PROSES PENGEMASAN SIRUPDI PT KARYA CIPTANYATA …sebagai pengental. Menurut Soejardi (2003), gula...
Transcript of PROSES PENGEMASAN SIRUPDI PT KARYA CIPTANYATA …sebagai pengental. Menurut Soejardi (2003), gula...
-
PROSES PENGEMASAN
SIRUPDI PT KARYA CIPTANYATA WISESA
KERJA PRAKTEK
Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat – syarat guna memperoleh gelar
Sarjana Teknologi Pangan
Oleh :
Edwin Widjaja
NIM : 14.I1.0073
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG
2017
-
i
HALAMAN PENGESAHAN
PENGAWASAN MUTU BAHAN PENGEMAS
SIRUP
DI PT KARYA CIPTANYATA WISESA
Oleh :
Edwin Widjaja
NIM : 14.I1.0073
PROGRAM STUDI : TEKNOLOGI PANGAN
Laporan Kerja Praktek ini telah disetujui dan dipertahankan di hadapan sidang penguji
pada 9 Juni 2017
Semarang,
Fakultas Teknologi Pertanian
Program Studi Teknologi Pangan
Universitas Soegijapranata Semarang
Pembimbing Lapangan, Dekan,
Stefanus Dr.V. Kristina Ananingsih, ST, MSc.
Pembimbing Akademik
Novita Ika Putri, S.TP,M.Sc.
-
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esakarena telah memberi kasih
dan berkat-Nya sehingga penulis dapat melaksanakan Kerja Praktek di PT. Karya
Ciptanyata Wisesa dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek dengan judul
“Pengawasan Mutu Bahan Pengemas Sirup di PT. Karya Ciptanyata Wisesa”. Salah
satu tujuan dari kerja praktek adalah sebagai pemenuhan mata kuliah Kerja Praktek
pada Program S1 Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Katolik
Soegijapranata Semarang.
Dalam menjalankan Kerja Praktek dan penulisan Laporan Kerja Praktek ini, penulis
memperoleh banyak wawasan, pengetahuan, keterampilan, serta pengalaman dalam
bidang pangan khususnya pada bagian bahan pengemas untuk sirup di PT. Karya
Ciptanyata Wisesa. Laporan ini dapat selesai berkat dukungan, pengarahan, serta dari
banyak pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. V. Kristina Ananingsih, ST., M.Sc. sebagai Dekan Teknologi Pertanian
Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.
2. Dhea Nathania Hendryanti, S.TP sebagai Koordinator Kerja Praktek Teknologi
Pangan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Katolik Soegijapranata Semarang
3. Novita Ika Putri, S.TP, M.Sc. sebagai dosen pembimbing yang telah meluangkan
waktunya untuk mengarahkan dan membimbing.
4. Bapak Dwi dan Bapak Puji yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
untuk dapat melaksanakan Kerja Praktek di Unit QualityControl.
5. Bapak Stefanussebagai Pembimbing Lapangan yang telah memberikan bimbingan
dan meluangkan waktu selama kami melaksanakan Kerja Praktek.
6. Para staf dari PT. Karya Ciptanyata Wisesa yang telah banyak meluangkan waktu
untuk membimbing penulis.
7. Orang tua wali Penulis, Wiyanto dan Lianawati, saudara tersayang, Ivan Widjaja,
Felix Widjaja dan Charles Willyanto ; serta semua keluarga yang selalu berdoa dan
memberikan semangat serta dukungan material dalam keberhasilan pelaksanaan
Kerja Praktek dan penyusunan laporan Kerja Praktek ini.
8. Clara Elvina, Bernadetha Meliana, dan Uki Putri sebagai teman seperjuangan dalam
-
iii
memberikan semangat dan kerja sama yang baik selama Kerja Praktek berlangsung.
9. Sahabat, teman dan kakak kelas FTP yang maumemberi informasimengenai Kerja
Praktek dan pembuatan laporan.
Akhir kata, penulis berharap agar laporan Kerja Praktek ini bermanfaat bagi para
pembaca khususnya mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Katolik
Soegijapranata. Dalam pembuatan laporan Kerja Praktek ini, penulis menyadaribahwa
jauh dari kesempurnaan. Sehingga penulis berharap dapat diberikan kritik dan saran
yang membangun demi kesempurnaan laporan Kerja Praktek ini dan kebaikan penulis
di masa yang akan datang.
Semarang, 29 Maret 2017
Penulis
Edwin Widjaja
-
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................... iKATA PENGANTAR ...................................................................................................... iiDAFTAR ISI ................................................................................................................... ivDAFTAR GAMBAR .........................................................................................................vDAFTAR TABEL ........................................................................................................... vi1. PENDAHULUAN ......................................................................................................1
1.1. Latar Belakang ................................................................................................... 1
1.2. Tujuan ................................................................................................................ 1
1.3. Tempat dan Waktu Pelaksanaan ........................................................................ 1
1.4. Metode Kerja Praktek ........................................................................................ 1
2. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN ......................................................................32.1. Sejarah Perusahaan ............................................................................................ 3
2.2. Profil Perusahaan ............................................................................................... 3
2.3. Visi dan Misi Perusahaan .................................................................................. 3
2.4. Struktur Organisasi ............................................................................................ 4
2.5. Ketenagakerjaan ................................................................................................. 5
3. SPESIFIKASI PRODUK PT. KARYA CIPTANYATA WISESA ...........................64. PROSES PRODUKSI ................................................................................................8
4.1. Bahan Baku ........................................................................................................ 8
4.2. Alur Proses Produksi ....................................................................................... 10
4.3. Proses Pengemasan .......................................................................................... 12
5. PEMBAHASAN ......................................................................................................155.1. Bahan Baku Pengemasan ................................................................................. 15
5.2. Proses Penerimaan Bahan Pengemas ............................................................... 18
5.3. Proses Pengemasan .......................................................................................... 19
7. DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................24
-
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.Diagram Alir Struktur Organisasi di PT Karya Ciptanyata Wisesa ................ 4
Gambar 2. Sirup Premium ............................................................................................... 6
Gambar 3.Sirup Classic ................................................................................................... 6
Gambar 4. Sirup Elegance ................................................................................................ 7
Gambar 5.Sirup Putri Bali ................................................................................................ 7
Gambar 6.Diagram Alir Tahapan Proses Produksi Sirup ............................................... 10
Gambar 7.Spesifikasi Lembar Karton Gelombang (LKG) ............................................. 17
Gambar 8.Tahapan Penerimaan Bahan Pengemas ......................................................... 18
-
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.Perbandingan Jenis Flute ................................................................................... 18
-
1
1. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang
Pada era abad ke-21 ini dimana teknologi dan nutrisi semakin maju dan berkembang
mahasiswa Teknologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata Semarang
melaksanakan program untuk melaksanakan kegiatan kerja praktek dalam badan usaha
bidang pangan sehingga dapat lebih memahami perbedaan dunia kerja dan
perkuliahan.sehingga kedepannya menjadi tenaga kerja yang siap dalam dunia kerja.
