bahan ilkom

38
Sakit Gigi Gigi yang berlubang bukanlah disebabkan ulat seperti anggapan orang pada zaman dahulu. Teori ini bertahan hingga tahun 1700-an hingga Willoughby Miller seorang dokter gigi Amerika yang bekerja di Universitas Berlin menemukan penyebab pembusukan gigi. Ia menemukan bahwa lubang gigi disebabkan oleh pertemuan antara bakteri dan gula . Bakteri akan mengubah gula dari sisa makanan menjadi asam yang menyebabkan lingkungan gigi menjadi asam (lingkungan alami gigi seharusnya adalah basa) dan asam inilah yang akhirnya membuat lubang kecil pada email gigi. Saat lubang terjadi pada email gigi, kita belum merasakan sakit gigi. Tetapi, lubang kecil pada email selanjutnya dapat menjadi celah sisa makanan dan adanya bakteri akan membuat lubang semakin besar yang melubangi dentin. Pada saat ini kita akan merasakan linu pada gigi saat makan. Bila dibiarkan, lubang akan sampai pada lubang saraf sehingga kita akan mulai merasakan sakit gigi. Proses ini tidak akan berhenti sampai akhirnya gigi menjadi habis dan hanya tersisa akar gigi. Sakit gigi tidak dapat dipandang sebelah mata seperti anggapan beberapa orang, karena bila didiamkan, dapat membuat gigi menjadi bengkak dan meradang. Selain itu gigi berlubang dapat menjadi sarana saluran masuknya kuman penyakit menuju saluran darah yang dapat menyebabkan penyakit ginjal, paru-paru, jantung maupun penyakit lainnya. Agar tidak semakin bertambah parah, maka bila Anda memiliki gigi berlubang sebaiknya Anda segera mengunjungi dokter gigi untuk mengobatinya. Walaupun banyak orang tidak suka pergi ke dokter gigi dengan alasan tidak peduli dengan keadaan gigi, khawatir biayanya mahal, takut atau malu diejek karena gigi yang rusak, namun pergi ke dokter gigi adalah solusi terbaik untuk mengatasi sakit gigi. Gigi berlubang tidak dapat sembuh dengan sendirinya. Walaupun, mungkin setelah menderita sakit gigi, rasa sakitnya dapat hilang tetapi

Transcript of bahan ilkom

Sakit Gigi

Sakit Gigi

Gigi yang berlubang bukanlah disebabkan ulat seperti anggapan orang pada zaman dahulu. Teori ini bertahan hingga tahun 1700-an hingga Willoughby Miller seorang dokter gigi Amerika yang bekerja di Universitas Berlin menemukan penyebab pembusukan gigi. Ia menemukan bahwa lubang gigi disebabkan oleh pertemuan antara bakteri dan gula. Bakteri akan mengubah gula dari sisa makanan menjadi asam yang menyebabkan lingkungan gigi menjadi asam (lingkungan alami gigi seharusnya adalah basa) dan asam inilah yang akhirnya membuat lubang kecil pada email gigi.

Saat lubang terjadi pada email gigi, kita belum merasakan sakit gigi. Tetapi, lubang kecil pada email selanjutnya dapat menjadi celah sisa makanan dan adanya bakteri akan membuat lubang semakin besar yang melubangi dentin. Pada saat ini kita akan merasakan linu pada gigi saat makan. Bila dibiarkan, lubang akan sampai pada lubang saraf sehingga kita akan mulai merasakan sakit gigi. Proses ini tidak akan berhenti sampai akhirnya gigi menjadi habis dan hanya tersisa akar gigi.

Sakit gigi tidak dapat dipandang sebelah mata seperti anggapan beberapa orang, karena bila didiamkan, dapat membuat gigi menjadi bengkak dan meradang. Selain itu gigi berlubang dapat menjadi sarana saluran masuknya kuman penyakit menuju saluran darah yang dapat menyebabkan penyakit ginjal, paru-paru, jantung maupun penyakit lainnya.

Agar tidak semakin bertambah parah, maka bila Anda memiliki gigi berlubang sebaiknya Anda segera mengunjungi dokter gigi untuk mengobatinya. Walaupun banyak orang tidak suka pergi ke dokter gigi dengan alasan tidak peduli dengan keadaan gigi, khawatir biayanya mahal, takut atau malu diejek karena gigi yang rusak, namun pergi ke dokter gigi adalah solusi terbaik untuk mengatasi sakit gigi. Gigi berlubang tidak dapat sembuh dengan sendirinya. Walaupun, mungkin setelah menderita sakit gigi, rasa sakitnya dapat hilang tetapi tidak memperbaiki keadaan gigi. Gigi akan tetap berlubang, bahkan lubangnya akan terus semakin membesar.

Mengatasi Rasa Takut ke Dokter Gigi

Jika Anda merasa takut saat dokter gigi menangani gigi Anda, silahkan beritahukan ke dokter Anda. Ia tentu senang membantu Anda mengatasinya. Anda bisa memberitahunya bahwa Anda akan memberi isyarat dengan tangan bahwa Anda takut atau merasa sakit saat ia sedang menangani gigi Anda. Banyak pasien mendapati bahwa hal tersebut membuat mereka lebih tenang.

Selain itu kebanyakan dokter gigi sering mengajak bicara pasiennya saat menangani gigi pasien. Hal ini bertujuan menenangkan hati pasien tersebut.

Ingatlah bahwa gigi yang sehat menunjang kesehatan tubuh. Jika Anda segera memperbaiki gigi Anda yang berlubang, hal ini akan menghindari problem dan perawatan yang mahal di kemudian hari.

Menambal Gigi dan Cabut Gigi

Langkah yang umumnya akan diambil dokter gigi adalah menambal gigi yang rusak, bila lubangnya belum terlalu besar. Tetapi, bila kita merasakan sakit gigi, proses penambalan tidak dapat langsung dilakukan karena dengan demikian gas dalam gigi tidak dapat keluar. Dokter akan memberikan obat penghilang rasa sakit atau akan mematikan saraf gigi agar kita tidak tersiksa dengan rasa sakitnya. Pada kunjungan selanjutnya barulah gigi akan dibersihkan dan ditambal sementara, penambalan secara permanen dilakukan pada kunjungan berikutnya lagi.

Bila lubang terlalu besar dan tidak memungkinkan untuk ditambal, berarti gigi harus dicabut. Sama seperti proses penambalan gigi, maka gigi juga tidak dapat langsung dicabut saat gigi masih terasa sakit. Hal ini disebabkan saat kita merasakan sakit gigi, maka obat anestesi (obat kebal agar tidak terasa sakit saat gigi dicabut) tidak dapat menembus akar gigi, sehingga saat dicabut akan menyebabkan sakit yang luar biasa. Proses pencabutan gigi baru bisa dilakukan saat gigi sudah tidak terasa sakit dan untuk menghilangkan rasa sakit dokter akan mematikan saraf gigi.

Mencegah Gigi Berlubang

Untuk mencegah terjadinya lubang pada gigi, Anda dapat melakukan langkah-langkah berikut:

Memeriksa gigi secara rutin

Kunjungi dokter gigi setiap 6 bulan sekali walaupun Anda tidak merasakan sakit gigi. Hal ini diperlukan agar dokter dapat mendeteksi lubang kecil yang terjadi pada gigi dan dapat ditangani segera agar lubang tidak semakin besar. Dapat juga dideteksi bagian gigi yang tidak rata atau berlekuk yang dapat menyebabkan gigi sulit dibersihkan.

