bahan laporan geofis

3
Konfigurasi Wenner-Schlumberger Konfigurasi ini merupakan perpaduan dari konfigurasi Wenner dan konfigurasi Schlumberger. Pada pengukuran dengan faktor spasi (n) = 1, konfigurasi Wenner- Schlumberger sama dengan pengukuran pada konfigurasi Wenner (jarak antar elektrode = a), namun pada pengukuran dengan n = 2 dan seterusnya, konfigurasi Wenner- Schlumberger sama dengan konfigurasi Schlumberger (jarak antara elektrode arus dan elektrode potensial lebih besar daripada jarak antar elektrode potensial). Maka, berdasarkan gambar, faktor geometri pada konfigurasi Wenner-Schlumberger adalah Sehingga berlaku hubungan : https://trisusantosetiawan.wordpress.com/2011/01/04/metode- geolistrik-resistivitas/ a. Konfigurasi wenner Dalam hal ini, elektrode arus dan elektrode potensial mempunyai jarak yang sama yaitu C1P1= P1P2 = P2C2 = a. Jadi jarak antar elektrode arus adalah tiga kali jarak antar elektrode potensial. Perlu diingat bahwa keempat elektrode dengan titik datumharus membentuk satu garis. Pada resistivitas mapping, jarak spasi elektrode tidak berubah-ubah untuk setiap titik datum yang diamati (besarnya a tetap), sedang pada resistivitas sounding, jarak spasi elektrode diperbesar secara bertahap, mulai dari harga a kecil sampai harga a besar, untuk satu titik sounding. Batas pembesaran spasi elektrode ini tergantung pada kemampuan alat yang dipakai. Makin sensitif dan makin besar arus yang dihasilkan alat maka makin leluasa dalam memperbesar jarak spasi elektrode tersebut, sehingga makin dalam lapisan yang terdeteksi atau teramati.

description

geofis

Transcript of bahan laporan geofis

Page 1: bahan laporan geofis

Konfigurasi Wenner-Schlumberger

Konfigurasi ini merupakan perpaduan dari konfigurasi Wenner dan konfigurasi Schlumberger. Pada

pengukuran dengan faktor spasi (n) = 1, konfigurasi Wenner-Schlumberger sama dengan

pengukuran pada konfigurasi Wenner (jarak antar elektrode = a), namun pada pengukuran

dengan n = 2 dan seterusnya, konfigurasi Wenner-Schlumberger sama dengan konfigurasi

Schlumberger (jarak antara elektrode arus dan elektrode potensial lebih besar daripada jarak antar

elektrode potensial).

Maka, berdasarkan gambar, faktor geometri pada konfigurasi Wenner-Schlumberger adalah

Sehingga berlaku hubungan :

https://trisusantosetiawan.wordpress.com/2011/01/04/metode-geolistrik-resistivitas/

a.             Konfigurasi wenner

Dalam hal ini, elektrode arus dan elektrode potensial mempunyai jarak yang sama yaitu C1P1=

P1P2 = P2C2 = a. Jadi jarak antar elektrode arus adalah tiga kali jarak antar elektrode potensial.

Perlu diingat bahwa keempat elektrode dengan titik datumharus membentuk satu garis.

Pada resistivitas mapping, jarak spasi elektrode tidak berubah-ubah untuk setiap

titik datum yang diamati (besarnya a tetap), sedang pada resistivitas sounding, jarak spasi elektrode

diperbesar secara bertahap, mulai dari harga a kecil sampai harga a besar, untuk satu titik sounding.

Batas pembesaran spasi elektrode ini tergantung pada kemampuan alat yang dipakai. Makin sensitif

dan makin besar arus yang dihasilkan alat maka makin leluasa dalam memperbesar jarak spasi

elektrode tersebut, sehingga makin dalam lapisan yang terdeteksi atau teramati.

Metode ini dikembangkan di Amerika. Jarak MN selalu 1/3 dari jarak AB. Jika jarak AB

diperlebar maka, jarak MN juga harus diubah, sehingga jarak MN tetap 1/3 jarak AB.

Adapun Kelebihan dan kekurangannya yaitu :

1)             Mampu mendeteksi adanya non homogenitas lapisan batuan pada permukaan.

2)             Pembacaan tegangan pada elektroda MN, lebih kecil, terutama ketika jarak AB jauh.

b.             Konfigurasi wenner-schlumberger

Page 2: bahan laporan geofis

Konfigurasi Wenner-Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem aturan spasi yang

konstan dengan catatan faktor “n” untuk konfigurasi ini adalah perbandingan jarak antara elektroda

C1-P1 (atau C2-P2) dengan spasi antara P1-P2 seperti pada Gambar 3. Jika jarak antar elektroda

potensial (P1 dan P2) adalah a maka jarak antar elektroda arus (C1 dan C2) adalah 2na + a. Proses

penentuan resistivitas menggunakan 4 buah elektroda yang diletakkan dalam sebuah garis lurus

(Sakka, 2001).

