sinar Bogor Jl. Raya Pajajaran No. 21 Warung
Jambu
Bogor 16153. Pemilihan lokasi ini, selain dikarenakan letak
Pusat
Pertokoan Sinar Bogor yang strategis karena berada di tengah
kota,
juga karena usaha roti dan kue ini telah menjadi bagian dari
usaha
Sinar Bogor. Kepindahan lokasi toko ini juga diikuti oleh
kepindahan
lokasi pabrik roti ke tempat yang sama guna mengefisienkan
biaya
yang harus dikeluarkan.
4.1.4. Fasilitas Perusahaan
Ibu Ratna Roti dan Kue sebagai usaha yang bergerak di
bidang
bakery, harus memiliki fasilitas-fasilitas yang dapat
mendukung
kelancaran usaha tersebut. Berikut adalah aset pendukung
kelancaran
usaha yang dimiliki oleh Ibu Ratna Roti dan Kue yang disajikan
pada
Tabel 8 :
43
Tabel 8. Aset Ibu Ratna Roti dan Kue
No
1.
2.
3.
4.5.6.
7.
8.9.10.11.12.
13.
14.15.16.17.18.19.20.21.22.23.24.25.26.27.28.29.30.31.32.33.34.35.36.37.38.39.
Jenis Peralatan
Ruangan dapur seluas 16 m2
Planetary Mixer (mikser vertikal) 1 kgPlanetary Mixer (mikser vertikal) 6 kgHandmixerMesin pemotong adonan (divider) Lemari ProofingMesin pemotong roti tawar (bread slicer)Mesin siller dengan angin Mesin siller dengan gas OvenMeja aluminium Timbangan digitalAneka loyang (cake, roti, roti tawar, brownies)Mangkuk plastik Hand Glove Oven Tabung gasSpatula plastik Spatula aluminium Pisau rotiPanciSendokGelas ukur KulkasFreezer ShowcaseBox Tupperware Lemari bahan bakuTempat penyimpanan terigu Kipas anginWastafel Exhousefan Kompor gas
BangkuLap kotak-kotak CelemekSapuLap pel
PengkiTempat sampah
Satuan JumlahUnit Unit
Ruang 11
Set
1Set
Set 1Set 1Set 1
Set 1
Set 1set 1Set 3Unit 4Unit 2
Unit 250
Unit 10Unit 2Unit 3Unit 4Unit 3Unit 2Unit 3Unit 3Unit 1Set 1Set 1Set 2Unit 15Unit 1Unit 6Unit 1Unit 1Unit 1Unit 1Unit 4Unit 4Unit 10Unit 1Unit 1Unit 1 Unit 1
Sumber : Ibu Ratna Roti dan Kue, 2006
4.1.5. Sumber Daya Manusia (SDM)
Struktur organisasi yang dimiliki oleh Ibu Ratna Roti dan
Kue
terbilang masih sederhana. Dimana hanya terdiri dari
pimpinan,
44
manajer pemasaran dan keuangan, manajer produksi,
operator
produksi dan karyawan bagian distribusi. Hal ini
sangat
mempengaruhi kinerja perusahaan menjadi kurang optimal.
Karena
setiap karyawan dapat merangkap beberapa pekerjaan. Skema
struktur
organisasi Ibu Ratna Roti dan Kue dapat dilihat pada
Gambar 8
berikut ini :
Pemilik
Manajer Pemasaran
dan Keuangan
Bagian Distribusi
Agen
Manajer Produksi
Operator Produksi
Gambar 8. Struktur organisasi Ibu Ratna Roti dan Kue
Jumlah karyawan Ibu Ratna Roti dan Kue saat ini adalah
enam orang, dengan komposisi seorang pemimpin, manajer
pemasaran dan keuangan, dan manajer operasional, serta dua orang
operator produksi dan seorang karyawan bagian distribusi.
Untuk operator produksi, syarat-syarat yang ditetapkan adalah
memiliki keahlian dibidang roti dan kue. Sedangkan untuk
karyawan bagian distrbusi, diutamakan laki-laki dan mampu
mengendari motor karena bagian ini bertugas mengantarkan
roti-roti pesanan kepada agen.
Operator produksi dan karyawan bagian distribusi
bekerja 5
hari dalam seminggu, dengan jumlah jam kerja 8 jam per hari.
Upah
yang diberikan kepada karyawan terdiri dari dua jenis, yaitu
upah
45
harian dan upah bulanan. Selain upah, diberikan pula Tunjangan
Hari Raya pada saat menjelang Lebaran.
Karena jumlah sumberdaya manusia yang dimiliki oleh
Ibu
Ratna Roti dan Kue sangat terbatas, karyawan yang ada dituntut
untuk
memiliki keahlian lebih dalam hal membuat roti dan kue.
Selain
karyawan bagian produksi harus memenuhi persyaratan minimal,
para
karyawan tersebut juga akan diberikan pelatihan tambahan
yang
diberikan oleh manajer produksi serta diikutkan dalam
kursus
membuat roti dan kue yang dapat menunjang pekerjaan
mereka oleh
perusahaan. Dengan diikutkannya mereka dalam kursus
tersebut,
diharapkan mereka memiliki keahlian dan keterampilan lebih
dalam
membuat roti dan kue. Pengembangan karir atau promosi
tidak
dilakukan oleh Ibu Ratna Roti dan Kue.
4.2. Kuesioner Konsumen
Agar dapat dibandingkan pendapat perusahaan mengenai
usahanya
dengan pendapat konsumen, maka dilakukan penyebaran kuesioner
kepada
konsumen. Kuesioner yang disebarkan berupa daftar pertanyaan yang
telah
tertulis serta tersusun rapi dan bersifat tertutup agar tidak
membingungkan
responden karena tujuannya jelas. Pemilihan responden pada
penelitian ini
menggunakan metode pengambilan sampel Non-Probability Sampling
dan
ditentukan dengan metode Judgement Sampling, yaitu teknik
penentuan
sampel dengan pertimbangan tertentu yang sesuai dengan kriteria
yang
dibutuhkan dalam penelitian, yaitu konsumen Ibu Ratna Roti dan Kue
yang
telah mengkonsumsi produk dari Ibu Ratna Roti dan Kue lebih dari
satu kali.
Responden dalam penelitian ini berjumlah 30 orang. Responden berjumlah
30
orang mengacu pada konsep teorema batas sentral yang menyatakan
bahwa
jumlah sampel yang besar (n ≥ 30) akan menyebar secara normal
(Setiadi,
2003). Kuesioner yang akan diolah adalah kuesioner yang
mempunyai
kelengkapan jawaban. Kuesioner konsumen diolah dengan
menggunakan
analisis deskriptif.
Kuesioner ini dibagi menjadi beberapa bagian. Bagian pertama
adalah
identitas responden, bagian kedua adalah perilaku konsumsi produk, dan
46
kemudian bagian ketiga adalah elemen bauran pemasaran yang
terbagi lagi menjadi empat variabel, yaitu : variabel produk,
variabel, harga, variabel, promosi, dan variabel distribusi.
4.2.1. Profil Responden
Hasil dari kuesioner yang dibagikan kepada 30 responden
diketahui bahwa sebanyak 23 responden (77%) berjenis kelamin
perempuan. Hal ini dapat dimaklumi karena pada
umumnya
perempuanlah yang membeli kebutuhan sehari-hari, termasuk
untuk
makanan pendamping pengganti nasi. Mayoritas pendidikan
terakhir
responden adalah SMU sebanyak 16 responden (53%), memiliki
pekerjaan sebagai karyawan 11 responden (68%) dengan
pendapatan
keluarga per bulan sebesar Rp 500.000-Rp 2.350.000 sebanyak
17
responden (57%). Hasil kuesioner ini selengkapnya dapat dilihat
pada
Lampiran 4.
4.3. Analisis Lingkungan Internal
4.3.1. Segmentation, Targeting dan Positioning
1. Segmentation
Segmentasi pasar adalah tindakan mengidentifikasikan
dan
membentuk kelompok pembeli atau konsumen secara
terpisah
(Rangkuti, 1997). Segmentasi pasar yang dilakukan oleh Ibu
Ratna
Roti dan Kue adalah berdasarkan demografis dan
psikografis.
Segmentasi pasar berdasarkan demografis yaitu berdasarkan
usia
karena pada usia 12-50 termasuk usia produktif, dimana
tingkat
kesibukan yang tinggi membutuhkan makanan yang sehat
namun
praktis. Sedangkan segmentasi pasar berdasarkan psikografis
terdiri
atas gaya hidup dan kepribadian. Gaya hidup yang aktif dan
dinamis
menuntut setiap orang untuk selalu menjaga kesehatannya agar
tidak
mudah sakit. Salah satu caranya adalah dengan makan yang
teratur
dan mengkonsumsi makanan yang bergizi. Sebagai makanan
yang
mengandung gizi yang baik, roti dapat dijadikan makanan
selingan
maupun makanan pengganti nasi untuk mereka yang
membutuhkan
47
makanan bergizi yang praktis untuk dibawa dan dikonsumsi
guna menunjang aktivitas mereka sehari penuh.
2. Targeting
Targeting adalah suatu tindakan memilih satu atau lebih
segmen
pasar yang akan dimasuki. Target pasar utama Ibu Ratna Roti
dan
Kue berdasarkan usia antara 12-50 tahun. Pada usia
tersebut
aktivitas lebih banyak dihabiskan di luar rumah, baik
bersekolah
maupun bekerja. Untuk menghemat waktu agar tidak
terlambat
sampai ke tempat beraktivitas, mereka membutuhkan makanan
yang
praktis namun tetap bergizi. Roti dapat memenuhi kebutuhan itu.
3. Positioning
Positioning adalah penetapan posisi pasar. Ibu Ratna Roti dan
Kue
menempatkan produknya sebagai produk yang sehat, lezat
dan
higienis dengan harga yang terjangkau. Sebuah produk
makanan
tidak saja hanya dipandang dari rasa yang lezat, namun
harus
memenuhi kebutuhan gizi tubuh dan dibuat melalui proses
yang
higienis.
4.3.2. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
1. Product (Produk)
Ibu Ratna Roti dan Kue menyediakan roti tawar, aneka
roti manis, roti unyil, brownies, cake dan pastry. Untuk
menyambut hari raya, Ibu ratna Roti dan Kue juga
menyediakan aneka kue kering. Berikut ini daftar produk
yang dihasilkan oleh Ibu Ratna Roti dan Kue yang disajikan
pada Tabel 9 :
48
Tabel 9. Daftar produk Ibu Ratna Roti dan Kue Nama Produk Variasi Produk
Roti Tawar -
Roti Manis Terdiri dari rasa : Coklat, Keju, Strawberry, Srikaya, Nanas,
Pisang Coklat, Pisang Keju, Kacang,
Kelapa, Cream Coklat, Cream Keju, dan
Cream Abon.
Roti Unyil Terdiri dari rasa : Coklat, Keju, Strawberry, Srikaya, Nanas,
Pisang Coklat, dan Pisang Keju.
Cake Blackforest, Marmer Cake, Fruit Cake, dan Cream Cheese
Cake.
Pastry Terdiri dari : Pisang Bolen (Keju dan Coklat), Pastry Daging
(Sapi dan Ayam), Pastry Strawberry, Croisant,
dan Fruit Tarlet.
Brownies Brownies dengan campuran chocochips dan kacang mete di
dalamnya yang terdiri dari tiga macam, yaitu tabur
almond,
tabur coklat, serta marble (dengan campuran cream
cheese
diatasnya).
Kue Kering Terdiri dari : Nastar, Kastengels, Semprit Coklat, Putri Salju,
Kattetong, Kue Keping Jagung, dan Kue Choco
Crunch.
Sumber : Ibu Ratna Roti dan Kue, 2006
Tidak semua produk yang dapat dihasilkan oleh Ibu Ratna
Roti
dan Kue terpajang dalam showcase toko. Sebagian besar
produknya
dapat diperoleh melalui pemesanan terlebih dahulu seperti
kue
kering, brownies dengan ukuran besar, cake dan beberapa jenis
roti
manis. Hal ini selain disebabkan karena keterbatasan
sumberdaya
manusia, juga agar produk yang telah dihasilkan tidak terlalu
lama
berada di showcase sehingga produk menjadi kadaluarsa.
Ibu Ratna Roti dan Kue menggunakan bahan baku produk
yang
halal dan tidak menggunakan bahan pengawet serta rhum,
sehingga
aman dikonsumsi khususnya oleh konsumen muslim
yang
memperhatikan kehalalan produk yang dikonsumsinya. Untuk
lebih
dapat meyakinkan bahwa produk Ibu Ratna Roti dan Kue
adalah
halal, maka perusahaan mendaftarkan produknya ke Majelis
Ulama
49
Indonesia (MUI) sehingga saat ini Ibu Ratna Roti dan Kue
telah mendapatkan sertifikasi halal untuk produknya.
