Bahan lengkap
-
Upload
sri-rahayu -
Category
Education
-
view
1.275 -
download
3
Transcript of Bahan lengkap
Creating the great business leaders
KONSEP DASAR PENGANGGARAN
Pengelolaan perusahaan
GOALS PROFIT
PENGANGGARAN ???
DESKRIPSIKAN PERSEPSI ANDA TENTANG ……………
ANGGARAN ????
Anggaran / Budget / Business budget merupakan suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan operasional perusahaan yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lain dinyatakan dalam unit / kesatuan moneter yang berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang.
Budgeting / Penganggaran menunjukan suatu proses Sejak tahap persiapan yang diperlukan sebelum dimulainya penyusunan rencana, pengumpulan berbagai data dan informasi yang perlu, pembagian tugas perencanaan, penyusunan rencananya sendiri, implementasi dari rencana tersebut, sampai pada akhirnya tahap pengawasan dan evaluasi dari hasil rencana itu.
Hasil dari kegiatan penganggaran (budgeting)
adalah anggaran (budget).
Penetapan Filosofi Dan Misi
Penyusunan Anggaran
Penyusunan Program
Penetapan Tujuan Dan Strategi
Total Bussines Planning
• PLANNING
• ORGANIZING
• STAFING AND HUMAN RESOURCE MANAGEMENT
• LEADING AND INTERPERSONAL INFLUENCE
• CONTROLLING
FUNGSI DAN PROSES MANAJEMEN
• Business Budget
• Profit Planning and Control
• Comprehensive Budgeting
• Managerial Budgeting
• Business Budgeting and Control
Istilah-istilah lain yang digunakan yang bermakna dan tujuan sama dengan
anggaran adalah sebagai berikut:
• Realistis, artinya sangat mungkin untuk dicapai
• Luwes, artinya tidak kaku sehingga terdapat peluang untuk perubahan sesuai dengan situasi dan kondisi
• Kontinyu, artinya bahwa anggaran perusahaan memerlukan perhatian secara terus menerus dan bukan merupakan suatu usaha yang bersifat insidental.
Dalam menyusun anggaran harus diperhatikan syarat-
syarat sebagai berikut:
• Berdasarkan ruang lingkup a. Anggaran Komprehensif b. Anggaran Parsial • Berdasarkan fleksibilitasnya a. Anggaran Fixed (fixed budget) b. Anggaran Kontinyu • Berdasarkan Jangka Waktu a. Anggaran Jangka Pendek b. Anggaran Jangka Panjang
Klasifikasi Anggaran
Rapat Umum Pemegang Saham
Dewan Komisaris
Pengusulan Pengesahan
Komite Anggaran
Departemen Anggaran
Manajer Departemen
Top-down
Approach
Bottom-Up
Approach
Penetapan Kebijakan
Pokok Perusahaan
Mengajukan Usulan
Rancangan Anggaran
Negosiasi Usulan
Rancangan Anggaran
Penelaahan &
Persetujuan
Penyusunan
Anggaran
Kompilasi &
Analisis
Gambar : Struktur Organisasi Penyusunan Anggaran
1. Apakah yang dimaksud dengan budget dan budgeting?
2. Apakah perusahaan penting dalam menyusun anggaran? Jelaskan!
3. Jelaskan fungsi anggaran bagi perusahaan!
4. Jelaskan syarat penyusunan anggaran!
5. Klasifikasi anggaran bisa dilihat berdasarkan ruang lingkupnya, jelaskan!
6. Bagaimana mekanisme penyusunan anggaran?
RIVIEW TEST
Creating the great business leaders
ANGGARAN KOMPREHENSIF
Anggaran induk atau yang umum disebut anggaran komprehensif artinya menyeluruh atau keseluruhan, merupakan jaringan kerja yang terdiri dari beberapa anggaran terpisah yang saling bergantungan satu sama lain.
ANGGARAN
KOMPREHENSIF
The Master Budget
Master Budget
Operating Decisions
Financial Decisions
Hubungan Timbal Balik Anggaran Induk
Perusahaan industri A memproduksi barang X dan Y
Barang tersebut dijual di daerah P dan Q .
Rencana penjualan barang
X di kota P 10.000 unit, dan di kota Q 4.000 unit
Y dikota P 30.000 unit dan di kota Q 10.000 unit
Harga per unit barang X Rp 15.000 Barang Y Rp 12.000
Daerah Penjualan
Barang X Barang Y
Total Unit Harga Jumlah Unit Harga Jumlah
Daerah P 10.000 15.000 150.000.000 30.000 12.000 360.000.000 510.000.000
Daerah Q 4.000 15.000 60.000.000 10.000 12.000 120.000.000 180.000.000
Jumlah 14.000 210.000.000 40.000 480.000.000 690.000.000
1. Budget Penjualan Menurut Produk Dan Daerah
Rencana Persediaan
Persediaan Awal
(unit)
Harga (Rp) Persediaan Akhir
(Unit)
Harga (Rp)
Bahan A 500 1.250 1.000 1.250
Bahan B 2.000 500 2.000 500
Bahan C 2.000 400 2.000 400
Produk jadi Barang X 200 11.000 300 12.000
Produk jadi BarangY 400 7.000 200 8.000
Keterangan Barang X (Unit) Barang Y (Unit)
Rencana Penjualan 14.000 40.000
Persediaan Akhir (+) 300 200
Jumlah 14.300 40.200
Persediaan Awal (-) 200 400
Rencana Produksi 14.100 39.800
2. Budget Produksi
Keperluan bahan tiap unit barang yang diproduksi (Standard Usage Rate / SUR)
Barang X membutuhkan bahan A = 1, B = 2 Barang Y membutuhkan bahan B = 2, C = 2
3. Budget Kebutuhan Bahan
Barang
Produksi
Bahan A Bahan B Bahan C
SUR Kebutuhan SUR Kebutuhan SUR Kebutuhan
X 14.100 1 14.100 2 28.200 - -
Y 39.800 - - 2 79.600 2 79.600
Jumlah 14.100 107.800 79.600
Taksiran Biaya Bahan A= Rp 1.250, B = Rp 500, C = Rp 400 4. Budget Pembelian Bahan
Bahan A Bahan B Bahan C
Keperluan
Persediaan Akhir (+)
14.100
1.000
107.800
2.000
79.600
2.000
Bahan Yang Tersedia
Persediaan Awal (-)
15.100
500
109.800
2.000
81.600
2.000
Rencana Pembelian
Harga Per Unit
14.600
1.250
107.800
500
79.600
400
Nilai Pembelian 18.250.000 53.900.000 31.840.000
Bahan
Barang X Barang Y Total
Q Price Total Q Price Total Q Rp
A 14.100 1.250 17.625.000 - - - 14.100 17.625.000
B 28.200 500 14.100.000 79.600 500 39.800.000 107.800 53.900.000
C - - - 79.600 400 31.840.000 79.600 31.840.000
Jumlah 31.725.000 71.640.000 103.365.000
5. Budget Harga Pokok Bahan Baku
6. Schedule Persediaan Awal Dan Akhir
Persedian Awal Persediaan Akhir
Bahan Q P Total Q P Total
A 500 1.250 625.000 1.000 1.250 1.250.000
B 2.000 500 1.000.000 2.000 500 1.000.000
C 2.000 400 800.000 2.000 400 800.000
Sub Total - - 2.425.000 - - 3.050.000
Prod. Dlm Proses - - - - - -
Produk Jadi - - - - - -
Barang X 200 11.000 2.200.000 300 12.000 3.600.000
Barang Y 400 7.000 2.800.000 200 8.000 1.600.000
Sub Total - - 5.000.000 - - 3.200.000
Total - - 7.425.000 - - 8.250.000
Taksiran biaya kerja per unit
7. Budget Upah Langsung
DepartemenPemotongan Departemen Finishing
Barang X Rp 3.000 Rp 4.500
Barang Y Rp 2.500 Rp 2.500
Barang
Produksi
DepartemenPemotongan
Departemen Finishing
Jumlah
Tarif Total Tarif Total
Barang X 14.100 Rp 3.000 42.300.000 Rp 4.500 63.450.000 105.750.000
Barang Y 39.800 Rp 2.500 99.500.000 Rp 2.500 99.500.000 199.000.000
141.800.000 162.950.000 304.750.000
Barang
Produksi
DepartemenPemotongan
Departemen Finishing
Jumlah
Tarif Total Tarif Total
Barang X 14.100 Rp 1.000 14.100.000 Rp 1.250 17.625.000 31.725.000
