bahan makalah psikologi2.docx
-
Upload
uti-diyan-pangestu -
Category
Documents
-
view
7 -
download
0
Transcript of bahan makalah psikologi2.docx
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................ vii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang............................................................................................. 1
2. Tujuan.......................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Intelegensi................................................................................. 2
2. Pengertian Minat......................................................................................... 2
3. Pengertian Bakat.......................................................................................... 3
4. Pengertian Kreativitas................................................................................. 4
5. Pengertian Prestasi Belajar.......................................................................... 5
BAB III MENGEMBANGAN BAKAT & MINAT
1. Mengembangkan Bakat dan Minat.............................................................. 6
BAB IV HUBUNGAN ANTARA KREATIVITAS, MINAT, BAKAT & INTELEGENSI BAGI
PESERTA DIDIK
1. Hubungan Minat dan Bakat......................................................................... 7
2. Hubungan antara Intelegensi dengan Kreativitas........................................ 7
3. Hubungan antara Intelegensi dengan Bakat................................................ 8
4. Hubungan antara Bakat dan Prestasi........................................................... 8
5. Hubungan antara Intelegensi dengan Prestasi Belajar................................. 9
6. Hubungan antara Kreativitas dengan Intelegensi........................................ 10
BAB V Peran Guru dalam Mengembangkan Potensi Peserta Didik
1. Dasar............................................................................................................ 10
2. Potensi Diri.................................................................................................. 10
3. Cara mengetahui potensi diri....................................................................... 10
4. Mengembangkan Potensi Diri..................................................................... 11
5. Peran Guru................................................................................................... 11
BAB VI
1. Kesimpulan.................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Intelegensi ialah kesanggupan untuk menyesuaikan diri kepada kebutuhan baru, dengan
menggunakan alat-alat berfikir yang sesuai dengan tujuannya.Intelegensi sebagian besar
tergantung dengan dasar dan turunan (bawaan seseorang).
Sedangkan minat itu sendiri adalah indikator dari kekuatan seseorang di area tertentu di mana
dia akan termotivasi untuk mempelajarinya dan menunjukkan kinerja yang tinggi. Kemudian,
bakat adalah anugrah yang tidak boleh disia – siakan dan harus dikembangkan secara maksimal.
Setiap manusia terlahir dengan memiliki bakat tertentu yang dimiliki secara alamiah, yang
mutlak memerlukan latihan untuk membangkitkan dan mengembangkannya. Seperti halnya
bakat, kreativitas yang dimiliki oleh seseorang juga anugrah yang harus dipergunakan secara
tepat sasaran.
Kreativitas, disamping bermakna baik untuk pengembangan diri maupun untuk
pembangunan masyarakat, juga merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Kreativitas erat
kaitannya dengan kehidupan manusia. Kreativitas selalu berada dibelakang sebuah penemuan
besar. Antara intelegensi, minat, bakat dan kreativitas memiliki hubungan satu sama lain yang
sangat berpengaruh bagi peserta didik. Maka dari itu, penulis akan membahas tentang
bagaimana hubungan antara intelegensi, minat, bakat dan kreativitas bagi peserta didik.
2. Tujuan
Tulisan ini bertujuan untuk menambah wawasan para pembaca, khususnya para mahasiswa
jurusan psikologi, mata kuliah psikologi pendidikan. Agar kita dapat belajar untuk mengetahui
bagaimana hubungan antara intelegensi, minat, bakat dan peserta bagi peserta didik.Dan
mempermudah dalam menempuh ujian akhir semester sesuai dengan materi pembelajaran yang
disampaikan oleh dosen pengajar.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Intelegensi
Berikut ini adalah pendapat beberapa ahli psikologi tentang pengertian Intelegensi
yaitu sebagai berikut :
Claparde dan Stern mengatakan bahwa intelegensi adalah kemampuan untuk
menyesuaikan diri secara mental terhadap situasi atau kondisi baru.
K. Buhler mengatakan bahwa intelegensi adalah perbuatan yang disertai dengan
pemahaman atau pengertian.