Pada kerja praktek ini diharapkan mahasiswa dapat mendapatkan nilai-nilai serta terlibat
dalam proses maupun kegiatan dalam badan usaha tempat dilakukannya kerja praktek.
PT Karya Ciptanyata Wisesa merupakan perusahaan dimana penulis melakukan
kegiatan kerja praktek.PT Karya Ciptanyata Wisesa merupakan perusahaan yang
bergerak dalam bidang sirup dan minuman cup.Produk yang dihasilkan oleh PT Karya
Ciptanyata Wisesa memiliki kualitas yang baik serta aman bagi konsumen dan juga
tetap menjunjung profesionalitas dalam pengolahannya.Pada kerja praktek in fokus
penulis tertuju pada bahan pengemas pada produk sirup yang dihasilkan oleh PT Karya
Ciptanyata Wisesa.
1.2.Tujuan
Tujuan dari kerja praktek ini adalah memahami dan mengetahui standar dan Quality
Control terhadap bahan pengemas sirup “Fres” yang terdapat pada PT Karya Ciptanyata
Wisesa sehingga tetap dapat menjaga produk yang dihasilkan.
1.3.Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Kerja praktek ini dilaksanakan di PT Karya Ciptanyata Wisesa Semarang yang
bertempat di Jalan JalanTapak Tugu no. 1A Tugu, Semarang. Dimulainya kerja praktek
pada tanggal 9 Januari 2017 danberakhir pada 9Febuari 2017.
1.4.Metode Kerja Praktek
Terdapat 2 metode yang dilakukan dalam kerja praktek, yakni :
Cara langsung
-
2
Cara langsung diawali dengan pengenalan atau orientasi pabrik, pengamatan quality
control produk, pengamatan quality control bahan pengemas, berdiskusi serta
mendengarkan penjelasan dari pembimbing lapangan baik mengenai proses quality
control.
Cara tidak langsung
Studi pustaka dengan mengumpulkan, melengkapi dan membandingkan data yang
didapat dari kerja praktek dengan pustaka yang dapat dipercaya.
-
3
2. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Perusahaan PT. Karya Ciptanyata Wisesa didirikan pada tahun 1970. Sebelumnya PT. Karya
Ciptanyata Wisesa memiliki nama PT. Aditama Raya Industri yang bertempat di Jalan
Taman Sri Gunting dengan produk andalan bermerk sirup “Fresh”. Kini PT. Karya
Ciptanyata Wisesa beroperasi di Jalan Tapak no 1A Tugu, Semarang, dengan produk
andalan yang sama yakni sirup “Fres” (tanpa h) dikarenakan berkaitan dengan
kepemilikan hak paten mengenai merk. Merk produk yang berubah ini tak jauh berbeda
dari merk terdahulu supaya konsumen dapat dengan mudah mengingatnya.PT. Karya
Ciptanyata Wisesa yang merupakan produsen sirup di Indonesia menghasilkan produk
yang sudah terdaftar di BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) serta memiliki
sertifikat halal dari MUI yang terus diperbaharui tiap tahun.
2.2.Profil Perusahaan
Nama Perusahaan : PT Karya Ciptanyata Wisesa
Alamat : Jalan Tapak no 1A Tugu, Semarang
Telpon : (024) 8661970
Email : [email protected]
Tahun Berdiri : 1968
Luas Tanah : 20000 m2
Luas Bangunan : 1800 m
2.3.Visi dan Misi Perusahaan
2
Produksi Utama : Sirup bali, sirup elegance, sirup classic, sirup premium, cup.
Jumlah Karyawan : ± 50 orang
Moto dari PT. Karya Ciptanyata Wisesa yakni menjadi perusahaan yang memproduksi
produk yang sesuai dengan standart ditentukan oleh BPOM guna melayani dan
memberikan kepuasan pada konsumen.
-
4
2.4.Struktur Organisasi
Gambar 1.Diagram Alir Struktur Organisasi di PT Karya Ciptanyata Wisesa
Direktur Utama
Manufacturing Director
Finance & Account Manager Plan Manager
PPIC Production Enginering R&D Purchase Finance HRD Head
Marketing
GM Sales & Market
-
5
2.5. Ketenagakerjaan 2.5.1. Sistem Perekrutan Tenaga Kerja Sistem perekrutan tenaga kerja yang dilakukan biasanya melalui Koran, ataupun dapat
melamar langsung dengan mengajuk CV ke perusahaan.
2.5.2. Pelaksanaan Kerja Pelaksanaan kerja di PT Karya Ciptanyata Wisesa dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :
• Non shift
Pelaksanaan kerja non shift ini dilakukan selama 5 hari (Senin-Jumat) dengan waktu
kerja dari pukul 08.00 – 17.00. Pelaksanaan kerja non shift ini diberlakukan untuk
karyawan yang bekerja dikantor.