Barang Y 39.800 Rp 500 19.900.000 Rp 700 27.860.000 47.760.000
34.000.000 45.485.000 79.485.000
Barang X Barang Y
Departemen Pemotongan Rp 1.000 Rp 500
Departemen Finishing Rp 1.250 Rp 700
Budget biaya overhead yang telah dibuat menunjukan tarif overhead per unit
8. Budget Biaya Overhead Pabrik
9. Budget Harga Pokok Poduksi Dan Harga Pokok Penjualan
Keterangan Barang X (Rp) Barang Y (Rp) Jumlah (Rp)
Harga Pokok Produksi
Bahan
A
B
C
17.625.000
14.100.000
39.800.000
31.840.000
17.625.000
53.900.000
31.840.000
Sub Total 31.725.000 71.640.000 103.365.000
Tenaga Kerja Langsung
Departemen Pemotongan
Departemen Finishing
42.300.000
63.450.000
99.500.000
99.500.000
141.800.000
162.950.000
Sub Total 105.750.000 199.000.000 304.750.000
Biaya Overhead Pabrik
Departemen Pemotongan
Departemen Finishing
14.100.000
17.625.000
19.900.000
27.860.000
34.000.000
45.485.000
Sub Total 31.725.000 47.760.000 79.485.000
Total Harga Pokok Produksi
Persediaan Awal (+)
169.200.000
2.200.000
318.400.000
2.800.000
487.600.000
5.000.000
Product Available For Sale
Persediaan Akhir ( - )
171.400.000
3.600.000
321.200.000
1.600.000
492.600.000
5.200.000
Harga Pokok Penjualan 167.800.000 319.600.000 487.400.000
Biaya-biaya : Distribusi Rp 70.000.000 (termasuk biaya non cash Rp 10.000.000)
Administrasi Rp 50.000.000 (termasuk biaya non cash Rp 5.000.000). Kelebihan biaya lain-lain diatas pendapatan lain-lain Rp 2.825.000. Rata-rata tarif pajak penghasilan 30%
Keterangan Jumlah (Rp) Barang X (Rp) Barang Y (Rp)
Penjualan
Daerah P
Daeah Q
510.000.000
180.000.000
150.000.000
60.000.000
360.000.000
120.000.000
Sub Total
Harga Pokok Penjualan
690.000.000
487.400.000
210.000.000
167.800.000
480.000.000
319.600.000
Laba Kotor
Biaya-biaya :
Biaya Administrasi Rp 50.000.000
Biaya Distribusi Rp 70.000.000
Biaya Lain-lain Rp 2.825.000
Total Biaya Operasi
202.600.000
122.825.000
42.200.000 160.400.000
Laba Perusahaan Sebelum Pajak
Pajak Penghasilan 30%
79.775.000
23.932.500
Laba Setelah Pajak 55.842.500
10. Ringkasan Laba Rugi
Saldo awal laba ditahan / sisa laba Rp 125.000.000
Deviden yang direncanakan akan dibayar selama tahun depan Rp 30.000.000
11. Laporan Sisa Laba
Saldo Awal
Laba Setelah Pajak
Jumlah
Pembayaran Deviden
Saldo Akhir
Rp 125.000.000
Rp 55.842.500 (+)
Rp 180.842.500
Rp 30.000.000 (-)
Rp 150.842.500
Rencana penerimaan kas: 1. Penjualan tunai Rp 475.000.000
2. Penerimaan piutang Rp 225.000.000 3. Pendapatan lain-lain Rp 175.000
4. Pinjaman dari Bank Rp 10.000.000 5. Penjualan saham Treasury Rp 15.000.000
Rencana pengeluaran kas
1. Utang (dianggap semua bahan dibeli dengan kredit) Rp 105.000.000 penambahan kapital Rp 40.000.000
2. Hal-hal yang actual yang ditangguhkan (dianggap tidak ada gaji yang belum dibayar Rp 15.000.000)
3. Biaya lain-lain Rp 3.000.000 4. Taksiran pembayaran pajak penghasilan sepanjang tahun
Rp 23.932.500 5. Pembayaran wesel jangka panjang Rp 50.000.000
6. Saldo awal kas Rp 360.000.000 7. Biaya non kas dalam budget biaya overhead Rp 10.380.000
12. Ringkasan Rencana Kas
Saldo Awal 360,000,000
Penerimaan
Pinjaman Bank
Penjualan Kas
Piutang
Pendapatan Lain
Penjualan Saham
Total Penerimaan
10,000,000
475,000,000
225,000,000
175,000
15,000,000
725,175,000
Jumlah uang yang tersedia 1,085,175,000
Pengeluaran
Hutang (bahan)
Upah tenaga kerja langsung
Biaya Overhead Pabrik ( 79.485.000 - 10.380.000) non cash
Penambahan kapital
Accrual dan penangguhan
Biaya lain
Pajak
Wesel
Deviden
Biaya Distribusi
Biaya Administrasi
Jumlah Pengeluaran
105,000,000
304,750,000
69,105,000
40,000,000
15,000,000
3,000,000
23,932,500
50,000,000
30,000,000
60,000,000
45,000,000
745,787,500
Saldo Kas
339,387,500
• memproduksi tiga model audio untuk home theatre : Model 150, Model 100, dan Model 50 yang semuanya dipasarkan di dua wilayah, Jawa dan Sumatera.
• Produk-produk tersebut diproduksi melalui tiga departemen produksi yaitu Cutting, Assembling, dan Finishing. Berikut ini estimasi yang telah dibuat untuk penyusunan anggaran tahun 2010 :
1. Rencana Penjualan
Produk Wilayah Jawa Wilayah Sumatera Harga Jual Per unit
Model 150
Model 100
Model 50
3.000 unit
5.000 unit
7.000 unit
4.000 unit
7.000 unit
8.000 unit
Rp 175.000
Rp 120.000
Rp 90.000
ZETA SOUND SYSTEMS
2. Rencana Persediaan
Persediaan Awal
(unit )
Harga per unit (Rp) Persediaan Akhir
(unit)
Harga per unit (Rp)
Bahan L 40.000 750 30.000 750
Bahan S 10.000 15.000 8000 15.000
Bahan F 1.500 2.000 2.000 2.000
Produk Jadi :FIFO
Model 150 200 98.000 200
Model 100 300 62.000 400
Model 50 400 47.000 300
3. Kebutuhan Bahan baku tiap unit barang yang diproduksi (Standard Usage
Rate/SUR)
Produk Bahan L Bahan S Bahan F
Model 150
Model 100
Model 50
12
8
6
5
3
2
2
1
1
4. Taksiran biaya bahan baku (per unit) Bahan L = Rp 750, Bahan S = Rp 15.000, Bahan F = Rp 2.000
5. Estimasi biaya tenaga kerja langsung
Cutting Assembling Finishing
Tarif per jam Rp 6.000 Rp 5.000 Rp 4.000
6. Estimasi jam kerja langsung yang dibutuhkan untuk setiap satu unit produk
Produk Cutting Assembling Finishing
Model 150
Model 100
Model 50
Rp 1.000
Rp 1.000
Rp 1.000
Rp 2.000
Rp 1.500
Rp 1.500
Rp 750
Rp 500
Rp 500
Produk Cutting Assembling Finishing
Model 150
Model 100
Model 50
0.375
0.375
0.375
2.0
1.5
1.5
0.375
0.250
0.250
7. Tarif Biaya Overhead per unit
8. Anggaran Biaya komersial
Biaya Pemasaran Rp 500.000.000 Biaya Administrasi Rp 300.000.000
9. Pajak penghasilan badan sebesar 50% (untuk menyederhanakan
Diminta :
Siapkan anggaran tahunan untuk tahun 2010 dari data tersebut di atas, antara lain:
1. Anggaran penjualan (sales Budget), yang menyajikan anggaran penjualan per
model dan per wilayah penjualan 2. Anggaran Produksi (production Budget), yang menyajikan anggaran produksi dalam
unit untuk per model 3. Anggaran Pemakaian bahan baku dalam unit (direct materials budget in units),
yang menyajikan anggaran pemakaian untuk per bahan baku dan per model 4. Anggaran pembelian (purchases budget), yang menyajikan pembelian dalam unit
dan total harga pokok pembelian 5. Biaya bahan baku yang dibutuhkan untuk produksi (cost of materials required for
production), yang menyajikan anggaran biaya per bahan baku yang dibutuhkan untuk memproduksi setiap model
6. Anggaran biaya tenaga kerja langsung (direct Labour budget) yang menyajikan anggaran biaya tenaga kerja langsung per model dan per departemen produksi
7. Anggaran biaya overhead pabrik (Factory overhead budget), yang menyajikan anggaran biaya overhead pabrik per model dan per departemen.
