Bahan Sos Sampah

40
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP SOSIALISASI UNDANG-UNDANG NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH (UUPS)

Transcript of Bahan Sos Sampah

  • KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP SOSIALISASI UNDANG-UNDANG NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH (UUPS)

  • Tujuan PSMeningkatkan kesehatan masyarakat;

    Meningkatkan kualitas lingkungan;

    Menjadikan sampah sebagai sumber daya.

  • Ruang Lingkup PSSampah yang dikelola terdiri atas:

    Sampah rumah tangga (SRT); Sampah sejenis sampah rumah tangga; (SSSRT); dan

    Sampah spesifik (SS).

  • PengertianSampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Sampah spesifik (SS) adalah sampah yg karena sifat, konsentrasi, dan/atau volumenya memerlukan pengelolaan khusus.Pengelolaan sampah (PS) adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. Tempat penampungan sementara (TPS) adalah tempat sebelum sampah diangkut ke tempat pendauran ulang, pengolahan, dan/atau tempat pengolahan sampah terpadu. Tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) adalah tempat dilaksanakannya kegiatan pengumpulan, pemilahan, penggunaan ulang, pendauran ulang, pengolahan, dan pemrosesan akhir sampah.Tempat pemrosesan akhir (TPA) adalah tempat untuk memroses dan mengembalikan sampah ke media lingkungan secara aman bagi manusia dan lingkungan.

  • lanjutan..SRT berasal dari kegiatan sehari-hari rumah tangga, tidak termasuk tinja dan sampah spesifik.SSSRT berasal dari kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas sosial, fasilitas umum, dan/atau fasilitas lainnya. SS meliputi:sampah yg mengandung B-3;sampah yg mengandung limbah B-3;sampah yg timbul akibat bencana;puing bongkaran bangunan; sampah yang secara teknologi belum dapat diolah; dan/atau sampah yang timbul secara tidak periodik. Jenis SS di luar tsb di atas diatur dengan PERMENLH LH.

  • Wewenang PemerintahMenetapkan kebijakan dan strategi nasional PS;Menetapkan NSPK-PS;Memfasilitasi dan mengembangkan kerja sama antardaerah, kemitraan, dan jejaring dalam PS;Menyelenggarakan koordinasi, pembinaan, dan pengawasan kinerja PEMDA dalam PS; danMenetapkan kebijakan penyelesaian perselisihan antardaerah dalam PS.

  • Wewenang Pemerintah ProvinsiMenetapkan kebijakan dan strategi PS sesuai kebijakan Pemerintah;Memfasilitasi kerja sama antardaerah dlm satu provinsi, kemitraan, dan jejaring PS;Menyelenggarakan koordinasi, pembinaan, dan pengawasan kinerja kabupaten/kota dlm PS; dan Memfasilitasi penyelesaian perselisihan PS antarkabupaten/antarkota dlm 1 (satu) provinsi.

  • Wewenang Pemerintah Kabupaten/KotaMenetapkan kebijakan dan strategi PS berdasarkan kebijakan nasional dan provinsi;Menyelenggarakan PS skala kabupaten/kota sesuai NSPK yg ditetapkan oleh Pemerintah;Melakukan BINWAS kinerja PS oleh pihak lain;Menetapkan lokasi TPS, TPST, dan/atau TPA yg merupakan bagian dari RTRW Kab./Kota sesuai dgn PUU;Melakukan monev berkala setiap 6 bln selama 20 th tehadap TPA dengan sistem pembuangan terbuka yang telah ditutup; danMenyusun dan menyelenggarakan STD- PS. Pedoman penyusunan sistem tanggap darurat diatur dgn PERMEN.

  • Hak Setiap Orang Mendapatkan pelayanan PS secara baik dan berwawasan lingkungan; Berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan, penyelenggaraan, dan pengawasan di bidang PS; Memperoleh informasi yang benar, akurat, dan tepat waktu;Mendapatkan pelindungan dan kompensasi karena dampak negatif dari kegiatan TPA; danMemperoleh pembinaan.Tata cara penggunaan hak diatur dengan PP dan PERDA sesuai dengan kewenangannya

  • Kewajiban Setiap Orang Dlm PSSRT & SSSRTMengurangi; dan

    Menangani sampah dengan cara yang berwawasan lingkungan. Tata cara pelaksanaan kewajiban PS- SRT & SSSRTdiatur dengan PERDA.