Menyikat gigi secara teratur dan pada waktu yang tepat

Pagi hari setelah sarapan dan malam sebelum tidur adalah waktu yang tepat untuk menyikat gigi. Air liur tidak banyak keluar pada waktu kita tidur, sehingga gigi akan rusak bila Anda membiarkan sisa makanan pada gigi tanpa menyikatnya. Air liur berguna untuk memlinfungi gigi dari bakteri penyebab gigi berlubang.

Menyikat gigi dengan cara yang benar

Walau menyikat gigi telah dilakukan secara teratur namun bila dilakukan dengan cara yang tidak benar, tentu hasilnya tidak akan maksimal. Cara yang benar adalah dengan menyikat ke arah bawah untuk gigi depan (gigi seri) bagian atas, menyikat gigi ke arah atas untuk gigi depan bagian bawah dan menyikat secara mendatar untuk gigi geraham. Menyikat gigi geraham hendaknya dilakukan lebih lama, karena pada gigi ini berpotensi menempelnya sisa-sisa makanan.

Kumur setelah makan

Menyikat gigi tidak mungkin dilakukan sehabis kita makan, maka cara terbaik adalah berkumur-kumur agar sisa makanan tidak terus menempel dan mengurangi keadaan asam dalam gigi.

Gunakan benang gigi untuk mengeluarkan sisa makanan

Sisa makanan yang tertinggal, hendaknya tidak dikeluarkan dengan menggunakan tusuk gigi. Penggunaan tusuk gigi dapat menyebabkan celah antar gigi semakin besar disamping dapat menyebabkan luka pada gusi.

Pilih pasta gigi yang mengandung fluorida

Menggunakan pasta gigi yang mengandung fluorida. Zat ini merupakan salah satu bahan pembentuk email gigi. Adanya zat ini dapat mencegah pembusukan pada gigi.

Makan makanan yang berserat

Mengkonsumsi sayuran atau buah terbukti dapat membuat gigi lebih kuat dan mencegah terjadinya gigi berlubang.

Kurangi makanan yang mengandung gula dan tepung

Makanan jenis ini bila tertinggal di gigi dan adanya bakteri akan menyebabkan asam yang membuat gigi berlubang.

PERMASALAHAN GIGI (GIGI BERLUBANG)

Gigi berlubang disebut Karies gigi. Karies akan mengakbatkan kerusakan struktur gigi sehingga terbentuk lubang.

A.GejalaGejala gigi berlubang umumnya, adalahsakit gigi, gigi menjadi sensitive setelah makan atau minum manis, asam, panas, atau dinginTerlihat atau terasa adanya lubang pada gigiBau Mulut (Halitosis)

B.Tanda Awal Gigi BerlubangMunculnya spot putih seperti kapur pada permukaan gigi. Ini menunjukkan area demineralisasi akibat asam. Selanjutnya, warnanya akan berubah menjadi cokelat, kemudian mulai membentuk lubang. Jika spot kecoklatan ini tamapk mengkilap, maka prosese demineralisasi telah berhenti yaitu jika kebersihan mulut membaik. Spot ini disebut STAIN (bukan sekolah tinggi agama islam negeri yang dekat arbes loh..hehehe) dan dapat dibersihkan. Sebaliknya, spot kecokelatan yang buram menunjukkan prosese demineralisasi yang sedang aktif. Makanya, diperlukan pemeriksaan rutin untuk mendeteksi dini timbulnya lubang.Apabila kerusakan telah mencapai dentin (dentin merupakan bentuk pokok dari gigi yang diliputi oleh sementum/jaringan gigi yang melindungi dentin pada daerah akar gigi dan email/bentuk luar yang melindungi dentin pada daerah mahkota gigi), biasanya mengeluh sakit atau timbul ngilu setelah makan atau minum manis, asam, panas atau dingin.

C.Penyebab Gigi BerlubangDi Indoesia, penyakit yang mendominasi menurut statistic adalah Gigi berlubang, setelah demam flu. Gigi berlubang dapat terjadi pada siapapun, walaupun pada umumnya sering muncul pada anak-anakatau remaja. Gigi berlubang inilah yang merupakan alasan utama hilangnya gigi pada usia muda.Penyebab gigi berlubang itu sendiri karena adanya bacteri Streptococcus mutans dan Lactobacilli. Bakteri spesifik inilah yang mengubah glukosa dan karbohidrat pada mkanan menjadi asam melalui proses fermentasi. Asam terus diproduksi oleh bakteri dan akhirnya merusak struktur gigi sedikit demi sedikit. Kemudian plak dan bakteri mulai bekerja 20 menit setelah makan.Asam yang diproduksi dalam plak akan terus merusak lapisan email gigi. Kemudian bakteri akan mengikuti jalan yang sudah dibuat oleh asam dan menginfeksi lapisan berikutnya, yaitu dentin. Jika tidak dirawat, proses ini akan terus berjalan sehingga lubang akan semakin dalam. Gigi berlubang biasanya belum menimbulkan keluhan sakit kecuali telah mencapai bagian dentin dan pulpa gigi. Apa Sebabnya? Karena pulpa penuh sel saraf dan pembuluh darah akibat terinfeksi, maka akan timbul rasa sakit terus-menerus. Komplikasi kemudian terjadi dengan matinya sel saraf sehingga rasa sakit juga berhenti.Pada tahap ini, biasanya orang sering mengabaikan. Padahal ketika sel saraf mati, proses kerusakan di dalam gigi terus berjalan sampai ketulang pendukung. Akibatnya, cairan akan terkumpul dan terjadi abses (pembengkakan). Abses dimulai dari dalam sampai tampak ke permukaan ginggiva (gusi). Selain itu, kerusakan tulang pendukung juga menyebabkan gigi mulai goyang. Jika tidak segera dirawat, berakibat pada ekstraksi (pencabutan) gigi.Jadi dapat disimpulkan bahwa faktr yang mempengaruhi perkembangan karies gigi adalah perbedaan pola makan, waktu makan yang lebih lama,Sisa makanan yang tertinggal di mulut dalam waktu lama, perkembangan bakteri dalam mulut, dll.

