Bahan Leaflet Dan Posternya Sayang

7
Bahan Leaflet dan Poster ASI tidak keluar pasca persalinan Pembukaan Bagi setiap ibu bisa menyusui adalah hal yang selalu diinginkan, walau pun beberapa wanita / ibu menyusui tidak mau menyusui atau memberikan ASI karena satu dan lain sebab. ASI yang tak langsung keluar setelah melahirkan adalah hal yang wajar. Karena itu ibu harus memancing, misalnya dengan melakukan pemijatan, membersihkan puting, serta sering-sering menyusui bayi meski ASI belum keluar Pada beberapa ibu yang dalam masa menyusui terkadang ASI (Air Susu Ibu)-nya tidak bisa keluar atau pun berproduksi. Dalam keadaan normal produksi ASI di pengaruhi beberapa faktor, diantaranya adalah faktor Fisik dan Psikologis. Bila kedua faktor tersebut tidak terpenuhi dengan baik atau pun mengalami hambatan dan gangguan maka tentunya produksi ASI akan mengalami gangguan dan hal ini bisa berakibat dan menyebabkan ASI tidak keluar. Produksi ASI ASI diproduksi di dalam payudara oleh kelenjar penghasil ASI. Dalam memproduksi ASI, kerja sel-sel penghasil ASI dipengaruhi oleh “perintah” dari sebuah hormon yang biasa disebut hormon prolaktin . Hormon ini memerintahkan payudara untuk menghasilkan susu. Sementara itu di sekeliling sel-sel penghasil ASI ada sel-sel otot yang tugasnya berkontraksi untuk “memompa” mengeluarkan ASI yang telah dibuat ke saluran-saluran ASI yang bermuara di puting. Sel-sel “pemompa ASI” tersebut dipengaruhi hormon yang dikenal sebagai oksitosin. Proses keluarnya ASI ini menjelaskan kenapa meski kita merasa payudara ada isinya tapi ASI tidak terus-menerus mengalir keluar sepanjang waktu hingga baju basah kuyup.

description

Re

Transcript of Bahan Leaflet Dan Posternya Sayang

Page 1: Bahan Leaflet Dan Posternya Sayang

Bahan Leaflet dan Poster

ASI tidak keluar pasca persalinan

Pembukaan

Bagi setiap ibu bisa menyusui adalah hal yang selalu diinginkan, walau pun beberapa wanita / ibu menyusui tidak mau menyusui atau memberikan ASI karena satu dan lain sebab. ASI yang tak langsung keluar setelah melahirkan adalah hal yang wajar. Karena itu ibu harus memancing, misalnya dengan melakukan pemijatan, membersihkan puting, serta sering-sering menyusui bayi meski ASI belum keluar

Pada beberapa ibu yang dalam masa menyusui terkadang ASI (Air Susu Ibu)-nya tidak bisa keluar atau pun berproduksi. Dalam keadaan normal produksi ASI di pengaruhi beberapa faktor, diantaranya adalah faktor Fisik dan Psikologis. Bila kedua faktor tersebut tidak terpenuhi dengan baik atau pun mengalami hambatan dan gangguan maka tentunya produksi ASI akan mengalami gangguan dan hal ini bisa berakibat dan menyebabkan ASI tidak keluar.

Produksi ASIASI diproduksi di dalam payudara oleh kelenjar penghasil ASI. Dalam memproduksi ASI, kerja sel-sel penghasil ASI dipengaruhi oleh “perintah” dari sebuah hormon yang biasa disebut hormon prolaktin. Hormon ini memerintahkan payudara untuk menghasilkan susu.Sementara itu di sekeliling sel-sel penghasil ASI ada sel-sel otot yang tugasnya berkontraksi untuk “memompa” mengeluarkan ASI yang telah dibuat ke saluran-saluran ASI yang bermuara di puting. Sel-sel “pemompa ASI” tersebut dipengaruhi hormon yang dikenal sebagai oksitosin.Proses keluarnya ASI ini menjelaskan kenapa meski kita merasa payudara ada isinya tapi ASI tidak terus-menerus mengalir keluar sepanjang waktu hingga baju basah kuyup. Kedua hormon tersebut, baik oksitosin maupun prolaktin, sama-sama dipengaruhi oleh hisapan bayi pada payudara ibu. Hisapan bayi akan merangsang dikeluarkannya hormon prolaktin yang memerintahkan kantung alveoli membuat ASI, dan akan memerintahkan hormon oksitosin mengeluarkan ASI dari payudara.

