Bahan Rapat Kerja Pengawasan Pemilu - 1

25
BAHAN 1 RAPAT KERJA PENGAWASAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2013 DAN ANGGOTA DPR, DPD, DAN DPRD TAHUN 2014 P A N W A S L U KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

description

Bahan Panwaslu

Transcript of Bahan Rapat Kerja Pengawasan Pemilu - 1

Page 1: Bahan Rapat Kerja Pengawasan Pemilu - 1

BAHAN 1 RAPAT KERJAPENGAWASAN PEMILIHAN UMUM

KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAHPROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2013 DAN

ANGGOTA DPR, DPD, DAN DPRD TAHUN 2014

P A N W A S L UKABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

Page 2: Bahan Rapat Kerja Pengawasan Pemilu - 1

LANDASAN HUKUMPENYELENGGARAAN

PENGAWASAN PEMILIHAN UMUM

LANDASAN HUKUMPENYELENGGARAAN

PENGAWASAN PEMILIHAN UMUM

Page 3: Bahan Rapat Kerja Pengawasan Pemilu - 1

UU NO. 15 Tahun 2011 tentangPenyelenggara Pemilu

Tugas, wewenang, dan kewajiban Bawaslu, BawasluProvinsi, Panwaslu Kabupaten/Kota, Panwaslu Kecamatan,PPL dan PPLN sebagaimana tertuang pada Pasal 73 sampaidengan Pasal 84;

Persyaratan anggota Bawaslu, Bawaslu Provinsi, PanwasluKabupaten/Kota, Panwaslu Kecamatan, PPL dan PPLN padaPasal 85;

Pengangkatan dan Pemberhentian pada Pasal 86 sampaidengan Pasal 102;

Pertanggungjawaban dan pelaporan pada Pasal 103 sampaidengan Pasal 105; serta

Kesekretariatan pada Pasal 106 sampai dengan Pasal 108.

Tugas, wewenang, dan kewajiban Bawaslu, BawasluProvinsi, Panwaslu Kabupaten/Kota, Panwaslu Kecamatan,PPL dan PPLN sebagaimana tertuang pada Pasal 73 sampaidengan Pasal 84;

Persyaratan anggota Bawaslu, Bawaslu Provinsi, PanwasluKabupaten/Kota, Panwaslu Kecamatan, PPL dan PPLN padaPasal 85;

Pengangkatan dan Pemberhentian pada Pasal 86 sampaidengan Pasal 102;

Pertanggungjawaban dan pelaporan pada Pasal 103 sampaidengan Pasal 105; serta

Kesekretariatan pada Pasal 106 sampai dengan Pasal 108.

Page 4: Bahan Rapat Kerja Pengawasan Pemilu - 1

UU No. 15 Tahun 2011 pada Pasal 2 menyebutkan 12 (duabelas)asas yang menjadi pedoman penyelenggara pemilu, yakni :

(1) Mandiri;

(2) Jujur;

(3) Adil;

(4) Kepastian Hukum;

(5) Tertib Penyelenggara Pemilu;

(6) Kepentingan Umum;

(7) Keterbukaan;

(8) Proporsionalitas;

(9) Profesionalitas;

(10) Akuntabilitas;

(11) Efisiensi; dan,

(12) Efektivitas.

UU No. 15 Tahun 2011 pada Pasal 2 menyebutkan 12 (duabelas)asas yang menjadi pedoman penyelenggara pemilu, yakni :

(1) Mandiri;

(2) Jujur;

(3) Adil;

(4) Kepastian Hukum;

(5) Tertib Penyelenggara Pemilu;

(6) Kepentingan Umum;

(7) Keterbukaan;

(8) Proporsionalitas;

(9) Profesionalitas;

(10) Akuntabilitas;

(11) Efisiensi; dan,

(12) Efektivitas.