Semua produk yang dihasilkan oleh Ibu Ratna Roti dan
Kue
dibuat melalui proses yang higienis. Para karyawan bagian
operator
produksi diwajibkan memakai penutup kepala dan celemek
ketika
bekerja. Dalam proses pembuatan produknya tidak semua
dilakukan
menggunakan mesin atau masih ada yang dilakukan secara
manual.
Ada beberapa tahapan dalam pembuatan roti manis.
Berikut ini
disajikan tahapan-tahapan proses pembuatan roti manis Ibu
Ratna
Roti dan Kue pada Gambar 9 :
50
Dicampurkan terigu, ragi, bread improver, gula, garam dan susu skim, aduk rata dengan speed 1
Masukkan air es
Masukkan margarine dan telur. Kemudian aduk rata dengan speed 2
Fermentasi selama 15 menit
Adonan dipipihkan (pembuangan gas)
Adonan ditimbang kemudian
dibentuk
Dimasukkan ke dalam loyang
Dilakukan proofing dalam proofer
selama 30-45 menit
Dioleskan telur pada permukaan adonan (untuk beberapa jenis roti)
Dipanggang dalam oven pada suhu 200˚C selama 12-15 menit
Pendinginan
Pembungkusan
Gambar 9 . Proses pembuatan roti manis Ibu Ratna Roti dan Kue
Berdasarkan hasil kuesioner diketahui bahwa sebagian
besar
responden (15 responden atau 50%) memilih kue basah
dan/kering
sebagai makanan untuk bersantai, jenis roti yang disenangi,
yaitu
roti manis (25 responden atau 84%) dengan rasa coklat (18
responden atau 60%) berharga Rp 1100-Rp 2000 (10 responden
atau
33%). Roti dengan yang dikemas dengan plastik (29 responden
atau
51
97%) dan berukuran sedang (20 responden atau 67%)
merupakan
pilihan kebanyakan dari responden. Mereka biasanya membeli
roti
di toko roti khusus (12 responden atau 40%) dan dikonsumsi
sebagai
selingan (16 responden atau 54%) dengan frekuensi konsumsi
1-5
kali seminggu (28 responden atau 93%). Sebanyak 18
responden
(60%) menganggap roti dapat dijadikan sebagai pengganti
nasi.
Merek roti yang paling disukai adalah Sari Roti (11 responden
atau
37%) karena rasanya enak (22 responden atau 74%). Hasil
kuesioner
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4.
Sebanyak 18 responden (60%) menyatakan setuju, rasa
dari
produk Ibu Ratna Roti dan Kue memuaskan dengan
penampilan
produk yang menarik (14 responden atau 46.7%). Ditinjau
dari
kehigienisan produk, sebanyak 15 responden (50%)
menyatakan
bahwa produk Ibu Ratna Roti dan Kue higienis. Dilihat dari
ukuran
roti, 9 responden (30%) kurang setuju bila dikatakan ukuran
roti
terlalu kecil. Hasil kuesioner selengkapnya dapat dilihat pada
Tabel
10.
Tabel 10. Hasil kuesioner variabel produk Variabel Produk
ATRIBUTRasa memuaskan Bentuk/penampilan produk menarik
Macam rasa dan bentuk produk kurang bervariasi Produk higienisPersediaan produk
kurangMu
tu produk tinggi (dilihat dari tekstur produk)Pencantuman sertifikasi halalUkuran roti terlalu kecilPencantumankomposisi, tanggal kadaluarsa, izin Depkes dancustomer service
TS % KS % N0 0 5 16.7 2
0 0 8 26.7 5
3 10.0 6 20.0 8
0 0 1 3.3 2
2 6.7 5 16.7 8
0 0 1 3.3 7
0 0 0 0 0
4 13.3 9 30.0 6
0 0 0 0 0
% S % SS %6.7 18 60.0 5 16.7
16.7 14 46.7 3 10.0
26.7 12 40.0 1 3.3
6.7 15 50.0 12 40.0
26.7 14 46.7 1 3.3
23.3 20 66.7 2 6.7
0 8 26.7 22 73.3
20.0 6 20.0 5 16.7
0 10 33.3 20 66.7
52
2. Price (Harga)
Harga yang ditawarkan oleh Ibu Ratna Roti dan
Kue merupakan harga yang relatif dan terjangkau untuk semua
golongan ekonomi masyarakat. Cara penetapan harga yang
digunakan oleh Ibu Ratna Roti dan Kue adalah :
Biaya Bahan Baku + Biaya Tetap (listrik, upah, air) + keuntungan yang ingin
diperoleh
Jumlah Unit yang Diproduksi
Untuk produk-produk yang dijual kepada agen, harga
yang
diberikan adalah harga dasar dengan menggunakan
sistem
konsinyasi, dimana agen tersebut hanya membayar roti yang
laku
saja.
Berdasarkan hasil kuesioner konsumen, harga yang
diterapkan
tersebut dianggap sesuai dengan kualitas produk yang
ditawarkan
(22 responden atau 73.3%). Dikatakan oleh 11 responden
(36.7%),
ada produk yang lebih murah daripada produk Ibu Ratna Roti
dan
Kue, namun memiliki kualitas yang lebih rendah.
Reponden
menganggap setuju adanya potongan harga bila membeli
produk
dalam jumlah besar (14 responden atau 46.7%). Hasil
selengkapnya
dapat dilihat pada Tabel 11.
53
Tabel 11. Hasil kuesioner variabel harga Variabel Harga
ATRIBUT TS Harga
% KS % N % S % SS %
terjangkau Harga sesuai
dengankualitas
produkHarga lebih
murahdibandingkan merek lainMengkonsumsi merek lainlebih murah dengankualitas yang lebih rendah Perlu adapotongan
harga bila
membelidalam jumlah besar
0 0
0 0
0 0
4 13.3
0 0
0 0 1 3.3
0 0 1 3.3
0 0 7 23.3
9 30.0 3 10.0
2 6.7 2 6.7
20 66.7 9 30.0
22 73.3 7 23.3
17 56.7 6 20.0
11 36.7 3 10.0
14 46.7 12 40.0
3. Place (Tempat)
Ibu Ratna Roti dan Kue menggunakan dua jenis
saluran distribusi, yaitu saluran distribusi langsung dan
saluran distribusi yang menggunakan bantuan agen.
Produsen Konsumen
Produsen Agen Konsumen
Gambar 10 . Saluran distribusi Ibu Ratna Roti dan Kue
Saluran distribusi langsung, produsen → konsumen,
berlaku
ketika terjadi pembelian di toko Ibu Ratna Roti dan Kue.
Sedangkan
saluran distribusi yang kedua, produsen → pengecer →
konsumen,
terjadi pada saat Ibu Ratna Roti dan Kue melakukan kerja
sama
dengan agen pengecer. Bagian distribusi berperan penting
dalam
menjalin kerja sama dengan agen baru, karena bagian
distribusi
inilah yang mencari agen dan menawarkan kerja sama
dengan
mereka.
54
Saat ini Ibu Ratna Roti dan Kue hanya melayani
masyarakat
Kota Bogor saja. Hal ini selain disebabkan karena jumlah
produk
yang dihasilkan masih terbatas juga karena perusahaan
baru
memiliki satu toko dan 27 agen (Lampiran 5). Sehingga
jaringan
distribusinya masih terbatas sekitar tempat pabrik berdiri.
Berdasarkan hasil kuesioner, dikatakan oleh 13 responden
bahwa desain toko menarik (43.4%). Kebersihan toko dan
showcase
yang selalu dijaga oleh karyawan, menjadikan responden setuju
(26
responden atau 86.7%) mengatakan bahwa kebersihan toko
selalu
terjaga. Dengan tetap memperhatikan kebersihan,
keindahan
penataan di dalam etalase pun menjadi lebih menarik lagi
(15
responden atau 50%).
Jumlah karyawan yang sedikit, tidak menjadi pelayanan
yang
diberikan kepada konsumen menjadi kurang memuaskan.
Hal ini
dibuktikan dengan pendapat 13 responden (43.3%) yang
menyatakan tidak setuju jika pelayanan karyawan
kurang
memuaskan. Pelayanan karyawan yang memuaskan
dapat
disebabkan pemrosesan pesanan barang yang cepat dan
memuaskan
(20 responden atau 66.7%). Hasil selengkapnya dapat dilihat
pada
Tabel 12.
55
Tabel 12. Hasil kuesioner variabel distribusi Variabel Distribusi
ATRIBUT Lokasi toko strategisDesain/layout toko menarik Kebersihan toko
terjagaPelayanankaryawan kurang memuaskanPenataan produk di etalase menarik Pemrosesanpesanan barang memuaskanPerlu membuka cabangPerlumengadakanarmada pengecer kelilingPerlumenyediakan produk di banyak lokasi (toko-toko/supermarket)
TS
0
0
0
5
0
0
0
0
0
% KS % N %
0 3 10.0 4 13.3
0 7 23.3 10 33.3
0 0 0 2 6.7
16.7 13 43.3 10 33.3
0 7 23.3 8 26.7
0 0 0 8 26.7
0 1 3.3 1 3.3
0 1 3.3 2 6.7
0 0 0 0 0
S % SS %
18 60.0 5 16.7
13 43.3 0 0
26 86.7 2 6.7
2 6.7 0 0
15 50.0 0 0
20 66.7 2 6.7
20 66.7 8 26.7
14 46.7 13 43.3
14 46.7 16 53.3
4. Promotion (Promosi)
Pada awalnya, kegiatan promosi yang dilakukan oleh Ibu
Ratna
Roti dan Kue hanya melalui word of mouth, seiring
berjalannya
usaha ini, mulailah dilakukan kegiatan promosi melalui
advertising,
baik secara above the line (ATL) maupun below the line
(BTL).
Promosi secara above the line yang sudah dilakukan oleh Ibu
Ratna
Roti dan Kue adalah dengan menyebarkan brosur, melalui
media
cetak, yaitu surat kabar dan melakukan presentasi-presentasi
bisnis.
Sedangkan promosi below the line yang sudah dilakukan
adalah
dengan menyediakan konsumsi pada acara seminar, rapat,
arisan,
ulang tahun dan lain-lain.
Dari 30 responden yang mengisi kuesioner, 11 responden
(36.7%) menyatakan bahwa kemasan produk Ibu Ratna Roti
dan
Kue menarik dan dengan jumlah responden yang sama
pula,
dikatakan bahwa Ibu Ratna Roti dan Kue merupakan merek
yang
56
familiar bagi mereka. Sembilan belas orang (63.3%) diantara
mereka mengatakan akan merekomendasikan produk Ibu Ratna
Roti
dan Kue kepada orang lain. Hasil selengkapnya dapat dilihat
pada
Tabel 13.
Tabel 13. Hasil kuesioner variabel promosi Variabel Promosi
ATRIBUTKemasan produk menarikMerek Ibu Ratna merupakan merek yang familiar(terkenal)Anda akanmerekomendasikan produk Ibu Ratna ke orang lainPerlu adanyapromosi terhadap produk-produk Ibu Ratnaerlu memasang iklan pada media cetak maupun elektronikPerlu mengikuti pameran untuk berpromosiAndamembutuhkan informasimengenai produk-produk Ibu Ratna (misal : dalambentuk katalog produk)
TS
0
4
0
0
0
1
0
% KS % N %
0 9 30.0 8 26.7
13.3 7 23.3 7 23.3
0 0 0 9 30.0
0 0 0 0 0
0 1 3.3 2 6.7
3.3 0 0 6 20.0
0 1 3.3 5 16.7
S % SS %
11 36.7 2 6.7
11 36.7 1 3.3
19 63.3 2 6.7
14 46.7 16 53.3
22 73.3 5 16.7
16 53.3 7 23.3
16 53.3 8 26.7
4.4. Analisis Lingkungan Eksternal
4.4.1. Lingkungan Jauh
1. Politik
Usaha Ibu Ratna Roti dan Kue ini masih tergolong
usaha
rumah tangga, sehingga belum diperlukan perizinan yang
berbelit-
belit. Untuk usahanya ini, Ibu Ratna Roti dan Kue telah
mendaftar
kepada Dinas Kesehatan dengan nomor Depkes
RI.SP.IRT
No.20632710/0485 dan juga telah mendapatkan sertifikasi halal
dari
MUI dengan nomor LP-POM No. 00160037900106. Sertifikasi halal
57
menjadi hal yang sangat penting bagi usaha yang bergerak di
bidang kuliner guna memberikan rasa aman bagi konsumen,
khususnya konsumen muslim yang hendak mengkonsumsi suatu
produk.
