Bahan Pengental Adina

download Bahan Pengental Adina

of 5

Transcript of Bahan Pengental Adina

Formatnya : Bahan Pengental A. Pengertian Natural, Semi Sintetik, Sintetik, Mineral C. Berdasarkan manfaatnya dibagi 4, yaitu : Thickening Agents (Pengental) Gelling Agents Stiffening Agents (Pengeras) Viscosity Increasing Agents (Meningkatkan Viskositas) B. Berdasarkan asalnya dibagi menjadi 4, yaitu:

THANKS FIK!

Stiffening AgentA. White wax Nama lain : Cera alba Nama kimia : White beeswax Lilin putih dibuat dengan memutihkan lilin yang diperoleh dari sarang lebah Apis Mellifera L. Lapisan tipis bening, tidak berasa, putih kekuningan, bau khas lemah. Struktur Kimia Lilin putih berasal dari beeswax (lilin lebah) yang diputihkan, sebuah rumus kimia perkiraan untuk lilin lebah adalah C15H31COOC30H61. Komponen utamanya, Palmitat, Palmitoleat, Hidrokspalimitat, Ester Oleat dan rantai panjang (30-32 rantai) alkohol alifatik dengan rasio triacontanylpalmitat CH3(CH2) 29O-CO-(CH2)14CH3 menjadi asam cerotic CH3(CH2)24COOH dua komponen utama yang terbagi menjadi 6:1. Fungsi Fungsinya sebagai penetapan konsistensi suatu sediaan, pengstabil, dan juga pengeras suatu sediaan Aplikasi Aplikasi pada farmasi, biasanya digunakan untuk meningkatkan kekentalan pada sediaan krim dan salep, juga pengstabill pada sediaan emulsi air dalam minyak. Pada sediaan tablet, lilin putih digunakan sebagai pemoles lapisan gula, juga berperan penting dalam pengatur titik didih sediaan supositoria. Lapisan mikro lilin putih dirancang sebagai lapisan sediaan oral untuk melindungi bahan aktif dari sediaan melewati berbagai absorbsi di sistem pencernaan tubuh agar dapat sampai pada tujuannya. Lilin putih sering digunakan pada sediaan oral dan juga sediaan topical, karena pada dasarnya tidak beracun dan tidak membuat iritasi. Namun reaksi hipersensitivitas dikaitkan dengan kontaminan dengan lilin, meski jarang, telah dilaporkan. Incompitibilities Lilin putih ini tidak cocok dengan bahan yang mudah teroksidasi. Dapat terlarut dengan Kloroform, Eter hangat, Minyak lemak, Minyak atsiri. Agak sukar larut dengan Etanol 95%, dan tidak terlarut dalam Air.

Suhu lebur 62oC sampai 64oC. Lilin putih jika dipanaskan hingga diatas 150 derajat celcius esterifikasi terjadi, dengan konsekuensi penurunan nilai asam dan peningkatan titik didih. Lilin putih stabil apabila tertutup rapat dan jauh dari cahaya. B. Yellow wax Nama lain : Cera Flava Nama kimia : Yellow Beeswax Lilin kuning diperoleh secara alami dari lilin lebah. The PheUr 6,0 menyatakan bahwa lilin kuning berasal dari lelehan dinding sarang lebah yang dibuat oleh lebah madu (Apis mellifera) dengan air panas untuk menghapus benda asing. Lilin menjadi lembut/lunak pada saat keadaan panas, telah dilaporkan. Lilin kuning adalah lilin kuing yang diperoleh dari sarang Apis mellifera L atau spesies Apis lainnya. Mengandung lebih kurang 70% ester terutama miristil palmitat.Disamping itu mengandung juga asam bebas, hidrokarbon, ester kolesterol dan zat warna. Berwarna coklat kekuningan, bau enak seperti madu, agak rapuh jika dingin, menjadi elastic jika hangat dan bekas patahan buram dan berbutir-butir. Struktur Kimia Lilin kuning berasal dari beeswax (lilin lebah), sebuah rumus kimia perkiraan untuk lilin lebah adalah C15H31COOC30H61. Komponen utamanya, Palmitat, Palmitoleat, Hidrokspalimitat, Ester Oleat dan rantai panjang (30-32 rantai) alkohol alifatik dengan rasio triacontanylpalmitat CH3(CH2) 29O-CO-(CH2)14CH3 menjadi asam cerotic CH3(CH2)24COOH dua komponen utama yang terbagi menjadi 6:1. Fungsi Fungsinya sebagai pengontrol ketetapan suatu sediaan, pemoles, pengstabil, dan juga pengeras suatu sediaan Aplikasi Lilin kuning digunakan sebagai makanan, kosmetik, dan produk-produk mengandung gula. Untuk aplikasi farmasi digunakan pada sediaan topical dengan konsentrasi 5-20% sebagai pengeras sediaan krim dan salep. Juga dapat digunakan sebagai pengoles lapisan gula pada tablet. Menggunakan boraks untuk membentuk sabun. Lilin menjadi lembut/lunak pada saat keadaan panas, telah dilaporkan.

