bahan ltm 1

5
Refluks gastroesofagus adalah adanya jumlah isi lambung didalamesofagus, jalan napas, dan daerah trakeobronkial yang abnormal. Refluks isi lambung dapat menyebabkan inflamasi dan striktur esophagus. Efek yang diakibatkan meliputi aspirasi ini lambung, pneumonia kambuhan, penyakit pylmonal, esophagitis, dan striktur esophagus. Factor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya refluks gastroesofagus pada bayi dan anak adalah: 1. Tekanan sfingter esophagus bawah yang tinggi 2. Volume materi refluksdalam esophagus yang tinggi 3. Kecepatan sekresi lambung 4. Ketidakmampuan lambung untuk melakukan pengosongan. Resolusi refluks gastroesofagus sering merupakan proses malnutrisi. Namun mungkin seorang anak perlu mengalami pembedahan jika tidak berespon terhadap pengobata. Manifestasi Klinis: 1. Muntah-muntah kronis (paling sering) 2. Berat badan turun, gagal tumbuh 3. Apnea (pada bayi) karena aspirasi atau obstruksi 4. Hematemesis atau melena akibat perdarahan esophagus 5. Bronchitis dan atau pneumonia kambuhan 6. Iritabilitas, kehilangan nafsu makan. Patofisiologi: 1. Relaksasi yang tidak tepat atau kegagalan kontraksi sfingter kardia lambung mengakibatkan peningkatan tekanan abdominal atau lambung dan refluks isi lambung.

description

keperawatan anak

Transcript of bahan ltm 1

Page 1: bahan ltm 1

Refluks gastroesofagus adalah adanya jumlah isi lambung didalamesofagus, jalan napas, dan

daerah trakeobronkial yang abnormal. Refluks isi lambung dapat menyebabkan inflamasi dan

striktur esophagus. Efek yang diakibatkan meliputi aspirasi ini lambung, pneumonia kambuhan,

penyakit pylmonal, esophagitis, dan striktur esophagus. Factor-faktor yang dapat mempengaruhi

terjadinya refluks gastroesofagus pada bayi dan anak adalah:

1. Tekanan sfingter esophagus bawah yang tinggi

2. Volume materi refluksdalam esophagus yang tinggi

3. Kecepatan sekresi lambung

4. Ketidakmampuan lambung untuk melakukan pengosongan.

Resolusi refluks gastroesofagus sering merupakan proses malnutrisi. Namun mungkin seorang

anak perlu mengalami pembedahan jika tidak berespon terhadap pengobata.

Manifestasi Klinis:

1. Muntah-muntah kronis (paling sering)

2. Berat badan turun, gagal tumbuh

3. Apnea (pada bayi) karena aspirasi atau obstruksi

4. Hematemesis atau melena akibat perdarahan esophagus

5. Bronchitis dan atau pneumonia kambuhan

6. Iritabilitas, kehilangan nafsu makan.

Patofisiologi:

1. Relaksasi yang tidak tepat atau kegagalan kontraksi sfingter kardia lambung

mengakibatkan peningkatan tekanan abdominal atau lambung dan refluks isi lambung.

2. Pengosongan lambung yang lambat dapat menjadi factor penyebab refluks

gastroesofagus

3. Refluks isi lambung yang asam dapat merusak mukosa

Manifestasi klinis:

1. Muntah yang dipaksakan, kemungkinan dengan hematematis

2. Penurunan berat badan

3. Aspirasi dan infeksi pernapasan yang berulah

4. Sianosis dan episode apnea yang dapat mengancam kehidupan

Page 2: bahan ltm 1

5. Esophagitis dan perdarahandari iritasi lapisan esophagus yang berulang-ulang dengan

asam lambung

6. Melena (feses berwarna gelap)

7. Nyeri ulu hati, nyeri abdominal, dan rasa pahit di mulut.

(halaman250)

regurgitasi adalah gerakan isi lambung yang tanpa usaha ke dalam esophagus dan mulut. Hal

ini tidak berhubungan dengan keadaan stress, dan bayi yang mengalami regurgitasi seringkali

merasa lapar segera setelah episode tersebut. Sfingter esophagus bagian bawah (LES=Lower

esophageal sphincter) mencegah terjadinya refluks isi lambung kedalam esophagus.

Regurgitasi adalah akibat refluks gastroesafagul melalui LES yang inkompeten atau pada

bayi yang LES-nya belum matur. Seringkali, hal ini merupakan proses perkembangan, dan

regusrgitasi atau “gumoh” (spitting) akan berhenti, seiring dengan berjalannya proses,

regurgitasi harus dibedakan dari muntah, yaitu suatu proses reflaks aktif dengan diagnosis

banding yang berbeda. (1272)

http://cme.medicinus.co/file.php/1/

LEADING_ARTICLE_Penyakit_Refluks_Gastroesofageal.pdf

http://saripediatri.idai.or.id/pdfile/14-1-4.pdf

Episode refluks bervariasi tergantung kandungan isinya, volume, lamanya,

dan hubungannya dengan makan. Pada proses terjadinya refluks, sfingter esofagus

bawah dalam keadaan relaksasi atau melemah oleh peningkatan tekanan intra-

abdominal sehingga terbentuk rongga diantara esofagus dan lambung. Isi lambung

mengalir atau terdorong kuat ke dalam esofagus. Jika isi lambung mencapai

esofagus bagian proksimal dan sfingter esofagus atas berkontraksi, maka isi

lambung tersebut tetap berada di esofagus dan peristaltik akan mengembalikannya

ke dalam lambung. Jika sfingter esofagus atas relaksasi sebagai respon terhadap

distensi esofagus maka isi lambung akan masuk ke faring, laring, mulut atau

nasofaring.

Page 3: bahan ltm 1

http://medicastore.com/penyakit/3301/Gastroesophageal_Reflux_GERD.html

Daftar pustaka

Behrman., kliegman., Arvin. (1999). Ilmu kesehatan anak nelson. Jakarta: EGC

Betz, C.L.,Sowden, L.A. (2009). Buku Saku Keperawatan Pediatri Edisi 5. Jakarta: EGC

Grace, P.A., Borley. (). At a Glance ilmu bedah edisi ketiga. Jakarta: Erlangga

Muscari, M.E. (2005). Panduan Belajar Keperawatan Pediatrik Edisi 3. Jakarta: EGC

Sherwood. L. ()2001. Fisiologi manusia dari sel ke sel edisi 2. Jakarta: EGC

Hanifa Gulardi, dkk. 2007. Buku Panduan Praktisi Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.

Jakarta: Yayasan Bina Puataka Sarwono Prawirohardjo

Hidayat, A, A, A. (2008). Buku saku praktikum keperawatan anak. Jakarta: EGC

Rukiyah dan Lia Yulianti. 2010. Asuhan Neonatus, Bayi dan Anak Balita. Jakarta: Trans Info Media

Wong, D,L. (2008). Buku ajar keperawatan pediatric. Jakarta: EGC

Page 4: bahan ltm 1