Konfigurasi ini merupakan perpaduan dari konfigurasi Wenner dan konfigurasi Schlumberger.

Pada pengukuran dengan faktor spasi (n) = 1, konfigurasi Wenner-Schlumberger sama dengan

pengukuran pada konfigurasi Wenner (jarak antar elektrode = a), namun pada pengukuran

dengan n = 2 dan seterusnya, konfigurasi Wenner-Schlumberger sama dengan konfigurasi

Schlumberger (jarak antara elektrode arus dan elektrode potensial lebih besar

daripada jarak antar elektrode potensial).

Maka berdasarkan gambar faktor geometri pada konfigurasi wenner-schlumberger adalah :            Maka berlaku hubungan sebagai berikut :

Dimana :          k  : faktor geometri                                     : Beda Potensial

                                   I   : Arus Listrik

Adapun Kelebihan dan kekurangannya yaitu :

1.             Mampu mendeteksi adanya non homogenitas lapisan batuan pada permukaan.

2.             Pembacaan tegangan pada elektroda MN, lebih kecil, terutama ketika jarak AB jauh.

c.              Konfigurasi dipole-dipoleSelain konfigurasi Wenner dan Wenner-Schlumberger, konfigurasi yang dapat digunakan

adalah Pole-pole, Pole-dipole dan Dipole-dipole. Pada konfigurasi Pole-pole, hanya digunakan satu

elektrode untuk arus dan satu elektrode untuk potensial. Sedangkan elektrode yang lain ditempatkan

pada sekitar lokasi penelitian dengan jarak minimum 20 kali spasi terpanjang C1-P1 terhadap lintasan

pengukuran. Sedangkan untuk konfigurasi Pole-dipole digunakan satu elektrode arus dan dua

elektrode potensial. Untuk elektrode arus C2 ditempatkan pada sekitar lokasi penelitian dengan jarak

minimum 5 kali spasi terpanjang C1-P1. Sehingga untuk penelitian skala laboratorium yang mungkin

digunakan adalah konfigurasi Dipole-dipole.

sehingga berdasarkan gambar, maka faktor geometri untuk konfigurasi Dipole-dipole adalah :

Sehingga berlaku hubungan sebagai berikut :

Pada konfigurasi Dipole-dipole, dua elektrode arus dan dua elektrode potensial ditempatkan

terpisah dengan jarak na, sedangkan spasi masing-masing elektrode a. Pengukuran dilakukan

dengan memindahkan elektrode potensial pada suatu penampang dengan elektrode arus tetap,

kemudian pemindahan elektrode arus pada spasi n berikutnya diikuti oleh pemindahan elektrode

potensial sepanjang lintasan seterusnya hingga pengukuran elektrode arus pada titik terakhir di

lintasan itu.

2)            Tidak segaris dan simetri terhadap titik pusat pada kedua sisi.

a.             Konfigurasi Dipole

Page 3: bahan laporan geofis

Mempunyai dua bagian utama ‘Current Dipole’ (AB) dan ‘Potential Dipole’ (MN), yang letaknya

tidak segaris dan simetris. Untuk menambah kedalaman penetrasi, jarak CD dan PD diperpanjang,

sedangkan jarak AB dan MN tetap.

Adapun Kelebihan dan kekurangannya yaitu :

1)            Kemampuan penetrasi yang lebih dalam sehingga mampu medeteksi batuan lebih dalam.

2)            Tidak praktis dibandingkan konfigurasi Wenner atau Schlumberger.

Gambar Teknik pengukuran metode resistivitas mapping dan sounding

Berdasarkan pada tujuan penyelidikan metode resistivitas, teknik pengukurannya dibagi

menjadi dua kelompok besar, yaitu metode resistivity mapping dan sounding.       

Gambar. Resistivitas mapping

Metode resistivity mapping merupakan metode resistivitas yang bertujuan untuk

mempelajari variasi tahanan jenis lapisan bawah permukaan secara lateral.

Gambar. Resistivitas sounding

Metode resistivitas sounding bertujuan untuk mempelajari variasi resisitivitas batuan di bawah

permukaan bumi secara vertikal. Selain itu juga terdapat teknikimaging/topografi, yaitu

teknik pengukuran untuk memperoleh informasi baik secara lateral maupun vertical (2D dan 3D).

http://yunirwangeography.blogspot.com/2013/04/nirwan-geolistrik.html