Bahan Sosialisasi Panduan Nomor Statistik

43
SOSIALISASI PANDUAN SOSIALISASI PANDUAN PENYUSUNAN NOMOR STATISTIK PENYUSUNAN NOMOR STATISTIK LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM BAGIAN PERENCANAAN DAN DATA DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM DEPARTEMEN AGAMA R.I TAHUN 2009

description

Gov Documents

Transcript of Bahan Sosialisasi Panduan Nomor Statistik

Page 1: Bahan Sosialisasi Panduan Nomor Statistik

SOSIALISASI PANDUANSOSIALISASI PANDUANPENYUSUNAN NOMOR STATISTIKPENYUSUNAN NOMOR STATISTIK

LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAMLEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM

BAGIAN PERENCANAAN DAN DATADIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM

DEPARTEMEN AGAMA R.I TAHUN 2009

Page 2: Bahan Sosialisasi Panduan Nomor Statistik

LATAR BELAKANGLATAR BELAKANG Perlunya peningkatan tata kelola dan

administrasi di lingkungan Dep. Agama, yang meliputi bidang kelembagaan, ketatalaksanaan, ketenagaan, serta sarana dan prasarana.

Pesatnya perkembangan lembaga pendidikan Islam.

Terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan.

Makin maraknya pemekaran wilayah baik pada tingkat provinsi maupun kabupaten/kota di sebagian wilayah Indonesia.

Perlu dilakukan penyesuaian dan penggantian terhadap panduan penyusunan Nomor Statistik Lembaga Pendidikan Islam yang ada selama ini.

Page 3: Bahan Sosialisasi Panduan Nomor Statistik

DASAR HUKUMDASAR HUKUM

UU No. 20 Thn 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

PP RI No. 27, 28 dan 29 Thn 1990 tentang Pendidikan Prasekolah, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.

PP RI No. 19 Thn 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

PP RI No. 55 Thn 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan.

Keppres No. 49 Thn 2002 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Instansi Vertikal Departemen Agama.

KMA RI No. 37 Thn 2000 tentang Petunjuk Organisasi Departemen Agama.

Page 4: Bahan Sosialisasi Panduan Nomor Statistik

DASAR HUKUMDASAR HUKUM

KMA RI No. 3 Thn 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Agama.

SK Dirjen Pendidikan Islam No. DJ.I/456A/2008 tentang Panduan Penyusunan Nomor Statistik Lembaga Pendidikan Islam

Page 5: Bahan Sosialisasi Panduan Nomor Statistik

TUJUANTUJUAN

Tujuan penyusunan Nomor Statistik LembagaPendidikan Islam adalah : Meningkatkan tata kelola dan tertib

administrasi bagi lembaga-lembaga pendidikan Islam.

Membedakan antara satu lembaga pendidikan Islam dengan lembaga lainnya.

Memudahkan dalam pengelolaan database lembaga pendidikan Islam.

Memudahkan dalam pemeriksaan peta lokasi suatu lembaga pendidikan Islam.

Page 6: Bahan Sosialisasi Panduan Nomor Statistik

STRUKTUR ORGANISASI DITJEN STRUKTUR ORGANISASI DITJEN PENDIDIKAN ISLAMPENDIDIKAN ISLAM

DIREKTORATJENDERAL

PENDIDIKAN ISLAM

SEKRETRARIAT

DIREKTORATPENDIDIKANMADRASAH

DIREKTORATPEND. DINIYAH

& PONTREN

DIREKTORATPAI PADASEKOLAH

DIREKTORATPENDIDIKAN

TINGGI ISLAM

Page 7: Bahan Sosialisasi Panduan Nomor Statistik

PETA PENDIDIKAN ISLAMPETA PENDIDIKAN ISLAM

Paket A,Paket B,WajarDikdas

SalafiyahUla danWustha

Pengajian Kitab Ibtidai &

Tsanawi

PAUD RA Diniyah Athfal

Dasar MI, MTsDiniyah Ula,

Diniyah Wustha

DT Awaliyah, DT Wustha

Ma'had Takhassus

Menengah MA, MA Ket. Paket C Diniyah Ulya DT Ulya MuadalahPengajian Kitab Ulya

Non/In-Formal Tanpa

Jenjang Formal

Non/In-Formal

Tinggi PT Islam Ma'had Aly DT Aly

Majelis Taklim, TKQ, TQA, TPQ, dll

Formal Non/In-Formal

Formal Non/In-Formal

Berjenjang

Pendidikan Umum Berciri Islam

Pendidikan Keagamaan Islam

Diniyah Pondok Pesantren

Jenjang

Jenis

Page 8: Bahan Sosialisasi Panduan Nomor Statistik

PERBEDAAN ANTARA NSM LAMA PERBEDAAN ANTARA NSM LAMA DENGAN NSM BARUDENGAN NSM BARU

I. Jenis Lembaga Pendidikan Yang Dicakup

A. NSM Lama

◦ RA, MI, MTs, MA, Madrasah Diniyah dan Pondok Pesantren.