2. Ekonomi
Kondisi perekonomian bangsa Indonesia yang masih
belum
stabil akan memberikan dampak pada usaha ini. Apabila nilai
tukar
mata uang rupiah yang terdepresiasi terhadap dollar
akan
menyebabkan naiknya harga-harga produk di dalam
negeri.
Kenaikan harga ini akan mengakibatkan peningkatan biaya
produksi
yang pada akhirnya akan mempengaruhi harga produk.
Namun,
peningkatan ini tidak diimbangi dengan peningkatan daya
beli
masyarakat. Hal ini akan sangat mempengaruhi keberadaan
usaha
ini.
3. Sosial
Pada saat ini masyarakat dituntut untuk bekerja ekstra
keras
untuk dapat bertahan hidup. Akibat dari banyaknya pekerjaan
yang
harus diselesaikan, mereka terkadang melewatkan waktu
makan
begitu saja. Mereka akan mencari produk yang lebih praktis dari
nasi
untuk mengisi perut. Roti adalah salah satu produk yang
praktis,
mudah dibawa kemana saja dengan rasa yang enak, memiliki
gizi
yang baik serta mengenyangkan. Selain menjadi makanan
pengganti
nasi, roti pun dapat dijadikan makanan selingan. Hal ini
menjadikan
roti dapat diterima oleh semua kalangan masyarakat. Selain itu,
ada
sebagian masyarakat yang beranggapan bahwa
dengan
mengkonsumsi roti akan menaikkan gengsi mereka. Bahkan
tak
jarang pula roti digunakan dalam diet dan terapi selain
digunakan
dalam upacara-upacara adat atau acara ritual.
4. Teknologi
Perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi
memberikan pengaruh positif bagi usaha ini. Dengan adanya
alat
komunikasi telepon dan handphone akan memperlancar
komunikasi
dan bisnis, karena dapat memudahkan Ibu Ratna Roti dan Kue
dalam
58
pemesanan bahan baku kepada agen, juga memudahkan
konsumen yang ingin memesan produk-produk Ibu Ratna
Roti dan Kue. Teknologi informasi komputer memudahkan Ibu
Ratna Roti dan Kue mengetahui besarnya pendapatan usaha,
penjualan dan hal-hal yang berhubungan dengan keuangan
dengan menggunakan bantuan aplikasi komputer Microsoft
Excel.
Perkembangan teknologi pembuatan roti pun
memberikan
pengaruh bagi usaha ini. Dengan adanya mixer, proofer,
mesin
pemotong adonan (divider), mesin pemotong roti tawar
(bread
slicer), mesin siller dan timbangan digital, mempermudah
kegiatan
produksi yang dilakukan oleh Ibu Ratna Roti dan Kue juga
dapat
meningkatkan kualitas produknya. Hal itu tentu saja
akan
mengefisienkan biaya dan waktu yang harus dikeluarkan
dalam
proses produksinya.
4.4.2. Lingkungan Industri
a. Ancaman Masuk Pendatang Baru
Pendatang baru yang memasuki usaha bakery ini
akan
mempengaruhi keberadaan usaha sejenis. Hal ini disebabkan
para
pendatang baru ini biasanya akan menawarkan konsep yang baru
dan
lebih modern. Bukan hanya sebagai tempat untuk membeli
produk
namun juga dibuat sedemikian rupa sehingga dapat dijadikan
tempat
untuk berkumpul atau sekedar duduk-duduk dengan konsep cafe.
Sebagai usaha yang bergerak di bidang bakery dengan
status
usaha yang masih industri rumah tangga, keberadaan pendatang
baru
yang menawarkan konsep cafe akan sangat mempengaruhi Ibu
Ratna
Roti dan Kue.
b. Persaingan Sesama Perusahaan dalam Industri
Jika dilihat berdasarkan model strategi generik Porter
dalam
Umar (2001), Ibu Ratna Roti dan Kue merupakan usaha
yang
tergolong menggunakan strategi fokus. Hal ini dikarenakan Ibu
Ratna
Roti dan Kue lebih mengkonsentrasikan pada segmen pasar
tertentu
(menengah ke bawah), memiliki kekhasan yang dirasakan
oleh
59
konsumen berupa tekstur produk yang lembut dan
memfokuskan pada harga jual produk yang murah.
Sedikitnya terdapat 27 bakery yang tersebar di seluruh
Bogor, baik dalam skala usaha besar, menengah maupun kecil
(Lampiran 6). Beberapa bakery yang disebutkan disini telah
memiliki gerai di kota Bogor, antara lain : Holland Bakery,
Roti Buana, Sari Roti, Roti Jumbo, Michell Bakery, Tan Ek
Tjoan, Bogor Permai, Venus Bakery, Maxim’s, de Paris,
Swanish, Le Gitt dan Selina yang telah memiliki sedikitnya
empat gerai di wilayah Bogor, satu diantaranya berada di
wilayah sekitar Ibu Ratna Roti dan Kue.
Walaupun usaha tersebut berada dalam skala usaha
yang
berbeda, menawarkan variasi produk yang berbeda serta
desain
tempat dan toko yang berbeda, namun secara langsung maupun
tidak
langsung usaha tersebut dapat menjadi pesaing bagi Ibu Ratna
Roti
dan Kue.
Berdasarkan pengamatan di lapangan, Selina
merupakan
pesaing terdekat dari Ibu Ratna Roti dan Kue. Selain karena
keduanya
sama-sama menawarkan aneka roti manis, cake, pastry dan
brownies,
jika dilihat dari pasar sasaran dan harga yang ditawarkan pun
tidak
berbeda jauh bahkan memiliki kecenderungan yang sama.
Bahkan
Selina telah mengungguli Ibu Ratna roti dan Kue karena
telah
memiliki 4 gerai yang berada di kota Bogor, yaitu : jalan
Bangbarung, jalan Malabar, perumahan Bogor Baru dan jalan
Pakuan.
c. Ancaman Produk Pengganti
Saat ini semakin banyak produk makanan yang
dapat
menggantikan posisi roti sebagai sebagai makanan yang praktis
untuk
dikonsumsi, seperti : biskuit, cake/bolu, sereal, jajanan
pasar
tradisional dan mie instan. Meski demikian, roti tetap menjadi
favorit karena selain praktis dan bergizi roti pun dapat
mengenyangkan seperti ketika mengkonsumsi nasi.
60
d. Kekuatan Tawar-menawar Pembeli (Buyers)
Banyaknya produk makanan yang beredar, khususnya
produk-
produk roti dari berbagai merek perusahaan dengan berbagai
macam
variasi rasa dan bentuk, variasi produk serta menawarkan
desain
tempat dan toko yang beraneka macam akan menjadikan
konsumen
bebas memilih produk dari perusahaan mana yang akan
mereka
konsumsi. Perubahan harga, perbedaan servis serta adanya
inovasi
dari suatu perusahaan akan sangat mempengaruhi konsumen
dalam
memilih produk.
e. Kekuatan Tawar-menawar Pemasok
Kekuatan tawar-menawar pemasok tidak berpengaruh
terhadap usaha ini. Meskipun usaha ini mengandalkan
bahan baku dari pemasok, namun hasil akhir dari proses
produksilah yang dilihat dan dijual. Ibu Ratna Roti dan Kue
memperoleh bahan baku dari pemasok dengan dua cara, yaitu :
1. Pembelian langsung, seperti : coklat bubuk, coklat blok,
bread
improver, ragi, gula, garam, susu skim dan telur.
2. Pembelian melalui agen yang dibagi menjadi dua, yaitu :
a) Mendatangi agen, seperti : pembelian tepung terigu
b) Memesan bahan kemudian diantar oleh agen, seperti :
selai
dan margarine.
4.5. Identifikasi Faktor Internal dan Faktor Eksternal Perusahaan
4.5.1. Faktor Internal Perusahaan
1. Kekuatan Perusahaan
a. Tekstur produk lebih lembut
Tekstur merupakan salah satu faktor yang penting
dalam
pembuatan roti. Tekstur roti dipengaruhi oleh banyak
hal,
diantaranya adalah kesegaran roti dan penggunaan bahan.
Faktor
kesegaran roti adalah kapan roti tersebut disajikan (jika
disajikan
setelah dipanggang akan menghasilkan tekstur yang lebih
baik
sebab proses bread staling baru dimulai). Tekstur juga
dipengaruhi
oleh penggunaan bahan seperti, shortening, telur dan emulsifier
61
(Rajendra, 2002). Tekstur roti yang dihasilkan oleh Ibu Ratna
Roti dan Kue lebih lembut dibandingkan dengan produk
dari merek lain. Hal ini disebabkan meskipun dijual dengan
harga yang lebih murah, Ibu Ratna Roti dan Kue tetap
menggunakan adonan yang sama dengan produk rotinya
yang lain. Tidak ada pengurangan kadar bahan pada rotinya.
Sehingga roti seharga Rp. 1.000,00 tetap terlihat seperti roti
seharga Rp. 2.500,00.
Tekstur produk yang lebih lembut menurut
perusahaan,
diperkuat oleh pendapat konsumen. Sebanyak 20
responden
(66.7%) mengatakan setuju bahwa mutu produk Ibu Ratna
Roti
dan Kue tinggi dengan pengukuran melalui tekstur produknya.
b. Keragaman produk
Produk yang dihasilkan oleh Ibu Ratna Roti dan
Kue
terbilang cukup banyak dan lengkap. Mulai dari roti tawar,
aneka
roti manis, roti unyil, brownies, cake, pastry, dan kue
kering.
Untuk brownies dan cake tersedia pula dalam berbagai ukuran.
Hal
ini menjadi nilai lebih bagi Ibu Ratna Roti dan Kue
dibandingkan
pesaingnya.
c. Harga produk lebih murah
Harga produk yang ditawarkan oleh Ibu Ratna Roti
dan
Kue lebih murah dibandingkan para pesaingnya. Hal ini
dapat
terlihat dari beberapa harga produk Ibu Ratna Roti dan Kue
Tabel
14 di bawah ini :
62
Tabel 14. Daftar harga produk Ibu Ratna Roti dan Kue Jenis Produk Harga
Roti Tawar Rp. 4.000,00
Roti Cream Rp. 2.000,00
Pastry Daging Rp. 2.000,00
Bolen Rp. 1.000,00
Croisant Rp. 4.500,00
Kecil Rp. 1.000,00Roti Manis
Besar Rp. 2.500,00
Kecil (Cup) Rp. 1.000,00Brownies
Besar (Loyang) Rp. 25.000,00-Rp. 35.000,00
Kecil Rp. 10.000,00Blackforest
Besar Rp. 75.000,00-Rp. 85.000,0
Sumber : Ibu Ratna Roti dan Kue, 2006
Harga menjadi hal yang sensitif bagi sebagian
besar
konsumen. Berdasarkan hasil kuesioner, 20 responden
(66.7%)
menyatakan bahwa harga produk Ibu Ratna Roti dan
Kue
terjangkau. Jika dibandingkan dengan harga produk dari pesaing,
17 responden (56.7%) menyatakan harga yang ditawarkan oleh
Ibu Ratna Roti dan Kue lebih murah dibandingkan merek lain.
d. Lokasi toko dan pabrik strategis
Pemindahan lokasi toko dan pabrik dari daerah
perumahan
ke Pertokoan Sinar Bogor memberikan dampak yang positif
bagi
perusahaan. Selain karena letak Pertokoan Sinar Bogor
yang
strategis juga pada Pertokoan Sinar Bogor ini berkumpul
beraneka
macam jenis usaha, sehingga lingkungan ini tidak pernah
sepi.
Ditambah lagi dengan letak Pertokoan Sinar Bogor yang berada
di
tepi jalan raya dan berseberangan dengan Pertokoan Jambu
Dua
menambah ramai lingkungan toko.
Letak toko dan pabrik yang strategis menurut
perusahaan,
didukung oleh pendapat konsumen. Sebanyak 18
responden
kuesioner (60%) menyatakan setuju bahwa lokasi toko strategis.
63
e. Inovasi produk
Inovasi merupakan penerapan penemuan baru
dalam
produksi barang (Widodo, 2004). Walaupun jenis produk
yang
dapat dihasilkan terhitung cukup banyak dan lengkap,
namun Ibu
Ratna Roti dan Kue terus menerus berusaha untuk menambah
jenis
produknya. Inovasi produk ini dilakukan minimal sebulan
sekali.
Selain untuk menambah jenis produk yang dihasilkan,
inovasi
produk ini dilakukan untuk memenuhi keinginan konsumen.
f. Mutu produk bersaing
Mutu produk yang dihasilkan oleh Ibu Ratna Roti dan
Kue tidak kalah dibandingkan dengan pesaingnya, baik
pesaing dari skala usaha kecil, menengah maupun besar.