Page 5: Bahan Rapat Kerja Pengawasan Pemilu - 1

Perbawaslu No. 11 Tahun 2012tentang Peraturan Bersama Kode Etik

Penyelenggara Pemilu

Pasal 10 tentang kewajiban penyelenggara pemilu dalammelaksanakan asas mandiri dan adil, yaitu:– bertindak netral dan tidak memihak terhadap partai politik tertentu,

calon, peserta pemilu, dan media massa tertentu;– memperlakukan secara sama setiap calon, peserta pemilu, calon

pemilih, dan pihak lain yang terlibat dalam proses pemilu;– menolak segala sesuatu yang dapat menimbulkan pengaruh buruk

terhadap pelaksanaan tugas dan menghindari dari intervensi pihaklain;

– tidak mengeluarkan pendapat atau pernyataan yang bersifat partisanatas masalah atau isu yang sedang terjadi dalam proses pemilu;

Pasal 10 tentang kewajiban penyelenggara pemilu dalammelaksanakan asas mandiri dan adil, yaitu:– bertindak netral dan tidak memihak terhadap partai politik tertentu,

calon, peserta pemilu, dan media massa tertentu;– memperlakukan secara sama setiap calon, peserta pemilu, calon

pemilih, dan pihak lain yang terlibat dalam proses pemilu;– menolak segala sesuatu yang dapat menimbulkan pengaruh buruk

terhadap pelaksanaan tugas dan menghindari dari intervensi pihaklain;

– tidak mengeluarkan pendapat atau pernyataan yang bersifat partisanatas masalah atau isu yang sedang terjadi dalam proses pemilu;

Page 6: Bahan Rapat Kerja Pengawasan Pemilu - 1

– tidak mempengaruhi atau melakukan komunikasi yang bersifatpartisan dengan pemilih;

– tidak memakai, membawa, atau mengenakan simbol, lambang atauatribut yang secara jelas menunjukkan sikap partisan pada partaipolitik atau peserta pemilu tertentu;

– tidak memberitahukan pilihan politiknya secara terbuka dan tidakmenanyakan pilihan politik kepada orang lain;

– memberitahukan kepada seseorang atau peserta pemilu selengkapdan secermat mungkin akan dugaan yang diajukan atau keputusanyang dikenakannya;

– menjamin kesempatan yang sama kepada setiap peserta pemilu yangdituduh untuk menyampaikan pendapat tentang kasus yangdihadapinya atau keputusan yang dikenakannya;

– mendengarkan semua pihak yang berkepentingan dengan kasus yangterjadi dan mempertimbangkan semua alasan yang diajukan secaraadil;

– tidak menerima hadiah dalam bentuk apapun dari peserta pemilu,calon peserta pemilu, perusahaan atau individu yang dapatmenimbulkan keuntungan dari keputusan lembaga penyelenggarapemilu.

– tidak mempengaruhi atau melakukan komunikasi yang bersifatpartisan dengan pemilih;

– tidak memakai, membawa, atau mengenakan simbol, lambang atauatribut yang secara jelas menunjukkan sikap partisan pada partaipolitik atau peserta pemilu tertentu;

– tidak memberitahukan pilihan politiknya secara terbuka dan tidakmenanyakan pilihan politik kepada orang lain;

– memberitahukan kepada seseorang atau peserta pemilu selengkapdan secermat mungkin akan dugaan yang diajukan atau keputusanyang dikenakannya;

– menjamin kesempatan yang sama kepada setiap peserta pemilu yangdituduh untuk menyampaikan pendapat tentang kasus yangdihadapinya atau keputusan yang dikenakannya;

– mendengarkan semua pihak yang berkepentingan dengan kasus yangterjadi dan mempertimbangkan semua alasan yang diajukan secaraadil;

– tidak menerima hadiah dalam bentuk apapun dari peserta pemilu,calon peserta pemilu, perusahaan atau individu yang dapatmenimbulkan keuntungan dari keputusan lembaga penyelenggarapemilu.

Page 7: Bahan Rapat Kerja Pengawasan Pemilu - 1

Pasal 11 tentang kewajiban penyelenggarapemilu dalam melaksanakan asas kepastianhukum, yaitu:– melakukan tindakan dalam rangka penyelenggaraan

pemilu yang secara tegas diperintahkan olehperaturan perundang-undangan;

– melakukan tindakan dalam rangka penyelenggaraanpemilu yang sesuai dengan yurisdiksinya;

– melakukan tindakan dalam rangka penyelenggaraanpemilu, menaati prosedur yang ditetapkan dalamperaturan perundang-undangan; dan

– menjamin pelaksanaan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pemilu sepenuhnyaditerapkan secara tidak berpihak dan adil.