• Shift
Pelaksanaan kerja dengan sistem shift ini diberlakukan pada bulan-bulan tertentu
(Menjelang puasa, Idul Fitri, Idul Adha). Sama halnya dengan sistem non shift,
sistem shift ini memberlakukan hari kerja selama 5 hari (Senin-Jumat) dan waktu
selama 8 jam perhari. Sistem shift yang berlaku untuk hari Senin-Jumat ini dibagi
menjadi 2, yaitu :
a. Shift 1 : 08.00 - 17.00
b. Shift 2 : 20.00 - 05.00
Pada kedua sistem pelaksanaan kerja ini, akan diberikan tambahan uang lembur pada
hari Sabtu maupun Minggu dan apabila bekerja lebih dari 8 jam akan diberikan uang
lembur dengan intensif yang sudah ditentukan.
-
6
3. SPESIFIKASI PRODUK PT. KARYA CIPTANYATA WISESA Produk yang dihasilkan pada PT. Karya Ciptanyata Wisesa sirup premium, sirup classic,
sirup elegance, sirup bali, cup.
3.1.Sirup Premium Produk PT Karya Ciptanyata Wisesa
a) b) c) d)
Gambar 2. Sirup Premium varian rasa : (a). Cream soda (b). Frambozen (c).Jeruk (d). Cocopandan
3.2.Sirup Classic Produk PT Karya Ciptanyata Wisesa
a) b) c) d) e) f)
Gambar 3.Sirup Classic varianrasa : (a). Frambozen (b). Jeruk (c).Melon (d).Creamsoda (e).Leci (f).Vanila
-
7
3.3.Sirup Elegance Produk PT Karya Ciptanyata Wisesa
a) b) c) d) e)
Gambar 4.Sirup Elegance varian rasa :(a). Cream soda (b). Rozen (c).Leci (d).Frambozen (e). Jeruk
3.4.Sirup Putri Bali Produk PT Karya Ciptanyata Wisesa
a) b) c)
Gambar 5.Sirup Putri Bali varian rasa : (a). Frambozen (b). Jeruk (c).Melon
-
8
4. PROSES PRODUKSI 4.1. Bahan Baku 4.1.1. Bahan Baku Utama Sirup dalam pembuatannya menggunakan bahan baku utama air dan gula pasir. Kedua
bahan tersebut telah memiliki spesifikasi tertentu untuk menghasilkan produk dengan
kualitas yang baik. PT. Karya Ciptanyata Wisesa dalam penggunaanya menggunakan
gula kristal rafinasi sebagai bahan baku utama, sedangkan untuk air menggunakan air
RO (reverse osmosis). Fungsi dari gula dan air RO sendiri adalah :
Gula
Gula merupakan bahan dasar utama dalam pembuatan sirup essence, dimana gula
yang digunakan dalam pembuatan sirup tersebut adalah gula rafinasi. Fungsi dari
gula pada sirup yakni sebagai pengawet alami, pemberi rasa manis, dan bekerja
sebagai pengental. Menurut Soejardi (2003), gula akan menyerap air dalam
produk sehingga membuat produk menjadi lebih kental.
Air RO
Air yang digunakan adalah air RO (reverse osmosis), merupakah air yang sudah
terbebas dari segala jenis logam berat, kotoran dan kuman serta mengandung zat
mineral tanpa terdapat ion (Tzotzi, C, 2007)
4.1.2. Bahan Baku Tambahan PT. Karya Ciptanyata Wisesa menghasilkan produk berupa 4 jenis sirup dengan
berbagai varian rasa dengan komposisi yang kurang lebih sama. Selain bahan baku
utama, digunakan pulabahan baku tambahan. Bahan baku tambahanyang digunakan
dalam pembuatan sirup adalah asam sitrat, benzoat, pemanis, pengental, pewarna dan
ekstrak buah. Menurut Winarno (1984), fungsi dari bahan baku tambahan adalah
meningkatkan mutu dari produk pangan. Setiap bahan baku tambahan yang digunakan
memiliki kegunaan tersendiri dalam pembuatan produk sirup yakni :
Asam sitrat
Asam sitrat dalam minuman berfungsi memberikan rasa asam, sebagai bahan
pengawet, serta mempercepat proses inversi gula.Penggunaanya dibatasi sebesar 3
gram/liter sari buah (Hidayat dan Dania, 2005).
-
9
Natrium benzoate
Natrium benzoat merupakan pengawet pada bahan pangan asam yang berfungsi
menghambat khamir dan bakteri serta mempertahankan keasaman makanan
(Hughes, 1987).
Pemanis
Pemanis berfungsi memberikan rasa manis serta dapat memberikan bentuk (body)
dan rasa terhadap minuman yang dihasilkan.Pemanis pada minuman juga
memiliki kalori yang lebih rendah dari pada gula (Hidayat dan Dania, 2005).
Pengental
Pengental dalam sirup berfungsi untuk menstabilkan makanan serta dapat
memekatkan makanan atau dapat berfungsi mengentalkan makanan (menaikkan
viskositas) dengan cara pemberian air (Winarno, et al., 1980).
Pewarna
Pewarna pada sirup atau sering disebut dengan corigen coloris berfungsi
memberikan warna yang lebih menarik serta membuat warna dari sirup tidak pucat
(Newsome, 1986).
Ekstrak buah
Eksrak buah berfungsi memperkuat flavor yang ada pada sirup selain itu
penambahannya digunakan untuk kepentingan branding (labeling) pada sirup.
Perisa (Essence)
Flavor adalah gabungan komponen-komponen votalil ataupun non-volatil yang
menimbulkan sensasi.Flavor dapat dibuat secara alami maupun sintetis (Heath,
1981).
-
10
4.2. Alur Proses Produksi Sirup pada dasarnya merupakan produk makanan yang tersusun atas campuran gula, air
dan flavor serta bahan-bahan tambahan lainnya.Proses pembuatan sirup terbagi dalam
diagram sebagai berikut :
Gambar 6.Diagram Alir Tahapan Proses Produksi Sirup
1. Cooking
Proses cooking meliputi perubahan bentuk yang semula gula rafinasi berbentuk kristal
diubah menjadi gula cair dengan penambahan air serta asam sitrat. Prinsip dari
pemanasan dalam tangki menggunakan prinsip double jacket atau perpindahan panas
secara konveksi, suhu yang digunakan yakni 100oC selama 2.5-3 jam.