David Wechster (1986). Definisinya mengenai intelegensi mula-mula sebagai
kapasitas untuk mengerti ungkapan dan kemauan akal budi untuk mengatasi tantangan-
tantangannya. Namun di lain kesempatan ia mengatakan bahwa intelegensi adalah
kemampuan untuk bertindak secara terarah, berfikir secara rasional dan menghadapi
lingkungannya secara efektif.
William Stern mengemukakan batasan sebagai berikut: Intelegensi ialah kesanggupan
untuk menyesuaikan diri kepada kebutuhan baru, dengan menggunakan alat-alat berfikir
yang sesuai dengan tujuannya. William Stern berpendapat bahwa intelegensi sebagian besar
tergantung dengan dasar dan turunan, sedangkan pendidikan atau lingkungan tidak begitu
berpengaruh kepada intelegensi seseorang.
Inteligensi meliputi terutama kemampuan verbal, pemikiran lancar, pengetahuan,
perencanaan, perumusan masalah, penyusunan strategi, representasi mental, ketrampilan
pengambilan keputusan, keseimbangan serta integrasi intelektual secara umum.
Dari definisi diatas dapat
B. Pengertian Minat
Menurut John Holland, minat adalah aktivitas atau tugas-tugas yang membangkitkan
perasaan ingin tahu, perhatian, dan memberi kesenangan atau kenikmatan.
Menurut kamus lengkap psikologi, minat (interest) adalah satu sikap yang berlangsung
terus menerus yang memolakan perhatian seseorang, sehingga membuat dirinya jadi selektif
terhadap objek minatnya, perasaan yang menyatakan bahwa satu aktivitas, pekerjaan, atau
objek itu berharga atau berarti bagi individu, dan satu keadaan motivasi, atau satu set
motivasi, yang menuntun tingkah laku menuju satu arah (sasaran) tertentu (dalam Chaplin,
2008:255).
Menurut Crow & Crow (dalam Abror, 1993:112) minat adalah sesuatu yang berhubungan
dengan daya gerak yang mendorong kita cenderung atau merasa tertarik pada orang, benda,
kegiatan ataupun bisa berupa pengalaman yang efektif yang dirangsang oleh kegiatan itu
sendiri.
Rast, Harmin dan Simon (dalam Mulyati, 2004:46) menyatakan bahwa dalam minat
itu terdapat hal-hal pokok diantaranya:
1. adanya perasaan senang dalam diri yang memberikan perhatian pada objek tertentu.
2. adanya ketertarikan terhadap objek tertentu.
3. adanya aktivitas atas objek tertentu.
4. adanya kecenderungan berusaha lebih aktif.
objek atau aktivitas tersebut dipandang fungsional dalam kehidupan dan (6) kecenderungan
bersifat mengarahkan dan mempengaruhi tingkah laku individu.
Definisi minat menurut Shaleh (2004:262) adalah suatu kecenderungan untuk
memberikan perhatian dan bertindak terhadap orang, aktivitas atau situasi yang menjadi
objek dari minat tersebut dengan disertai perasaan senang.
Jadi minat merupakan kecenderungan atau arah keinginan terhadap sesuatu untuk
memenuhi dorongan hati, minat merupakan dorongan dari dalam diri yang mempengaruhi
gerak dan kehendak terhadap sesuatu, merupakan dorongan kuat bagi seseorang untuk
melakukan segala sesuatu dalam mewujudkan pencapaian tujuan dan cita-cita yang menjadi
keinginannya. Minat dapat menjadi indikator dari kekuatan seseorang di area tertentu di
mana dia akan termotivasi untuk mempelajarinya dan menunjukkan kinerja yang tinggi.
C. Pengertian Bakat
Adalah kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu
dikembangkan atau dilatih untuk mencapai suatu kecakapan, pengetahuan dan keterampilan
khusus. Bakat baru muncul bila ada kesempatan untuk berkembang atau dikembangkan.
Sehingga mungkin saja seseorang tidak mengetahui dan mengembangkan bakatnya.
Ada beberapa pendapat tentang bakat, antara lain:
Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki seseorang sebagai kecakapan
pembawaan. Ungkapan ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Ngalim Purwanto
(1986:28) bahwa “bakat dalam hal ini lebih dekat pengertiannya dengan kata aptitude yang
berarti kecakapan, yaitu mengenai kesanggupan-kesanggupan tertentu”.