B. NSM Baru

◦ Lembaga pendidikan umum berciri khas Islam, yang terdiri dari RA, MI, MTs, MA, Universitas Islam, Institut Agama Islam, Sekolah Tinggi Agama Islam, dan Fakultas Agama Islam pada Perguruan Tinggi Umum Swasta.

Page 9: Bahan Sosialisasi Panduan Nomor Statistik

PERBEDAAN ANTARA NSM LAMA PERBEDAAN ANTARA NSM LAMA DENGAN NSM BARUDENGAN NSM BARU

B. NSM Baru◦ Lembaga pendidikan diniyah jalur formal,

yang terdiri dari Diniyah Athfal, Diniyah Ula, Diniyah Wustha, Diniyah Ulya, Ma’had Aly.

◦ Lembaga pendidikan diniyah jalur non-formal berjenjang, yang terdiri dari Diniyah Takmiliyah Awaliyah, Diniyah Takmiliyah Wustha, Diniyah Takmiliyah Ulya dan Diniyah Takmiliyah Aly.

◦ Lembaga pendidikan diniyah jalur non-formal tanpa jenjang, yang terdiri dari TKQ, TQA, TPQ, dan Majelis Taklim.

◦ Lembaga Pondok Pesantren.

Page 10: Bahan Sosialisasi Panduan Nomor Statistik

PERBEDAAN ANTARA NSM LAMA PERBEDAAN ANTARA NSM LAMA DENGAN NSM BARUDENGAN NSM BARU

II. Sistematika Penyusunan Nomor StatistikKODE NSM LAMA NSM BARU KETERANGAN

Kode Jenis Lembaga

2 digit 3 digitSemakin banyaknya jenislembaga yang dicakup

Kode Status Lembaga

1 digit 1 digit

Kode Provinsi 2 digit 2 digit

Kode Kab/ Kota 2 digit 2 digit

Kode Kecamatan 2 digit -

Untuk meminimalisir pengaruhpemekaran wilayah kecamatan

terhadap susunan nomorstatistik

Nomor Urut 3 digit 4 digitUntuk mengantisipasi jumlah lembaga di satu kabupaten

mencapai angka ribuan

JUMLAH 12 digit 12 digit

Page 11: Bahan Sosialisasi Panduan Nomor Statistik

Nomor Statistik PAUD (NSPAUD) merupakan nomor identitas bagi lembaga PAUD, yaitu Raudhatul Athfal (RA) dan Diniyah Athfal (DA).

Nomor Statistik Madrasah (NSM) merupakan nomor identitas bagi Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA).

Nomor Statistik Diniyah Formal (NSDF) merupakan nomor identitas bagi Diniyah Ula (DU), Diniyah Wustha (DW) dan Diniyah Ulya (DUy).

Nomor Statistik Diniyah Takmiliyah (NSDT) merupakan nomor identitas bagi Diniyah Takmiliyah Awwaliyah (DTAw), Diniyah Takmiliyah Wustha (DTW) dan Diniyah Takmiliyah Ulya (DTUy).

PENGERTIAN ISTILAHPENGERTIAN ISTILAH

Page 12: Bahan Sosialisasi Panduan Nomor Statistik

PENGERTIAN ISTILAHPENGERTIAN ISTILAH Nomor Statistik Pendidikan al-Qur’an

(NSPQ) merupakan nomor identitas bagi Taman Kanak-Kanak al-Qur’an (TKQ) dan Ta’limul Qur’an lil ’Aulad (TQA) dan Taman Pendidikan al-Qur’an (TPQ).

Nomor Statistik Majelis Taklim (NSMT) merupakan nomor identitas bagi Majelis Taklim.

Nomor Statistik Pondok Pesantren (NSPP) merupakan nomor identitas bagi Pondok Pesantren.