Bottle Washing
QC Bottle
Filtering
Mixing
Filling & Capping
QC Product
Labeling and Coding
Sealing
Packing
Cooking
Gula, Asam Sitrat
-
11
2. Filtering
Gula cair yang telah mengalami pemanasan disaring dengan filter ukuran 150 mesh
supaya kotoran yang terdapat pada gula cair dapat terpisahkan.
3. Mixing
Mixing merupakan proses penambahan berbagai komposisi sirup seperti pewarna,
perisa (essence), pengawet, pengental, pemanis dan ekstrak buah dengan waktu dan
kecepatan tertentu sesuai dengan jenis sirup yang dibuat.
4. Bottle Washing
Proses Washing atau pencucian botol yang digunakan sebagai alat kemas (kemasan
primer) sirup cair. Fungsi pencucian adalah memastikan botol yang digunakan untuk
mengemas sirup bersih serta tidak terdapat benda asing yang dapat mengkontaminasi
sirup.
5. QC Bottle
Setelah melalui proses washing atau pencucian, dilakukan serangkaian pengcekan
terhadap kualitas botol meliputi kebersihan botol, retak pada botol, flek pada botol,
bayangan pada botol, serta ring dan gelembung terdapat pada dinding botol.
6. Filling &Capping
Filling atau proses pengisian produk merupakan proses yang sangat vital, proses
pengisian produk dilakukan pada ruangan tertutup sehingga mengurangi resiko
kontaminasi dari cemaran udara sekitar.Setelah botol terisi dengan sirup maka
dilanjutkan proses pemasangan capping, proses ini dilakukan sangat cepat guna
menghindari kontaminasi yang tidak diinginkan.
7. QC Product
Proses QC product ini dilakukan oleh 1 orang operator yang dibantu dengan lampu
pernyortir.Indikator Quality Controlyang diamati adalah volume dan tutup botol.Fungsi
lampu pernyotir mempermudah operator melihat kotoran dalam sirup.
8. Labeling and coding
Labeling atau proses penempelan label pada dinding luar botol. Label yang digunakan
sudah terdapat berbagai keterangan seperti Merk, komposisi, kode Halal, kode
BPOM,kode barcode, nama dan kota produsen, serta kode produksi dan kode kadar
luarasa.
-
12
9. Sealing
Sealing adalah proses pemberian plastik pada tutup botol. Fungsi dari pemberian plastik
pada tutup botol adalah memberikan kenyamanan kepada konsumen pada saat membeli
produk sirup.Produk yang beredar dipasaran memiliki seal yang utuh sebagai jaminan
produk yang dibeli asli dan terjaga keamanannya.
10. Packing
Pada proses packing digunakan pengemas sekunderberupa carton box. Setiap 1 carton
box berisi 12 botol sirup.Pengerjaan memasukkan botol pada carton box masih
dilakukan secara manual, sedangkan untuk penutupan dengan lakban menggunakan
Carton selaer.Pada carton box juga terdapat kode produksi, jenis sirup, rasa serta kode
kadarluasa untuk mempermudah dalam pemasaran dan penyimpanan barang
digudang.Setelah dikemas dengan carton box disusun diatas palet, setiap palet tersusun
atas 60 carton box.
4.3. Proses Pengemasan 4.3.1. Bahan Baku Pengemasan Berbagai jenis sirup yang diproduksi oleh PT. Karya Ciptanyata Wisesa menggunakan
kemasan primer berupa botol kaca bening dan kemasan sekunder carton box.Botol kaca
bening memberikan daya tarik tersendiri terhadap konsumen, dikarenakan konsumen
dapat melihat isi dari produk itu sendiri.Botol kaca yang digunakan merupakan botol
kaca baru.Tiap botol mempunyai spesifikasi tertentu sehingga dapat secara baik
menjaga kualitas dari produk yakni sirup.Spesifikasinya adalah tidak retak, tahan
terhadap panas dan benturan, bersih, tidak terdapat cacat, serta tidak terdapat serangga
atau bahan-bahan yang dapat menurunkan atau merusak kualitas dari produk sirup yang
dihasilkan.
4.3.2. Proses Pengemasan Primer Proses pengemasan terhadap botol kaca yang digunakan PT. Karya Ciptyanyata Wisesa
dilakukan secara otomatis. Tahap-tahap yang dilakukan yakni berupa penerimaan botol
kaca, pemeriksaan botol kaca, pencucian botol kaca, pengisian sirup (filling) dan
-
13
pemasangan tutup botol (capping), pemasangan label dan pemasangan segel plastik
diikuti Proses Pemberian Kode Produksi (Coding).
4.3.2.1.Proses Penerimaan Botol Kaca
Botol kaca yang digunakan oleh PT. Karya Ciptanyata Wisesa merupakan botol baru
yang diambil dari sebuah perusahaan yang berasal dari Jakarta yang bernama PT.
Muliaglass.Pengecekan botol meliputi kekuatan botol terhadap thermal shock, volume
botol, ketebalan botol, tinggi botol, diameter botol dan berat dari botol.Apabila kriteria
yang ditentukan tidak terpenuhi atau tidak sesuai dengan CoA dari suppliermaka barang
yang dikirim oleh supplier akan dikembalikan untuk dilakukan proses retur.
4.3.2.2.Proses Pencucian Botol
Proses pencucian botol yakni menggunakan bottle washer. Prosesnya dilakukan secara
otomatis menggunakan air bertekanan tinggi, sehingga bahan pengotor dapat rontok dan
dikeluarkan dari dalam botol.Pencucian botol secara otomatis pada dasarnya
menggunakan campuran air dan liquid caustic soda, umumnya cairan yang digunakan
adalah NaOH.
4.3.2.3.Proses Pengisian Sirup (Filling) danPemasangan Tutup Botol (Cropping)
Pengisian sirup dilakukan pada botol yang sudah bersih dicuci. Proses filling dan
cropping diawasi oleh 1 orang operator, prosesnya dilakukan secara aseptis dan cepat
guna menghidari kontak degan udara terlalu lama. Volume dari sirup Fresh baik jenis
Premium, Classic, Elegance dan Putri Bali yakni 625ml. Proses cropping menggunakan
crop berbahan dasar logam yang tahan terhadap asam dan basa.