Salah satu langkah yang dilakukan oleh Ibu Ratna
Roti dan Kue untuk mempertahankan mutunya adalah
dengan menarik roti yang belum laku terjual dua hari sebelum
tanggal kadaluarsa.
g. Produk telah memiliki sertifikasi halal dari MUI
Untuk dapat lebih meyakinkan para konsumen,
terutama
konsumen muslim bahwa produknya halal, Ibu Ratna Roti
dan
Kue mendaftarkan produknya guna mendapatkan sertifikasi
halal
dari MUI. Dengan adanya sertifikasi halal tersebut,
konsumen
tidak perlu khawatir ketika akan mengkonsumsi produk Ibu
Ratna
Roti dan Kue.
Langkah perusahaan untuk mencantumkan sertifikasi
halal
dari MUI, komposisi, tanggal kadaluarsa, izin Depkes
dan
customer service, disambut positif oleh konsumen. Hal
ini
dibuktikan melalui pendapat konsumen yang mengatakan
bahwa
sebanyak 22 responden (73.3%) menyatakan sangat setuju
dengan
pencantuman sertifikasi halal, sedangkan 20 responden
(66.7%)
menyatakan sangat setuju dengan pencantuman komposisi,
tanggal
kadaluarsa, izin Depkes dan customer service.
64
2. Kelemahan Perusahaan
a. Kurangnya variasi rasa dan bentuk
Meskipun produk-produk yang dihasilkan oleh Ibu
Ratna Roti dan Kue terhitung cukup banyak dan lengkap,
namun variasi rasa pada setiap produknya terbilang masih
kurang. Misalnya pada produk roti manis, belum tersedia
roti dengan isi blueberry, mocca, sosis, dan daging.
Berdasarkan hasil kuesioner, dapat diketahui
bahwa
sebanyak 12 responden (40%) menyatakan setuju jika
produk roti
Ibu Ratna Roti dan Kue ini memiliki macam rasa dan jenis
produk
yang kurang bervariasi. Hal tersebut harus dapat
ditanggulangi
oleh perusahaan, agar konsumen tidak berpindah kepada
merek
lain yang memiliki variasi rasa dan bentuk yang lebih lengkap.
b. Tampilan produk pucat
Secara visual, penampakan merupakan faktor
penting
dalam penilaian kesukaan produk akhir. Faktor penampakan
antara
lain adalah warna kulit. Warna kulit dipengaruhi oleh
lamanya
pemanggangan dan penggunaan bahan. Semakin
lama
pemanggangan, warna kulit akan semakin coklat akibat
adanya
reaksi pencoklatan. Umumnya warna kulit yang baik adalah
coklat
kekuningan. Warna kulit juga dipengaruhi oleh oleh
penggunaan
bahan-bahan seperti telur. Telur dapat memberikan warna
kuning
mengkilat pada permukaan roti (Rajendra, 2002).
Pada produk roti Ibu Ratna Roti dan Kue, secara
umum
warna kulitnya terlihat pucat. Hal ini disebabkan tidak semua
jenis
roti diberikan penambahan telur pada bagian permukaan roti
yang
akan memberikan hasil warna kuning mengkilat pada
produk rotinya. Sehingga terlihat penampakannya
kurang menarik dibandingkan dengan produk roti perusahaan
lainnya.
c. Tidak semua produk dipajang di showcase
Jumlah jenis produk yang dapat dihasilkan oleh Ibu
Ratna
Roti dan Kue terhitung cukup banyak dan lengkap, namun
karena
65
keterbatasan sumberdaya manusia yang terbatas, tidak
semua
produk-produk tersebut diproduksi dan dipajang pada
showcase
toko. Hal ini menyebabkan banyak masyarakat yang
kurang
mengetahui produk-produk yang dapat dihasilkan oleh Ibu
Ratna
Roti dan Kue. Saat ini sumberdaya manusia yang ada
lebih
berkonsentrasi pada pembuatan roti pesanan untuk agen
dan
pesanan-pesanan lainnya.
Berdasarkan hasil kuesioner konsumen, diketahui bahwa
16 responden (53.3%) membutuhkan informasi mengenai
produkproduk Ibu Ratna Roti dan Kue. Informasi
mengenai produk tersebut dapat berupa katalog produk.
d. Kuantitas produk yang tersedia terbatas
Selain jumlah produk yang dipajang pada showcase
yang
masih terbatas, kuantitas untuk satu jenis produk pun
masih
terbatas pula. Hal ini dilakukan agar produk yang ada tidak
terlalu
lama berada di dalam showcase dan tetap fresh. Ini
menjadi
halangan bagi konsumen yang ingin membeli produk Ibu
Ratna
Roti dan Kue dalam jumlah besar tanpa melalui
pemesanan
terlebih dahulu.
Persediaan produk yang terbatas ini diakui oleh
konsumen
Ibu Ratna Roti dan Kue. Sebanyak 14 dari 30 responden
(46.7%)
menyatakan bahwa persediaan produk Ibu Ratna Roti dan
Kue
masih kurang. Kurangnya persediaan produk ini
akan menimbulkan kekecewaan pada benak konsumen
yang dapat mengakibatkan konsumen berpindah kepada merek
lain.
e. Promosi belum efektif
Kegiatan promosi yang dilakukan oleh Ibu Ratna Roti
dan
Kue lebih kepada promosi word of mouth. Pada tahun 2005,
Ibu
Ratna Roti dan Kue pernah melakukan promosi melalui
sebuah
surat kabar khusus advertising yang diberikan secara
gratis,
namun kegiatan promosi itu hanya dilakukan dua kali. Saat
ini
66
kegiatan promosinya lebih kepada promosi below the
line sehingga dirasa masih kurang dilihat dari jangkauannya.
Berdasarkan hasil kuesioner, sebanyak 16
responden
(53.3%) mengatakan diperlukan sekali promosi terhadap
produkproduk Ibu Ratna Roti dan Kue. Hal tersebut bisa
dilakukan melalui pemasangan iklan pada media cetak
maupun elektronik (22 responden 73.3%) atau dengan
mengikuti berbagai pameran atau bazaar (16 responden atau
53.3%).
f. Jaringan distribusi terbatas
Kegiatan promosi yang belum efektif dan kuantitas
produk yang tersedia terbatas mengakibatkan jaringan
distribusi produk Ibu Ratna Roti dan Kue pun menjadi
terbatas. Saat ini Ibu Ratna Roti dan Kue baru memiliki
satu toko dan 27 agen. Sehingga produk-produk Ibu Ratna
Roti dan Kue belum dapat menjangkau seluruh masyarakat
Bogor.
Untuk memperluas jaringan distribusi, maka
responden
mengatakan setuju agar Ibu Ratna Roti dan Kue
melakukan
pembukaan cabang baru (20 responden atau 66.7%) atau
mengadakan armada keliling (14 responden atau 46.7%).
Jika
kedua hal tersebut masih sulit untuk dilakukan
karena
keterbatasan sumber daya yang dimiliki, maka langkah
untuk
menyediakan produk banyak tempat dapat dijadikan alternatif
(16
responden 53.3%).
4.5.2. Faktor Eksternal Perusahaan
1. Peluang Perusahaan
a. Diversifikasi pasar
Diversifikasi adalah usaha suatu perusahaan
untuk
menyediakan produk atau jasa baru yang mungkin atau
mungkin
tidak berkaitan dengan produk atau jasa yang telah
disediakan
untuk meningkatkan pangsa pasarnya (Priyonggo dkk., 2004).
Ibu
Ratna Roti dan Kue memiliki peluang yang besar
untuk
melakukan diversifikasi pasar. Hal ini dikarenakan produk
dari
67
Ibu Ratna Roti dan Kue menawarkan cita rasa yang
mewah
dengan harga yang tergolong murah. Dengan
melakukan
diversifikasi pasar, usaha Ibu Ratna Roti dan Kue tidak
hanya
diperuntukkan bagi kalangan menengah-ke bawah namun
juga
dapat mencakup kalangan menengah-ke atas yang dalam
gaya
pembeliannya tidak terlalu mementingkan harga namun
lebih
memperhatikan kualitas.
b. Memperluas jaringan
Saat ini Ibu Ratna Roti dan Kue baru memiliki 27
jaringan
distribusi. Usaha ini dapat memperluas jaringan
distribusinya
mengingat produknya yang memiliki harga yang murah
namun
memiliki penampilan yang mewah. Hal ini dapat
dilakukan
dengan penambahan toko ataupun agen. Sehingga
diharapkan
tidak hanya dapat melayani masyarakat kota Bogor saja,
namun
dapat menjangkau daerah lainnya seperti Depok,
Tangerang,
Jakarta dan lain-lain.
c. Kemajuan teknologi dan informasi
Perkembangan teknologi dan informasi
memberikan
dampak positif bagi usaha ini. Seperti telah
dijelaskan
sebelumnya, dengan adanya alat-alat modern kegiatan
produksi
yang dilakukan oleh Ibu Ratna Roti dan Kue dapat lebih
efisien
dalam hal biaya dan waktu. Perkembangan teknologi
komunikasi
juga memudahkan Ibu Ratna Roti dan Kue dalam
pemesanan
baku baku dan pemesanan produk oleh konsumen.
Komputerisasi
juga memudahkan dalam hal perhitungan besarnya
pendapatan
dan pengeluaran serta penjualan produk. Teknologi
dalam
pembuatan roti yang lebih canggih seperti pengupas roti tawar
dan
pelipat pastry akan menghasilkan produk yang lebih
seragam
bentuknya.
68
2. Ancaman Perusahaan
a. Kekuatan tawar-menawar pembeli
Semakin banyaknya perusahaan yang menciptakan
produk
dengan berbagai macam variasi rasa dan bentuk, variasi
produk
serta menawarkan desain tempat dan toko yang beraneka
macam
akan menjadikan konsumen bebas memilih produk
dari
perusahaan mana yang akan mereka konsumsi. Perubahan
harga,
perbedaan servis serta adanya inovasi dari suatu perusahaan
akan
sangat mempengaruhi konsumen dalam memilih
produk.
Khususnya untuk konsumen Ibu Ratna Roti dan Kue,
mereka
sangat sensitif terhadap perubahan harga. Oleh sebab
itu,
perusahaan harus ekstra hati-hati dalam penetapan harga
dan
perubahan harga jika tidak ingin konsumennya lari ke produk
dari
perusahaan lain.
b. Tingkat persaingan
Persaingan di bisnis bakery ini cukup ketat. Hal ini
dapat
kita lihat dari jumlah perusahaan bakery yang ada, baik dari
skala
usaha kecil, besar maupun menengah yang mencapai 19
perusahaan. Belum lagi ditambah dengan pendatang-
pendatang baru yang terus merambah kota Bogor
sebagai jaringan distribusinya, menambah panjang
pesaing yang harus dihadapi oleh Ibu Ratna Roti dan Kue.
c. Kondisi perekonomian yang tidak stabil
Kondisi perekonomian yang tidak stabil sudah pasti
akan
mempengaruhi perusahaan manapun, tidak terkecuali Ibu
Ratna
Roti dan Kue. Kenaikan harga-harga bahan baku
akan
mempengaruhi besarnya biaya produksi yang harus
dikeluarkan
yang pada akhirnya akan mempengaruhi harga jual
produk.
Karena konsumen yang sangat sensitif terhadap perubahan
harga
dan akibat dari tingkat persaingan yang sangat ketat,
maka
konsumen Ibu Ratna Roti dan Kue dapat saja beralih ke
produk
lain yang lebih murah dengan kualitas yang hampir sama.
69
4.6. Analisis Matriks Internal Factor Evaluation (IFE)
Matriks IFE didapat dari hasil identifikasi faktor internal
yang
berpengaruh terhadap pemasaran Ibu Ratna Roti dan Kue melalui
kuesioner
yang dibagikan kepada tiga orang pakar dari perusahaan.
Pembobotan
dilakukan dengan menggunakan metode Paired Comparison
(perbandingan
berpasangan) sehingga diperoleh bobot dari masing-masing variabel
internal.
Selanjutnya penentuan rating dilakukan oleh responden yang sama
yang
hasilnya merupakan rata-rata, sehingga diperoleh skor terbobot untuk
masing-
masing faktor.
Analisis terhadap faktor-faktor internal perusahaan bertujuan
untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan perusahaan.
Kemudian faktorfaktor internal yang telah diperoleh tersebut
dimasukkan ke dalam matriks IFE untuk mendapatkan total nilai
bobot. Pemberian bobot dan rating untuk matriks IFE dapat dilihat pada
Lampiran 8 dan Lampiran 9.