Kartono (1995:2) menyatakan bahwa “bakat adalah potensi atau kemampuan kalau
diberikan kesempatan untuk dikembangkan melalui belajar akan menjadi kecakapan yang
nyata.”
Menurut Syah Muhibbin (1999:136) mengatakan “bakat diartikan sebagai
kemampuan individu untuk melakukan tugas tanpa banyak bergantung pada upaya
pendidikan dan latihan.”
Menurut Guilford bakat adalah kecakapan yang dimiliki seseorang sejak lahir untuk
melakukan sesuatu.
Menurut Sukardi bakat adalah kualitas yang dimiliki individu yang memungkinkan
dirinya dapat berkembang dimasa yang akan datang.
D. Pengertian Kreativitas
James R Evan menyatakan kreativitas adalah keterampilan untuk membentuk kombinasi-
kombinasi baru dari dua atau lebih konsep yang telah ada dalam pikiran. Setiap kreasi
merupakan kombinasi baru dari ide-ide dan produk yang inovatif dan seni dalam pemenuhan
kebutuhan manusia.
Michael A.West menyatakan bahwa kreativitas merupakan penyatuan pengetahuan
berbagai bidang pengalaman yang berlainan untuk menghasilkan ide-ide baru yang lebih
baik. Kreativitas melibatkan kita dalam penemuan-penemuan terus-menerus cara baru dan
baik dalam mengerjakan berbagai hal. Kreativitas terkait dengan penggunaan berbagai
potensi yang dimiliki, baik pengetahuan, intuisi maupun imajinasi sedemikian rupa sehingga
dapat menghasilkan ide-ide baru yang lebih baik dan bermanfaat.
David Campbell, Ph.D menyatakan bahwa kreativitas adalah kegiatan yang
mendatangkan hasil dengan kandungan ciri:
1. Inovatif : belum pernah ada, segar, menarik, aneh, mengejutkan dan teobosan baru.
2. Berguna : lebih enak, lebih baik, lebih praktis, mempermudah, mendorong, memecahkan
masalah, mengurangi hambatan.
3. Dapat dimengerti : hasil yang sama dapat dibuat pada waktu yang lain.
Rawlinson (1979:9) mengemukakan Kreativitas merupakan kemampuan seseorang
untuk melahirkan sesuatu gagasan baru maupun karya nyata baru yang merupakan kombinasi
dengan hal-hal yang sudah ada sehingga relatif berbeda dengan yang telah ada. Kreativitas
dan bakat sangat dibutuhkan individu untuk bisa melewati seleksi alam. Perpaduan keduanya
juga sangat diperlukan untuk menghasilkan produk kreativitas yang bermanfaat.
Rodhes (1961, dalam Isaksen, 1987) dalam menganalisis lebih dari 40 definisi
tentang kreativitas, menyimpulkan bahwa pada umumnya kreativitas dirumuskan dalam
istilah pribadi (person),proses, dan produk. Kreativitas dapat pula ditinjau dari kondisi
pribadi dan lingkungan yang mendorong ( press) individu ke perilaku kreatif. Rodhes
menyebut keempat jenis definisi tentang kreativitas ini sebagai “four p’s of creativity “,yaitu
dimensi Person,Proses, Press dan Product. Kebanyakan definisi kreativitas berfokus pada
salah satu dari empat P ini atau kombinasinya. Keempat P ini saling berkaitan: pribadi kreatif
yang melibatkan diri dalam menghasilkan produk kreatif, dan dengan dukungan dan
dorongan (press) dari lingkungan menghasilkan produk kreatif.
Menurut Hulbeck (1945) “ tindakan kreatif muncul dari keunikan keseluruhan
kepribadian dalam interaksi dengan lingkungannya”. Fokus pada segi pribadi jelas dalam
definisi ini.