Nomor Statistik Pendidikan Tinggi Islam (NSPTI) merupakan nomor identitas bagi lembaga pendidikan tinggi Islam, terdiri dari UIN, IAIN, STAIN, PTAIS, Fakultas PAI pada PTU Swasta, Ma’had Aly dan Diniyah Takmiliyah Aly.

Page 13: Bahan Sosialisasi Panduan Nomor Statistik

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Kode Jenis Lembaga

Kode Status Lembaga

KodeProvinsi

Kode Kabupaten/ Kota

Nomor UrutLembaga

SISTEMATIKA PENOMORANSISTEMATIKA PENOMORAN

I. Lembaga Pendidikan Umum Berciri Khas Islam

dan Pendidikan Diniyah

Page 14: Bahan Sosialisasi Panduan Nomor Statistik

Kode Jenis Lembaga (kotak ke-1, 2, dan 3), diisi dengan kode:

101= Rudhatul Athfal (RA)

111= Madrasah Ibtidaiyah (MI)

121= Madrasah Tsanawiyah (MTs)

131= Madrasah Aliyah (MA)

141= Universitas Islam

142= Institut Agama Islam

143= Sekolah Tinggi Agama Islam

144= Fakultas Agama Islam pada PTU Swasta

201= Diniyah Athfal (DA)

211= Diniyah Ula (DU) 311= Diniyah Takmiliyah Awwaliyah (DTA)

221= Diniyah Wustha (DW) 321= Diniyah Takmiliyah Wustha (DTW)

231= Diniyah Ulya (DUy) 331= Diniyah Takmiliyah Ulya (DTUy)

241= Ma’had Aly (MAy) 341= Diniyah Takmiliyah Aly (DTAy)

401= Taman Kanak-Kanak al-Qur’an (TKQ)

411= Taman Pendidikan al-Qur’an (TPQ)

421= Ta’limul Qur’an lil ’Aulad (TQA)

431= Majelis Taklim

Page 15: Bahan Sosialisasi Panduan Nomor Statistik

Kode Status Lembaga (kotak ke-4), diisi dengan kode:

1 = Negeri 2 = Swasta

Kode Provinsi (kotak ke-5 dan 6)

Kode Kabupaten/Kota (kotak ke-7 dan 8)

Nomor Urut Lembaga (kotak ke-9 sampai 12)

Page 16: Bahan Sosialisasi Panduan Nomor Statistik

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

KodePesantren

Kode Pengajian

Kitab

KodeProvinsi

Kode Kabupaten/ Kota

Nomor UrutLembaga

SISTEMATIKA PENOMORANSISTEMATIKA PENOMORAN

II. Lembaga Pendidikan Pondok Pesantren

KodeMuadalah

Kode Pendidikan Kesetaraan

Page 17: Bahan Sosialisasi Panduan Nomor Statistik

Kode Pondok Pesantren (kotak ke-1), diisi dengan kode:

5 = Pondok Pesantren

Kode Keberadaan Program Pengajian Kitab (Ibtidai, Tsanawi, Ulya,

dan Ma’had Takhassus) yang diselenggarakan oleh pondok

pesantren (kotak ke- 2), diisi dengan kode:

0 = Tidak Ada 1 = Ada

Kode Keberadaan Program Muadalah yang diselenggarakan oleh

pondok pesantren (kotak ke- 3), diisi dengan kode:

0 = Tidak Ada 2 = Ada

Kode Keberadaan Program Pendidikan Kesetaraan (Wajar Dikdas Salafiyah

Ula/Wustha, Paket A, Paket B dan Paket C) yang diselenggarakan oleh pondok

pesantren (kotak ke- 3), diisi dengan kode:

0 = Tidak Ada 3 = Ada

Kode Provinsi (kotak ke-5 dan 6)

Kode Kabupaten/Kota (kotak ke-7 dan 8)

Nomor Urut Lembaga (kotak ke-9 sampai 12)

Page 18: Bahan Sosialisasi Panduan Nomor Statistik

PENANGGUNG JAWAB PENANGGUNG JAWAB PENYUSUNAN NOMOR STATISTIKPENYUSUNAN NOMOR STATISTIK1. Kepala Kantor Departemen Agama Kab./Kota

dengan dibantu oleh:• Kepala Seksi Mapenda/Kependais/TOS

untuk lembaga RA, MI dan MTs.• Kepala Seksi Pekapontren/Kependais/TOS

untuk lembaga Diniyah Athfal, Diniyah Ula, Diniyah Wustha, Diniyah Takmiliyah Awwaliyah, Diniyah Takmiliyah Wustha, Pondok Pesantren (termasuk pengajian kitab, muadalah, ma’had takhassus dan pendidikan kesetaraan), TKQ, TPQ, TQA dan Majelis Taklim.