Hasil matriks IFE pada Tabel 15 menunjukkan bahwa faktor
strategis
yang menjadi kekuatan utama perusahaan adalah tekstur produk
yang lebih
lembut yang ditunjukkan dengan nilai skor terbobot paling besar,
yaitu 0,33.
Hal ini menunjukkan bahwa meskipun target pasar usaha ini
adalah
menengah ke bawah, namun tidak mengurangi kualitas yang
diberikan oleh
perusahaan untuk produk-produknya. Perusahaan tetap menggunakan
adonan
yang sama dengan produk-produk roti lainnya yang memiliki harga
lebih
tinggi, tanpa melakukan pengurangan takaran bahan-bahannya.
Dari hasil analisis matriks IFE memperlihatkan faktor strategi
internal yang menjadi kelemahan utama perusahaan adalah tidak
semua produk dipajang di showcase yang memiliki skor terbobot
paling kecil, yaitu 0,06. Sehingga perusahaan harus dapat
mengantisipasi ketidaktahuan konsumen mengenai produk-produk
yang dapat diproduksi oleh Ibu Ratna Roti dan Kue, misalnya
dengan membuat katalog produk secara lengkap atau membuat
duplikat/contoh produk dengan bahan dasar lilin.
Secara umum matriks IFE menghasilkan total skor terbobot
sebesar
2,34 yang menunjukkan bahwa posisi internal perusahaan masih
cenderung
70
lemah. Perusahaan harus berusaha untuk memanfaatkan kekuatan yang
ada dan mengatasi kelemahan-kelemahan yang dimilikinya dengan baik.
Tabel 15. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) Faktor Strategi Internal Bobot Rating Skor
Kekuatan :Tekstur produk lebih lembut 0.09 3.67 0.33Keragaman produk 0.08 2.33 0.19Harga produk lebih murah 0.06 3.67 0.22Lokasi toko dan pabrik strategis 0.08 3.67 0.29Inovasi produk 0.08 2.67 0.21Mutu produk bersaing 0.1 3 0.3Produk telah memiliki sertifikasi halal 0.04 4 0.16dari MUIKelemahan :Kurangnya variasi rasa dan bentuk 0.08 1.33 0.11Tampilan produk pucat 0.08 1.33 0.11Promosi belum efektif 0.09 1.33 0.12Jaringan distribusi yang terbatas 0.09 1.33 0.12Kuantitas produk yang tersedia terbatas 0.07 1.67 0.12Tidak semua produk dipajang di 0.06 1 0.06showcase Total 1.00 2.34
Sumber : Ibu Ratna Roti dan Kue
4.7. Analisis Matriks External Factor Evaluation (EFE)
Analisis terhadap faktor-faktor eksternal perusahaan bertujuan
untuk
mengidentifikasi peluang dan ancaman yang harus dihadapi oleh
perusahaan.
Langkah-langkah dalam penyusunan matriks EFE hampir sama
dengan
penyusunan matriks IFE. Namun pada matriks EFE, faktor-faktor
strategis
yang digunakan adalah peluang dan ancaman. Pemberian bobot dan
rating
untuk matriks EFE dapat dilihat pada Lampiran 10 dan Lampiran 11.
Hasil analisis matriks EFE pada Tabel 16 memperlihatkan
faktor-
faktor strategis eksternal yang menjadi peluang dan ancaman utama
yang
harus dihadapi oleh Ibu Ratna Roti dan Kue. Peluang utama yang
dimiliki
perusahaan adalah diversifikasi pasar yang memiliki skor terbobot
terbesar,
yaitu sebesar 0,63.
Matriks EFE juga memperlihatkan faktor eksternal yang
menjadi
ancaman utama bagi Ibu Ratna Roti dan Kue, yaitu faktor yang
memiliki skor
terbobot paling kecil. Dari Tabel 13 terlihat bahwa faktor yang
memiliki skor
terbobot paling kecil adalah kekuatan tawar-menawar pembeli, yaitu
sebesar
0,28. Oleh karena itu, perusahaan harus memiliki strategi yang tepat
agar
71
dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumennya agar
konsumen
tersebut loyal terhadap produk-produk dari Ibu Ratna Roti dan Kue.
Analisis matriks EFE secara umum menghasilkan skor
terbobot sebesar 2,41 yang menunjukkan bahwa situasi eksternal
perusahaan cenderung di bawah rata-rata. Berdasarkan total
skor tersebut juga menunjukkan bahwa perusahaan kurang
memanfaatkan peluang-peluang yang ada dan atau tidak menghindari
ancaman-ancaman eksternal.
Tabel 16. Matriks External Factor Evaluation (EFE) Faktor Strategi Eksternal Bobot Rating Skor
Peluang :Diversifikasi pasar 0.19 3.33 0.63Memperluas jaringan 0.16 3 0.48Kemajuan teknologi dan informasi 0.16 2.67 0.43Ancaman :Kekuatan tawar-menawar pembeli 0.14 2 0.28Tingkat persaingan 0.18 1.67 0.3Kondisi ekonomi yang tidak stabil 0.17 1.67 0.29Total 1.00 2.41
Sumber : Ibu Ratna Roti dan Kue
4.8. Matriks Internal-External (IE)
Matriks IFE dan EFE yang telah dihasilkan kemudian digabung
untuk
dipetakan pada matriks IE sehingga diketahui posisi perusahaan.
Hal ini
dapat mempermudah dalam memberikan pemilihan alternatif
strategi
pemasaran. Pemetaan posisi perusahaan sangat penting bagi
perusahaan
dalam menghadapi persaingan dan perubahan yang terjadi dalam
industri
makanan. Berdasarkan hasil pembobotan pada matriks IFE dan
EFE
diperoleh nilai skor total IFE sebesar 2.34 dan nilai skor total EFE
sebesar
2.41. Jika nilai skor tersebut dipetakan ke dalam kolom matriks IE,
maka posisi Ibu Ratna Roti dan Kue saat ini menempati sel V. Hal ini
dapat dilihat pada Gambar 11 berikut ini.
72
Kuat Rata-rata Lemah
4,0 3,0 2,0 1,0
4,0
Tinggi I II III
3,0
Rata-rata IV V VI
2,0
Rendah
1,0
VII VIII IX
Gambar 11. Hasil analisis Matriks IE (2006)
Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan berada pada posisi Hold
and
Maintain (pertahankan dan pelihara). Strategi yang dikembangkan
adalah
strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk (David, 2004).
Strategi
penetrasi pasar merupakan strategi untuk meningkatkan pangsa pasar
untuk
produk atau jasa yang sudah ada lewat usaha pemasaran yang lebih
gencar.
Strategi pengembangan produk adalah strategi yang mencari
peningkatan
penjualan dengan memperbaiki atau memodifikasi produk atau jasa
yang
sudah ada.
Strategi yang dapat dilakukan oleh Ibu Ratna Roti dan Kue adalah :
1. Meningkatkan kegiatan promosi yang dilakukan secara efektif dan efisien.
2. Memperbaiki, memodifikasi produk dan jasa yang sudah ada
dan
menciptakan produk baru yang lebih menarik baik dari segi rasa,
bentuk
atau jenis produk.
3. Menambah jumlah agen dan meningkatkan kuantitas produk
yang
ditawarkan.
73
4.9. Analisis Quantitative Strategies Planning Matrix (QSPM)
Berdasarkan perhitungan skor AS (Attractive Score) rata-rata
ketiga alternatif strategi dari ketiga pakar (Lampiran 12) dengan
bobot pada faktorfaktor internal dan eksternal, akan diperoleh sebuah
strategi pemasaran yang terpilih untuk Ibu Ratna Roti dan Kue dalam
mengatasi kelemahan dan ancaman dengan memanfaatkan kekuatan
dan peluang yang ada.
Berdasarkan perhitungan tersebut pada Tabel 17 diperoleh total
untuk
strategi pertama (meningkatkan kegiatan promosi yang dilakukan
secara
efektif dan efisien) sebesar 6.27, strategi kedua (memperbaiki,
memodifikasi produk dan jasa yang sudah ada dan menciptakan
produk baru yang lebih menarik baik dari segi rasa, bentuk atau jenis
produk) sebesar 5.09 dan untuk strategi ketiga (menambah jumlah
agen dan meningkatkan kuantitas produk yang ditawarkan)
memperoleh total skor sebesar 6.55. Strategi ketiga ini adalah
strategi yang lebih disukai pimpinan dan manajer perusahaan untuk
diterapkan oleh perusahaan di masa depan.
74
Tabel 17. Quantitative Strategies Planning Matrix (QSPM) Alternatif Strategi
Faktor-faktor Sukses Kritis
Kekuatan :1. Tekstur produk lebih lembut2. Keragaman produk3. Harga produk lebih murah4. Lokasi toko dan pabrik yang strategis5. Inovasi produk6. Mutu produk bersaing7. Produk telah memiliki sertifikasi halal dari
MUIKelemahan :1. Kurangnya variasi rasa dan bentuk2. Tampilan produk pucat3. Promosi belum efektif4. Jaringan distribusi yang terbatas5. Kuantitas produk yang tersedia terbatas6. Tidak semua produk dipajang di showcase Peluang :1. Diversifikasi pasar2. Memperluas jaringan3. Kemajuan teknologi dan informasi Ancaman :1. Kekuatan tawar-menawar pembeli2. Tingkat persaingan3. Kondisi ekonomi yang tidak stabil Jumlah TASSumber : Ibu Ratna Roti dan Kue
Bobot Strategi I Strategi II Strategi IIIAS TAS AS TAS AS TAS
0.09 3 0.27 4 0.36 2.33 0.210.08 3.33 0.27 4 0.32 3.33 0.270.06 3.67 0.22 2 0.12 3.33 0.20.08 3 0.24 2.33 0.19 3.33 0.270.08 4 0.32 3 0.24 2 0.160.1 3 0.3 3 0.3 2.67 0.27
0.04 4 0.16 4 0.16 4 0.16
0.08 3.67 0.29 3.67 0.29 3.33 0.270.08 2.33 0.19 3.67 0.29 2 0.160.09 4 0.36 2 0.18 3 0.270.09 3.67 0.33 2 0.18 3.67 0.330.07 2.67 0.19 2 0.14 4 0.280.06 3.33 0.2 2 0.12 4 0.24
0.19 3.67 0.7 2.33 0.44 4 0.760.16 3.67 0.6 2.33 0.37 4 0.640.16 3 0.48 1.67 0.27 3.33 0.53
0.14 2.33 0.33 3 0.42 3 0.420.18 3 0.54 2 0.36 3.67 0.660.17 1.67 0.28 2 0.34 2.67 0.45
6.27 5.09 6.55
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa :
1). Faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal perusahaan
yang
berpengaruh terhadap strategi pemasaran :
a. Faktor internal, berdasarkan :
a) Product (Produk)
Ibu Ratna Roti dan Kue menyediakan roti tawar, aneka roti
manis, roti unyil, brownies, cake dan pastry. Kekuatan
utama yang dimiliki oleh Ibu Ratna Roti dan Kue adalah
tekstur produknya yang lebih lembut.
b) Price (Harga)
Harga yang ditawarkan oleh Ibu Ratna Roti dan Kue
merupakan
harga yang relatif dan terjangkau untuk semua golongan
ekonomi
masyarakat
c) Place (Tempat)
Ibu Ratna Roti dan Kue menggunakan dua jenis saluran
distribusi, yaitu saluran distribusi langsung dan saluran
distribusi yang menggunakan bantuan agen. Kelemahan
utama yang dimiliki Ibu Ratna Roti dan Kue adalah tidak
semua produk yang dapat diproduksi dipajang di showcase.
d) Promotion (Promosi)
Pada saat ini Ibu Ratna Roti dan Kue mulai melakukan
kegiatan promosi melalui advertising, baik secara above
the line (ATL) maupun below the line (BTL).
b. Faktor eksternal
Peluang utama yang dimiliki oleh Ibu Ratna Roti dan Kue
adalah diversifikasi pasar, sedangkan ancaman utamanya berasal
dari kekuatan tawar-menawar pembeli.
2). Alternatif strategi pemasaran yang tepat dan efektif untuk Ibu
Ratna Roti
dan Kue, berdasarkan :
76
a. Analisis matriks IFE menghasilkan total skor terbobot sebesar
2,34
(posisi internal perusahaan cenderung lemah).
b. Analisis matriks EFE secara umum menghasilkan skor terbobot
sebesar
2,41 (situasi eksternal perusahaan cenderung di bawah rata-rata).
c. Hasil analisis Matriks IE, perusahaan berada di sel V
yang
menunjukkan bahwa perusahaan berada pada posisi Hold and
Maintain
(pertahankan dan pelihara) dengan strategi yang dikembangkan
adalah
penetrasi pasar dan pengembangan produk.
d. Dari analisis QSPM, diperoleh strategi yang menjadi prioritas
utama
untuk diterapkan oleh perusahaan adalah menambah jumlah agen
dan
meningkatkan kuantitas produk yang ditawarkan.