4.3.2.4.Proses Pemasangan Label dan Pemasangan Segel
Proses pemasangan label dilakukan secara otomatis, dimana dinding luar dari botol
diberi lem agar label dapat menempel kuat dengan dinding botol. Setelah label
tertempel pada dinding botol dilanjutkan dengan proses pemasangan segel, proses ini
bertujuan agar memberikan tanda bahwa produk sirup yang diterima oleh konsumen
dalam keadaan yang baik serta memberikan identitas dari produsen sirup itu sendiri.
-
14
Proses penempelan segel pada tutup botol dilakukan secara manual oleh 2 orang
operator.
4.3.2.5.Proses Pemberian Kode Produksi (Coding)
Kode produksi merupakan hal penting yang perlu dicantumkan kedalam produk. Kode
produksi yang terdapat pada PT. Karya Ciptanyata Wisesa terdiri atas 6 angka
mencakup 5 hal yakni :
- Shift : Shift pagi angka “1” dan shift siang angka “2”
- Nomor tangki : nomor tangki yang digunakan untuk produksi sirup tersebut
misalkan tangki “2”
- Minggu ke : Jumlah minggu dalam 1 tahun dibuatnya sirup dengan range
“01-52”
- Hari : Hari ke berapa dalam 1 minggu tersebut. Apabila rabu angka
“3”, jumat angka “5”
- Waktu mixing & Filling : Mixing kemarin dan filling hari ini angka “1”
sedangkan mixing & filling hari ini angka “2”
Apabila kode produksi 234352 maka berarti sirup dikerjakan pada shift siang
menggunakan tangki nomor 3, sirup diproduksi pada minggu ke 43 (bulan oktober),
pada hari jumat (angka 5) dan proses mixing &filling dilakukan pada hari yang sama
(angka 2).
4.3.3. Proses Pengemasan Sekunder Proses pengemasan sekunder yang dilakukan di PT. Karya Ciptanyata Wisesa
menggunakan pengemas sekunder berupa carton box. Proses pengemasannya dilakukan
lebih dari 6 operator. Tiap carton box berisi atas 12 botol sirup.Pengemas sekunder
berfungsi untuk melindungi produk serta mempermudah dalam pemasaran,
penyimpanan dan pengangkutan produk.Sedangkan untuk melakban carton box sendiri
PT. Karya Ciptanyata Wisesa menggunakan carton sealer.
-
15
5. PEMBAHASAN Pada laporan ini akan dibahas proses persiapan botol yang meliputi tahapan penerimaan
bahan pengemas dan pecucian botol. Setelah itu akan dibahas pula mengenai bahan
baku dari pengemas meliputi bahan baku botol kaca dan bahan baku carton box. Juga
akan dibahas proses pengemasan yang ada pada PT. Karya Ciptanyata Wisesa yang
meliputi Proses Pengisian Sirup Kedalam Botol, Proses Pemasangan Tutup Botol,
Proses Pemasangan Label,Pemasangan Segel dan Proses Pengemasan Sekunder.
5.1. Bahan Baku Pengemasan Produk pangan memiliki kualitas yang beragam, kualitas tersebut harus dapat
dipertahankan hingga waktu yang telah ditentukan, guna memenuhi permintaan dan
kebutuhan konsumen.Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas produk pangan
adalah jenis dan metode pengemasan. Beberapa fungsi kemasan sesuai dengan
pernyataan Buckle (1987) adalah:
- Mempertahankan kebersihan produk dan melindungi produk dari kotoran maupun
pencemar lainnya.
- Melindungi produk terhadap kerusakan yang diakibatkan lingkungan luar (air,
oksigen, sinar).
- Dapat berfungsi dengan efisien, benar, serta ekonomis dalam proses
pengemasannya.
- Memiliki suatu tingkat kemudahan untuk dapat dibentuk sesuai dengan rancangan.
- Memiliki daya tarik untuk penjualan, memiliki keterangan dan pengenalan produk.
Sistem kemas berdasarkan strukturnya dapat diklasifikasikan dalam 3 macam, yakni :
1. Kemasan Primer
Kemasan primer merupakan kemasan yang secara langsung kontak dengan produk yang
dikemas, oleh sebab itu banyak pertimbangan yang dibutuhkan untuk memilih kemasan
primer.Kemasan primer memiliki kontribusi yang lebih besar dari kemasan sekunder
dalam hal melindungi produk dari kerusakan. Pemilihan jenis dan ketebalan kemasan
primer akan berpengaruh terhadap ketahanan kemasan terhadap lingkungan luar. Selain
itu indikator berupa uap air, gas dan cahaya juga perlu diperhatikan.Ketahanan uap air
dari suatu bahan pengemas dapat dilihat pada nilai Water Vapor Transmission
-
16
Rate(WVTR), nilai WVTR merupakan laju uap air dalam menembus lapisan bahan
pengemas pada suhu dan kelembaban tertentu pada kondisi yang tetap (steady
state).Sedangkan Ketahanan gas dari suatu bahan pengemas dapat dilihat pada nilai
Oxygen Transmission Rate (OTR).Nilai OTR merupakan laju gas oksigen dalam
menembus lapisan bahan pengemas pada suhu dan kelembaban tertentu pada yang
steady state pula. Nilai WVTR dan OTR yang rendah akan mencegah uap air dan
oksigen yang masuk kedalam kemasan, sehingga bahan pangan yang dikemas akan
memiliki umur simpan lebih tinggi (Sampurno, 2006).Nilai dari WVTR dan OTR
kaca/gelas sendiri adalah 0, hal ini berarti bahan pengemas kaca merupakan bahan
pengemas yang kedap terhadap uap air maupun oksigen (Syarief et al., 1989). Sehingga
penggunaan botol kaca akan memperpanjang umur simpan sirup dan menghindarkan
dari kerusakan produk yang tidak diinginkan.
2. Kemasan Sekunder
Kemasan sekunder adalah kemasan lapis kedua setelah kemasan primer, dengan tujuan
memberikan perlindungan lebih terhadap produk (Astawan, 2008).