Definisi yang lebih baru tentang kreativitas diberikan dalam “ three-facet model of
creativity” oleh Sternberg (1988), yaitu “kreativitas merupakan titik pertemuan yang khas
antara tiga atribut psikologis : inteligensi, gaya kognitif, dan kepribadian/ motivasi. Bersama
– sama ketiga segi dari alam pikiran ini membantu memahami apa yang melatarbelakangi
individu yang kreatif “.
E. Pengertian Prestasi Belajar
Berikut ini adalah pendapat beberapa ahli psikologi tentang pengertian Intelegensi yaitu:
Menurut Poerwanto (1986:28) memberikan pengertian prestasi belajar yaitu “hasil yang
dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam raport”
Menurut Winkel (1996:162) mengatakan bahwa “prestasi belajar adalah suatu bukti
keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya
sesuai dengan bobot yang dicapainya.
Menurut S. Nasution (1996:17) prestasi belajar adalah: “Kesempurnaan yang dicapai
seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila
memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, affektif dan psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi
kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam kriteria tersebut.
Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan (Intelegen)
1. Pembawaan ; Kapasitas/ batas kesanggupan.
2. Kematangan; telah mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya, erat kaitan
dengan umur.
3. Pembentukan ; pengaruh dari luar.
4. Minat
5. Kebebasan ; terutama dalam memecahkan masalah.
BAB IV
HUBUNGAN ANTARA KREATIVITAS, MINAT, BAKAT & INTELEGENSI BAGI
PESERTA DIDIK
1. Hubungan Minat dan Bakat
Bakat akan sulit berkembang dengan baik apabila tidak diawali dengan adanya minat pada
bidang yang akan ditekuni.
2. Hubungan antara Intelegensi dengan Kreativitas
Kreativitas merupakan salah satu ciri dari perilaku yang inteligen karena kreativitas juga
merupakan manifestasi dari suatu proses kognitif. Meskipun demikian, hubungan antara
kreativitas dan inteligensi tidak selalu menunjukkan bukti-bukti yang memuaskan. Walau ada
anggapan bahwa kreativitas mempunyai hubungan yang bersifat kurva linear dengan inteligensi,
tapi bukti-bukti yang diperoleh dari berbagai penelitian tidak mendukung hal itu. Skor IQ yang
rendah memang diikuti oleh tingkat kreativitas yang rendah pula. Namun semakin tinggi skor IQ,
tidak selalu diikuti tingkat kreativitas yang tinggi pula. Sampai pada skor IQ tertentu, masih
terdapat korelasi yang cukup berarti. Tetapi lebih tinggi lagi, ternyata tidak ditemukan adanya
hubungan antara IQ dengan tingkat kreativitas.
Para ahli telah berusaha mencari tahu mengapa ini terjadi. J. P. Guilford menjelaskan
bahwa kreativitas adalah suatu proses berpikir yang bersifat divergen, yaitu kemampuan untuk
memberikan berbagai alternatif jawaban berdasarkan informasi yang diberikan. Sebaliknya, tes
inteligensi hanya dirancang untuk mengukur proses berpikir yang bersifat konvergen, yaitu
kemampuan untuk memberikan satu jawaban atau kesimpulan yang logis berdasarkan informasi
yang diberikan. Ini merupakan akibat dari pola pendidikan tradisional yang memang kurang
memperhatikan pengembangan proses berpikir divergen walau kemampuan ini terbukti sangat
berperan dalam berbagai kemajuan yang dicapai oleh ilmu pengetahuan.
3. Hubungan antara Intelegensi dengan Bakat
Inteligensi merupakan suatu konsep mengenai kemampuan umum individu dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dalam kemampuan yang umum ini, terdapat
kemampuan-kemampuan yang amat spesifik. Kemampuan-kemampuan yang spesifik ini
memberikan pada individu suatu kondisi yang memungkinkan tercapainya pengetahuan,
kecakapan, atau ketrampilan tertentu setelah melalui suatu latihan. Inilah yang disebut Bakat atau
Aptitude. Karena suatu tes inteligensi tidak dirancang untuk menyingkap kemampuan-
kemampuan khusus ini, maka bakat tidak dapat segera diketahui lewat test-test intelegensi.