D.PerawatanPada umumnya, ketika gigi berlubang dan terasa sakit, masyarakt memilih tindak perawatannya berupa ektraksi (pencabutan) gigi, padahal ada cara lain untuk merawat gigi berlubang.Karies dini dapat dihentikan menggunakan laser, sedangkan karies gigi kecil perlu dideteksi dengan alat dan rontgen gigi. Dan karies gigi besar yang terlihat mata, dapat dilakukan perawatan dengan alat secara langsung.Jenis perawatan dapat dilakukan secara bervarisai, tergantung tahap kerusakan yang terjadi. Jika lubang gigi mencapai email dan dentin, maka dilakukan penambalan.sedangkan struktur gigi yang rusak dubuang dengan pengeboran, dan setelah lubangbersih kemudian dimasukkan bahan penambal.Lubang yang dangkal tapi besar dapat dirawat dengan inlay/onlay (bahan tambal komposit). Namun, bila kerusakan telah mencapai pulpa (struktur terdalam gigi yang penuh dengan sel saraf yang sensitif terhadap rangsang, jarngan limfa, jaringan ikat, pembuluh darah arteri dan vena) perlu diakukan perawatan saluran akar (endodontik).Tahap perawatan saluran akar yaitu mengangkat sel saraf yang telah terinfeksi dan membersihkan salurannya dan mengisinya dengan bahan pengisi saluran akar. Pada intinya, jika struktur gigi sehat yang tersisa setelah pengeboran tidak cukup, bahan tambal tidk dapat bertahan melekat pada gigi. Pencabutan gigi adalah tindakan terakhir apabila krusakan yang terjadi terlalu besar dan struktur gigi yang tersisa tidak dapat direstorasi lagi.ANGAN remehkan kebersihan gigi. Jika tidak, gigi bisa berlubang. Kalau sudah berlubang, bisa timbul berbagai penyakit. Salah satunya adalah kista. Kista ini bisa membuat wajah tak simetris.

Ada 3 lapisan gigi, yaitu email, dentin, dan pulpa. Email adalah lapisan terluar gigi yang menutupi seluruh mahkota gigi dan merupakan bagian tubuuh yang paling keras. Email dibentuk oleh sel-sel yang disebut ameloblast. Meskipun sangat keras, email rentan terhadap serangan asam, baik langsung dari makanan atau dari hasil metabolisme bakteri yang memfermentasi karbohidrat yang kita makan dan menghasilkan asam.

Dentin adalah struktur penyusun gigi terbesar. Jaringan ini jauh lebih lunak dibandingkan dengan email karena komposisi material organiknya lebih banyak daripada email, yaitu mencapai 20 persen, di mana 85 persen dari material organik tersebut adalah kolagen. Sisanya adalah air sebanyak 10 persen dan material organik 70 persen. Di daerah permukaan mahkota gigi, dentin terletak di bawah email. Tapi di bagian akar dentin ditutupi oleh sementum. Di bagian bawahnya dentin menjadi atap bagi rongga pulpa.

Pulpa adalah rongga yang berisi pembuluh darah dan syaraf. Secara anatomi, jaringan pulpa sangat berhubungan dengan dentin karena dentin menjadi atap bagi rongga pulpa. Kalau syaraf udah kebuka, banyak kuman yang masuk. Kuman yang masuk ke dalam gigi itulah yang akan tumbuh menjadi daging. Dan itulah polip, terang drg Elsa Adhistry dari Rumah Sakit Royal Taruma, Daan Mogot, Jakarta Barat.

KistaGigi yang berlubang tidak disebabkan oleh ulat, seperti yang sering dikira orang. Lubang gigi terjadi akibat pertemuan antara bakteri dan gula. Gula dari sisa makanan menjadi lubang kecil pada email gigi, kita belum merasakan sakit gigi. Lubang kecil itu selanjutnya menjadi celah bagi sisa makanan dan bakteri, sehingga lubang semakin besar dan melubangi dentin. Rasa linu pada saat makan akan terasa sekali, ungkapnya. Hal ini akan terus terjadi sampai akhirnya akar gigi habis dan hanya tersisa akar gigi.

Sakit gigi tidak boleh dipandang sebelah mata. Jika didiamkan, gigi bisa bengkak dan meradang. Gigi yang berlubang mempermudah masuknya kuman penyakit menuju saluran darah, yang pada gilirannya dapat menyebabkan timbulnya berbagai penyakit gigi lainnya. Salah satunya adalah kista.

Kista itu sendiri, menurut drg Elsa, adalah rongga patologis yang biasanya berdinding jaringan ikat dan berisi cairan kental atau semi likuid. Kista dapat berada dalam jaringan lunak ataupun keras seperti tulang. Rongga kista di dalam rongga mulut selalu dibatasi oleh epitel.

Kista periapikal adalah kista yang terbentuk pada ujung apeks atau akar gigi yang jaringan pulpanya sudah nonvital atau mati. Kista ini merupakan lanjutan dari pulpitis atau peradangan pulpa. Dapat terjadi di ujung mana pun dan dapat terjadi pada semua umur. Ukurannya pun berkisar antara 0.5-2cm. Tapi bisa juga lebih. Kalau kistanya membesar, bisa menyebabkan syaraf oleh kista tersebut, sambungnya.

Kista ini tidak menimbulkan keluhan atau rasa sakit, kecuali yang terinfeksi. Pada pemeriksaan radiografis, kista periapikal memperlihatkan gambaran seperti dental. Granuloma, yaitu lesi radiolusen, terlihat jelas. Yang membedakan kista periapikal dengan dental granuloma adalah garis putih, imbuhnya.

Perbedaan mendasar adalah adanya epitel yang membatasi rongga kista. Gigi yang bersangkutan dengan kista ini biasanya tanpa gejala atau keluhan. Namun kadang batas ini tidak jelas sehingga diagnosa kista sulit ditegakkan. Kista terjadi tidak hanya dari makanan. Bisa juga terjadi dari trauma akibat terjatuh, katanya.

Biasanya pasien tidak mengeluhkan adanya nyeri dan tes perkusinya negatif. Karena berhubungan dengan pulpa yang telah mekrosis, stimulasi thermal akan menunjukkan nilai yang negatif. Gambaran kista periapikal ditandai dengan adanya rongga yang berlapiskan epitel jenis nonkeratinizing stratified squamous dengan ketebalan yang bervariasi. Dinding epithelium tersebut dapat sangat proliferatif dan memperlihatkan susunan plexiform.

Secara khas dapat dilihat proses radang dengan ditemukannya banyak sel radang, yaitu sel plasma dan sel limfosit pada dinding kista tersebut. Biasanya baru dapat terlihat ketika sudah dirontgen dan kelihatan kerusakan pada tulang, tambahnya.

PengobatanKebanyakan kista periapikal ditemukan secara tidak sengaja selama pemeriksaan rutin. Karena merupakan kelanjutan dari nekrosis pulpa, pada pemeriksaan fisik akan didapatkan tes thermal yang negatif dan tes EPT yang negatif. Periapikal terlihat sebagai gambaran radiolusen yang menempel pada apex dari akar gigi.

Pengobatan dilakukan dengan pembersihan di mana semua jaringan gusi yang mati dan karang gigi dibuang. Karena pembersihan ini menimbulkan nyeri, digunakan obat bius lokal. Beberapa hari pertama setelah pembersihan, pasien diharuskan berkumur-kumur dengan larutan hidrogen peroksida (setengah bagian hydrogen peroksida 3 persem dicampur dengan setengah bagian air) beberapa kali dalam sehari.

Selama dua minggu, pasien dapat mengunjungi dokter gigi setiap 1-2 hari. Jika bentuk dan posisi gusi tidak kembali normal, dokter gigi akan melakukan pembedahan untuk kembali membentuk gusi sebagai langkah pencegahan terhadap kekambuhan dan periodontitis.