3). Hasil dari kuesioner konsumen dapat didapat beberapa kesimpulan
sebagai
berikut :
a. Mayoritas responden berjenis kelamin perempuan dengan
pendidikan
terakhir SMU, memiliki pekerjaan sebagai karyawan dan
memiliki
pendapatan per bulan berkisar antara Rp 500.000-Rp 2.350.000.
b. Sebagian besar responden memilih kue basah dan/kering
sebagai
makanan untuk bersantai, jenis roti yang disenangi, yaitu roti
manis
dengan rasa coklat berharga Rp 1100-Rp 2000. Roti dengan
yang
dikemas dengan plastik dan berukuran sedang adalah pilihan
mereka.
Mereka biasanya membeli roti di toko roti khusus dan
dikonsumsi
sebagai selingan dengan frekuensi konsumsi 1-5 kali seminggu.
Merek
roti yang paling disukai adalah Sari Roti karena rasanya yang enak.
c. Dari variabel produk diketahui bahwa produk Ibu Ratna Roti dan
Kue
memiliki rasa yang memuaskan, namun macam rasa dan bentuk
produk
kurang bervariasi serta persediaan produk masih terbatas.
d. Dari variabel harga diketahui bahwa harga produk terjangkau
dan
tergolong lebih murah dari produk lain. Harga tersebut sesuai
dengan
kualitas produknya, namun perlu ada potongan harga bila
membeli
dalam jumlah besar.
e. Dari variabel promosi diketahui bahwa perlu adanya promosi yang
lebih
lagi terhadap produk-produk Ibu Ratna Roti dan Kue, baik melalui
77
pemasangan iklan pada media cetak atau elektronik maupun
dengan mengikuti pameran. Juga perlu dibuatkan katalog produk.
f. Dari variabel distribusi diketahui perlu membuka cabang
baru,
mengadakan armada keliling atau menempatkan produk
dibanyak
tempat untuk memperluas jaringan distribusi produk-produknya.
2. Saran
Saran yang dapat diberikan kepada Ibu Ratna Roti dan Kue adalah
sebagai
berikut :
1). Menambah jumlah agen yang dilayani dan menambah jumlah gerai.
Dengan penambahan-penambahan tersebut, distribusi produk Ibu
Ratna Roti dan Kue pun semakin menjangkau seluruh wilayah Bogor.
2). Meningkatkan kuantitas produk yang dihasilkan. Baik dengan
penambahan waktu produksi maupun dengan melakukan penyetokan.
Hal ini untuk memudahkan konsumen yang ingin membeli
produk dalam jumlah besar tanpa melakukan pemesanan. Peningkatan
jumlah agen akan mempengaruhi permintaan jumlah produk. Hal
tersebut dapat diatasi dengan peningkatan kapasitas produksi roti.
3). Meningkatkan kegiatan promosi, agar produk Ibu Ratna Roti dan Kue
dapat dikenal seluruh wilayah Bogor, baik Kotamadya
maupun
Kabupaten. Meskipun perusahaan memiliki keterbatasan dana dan
tidak
memiliki anggaran khusus untuk berpromosi namun kegiatan
promosi ini
tetap harus dilakukan. Misalnya dengan membagi-bagikan
brosur/pamflet
dan menjalin kerjasama dengan kantor-kantor untuk mengisi
konsumsi
pada rapat mereka.
4). Menjaga dan meningkatkan kualitas produk dan jasa yang sudah ada.
5). Membuat katalog produk yang diproduksi oleh Ibu Ratna Roti dan Kue.
Agar konsumen dengan mudah dapat mengetahui produk-produk apa
yang dihasilkan oleh Ibu Ratna Roti dan Kue, mengingat tidak
semua jenis produk dipajang di showcase.
6). Melakukan inovasi produk secara kontinyu, sehingga produk yang
ditawarkan lebih bervariasi dan konsumen tidak akan merasa bosan
dengan produk yang ditawarkan.
DAFTAR PUSTAKA
Angipora, M.P. 2002. Dasar-dasar Pemasaran. Cetakan kedua. PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Astawan, M. Talk about Bread. http://www.ayahbunda- online.com/info_ayahbunda/info_detail.asp?id=Nutrisi&info_id=430. [Juni 2006]
Badan Pusat Statistik. 2004. PDRB Per Kapita Kota Bogor 2001-2004 (Rupiah).
BPS, Bogor.
Bogor.indo.net. Bakery. http://www.bogor.indo.net.id/bogor/bakery.htm . [Mei2006]
Daud, D. 2003. Strategi Pemasaran PT. Bogor Indah Untuk Meningkatkan Pangsa
Pasar Roti. Tesis pada Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor,
Bogor.
David, F.R. 2004. Manajemen Strategis : Konsep. Edisi ketujuh. PT. Prenhallindo,
Jakarta.
Departemen Koperasi. Undang-undang No.9 tahun 1995 mengenai Usaha Kecil
dan Menengah.http://www.depkop.go.id/index.php?option=com_docman&tas k=doc_download&gid=554&itemid=21&mode=view. [Januari 2006]
Karunianingsih, T. 2002. Evaluasi Strategi Pemasaran Produk Roti Mannis (studi
kasus di PT. FITS Mandiri, Bogor). Skripsi pada Fakultas Teknologi
Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Kartajaya, H. 2005. Memenangkan Persaingan dengan Segitiga Positioning-Diferensiasi-Brand. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Kinnear, T. L dan Taylor. 1996. Marketing Research. 5th Edition. Mc Graw Hill,
New York.
Kompas. Angsa Emas yang Cuma Dipandang Sebelah Mata oleh Bank.
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0206/11/ekonomi/angs20.htm . [Mei 2006]
Kotler, P. 1995. Manajemen Pemasaran : Analisis, Perencanaan, Implementasi,
dan Pengendalian. Edisi Indonesia. Salemba Empat, Jakarta.
Kotler, P. 2002. Manajemen Pemasaran (Terjemahan Jilid I). PT. Prenhallindo,
Jakarta.
79
________. 2002. Manajemen Pemasaran (Terjemahan Jilid II). PT. Prenhallindo,
Jakarta.
Manurung, A.H. 19 Februari 2006. Investasi dan Keuangan: Usaha Roti.Kompas. Halaman 31 (kolom 1-5).
Maurisal, F.J. 2005. Analisis Strategi Bauran Pemasaran Perusahaan Lyly Bakery,
Cake & Donut (studi kasus pada Perusahaan Lyly Bakery, Cake & Donut
Lamongan). Skripsi pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut
Pertanian Bogor, Bogor.
Nugraha, A. 2001. Diversifikasi Pangan Pokok di Indonesia : Penerapan Model
Almost Ideal Demand System Untuk Permintaan Pangan Pokok. Skripsi
pada Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Priyonggo, A., dkk. 2004. Kamus Bisnis. Bookmarks, Depok.
Rajendra, F. 2002. Strategi Pengembangan Produk Roti Manis di PT. Fits Mandiri, Bogor. Skripsi pada Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Rangkuti, F. 1997. Analisis SWOT : Teknik Membedah Kasus Bisnis Reorientasi
Konsep Perencanaan Strategis untuk Menghadapi Abad 21. PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
Nyonya Rumah. 19 Februari 2006. Dapur Kita : Mari Kita Membuat Roti Sendiri.
Kompas. Halaman 26 (kolom 1-4).
Sembiring, R.T. 2005. Analisis Formulasi Strategi Usaha Perusahaan Cabe Giling
dan Bumbu Gerak Tani (studi kasus pada Perusahaan Gerak Tani, Jakarta). Skripsi pada Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Setiadi, N. J. 2003. Perilaku Konsumen : Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan
Penelitian Pemasaran. Edisi pertama. Prenada Media, Jakarta.
Simamora, B. 2001. Remarketing for Business Recovery : Sebuah Pendekatan
Riset. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Sugiyono. 2003. Statistika untuk Penelitian. Alfabeta, Bandung.
Swastha, B. dan Ibnu Sukotjo W. 1995. Pengantar Bisnis Modern. Edisi ketiga.
Liberty, Yogyakarta.
Umar, H. 2001. Strategic Management in Action : Konsep, Teori dan Teknik
Menganalisis Manajemen Strategis : Strategic Business Unit Berdasarkan
Konsep Michael R. Porter, Fred R. David dan Wheelen-Hunger. PT.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
80
Widodo, F. A. 2004. Kamus Istilah Ekonomi. Lintas Media,
Jombang.
http:// www.bi.go.id /sipuk/lm/ind/roti/kesimpulan.htm [Januari
2006]
http://www.breadinfo.com/history.shtml [Januari 2006]
81
Lampiran 1. Data penjualan Ibu Ratna Roti dan Kue
Penerimaan Bulan
(0.000)
Desember Rp 5,676.86
Januari Rp 4,741.70
Februari Rp 4,136.30
Maret Rp 3,260.60
April Rp 2,652.80
Mei Rp 3,365.90
Juni Rp 2,762.10
Juli Rp 5,058.18
Agustus Rp 4,106.10
September Rp 3,443.90
Oktober Rp 615.00
Pengeluaran Pendapatan
(0.000) (0.000)
Rp 3,732.02 Rp 672.24
Rp 3,322.90 Rp 271.30
Rp 3,948.00 Rp (991.70)
Rp 1,740.98 Rp 933.22
Rp 1,575.20 Rp 87.00
Rp 2,611.77 Rp 886.23
Rp 1,783.45 Rp 247.65
Rp 3,931.15 Rp 395.93
Rp 3,444.51 Rp 406.89
Rp 2,932.60 Rp (970.10)
Rp 1,662.20 Rp (3,233.90)
82
Lampiran 2. Pertanyaan wawancara kepada pihak perusahaan
I. Pertanyaan tentang gambaran umum perusahaan
1. Bagaimana proses berdirinya perusahaan Ibu Ratna Roti dan Kue ?
2. Bagaimana status badan hukumnya ?
3. Fasilitas apa saja yang dimiliki oleh perusahaan ?
II. Pertanyaan tentang analisis lingkungan mikro
1. Bagaimana saluran distribusi untuk memasarkan produknya ?
2. Dimana saja toko yang dimiliki Ibu Ratna Roti dan Kue
(khususnya di
Kota Bogor) ?
3. Dimana lokasi produk/pabriknya ?
4. Apa alasan mendirikan pabrik ditempat tersebut ?
III. Pertanyaan tentang analisis lingkungan internal
1. Apa visi, misi dan tujuan dari perusahaan Ibu Ratna Roti dan Kue?
2. Bagaimana struktur organisasinya ?
3. Bagaimana jalannya penyediaan bahan baku ?
4. Bagaimana proses produksi yang dilakukan untuk
menghasilkan
produknya ?
5. Kemana saja produk Ibu Ratna Roti dan Kue di pasarkan ?
6. Berapakah jumlah karyawannya ?
7. Apa saja kendala yang dihadapi pada proses produksi Ibu Ratna Roti
dan
Kue ?
8. Bagaimana penanganan produk gagalnya ?
9. Berapa persen produk yang diretur oleh agen ?
10. Apakah dilakukan pemeriksaan mesin-mesin secara berkala ?
IV. Pertanyaan tentang Segmentasi, Targeting dan Positioning
1. Apakah perusahaan membagi segmen pasar ?
2. Segmen pasar mana yang dituju ?
3. Alasan memilih segmen tersebut ?
4. Berdasarkan kriteria apa konsumen yang dituju ?
83
Lanjutan lampiran 2. Pertanyaan wawancara kepada pihak perusahaan
5. Siapa yang menjadi pasar sasaran dari Ibu Ratna Roti dan Kue?
6. Alasan memilih pasar sasaran tersebut ?
7. Apakah positioning dari Ibu Ratna Roti dan Kue?
8. Apa keunggulan dari penetapan posisi pasar tersebut ?
V. Pertanyaan tentang bauran produk
1. Produk apa saja yang dihasilkan oleh Ibu Ratna Roti dan Kue?
2. Berapa total omzet penjualan tahunan perusahaan pada 2 tahun terakhir?
3. Apa yang membedakan produk Ibu Ratna Roti dan Kue dengan
produk
sejenis lainnya? Deskripsikan !