Page 19: Bahan Sosialisasi Panduan Nomor Statistik

PENANGGUNG JAWAB PENANGGUNG JAWAB PENYUSUNAN NOMOR STATISTIKPENYUSUNAN NOMOR STATISTIK2. Kepala Kantor Wilayah Dep. Agama Provinsi

dengan dibantu oleh: Kepala Bidang Mapenda/Kependais/TOS

untuk lembaga MA. Kepala Bidang Pekapontren/Kependais/TOS

untuk lembaga Diniyah Ulya dan Diniyah Takmiliyah Ulya.

Page 20: Bahan Sosialisasi Panduan Nomor Statistik

PENANGGUNG JAWAB PENANGGUNG JAWAB PENYUSUNAN NOMOR STATISTIKPENYUSUNAN NOMOR STATISTIK

3. Direktorat Pendidikan Tinggi Islam untuk UIN, IAIN, STAIN, PTAIS, dan Fakultas Agama Islam pada PTU Swasta di seluruh wilayah Indonesia.

4. Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren untuk Ma’had Aly dan Diniyah Takmiliyah Aly di seluruh wilayah Indonesia.

Page 21: Bahan Sosialisasi Panduan Nomor Statistik

PENANGGUNG JAWAB PENANGGUNG JAWAB PENYUSUNAN NOMOR STATISTIKPENYUSUNAN NOMOR STATISTIK

PENANGGUNG JAWAB DIBANTU OLEH JENIS LEMBAGA

RA

MI

MTs

Diniyah Athfal

Diniyah Ula

Diniyah Wustha

Diniyah Takmiliyah Awwaliyah

Diniyah Takmiliyah Wustha

Pondok Pesantren

TKQ

TPQ

TQA

Majelis Taklim

Kepala BidangMapenda/Kependais

MA

Diniyah Ulya

Diniyah Takmiliyah Ulya

UIN/IAIN/STAIN

PTAIS

Fak. Agama Islam pada PTU

Ma'had Aly

Diniyah Takmiliyah Aly Bagian Perencanaan dan Data

Kepala SeksiPekapontren/Kependais

Kepala KandepagKabupaten/ Kota

Kepala KanwilDepag Provinsi

Direktur PendidikanTinggi Islam

Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren

Kepala SeksiMapenda/Kependais

Kepala BidangPekapontren/Kependais

Bagian Perencanaan dan Data

Page 22: Bahan Sosialisasi Panduan Nomor Statistik

Contoh I :Contoh I :Penyusunan NSPAUD RA Al Makmur di Kabupaten Penyusunan NSPAUD RA Al Makmur di Kabupaten Aceh Selatan, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam:Aceh Selatan, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam:

1. Tiga kotak pertama (kotak ke-1 s/d 3) diisi kode jenis lembaga. Kode lembaga RA adalah “101”

2. Kotak ke-4 diisi kode status lembaga. Status semua RA adalah swasta, sehingga kodenya adalah “2”

3. Kotak ke-5 dan 6 diisi kode provinsi. Kode untuk provinsi Nanggroe Aceh DarussalamNanggroe Aceh Darussalam adalah “11”

4. Kotak ke-7 dan 8 diisi kode kabupaten/kota. Kode kabupaten/kota untuk Kab. Aceh Selatan adalah “01”

5. Empat kotak terakhir (kotak ke-9 s/d 12) diisi sesuai dengan nomor urut lembaga yang bersangkutan. Misalnya urutannya adalah 32, ditulis menjadi “0032”

6. Dari langkah diatas, diperoleh NSPAUD untuk RA Al Makmur tersebut adalah :

1 0 1 2 1 1 0 1 0 0 3 2

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Page 23: Bahan Sosialisasi Panduan Nomor Statistik

Contoh II :Contoh II :Penyusunan NSPP untuk Pondok Pesantren Nurul Penyusunan NSPP untuk Pondok Pesantren Nurul Huda di Kab. Aceh Selatan, Provinsi Nanggroe Aceh Huda di Kab. Aceh Selatan, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam:Darussalam:

1. Kotak pertama (kotak ke-1) diisi kode jenis lembaga. Kode lembaga Pesantren adalah “5”

2. Kotak ke-2 diisi kode keberadaan program pengajian kitab (Ibtidai, Tsanawi, Ulya, dan Ma’had Takhassus) yang diselenggarakan oleh pondok pesantren. Misalnya PP Nurul Huda ini menyelenggarakan program Pengajian Kitab (Ibtidai, Tsanawi, Ulya, dan Ma’had Takhassus), maka kode yang dipilih adalah ”1”

3. Kotak ke-3 diisi kode keberadaan program Muadalah yang diselenggarakan oleh pondok pesantren. Misalnya PP Nurul Huda ini tidak menyelenggarakan program Muadalah, maka kode yang dipilih adalah ”0”

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Page 24: Bahan Sosialisasi Panduan Nomor Statistik

4. Kotak ke-4 diisi kode keberadaan program Pendidikan Kesetaraan (Wajar Dikdas Salafiyah Ula/Wustha, Paket A, Paket B, dan Paket C) yang diselenggarakan oleh pondok pesantren. Misalnya PP Nurul Huda ini menyelenggarakan program Paket A dan Paket B, maka kode yang dipilih adalah ”3”

5. Kotak ke-5 dan 6 diisi kode provinsi. Kode untuk provinsi Nanggroe Aceh DarussalamNanggroe Aceh Darussalam adalah “11”

6. Kotak ke-7 dan 8 diisi kode kabupaten/kota. Kode kabupaten/kota untuk Kab. Aceh Selatan adalah “01”

7. Empat kotak terakhir (kotak ke-9 s/d 12) diisi sesuai dengan nomor urut lembaga yang bersangkutan. Misalnya urutannya adalah 7, ditulis menjadi “0007”

8. Dari langkah diatas, diperoleh NSPP untuk PP Nurul Huda tersebut adalah :

5 1 0 3 1 1 0 1 0 0 0 7

Page 25: Bahan Sosialisasi Panduan Nomor Statistik

PENJELASAN TAMBAHANPENJELASAN TAMBAHANSURAT KEPUTUSAN SURAT KEPUTUSAN

DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAMDIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAMNOMOR DJ.I/456A/2008NOMOR DJ.I/456A/2008

TENTANGTENTANGPENYUSUNAN NOMOR STATISTIKPENYUSUNAN NOMOR STATISTIK

LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAMLEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM

BAGIAN PERENCANAAN DAN DATADIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM

DEPARTEMEN AGAMA R.I TAHUN 2009

Page 26: Bahan Sosialisasi Panduan Nomor Statistik

WAKTU PENYUSUNAN & WAKTU PENYUSUNAN & SOSIALISASI NOMOR STATISTIKSOSIALISASI NOMOR STATISTIK Proses penyusunan dan penetapan nomor

statistik dilakukan sejak tanggal ditetapkannya SK Dirjen Pendidikan Islam No. DJ.I/456A/2008 tentang Panduan Penyusunan Nomor Statistik Lembaga Pendidikan Islam, yaitu tanggal 23 Desember 2008 s/d 31 Desember 2009.

Sosialisasi nomor statistik kepada seluruh lembaga pendidikan Islam mulai tanggal 2 Januari s/d 30 April 2010.

Penyampaian laporan daftar nomor statistik lembaga pendidikan Islam kepada Ditjen Pendidikan Islam (Bagian Perencanaan dan Data) selambat-lambatnya tanggal 30 Juni 2010, dengan menggunakan format tabel yang ditetapkan.

Page 27: Bahan Sosialisasi Panduan Nomor Statistik

MASA BERLAKU NOMOR MASA BERLAKU NOMOR STATISTIK BARUSTATISTIK BARU Nomor statistik lembaga pendidikan Islam,

mulai diberlakukan secara resmi pada awal TP 2010-2011 (per tanggal 1 Juli 2010).

Nomor statistik ini berlaku secara permanen selama lembaga pendidikan yang bersangkutan masih aktif.

Page 28: Bahan Sosialisasi Panduan Nomor Statistik

PEMBERIAN NOMOR STATISTIK PEMBERIAN NOMOR STATISTIK LEMBAGA BARULEMBAGA BARU Apabila terdapat lembaga pendidikan Islam

yang baru berdiri, maka unit penanggungjawab berkewajiban untuk memberikan nomor statistik bagi lembaga pendidikan tersebut.

Pemberian nomor statistik dapat dilakukan apabila lembaga pendidikan yang baru tersebut sudah memperoleh ijin operasional dari Dep. Agama.