8. Laporan harga pokok produksi dan harga pokok penjualan yang dianggarkan (budgeted cost of goods manufactured sold statement)
9. Laporan laba rugi yang dianggarkan (budgeted income statement)
Creating the great business leaders
SALES FORECAST
adalah suatu teknik proyeksi tentang tingkat permintaan konsumen potensial pada suatu periode tertentu dengan menggunakan berbagai asumsi tertentu juga, yakni sesuatunya berjalan seperti masa lalu
Ramalan penjualan (sales forecast) merupakan proses aktivitas memperkirakan produk yang akan dijual di masa mendatang dalam keadaan tertentu dan dibuat berdasarkan data yang pernah terjadi dan atau mungkin akan terjadi.
Forecast Penjualan
METODE RAMALAN PENJUALAN
1. Metode Kualitatif Judgmental Method atau Non Statistical
Method, yakni metode memproyeksikan penjualan yang berdasar pada pendapat : para tenaga penjual, para manajer divisi penjualan, eksekutif, para pakar, dan survei konsumen.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
School Economics and Business
39 Creating the great business leaders
2. Metode Kuantitatif Statistical Method, Meliputi: Analisa Trend, yang terdiri dari: Penerapan garis trend secara bebas Penerapan garis trend dengan metode setengah rata-rata Penerapan garis trend secara matematis, yang terbagi menjadi:
1. Metode Moment 2. Metode Kuadrat terkecil (Least Square) 3. Metode Kuadrat (garis lengkung) 4. Analisa Korelasi
Specific Purpose Method, meliputi: Analisa Industri Analisa Product Line Analisa Penggunaan Akhir Analisis Regresi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
School Economics and Business
40 Creating the great business leaders
Contoh
Tahun Penjualan Tahun Penjualan
2008 8.000 2012 10.400
2009 8.800 2013 10.800
2010 10.000 2014 12.000
2011 9.200 2015 12.400
Data Penjualan selama 8 tahun terakhir
Berapa unit penjualan untuk tahun 2016?
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
School Economics and Business
41 Creating the great business leaders
Trend Bebas
Penerapan garis trend secara bebas tanpa menggunakan rumus matematika. Oleh
karena itu, mengambarkan garis trend dengan cara ini sangat subjektif dan kurang
memenuhi persyaratan ilmiah.
Hasil output excel, dengan perkiraan penjualan untuk tahun 2016 adalah 12.900 unit
Parameter X disusun dan diusahakan agar jumlahnya sama dengan nol (X = 0) Tahun (n) Penjualan(Y) X X² XY 2008 8.000 - 7 49 - 56.000 2009 8.800 - 5 25 - 44.000 2010 10.000 - 3 9 - 30.000 2011 9.200 - 1 1 - 9.200 2012 10.400 1 1 10.400 2013 10.800 3 9 32.400 2014 12.000 5 25 60.000 2015 12.400 7 49 86.800 Jumlah () 81.600 0 168 50.400 a = Y = 81.600 = 10.200 b = XY = 50.400 = 300 n 8 X² 168 Rumus : Y = a + bX = 10.200 + 300 X Y 2016 = 10.200 + 300 (9) = 12.900
Metode Kuadrat Terkecil (Least Square)
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
School Economics and Business
43 Creating the great business leaders
Soal
Berikut adalah data produk dari PT IKANA
Data Penjualan:
Tahun Beauty White
2011 125.000 80.000
2012 120.000 85.000
2013 130.000 85.000
2014 140.000 75.000
2015 145.000 90.000
Tentukan penjualan masing – masing produk untuk tahun 2016
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
School Economics and Business
44 Creating the great business leaders
Metode Moment Tahun (n) Penjualan (Y) X X² XY
2008 8.000 0 0 0 2009 8.800 1 1 8.800 2010 10.000 2 4 20.000 2011 9.200 3 9 27.600 2012 10.400 4 16 41.600 2013 10.800 5 25 54.000 2014 12.000 6 36 72.000 2015 12.400 7 49 86.800 Jumlah () 81.600 28 140 310.800 Y = a.n + b.X 81.600 = 8a + 28b (x 5) 408.000 = 40a + 140b XY = a.X + b.X² 310.800 = 28a + 140b (x 1) 310.800 = 28a + 140b 97.200 = 12a a = 8.100 Y = a.n + b.X Rumus : Y = a + bX = 8.100 (8) + 28b Y = 8.100 + 600 X = 64.800 + 28b Y 2016 = 8.100 + 600 (8) b = 600 Y = 12.900 Y = Jumlah data historis n = Jumlah waktu data x = Nilai pada setiap periode waktu a = Nilai Y pada titik 0 b = Lereng garis lurus
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
School Economics and Business
45 Creating the great business leaders
Metode setengah rata-rata (semi average) Tahun (n) Penjualan (Y) X
2008 8.000 - 3 2009 8.800 - 1 2010 10.000 1 2011 9.200 3 2012 10.400 5 2013 10.800 7 2014 12.000 9 2015 12.400 11 2016 ……… 13 a = rata-rata kelompok I b = x2 – x1 n n = jarak waktu antara x1 dengan x2 X = jumlah tahun dihitung dari periode dasar (nilai pada setiap periode waktu) X1= 36.000 = 9.000 (a) 4 X2= 45.600 = 11.400 (dengan skala dua) b = 11.400 – 9.000 = 600 4 4 (maka b dengan skala satu) b = 600 = 300 2 Rumus : Y = a + bx Y = 9.000 + 300 x Y 2016 = 9.000 + 300 (13) = 12.900
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
School Economics and Business
46 Creating the great business leaders
Analisis Regresi
SUMMARY OUTPUT
Regression Statistics
Multiple R 0,962533422
R Square 0,926470588
Adjusted R Square 0,914215686
Standard Error 447,2135955
Observations 8
ANOVA
df SS MS F Significance F
Regression 1 15120000 15120000 75,6 0,000127817
Residual 6 1200000 200000
Total 7 16320000
Coefficients
Standard
Error t Stat P-value Lower 95% Upper 95% Lower 95,0% Upper 95,0%
Intercept 7500 348,466 21,5229 6,56E-07 6647,334351 8352,665649 6647,334351 8352,665649
X Variable 1 600 69,00656 8,694826 0,000128 431,1470405 768,8529595 431,1470405 768,8529595
12900 10527,65772 15272,34228
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
School Economics and Business
47 Creating the great business leaders
Forecast berdasarkan metode khusus Analisis Industri
Dalam analisis ini lebih ditekankan pada “Market Share” yang dimiliki
perusahaan. Analisis ini menghubungkan potensi penjualan perusahaan dengan
industri pada umumnya (volume, posisi dalam persaingan).
Tahapan dalam pemakaian analisis industri :
- Membuat proyeksi permintaan industri
- Menilai posisi perusahaan dalam persaingan
Permintaan Perusahaan Market Share = x 100% Permintaan industri
2. Analisis product line
Umumnya analisis product line digunakan pada perusahaan yang
menghasilkan beberapa macam produk yang tidak mempunyai kesamaan,
sehingga dalam membuat forecastnya harus terpisah.