Alat yang digunakan untuk menyingkap kemampuan khusus ini disebut tes bakat atau
aptitude test. Tes bakat yang dirancang untuk mengungkap prestasi belajar pada bidang tertentu
dinamakan Scholastic Aptitude Test dan yang dipakai di bidang pekerjaan adalah Vocational
Aptitude Test dan Interest Inventory. Contoh dari Scholastic Aptitude Test adalah Tes Potensi
Akademik (TPA) dan Graduate Record Examination (GRE). Sedangkan contoh dari Vocational
Aptitude Test atau Interest Inventory adalah Differential Aptitude Test (DAT) dan Kuder
Occupational Interest Survey.
4. Hubungan antara Bakat dan Prestasi
MenurutMunandar (Ali & Asrori, 2005) perwujudan nyata dari bakat adalah prestasi
karena bakat sangat menentukan prestasi seseorang.
àorang yang berbakat belum tentu berprestasi karenat bakat bersifat potensial yang
membutuhkan latihan dan pengembangan secara maksimal.
Berdasarkansebuah penelitian ditemukan bahwa sekitar 20% siswa SD dan SMP menjadi
anak yang underachiever, artinya prestasi belajar yang mereka peroleh berada di bawah potensi
atau bakat intelektual yang sesungguhnya mereka miliki.Bakat memang sangat menentukan
prestasi seseorang, tetapi sejauh mana itu akan terwujud menghasilkan suatu prestasi, masih
banyak variabel yang menentukan. Conny semiawan (1987) dan Utami munandar (1992)
menegaskan bahwa berbeda dengan kemampuan yang menunjukkan pada suatu kinerja
(perfonmance) yang dilakukan sekarang. Bakat sebagai potensi masih memerlukan pendidikan
dan latihan agar suatu kinerja dapat dilakuakan pada masa yang akan datang.
5. Hubungan antara Intelegensi dengan Prestasi Belajar
Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan
keadaan yang dihadapinya. Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya intelegensi
yang normal selalu menunjukkan kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan sebaya.
Adakalanya perkembangan ini ditandai oleh kemajuan-kemajuan yang berbeda antara satu anak
dengan anak yang lainnya, sehingga seseorang anak pada usia tertentu sudah memiliki tingkat
kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kawan sebayanya. Oleh karena itu jelas
bahwa faktor intelegensi merupakan suatu hal yang tidak diabaikan dalam kegiatan belajar
mengajar. Ada beberapa pendapat intelegensi, yaitu:
1. Menurut Kartono (1995:1) kecerdasan merupakan “salah satu aspek yang penting, dan sangat
menentukan berhasil tidaknya studi seseorang. Kalau seorang murid mempunyai tingkat
kecerdasan normal atau di atas normal maka secara potensi ia dapat mencapai prestasi belajar
yang tinggi”.
2. Slameto (1995:56) mengatakan bahwa “tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil
daripada yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah.”
Muhibbin (1999:135) berpendapat bahwa intelegensi adalah “semakin tinggi kemampuan
intelegensi seseorang siswa maka semakin besar peluangnya untuk meraih sukses. Sebaliknya,
semakin rendah kemampuan intelegensi seseorang siswa maka semakin kecil peluangnya untuk
meraih sukses.”
Dari pendapat di atas jelaslah bahwa intelegensi yang baik atau kecerdasan yang tinggi
merupakan faktor yang sangat penting bagi seorang anak dalam usaha belajar.
6. Hubungan antara Kreativitas dengan Intelegensi
Berdasarkan teori ”ambang intelegensi untuk kreativitas”, sampai tingkat intelegensi tertentu
yang diperkirakan seputar IQ 120, ada hubungan yang erat antara intelegensi dan kreativitas.
Produk kreativitas yang tinggi memerlukan tingkat intelegensi yang tinggi pula.
Teori ini menemukan pula bahwa di atas ambang tersebut (IQ > 120) tidak ada korelasi yang
tinggi lagi antara intelegensi dan kreativitas (Anderson, dalam Munandar, 1999).
BAB IV
Peran Guru dalam Mengembangkan Potensi Peserta Didik
1. Dasar
1) Setiap peserta didik memiliki potensi diri dan kemampuan yang berbeda.