3. Kemasan tersier
Kemasan tersier merupakan kemasan lapis ketiga setelah lapisan sekunder. Tujuan
adanya kemasan tersier adalah untuk memudahan proses transportasi yang dilakukan.
Kemasan tersier dapat berupa kotak karton maupun peti kayu (Astawan, 2008). Selain
mempermudah dalam pengiriman, kemasan tersier juga mempermudah produsen dalam
melakukan proses penyimpanan (Ebook pangan, 2007).
PT. Karya Ciptanyata Wisesa menggunakan 2 jenis kemasan yakni kemasan primer dan
kemasan sekunder.Kemasan primer yang digunakan berupa botol kaca dan kemasan
sekunder yang digunakan berupa carton box.Penerapan botol kaca pada produk sirup
sudah tepat, dikarenakan kaca dapat menahan uap air sehingga produk sirup dapat
terhindar dari serangan jamur (Peltczar et al., 1986).
5.1.1. Bahan Baku Botol Kaca Botol kaca yang biasanya digunakan merupakan botol yang terbuat dari campuran silika
dioksida (SiO2).Hal ini serupa dengan yang digunakan pada PT. Karya Ciptanyata
Wisesa, botol yang digunakan terbuat dari campuran silika dioksida.Botol kaca secara
-
17
garis besar dapat dibagi menjadi tiga bagian yakni bagian leher, badan, dan dasar.
Dipilihnya botol kaca sebagai bahan pengemas dikarenakan bahan baku dari botol kaca
itu sendiri tidak mudah bereaksi dengan produk yakni larutan sirup. Akan tetapi botol
kaca sangat terbatas penggunaanya dikarenakan mudah pecah apabila terkena tekanan
dari dalam, benturan, serta perubahan suhu didalam botol dan diluar botol yang terlalu
besar (Winarno, 1994).PT Karya Ciptanyata Wisesa memilih botol kaca dengan warna
transparan supaya produk sirup dapat dilihat oleh konsumen sehingga lebih menarik dan
mengundang konsumen untuk membeli serta memastikan tidak terdapat kotoran
didalam produk yang sudah beredar dipasaran.
5.1.2. Bahan Baku Carton box Kemasan sekunder yang digunakan pada botol sirup adalah carton box.Carton box yang
digunakan merupakan lembar karton gelombang (LKG) yang terdiri dari :
Gambar 7.Spesifikasi Lembar Karton Gelombang (LKG)
5.1.2.1.Kraft Linier
Kraft linier adalah kertas pada carton box yang memiliki warna coklat untuk melapisisi
bagian dalam serta luar karton. Ukurannya beragam dari 125, 150, 200, 250, dll. Nilai
ukuran yang semakin besar maka akan memiliki ketahanan yang semakin besar pula
(semakin kuat). Kraft linier yang digunakan oleh PT. Karya Ciptanyata Wisesa ada
ukuran 150 gsm atau 150 gram/m2
5.1.2.2.Medium Kraft
.Gsm merupakan satuan pada kertas karton yakni
gram per meter persegi.
Medium kraft merupakah bagian yang terdapat diantara kraft linier luar dan
dalam.Medium kraft merupakan bagian tengah yang merupakan penyusun lembaran
karton. Tujuan medium kraf dibentuk bergelombang supaya dapat menahan gaya
tekanan sehingga tidak mudah patah. PT. Karya Ciptanyata memuat produk dengan
tekanan yang cukup tinggi maka digunakan medium kraft dengan ukuran 150 gsm.
-
18
5.1.2.3.Fluting
Fluting merupakan sebuah istilah yang sering digunakan untuk medium pada carton box
yang berbentuk gelombang. Berdasarkan jenis ukurannya terdapat 3 jenis fluteyakni :
Tabel 1.Perbandingan Jenis Flute
Flute A Flute B Flute C
Jumlah flute per m 104-125 150-184 120-145
Tinggi flute mm 4,7 2,4 3,6
Pada table diatas dapat dilihat ukuran terkecil terdapat pada flute A lalu diikuti flute C
dan flute B. Jenis flute yang sering digunakan adalah flute C, dikarenakan ukuran yang
pas dan harganya yang ekonomis. PT. Karya Ciptanyata Wisesa menggunakan flute tipe
C, dari data diatas kualitas karton box yang digunakan dapat ditulis sebagai berikut :
Kualitas : K150/M150/K150 (Kraft linier 150/ Medium Kraft150/ Kraft linier 150)
Flute : C (120-145 gelombang/m)
5.2. Proses Penerimaan Bahan Pengemas 5.2.1. Tahapan Penerimaan Bahan Pengemas
Gambar 8.Tahapan Penerimaan Bahan Pengemas
-
19
Tahapan penerimaan bahan pengemastertera sebagai berikut:
1. Pengecekan izin masuk
Suplier yang mengirimkan bahan pengemas akan malapor kepada petugas
keamanan,salnjutnya petugas keamanan akan mengkonfirmasi kepada divisi terkait.
2. Penerimaan bahan pengemas
Setelah supplier masuk, bahan pengemas yang bermuatan pada truk akan diturunkan
untuk selanjutnya dibuatkan nota penerimaan barang.
3. Pengecekan oleh QC Lab
Proses pengecekan kualitas dari bahan pengemas yakni dengan membandingkan
kualitas bahan pengemas yang diterima perusahaan dengan CoA yang diberikan oleh
supplier atau kesepakatan awal antara supplier dengan perusahaan. Pengecekan perlu
dilakukan guna memastikan bahwa kualitas yang dikirimkan oleh supplier sesuai
dengan spesifikasi yang diminta perusahaan sehingga mutu dari produk dapat terjamin.
Pengecekannya dilakukan metode sampling secara acak, jumlah sampel yang diambil
tergantung dari jumlah barang yang diterima.
4. Penyimpanan dalam Gudang Penyimpanan
Setelah bahan pengemas yang diterima perusahaan sesuai dengan CoA atau memenuhi
standar maka akan disimpan didalam gudang penyimpanan. Untuk bahan yang tidak
sesuai akan dikembalikan kepada supplier untuk dilakukan proses retur.Prinsip dari
penyimpanan yang diterapkan adalah First in first out (FIFO).FIFO perlu diterapkan
guna menghindari kerusakan yang tidak diinginkan akibat dari penyimpanan yang
terlalu lama.