Selain itu, hormon oksitosin – yang bertugas mengeluarkan ASI – memiliki cara kerja yang unik, hormon ini bisa mulai muncul sejak sebelum bayi menyusu. Hormon ini sangat mudah dipengaruhi pikiran, perasaan dan sensasi yang ditangkap oleh panca indera ibu. Perasaan senang, kasih sayang dan percaya diri dapat membantu oksitosin bekerja. Sensasi seperti menatap dan menyentuh bayi pun (apalagi kontak kulit yang banyak) akan membantu refleks oksitosin. Itu sebabnya sering kali ketika mendengar bayi tangisan bayi atau bahkan baru saja teringat kepada bayinya, ibu sudah dapat merasakan ASInya menetes keluar.

Page 2: Bahan Leaflet Dan Posternya Sayang

Sebaliknya, perasaan negatif akan menghambat refleks ini. Sakit, khawatir, atau ragu-ragu misalnya. Jadi saat ibu baru melahirkan, sangat penting untuk selalu dekat bayi, mudah melihat, menyentuh, dan merespon bayi. Dan sangat penting untuk menjaga perasaan ibu agar tetap tenang dan percaya diri. Jika refleks oksitosin ibu tak bekerja dengan baik ASI akan sulit keluar, bisa membuat kita menganggap seakan-akan ibu belum ada ASInya.

PenyebabPenyebab ASI Tidak Keluar Pasca Persalinan bisa disebabkan oleh faktor Fisik dan Psikologis, Faktor Fisik

Asupan gizi ibu. Bila asupan gizi terpenuhi dengan baik, sebab ASI tidak keluar bisa diperkecil.

Faktor kesehatan dari ibu sendiri. Kesehatan ibu dalam hal ini memegang peranan yang penting dalam hal menunjang produksi ASI yang cukup, termasuk dalam hal ini adalah faktor hormonal dan istirahat yang cukup bagi ibu yang menyusui. Bila kesehatannya terjaga maka penyebab ASI tidak keluar dapat diminimalisasi.

Hormon testosteron yang ada di dalam tubuh. Hormon testosteron bisa mempengaruhi perkembangan jaringan kelenjar di payudara. Sehingga hal ini mempengaruhi kesuksesan seorang ibu untuk menyusui bayinya.

Faktor Psikologis Rasa nyaman

Perasaan ibu dapat menghambat dan meningkatkan pengeluaran oksitoksin. Seperti perasaan takut, gelisah, marah, sedih, cemas, kesal, malu atau nyeri hebat akan mempengaruhi refleks oksitoksin yang akhirnya menekan pengeluaran ASI. Sebaliknya perasaan ibu yang bahagia, senang, bangga, memeluk dan mencium bayinya dapat meningkatkan pengeluaran ASI.

Yakin

Yakin bahwa dirinya bisa menyusui dan juga susunya bisa berproduksi dengan baik akan membantu dalam hal proses menyusui tadi.

Berpikiran positif

Satu hal yang tidak kalah penting dalam hal ini adalah faktor dukungan dari sekitar dan orang yang terdekat, yaitu suami dan anggota keluarga lainnya. Dukungan suami maupun keluarga lain dalam rumah akan sangat membantu berhasilnya seorang ibu untuk menyusui. Begitu pula dukungan dari lingkungan pekerjaan tempat bekerja sang ibu bila sang ibu tersebut bekerja misalnya

Page 3: Bahan Leaflet Dan Posternya Sayang

dengan tersedianya ruangan khusus untuk memerah ASI, lemari es untuk menyimpan ASI perah dan sebagainya.

Mengatasi ASI tidak keluar Inisiasi Menyusu Dini (IMD) segera setelah lahir metode ampuh merangsang ASI

cepat keluar. Ibu merasa tenang, bahagia, bisa melihat dan menyentuh bayi. Semua sensasi indera dan perasaan tersebut akan merangsang dikeluarkannya oksitosin.

Setelah IMD selesai, kebersamaan ibu dan bayi dilanjutkan dengan rawat gabung. Selalu dekat dengan bayi akan menenangkan hati ibu dan memudahkan ibu merespon kebutuhan bayi. Tanda ingin menyusu pada bayi baru lahir kadang sangat halus, jika jauh dari bayi ibu akan sulit merespon, kita mungkin akan melewatkan beberapa jadual menyusui, sehingga rangsangan untuk memproduksi ASI kurang dari semestinya.Hisapan bayi akan memancing refleks pengeluaran ASI ini dalam 54 detik sementara pompa ASI memerlukan waktu sekitar 4 menit. Karena hisapan bayi adalah stimulus terbaik, maka memberi kesempatan bayi seluas-luasnya untuk menyusu adalah hal yang sangat penting.