APAKAH Anda selalu menghindari lemon karena takut kandungan asamnya merusak gigi? Atau, Anda sangat membatasi konsumsi gula karena takut gigi berlubang? Hal ini tidak sepenuhnya benar, namun umumnya sangat diyakini di tengah-tengah masyarakat. Untuk membantu Anda mendapatkan pemahaman yang tepat, berikut beberapa mitos dan faktar seputar gigi berlubang menurut Kimberly A. Harms, DDS, seorang consumer advisor American Dental Association.

1. Gula merupakan penyebab utama gigi berlubang

Mitos dan fakta. Gigi berlubang disebabkan oleh asam yang diproduksi oleh bakteri di dalam mulut. Bakteri akan mengonsumsi karbohidrat, yang salah satunya adalah gula. Makanan lain seperti beras, kentang, roti, buah-buahan dan sayuran juga termasuk karbohidrat. Saat Anda mengonsumsi makanan ini, bakteri akan aktif dan memproduksi asam yang bersifat melubangi gigi.

"Begitu terbentuk lubang kecil, maka bakteri akan mempunyai tempat aman yang tidak bisa dijangkau oleh sikat gigi," terang Harm. Bakteri ini akan terus mengolah karbohidrat, menghasilkan asam, sehingga lubang di gigi semakin melebar.

Apakah konsumsi karbohidrat harus dikurangi? Menurut Harm, bukan jumlahnya tetapi lama paparan yang mempengaruhi kerusakan gigi. Jika Anda makan banyak karbohidrat saat makan siang, itu hanyalah satu paparan besar. Tapi, jika Anda terus-terusan minum minuman bergula sepanjang hari, maka dikatakan paparan berkelanjutan."Dan ini jauh lebih membahayakan kesehatan gigi."

2. Terpapar makanan asam seperti lemon bisa merusak gigi

Fakta. Makanan asam seperti lemon, jeruk sitrus, atau minuman ringan tidak menyebabkan gigi berlubang. Tetapi makanan ini bisa membahayakan email gigi."Asam bisa mengikis lapisan email pelindung gigi dan membuat gigi jadi rapuh," terang Harm. Jika Anda kehilangan lapisan pelindung, maka gigi cenderung lebih mudah rusak.

3. Anak-anak berisiko lebih besar menderita gigi berlubang dibandingkan orang dewasa

Mitos. Kerusakan gigi pada anak selama 20 tahun terakhir, menurut Harm, telah bisa dikurangi hingga setengahnya dengan bantuan air yang mengandung fluor beserta perawatan lainnya.

Di sisi lain, jumlah gigi berlubang justru meningkat pada orang dewasa. Peningkatan ini, menurut Harm, dipicu oleh berbagai hal termasuk penggunaan obat yang bersifat mengeringkan mulut dengan cara mengurangi air liur. Air liur sangat penting dalam melawan kerusakan gigi dengan cara menetralkan asam, mengeluarkan bakteri, mencegah makanan lengket ke gigi, serta mengandung komponen yang bersifat desinfektan.

4. Aspirin yang ditempatkan di samping gigi akan membantu meredakan sakit gigi

Mitos. Anda bisa meredakan sakit gigi dengan cara menelan aspirin. Aspirin, menurut Harm, bersifat asam dan jika diletakkan di samping gigi justru akan membakar jaringan gusi dan menyebabkan bengkak."Jadi, jangan melakukan hal ini, pastikan menelan aspirin tersebut."

5. Anda akan tahu saat gigi mulai berlubang

Mitos. Menurut Harm, pernyataan ini hanyalah mitos semata. Kerusakan gigi ringan, terang dia, tidak menimbulkan gejala. Rasa sakit yang dirasakan muncul setelah gigi mengalami kerusakan parah dan menyebabkan kerusakan saraf. Dan sekali gigi mengalami kerusakan, lanjut harm, gigi tidak akan bisa memperbaiki dirinya sendiri. Gigi berlubang akan terus melebar. Karena itu, pastikan memeriksakan gigi secara teratur.

6. Begitu gigi diobati, maka kerusakan pun akan turut berhenti

Fakta. Menurut Harm, Anda mungkin kembali mengalami kerusakan gigi tetapi di area gigi yang lain. Bagian rusak yang telah diperbaiki dan dirawat dengan cara menggosok dan flossing biasanya tidak akan mengalami kerusakan kembali.

Akan tetapi, bahan yang digunakan untuk menutup lubang (filling) bisa saja bertambah tua dan batas perlekatannya dengan gigi menjadi retak. Dan karena area tersebut tidak bisa dicapai oleh sikat gigi, maka bakteri bisa masuk dan kembali memicu kerusakan baru.

7. Ruang di antara gigi mempengaruhi kemungkinan gigi berlubang

Fakta. Jika ada jarak kecil antara gigi yang satu dengan yang lain dan tidak bisa dibersihkan, maka Anda lebih berisiko mengalami gigi berlubang."Jarak yang lebih besar lebih mudah untuk dibersihkan, dan sepanjang ruang renggang ini bebas bakteri, kemungkinan gigi berlubang pada jarak yang lebar lebih kecil." (OL-08)Liputan6.com, Jakarta: Apakah ada gigi Anda yang berlubang? Atau malah sudah pernah merasakan sakit gigi, ngilu, nyut-nyutan dan mahkota gigi sudah keropos dan tidak utuh lagi. Lantas tindakan apa yang dilakukan, minum obat, atau tempelkan koyo di pipi, berobat ke dokter gigi atau malah dibiarkan saja hingga rasa sakit hilang dengan sendirinya?

Kalau gigi sudah berlubang besar, apalagi kalau sudah pernah sakit dan mengganggu, sebagian besar orang mungkin akan berpikir masalah akan selesai. Terutama, datang ke dokter gigi dan meminta agar gigi tersebut dicabut saja. Atau, bila sudah tidak sakit lagi dibiarkan saja. Terlebih, tidak ada keluhan apa-apa, berarti gigi tersebut sudah sembuh. Namun sebetulnya tidak demikian.

Gigi yang berlubang akan menimbulkan sakit berdenyut kalau sudah mencapai ruang pulpa yang isinya adalah jaringan syaraf dan pembuluh darah. Bila tidak dirawat, infeksi bisa menyebar ke jaringan di bawah gigi dan menimbulkan abses. Abses berisi nanah, dan menyebabkan pembengkakan di gusi. Pada kasus-kasus tertentu abses ini bisa besar sekali hingga pipi menjadi bengkak. Gigi yang sedang sakit dan mengalami abses tidak boleh langsung dicabut karena infeksi yang terjadi sedang dalam fase akut. Rasa sakit dan abses harus diredakan dulu, dengan minum obat antibiotik sesuai resep dokter.

Minum obat penghilang rasa sakit yang dapat dibeli dengan mudah di toko obat atau apotek mungkin ampuh untuk mengusir rasa sakit yang menyiksa. Namun tidak menghilangkan infeksi yang terjadi pada gigi penyebab. Suatu saat rasa sakit mungkin akan timbul lagi, selama gigi penyebab tidak dirawat dengan tuntas.

Gigi berlubang yang sudah pernah sakit berdenyut spontan lalu dibiarkan tidak dirawat kemudian rasa sakit itu hilang, besar kemungkinan syaraf gigi sudah mati. Dengan kata lain, infeksi gigi sudah mencapai daerah di ujung akar dan menyebabkan abses. Pencabutan adalah pilihan perawatan yang terakhir. Apalagi, bila tindakan konservatif dan preservatif sudah tidak dapat lagi dilakukan.