Incompitibilities Lilin putih ini tidak cocok dengan bahan yang mudah teroksidasi. Dapat terlarut dalam kloroform, eter hangat, dalam minyak lemak, dan minyak atsiri. Sukar larut dengan etanol (95%), tidak larut dalam air. Lilin putih jika dipanaskan hingga diatas 150 derajat celcius esterifikasi terjadi, dengan konsekuensi penurunan nilai asam dan peningkatan titik didih. Lilin putih stabil apabila tertutup rapat dan jauh dari cahaya.

Viscosity Increasing AgentA. Acacia (Gom Arab) Nama lain : Gum Arab Nama kimia : Acacia Gum arab tersedia dalam bentuk serpihan berwarna putih atau putih kekuningan. Tidak berbau dan tidak berasa. Struktur Kimia Akasia adalah agregat, kompleks dari gula dan hemiselulosa. Inti agregat terdiri dari sebuah inti asam arab untuk terhubung kalsium, magnesium, dan kalium bersama dengan gula arabinosa, galaktosa dan rhamnose. Fungsi Fungsinya sebagai pengstabil sediaan, pengsuspensi sediaan, juga pengikat pada sediaan tablet, dan meningkatkan viskositas suatu sediaan. Aplikasi Akasia/Gum Arab terutama digunakan dalam sediaan oral dan topikal, sebagai penjaga konsistensi dan pengemulsi, sering berkombinasi dengan tragakan. Dan juga digunakan sebagai penyusun pastiles dan zolanges, pengikat pada sediaan tablet walaupun jika digunakan dapat menyebabkan produksi tablet mengalami waktu disintegrasi berkepanjangan akasia. Akan tetapi telah dievaluasi sebagai bioadhesive, tablet telah dimodifikasi. Akasia/Gum Arab juga digunakan dalam kosmetik, permen, produk makanan.

Incompitibilities Akasia tidak kompatibel dengan sejumlah zat termasuk; amidopirin, apomorfin, kresol, etanol (95%), garam besi, morfin, fenol, tannin, vanili. Sebuah enzim pengoksidasi terdapat di dalam Akasia/Gum Arab dapat mempengaruhi bahan-bahan yang mudah teroksidasi. Enzim tidak aktif dengan pemanasan pada suhu 100 derajat celcius untuk waktu yang singkat. Banyak garam yang dapat mengurangi viskositas akasia (larutan), sementara garam trivalent dapat memulai koagulasi. Dalam penyusunan emulsi, akasia (padatan) tidak cocok dengan sabun. Pada solusi berair mengalami degradasi bakteri atau enzimatik tetapi mungkin dipertahankan oleh awalnya mendidihkan larutan dalam jangka waktu pendek untuk menonaktifkan enzim setiap saat, radiasi gelombang mikro dapat juga digunakan. Larutan berair juga dapat di awetkan dengan penambahan pengawet antimikroba seperti 0.1% b/v asam benzoat, 0,1% b/v natrium benzoat, atau campuran dari 0,17% b/v Metilparaben dan 0,03% propilparaben. Bubuk Akasia/Gum Arab disimpan dalam wadah kedap udara di tempat sejuk dan kering.