2) Setiap peserta didik adalah pribadi yang unik.
3) Setiap peserta didik memiliki kecenderungan berbeda dalam tingkatan usia.
4) Setiap peserta didik memiliki kemauan dan semangat atau dorongan dari diri sendiri yang
berbeda.
2. Potensi Diri
Potensi adalah sesuatu yang bisa dikembangkan sedangkan diri adalah akumulatif dari pikiran
kita. Potensi diri adalah kemampuan yang dimiliki untuk bisa dikembangkan. (Efendi, 2007).
Kemampuan dasar yang dimiliki seseorang yang ada dalam diri dan dapat dikembangkan dengan
latihan dan sarana yang memadai.
3. Cara Mengetahui Potensi Diri
1) Mengenali siapa diri anda.
2) Mengenali kesukaan dan kebiasaan serta kebisaan diri.
3) Mencoba hal baru sampai akhir kemampuan.
4) Cari tau kelebihan dan kekurangan diri.
5) Minta masukan dan saran orang lain tentang anda kemudian pelajari dan pahami makna atau
maksudnya.
4. Mengembangkan Potensi Diri
1) Mempelajari bidang atau hal-hal yang anda sukai.
2) Bergaul dengan teman atau komunitas yang memiliki ketertarikan yang sama mengenai suatu
hal.
3) Berani mencoba dan menunjukkan kemampuan anda.
4) Menerima segala kritik masukan yang bersifat membangun dan “meruntuhkan”
5. Peran Guru
Mengenali potensi peserta didik dengan cara sebagai berikiut:
1) melakukan pendekatan dari cara
belajar.
2) Menumbuhkan kepercayaan diri siswa.
3) Memberikan dukungan dan dorongan kepada siswa.
4) Jangan meremehkan kemampuan siswa.
5) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan sesuai dengan pemahaman
siswa.
6) Berikan penghargaan dan penghormatan kepada setiap pilihan, cita-cita atau keinginan dan
apapun yang telah dilakukan siswa dan itu dianggap baik.
7) Jalin hubungan yang kondusif (nyaman dan aman).
8) Mengajarkan agar siswa memiliki komitmen dan keyakinan akan kemampuan apa yang dia
miliki.
BAB VI
PENUTUP
1. Kesimpulan
Jadi peranan Intelegensi atau kecerdasan setiap orang sangat mempengaruhi kreativitas,
bakat dan prestasi belajarnya.Seseorang yang tingkat intelegensinya (IQ) tinggi belum tentu
memiliki kreativitas, bakat, dan prestasi belajarnya tinggi pula karena setiapindividu memiliki
motivasi yang berbeda. Tetapi individu yang memiliki IQ lebih tinggi akan lebih mudah
berkreativitas dan meraih prestasi belajar yang tinggi dibandingkan dengan yang memiliki IQ
rendah.
Peran guru dalam dalam mengenali potensi peserta didik yaitu dengan memberikan
kepercayaan, dukungan, kesempatan, sarana dan prasarana untuk peserta didik dalam
mengembangkan potensi dirinya kemudian beri pengargaan/reward kepada peserta didik yang
telah berprestasi karena intelegensi, bakat, minat dan kreativitas yang dimiliki peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA
1. Http://kentanks.blogspirit.com/archive/20 14 / 11 /04/intelegensi-dan-iq.html
2. Http://id.wikipedia.org/wiki/bakat/psikologi
3. Http://id.wikipedia.org/wiki/kreativitas/psikologi
4. Http://id.wikipedia.org/wiki/belajar/psikologi
5. Drs. M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2007. hal.
25
6. Chaplin,J. P. 2008. Kamus Psikologi Lengkap. Jakarta: PT Raja Grafind
7. Abror, Abrurrahmah. 1993. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya.
8. Mulyati. 1998. Psikologi Belajar. Yogyakarta: Andi Publisher S
9. Shaleh, Abdul Rahman & Wahab, Muhbib Abdul. 2004. Psikologi Suatu Pengantar Dalam
Persfektif Islam. Jakarta: Kencana
10. Shaleh, Abdul Rahman. 2009. Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam. Jakarta:
Kencana