Ibu baru melahirkan perlu dukungan dari sekitar agar perasannya tetap positif. Suami, keluarga, nakes yang membantu persalinan, seyogyanya adalah pihak-pihak yang telah siap dengan dukungan penuh untuk menyusui.

Ibu sendiri perlu berusaha untuk senantiasa berpikiran positif, dukungan sempurna tak selalu didapatkan. Melengkapi diri dengan kesiapan mental dan pengetahuan yang cukup, akan sangat membantu kesiapan menyusui.

Ibu bisa menggunakan berbagai metode untuk melancarkan proses keluarnya ASI, seperti : kompres hangat, mandi air hangat, masase payudara, pijat oksitosin (pijat punggung atas) dan mempraktikkan teknik relaksasi. Demikian juga stimulus pada puting (sentuh, putar) secara halus dan hati-hati juga dapat merangsang refleks oksitosin.

Banyak mengkonsumsi air putih, selain itu jus dari buah dan sayur segar dapat membatu memperbanyak ASI. Hindari merokok karena akan menghambat ASI dan memberikan pengaruh negatif dari bahan kimia yang berbahaya pada bayi. Begitu pula dengan makanan yang mengandung kafein yang akan menimbulkan pengaruh buruk pada bayi

Penuhi kebutuhan nutrisi,sangat penting untuk memenuhi kebutuhan nutrisi secara seimbang dan baik. Hal ini bertujuan agar ASI yang keluar dapat lancar dan eksklusif.

Pijat Oksitoksin

Page 4: Bahan Leaflet Dan Posternya Sayang

Pijat oksitosin ini dilakukan untuk merangsang hormone oksitoksin. Pijat oksitosin ini dilakukan dengan cara memijat pada daerah punggung sepanjang kedua sisi tulang belakang sehingga diharapkan dengan dilakukan pemijatan ini, ibu akan merasa rileks dan kelelahan setelah melahirkan akan hilang. Jika ibu rileks dan tidak kelelahan dapat membantu merangsang pengeluaran hormon oksitosin. Manfaat dari pijat oksitosin untuk:

1. Mengurangi sumbatan ASI2. Merangsang pelepasan hormon oksitosin3. Mempertahankan produksi ASI ketika ibu dan bayi sakit.

Langkah pijat oksitosin: 1. Ibu duduk, bersandar ke depan, lipat lengan di atas meja di depannya dan letakkan

kepala di atas lengannya. 2. Payudara tergantung lepas, tanpa pakaian. 3. Memijat sepanjang kedua sisi tulang belakang ibu dengan menggunakan dua kepalan

tangan, dengan ibu jari menunjuk ke depan. 4. Menekan kuat-kuat kudua sisi tulang belakang membentuk gerakan-gerakan

melingkar kecil-kecil dengan kedua ibu jarinya. 5. Pada saat bersamaan, pijat ke arah bawah pada kedua sisi tulang belakang, dari leher

ke arah tulang belikat, selama dua atau tiga menit.

Page 5: Bahan Leaflet Dan Posternya Sayang

Menilai Produksi ASI

Penilaian terhadap produksi ASI dapat menggunakan beberapa kriteria sebagai acuan untuk mengetahui kelancaran produksi ASI. Untuk mengetahui apakah produksi ASI nya lancar dapat diketahui dari indikator bayi. Indikator bayi meliputi BB bayi tidak turun melebihi 10% dari BB lahir pada minggu pertama kelahiran, BB bayi pada usia 2 minggu minimal sama dengan berat badan bayi pada waktu lahir atau meningkat, BAB 1-2 kali pada hari pertama dan kedua, dengan warna feses kehitaman sedangkan hari ketiga dan keempat BAB minimal 2 kali, warna feses kehijauan hingga kuning, BAK sebanyak 6-8 kali sehari dengan warna urin kuning dan jernih, frekuensi menyusu 8-12 kali dalam sehari serta bayi akan tenang/tidur nyenyak setelah menyusu selama 2-3 jam

WHO, Unicef. (2011). Panduan Fasilitator Pelatihan Konseling Menyusui. Jakarta, Sentra Laktasi Indonesia.

Mannel, R., Martens, P. J., Walker, M. (2013). Core Curriculum for Lactation Consultant Practice. Burlington, MA : Jones and Bartlett.