Pasal 11 tentang kewajiban penyelenggarapemilu dalam melaksanakan asas kepastianhukum, yaitu:– melakukan tindakan dalam rangka penyelenggaraan

pemilu yang secara tegas diperintahkan olehperaturan perundang-undangan;

– melakukan tindakan dalam rangka penyelenggaraanpemilu yang sesuai dengan yurisdiksinya;

– melakukan tindakan dalam rangka penyelenggaraanpemilu, menaati prosedur yang ditetapkan dalamperaturan perundang-undangan; dan

– menjamin pelaksanaan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pemilu sepenuhnyaditerapkan secara tidak berpihak dan adil.

Page 8: Bahan Rapat Kerja Pengawasan Pemilu - 1

Pasal 12 tentang kewajiban penyelenggara pemilu dalam melaksanakanasas jujur, keterbukaan dan akuntabilitas, yaitu:

– menjelaskan keputusan yang diambil berdasarkan peraturanperundang-undangan, tata tertib, dan prosedur yang ditetapkan;

– membuka akses publik mengenai informasi dan data yang berkaitandengan keputusan yang telah diambil sesuai peraturan perundang-undangan;

– menata akses publik secara efektif dan masuk akal serta efisienterhadap dokumen dan informasi yang relevan sesuai ketentuanperaturan perundang-undangan;

– menjelaskan kepada publik apabila terjadi penyimpangan dalamproses kerja lembaga penyelenggara pemilu serta upaya perbaikannya;

– menjelaskan alasan setiap penggunaan kewenangan publik;

– memberikan penjelasan terhadap pertanyaan yang diajukan mengenaikeputusan yang telah diambil terkait proses pemilu; dan

– memberikan respon secara arif dan bijaksana terhadap kritik danpertanyaan publik.

Pasal 12 tentang kewajiban penyelenggara pemilu dalam melaksanakanasas jujur, keterbukaan dan akuntabilitas, yaitu:

– menjelaskan keputusan yang diambil berdasarkan peraturanperundang-undangan, tata tertib, dan prosedur yang ditetapkan;

– membuka akses publik mengenai informasi dan data yang berkaitandengan keputusan yang telah diambil sesuai peraturan perundang-undangan;

– menata akses publik secara efektif dan masuk akal serta efisienterhadap dokumen dan informasi yang relevan sesuai ketentuanperaturan perundang-undangan;

– menjelaskan kepada publik apabila terjadi penyimpangan dalamproses kerja lembaga penyelenggara pemilu serta upaya perbaikannya;

– menjelaskan alasan setiap penggunaan kewenangan publik;

– memberikan penjelasan terhadap pertanyaan yang diajukan mengenaikeputusan yang telah diambil terkait proses pemilu; dan

– memberikan respon secara arif dan bijaksana terhadap kritik danpertanyaan publik.

Page 9: Bahan Rapat Kerja Pengawasan Pemilu - 1

Pasal 13 tentang kewajiban penyelenggara pemilu dalammelaksanakan asas kepentingan umum, yaitu:

– memberikan informasi dan pendidikan pemilih yangmencerahkan pikiran dan kesadaran pemilih;

– memastikan pemilih memahami secara tepat mengenaiproses pemilu;

– membuka akses yang luas bagi pemilih dan media untukberpartisipasi dalam proses penyelenggaraan pemilu;

– menciptakan kondisi yang kondusif bagi pemilih untukmenggunakan hak pilihnya atau memberikan suaranya; dan

– memastikan ketersediaan sarana dan prasarana pendukungbagi pemilih yang membutuhkan perlakuan khusus dalammenggunakan dan menyampaikan hak pilihnya.

Pasal 13 tentang kewajiban penyelenggara pemilu dalammelaksanakan asas kepentingan umum, yaitu:

– memberikan informasi dan pendidikan pemilih yangmencerahkan pikiran dan kesadaran pemilih;

– memastikan pemilih memahami secara tepat mengenaiproses pemilu;

– membuka akses yang luas bagi pemilih dan media untukberpartisipasi dalam proses penyelenggaraan pemilu;

– menciptakan kondisi yang kondusif bagi pemilih untukmenggunakan hak pilihnya atau memberikan suaranya; dan

– memastikan ketersediaan sarana dan prasarana pendukungbagi pemilih yang membutuhkan perlakuan khusus dalammenggunakan dan menyampaikan hak pilihnya.