5.3. Proses Pengemasan 5.3.1. Pencucian Botol Pencucian botol pada PT. Karya Ciptanyata Wisesa dilakukan secara
otomatis.Pencucian secara otomatis memiliki beberapa keunggulan seperti cepat,
memerlukan jumlah air lebih sedikit serta mengurangi jumlah tenaga kerja. Proses
pencuciannya meliputi pembersihan kotoran pada dinding luar botol dan dalam botol
menggunakan air dengan suhu lebih dari 70oC. Digunakannya suhu lebih dari 70oC
karena pada suhu tersebut sebagian besar bakteri berhenti tumbuh dan mulai mati
(Depkes RI, 2004). Pencucian botol juga menggunakan liquid caustic soda, caustic soda
-
20
yang digunakan dalam pencuian botol adalah NaOH.Fungsi dari NaOH adalah
membantu menghilangkan kotoran didalam botol yang sukar larut.
5.3.2. Proses Pengisian Sirup Kedalam Botol Prinsip dari kerja filler adalah mengeluarkan udara yang ada didalam botol diikuti
dengan mengalirkan larutan sirup kedalam botol. Pada proses pengisian sirup terdapat
hal-hal yang perlu diperhatikan.Headspace adalah ruang kosong yang terdapat antara
permukaan atas produk dengan tutup botol.Fungsi headspace sendiri adalah
memberikan ruang cadangan terhadap pengembangan produk yang akan mengalami
proses sterlisasi, sehingga tidak botol tidak pecah (Ardawyah, 2008). Pada produk sirup
tidak mengalami sterlisasi, sehingga volume headspace yang terlalu besar akan
mempengaruhi kualitas dari produk, dikarenakan sebagian besar udara yang terdapat
didalam headspace adalah oksigen. Menurut BPOM (2015), menjelaskan bahwa volume
headspace (rongga kosong) tidak boleh melebihi 10% dari total volume botol (v/v).
Headspace botol dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻 botol ∶Sisa volume botol
Volume total 𝑥𝑥 100%
Spesifikasi botol pada CoA yang dikirim oleh supplierkepada PT. Karya Ciptanyata
Wisesa memiliki volume rata-rata 651,4 ml, sedangkan volume sirup yang diisikan
kedalam botol berkisar 620ml, sehingga dapat dihitung nilai Headspace botol yang
terdapat pada PT. Karya Ciptanyata Wisesa yakni sebesar 4,82%.
𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻 botol ∶651,4 − 620 ml
651,4 ml 𝑥𝑥 100%
𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻 botol ∶ 4,82%
Headspace yang berada pada PT. Karya Ciptanyata Wisesa 4,82% dimana nilai
tersebuttelah memenuhi standart yang dianjurkan bahkan jauh lebih kecil dari yang
telah ditetapkan BPOM yakni 10%.
5.3.3. Proses Pemasangan Tutup Botol Dalam penerapannya, hendaknya proses pemasangan tutup botol dilakukan dengan
rapat (hermetis). Penutupan secara hermetis akan menghambat dan mencegah kerusakan
yang disebabkan oleh mikroba. PT. Karya Ciptanyata Wisesa menggunakan tutup botol
-
21
tanpa ulir. Proses penutupan yang ideal yakni dilakukan secara cepat setelah proses
filling selesai, guna menghindari adanya kontaminasi dari udara sekitar. Pemilihan tutup
botol sangatlah penting guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti
korosi.Menurut Winarno et al (1984), tutup botol yang berbahan dasar logam masih
mungkin terjadi reaksi korosi atau timbulnya karat. Oleh karena itu PT. Karya
Ciptanyata memilih tutup botol yang memiliki spesifikasi tahan terhadap asam maupun
basa.
5.3.4. Proses Pemasangan Label dan Pemasangan Segel Setelah proses penutupan botol selesai maka dilanjutkan proses pemasangan label yang
telah dibuat. Tujuan digunakannya label adalah memberikan identitas sirup yang telah
dibuat PT. Karya Ciptanyata Wisesa. Label ditempelkan pada dinding bagian luar botol
kaca. Label yang baik dan ideal sebaiknya memuat berbagai informasi mengenai nama
produk, produsen yang membuat, bahan yang digunakan, volume produk, ijin
departemen badan obat dan makanan (BPOM), label halal, tanggal kadarluarsa serta
tanggal produksi.PT. Karya Ciptanyata Wisesa telah memuat keseluruhan komponen
diatas didalam berbagai produk sirup yang diproduksi. Setelah itu dilanjutkan dengan
proses pemasangan segel, penyegelan berfungsi menghindari adanya penyelewengan
atau pemalsuan produk dan memberikan rasa nyaman terhadap konsumen bahwa
produk yang dibeli terjamin mutunya. Segel dipasang pada bagian antara leher botol dan
tutup botol, sehingga untuk membuka botol perlu dilakukan perusakkan segel dimana
hal ini merupakan fungsi dari segel itu sendiri.
5.3.5. Proses Pemberian Kode Produksi (Coding) Pada dasarnya kode produksi yang tertulis pada produk dirancang oleh kepala Quality
Control. Fungsi dari kode produksi sendiri untuk dapat mempermudah pengecekkan
dokumen apabila suatu saat terjadi audit ataupun permasalahan produk yang ada
dilapangan. Menurut BPOM (2003), Mengenai pedoman umum label pangan
menyebutkan bahwa setidak tidaknya kode produksi yang dibuat memuat tanggal
produksi, batch, angka atau huruf lain yang rinci. Coding yang terdapat pada PT. Karya
Ciptanya Wisesa terdiri atas 5 komponen. Kelima komponen tersebut antara lain shift,
-
22
nomor tangki, minggu, hari dan waktu mixing & filling. Kode produksi yang terdapat
pada PT. Karya Ciptanyata Wisesa telah sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan.