Penyampaian laporan kepada Ditjen Pendidikan Islam (Bagian Perencanaan dan Data) tentang pemberian nomor statistik baru yang disebabkan adanya lembaga pendidikan yang baru berdiri, selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah proses pemberian nomor statistik, dengan menggunakan format tabel yang ditetapkan.

Page 29: Bahan Sosialisasi Panduan Nomor Statistik

PENUTUPAN LEMBAGAPENUTUPAN LEMBAGA Apabila terdapat lembaga pendidikan yang

tutup, maka unit penanggungjawab berhak untuk mencabut dan menghapus nomor statistik yang sudah diberikan kepada lembaga tersebut.

Nomor statistik yang sudah dicabut dan dihapus itu tidak dapat dipergunakan oleh lembaga lain.

Jika suatu saat lembaga tersebut memutuskan untuk beroperasional kembali, maka lembaga itu harus mengajukan perijinan kembali kepada Dep. Agama dan akan mendapat nomor statistik baru.

Penyampaian laporan tentang penghapusan nomor statistik kepada Ditjen Pendidikan Islam (Bagian Perencanaan dan Data), selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah proses penghapusan, dengan menggunakan format tabel yang ditetapkan.

Page 30: Bahan Sosialisasi Panduan Nomor Statistik

PENGGABUNGAN (MERGER) PENGGABUNGAN (MERGER) LEMBAGALEMBAGA Apabila terdapat dua atau lebih lembaga

pendidikan sejenis yang melakukan penggabungan (merger), maka unit penanggungjawab berhak untuk menetapkan nomor statistik yang dipertahankan, dalam hal ini adalah nomor statistik lembaga induk.

Lembaga induk diputuskan berdasarkan kesepakatan dari lembaga-lembaga pendidikan yang merger.

Selanjutnya, unit penanggungjawab berhak untuk mencabut dan menghapus nomor statistik dari lembaga-lembaga lain (lembaga non-induk).

Nomor statistik yang sudah dicabut dan dihapus itu tidak dapat dipergunakan oleh lembaga lain.

Page 31: Bahan Sosialisasi Panduan Nomor Statistik

PENGGABUNGAN (MERGER) PENGGABUNGAN (MERGER) LEMBAGALEMBAGA

Jika suatu saat lembaga pendidikan yang merger tersebut memutuskan untuk beroperasional kembali secara terpisah (berdiri sendiri), maka lembaga itu harus mengajukan perijinan kembali kepada Dep. Agama dan akan mendapat nomor statistik baru.

Penyampaian laporan kepada Ditjen Pendidikan Islam (Bagian Perencanaan dan Data) tentang penetapan nomor statistik lembaga induk dan penghapusan nomor statistik lembaga non-induk, selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah proses penghapusan, dengan menggunakan format tabel yang ditetapkan.

(lanjutan)

Page 32: Bahan Sosialisasi Panduan Nomor Statistik

PERUBAHAN NOMOR STATISTIKPERUBAHAN NOMOR STATISTIK Nomor statistik yang sudah diberikan

kepada lembaga pendidikan masih mungkin mengalami perubahan.

Perubahan nomor statistik harus dilakukan oleh unit penanggungjawab dan tetap berpedoman pada sistematika penyusunan nomor statistik yang sudah disusun oleh Ditjen Pendidikan Islam.

Setidaknya ada 2 alasan yang bisa menjadi dasar untuk melakukan perubahan nomor statistik, yaitu: 1. Perubahan Status Lembaga (penegerian lembaga; atau alih status PTAIN)2. Pemekaran Wilayah (Provinsi; Kabupaten/Kota)

Page 33: Bahan Sosialisasi Panduan Nomor Statistik

1. Perubahan Status Lembaga1. Perubahan Status Lembaga Apabila terjadi perubahan status lembaga,

maka unit penanggungjawab berkewajiban untuk melakukan perubahan nomor statistik bagi lembaga pendidikan tersebut.

Unit penanggungjawab berhak untuk mencabut dan menghapus nomor statistik lama lembaga tersebut.

Nomor statistik yang sudah dicabut dan dihapus itu tidak dapat dipergunakan oleh lembaga lain.

Penyampaian laporan kepada Ditjen Pendidikan Islam (Bagian Perencanaan dan Data) tentang terjadinya perubahan nomor statistik lembaga, selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah proses perubahan, dengan menggunakan format tabel yang ditetapkan.