3. Analisis penggunaan akhir
Bagi perusahaan yang menghasilkan produk setengah jadi, masih
memerlukan proses lebih lanjut menjadi produk jadi dan siap untuk
dikonsumsi, maka dalam pembuatan forecastnya ditentukan oleh
penggunaan akhir yang ada kaitannya dengan produk yang dihasilkan.
Creating the great business leaders
SALES BUDGET
ialah budget yang direncanakan secara lebih terperinci penjualan perusahaan selama periode yang akan datang yang di dalamnya meliputi rencana tentang jenis (kualitas) barang yang akan dijual, jumlah (kuantitas), harga barang, waktu penjualan serta tempat/daerah penjualannya.
Anggaran penjualan (sales Budget)
Tujuan penyusunan anggaran penjualan adalah untuk merencanakan setepat mungkin tingkat penjualan pada periode yang akan datang dengan memperhatikan data yang merupakan pencerminan kejadian yang dialami perusahaan di masa lalu, khususnya di bidang penjualan.
Kegunaan anggaran penjualan sendiri sebagai pedoman kerja, alat koordinasi dan pengawasan kerja, serta sebagai dasar bagi penyusunan budget-budget yang lainnya.
Manfaat Anggaran Penjualan
Anggaran penjualan sering disebut anggaran kunci karena berhasil tidaknya sebuah perusahaan bergantung pada keberhasilan bagian penjualan dalam meningkatkan penjualan.
(1) Penjualan merupakan ujung tombak dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu untuk memaksimalkan laba.
(2) Kesalahan dalam penyusunan anggaran penjualan mengakibatkan kesalahan pada anggaran yang lain.
52
Faktor yang Mempengaruhi Anggaran Penjualan
1. Faktor pemasaran yang perlu dipertimbangkan:
a. luas pasar, yang bersifat lokal, regional,
nasional, atau internasional.
b. keadaan pesaing, yang bersifat monopoli,
oligopoli, atau bebas.
c. keadaan konsumen, yaitu bagaimana selera
konsumen, tingkat daya beli konsumen,
apakah konsumen akhir atau konsumen industri.
53
2. Faktor teknis yang perlu dipertimbangkan:
a. kapasitas terpasang, seperti apakah mesin
dan alat mampu memenuhi target penjualan
yang dianggarkan;
b. apakah bahan baku dan tenaga kerja mudah
dan murah.
54
3. Faktor kebijakan perusahaan yang perlu dipertimbangkan:
a. kualitas produk yang akan diproduksi; b. kebijakan untuk memperluas atau tidak memperluas pabrik 4. Faktor perkembangan penduduk yang perlu
dipertimbangkan: a. peningkatan kelahiran; b. perubahan gaya hidup;
55
5. Faktor kondisi politik, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan yang perlu dipertimbangkan:
a. apakah ada batasan peraturan pemerintah;
b. apakah terdapat perang atau terjadi konflik
c. apakah produk yang diproduksi bertentangan
dengan sosial budaya masyarakat
d. apakah produk membahayakan lingkungan
56
6. Faktor lainnya yang perlu dipertimbangkan:
a. apakah pada musim tertentu anggaran
penjualan perlu ditambah atau dikurangi
b. sampai berapa lama anggaran perusahaan dapat dipertahankan.
57
PT SHMILY Menjual dua macam barang memberikan informasi tentang penjualan pada tahun-tahun sebelumnya sebagai berikut:
Tahun Barang X
Unit
Harga/unit BarangY
Unit
Harga/unit
1996 12.300 2.500 18.200 3.000
1997 12.600 3.600 18.800 3.200
1998 14.100 2.800 19.700 3.900
1999 15.200 3.000 20.500 4.500
2000 15.700 3.400 22.800 5.000
2001 16.900 3.500 23.100 5.400
2002 18.300 3.700 25.000 5.600
Barang X dan Y dijual di kota A, B, dan C. Untuk barang X jumlah unit untuk tiap-tiap daerah perbandingannya adalah 3 : 3 : 4, sedangkan untuk barang Y perbandingannya adalah 2 : 3 : 5.
Berdasarkan pengalaman tahun-tahun lalu penjualan dilakukan secara tunai sebesar 40% dan sisanya kredit. Untuk penjualan tunai perusahaan memberikan discount sebesar 3%, sedangkan untuk penjualan secara kredit disisihkan 2% sebagai piutang tak tertagih.
Dari piutang netto penerimaannya dengan cara sebagai berikut:
50% diterima pada bulan penjualan
30% diterima satu bulan setelah penjualan, dan
20% diterima dua bulan setelah penjualan
Berdasarkkan keterangan di atas saudara diminta untuk :
1. Melakukan forecasting terhadap penjualan barang X dan Y untuk tahun 2003, (catatan : unit dibulatkan dalam ribuan dan harga dibulatkan dalam ratusan rupiah)
Daerah A : perbandingan (3) 3/10 x 19.000 = 5.700
Daerah B : perbandingan (3) 3/10 x 19.000 = 5.700
Daerah C : perbandingan (4) 4/10 x 19.000 = 7.600
Barang Y 26.000 unit
Harga untuk barang X adalah Rp 3.900
Daerah A : perbandingan (2) 2/10 x 26.000 = 5.200
Daerah B : perbandingan (3) 3/10 x 26.000 = 7.800
Daerah C :perbandingan (5) 5/10 x 26.000 =13.000
Barang X 19.000 unit
Harga untuk barang Y adalah Rp 6.300
2. Menyusun budget penjualan berdasarkan produk, daerah penjualan dan waktu penjualan bila diketahui indeks musim sebagai berikut:
Jan Feb Mart Apr Mei Juni Juli Agst Sep Okt Nov Des
82 93 95 97 99 101 103 105 107 118 115 85
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
School Economics and Business
62 Creating the great business leaders
Soal
produk dari PT IKANA (lanjutan)
Pola distribusi
Daerah Penjualan Beauty White
DIY 30% 40%
JATENG 70% 60%
Distribusi Penjualan untuk tiap bulan (%) :
Jan Feb Mar Apr Mei Jun
10 8 8 6 6 6
Jul Agst Sept Okt Nov Des
6 8 8 10 12 12
Harga Jual per bungkus Beauty Rp 3.650,00 dan White Rp 3.250,00
Susunlah anggaran Penjualan secara rinci
3. Menyusun budget penjualan berdasarkan jenis dan waktu penjualan
4. Menyusun budget piutang berdasarkan waktu
5. Menyusun budget penerimaan kas dari penjualan tunai
6. Menyusun budget penerimaan kas dari piutang
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
School Economics and Business
67 Creating the great business leaders
Lanjutan Soal :
Seluruh penjualan dibayar tunai 50%, piutang 50% diterima
pada bulan yang sama dengan bulan penjualan, 40%
dibayar pada bulan berikutnya, 5% dibayar dua bulan
kemudian, dan sisanya 5% dibayar 3 bulan setelah bulan
penjualan.
Catatan : Perusahaan selalu mencadangkan piutang yang
mungkin tidak tertagih (cadangan kerugian piutang) untuk
kedua produk sebesar 1% dari total piutang. Discount
diberikan 2% untuk penjualan tunai
SOAL – SOAL LATIHAN
b. Produk akan dijual di dua daerah, yaitu : Daerah A dan daerah B dengan perbandingan 2 : 3
c. Harga tahun 2006 naik 25% dari harga rata-rata enam tahun sebelumnya, sedangkan harga tahun 2007 karena
adanya krisis moneter yang berkepanjangan diasumsikan naik sebesar 20% dari harga tahun 2005. d. Distribusi penjualan adalah: Waktu Daerah A Daerah B Triwulan I 20 % 30 % Triwulan II 30 % 30 % Triwulan III 20 % 20 % Triwulan IV 30 % 20 %
Tahun Penjualan (unit) Harga/unit (Rp)
2000 65.000 110
2001 72.000 135
2002 70.000 135
2003 75.000 140
2004 82.000 150
2005 87.000 170
Perusahaan BINTANG TUJUH
menghasilkan produk X, untuk tahun 2007 melakukan forecast penjualan secara lebih teliti agar tidak
mengalami kerugian. Untuk maksud tersebut manajer operasional memberikan data sebagai berikut:
a. Penjualan perusahaan
Berdasarkan data di atas, diminta:
Membuat ramalan penjualan (forecasting) dengan menggunakan metode :
1. Least Square tahun 2007 (hasil dibulatkan dalam ratusan)
2. Semi Average
3. Moment
Menyusun Budget Penjualan tahun 2007 secara lengkap dan terinci
Perusahaan BINTANG SEPULUH menghasilkan produk jamu pintar berupa tablet , untuk tahun 2007 melakukan forecast penjualan secara lebih teliti agar tidak mengalami kerugian. Untuk maksud tersebut manajer operasional memberikan data sebagai berikut:
Tahun Penjualan (tablet) Harga/tablet
2000
2001 2002
2003
2004
2005
130.000
144.000
140.000
150.000
164.000
170.000
Rp 110
Rp 135
Rp 135
Rp 140
Rp 150
Rp 170
Waktu Daerah JATENG Daerah JABAR
Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
20 %
30 %
20 %
30 %
30 %
30 %
20 %
20 %
Produk akan dijual di dua daerah, yaitu : Daerah JATENG dan daerah JABAR dengan perbandingan 2 :
3
Harga tahun 2006 naik 25% dari harga rata-rata enam tahun sebelumnya, sedangkan harga tahun 2007
karena adanya krisis moneter yang berkepanjangan diasumsikan naik sebesar 20% dari harga tahun
2005.