Cabut Gigi Selesaikan Masalah?Adakah kerugian bila satu gigi yang hilang karena dicabut? Toh, masih bisa makan. Senyum juga masih oke, yang hilang kan gigi belakang. Atau akar gigi yang masih tersisa dibiarkan saja, selama tidak sakit dan tidak ada keluhan berarti tak masalah. Boleh jadi, demikian pikiran sebagian besar orang. Bagaimana yang sesungguhnya?

Ambil contoh gigi yang dicabut adalah salah satu gigi geraham bawah. Seiring waktu, gigi antagonisnya (gigi geraham atas) dapat turun dan memanjang karena gigi lawannya tidak ada. Gaya kunyah kita menyebabkan gigi cenderung semakin maju seiring dengan bertambahnya usia. Itulah sebabnya posisi gigi tidak selalu tetap.

Mungkin pula posisi gigi saat seseorang mencapai usia tua mengalami perubahan bila dibandingkan sewaktu muda. Gigi di sebelah gigi yang dicabut juga dapat berubah posisi, yaitu miring ke arah gigi yang hilang. Awalnya, mungkin dampaknya tidak akan terlalu terasa. Namun kondisi ini akan mengganggu fungsi kunyah dan pada beberapa kasus yang berat dapat menyebabkan perubahan posisi gigi-gigi lain hingga ketidaknyamanan pada sendi rahang.

Karena ada gigi yang hilang, biasanya mengunyah pada sisi tersebut jadi tak nyaman. Akibatnya mengunyah hanya pada satu sisi saja. Padahal hal tersebut merugikan karena sisi yang tidak dipakai mengunyah justru lebih kotor daripada sisi yang digunakan untuk mengunyah. Ini lantaran aliran air liur di sisi tersebut lebih sedikit.

Pengunyahan akan menstimulasi keluarnya air liur. Keberadaan air liur sangat penting, salah satu fungsinya adalah untuk membilas kotoran dan sisa makanan. Karakteristik orang yang mengunyah satu sisi adalah karang gigi yang terbentuk lebih banyak pada sisi yang tidak digunakan untuk mengunyah.

Perawatan Saluran AkarLubang gigi yang sudah mencapai pulpa tidak lagi dapat sekadar ditutup dengan bahan tambal. Sebelumnya, harus dilakukan perawatan saluran akar (endodontic treatment ataupun root canal treatment). Saluran akar harus dibersihkan agar steril dan bebas dari infeksi kuman. Lalu, saluran akar tersebut diisi dengan bahan pengisi saluran akar agar mencegah kontaminasi bakteri.

Setelah melewati beberapa hari dan saat pasien datang untuk kontrol tidak ada keluhan, lubang yang menganga pada gigi tersebut ditutup dengan restorasi. Ada beberapa jenis restorasi yang dapat dipilih, bergantung pada kondisi gigi. Mahkota yang dinding-dinding tegaknya masih utuh dapat dibuatkan tambalan dengan logam tuang yang dikerjakan di laboratorium, atau mahkota tiruan bila sudah banyak jaringan mahkota gigi yang hilang.

Memang perawatan ini memerlukan kesabaran baik dari dokter gigi maupun pasien. Sebab, biasanya penyelesaiannya membutuhkan lebih dari satu kali kunjungan. Biayanya pun tidak kecil. Namun setidaknya dapat memperpanjang usia gigi tersebut berada dalam mulut.

Kesimpulannya, keputusan untuk menjawab pertanyaan yang menjadi judul dari artikel ini ada di tangan Anda.

Apakah gigi berlubang dapat menyebabkan kematian? Jawabannya adalah ya, apabila gigi tersebut tidak dirawat dan kondisi tubuh yang lemah. Gigi yang berlubang, dapat menjadi jalan yang cukup besar bagi bakteri untuk dapat masuk ke dalam tubuh. Infeksi dari bakteri ini sebenarnya dapat dilawan karena tubuh kita memiliki sel-sel yang berperan sebagai daya tahan tubuh.

Namun, apabila daya tahan tubuh kita sedang lemah, maka infeksi bakteri akan semakin hebat. Pada tahap awal, infeksi masih terlokalisir di daerah ujung akar dari gigi yang berlubang. Biasanya akan timbul rasa tidak nyaman atau sakit saat gigi

tersebut dipakai mengunyah atau ditekan. Pada tahap ini bisa ditanggulangi dengan perawatan saluran akar gigi dan penambalan sampai penggunaan antibiotik ataupun pencabutan gigi yang terinfeksi.

Bila tidak dirawat, infeksi akan menyebar ke daerah sekitar mulut seperti pipi dan leher. Kondisi ini dapat dikatakan cukup serius, dan mengharuskan penderita untuk dilakukan pembedahan pada daerah infeksi untuk mengeluarkan nanahnya jika kondisinya memungkinkan. Penderita juga diterapi menggunakan obat-obatan antibiotik. Bila kondisi cukup parah, penderita juga diharuskan untuk dirawat inap di rumah sakit. Dan ada resiko terjadinya kematian jika kondisi pasien sangat lemah, disertai komplikasi penyakit lain ataupun perawatan yang kurang intensif. Gambar di atas adalah gambar dari infeksi dari gigi yang sudah menyebar ke daerah pipi.

Pada beberapa kasus, infeksi yang terjadi cukup hebat dan berlangsung cepat. Infeksi dapat menyebar ke daerah lain yang cukup vital yaitu ke daerah dada dan kepala. Kondisi ini sudah sangat serius dan memerlukan perawatan rumah sakit yang sangat intensif. Pada kondisi ini, khususnya infeksi ke daerah kepala, resiko kematiannya lebih besar lagi.

Dulu cukup banyak kasus kematian akibat infeksi dari gigi yang tidak ditangani dengan baik termasuk di Indonesia. Sekarang, biasanya infeksi ini sudah ditangani sejak tahap awal sehingga resiko penyebaran infeksi dan kematian dapat dihindari. Berikut ini adalah contoh kasus kematian seorang anak akibat infeksi dari gigi yang menyebar ke otak: Dentist: Death From Tooth Infection Preventable.

Sebenarnya untuk menghindari kematian akibat infeksi dari gigi sangatlah mudah. Cukup dengan menyikat gigi dengan baik, benar dan waktunya tepat serta rutin untuk memeriksa kondisi gigi dan mulut ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali.

SEBUAH gigi memiliki nilai yang amat berharga. Bila satu gigi berlubang, malapetaka seolah menimpa penderitanya. Duh sakitnya tak tertahankan.

Angka kerusakan gigi di Indonesia berdasarkan survei Departemen Kesehatan RI pada 2001 menemukan sekitar 70 persen penduduk Indonesia berusia 10 tahun ke atas pernah mengalami kerusakan gigi. Pada usia 12 tahun, jumlah kerusakan gigi mencapai 43,9 persen, usia 15 tahun mencapai 37,4 persen, usia 18 tahun sebanyak 51,1 persen, usia 35- 44 tahun mencapai 80,1 persen, dan usia 65 tahun ke atas mencapai 96,7 persen.