VI. Pertanyaan tentang bauran harga
1. Bagaimana cara penetapan harga tersebut ?
2. Apakah ada potongan harga untuk pembelian dalam jumlah banyak ?
VII. Pertanyaan tentang bauran distribusi
1. Bagaimana cara memasarkan produknya ?
2. Apakah ada agen pemasaran untuk memasarkan produknya ?
3. Bagaimana cara mendistribusikan produk Ibu Ratna Roti dan Kue?
4. Apa yang membedakan saluran distribusi Ibu Ratna Roti dan
Kue
dengan perusahaan sejenis lainnya ?
5. Apakah ada rencana untuk memperluas pasar dan jaringan distribusi ?
VIII. Pertanyaan tentang bauran promosi
1. Kegiatan promosi apa saja yang sudah dilakukan oleh perusahaan ?
2. Apakah kegiatan promosi yang dilakukan sudah efektif ?
IX. Pertanyaan tentang lingkungan pemasaran
1. Bagaimana pengaruh kebijakan politik/hukum pemerintah
terhadap
kelanjutan usaha ?
84
Lanjutan lampiran 2. Pertanyaan wawancara kepada pihak perusahaan
2. Bagaimana pengaruh kondisi ekonomi saat ini terhadap
perkembangan
usaha ?
3. Kondisi demografi dan sosial apa yang mempengaruhi usaha,
serta
bagaimana dampaknya ?
4. Bagaimana pengaruh perkembangan teknologi terhadap Ibu Ratna
Roti
dan Kue?
5. Bagaimana perkembangan pendatang baru dalam industri ?
6. Produk substitusi apa yang mempengaruhi industri ini ?
7. Bagaimana pengaruh kekuatan pembeli di dalam industri ini ?
8. Bagaimana pengaruh kekuatan pemasok di dalam industri ini ?
9. Bagaimana tingkat persaingan dalam industri ini ?
10. Siapa saja yang menjadi pesaing potensial dari Ibu Ratna Roti dan Kue?
85
Lampiran 3. Kuesioner untuk konsumen
No Kuisioner :
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Kuesioner Penelitian
Yth. Saudara/i Responden Seiring salam dan doa semoga Saudara/i selalu dalam lindungan-Nya dalam menjalankan
aktivitas sehari-hari. Saya Retno Kusumastuti (H24102102) sedang melakukan penelitian untuk penyusunan skripsi yang berjudul "Analisis Strategi Pemasaran Industri Kecil Roti dan Kue (Studi Kasus Ibu Ratna Roti dan Kue)". Di tengah kesibukan Saudara/i, saya mohon kesediaan Saudara/i meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner penelitian ini secara lengkap. Atas bantuan dan kerjasamanya, saya ucapkan terima kasih.
Nama Responden :
Umur :
Alamat :
No. TLP/HP :
PETUNJUK : Mohon diisi dengan memberi tanda (X) pada pilihan jawaban Saudara/i atau mengisi padatempat yang telah disediakan.
1. Jenis Kelamin :a. Laki-laki
2. Pendidikan terakhir : a. SD c. SMUb. SLTP d. Diploma
3. Pekerjaan :a. Pelajar/mahasiswab. Pegawai Negeric. Pegawai Swasta
b. Perempuan
e. Sarjanaf. Lainnya, sebutkan________
d. Wiraswastae. Lainnya, sebutkan________
4. Pendapatan keluarga per bulan (Bila belum berkeluarga, maka yang dimaksud adalah pendapatan pribadi perbulan) :a. < 200.000 c. 500.000-2.350.000 e. 3.500.00-5.000.000b. 200.000-500.000 d. 2.350.000-3.500.000 f. > 5.000.000
B. Perilaku Konsumsi Produk
1. Jenis makanan yang disenangi sebagai makanan ringan untuk bersantai:a. Roti d. Kue basah dan/keringb. Permen e. Kacang/snackc. Keripik f. Lainnya, sebutkan________
2. Jenis roti yang rata-rata disenangi oleh Anda : a. Roti tawar b. Roti manis (rasa coklat, mocca, keju, sarikaya, dll) c. Roti kering d. Lainnya, sebutkan________
3. Harga rata-rata roti yang biasa Anda beli per buah: a. Rp 500-1000 d. Rp 3100-4000b. Rp 1100-2000 e. Rp 4100-5000c. Rp 2100-3000 f. > Rp 5000
4. Bentuk kemasan roti yang biasa Anda beli : a. Roti tidak dibungkus/tanpa kemasan b. Roti dibungkus dengan kertas c. Roti dibungkus dengan plastik d. Lainnya, sebutkan________
5. Ukuran roti yang rata-rata Anda beli untuk dikonsumsi : a. Roti ukuran kecil/roti ’unyil’ b. Roti ukuran sedang c. Roti ukuran besar (seperti roti tawar) d. Lainnya, sebutkan_________
6. Lokasi/tempat pembelian roti yang biasa Anda datangi : a. Penjual roti keliling d. Di pabrik rotib. Di warung-warung e. Lainnya, sebutkan________c. Di toko roti khusus
7. Alasan Anda mengkonsumsi roti tertentu :a. Harga murah d. Mudah didapatb. Rasa enak e. Merek terkenalc. Bentuk menarik f. Lainnya, sebutkan________
86
Lanjutan lampiran 3. Kuesioner untuk konsumen
8. Seberapa sering Anda makan/mengkonsumsi roti setiap minggunya ? a. Tidak pernah d. 11 - 15 kalib. 1 - 5 kali e. 16 - 20 kalic. 6 - 10 kali f. Lainnya, sebutkan_________
9. Menurut anda, apakah makanan roti dapat dijadikan makanan pengganti nasi ?a. Ya c. Ragu-ragub. Tidak d. Lainnya, sebutkan_________
10. Rasa roti manis yang biasanya Anda sukai :a. Rasa coklat d. Rasa strawberryb. Rasa keju e. Rasa moccac. rasa srikaya f. Lainnya, sebutkan_________
11. Pada saat apa Anda paling sering mengkonsumsi roti/kue ?a. Sarapan c. Selinganb. Makan siang d. Lainnya, sebutkan________
12. Nama merek roti yang paling sering Anda konsumsi :a. Tan Ek Tjoan e. Holland Bakeryb. Swanish f. Bogor Permaic. Sari Roti g. Michelled. Buana Bakery h. Lainnya, sebutkan________
C. Elemen Bauran Pemasaran PETUNJUK : • Berikan tanda (X) pada jawaban yang sesuai dengan pilihan Anda.
TS : Tidak Setuju KS : Kurang Setuju N : NetralS : SetujuSS : Sangat Setuju
• Pertanyaan di bawah ini berkaitan dengan pendapat Anda sebagai konsumen produk Ibu Ratna Roti dan Kue
Variabel Produk
No. Uraian TS KS N S SS
1. Rasa memuaskan
2. Penampilan produk menarik
3. Macam rasa dan bentuk produk kurang bervariasi
4. Produk higienis
5. Persediaan produk kurang
6. Mutu produk tinggi (dilihat dari tekstur roti)
7. Pencantuman sertifikasi halal8. Ukuran roti terlalu kecil
Pencantuman komposisi, tanggal9. kadaluarsa, izin Depkes dan customer
service
Variabel Harga
No. Uraian TS KS N S SS1. Harga terjangkau2. Harga sesuai dengan kualitas produk
3.
4.
5.
Harga lebih murah dibandingkan merek lainMengkonsumsi merek lain lebih murah dengan kualitas yang lebih rendahPerlu ada potongan harga bila membeli dalam jumlah besar
87
Lanjutan lampiran 3. Kuesioner untuk konsumen
Variabel Promosi
No. Uraian TS KS N S SS1. Kemasan produk menarik
2.
3.
4.
5.
Merek Ibu Ratna merupakan merek yang familiar (terkenal)Anda akan merekomendasikan produk Ibu Ratna ke orang lainPerlu adanya promosi terhadap produk-produk Ibu RatnaPerlu memasang iklan pada media cetak maupun elektronik
6. Perlu mengikuti pameran untukberpromosiAnda membutuhkan informasi mengenai
7. produk-produk Ibu Ratna (misal : dalambentuk katalog produk)
Variabel Distribusi
No. Uraian TS KS N S SS1. Lokasi toko strategis2. Desain/layout toko menarik3. Kebersihan toko terjaga4. Pelayanan karyawan kurang memuaskan5. Penataan produk di etalase menarik6. Pemrosesan pesanan barang memuaskan7. Perlu membuka cabang
8.
9.
Perlu mengadakan armada pengecer kelilingPerlu menyediakan produk di banyak lokasi (toko-toko/supermarket)
Saran :
• Produk :
• Harga :
• Promosi :
• Distribusi :
~ Terima Kasih Atas Partisipasi Anda ~
88
Lampiran 4. Profil responden dan perilaku konsumsi produk
Variabel Jumlah % Variabel Jumlah %• Jenis kelamin • Bentuk kemasan roti
- Perempuan 23 77 - Roti tidak dibungkus 1 3- Laki-laki 7 23 - Roti dibungkus plastik 29 97
• Pendidikan terakhir • Ukuran roti yang dibeli- SLTP 1 3 - Roti kecil/unyil 4 13- SMU 16 53 - Roti sedang 20 67- Diploma 2 7 - Roti besar 6 20- Sarjana 9 30- Lainnya 2 7
• Pekerjaan • Lokasi/tempat pembelian- Pelajar/mahasiswa 7 23 roti- Ibu rumah tangga 2 7 - Penjual roti keliling 7 23- Pegawai negeri 2 7 - Di warung-warung 7 23- Pegawai swasta 5 17 - Di pabrik roti 2 7- Karyawan 11 36 - Di toko roti khusus 12 40- Belum bekerja 3 10 - Lainnya 2 7
• Pendapatan per bulan • Waktu mengkonsumsi- 200000-500000 7 23 roti- 500000-2350000 17 57 - Sarapan 13 43- 2350000-3500000 2 7 - Selingan 16 54- 3500000-5000000 3 10 - Lainnya 1 3- >5000000 1 3
• Jenis makanan untuk • Roti sebagai penggantibersantai nasi- Kacang/snack 5 17 - Ya 18 60- Roti 2 7 - Tidak 11 37- Permen 1 3 - Ragu-ragu 1 3- Keripik 6 20- Kue basah dan/ kering 15 50- Lainnya 1 3
• Jenis roti yang disenangi • Frekuensi mengkonsumsi- Roti tawar 4 13 roti- Roti manis 25 84 - 1-5 28 93- Lainnya 1 3 - 6-10 2 7
• Rasa roti manis yang • Merek roti yang palingdisukai sering dikonsumsi- Coklat 18 60 - Swanish 4 13- Mocca 1 3 - Bogor Permai 2 7- Srikaya 2 7 - Sari Roti 11 37- Keju 8 27 - Holland Bakery 1 3- Lainnya 1 3 - Lanny Bakery 1 3
- Bread Talk 1 3- Venuss 1 3- Rizqy Bakery 1 3- Ibu Ratna Roti dan 8 28
Kue• Harga rata-rata roti yang • Alasan mengkonsumsi
dibeli roti merek tertentu- 500-1000 6 20 - Harga murah 1 3- 1100-2000 10 33 - Rasa enak 22 74- 2100-3000 4 13 - Merek terkenal 1 3- 3100-4000 3 10 - Mudah didapat 4 14- 4100-5000 2 7 - Bentuk menarik 1 3- >5000 5 17 - Lainnya 1 3
89
Lampiran 5. Daftar agen Ibu Ratna Roti dan Kue
No. Nama Agen
1. Ngesti
2. Kantin MIPA IPB
3. Bintang Mart (Talang)
4. SMUN 7
5. SMP PGRI 18
6. Toko Pak Amir
7. Toko Dunia
8. Bang Kumis
9. Kak Elyta
10. Sinar Bogor Swalayan
11. Sinar Mart
12. Prisna Swalayan
13. Toko Dita
14. Toko Dara
15. Al-Irsyad
16. Toko Pak Bunyamin
17. Mia
18. Toko H. Ibrahim
19. Kantin Success
20. Toko Pak Cecep
21. Factory Outlet B’Bos
22. Koperasi Good Year
23. Pak Helmi
24. Sunarti
25. Yuspharin
26. PPIB
27. Pak Agus
90
Lampiran 6. Daftar toko roti/bakery yang ada di Bogor
No. Nama Toko Roti/Bakery
1. Bogor Modern Bakery
2. Delima Bakery
3. Dewi
4. Delicious
5. Elta Tan Ek Tjoan
6. Garuda Perus
7. Hero Bakery
8. Harum Sari
9. Ibu Yan Malada
10. Jumbo Modern Bakery
11. Lautan Toko
12. Lauw Toko
13. Meredian Bakery
14. Merdeka Toko
15. Mirah Steak House
16. Purnama
17. Singapore Bakery
18. Tunas
19. Elta Tan Ek Tjoan Coffee Shop
20. Maxim’s
21. Le Gitt
22. Jawara Bakery
23. Lulu Bakery
24. Julina Bakery
25. Marlene Bakery
26. Lanny
27. Selina
Sumber : www.bogor.indo.net.id, diolah (2006)
91
Lampiran 7. Kuesioner kepada pihak perusahaan
PENENTUAN BOBOT
Tujuan :
Mendapatkan penilaian para responden mengenai faktor-faktor
strategis
internal maupun eksternal, yaitu dengan cara pemberian bobot terhadap
seberapa
besar faktor strategis tersebut dapat mempengaruhi atau menentukan
keberhasilan
perusahaan.