Page 10: Bahan Rapat Kerja Pengawasan Pemilu - 1

Pasal 14 tentang kewajiban penyelenggara pemilu dalammelaksanakan asas proporsionalitas, yaitu:

– mengumumkan adanya hubungan atau keterkaitanpribadi yang dapat menimbulkan situasi konflikkepentingan dalam pelaksanaan tugas penyelenggaraPemilu;

– menjamin tidak adanya penyelenggara pemilu yangmenjadi penentu keputusan yang menyangkutkepentingan sendiri secara langsung maupun tidaklangsung; dan

– tidak terlibat dalam setiap bentuk kegiatan resmimaupun tidak resmi yang dapat menimbulkan konflikkepentingan.

Pasal 14 tentang kewajiban penyelenggara pemilu dalammelaksanakan asas proporsionalitas, yaitu:

– mengumumkan adanya hubungan atau keterkaitanpribadi yang dapat menimbulkan situasi konflikkepentingan dalam pelaksanaan tugas penyelenggaraPemilu;

– menjamin tidak adanya penyelenggara pemilu yangmenjadi penentu keputusan yang menyangkutkepentingan sendiri secara langsung maupun tidaklangsung; dan

– tidak terlibat dalam setiap bentuk kegiatan resmimaupun tidak resmi yang dapat menimbulkan konflikkepentingan.

Page 11: Bahan Rapat Kerja Pengawasan Pemilu - 1

Pasal 15 tentang kewajiban penyelenggara pemilu dalam melaksanakanasas profesionalitas, efesiensi dan efektivitas, yaitu:

– menjamin kualitas pelayanan kepada pemilih dan peserta sesuaidengan standar profesional administrasi penyelenggaraan pemilu;

– bertindak berdasarkan standar operasional prosedur dan substansiprofesi administrasi pemilu;

– bertindak hati-hati dalam melakukan perencanaan dan penggunaananggaran agar tidak berakibat pemborosan dan penyimpangan;

– melaksanakan tugas sebagai penyelenggara pemilu dengan komitmentinggi;

– menggunakan waktu secara efektif sesuai alokasi waktu yangditetapkan oleh penyelenggara pemilu;

– tidak melalaikan pelaksanaan tugas yang diatur dalam organisasipenyelenggara pemilu; dan

– menggunakan keuangan yang bersumber dari APBN dan APBD atauyang diselenggarakan atas tanggungjawab Pemerintah dalammelaksanakan seluruh kegiatan penyelenggaraan pemilu.

Pasal 15 tentang kewajiban penyelenggara pemilu dalam melaksanakanasas profesionalitas, efesiensi dan efektivitas, yaitu:

– menjamin kualitas pelayanan kepada pemilih dan peserta sesuaidengan standar profesional administrasi penyelenggaraan pemilu;

– bertindak berdasarkan standar operasional prosedur dan substansiprofesi administrasi pemilu;

– bertindak hati-hati dalam melakukan perencanaan dan penggunaananggaran agar tidak berakibat pemborosan dan penyimpangan;

– melaksanakan tugas sebagai penyelenggara pemilu dengan komitmentinggi;

– menggunakan waktu secara efektif sesuai alokasi waktu yangditetapkan oleh penyelenggara pemilu;

– tidak melalaikan pelaksanaan tugas yang diatur dalam organisasipenyelenggara pemilu; dan

– menggunakan keuangan yang bersumber dari APBN dan APBD atauyang diselenggarakan atas tanggungjawab Pemerintah dalammelaksanakan seluruh kegiatan penyelenggaraan pemilu.