  • Kewajiban Pengelola Kawasan Pengelola kawasan

    Permukiman;Kawasan komersial;Kawasan industri; Kawasan khusus; Fasilitas umum; Fasilitas sosial; dan dan fasilitas lainnya

    Kewajiban pengelola kawasan yang belum memiliki fasilitas pemilahan sampah untuk membangun atau menyediakan fasilitas pemilahan sampah paling lama 1 tahun setelah diundangkan UUPS.

    Wajib menyediakan fasilitas pemilahan sampah.

  • Kewajiban/Keharuan Bagi ProdusenHarus mencantumkan label atau tanda yang berhubungan dengan pengurangan dan penanganan sampah pada kemasan dan/atau produknya.

    Wajib mengelola kemasan dan/atau barang yang diproduksinya yang tidak dapat atau sulit terurai oleh proses alam. Tata cara penyediaan fasilitas pemilahan sampah, tata cara pelabelan atau penandaan, dan kewajiban produsen diatur dengan PP.

  • Keharusan Bagi PemdaMembuat perencanaan penutupan TPA yang menggunakan sistem pembuangan terbuka paling lama 1 tahun terhitung sejak UUPS.

    Menutup TPA yang menggunakan sistem pembuangan terbuka paling lama 5 (lima) tahun terhitung sejak berlakunya UUPS.

  • PerizinanKewajiban setiap orang yang melakukan kegiatan PS untuk memiliki izin dari Kepala Daerah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan Pemerintah.Keharusan Kepala Daerah untuk mengumumkan keputusan izin PS Tata cara memperoleh izin PS diatur dengan PERDA

    Jenis usaha PS yg mendapatkan izin dan tata cara pengumuman keputusan izin PS diatur dgn PERDA.Tata cara memperoleh izin diatur dgn PERDA.

  • Penyelenggaraan PS-SRT & SSSRTPengurangan sampah; dan

    Penanganan sampah.

  • Pengurangan Sampah SRT & SSSRTPembatasan timbulan sampah;Pendauran ulang sampah; dan/atauPemanfaatan kembali sampah.Masyarakat menggunakan bahan yg dapat diguna ulang, didaur ulang, mudah diurai proses alam.Pelaku usaha menggunakan bahan produksi yg menimbulkan sampah sesedikit mungkin, dpt diguna ulang, didaur ulang, mudah diurai oleh proses alam.Pengurangan sampah diatur dengan PP

  • Kewajiban Pemerintah & Pemda Dalam Pengurangan Sampah SRT & SSSRTMenetapkan target pengurangan sampah bertahap jangka panjang;

    Memfasilitasi:penerapan teknologi ramah lingkungan;penerapan label produk ramah lingkungan;kegiatan mengguna ulang & mendaur ulang;pemasaran produk-2 daur ulang.

  • Pemberian Insentif & Disinsentif Pengurangan Sampah SRT & SSSRT Oleh PemerintahInsentif kepada setiap orang yg melakukan pengurangan sampah; dan

    Disinsentif kepada setiap orang yg tidak melakukan pengurangan sampah.Jenis, bentuk, dan tata cara pemberian insentif dan disinsentif diatur dengan PP.

  • Penanganan Sampah SRT & SSSRTPemilahan pengelompokan dan pemisahan sampahsesuai dengan jenis, jumlah, dan/atau sifat sampah;

    Pengumpulan pengambilan dan pemindahan sampah dari sumber sampah ke TPS atau TPST; Pengangkutan membawa sampah dari sumber dan/ atau dari TPS atau dari TPST menuju ke TPA;

    Pengolahan mengubah karakteristik, komposisi, dan jumlah sampah; dan/atau

    Pemrosesan akhir sampah pengembalian sampah dan/ atau residu hasil pengolahan sebelumnya ke media lingkungan secara aman.Penanganan sampah diatur dengan PP dan/atau PERDA sesuai dengan kewenangannya.

  • PS SpesifikTanggung jawab Pemerintah.

    Diatur dengan PP.

  • Pembiayaan Kewajiban Pemerintah dan PEMDA untuk membiayai penyelenggaraan PS yang bersumber dari APBN dan APBD.

    Ketentuan pembiayaan diatur dengan PP dan/atau PERDA.

  • KompensasiPemerintah & PEMDA secara sendiri-2/ bersama dpt memberi kompensasi kepada orang sebagai akibat dampak negatif yg ditimbulkan oleh kegiatan penanganan sampah di TPA.

    Bentuk kompensasi dpt berupa:Relokasi;Pemulihan lingkungan;Biaya kesehatan & pengobatan; dan/atauKompensasi dalam bentuk lain.Pemberian kompensasi oleh PEMDA diatur dengan PP dan/atau PERDA.