5.3.6. Proses Pengemasan Sekunder Pada proses terakhir ini sirup yang telah diberi label dan segel akan berjalan dengan
conveyor untuk diambil oleh operator untuk dimasukkan kedalam cartonbox. Pemilihan
kemasan sangat penting guna menjaga produk dari kerusakan serta memberikan daya
tarik tersendiri kepada konsumen.Kemasan yang baik untuk menampung suatu produk
diharuskan untuk mengandung logo perusahaan, label halal, keterangan komposisi,
berat bersih atau volume serta menarik konsumen (Hidayat & Dania, 2005). Peraturan
yang telah diatur oleh pemerintah yakni terkandung dalam UU RI Nomer 7 Tahun 1996
mengenai pangan, bab IV pasal 30 ayat 2, tertulis bahwa label kemasan setidak-tidaknya
memuat berbagai keterangan mengenai nama produk, volume atau berat bersih dari
produk, alamat serta nama produsen, keterangan halal atau logo halal, bulan serta tahun
kadaluwarsa.Hal ini sudah terdapat pada carton box di PT. Karya Ciptanyata Wisesa.
Label kemasan pada carton box telah terdapat nama produk, volume atau berat bersih
dari produk, alamat serta nama produsen, keterangan halal atau logo halal, bulan serta
tahun kadaluwarsa.
-
23
6. KESIMPULAN & SARAN
6.1.Kesimpulan
- Kemasan primer yang digunakan PT. Karya Ciptanyata Wisesa adalah botol kaca
- Kemasan sekunder yang digunakan PT. Karya Ciptanyata Wisesa adalah carton box
- Headspace pada PT. Karya Ciptanyata Wisesa telah memenuhi peraturan yang
ditetapkan BPOM
- Coding pada PT. Karya Ciptanyata Wisesa telah memenuhi peraturan yang
ditetapkan BPOM
6.2.Saran
- Disarankan untuk menggunakan lem putih food grade sehingga keamanan pangan
dapat ditingkatkan.
-
24
7. DAFTAR PUSTAKA
Ardawyah, R. 2008. Pengolahan dan Pengawetan Ikan. Bumi Aksara. Jakarta Astawan, Made. 2008. Ahli Gizi dan Pangan. Artikel Kemasan : pengamanan dan
pengawet makanan.
BPOM.2015. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI No 1 Tahun 2015 Tentang Kategori Pangan. BPOM.2003. Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor HK.00.05.52.4321 tahun 2003 tentang Pedoman Umum Pelabelan Produk Pangan. Jakarta: BPOM.
Buckle,K.A., dkk. (1987). Ilmu Pangan.Universitas Indonesia Press. Jakarta.
Ebook Pangan.Com. 2007. Pengemasan Bahan Pangan. Diambil Tanggal 12 Agustus 2016 Pukul 11.00 WIB ISSN : 1411-1098
Fellows, P. 1992. Food Processing Technology Principles And Practice. NewYork. Ellis
Horwood Limited. Heath, H. B. 1981. SourceBook of Flavors. AVI Publishing Company. Westport,
Connecticut. Hidayat, N, dan W.AP. Daniati, 2005.Minuman Berkarbonasi dari Buah Segar. Trubus Agrisarana, Surabaya.
Hughes, C., 1987. Food Additives Guides. Jhon Willy and Sons, New York.
Newsome, R. L., 1986, Food Colors, Food Technol, 40(7): 49-56, Di dalam: Zat Pewarna Makanan dan Peraturan Pemakaiannya. Media Teknologi Pangan, 2(2): 44-52.
Pelczar, M.J. & E.C.S. Chan, 1986, Penterjemah , Ratna Siri Hadioetomo dkk. Dasar-
Dasar Mikrobiologi 1, Universitas Indonesia Press. Jakarta. Sampurno B. 2008. Flexible Packaging Laminates. Jakarta: Meerkats Flexipack.
Soejardi. 2003. Proses Pengolahan di Pabrik Gula Tebu. LPP.Yogyakarta. Syarief, R., S.Santausa, St.Ismayana B. 1989. Teknologi Pengemasan Pangan. Laboratorium Rekayasa Proses Pangan, PAU Pangan dan Gizi, IPB.
-
25
Tzotzi, C.2007. A Study of CaCO3 Scale Formation and Inhibition in RO and NF Membrane Processes.Desalination journal.Volume 296.
Winarno, F.G., S. Fardiaz dan D. Fardiaz, 1980. Pengantar Teknologi Pangan. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Winarno, F.G., 1984. Bahan Tambahan Makanan. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Winarno, F.G. 1984. Kimia Pangan Dan Gizi. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama.
Winarno, F.G. 1994. Sterilisasi Komersial Produksial. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama.
HALAMAN PENGESAHANKATA PENGANTARDAFTAR ISIDAFTAR GAMBARDAFTAR TABELPENDAHULUANLatar BelakangTujuanTempat dan Waktu PelaksanaanMetode Kerja Praktek
KEADAAN UMUM PERUSAHAANSejarah PerusahaanProfil PerusahaanVisi dan Misi PerusahaanStruktur OrganisasiKetenagakerjaanSistem Perekrutan Tenaga KerjaPelaksanaan Kerja
SPESIFIKASI PRODUK PT. KARYA CIPTANYATA WISESAPROSES PRODUKSIBahan BakuBahan Baku UtamaBahan Baku Tambahan
Alur Proses ProduksiProses PengemasanBahan Baku PengemasanProses Pengemasan PrimerProses Pencucian BotolProses Pengisian Sirup (Filling) danPemasangan Tutup Botol (Cropping)Proses Pemasangan Label dan Pemasangan Segel
Proses Pengemasan Sekunder
PEMBAHASANBahan Baku PengemasanBahan Baku Botol KacaBahan Baku Carton boxKraft LinierMedium KraftFluting
Proses Penerimaan Bahan PengemasTahapan Penerimaan Bahan Pengemas
Proses PengemasanPencucian BotolProses Pengisian Sirup Kedalam BotolProses Pemasangan Tutup BotolProses Pemasangan Label dan Pemasangan SegelProses Pemberian Kode Produksi (Coding)Proses Pengemasan Sekunder
DAFTAR PUSTAKA