Di Indonesia, penderita gigi berlubang ternyata cukup banyak. Hasil Survei Kesehatan Nasional 2002 menunjukkan, prevalensi gigi berlubang di Indonesia sebesar 60 persen, yang berarti dari setiap 10 orang Indonesia, enam orang di antaranya menderita gigi berlubang.

Wakil Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti Dr Tri Erri Astoeti drg Mkes mengungkapkan tiga komponen utama gigi dalam mulut. Komponen tersebut yaitu gigi, mikroorganisme, dan makanan, serta faktor lainnya yang berpengaruh yaitu waktu.

"Semua faktor tersebut yang ada di dalam mulut saling berinteraksi," ujarnya. Dia mencontohkan,pada saat seseorang sedang makan, maka sukrosa hasil dari fermentasi karbohidrat akan menghasilkan mikroorganisme yang berinteraksi dengan gigi. Karena itu, terjadi demineralisasi pada gigi. "Jika terus terjadi, maka bisa mengakibatkan gigi berlubang," kata drg Erri.

Adapun kuman yang kerap menjadi penyebab terjadinya lubang gigi adalah streptococcus mutans. Ini adalah kuman berbentuk bulat yang mudah tumbuh di dalam mulut.

Setelah beberapa waktu, kuman ini akan menghasilkan cairan yang lengket dan menjadi media yang baik bagi tumbuh kembangnya kuman lain yang menyebabkan gigi berlubang. Selain strepto coccus mutans, ada pula staphylococcus. Yang disebut terakhir adalah kuman berbentuk batang yang menyertai kuman streptococcus mutans. Kuman-kuman ini biasanya tumbuh pada sisa-sisa makanan yang membusuk.

"Lambat laun, kuman akan bertambah banyak dan menghasilkan asam yang dapat merusak email gigi," sebut drg Erri.

Dental Coordinator/Hygienist, Dental Services, Alfred I duPont Hospital for Children, Wilmington Lisa A Goss RDH BS, mengatakan bahwagigi berlubang dapat terjadi ketika gigi tanggal atau patah. Gigi berlubang dapat bertambah besar dan bertambah dalam. Gigi berlubang juga sering kali disebut caries. Jika gigi telah berlubang, penting untuk segera diperbaiki.

"Penyebabnya gigi berlubang sering kali dipicu oleh plak," ucapnya. Plak merupakan lapisan tipis yang lengket yang terbentuk dari bekas-bekas makanan yang tidak terangkat ketika menyikat gigi. "Bakteri dalam mulut akan mengeluarkan asam sehingga ketika plak terbentuk di mulut, maka asam tersebut akan menghabiskan lapisan luar dari gigi yang disebut enamel," papar Lisa.

Jika tidak segera diperiksakan ke dokter gigi, maka asam dalam mulut akan terus merusak enamel sehingga bagian dalam gigi akan mulai berlubang. Jika gigi sampai terasa sakit, hal ini mungkin karena lubang gigi telah sampai lapisan terdalam gigi sehingga mencapai saraf gigi.Cegah Bahaya Gigi Berlubang

Gigi berlubang merupakan pangkal penyakit. Di lubang itu, jutaan bakteri berkembang biak.

Rabu, 5 Agustus 2009, 15:29 WIB

Pipiet Tri Noorastuti, Mutia Nugraheni

Gigi Berlubang (doc Corbis)

BERITA TERKAIT

Sudahkah Anda Menggosok Gigi Dengan Benar? Jangan Anggap Enteng Masalah Gigi dan Mulut Jangan Abaikan Kesehatan Gigi dan Gusi Jangan Abaikan Kesehatan Gigi dan Gusi Jangan Sembarang Cabut Gigi Berlubang web tools

HYPERLINK "javascript:fontsizer_set('" \l "blokDetailText', '16px')"

HYPERLINK "javascript:fontsizer_set('" \l "blokDetailText', '19px')"

HYPERLINK "http://www.facebook.com/share.php?u=http://kosmo.vivanews.com/news/read/80526-cegah_bahaya_gigi_berlubang" \t "_blank"

HYPERLINK "http://digg.com/submit?phase=2&url=http://kosmo.vivanews.com/news/read/80526-cegah_bahaya_gigi_berlubang" \t "_blank"

HYPERLINK "http://del.icio.us/post?url=http://kosmo.vivanews.com/news/read/80526-cegah_bahaya_gigi_berlubang" \t "_blank"

HYPERLINK "http://reddit.com/submit?url=http://kosmo.vivanews.com/news/read/80526-cegah_bahaya_gigi_berlubang" \t "_blank"

HYPERLINK "http://twitter.com/home?status=vivanews.com%20-%20Cegah%20Bahaya%20Gigi%20Berlubang%20-%20http%3A%2F%2Fkosmo.vivanews.com%2Fnews%2Fread%2F80526-cegah_bahaya_gigi_berlubang" \t "_blank"

VIVAnews - Salah satu masalah gigi yang paling sering terjadi adalah gigi berlubang. Menurut penelitian tim Riset Kesehatan Dasar Departemen Kesehatan pada 2007, sebanyak 71 persen masyarakat Indonesia mengalami masalah karies atau gigi berlubang.

Hal itu cukup mengkhawatirkan, karena gigi berlubang bisa menjadi pangkal penyakit. "Lubang pada gigi merupakan tempat jutaan bakteri. Jika bakteri masuk ke dalam pembuluh darah bisa menyebar ke organ tubuh lainnya dan menimbulkan infeksi, seperti masalah sistem pernafasan, otak dan jantung," kata dokter gigi Tri Erri Astoeti, M. Kes. dalam acara peluncuran Pepsodent Pencegah Gigi Berlubang di Laboratorium Kedokteran Gigi, TNI AL, Jakarta, Rabu 5 Agustus.

Namun, jangan khawatir. Masalah gigi berlubang dapat dicegah dengan menerapkan pola hidup sehat. Caranya, cukup dengan melakukan kebiasaan menyikat gigi setelah makan serta membatasi makanan manis dan lengket.

"Setiap kali makan sisa makanan dan bakteri membentuk asam yang dapat melarutkan mineral pada email gigi dan membentuk lubang kecil yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang. Lubang-lubang inilah yang nantinya bisa menjadi lubang besar di gigi," kata drg Tri.

Untuk itu, biasakan membawa sikat gigi kemanapun pergi. Jadi, setelah makan siang atau makan-makanan manis dan lengket Anda bisa segera menyikat gigi untuk menghilangkan bakteri penyebab gigi berlubang.

Konsumsi makanan yang banyak mengandung kalsium dan mineral seperti susu juga bisa mencegah gigi berlubang. "Saat gigi sedang bekerja menolah makanan mineral dan kalsium pada gigi ikut terkikis. Untuk menutup kembali bagian yang terkikis itu, maka kita harus mengonsumsi makanan yang mengandung klasium dan mineral tinggi," ujarnya.

Mulailah membiasakan diri menyikat gigi sesudah makan. Jika gigi terlanjur berlubang, segera periksakan ke dokter. Jangan menunggu hingga terasa nyeri. Lakukan juga pemeriksaan gigi secara rutin minimal setiap enam bulan sekali.

Jangan Sembarang Cabut Gigi Berlubang

Saking tidak kuatnya menahan nyeri, tak sedikit pasien yang ingin giginya segera dicabut.