Page 34: Bahan Sosialisasi Panduan Nomor Statistik

2. Pemekaran Wilayah (1)2. Pemekaran Wilayah (1) Salah satu unsur yang digunakan untuk

membentuk nomor statistik lembaga pendidikan Islam adalah kode wilayah. Kode wilayah yang digunakan adalah yang disusun oleh Depdagri dan BPS.

Apabila terjadi pemekaran wilayah, maka unit penanggungjawab tidak berkewajiban untuk melakukan perubahan terhadap nomor statistik lembaga-lembaga pendidikan yang masih menjadi binaan wilayah induk.

Nomor statistik yang berlaku bagi lembaga-lembaga pendidikan yang masih menjadi binaan wilayah induk adalah nomor statistik yang sudah disusun sebelumnya (tetap).

Page 35: Bahan Sosialisasi Panduan Nomor Statistik

2. Pemekaran Wilayah (2)2. Pemekaran Wilayah (2) Bagi lembaga pendidikan Islam yang

setelah terjadi pemekaran wilayah masuk ke wilayah baru, maka unit penanggungjawab berkewajiban untuk melakukan perubahan nomor statistik bagi lembaga-lembaga pendidikan tersebut.

Akan tetapi proses perubahan nomor statistik ini baru dapat dilakukan setelah Ditjen Pendidikan Islam melakukan penyempurnaan susunan kode wilayah sesuai dengan kode wilayah yang dikeluarkan oleh Dedagri dan BPS.

Sebelum ada penyesuaian kode wilayah yang baru, maka nomor statistik yang berlaku adalah nomor statistik yang sudah disusun sebelumnya.

Page 36: Bahan Sosialisasi Panduan Nomor Statistik

2. Pemekaran Wilayah (3)2. Pemekaran Wilayah (3) Perubahan nomor statistik lembaga

pendidikan Islam harus tetap berpedoman kepada sistematika penyusunan nomor statistik yang telah disusun oleh Ditjen Pendidikan Islam.

Unit penanggungjawab berhak untuk mencabut dan menghapus nomor statistik lama lembaga-lembaga tersebut.

Nomor statistik yang sudah dicabut dan dihapus itu tidak dapat dipergunakan oleh lembaga lain.

Penyampaian laporan kepada Ditjen Pendidikan Islam (Bagian Perencanaan dan Data) tentang terjadinya perubahan nomor statistik lembaga, selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah proses perubahan, dengan menggunakan format tabel yang ditetapkan.

Page 37: Bahan Sosialisasi Panduan Nomor Statistik

Contoh I :Contoh I :Perubahan Nomor Statistik untuk Madrasah AliyahPerubahan Nomor Statistik untuk Madrasah Aliyah

Misal : MAS Persiapan Negeri Karimun di Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau pada awalnya memiliki nomor statistik ”131221020009”, dengan keterangan:

”131” = kode MA (digit ke-1 s/d 3) ”2” = kode status lembaga swasta (digit

ke-4) ”21” = kode Provinsi Kep. Riau (digit ke-5

& 6) ”02” = kode Kabupaten Karimun (digit

ke-7 & 8) ”0009” = nomor urut lembaga (digit ke-9

s/d 12)

Apabila suatu saat madrasah tersebut dinegerikan dan misalnya berganti nama menjadi MAN Karimun, maka Kanwil Depag Prov. Kep. Riau sebagai unit penanggungjawab, berkewajiban untuk merubah nomor statistik madrasah tersebut dengan langkah sebagai berikut:

Page 38: Bahan Sosialisasi Panduan Nomor Statistik

1. Kode jenis lembaga untuk MA (digit ke-1 s/d 3) adalah “131”.

2. Kode status lembaga negeri (digit ke-4) adalah “1”.3. Kode Provinsi Kep. Riau (digit ke-5 & 6) adalah “21”.4. Kode Kabupaten Karimun (digit ke-7 & 8) adalah “02”.5. Nomor urut lembaga (digit ke-9 s/d 12). Misalnya:

nomor urut terakhir untuk MA Negeri di Kab. Karimun Provinsi Kepulauan Riau adalah “0003”, maka nomor urut untuk MAN Karimun adalah nomor urut berikutnya, yaitu ”0004”.