Page 12: Bahan Rapat Kerja Pengawasan Pemilu - 1

Pasal 16 tentang kewajiban penyelenggarapemilu dalam melaksanakan asas tertib, yaitu:– memastikan seluruh informasi yang disampaikan

kepada publik berdasarkan data dan/atau fakta;

– memastikan informasi yang dikumpulkan, disusun,dan disebarluaskan dengan cara sistematis, jelas, danakurat;

– memberikan informasi mengenai pemilu kepadapublik secara lengkap, periodik dan dapatdipertanggungjawabkan; dan

– memberitahu kepada publik mengenai bagiantertentu dari informasi yang belum sepenuhnya dapatdipertanggungjawabkan berupa informasi sementara.

Pasal 16 tentang kewajiban penyelenggarapemilu dalam melaksanakan asas tertib, yaitu:– memastikan seluruh informasi yang disampaikan

kepada publik berdasarkan data dan/atau fakta;

– memastikan informasi yang dikumpulkan, disusun,dan disebarluaskan dengan cara sistematis, jelas, danakurat;

– memberikan informasi mengenai pemilu kepadapublik secara lengkap, periodik dan dapatdipertanggungjawabkan; dan

– memberitahu kepada publik mengenai bagiantertentu dari informasi yang belum sepenuhnya dapatdipertanggungjawabkan berupa informasi sementara.

Page 13: Bahan Rapat Kerja Pengawasan Pemilu - 1

Peraturan Bawaslu terkait PengawasanPemilihan Umum Kepala Daerah dan

Wakil Kepala Daerah

Perbawaslu No. 13 Tahun 2012 tentang Tata CaraPengawasan Pemilu;Perbawaslu No. 1 Tahun 2012 tentang Pengawasan

Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil KepalaDaerah;Perbawaslu No. 2 Tahun 2012 tentang Tata Cara

Pelaporan dan Penanganan Pelanggaran PemilihanUmum Kepala Derah dan Wakil Kepala Daerah;

Perbawaslu No. 13 Tahun 2012 tentang Tata CaraPengawasan Pemilu;Perbawaslu No. 1 Tahun 2012 tentang Pengawasan

Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil KepalaDaerah;Perbawaslu No. 2 Tahun 2012 tentang Tata Cara

Pelaporan dan Penanganan Pelanggaran PemilihanUmum Kepala Derah dan Wakil Kepala Daerah;

Page 14: Bahan Rapat Kerja Pengawasan Pemilu - 1

Perbawaslu No. 3 Tahun 2012 tentang Pengawasan TahapanPencalonan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan WakilKepala Daerah;

Perbawaslu No. 4 Tahun 2012 tentang Pengawasan DanaKampanye Pemilihan Umum Kepala Daerah dan WakilKepala Daerah;

Perbawaslu No. 5 Tahun 2012 tentang Perubahan AtasPeraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum No. 23/2009tentang Pengawasan Kampanye Pemilihan Umum KepalaDaerah dan Wakil Kepala Daerah; dan

Perbawaslu No. 6 Tahun 2012 tentang PengawasanPemungutan dan Penghitungan Suara di TempatPemungutan Suara dalam Pemilihan Umum Kepala Daerahdan Wakil Kepala Daerah.

Perbawaslu No. 3 Tahun 2012 tentang Pengawasan TahapanPencalonan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan WakilKepala Daerah;

Perbawaslu No. 4 Tahun 2012 tentang Pengawasan DanaKampanye Pemilihan Umum Kepala Daerah dan WakilKepala Daerah;

Perbawaslu No. 5 Tahun 2012 tentang Perubahan AtasPeraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum No. 23/2009tentang Pengawasan Kampanye Pemilihan Umum KepalaDaerah dan Wakil Kepala Daerah; dan

Perbawaslu No. 6 Tahun 2012 tentang PengawasanPemungutan dan Penghitungan Suara di TempatPemungutan Suara dalam Pemilihan Umum Kepala Daerahdan Wakil Kepala Daerah.