Petunjuk Umum :
1. Pengisian kuesioner dilakukan secara tertulis oleh responden.
2. Jawaban merupakan pendapat pribadi dari masing-masing responden.
3. Dalam pengisian kuesioner, responden diharapkan untuk
melakukannya
secara sekaligus (tidak menunda) untuk menghindari
inkonsistensi
jawaban.
4. Responden berhak untuk menambahkan atau mengurangi hal-hal
yang
sudah tercantum dalam kuesioner ini, dengan responden lainnya
atau
dengan peneliti. Hal ini dibenarkan jika dilengkapi dengan alasan
yang
kuat.
Petunjuk Khusus :
1. Nilai diberikan pada perbandingan berpasangan antara 2 faktor
(vertikal-
horizontal) berdasarkan kepentingan atau pengaruhnya
terhadap
persaingan dalam industri roti dan kue pada Ibu Ratna Roti dan
Kue.
Untuk menentukan bobot setiap faktor digunakan skala 1, 2 dan 3
dengan
keterangan skala sebagai berikut :
Nilai 1 : Jika indikator vertikal kurang penting daripada indikator
horizontal
Nilai 2 : Jika indikator vertikal sama penting dengan indikator
horizontal
Nilai 3 : Jika indikator vertikal lebih penting daripada indikator
horizontal
2. Penentuan bobot merupakan pandangan masing-masing
responden
terhadap faktor-faktor strategis internal dan eksternal yang telah
ditinjau
dari keseluruhan perusahaan yang ada dalam industri roti dan kue.
Pemberian Bobot Faktor Internal
KETERANGANTekstur produk lebih lembut Keragaman produkHarga produk lebih murah Lokasi toko dan pabrik strategisInovasi produkMutu produk bersaingProduk telah
memiliki sertifikasi halal dari MUIKurangnya variasi rasa dan bentukTampilan produk pucat Promosi belum efektifJaringan distribusi yang
terbatasKuantitas produk yang tersedia terbatasTidak semua produk dipajang di showcase
TOTAL
A B C
D
E F
G
H
I J
K
L
M
A B C D E F G H I J K L M Total Bobot
93
Lanjutan lampiran 7. Kuesioner kepada pihak perusahaan
Pemberian Bobot Faktor Eksternal
KETERANGAN
Diversifikasi pasar Memperluas jaringanKemajuan teknologi dan informasi Kekuatan tawar menawar pembeli Tingkat persainganKondisi ekonomi yang tidak stabil
TOTAL
A B C D E F Total Bobot
A
B
C
D
E
F
94
Lanjutan lampiran 7. Kuesioner kepada pihak perusahaan
PENENTUAN RATING
Tujuan :
Mendapatkan penilaian para responden mengenai kemampuan Ibu
Ratna Roti dan Kue dalam menghadapi pengaruh faktor strategis
internal maupun eksternal yang dapat mempengaruhi keberhasilan
pengembangan perusahaan.
Petunjuk Umum :
1. Pengisian kuesioner dilakukan secara tertulis oleh responden.
2. Jawaban merupakan pendapat pribadi dari masing-masing responden.
3. Dalam pengisian kuesioner, responden diharapkan untuk
melakukannya
secara sekaligus (tidak menunda) untuk menghindari
inkonsistensi
jawaban.
4. Responden berhak untuk menambahkan atau mengurangi hal-hal
yang
sudah tercantum dalam kuesioner ini dengan alasan yang jelas dan
akurat.
5. Responden dapat saja memiliki pandangan yang berbeda mengenai
suatu
faktor dala kuesioner ini dengan responden lainnya ataupun
dengan
peneliti. Hal ini dibenarkan jika dilengkapi dengan alasan yang kuat.
Petunjuk Khusus :
1. Pemberian Nilai Peringkat Terhadap Kekuatan, Kelemahan, Peluang
dan Ancaman
Petunjuk pengisian :
• Pemberian nilai peringkat didasarkan pada kekuatan Ibu Ratna
Roti dan
Kue
• Pemberian peringkat berikut didasarkan pada keterangan berikut :
Nilai 1 : Jika faktor tersebut di bawah rata-rata yang dimiliki
perusahaan
Nilai 2 : Jika faktor tersebut rata-rata yang dimiliki perusahaan
Nilai 3 : Jika faktor tersebut di atas rata-rata yang dimiliki
perusahaan
Nilai 4 : Jika faktor tersebut superior yang dimiliki perusahaan
Pemberian rating masing-masing faktor strategi dilakukan dengan
memberikan
tanda silang ( X ) pada tingkat kepentingan (1-4) yang paling sesuai
menurut
responden.
95
Lanjutan lampiran 7. Kuesioner kepada pihak perusahaan
KEKUATAN 1 2 3 4
Tekstur produk lebih
lembut Keragaman produk
Harga produk lebih murah
Lokasi toko dan pabrik strategis
Inovasi produk
Mutu produk bersaing
Produk telah memiliki sertifikasi
halal dari MUI
KELEMAHAN 1 2 3 4
Kurangnya variasi rasa dan bentuk
Tampilan produk pucat
Promosi belum efektif
Jaringan distribusi terbatas
Kuantitas produk yang tersedia terbatas
Tidak semua produk dipajang di showcase
PELUANG 1 2 3 4
Diversifikasi pasar
Memperluas jaringan
Kemajuan teknologi dan informasi
ANCAMAN 1 2 3 4
Kekuatan tawar menawar pembeli
Tingkat persaingan
Kondisi ekonomi yang tidak stabil
96
Lanjutan lampiran 7. Kuesioner kepada pihak perusahaan
Penentuan Strategi Terpilih dengan Matriks
QSPM Tujuan :
Untuk menetapkan kemenarikan relatif (relative attractiveness) dari
alternatif-alternatif strategi yang terpilih melalui analisis matriks IE
guna menetapkan prioritas strategi mana yang dianggap paling
baik untuk diimplementasikan oleh Ibu Ratna Roti dan Kue dimasa yang akan
datang.
Alternatif strategi yang terpilih :
1. Meningkatkan kegiatan promosi yang dilakukan secara efektif dan efisien.
2. Memperbaiki, memodifikasi produk dan jasa yang sudah ada
dan
menciptakan produk baru yang lebih menarik baik dari segi rasa,
bentuk
atau jenis produk.
3. Menambah jumlah agen dan meningkatkan kuantitas produk
yang
ditawarkan.
Petunjuk pengisian :
Tentukan Attractive Score (AS) atau daya tarik dari masing-masing
faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang
dan ancaman) untuk masing-masing alternatif strategi sebagaimana
tersebut di atas dengan memberi tanda (X) pada pilihan yang sesuai.
Pilihan Attractive Score (AS) pada isian berikut ini terdiri dari :
1 = Tidak Menarik
2 = Agak Menarik
3 = Menarik
4 = Sangat Menarik
97
Lanjutan lampiran 7. Kuesioner kepada pihak perusahaan
Penentuan AS (Attractive Score)
Faktor-faktor Sukses
Kritis
Kekuatan :Tekstur produk lebih lembut Keragaman produkHarga produk lebih murah Lokasi toko dan pabrik strategisInovasi produkMutu produk bersaing Produk telah memiliki sertifikasi halal dari MUI
Kelemahan :Kurangnya variasi rasa dan bentukTampilan produk pucat Promosi belum efektifJaringan distribusi yang terbatasKuantitas produk yang tersedia terbatasTidak semua produk dipajang di showcase
Peluang :Diversifikasi pasar Memperluas jaringanKemajuan teknologi dan informasi
Ancaman :Kekuatan tawar-menawar pembeliTingkat persainganKondisi ekonomi yang tidak stabil
Alternatif StrategiStrategi I Strategi II Strategi III
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
98
Lampiran 8. Pemberian bobot untuk matriks IFE
Faktor Strategi Internal
Kekuatan :1. Tekstur produk lebih lembut2. Keragaman produk3. Harga produk lebih murah4. Lokasi toko dan pabrik strategis5. Inovasi produk6. Mutu produk bersaing7. Sertifikasi halal dari MUI Kelemahan :1. Kurangnya variasi rasa dan
bentuk2. Tampilan produk pucat3. Promosi belum efektif4. Jaringan distribusi terbatas 5. Kuantitas produk yang
tersedia terbatas6. Tidak semua produk dipajang
di showcase
RESPONDEN1 2 3
0.07 0.09 0.10.07 0.08 0.10.06 0.04 0.080.08 0.07 0.1
0.07 0.07 0.10.1 0.09 0.10.04 0.04 0.04
0.08 0.08 0.07
0.07 0.09 0.080.1 0.1 0.070.1 0.1 0.060.08 0.08 0.06
0.08 0.07 0.04
Rata-rata
0.090.080.060.08
0.080.10.04
0.08
0.080.090.090.07
0.06
99
Lampiran 9. Pemberian rating untuk matriks IFE
Faktor Strategi Internal
Kekuatan :1. Tekstur produk lebih lembut2. Keragaman produk3. Harga produk lebih murah4. Lokasi toko dan pabrik strategis5. Inovasi produk6. Mutu produk bersaing7. Sertifikasi halal dari MUI Kelemahan :1. Kurangnya variasi rasa dan
bentuk2. Tampilan produk pucat3. Promosi belum efektif4. Jaringan distribusi terbatas5. Kuantitas produk yang tersedia
terbatas6. Tidak semua produk dipajang di
showcase
RESPONDEN1 2 3
4 3 43 2 24 4 34 3 44 2 23 2 44 4 4
2 1 1
2 1 11 2 11 2 1
2 1 2
1 1 1
Rata-rata
3.672.333.673.672.67
34
1.33
1.331.331.331.67
1
100
Lampiran 10. Pemberian bobot untuk matriks EFE
Faktor Strategi Eksternal
Peluang :1. Diversifikasi pasar2. Memperluas jaringan3. Kemajuan teknologi dan
informasi Ancaman :1. Kekuatan tawar-menawar
pembeli2. Tingkat persaingan3. Kondisi ekonomian yang tidak
stabil
RESPONDEN1 2 3
0.18 0.15 0.250.17 0.15 0.150.18 0.11 0.18
0.14 0.17 0.1
0.18 0.2 0.170.15 0.22 0.15
Rata-rata
0.190.160.16
0.14
0.180.17
101
Lampiran 11. Pemberian rating untuk matriks EFE
Faktor Strategi Eksternal
Peluang :1. Diversifikasi pasar2. Memperluas jaringan3. Kemajuan teknologi dan
informasi Ancaman :1. Kekuatan tawar-menawar
pembeli2. Tingkat persaingan3. Kondisi ekonomian yang tidak
stabil
RESPONDEN1 2 3
4 3 33 2 43 2 3
2 2 2
2 1 2
2 1 2
Rata-rata
3.333
2.67
2
1.671.67
102
Lampiran 12. Attractiveness Score untuk QSPM
Faktor-faktor Sukses Kritis Kekuatan :1. Tekstur produk lebih lembut2. Keragaman produk3. Harga produk lebih murah4. Lokasi toko dan pabrik yang strategis5. Inovasi produk6. Mutu produk bersaing7. Produk telah memiliki sertifikasi
halal dari MUIKelemahan :1. Kurangnya variasi rasa dan bentuk2. Tampilan produk pucat3. Promosi belum efektif4. Jaringan distribusi yang terbatas5. Kuantitas produk yang tersedia
terbatas6. Tidak semua produk dipajang di
showcasePeluang :1. Diversifikasi pasar2. Memperluas jaringan3. Kemajuan teknologi dan informasi Ancaman :1. Kekuatan tawar-menawar pembeli2. Tingkat persaingan3. Kondisi ekonomi yang tidak stabil
Strategi I Strategi II
3 43.33 43.67 2
3 2.33
4 33 3
4 4
3.67 3.672.33 3.67
4 23.67 2
2.67 2
3.33 2
3.67 2.333.67 2.33
3 1.67
2.33 33 2
1.67 2
Strategi III
2.333.333.333.33
22.67
4
3.3323
3.67
4
4
44
3.33
33.672.67