Distribusi penjualan adalah:
Data Penjualan :
Penjualan dilakukan secara tunai 60% dan sisanya kredit, perusahaan tidak mencadangkan untuk penyisihan piutang (bad debt)
Pola penerimaan piutang adalah 70% pada 1 triwulan setelah triwulan penjualan dan sisanya 2 triwulan
setelah penjualan. Data persediaan jamu pada tanggal 31 Desember 2006 sebanyak 87.000 tablet sedangkan pada tanggal
31 Desember 2007 sebanyak 17.600 tablet
Berdasarkan data di atas, diminta:
1. Membuat ramalan penjualan (forecasting) dengan menggunakan metode Least Square tahun 2007 (hasil dibulatkan dalam ratusan)
2. Menyusun Budget Penjualan tahun 2007 secara lengkap dan terinci menurut waktu dan daerah penjualan.
3. Menyusun budget penjualan berdasarkan jenis penjualan dan waktu 4. Menyusun budget penerimaan kas dari piutang 5. Menyusun Budget produksi dengan menggunakan kebijakan stabil pada produksi
Creating the great business leaders
PRODUCTION BUDGET
Definisi anggaran produksi dalam arti luas adalah penjabaran rencana penjualan menjadi rencana produksi yang meliputi perencanaan tentang volume produksi, kebutuhan persediaan, bahan baku, tenaga kerja dan kapasitas produksi. Definisi anggaran produksi dalam arti sempit adalah suatu perencanaan volume barang yang harus diprodusir perusahaan agar sesuai dengan volume penjualan yang telah direncanakan.
Anggaran produksi adalah suatu perencanaan secara terpisah mengenai jumlah unit produk
yang akan diproduksi selama periode yang akan datang, yang didalamnya mencakup rencana mengenai jenis (kualitas), jumlah (kuantitas) waktu (kapan) produksi akan
dilakukan.
Secara garis besar anggaran produksi disusun dengan menggunakan rumus umum sebagai berikut:
Tingkat penjualan ……………………………… XXXX
Tingkat persediaan akhir …………………… XXXX +
Tingkat kebutuhan …………………..………… XXXX
Tingkat persediaan awal ………….………… XXXX -
Tingkat Produksi …………………….…………… XXXX
Anggaran produksi merupakan suatu alat perencanaan, koordinasi dan pengendalian kegiatan produksi, sehingga tujuan penyusunan anggaran produksi :
1. Menunjang kegiatan bagian penjualan, sehingga barang dapat tersedia sesuai dengan yang direncanakan.
2. Menjaga tingkat persediaan yang optimum.
3. Mengatur produksi sedemikian rupa sehingga biaya produksi menjadi minimum.
METODE PENYUSUNAN ANGGARAN PRODUKSI
mengutamakan stabilitas produk
mengutamakan stabilitas persediaan
gabungan antara stabilitas produk & persediaan
disesuaikan dengan keperluan manajemen
1. Kebijaksanaan yang mengutamakan stabilitas
tingkat produksi yaitu menetapkan besarnya
produksi untuk tiap-tiap waktu dengan
jumlah yang tetap atau sama dengan tingkat
persediaan barang yang dibiarkan
mengambang
2. Kebijaksanaan yang mengutamakan
stabilitas tingkat persediaan barang yaitu
menetapkan besarnya produksi untuk tiap-
tiap waktu dengan mengusahakan jumlah
persediaan yang selalu sama dengan tingkat
produksi dibiarkan mengambang
3. Kebijaksanaan yang merupakan kombinasi dari kedua
kebijaksanaan tersebut diatas. Menurut kebijaksanaan ini,
baik tingkat produksi maupun tingkat persediaan sama-sama
berfluktuasi dimana produksi tidak selalu sama dengan
persediannya, biasanya besarnya yang diproduksi
disesuaikan dengan rencana penjualan. Pada cara ini
disyaratkan besarnya produksi tidak kurang dari produksi
minimum dan tidak lebih dari produksi maksimum.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
School Economics and Business
82 Creating the great business leaders
4. Disesuaikan dengan keperluan manajemen, Anggaran
produksi dapat juga dibuat sesuai keperluan
manajemen, sehingga manajemen dapat menentukan
tingkat persediaan setiap periode, karena manajemen
ingin mengatur tingkat perputaran persediaan.
Perputaran persediaan = Penjualan rata-rata persediaan
Contoh SOAL
• Anggaran penjualan dari Perusahaan Kecap Asli yang memproduksi satu macam produk selama tahun 2016 sebagai berikut:
Triwulan I = 45 botol II = 48 botol III = 56 botol IV = 56 botol Setahun = 205 botol Rencana persediaan awal tahun 2016 sebanyak 13 botol dan persediaan akhir 20 botol.
83
Keterangan TW I TW II TW III TW IV Setahun
1. Penjualan 45 48 56 56 205
2. Persediaan akhir (+) 20 20
3. Produk siap dijual
4. Persediaan awal (-) 13 13
5. Produk jadi
84
Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa Anggaran produk jadi setiap triwulan = ? botol
Keterangan TW I TW II TW III TW IV Setahun
1. Penjualan 45 48 56 56 205
2. Persediaan akhir (+) 20 20
3. Produk siap dijual 225
4. Persediaan awal (-) 13 13
5. Produk jadi 53 53 53 53 212
85
Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa Anggaran produk jadi setiap triwulan = 212 ÷ 4 = 53 botol
Keterangan TW I TW II TW III TW IV Setahun
1. Penjualan 45 48 56 56 205
2. Persediaan akhir (+) 20 20
3. Produk siap dijual 66 225
4. Persediaan awal (-) 13 13
5. Produk jadi 53 53 53 53 212
86
Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa Anggaran produk jadi setiap triwulan = 212 ÷ 4 = 53 botol
Keterangan TW I TW II TW III TW IV Setahun
1. Penjualan 45 48 56 56 205
2. Persediaan akhir (+) 21 20 20
3. Produk siap dijual 66 225
4. Persediaan awal (-) 13 13
5. Produk jadi 53 53 53 53 212
87
Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa Anggaran produk jadi setiap triwulan = 212 ÷ 4 = 53 botol
Keterangan TW I TW II TW III TW IV Setahun
1. Penjualan 45 48 56 56 205
2. Persediaan akhir (+) 21 20 20
3. Produk siap dijual 66 225
4. Persediaan awal (-) 13 21 13
5. Produk jadi 53 53 53 53 212
88
Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa Anggaran produk jadi setiap triwulan = 212 ÷ 4 = 53 botol
Keterangan TW I TW II TW III TW IV Setahun
1. Penjualan 45 48 56 56 205
2. Persediaan akhir (+) 21 26 23 20 20
3. Produk siap dijual 66 74 79 76 225
4. Persediaan awal (-) 13 21 26 23 13
5. Produk jadi 53 53 53 53 212
89
Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa Anggaran produk jadi setiap triwulan = 212 ÷ 4 = 53 botol
Rencana Penjualan selama 1 tahun (2015) pada PT SEJAHTERA adalah sebagai berikut:
Bulan Tingkat
Penjualan
Bulan Tingkat
Penjualan
Januari 1.500 Juli 700
Februari 1.600 Agustus 600
Maret 1.600 September 900
April 1.400 Oktober 1.100
Mei 1.200 November 1.200
Juni 1.000 Desember 1.400
Total Penjualan 14.200 unit Persediaan awal tahun 2.000 unit Persediaan akhir tahun 1.500 unit Susunlah Anggaran Produksinya
Ikhtisar produksi Penjualan 1 tahun 14.200 unit Persediaan akhir tahun 1.500 unit + Kebutuhan 1 tahun 15.700 unit Persediaan awal tahun 2.000 unit - Jumlah yang harus diproduksi 13.700 unit Pengalokasian tingkat produksi untuk setiap bulan yaitu : Produksi selama 1 tahun 13.700 unit Produksi per bulan = 13.700 = 1.141,67 unit 1.100 unit 12 Apabila produksi perbulan 1.100 unit, maka kekurangannya adalah 13.700 - (1.100 x
12) = 500 unit Kekurangan 500 unit dialokasikan kepada bulan-bulan dimana tingkat penjualannya
tertinggi yaitu Januari, Februari, Maret, April, dan Desember.