  • KerjasamaPEMDA dpt melakukan kerjasama antarpemerintah daerah dalam PS yg dpt diwujudkan dlm bentuk:Kerjasama; dan/atauPembuatan usaha bersama PS

    Pedoman kerjasama & bentuk usaha bersama antardaerah diatur dalam PERMENDAGRI.

  • KemitraanPEMDA kab./kota secara sendiri-2 atau bersama dpt bermitra dgn badan usaha PS yang dituangkan dalam bentuk perjanjian antara PEMDA kab./kota dan badan usaha ybs.

    Pelaksanaan kemitraan dilakukan sesuai dengan PUU.

  • Peran MasyarakatMasyarakat dpt berperan dalam PS yg diselenggarakan oleh Pemerintah dan/atau PEMDA.

    Peran masyarakat dpt dilakukan melalui:Pemberian usul, pertimbangan, dan saran;Perumusan kebijakan PS; dan/atauPemberian saran & pendapat dalam penyelesaian sengketa persampahan.Bentuk & tata cara peran masyarakat diatur dgn PP dan/atau PERDA.

  • Larangan Bagi Setiap OragMengimpor sampah;

    Memasukkan sampah ke dlm wilayah NKRI; Mencampur sampah dgn limbah B-3; Mengelola sampah yang menyebabkan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan;

    Membuang sampah tidak pada tempat yang telah ditentukan dan disediakan; Melakukan penanganan sampah dengan pembuangan terbuka di TPA; dan/atauMembakar sampah yang tidak sesuai dengan persyaratan teknis PS.PPPERDA Kab./Kota

  • PengawasanPemerintah: Pelaksanaan kebijakan PS oleh PEMDA.

    Gubernur.:Pelaksanaan PS oleh Kab./Kota.

    PEMDA:Pelaksanaan PS oleh pengelola sampahDidasarkan pada NSPK pengawasan yg diatu oleh Pemerintah. Pengawasan PS terhadap pengelola sampah diatur dgn PERDA.

  • Sanksi AdminiatratifBupati/walikota dpt menerapkan sanksi administratif kpd PS yg melanggar ketentuan persyaratan dlm perizinan.

    Sanksi administratif dpt berupa:Paksanaan pemerintahan;Uang paksa; dan/atauPencabutan izin.

    Penerapan sanksi administratif diatur dgn PERDA Kab./Kota

  • Penyelesaian SengketaSengketa yg timbul dr PS terdiri atas:PEMDA dan pengelola sampah;Pengelola sampah dgn masyarakat.

    Penyelesaian sengketa dpt dilakukan melalui:Di luar pengadilan;Pengadilan

    Penyelesaian sengketa dilakukan sesuai dgn PUU

  • Penyelesaian Sengketa di Luar PengadilanDilakukan dgn cara mediasi, negosiasi, arbitrase, atau pilihan lain.

    Jika penyelesaian di luar pengadilan tdk tercapai kesepakatan, para pihak dpt ajukan ke pengadilan

  • Penyelesaian Sengketa di Dalam PengadilanDilakukan melalui gugatan PMH yg mensyaratkan penggugat membuktikan:Unsur-unsur kesalahan;Keugian; danHubungan sebab akibat antara perbuatan & kerugian yg ditimbulkan.

    Tuntutan gugatan PMH dpt berujud:Ganti kerugian; dan/atauPelaksanaan tindakan tertentu.

  • Gugatan Perwakilan Kelompok (Class Action)Masyarakat yg dirugikan akibat PMH di bidang PS berhak mengajukan gugatan melalui perwakilan kelompok.

  • Hak Gugat Organisasi Persampahan (Legal Standing)Untuk kepentingan PS yg aman bagi kesehatan & lingkungan.

    Hak gugat sebatas tuntutan utk lekukan tindakan tertentu, kecuali biaya atau pengeluaran riil.

    Persyaratan organisasi perampahan yg dpt mengajukan gugatan:Bebentuk BH;Mempunyai AD di bidang PS; danTelah melakukan kegiatan nyata paling sedikit 1 th sesuai dgn AD.

  • Penyidikan Selain Penyidik Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia, pejabat pegawai negeri sipil tertentu di lingkungan instansi pemerintah yang lingkup tugas dan tanggung jawabnya di bidang pengelolaan persampahan diberi wewenang khusus sebagai penyidik sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Hukum Acara Pidana.