Kamis, 14 Mei 2009, 07:02 WIB

Petti Lubis

(doc Corbis)

BERITA TERKAIT

Cegah Alergi dengan Probiotik Minuman Pembangkit Mood dan Energi Relaksasi Penyuntik Energi Ingin Tulang Kuat? Jangan Cuma Minum Susu 'Bahan Bakar' Bergizi untuk Otakweb tools

HYPERLINK "javascript:fontsizer_set('" \l "blokDetailText', '16px')"

HYPERLINK "javascript:fontsizer_set('" \l "blokDetailText', '19px')"

HYPERLINK "http://www.facebook.com/share.php?u=http://kosmo.vivanews.com/news/read/57563-jangan_sembarang_cabut_gigi_berlubang" \t "_blank"

HYPERLINK "http://digg.com/submit?phase=2&url=http://kosmo.vivanews.com/news/read/57563-jangan_sembarang_cabut_gigi_berlubang" \t "_blank"

HYPERLINK "http://del.icio.us/post?url=http://kosmo.vivanews.com/news/read/57563-jangan_sembarang_cabut_gigi_berlubang" \t "_blank"

HYPERLINK "http://reddit.com/submit?url=http://kosmo.vivanews.com/news/read/57563-jangan_sembarang_cabut_gigi_berlubang" \t "_blank"

HYPERLINK "http://twitter.com/home?status=vivanews.com%20-%20Jangan%20Sembarang%20Cabut%20Gigi%20Berlubang%20%20-%20http%3A%2F%2Fkosmo.vivanews.com%2Fnews%2Fread%2F57563-jangan_sembarang_cabut_gigi_berlubang" \t "_blank"

VIVAnews - Sekecil apapun lubang pada gigi, sebaiknya memang dirawat secara tuntas. Pasalnya, semakin cepat ditangani, semakin minim kerugian yang ditanggung. Karenanya, jangan tunggu sakit, baru ke dokter gigi.

Ketika dideteksi lubang gigi dangkal, masih memungkinkan dilakukan penambalan sebagai langkah perawatan. Namun, jika Anda memiliki lubang gigi yang sudah menembus saraf, dengan abses (nanah) dalam tulang rahang, biasanya dokter akan menganjurkan untuk melakukan perawatan saluran akar.

Prinsipnya, perawatannya adalah menghilangkan sumber infeksi, membentuk dan membersihkan saluran akar, kemudian diisi dengan bahan khusus, supaya tidak ada ruang kosong dan mencegah kuman masuk ke dalam tulang rahang.

Namun, mungkin karena saking tidak kuatnya menahan nyeri gigi, tidak sedikit pasien yang ingin giginya secepatnya dicabut. Padahal, kendati lubang pada gigi sudah mencapai akar, jika masih ada jaringan sehat, pasien tidak perlu menjalani operasi pencabutan gigi. Jika seluruh jaringan gigi yang rusak dan membusuk diangkat tuntas, rasa sakit yang sebelumnya dialami, akan hilang seketika, Jadi, jika gigi masih bisa dipertahankan, sebaiknya jangan sembarang dicabut. Apalagi, bila gigi yang sudah tanggal itu tidak segera diganti. Karena, ruang kosong pada gusi lama kelamaan akan mengganggu keseimbangan pengunyahan. Misalnya, Anda terpaksa mengunyah pada satu sisi, yang akan berdampak pada kerusakan sendi rahang.

Kelainan ini bisa ditandai ketika membuka dan menutup mulut terdengar suara klak, klak pada sendi rahang. Bila dibiarkan bisa-bisa rahang tidak bisa menutup, setelah membuka lebar, misalnya ketika menguap. Anda tidak ingin hal itu terjadi, bukan?

Selepas perawatan saluran akar selesai, masih ada satu tahap lagi yang diperlukan, yaitu pembuatan restorasi (tambalan atau mahkota tiruan). Restorasi ini penting untuk mengembalikan bentuk, fungsi dan melindungi gigi yang sudah dirawat agar dapat bertahan seterusnya dalam mulut.

Nah, jika semua masalah gigi Anda sudah ditangani tuntas, langkah selanjutnya adalah merawat gigi secara tepat, dengan cara menggosok gigi minimal 2 kali sehari. Setelah sarapan dan sebelum tidur.

Menggosok gigi sebelum tidur penting sekali. Sebab, selama tidur tidak ada aktivitas sehingga proses pembusukan akan lebih cepat terjadi. Namun, ada pendapat lain yang mengatakan, jangan langsung menggosok gigi sehabis makan. Mengapa?

Setelah makan, hasil fermentasi sisa makanan berupa senyawa bersifat asam dan membuat lingkungan sekitar gigi bersuasana asam. Dalam beberapa menit derajat keasaman tadi akan meningkat.

Bila menyikat gigi pada saat derajat keasaman dalam mulut masih pada tingkat kritis, ternyata dapat memicu dekalsifikasi (hilangnya garam kalsium) pada email gigi, yang diduga bisa mempercepat kerusakan gigi. Jadi, sebaiknya tunda menyikat gigi segera setelah makan, setidaknya sekitar 20-30 menit sesudah makan.

Jangan remehkan gigi berlubang, karena gigi berlubang tidak hanya berhenti di abses gigi namun juga harus waspada terhadap ancaman fokal infeksi seluruh tubuh, Hal ini diangkat dalam diskusi bertema Meningkatnya konsumsi gula di Indonesia VS Komplikasi akut pada gigi.

Fokal infeksi akibat racun dan sisa kotoran maupun mikroba memicu terjadinya infeksi pada gigi dan mulut kemudian menyebar ke anggota tubuh lain, kata Dr Tengku Nahdar di Jakarta selatan hari jumat.

Selama ini mungkin masyarakat belum mendapatkan informasi mengenai bahaya penyakit gigi, hal ini perlu segera disosialisasikan ke warga, kebanyakan warga masyarakat masih menganggap penyakit gigi maupun mulut adalah hal biasa, namun setelah parah baru mereka berkonsultasi ke dokter.

Dari data survei kesehatan rumah tangga (SKRT) 2004 yang dilakukan oleh departemen kesehatan menyebutkan prevalensi karies (berlubang) gigi di Indonesia adalah 90,05 persen. Fakta lainnya adalah orang Indonesia yang menderita penyakit gigi dan mulut tersebut bersifat agresif kumulatif, artinya daerah yang rusak tersebut menjadi tidak dapat disembuhkan.

Penyakit gigi merupakan jenis penyakit di urutan pertama yang dikeluhkan masyarakat. Berdasar hasil survei dinas kesehatan tahun 2001, penyakit gigi dikeluhkan 60 persen penduduk Indonesia. Selain itu tanpa disadari keluhan penyakit gigi juga berdampak merosotnya produktivitas penderita, kebanyakan berhenti beraktivitas antara 2,5 hari sampai 5 hari.

Jadi sekarang anda sedang mengalami masalah dengan gigi anda? segera periksa ke dokter, jangan khawatir dokter gigi jaman sekarang sudah dilengkapi alat yang canggih dan nyaman, rasa sakit hampir tidak ada. Jadi jangan takut pergi ke dokter gigi!

