Bahan Respirasi

3
Prinsip Umum terapi oksigen 1. Sebelum pemberian oksigen harus terlebih dahulu diberitahukan kepada penderita tentang prosedur, maksud dan manfaat pemberian oksigen. 2. Selalu memeriksa tabung, tentang label, isi, flow meter dan sebagainya. Ingat tidak tertutup kemungkinan pemberian gas yang salah. Bila terjadi kesalahan (tertukar) biasanya sulit ditangani. 3. Instruksi terapi tidak menyebabkan rasa tercekik atau perasaan tidak nyaman pada pasien. 4. oksigen (oleh dokter) harus selalu dicatat distatus penderita tentang tekanik yang diberikan (kanul atau sungkup), berapa L/menit, kapan mulai dan sampai kapan diberikan. 5. Setiap pasien gawat, kadar oksigen yang diberikan harus lebih dari 40-50 %. 6. Nasal kanul atau nasal kateter sebaiknya tidak diberikan pada pasien gawat karena kadar O2 terlalu rendah. 7. Aliran jangan terputus karena CO2 akan terkumpul cukup tinggi dalam sungkup, apalagi kalau sistem menggunakan kantong. 8. Jika diperlukan terapi oksigen lebih dari 30 menit sebaiknya digunakan humidifier. Humidifier mutlak diberikan jika oksigen diberikan langsung ke trachea (intubasi, tracheostomy). 9. Pemberian oksigen dengan kanul nasal atau sungkup hanya untuk penderita yang bernapas spontan sebab pemberian oksigen berapapun tidak bermanfaat pada pasien yang tidak bernapas atau tidak ada usaha napas, pada pasien dengan hipoventilasi berat dimana volume semenit (Minute Volume) terlalu rendah, kecuali jika diberikan dengan alat bantu napas. 10. Jangan memberikan oksigen konsentrasi tinggi dalam waktu yang lama di rung perawatan, hati-hati dengan keracunan oksigen. 11. Harus selalu memantau setiap perkembangan penderita yang diberikan oksigen, misalnya apakah tidak tambah sesak atau tambah gelisah, apakah kanula atau sungkup tetap terpasang dengan baik. 12. Selalu memeriksa kecukupan oksigen dalam tangki oksigen. Apakah cukup untuk waktu yang direncanaka

description

bhn

Transcript of Bahan Respirasi

Page 1: Bahan Respirasi

Prinsip  Umum terapi oksigen

1. Sebelum pemberian oksigen harus terlebih dahulu diberitahukan kepada penderita tentang prosedur, maksud dan manfaat pemberian oksigen.

2. Selalu memeriksa tabung, tentang label, isi, flow meter dan sebagainya. Ingat tidak tertutup kemungkinan pemberian gas yang salah. Bila terjadi kesalahan (tertukar) biasanya sulit  ditangani.

3. Instruksi terapi tidak menyebabkan rasa tercekik atau perasaan tidak nyaman pada pasien.

4. oksigen (oleh dokter) harus selalu dicatat distatus penderita tentang tekanik yang diberikan (kanul atau sungkup), berapa L/menit, kapan mulai dan sampai kapan diberikan.

5. Setiap pasien gawat, kadar oksigen yang diberikan harus lebih dari 40-50 %.6. Nasal kanul atau nasal kateter sebaiknya tidak diberikan pada pasien gawat karena

kadar  O2 terlalu rendah. 7. Aliran jangan terputus karena CO2 akan terkumpul cukup tinggi dalam sungkup,

apalagi kalau sistem menggunakan kantong. 8. Jika diperlukan terapi oksigen lebih dari 30 menit sebaiknya digunakan humidifier.

Humidifier mutlak diberikan jika oksigen diberikan langsung       ke trachea (intubasi, tracheostomy).

9. Pemberian oksigen dengan kanul nasal atau sungkup hanya untuk penderita yang bernapas spontan sebab pemberian oksigen berapapun tidak bermanfaat pada pasien yang tidak bernapas atau tidak ada usaha napas, pada pasien dengan hipoventilasi berat dimana volume semenit (Minute Volume) terlalu rendah, kecuali jika diberikan dengan alat bantu napas.

10. Jangan memberikan oksigen konsentrasi tinggi dalam waktu yang lama di rung perawatan, hati-hati dengan keracunan oksigen.

11. Harus selalu memantau setiap perkembangan penderita yang diberikan oksigen, misalnya apakah  tidak tambah sesak atau tambah gelisah, apakah kanula atau sungkup tetap terpasang dengan baik.

12. Selalu memeriksa kecukupan oksigen dalam tangki oksigen. Apakah cukup untuk waktu yang direncanaka

Kanula hidung

      Dengan kanula hidung fraksi oksigen (FiO2) yang dapat dicapai 30-40 %. Flow rate yang diberikan cukup 2-4 liter, sebab pemberian flow rate yang lebih dari 4 liter tidak akan menambah FiO2 lebih dari 40 %, bahkan hanya pemborosan okasigen, akan menyebabkan iritasi mukosa hidung dan kurang nyaman bagi pasien.

      Dengan kanula hidung pasien masih dapat berbicara, makan dan minum.

      Cara kerja

–        Selain oksigen yang diberikan melalui kanula hidung, udara masih dapat masuk melalui kedua lubang hidung.

Page 2: Bahan Respirasi

–        Bila pasien bernapas melalui mulut, menyebabkan udara masuk pada waktu inhalasi dan akan mempunyai efek venturi pada bagian belakang faring sehingga menyebabkan oksigen yang diberikan melalui kanula hidung terhirup melalui hidung.

ungkup sederhana

      Sungkup ini dirancang untuk menambah kadar oksigen pada udara pernapasan pasien, umumnya untuk meningkatkan kadar oksigen dengan konsentrasi sedang. Fraksi oksigen yang dapat dicapai yaitu 40 – 60 %. Flow rate yang diberikan 4- 12 L/menit.

      Komponen :

–        Bagian badan sungkup yang dilengkapi dengan lubang hidung di kedua sisinya.

–        Bagian lain dihubungkan dengan pipa ke sumber oksigen

–        Pipa elastik untuk mengikat sungkup pada wajah pasien.

      Mekanisme kerja :

–        Udara luar masuk dan udara ekshalasi keluar melalui lubang-lubang pada kedua sisi badan sungkup

–        Oksigen masuk melalui sisi lubang yang lain

–        Konsentrasi akhir dari oksigen yang dihirup tergantung dari pola pernapasan pasien dan tingginya liter oksigen yang diberikan serta besarnya kebocoran dari sisi sungkup yang tidak melekat erat di wajah pasien.