6. Dari langkah-langkah diatas, diperoleh nomor statistik untuk MAN Karimun yang baru tersebut adalah :

1 3 1 1 2 1 0 2 0 0 0 4

Page 39: Bahan Sosialisasi Panduan Nomor Statistik

Contoh II :Contoh II :Perubahan Nomor Statistik untuk Madrasah Perubahan Nomor Statistik untuk Madrasah IbtidaiyahIbtidaiyahMisal : MIS Miftahul Huda di Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat pada awalnya memiliki nomor statistik ”111232090036”, dengan keterangan:

”111” = kode MI (digit ke-1 s/d 3) ”2” = kode status lembaga swasta (digit

ke-4) ”32” = kode Provinsi Jawa Barat (digit ke-

5 & 6) ”09” = kode Kabupaten Cirebon (digit ke-

7 & 8) ”0036” = nomor urut lembaga (digit ke-9

s/d 12)

Apabila suatu saat madrasah tersebut dinegerikan dan misalnya berganti nama menjadi MIN Ciuyah, maka Kandepag Kab. Cirebon sebagai unit penanggungjawab, berkewajiban untuk merubah nomor statistik madrasah tersebut dengan langkah sebagai berikut:

Page 40: Bahan Sosialisasi Panduan Nomor Statistik

1. Kode jenis lembaga untuk MI (digit ke-1 s/d 3) adalah “111”.

2. Kode status lembaga negeri (digit ke-4) adalah “1”.3. Kode Provinsi Jawa Barat (digit ke-5 & 6) adalah “32”.4. Kode Kabupaten Cirebon (digit ke-7 & 8) adalah “09”.5. Nomor urut lembaga (digit ke-9 s/d 12). Misalnya: nomor

urut terakhir untuk MI Negeri di Kabupaten Cirebon adalah “0008”, maka nomor urut untuk MIN Ciuyah adalah nomor urut berikutnya, yaitu ”0009”.

6. Dari langkah-langkah diatas, diperoleh nomor statistik untuk MIN Ciuyah yang baru tersebut adalah :

1 1 1 1 3 2 0 9 0 0 0 9

Page 41: Bahan Sosialisasi Panduan Nomor Statistik

DIAGRAM ALUR PENYUSUNAN DIAGRAM ALUR PENYUSUNAN NOMOR STATISTIKNOMOR STATISTIK

Keterangan :

: Sosialisasi Penyusunan Nomor Statistik Lembaga Pendidikan Islam dari Ditjen Pendidikan Islam (Bagian

Perencanaan dan Data) kepada Unit Penanggungjawab (Direktorat, Kanwil dan Kandepag)

: Pelaporan Daftar Nomor Statistik dari Unit Penanggungjawab (Direktorat, Kanwil dan Kandepag)

kepada Ditjen Pendidikan Islam (Bagian Perencanaan dan Data)

: Sosialisasi Nomor Statistik dari Unit Penanggungjawab (Direktorat, Kanwil dan Kandepag) kepada

setiap lembaga pendidikan yang menjadi sasaran pemberian nomor statistik

Lembaga Pendidikan Islam

RA, MI, MTs, MA, PDTK, PDD, PDMP, PDMA, DTA, DTW, DTUy, TKQ, TPQ, TQA, MT, PP, MAy, DTAy, PTAI, FAI

Kandepag Kab./ KotaMapenda

Pekapontren

RA, MI, MTs

PDTK, PDD, PDMP, DTA, DTW, TKQ, TQA, TPQ, MT, PP

Kanwil Depag ProvinsiMapenda MA

PDMA, DTUyPekapontren

Dit. PD-PontrenMAy, DTAy

Dit. DiktisPTAI, FAI

Ditjen Pendidikan Islam(Bagian Perencanaan dan Data)

Page 42: Bahan Sosialisasi Panduan Nomor Statistik

BATAS WAKTU PENYUSUNAN, BATAS WAKTU PENYUSUNAN, PENETAPAN DAN SOSIALISASI PENETAPAN DAN SOSIALISASI NOMOR STATISTIKNOMOR STATISTIK

Unit Penanggungjawab

Direktorat, Kanwil dan Kandepag

Direktorat, Kanwil dan Kandepag 30 April 2010

Kegiatan

Proses Penyusunan dan Penetapan

Sosialisasi kepada Lembaga Pendidikan

Batas Waktu

31 Desember 2009

Laporan kepada Ditjen Pendidikan Islam Direktorat, Kanwil dan Kandepag

Pemberlakuan Secara Resmi Lembaga Pendidikan Islam 1 Juli 2010

30 Juni 2010

Page 43: Bahan Sosialisasi Panduan Nomor Statistik

Terimakasih