Page 15: Bahan Rapat Kerja Pengawasan Pemilu - 1

Peraturan Bawaslu terkait PengawasanPemilihan Umum Anggota DPR, DPDdan DPRD Provinsi/Kabupaten/Kota

Perbawaslu No. 13 Tahun 2012 tentang Tata CaraPengawasan Pemilu;

Perbawaslu No. 14 Tahun 2012 tentang Tata CaraPelaporan dan Penanganan Pelanggaran PemiluAnggota DPR, DPD dan DPRD;

Perbawaslu No. 15 Tahun 2012 tentang Tata CaraPenyelesaian Sengketa Pemilu Anggota DPR, DPD danDPRD;

Perbawaslu No. 13 Tahun 2012 tentang Tata CaraPengawasan Pemilu;

Perbawaslu No. 14 Tahun 2012 tentang Tata CaraPelaporan dan Penanganan Pelanggaran PemiluAnggota DPR, DPD dan DPRD;

Perbawaslu No. 15 Tahun 2012 tentang Tata CaraPenyelesaian Sengketa Pemilu Anggota DPR, DPD danDPRD;

Page 16: Bahan Rapat Kerja Pengawasan Pemilu - 1

Perbawaslu No. 1 Tahun 2013 tentang Perubahan atasPerbawaslu No. 15 Tahun 2012 tentang Tata CaraPenyelesaian Sengketa Pemilu Anggota DPR, DPD danDPRD;

Perbawaslu No. 3 Tahun 2013 tentang Perubahan atasPerbawaslu No. 14 Tahun 2012 tentang Tata CaraPelaporan dan Penanganan Pelanggaran PemiluAnggota DPR, DPD dan DPRD;

Perbawaslu No. 4 Tahun 2013 tentang Tata CaraPengawasan Kampanye Pemilihan Umum Anggota DPR,DPD dan DPRD;

Perbawaslu No. 1 Tahun 2013 tentang Perubahan atasPerbawaslu No. 15 Tahun 2012 tentang Tata CaraPenyelesaian Sengketa Pemilu Anggota DPR, DPD danDPRD;

Perbawaslu No. 3 Tahun 2013 tentang Perubahan atasPerbawaslu No. 14 Tahun 2012 tentang Tata CaraPelaporan dan Penanganan Pelanggaran PemiluAnggota DPR, DPD dan DPRD;

Perbawaslu No. 4 Tahun 2013 tentang Tata CaraPengawasan Kampanye Pemilihan Umum Anggota DPR,DPD dan DPRD;

Page 17: Bahan Rapat Kerja Pengawasan Pemilu - 1

Perbawaslu No. 5 Tahun 2013 tentang PengawasanPenetapan Jumlah Kursi dan Daerah Pemilihan PemiluAnggota DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota;serta

Perbawaslu No. 6 Tahun 2013 tentang Tata CaraPengawasan Pencalonan Anggota DPR, DPD, DPRDProvinsi dan DPRD Kabupaten/Kota.

Perbawaslu No. 5 Tahun 2013 tentang PengawasanPenetapan Jumlah Kursi dan Daerah Pemilihan PemiluAnggota DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota;serta

Perbawaslu No. 6 Tahun 2013 tentang Tata CaraPengawasan Pencalonan Anggota DPR, DPD, DPRDProvinsi dan DPRD Kabupaten/Kota.

Page 18: Bahan Rapat Kerja Pengawasan Pemilu - 1

VISI BAWASLU RISEBAGAI ORIENTASI

PENYELENGGARAAN PENGAWASANPEMILIHAN UMUM

VISI BAWASLU RISEBAGAI ORIENTASI

PENYELENGGARAAN PENGAWASANPEMILIHAN UMUM

Page 19: Bahan Rapat Kerja Pengawasan Pemilu - 1

PERUBAHAN-PERUBAHAN SIGNIFIKANLEMBAGA PENGAWAS PEMILU SEJAKTERBITNYA UU NO. 15 TAHUN 2011

Di tingkat Pusat (RI) kelembagaan penyelenggara pemiludipecah menjadi 3 (tiga) lembaga sebagai satu kesatuanfungsi, walaupun memiliki perbedaan domain kerja, yakni:

KPU/KPUD beserta turunannya sebagai lembaga teknispenyelenggaraan pemilu;

Bawaslu/Panwaslu beserta turunannya sebagai lembagateknis pengawasan pemilu; serta

DKPP sebagai lembaga pengawasan kode etikpenyelenggara pemilu

Di tingkat Pusat (RI) kelembagaan penyelenggara pemiludipecah menjadi 3 (tiga) lembaga sebagai satu kesatuanfungsi, walaupun memiliki perbedaan domain kerja, yakni:

KPU/KPUD beserta turunannya sebagai lembaga teknispenyelenggaraan pemilu;

Bawaslu/Panwaslu beserta turunannya sebagai lembagateknis pengawasan pemilu; serta

DKPP sebagai lembaga pengawasan kode etikpenyelenggara pemilu

Page 20: Bahan Rapat Kerja Pengawasan Pemilu - 1

Sejak tahun 2010, MK melalui Putusan No.11/PUU-VIII/2010 telah menempatkan Bawaslusebagai lembaga mandiri, sebagaimana KPU.Sehingga, secara kelembagaan Bawaslu bukanlagi sebagai bagian dari KPU; Bawaslu juga tidaklagi dibentuk oleh KPU. Posisi Bawaslu adalahlembaga mandiri, kedudukannya sejajar denganKPU, sama-sama sebagai lembaga penyelenggarapemilu, yang bersifat nasional, tetap dan mandiri,seperti diatur oleh Pasal 22E Ayat (5) UUD 1945.Penguatan kelembagaan Bawaslu ini, ditingkatkanlagi dalam UU No. 15/2011 dengan dibentuknyaBawaslu Provinsi sebagai lembaga tetap danmandiri; tidak lagi berstatus ad hoc.

Sejak tahun 2010, MK melalui Putusan No.11/PUU-VIII/2010 telah menempatkan Bawaslusebagai lembaga mandiri, sebagaimana KPU.Sehingga, secara kelembagaan Bawaslu bukanlagi sebagai bagian dari KPU; Bawaslu juga tidaklagi dibentuk oleh KPU. Posisi Bawaslu adalahlembaga mandiri, kedudukannya sejajar denganKPU, sama-sama sebagai lembaga penyelenggarapemilu, yang bersifat nasional, tetap dan mandiri,seperti diatur oleh Pasal 22E Ayat (5) UUD 1945.Penguatan kelembagaan Bawaslu ini, ditingkatkanlagi dalam UU No. 15/2011 dengan dibentuknyaBawaslu Provinsi sebagai lembaga tetap danmandiri; tidak lagi berstatus ad hoc.

Page 21: Bahan Rapat Kerja Pengawasan Pemilu - 1

Dengan ditingkatkannya status kelembagaan BawasluProvinsi, Bawaslu mau tidak mau harus meningkatkankemampuannya dalam menjalankan fungsipengawasan pemilu, penegakan hukum pemilu, danpenyelesaian sengketa pemilu. Bawaslu harusmemetakan kembali masalah-masalah hukum pemilu,dengan mempertimbangkan perubahan-perubahanpengaturan pemilu sebagaimana dirumuskan dalamUU Pemilu, maupun dengan melihat perkembangandinamika politik di lingkungan pemilih, partai politikpeserta pemilu, maupun penyelenggara pemilu.Kemampuan memetakan masalah-masalah hukumpemilu tersebut merupakan bahan dasar bagi Bawasluuntuk menyusun strategi pengawasan pemilu,penegakan hukum pemilu, dan penyelesaian sengketapemilu ke depan.

Dengan ditingkatkannya status kelembagaan BawasluProvinsi, Bawaslu mau tidak mau harus meningkatkankemampuannya dalam menjalankan fungsipengawasan pemilu, penegakan hukum pemilu, danpenyelesaian sengketa pemilu. Bawaslu harusmemetakan kembali masalah-masalah hukum pemilu,dengan mempertimbangkan perubahan-perubahanpengaturan pemilu sebagaimana dirumuskan dalamUU Pemilu, maupun dengan melihat perkembangandinamika politik di lingkungan pemilih, partai politikpeserta pemilu, maupun penyelenggara pemilu.Kemampuan memetakan masalah-masalah hukumpemilu tersebut merupakan bahan dasar bagi Bawasluuntuk menyusun strategi pengawasan pemilu,penegakan hukum pemilu, dan penyelesaian sengketapemilu ke depan.