  • Ketentuan PidanaMemasukkan dan/atau impor SRT dan/atau SSSRT dan/atau sampah spesifik ke dalam NKRI.Tdk memperhatikan NSPK yg mengakibatkan gangguan kesehatan masyarakat, gangguan keamanan, pencemaran dan/atau perusakan lingkungan.Ancaman penjara dan denda secara komulatif.Ancaman penjara paling singkat dan paling lama.Denda paling sedikit dan paling banyak.

  • Ketentuan PenutupPP & Permen yg diamanatkan UUPLH diselesaikan paling lambat 1 th terhitung sejak UUPS diundangkan.

    PERDA yg diamanatkan UUPS diselesaikan paling lama 3 th terhitung sejak UUPS diundangkan.

    Pada saat berlakunya UUPS semua PUU yang berkaitan dg PS tetap berlaku sepanjang tdk bertentangan dgn ketentuan dlm UUPS ini.

  • PERATURAN PELAKSANAAN UU TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

    PPPERMENPERDAPasal 11 ayat (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penggunaan hak diatur dengan peraturan pemerintah dan peraturan daerah sesuai dengan kewenangannya.Pasal 16 Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penyediaan fasilitas pemilahan sampah, tata cara pelabelan atau penandaan, dan kewajiban produsen diatur dengan peraturan pemerintah.Pasal 20 ayat (5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengurangan sampah diatur dengan peraturan pemerintah. Pasal 21 ayat (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai jenis, bentuk, dan tata cara pemberian insentif dan disinsentif diatur dengan peraturan pemerintah. .Pasal 2 ayat (5) Ketentuan lebih lanjut mengenai jenis sampah spesifik di luar ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diatur dengan PERMEN yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang LH.Pasal 9 ayat (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pedoman penyusunan sistem tanggap darurat diatur dengan PERMENPasal 26 ayat (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pedoman kerja sama dan bentuk usaha bersama antardaerah diatur dlm PERMEN yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam negeri.1. Pasal 11 ayat (2)Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penggunaan hak diatur dengan peraturan pemerintah dan peraturan daerah sesuai dengan kewenangannya.2. Pasal 12 ayat (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaksanaan kewajiban pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga diatur dengan peraturan daerah.3. Pasal 17 ayat (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara memperoleh izin diatur dengan peraturan daerah sesuai dengan kewenangannya.

  • PERATURAN PELAKSANAAN UU TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

    Lanjutan..

    PPPERMENPERDA5,Pasal 22 ayat (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai penanganan sampah diatur dengan peraturan pemerintah dan/atau peraturan daerah sesuai dengan kewenangannya.Pasal 23 ayat (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan sampah spesifik diatur dengan peraturan pemerintah. Pasal 24 ayat (3)Ketentuan lebih lanjut mengenai pembiayaan diatur dengan peraturan pemerintah dan/atau peraturan daerah.Pasal 25 ayat (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai dampak negatif dan kompensasi diatur dengan peraturan pemerintah.Pasal 25 ayat (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian kompensasi oleh pemerintah daerah diatur dengan peraturan pemerintah dan/atau peraturan daerah.4. Pasal 18 ayat (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai jenis usaha pengelolaan sampah yang mendapatkan izin dan tata cara pengumuman diatur dengan peraturan daerah.5. Pasal 22 ayat (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai penanganan sampah diatur dengan peraturan pemerintah dan/atau peraturan daerah sesuai dengan kewenangannya.6. Pasal 24 ayat (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pembiayaan diatur dengan peraturan pemerintah dan/atau peraturan daerah.7. Pasal 25 ayat (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian kompensasi oleh pemerintah daerah diatur dengan peraturan pemerintah dan/atau peraturan daerah.8. Pasal 28 ayat (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai bentuk dan tata cara peran masyarakat diatur dengan peraturan pemerintah dan/atau peraturan daerah.

  • Lanjutan..

    PPPERMENPERDA10,Pasal 28 ayat (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai bentuk dan tata cara peran masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan peraturan pemerintah dan/atau peraturan daerah.11.Pasal 29 ayat (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai larangan diatur dengan peraturan pemerintah. 9. Pasal 29 ayat (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai larangan diatur dengan peraturan daerah kabupaten/kota.10.Pasal 31 ayat (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengawasan pengelolaan sampah diatur dengan peraturan daerah.11.Pasal 32 ayat (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai penerapan sanksi administratif diatur dengan peraturan daerah kabupaten/kota.

  • Terima Kasih

    *************************************