Mengutamakan Stabilitas Produksi
Keterangan TW I TW II TW III TW IV Setahun
1. Penjualan 45 48 56 56 205
2. Persediaan akhir (+) 10 10
3. Produk siap dijual
4. Persediaan awal (-) 10 10
5. Produk jadi
93
Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa Persediaan awal dan akhir selalu konstan = ? botol
Stabil Persediaan
Keterangan TW I TW II TW III TW IV Setahun
1. Penjualan 45 48 56 56 205
2. Persediaan akhir (+) 10 10 10 10 10
3. Produk siap dijual
4. Persediaan awal (-) 10 10 10 10 10
5. Produk jadi
94
Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa Persediaan awal dan akhir selalu konstan = 10 botol
Keterangan TW I TW II TW III TW IV Setahun
1. Penjualan 45 48 56 56 205
2. Persediaan akhir (+) 10 10 10 10 10
3. Produk siap dijual 55
4. Persediaan awal (-) 10 10 10 10 10
5. Produk jadi 45
95
Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa Persediaan awal dan akhir selalu konstan = 10 botol
Keterangan TW I TW II TW III TW IV Setahun
1. Penjualan 45 48 56 56 205
2. Persediaan akhir (+) 10 10 10 10 10
3. Produk siap dijual 55 58 66 66 215
4. Persediaan awal (-) 10 10 10 10 10
5. Produk jadi 45 48 56 56 205
96
Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa Persediaan awal dan akhir selalu konstan = 10 botol
Stabil persediaan akhir 15 unit
Keterangan TW I TW II TW III TW IV Setahun
1. Penjualan 45 48 54 58 205
2. Persediaan akhir (+) 15
3. Produk siap dijual
4. Persediaan awal (-) 10 10
5. Produk jadi
97
Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa Persediaan akhir selalu konstan = ? botol
Keterangan TW I TW II TW III TW IV Setahun
1. Penjualan 45 48 54 58 205
2. Persediaan akhir (+) 15 15 15 15 15
3. Produk siap dijual 60
4. Persediaan awal (-) 10 15 15 15 10
5. Produk jadi 50
98
Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa Persediaan akhir selalu konstan = 15 botol
Keterangan TW I TW II TW III TW IV Setahun
1. Penjualan 45 48 54 58 205
2. Persediaan akhir (+) 15 15 15 15 15
3. Produk siap dijual 60 63 69 73 220
4. Persediaan awal (-) 10 15 15 15 10
5. Produk jadi 50 48 54 58 210
99
Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa Persediaan akhir selalu konstan = 15 botol
Mengutamakan stabilitas persediaan PT SEJAHTERA
Persediaan awal tahun = 2.000 unit
Persediaan akhir tahun = 1.500 unit -
Selisih = 500 unit
Agar didapatkan hasil yang bulat dan mudah dilaksanakan maka 500 unit dibagi dengan 5 sehingga masing-masing 100 unit (Jan s.d. Mei). Pengalokasian ini pada dasarnya terserah pada kebijaksanaan perusahaan atau pembuatan anggaran.
GABUNGAN ANTARA STABILITAS PRODUK & PERSEDIAAN
• Rencana persediaan awal tahun 2016 sebanyak 10 botol dan persediaan akhir 20 botol. Produk jadi awal berjumlah 47 botol. Anggaran penjualan dari Perusahaan Kecap Asli satu macam produk selama tahun 2016 sebagai berikut:
Triwulan I = 45 botol
II = 48 botol
III = 56 botol
IV = 56 botol
Setahun = 205 botol Persediaan akhir konstan pada TW I dan TW II
Produk jadi konstan pada TW III dan TW IV
102
Keterangan TW I TW II TW III TW IV Setahun
1. Penjualan 45 48 56 56 205
2. Persediaan akhir (+) 20 20
3. Produk siap dijual
4. Persediaan awal (-) 10 10
5. Produk jadi 47
103
Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa Persediaan akhir konstan pada TW I dan TW II = ? botol Produk jadi konstan pada TW III dan TW IV = ? botol
Keterangan TW I TW II TW III TW IV Setahun
1. Penjualan 45 48 56 56 205
2. Persediaan akhir (+) 12 12 16 20 20
3. Produk siap dijual 57 60 72 76 225
4. Persediaan awal (-) 10 12 12 16 10
5. Produk jadi 47 48 60 60 215
104
Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa Persediaan akhir konstan pada TW I dan TW II = 12 botol Produk jadi konstan pada TW III dan TW IV = 60 botol
Data perencanaan yang berhasil dikumpulkan adalah sebagai berikut:
Rencana penjualan setahun 16.000 satuan, dengan pola penjualan yang bersifat musiman dengan index seperti berikut:
Januari = 11% Triwulan II = 25%
Februari = 10% Triwulan III = 15%
Maret = 9% Triwulan IV = 30%
Rencana persediaan awal tahun 2.000 satuan dan akhir tahun 1.000 satuan. Kebijaksanaan persediaan yang digariskan ialah persediaan maksimum tidak boleh melebihi 1.700 satuan dan persediaan minimum tidak boleh kurang dari 850 satuan.
Rencana produksi:
Kebijaksanaan produksi ditentukan sebagai berikut :
produksi normal (rata-rata) bulanan sama dengan 1/12 produksi setahun
Produksi tidak boleh berfluktuasi 10% dari tingkat produksi normal
Khusus untuk triwulan III dimana penjualan sangat merosot, produksi bulanan boleh diturunkan menjadi 70% dari tingkat produksi normal.
Tingkat produksi setahun :
Penjualan 16.000 satuan
Persediaan akhir 1.000 +
Kebutuhan 17.000
Persediaan awal 2.000 -
Produksi setahun 15.000
Perkiraan penjualan :
Januari = 11% x 16.000 = 1.760 satuan
Februari = 10% x 16.000 = 1.600
Maret = 9% x 16.000 = 1.440
Triwulan II = 25% x 16.000 = 4.000
Triwulan III = 15% x 16.000 = 2.400
Triwulan IV = 30% x 16.000 = 4.800
16.000 satuan
Batasan minimum / maksimum untuk produksi :
Produksi normal per bulan = 15.000 : 12 = 1.250 satuan
Produksi maksimum per bulan = 110% x 1.250 = 1.375 satuan
Produksi minimum per bulan = 90% x 1.250 = 1.125 satuan
Produksi maksimum per triwulan = 3 x 1.375 = 4.125 satuan
Produksi minimum per triwulan = 3 x 1.125 = 3.375 satuan
Produksi Triwulan III = 70% x 3.750 = 2.625 satuan
Skedul produksi :
Rencana Penjualan Produksi
Jan 1.760 1.375
Feb 1.600 1.375
Maret 1.440 1.375
Trw II 4.000 4.125
Trw III 2.400 2.625
Jumlah s.d. Trw III 10.875 Trw IV 4.800 4.125
Jumlah 16.000 15.000
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
School Economics and Business
109 Creating the great business leaders
Periode Penjualan Persd.