Page 22: Bahan Rapat Kerja Pengawasan Pemilu - 1

TUNTUTAN BAWASLU/PANWASLUSAAT INI

Bawaslu dituntut untuk mempolarisasi kembalisistem kerja organisasi dengan:Menempatkan pola pengawasan integratif (yakni,

bersifat padu: antar penyelenggara pemilu; antarinstitusi penegakan hukum dan penyelenggarapemilu; dan, melibatkan partisipasi masyarakatdalam konteks pengawasan pemilu); sertaDengan kemampuannya memenuhi harapan-

harapan masyarakat terhadap pengawasanpenyelenggaraan pemilu yang berkredibilitas

Bawaslu dituntut untuk mempolarisasi kembalisistem kerja organisasi dengan:Menempatkan pola pengawasan integratif (yakni,

bersifat padu: antar penyelenggara pemilu; antarinstitusi penegakan hukum dan penyelenggarapemilu; dan, melibatkan partisipasi masyarakatdalam konteks pengawasan pemilu); sertaDengan kemampuannya memenuhi harapan-

harapan masyarakat terhadap pengawasanpenyelenggaraan pemilu yang berkredibilitas

Page 23: Bahan Rapat Kerja Pengawasan Pemilu - 1

VISI BAWASLU TAHUN 2010-2014

“TEGAKNYA INTEGRITASPENYELENGGARA, PENYELENGGARAAN,

DAN HASIL PEMILU MELALUIPENGAWASAN PEMILU YANG

BERINTEGRITAS DAN BERKREDIBILITASUNTUK MEWUJUDKAN PEMILU YANG

DEMOKRATIS”

“TEGAKNYA INTEGRITASPENYELENGGARA, PENYELENGGARAAN,

DAN HASIL PEMILU MELALUIPENGAWASAN PEMILU YANG

BERINTEGRITAS DAN BERKREDIBILITASUNTUK MEWUJUDKAN PEMILU YANG

DEMOKRATIS”

Page 24: Bahan Rapat Kerja Pengawasan Pemilu - 1

TUJUAN DAN SASARAN STRATEGISYANG HARUS DICAPAI BAWASLU

“MENINGKATKAN KUALITAS PENGAWASANPEMILU UNTUK MEWUJUDKAN PEMILU YANGDEMOKRATIS SEBAGAI BAGIAN DARIKONSOLIDASI DEMOKRASI” “SEMAKIN MENINGKATNYA KEMAMPUAN

PENGAWAS PEMILU DALAM MENCEGAHTERJADINYA PELANGGARAN PEMILU DANMENANGANI (MENINDAKLANJUTI)PELANGGARAN PEMILU”

“MENINGKATKAN KUALITAS PENGAWASANPEMILU UNTUK MEWUJUDKAN PEMILU YANGDEMOKRATIS SEBAGAI BAGIAN DARIKONSOLIDASI DEMOKRASI” “SEMAKIN MENINGKATNYA KEMAMPUAN

PENGAWAS PEMILU DALAM MENCEGAHTERJADINYA PELANGGARAN PEMILU DANMENANGANI (MENINDAKLANJUTI)PELANGGARAN PEMILU”

Page 25: Bahan Rapat Kerja Pengawasan Pemilu - 1

PARAMETER BAWASLU GUNAMENCAPAI SASARAN LEMBAGA

“Apabila lembaga Bawaslu dan Panwaslu mampumencegah pelanggaran pemilu dan menanganipelanggaran pemilu” ; serta ,“Semakin meluasnya partisipasi masyarakat dalam

pengawasan pemilu”, dengan indikator capaian:Meningkatnya kemampuan pengawas pemilu dalam

mencegah terjadinya pelanggaran;Meningkatnya kemampuan pengawas pemilu dalam

menangani pelanggaran pemilu; danMeningkatnya partisipasi masyarakat dalam

pengawasan pemilu.

“Apabila lembaga Bawaslu dan Panwaslu mampumencegah pelanggaran pemilu dan menanganipelanggaran pemilu” ; serta ,“Semakin meluasnya partisipasi masyarakat dalam

pengawasan pemilu”, dengan indikator capaian:Meningkatnya kemampuan pengawas pemilu dalam

mencegah terjadinya pelanggaran;Meningkatnya kemampuan pengawas pemilu dalam

menangani pelanggaran pemilu; danMeningkatnya partisipasi masyarakat dalam

pengawasan pemilu.