Akhir
Kebutuhan Persd. Awal Produksi
Januari 1.760 1.615 3.375 2.000 1.375
Februari 1.600 1.390 2.990 1.615 1.375
Maret 1.440 1.325 2.765 1.390 1.375
Triwulan
II
4.000 1.450 5.450 1.325 4.125
Triwulan
III
2.400 1.675 4.075 1.450 2.625
Triwulan
IV
4.800 1.000 5.800 1.675 4.125
Jumlah 16.000 1.000 17.000 2.000 15.000
Disesuaikan Dengan Keperluan Manajemen
• Rencana persediaan awal tahun 2016 sebanyak 10 botol. Manajemen menetapkan persediaan akhir triwulan I, II, III, IV, masing-masing 12, 14, 16, 18 botol. Anggaran penjualan dari Perusahaan Kecap Asli yang memproduksi satu macam produk selama tahun 2016 sebagai berikut:
Triwulan I = 46 botol II = 48 botol III = 54 botol IV = 62 botol Setahun = 210 botol
Keterangan TW I TW II TW III TW IV Setahun
1. Penjualan 46 48 54 62 210
2. Persediaan akhir (+) 12 14 16 18 18
3. Produk siap dijual
4. Persediaan awal (-) 10 10
5. Produk jadi
Berarti manajemen menghendaki putaran persediaan untuk TW I = ? kali TW II = ? kali TW III = ? kali TW IV = ? kali
Keterangan TW I TW II TW III TW IV Setahun
1. Penjualan 46 48 54 62 210
2. Persediaan akhir (+) 12 14 16 18 18
3. Produk siap dijual 58 62 70 80 228
4. Persediaan awal (-) 10 12 14 16 10
5. Produk jadi 48 50 56 64 218
Berarti manajemen menghendaki putaran persediaan untuk TW I = 4,18 kali TW II = 3,69 kali TW III = 3,60 kali TW IV = 3,65 kali
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
School Economics and Business
113 Creating the great business leaders
Soal Lanjutan
Informasi Persediaan Barang Jadi
Untuk menyusun anggaran produksi perusahaan
Merasa bahwa kebijaksanaan persediaan produk jadi
tahun lalu (2015) cukup memadai, sehingga
perusahaan akan tetap menggunakan kebijaksanaan
persediaan persediaan produk jadi sama dengan
tahun 2015, yaitu :
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
School Economics and Business
114 Creating the great business leaders
BEAUTY WHITE
Persediaan Awal 2.500 1.500
Persediaan Akhir :
Januari 1,400 1,700
Februari 1,300 1,700
Maret 1,800 1,780
April 1,900 1,820
Mei 1,800 1,860
Juni 1,700 1,740
Juli 1,800 1,620
Agustus 2,100 1,620
September 2,000 1,540
Oktober 1,900 1,420
November 2,400 1,500
Desember 2,500 1,500
PT RAMA telah menyusun anggaran penjualan 2010 sebesar 380.000 unit yang rincian bulanannya berfluktuatif sebagai berikut: Persediaan barang jadi tanggal 1 Januari 2010 dianggarkan sebesar 96.000 unit. Penjualan aktual selama tahun 2009, termasuk taksiran Desember 2009 adalah 350.000 unit sedangkan persediaan barang jadi rata-rata tahun 2009 adalah 70.000. Persediaan akhir (31 Desember 2010) sedemikian rupa sehingga perputaran persediaan tahun 2010 sama dengan tahun 2009. Pada tanggal 24 Desember sampai dengan 15 Januari ada libur tahunan pabrik dan revisi besar mesin-mesin pabrik sehingga produksi bulan Januari dianggarkan 10.000 unit dan Desember 27.000 unit
Januari 38.000 Juli 25.000
Februari 36.000 Agustus 26.000
Maret 38.000 September 27.000
April 37.000 Oktober 30.000
Mei 31.000 November 38.000
Juni 27.000 Desember 27.000
Soal Latihan
Creating the great business leaders
DIRECT MATERIAL BUDGET
• Anggaran Biaya Bahan Baku (BBB) adalah rencana tertulis mengenai bahan baku dipakai yang dinyatakan dalam satuan (unit) uang, untuk jangka waktu tertentu.
• Anggaran biaya bahan baku (BBB) disebut juga dengan biaya bahan baku standar.
Pengertian Anggaran Bahan Baku
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
School Economics and Business
118 Creating the great business leaders
Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi dikelompokan
menjadi :
Bahan baku langsung (Direct material),adalah semua bahan baku
yang merupakan bagian barang jadi yang dihasilkan
Bahan baku tak langsung (Indirect Material),adalah bahan baku
yang ikut berperan dalam proses produksi, tetapi tidak secara
langsung tampak pada barang jadi yang dihasilkan.
Anggaran bahan baku hanya merencanakan kebutuhan dan
penggunaan bahan baku langsung. Bahan baku tak langsung akan
direncanakan dalam anggaran biaya overhead pabrik.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
School Economics and Business
119 Creating the great business leaders
Tujuan Penyusunan Anggaran Bahan Baku Tujuan penyusunan anggaran bahan baku langsung adalah: 1. Memperkirakan jumlah kebutuhan bahan baku
langsung 2. Memperkirakan jumlah pembelian bahan baku
langsung yang diperlukan 3. Sebagai dasar memperkirakan kebutuhan dana yang
diperlukan untuk melaksanakan pembelian bahan baku langsung
4. Sebagai dasar penentuan harga pokok produksi yakni memperkirakan komponen harga pokok pabrik karena
5. penggunaan bahan baku langsung dalam proses produksi
6. Sebagai dasar melaksanakan fungsi pengendalian bahan baku langsung
Anggaran-anggaran yang berhubungan dengan anggaran bahan baku antara lain: • Anggaran kebutuhan bahan baku
Anggaran ini disusun sebagai perencanaan jumlah bahan baku yang dibutuhkan untuk keperluan produksi pada periode mendatang.
• Anggaran pembelian bahan baku
Anggaran ini disusun sebagai perencanaan jumlah bahan baku yang harus dibeli pada periode mendatang.
• Anggaran biaya bahan baku habis digunakan dalam produksi (pemakaian bahan
baku) Sebagian bahan baku disimpan sebagai persediaan, dan sebagian dipergunakan dalam proses produksi, anggaran ini merencanakan nilai bahan baku yang digunakan dalam satuan uang.
•Anggaran persediaan bahan baku
Anggaran ini merupakan suatu perencanaan terperinci atas kuantitas bahan baku yang disimpan sebagai persediaan
Penyusunan Anggaran Bahan Baku
Pembelian Bhn Baku xx unit @ Rp xx = Rp xx
Pers. BB Awal (+) xx unit @ Rp xx = Rp xx
Bahan Baku Tersedia xx unit @ Rp xx = Rp xx
Pers. BB Akhir (-) xx unit @ Rp xx = Rp xx
Bahan Baku dipakai xx unit @ Rp xx = Rp xx
122
Untuk menyusun Anggaran Biaya Bahan Baku diperlukan kuantitas standar dan harga standar bahan baku
• Anggaran Biaya Bahan Baku = KSt x HSt
KSt = P x KSBB
KSt = Kuantitas Standar bahan baku dipakai
P = Anggaran produk jadi
KSBB = Kuantitas Standar Bahan Baku
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
School Economics and Business
123 Creating the great business leaders
PT IKANA
Standar penggunaan Material / Bahan Baku dan Harga Beli Material
Material Beauty Kg/Bungkus
White Kg/Bungkus
Harga Rp/Kg
Sisal 0,060 0,050 6.000
Kapas 0,015 0,0125 40.000
Persediaan Material :
Perusahaan membuat kebijakan yang berbeda didalam menentukan besarnya
persediaan material bulanan antara SISAL dan KAPAS.
SISAL Stabiltas Persediaan
KAPAS Stabilitas Pembelian
Material Persediaan (Kg)
Awal Akhir
Sisal 1,600 700
Kapas 725 400
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
School Economics and Business
124 Creating the great business leaders
PT IKANA
PT IKANA
Anggaran Kebutuhan Bahan Baku
KSBB Kst KSBB Kst KSBB Kst KSBB Kst
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Juni
Juli
Agu
Sep
Okt
Nov
Des
TOTAL
WHITE
ProduksiSISAL KAPAS MENTAH
SISALKAPAS
MENTAH
TOTAL KEBUTUHAN
BulanProduksi
SISAL KAPAS MENTAH
BEAUTY
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
School Economics and Business
125 Creating the great business leaders
PT IKANA
Stabilitas Persediaan / Stabilitas Pembelian
BulanBahan Baku
Dipakai
Persediaan
Akhir (+)
Bahan Baku
Tersedia
Persediaan
Awal (-)Pembelian
Harga Beli
per KgNilai Pembelian
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Juni
Juli
Agu
Sep
Okt
Nov
Des
TOTAL
PT IKANA
ANGGARAN PEMBELIAN BAHAN BAKU
BAHAN BAKU : SISAL / KAPAS
PENYUSUNAN ANGGARAN BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG
Tenaga kerja langsung adalah tenaga manusia yang bekerja langsung mengolah produk. Upah untuk tenaga kerja langsung disebut biaya
tenaga kerja langsung (BTKL). Biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead
pabrik disebut biaya konversi, yaitu biaya untuk mengolah bahan baku menjadi produk. Anggaran BTKL meliputi taksiran keperluan tenaga
kerja yang diperlukan untuk memproduksi jenis dan kuantitas produk yang direncanakan dalam anggaran produk.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
School Economics and Business
127 Creating the great business leaders
Soal PT IKANA
Standar Upah dan Penggunaan Tenaga Kerja
Bagian Produksi
Beauty (SUR) White (SUR) Upah Rp/DLH
I 0,15 0,15 600
II 0,10 0,075 700
III 0,15 -- 400
IV 0,14 0,10 400
Buatlah Anggaran Tenaga Kerja Langsung
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
School Economics and Business
128 Creating the great business leaders
PT IKANA
SUR Standar Usage Rate
DLH Direct Labour Hour
DLH = P x SUR
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
School Economics and Business
129 Creating the great business leaders
PT IKANA
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Juni
Juli
Agu
Sep
Okt
Nov
Des
TOTAL
Bulan
Bagian I Bagian II
PT IKANA
ANGGARAN BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG (GABUNGAN)
Bagian III Bagian IV
Total DLHTarif /
DLHBiaya TKL
Total
DLH
Tarif /
DLHBiaya TKL
Total
DLH
Tarif /
DLHBiaya TKL
Total
DLH
Tarif /
DLHBiaya TKL
Anggaran BTKL = DLH x Tarif
PENYUSUNAN ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK
• BOP adalah biaya pabrik selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
• Biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik disebut biaya konversi, yaitu biaya untuk mengolah bahan baku menjadi produk.
• Dalam BOP terdapat:
- BOP variabel : BOP yang dipengaruhi oleh
besar kecilnya volume kegiatan produksi
- BOP tetap : BOP yang tidak dipengaruhi oleh
besar kecilnya volume kegiatan produksi
- BOP semi variabel : dalam biaya tersebut terdapat
biaya variabel tetapi terdapat juga biaya tetap.
BIAYA TENAGA KERJA TAK LANGSUNG
Tenaga kerja tak langsung adalah tenaga kerja manusia yang ikut menyelesaikan produk.
Upah untuk tenaga kerja tak langsung disebut biaya tenaga kerja tak langsung (BTKTL).
BTKTL merupakan salah satu unsur dari biaya overhead parbik (BOP)
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
School Economics and Business
132 Creating the great business leaders
PT IKANA
Biaya Pembungkus/Kemasan
Produk Beauty dikemas dalam Karton dengan Harga Beli Rp.200/unit produk
Produk White dikemas dalam kantong Plastik dengan Harga Beli Rp75/unit produk
Biaya kemasan kedua produk ini akan diperhitungkan sebagai biaya material langsung.
Selain itu, agar mempermudah pengangkutan, setiap 100 unit produk dikemas dalam doos
besar yang bernilai Rp4,500 per buah.
Biaya Pemeliharaan
Berdasarkan pengalaman, biaya pemeliharaan dan perbaikan per tahun sebesar
Rp4,800,000 ditambah dengan Rp150 setiap DLH
Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung per orang per bulan
Jabatan Gaji (Rp)
Pengawas Produksi 800.000
Kepala Pabrik 1.850.000
Sekretaris 400.000
Tenaga Akuntansi 500.000
Bagian Gudang 250.000 Bag. Reparasi & Pemeliharaan
300.000
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
School Economics and Business
133 Creating the great business leaders
PT IKANA
Biaya Pemakaian Listrik
Setiap tahun pabrik menggunakan listrik sebesar 36,000 KWH yang bertarif Rp180/KWH,
rinciannya sbb :
Nama Bagian Penggunaan Listrik (KWH)
Administrasi Pabrik 3.600
Bag. Produksi I 7.200
Bag. Produksi II 5.400
Bag. Produksi III 3.600
Bag. Produksi IV 5.400
Bag. Reparasi & Pemeliharaan 1.800
Gudang dan Bangunan Lain 9.000
Biaya Lain-lain
Biaya –biaya admiistrasi pabrik lain seperti transportasi, telepon, korespodensi, dll sebesar
Rp7,500,000/tahun
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
School Economics and Business
134 Creating the great business leaders
PT IKANA
Biaya Depresiasi
Nama Aktiva Depresiasi /
Thn
Bangunan Pabrik 12.000.000
Peralatan administrasi pabrik 8.000.000
Mesin & Peralatan pd Bag. Produksi I 2.400.000
Mesin & Peralatan pd Bag. Produksi II 3.000.000
Mesin & Peralatan pd Bag. Produksi III 1.800.000
Mesin & Peralatan pd Bag. Produksi IV 1.200.000
Mesin & Peralatan pd Bag. Rep & Pemeliharaan 1.200.000
Buatlah anggaran harga pokok produksi & harga pokok penjualan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
School Economics and Business
135 Creating the great business leaders
PT IKANA
Total Per Unit Total Per Unit
Bahan Baku/Material Langsung :
a. Sisal
b. Kapas
Tenaga Kerja Langsung
Kemasan
Sub Total
Biaya Operasi Pabrik :
Depresiasi
Listrik
Tenaga Kerja Tidak Langsung
Reparasi
Adm. Pabrik
Sub Total BOP
Harga Pokok Produksi
Persediaan Awal (+)
Produk Siap Dijual
Persediaan Akhir (-)
Harga Pokok Penjualan
BEAUTY WHITEUraian
PT IKANA
PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI & HARGA POKOK PENJUALAN
PENYUSUNAN ANGGARAN BEBAN USAHA
• Beban usaha (operating expense) adalah beban kegiatan pokok perusahaan yang tidak terjadi di pabrik.
• Beban usaha terdiri dari :
a. Beban penjualan : beban yang terjadi untuk kepentingan penjualan produk utama
b. Beban adminstrasi dan umum : beban yang umumnya terjadi pada bagian personalia, bagian keuangan dan bagian umum
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
School Economics and Business
137 Creating the great business leaders
PT IKANA
Biaya – biaya diluar operasi
1. Pada bulan maret perusahaan akan menyumbang pembelian lampu penerangan jalan
sekitar pabrik sebesar Rp2,500,000
2. Perusahaan akan membantu masyarakat untuk peringatan HUT RI sebesar
Rp3,000,000 pada bulan agustus
MENYUSUN ANGGARAN LABA RUGI
• Penyusunan anggaran induk terdiri atas anggaran operasional dan anggaran keuangan.
• Anggaran operasional disusun untuk menyusun anggaran laba rugi.
• Anggaran keuangan disusun untuk menyusun anggaran neraca.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
School Economics and Business
139 Creating the great business leaders
PT IKANA
Keterangan Beauty White Jumlah
Penjualan
Harga Pokok Penjualan
Laba Kotor
Biaya Usaha :
Pembelian Lampu Penerangan
Membantu Masy. Peringatan HUT RI
PT IKANA
Anggaran Laba/Rugi
Laba Bersih
Total Biaya Usaha