Kunci Pencegah Gigi Berlubang

By Republika NewsroomJumat, 03 Juli 2009 pukul 18:11:00

Font Size A A A

HYPERLINK "http://www.republika.co.id/email/60058" EMAIL

HYPERLINK "http://www.republika.co.id/print/60058" PRINT Facebook

CORBIS

BERSIH: Jaga kebersihan gigi dan mulut dengan sikat gigi minimal dua kali sehari yaitu setelah sarapan pagi dan sebelum tidur malam hari.

Gigi berlubang bisa diderita siapa saja, baik tua ataupun muda. Apalagi jika Anda gemar makanan manis seperti permen atau coklat yang rawan menjadi perusak gigi.

Sebenarnya gigi berlubang bisa dicegah, meskipun Anda menyukai makanan manis. Kuncinya adalah disiplin merawat gigi, dirumah dan ke dokter gigi. Sehingga sesering apapun Anda mengkonsumsi makanan manis, gigi dapat terhindar dari masalah berlubang.

Untuk menjaga agar gigi tetap kuat ada beberapa hal yang dapat dilakukan, yakni:

Menyikat gigi minimal dua kali sehari dengan pasta gigi yang mengandung fluoride terbukti mengurangi resiko terjadi gigi berlubang sebanyak 30%.

Konsumi makanan yang bergizi dan banyak mengandung serat seperti sayuran dan buah-buahan karena dapat merangsang produksi saliva yang sangat penting untuk menjaga kestabilan bakteri di rongga mulut.

Konsumsi juga makanan yang mengandung kalsium seperti susu, keju,yoghurt, dan makanan yang mengandung fluoride seperti ikan asin, rebusan tulang ayam, teh, dan lain lain.

Kurangi frekuensi mengemil yang manis, usahakan berkumur setelah mengkonsumsi makanan manis.

Periksakan gigi ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali.

Gigi Berlubang, Jangan Naik Pesawat Terbang

Shutterstock

Artikel Terkait:

5 Kebiasaan yang Mengundang Plak Gigi Karies, Penyakit Gigi Tersering Gula Vs Gigi Berlubang Lebih Baik Sakit Hati daripada Sakit GigiSenin, 14 September 2009 | 12:56 WIB

KOMPAS.com - Bila Lebaran nanti Anda berencana mudik dengan pesawat terbang, sebaiknya periksa dulu apakah ada lubang di antara deretan gigi. Pasalnya, sakit yang datang akibat karies bisa berlipat ganda saat kita naik pesawat terbang.

Menurut penjelasan drg.Ratu Mirah Afifah GCCLindent, MDSc, staf pengajar dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjajaran, ujung-ujung saraf di dentin yang terdapat di bawah lapisan email gigi yang terbuka akan lebih sensitif terhadap perubahan suhu atau ketinggian.

"Dentin memiliki saluran-saluran kecil yang berhubungan dengan saraf. Bila ada rangsangan, baik suhu atau ketinggian, saraf akan terangsang dan menimbulkan sakit," papar dokter Ratu.

Rasa sakit juga bisa timbul bila gigi mati dan terjadi infeksi. "Gigi yang mati dan terkena tekanan akan menimbulkan gas. Bila gasnya mendesak keluar, rasanya sakit sekali. Persis seperti nanah dalam bisul," katanya.

Karena alasan itulah, pilot dan seluruh kru pesawat wajib memiliki gigi yang sehat dan tidak berlubang. Para calon penumpang pesawat juga disarankan untuk menambal giginya sebelum bepergian dengan pesawat.

Menurut Ketua Umum Pengurus Besar Dokter Gigi Indonesia, drg.Zaura Rini, MPS, angka karies gigi di Indonesia masih tergolong tinggi dibandingkan negara berkembang lainnya. "Kalimantan merupakan pulau dengan tingkat karies gigi tertinggi. Tak heran bila jarang ada taruna Angkatan Udara dari sana," ujarnya dalam acara Hari Kesehatan Gigi dan Mulut Sedunia di Jakarta (11/9).

Tingginya prevalensi dan keparahan karies gigi di Indonesia, menurut Rini disebabkan karena masyarakat masih menganggap remeh masalah kesehatan gigi. Di sisi lain, banyak orang yang belum sadar untuk berobat sebelum karies bertumpuk pada giginya.

Menangkal Gigi Berlubang (Saat ini 95 persen penduduk dunia menderita caries)

Menangkal Gigi Berlubang

Tip Menggosok Gigi

1. Menggosok gigi dengan benar dan teratur dua kali sehari dapat mengurangi risiko terjadinya kerusakan gigi.

2. Menyikat gigi dengan arah vertikal (dari arah gusi ke gigi), bukan horizontal (dari kiri ke kanan).

3. Untuk gusi dan bagian interdental (antara gigi) lakukan arah memutar.

4. Khusus gigi deretan depan dan samping, kepala sikat gigi diletakkan 45 derajat terhadap permukaan gigi, seperti mencongkel.

5. Sebaiknya gunakan sikat gigi dengan ukuran yang pas dan bulu sikat yang halus (dari bahan sintetis).

6. Berkumur dapat membantu menyingkirkan sisa makanan. Penggunaan obat kumur antiseptik bisa menjadi solusi yang efektif dan praktis untuk mengatasi daerah-daerah yang tidak terjangkau oleh sikat gigi.

5. Pilihlah pasta gigi yang mengandung fluor.

Penyakit Akibat Radang Gusi

1. Stroke.

2. Diabetes.

3. Penyakit jantung.

4. Kelahiran prematur.

Menggosok gigi hanya membersihkan rongga mulut sebesar 25 persen.

Lebih baik sakit hati dibanding sakit gigi. Anda tentu sudah sering mendengar ungkapan lama ini. Begitu menderita sakit gigi, orang lebih memilih patah hati dibanding sakit gigi. Maklum, gigi merupakan unsur utama saat mengunyah makanan. Jika bagian ini mengalami gangguan, seperti rusak atau berlubang, makanan pun akan sulit dicerna dengan baik. Karena itu, setiap orang disarankan agar merawat kebersihan dan kesehatan gigi dengan baik, terutama menggosok gigi setelah makan dan sebelum tidur.

Namun, Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia Sri Angky Soekanto, DDS, PhD, menyebutkan, menggosok gigi saja tidak cukup. Sebab, aksi itu hanya mampu membersihkan 25 persen rongga mulut. Tak mengherankan jika saat ini ditemukan 95 persen jumlah penduduk dunia menderita penyakit karies atau gigi berlubang.

Sri mengungkapkan ada tiga faktor yang menyebabkan gigi seseorang berlubang: bakteri Mutans streptococci (mutans S), air liur, dan makanan. Di dalam rongga mulut, bakteri mutans S berkembang biak. Apabila Anda mengkonsumsi makanan atau camilan, mutans S menyerap sisa-sisa gula yang tertinggal di permukaan dan sela-sela gigi. Kemudian bakteri ini membentuk koloni pada lapisan plak dan berkembang biak sehingga menyebabkan gula berfermentasi menjadi senyawa asam (pH mulut kurang dari 5,5). Senyawa asam yang terbentuk mengikis lapisan email gigi sehingga terbentuklah lubang di permukaan gigi.

Untuk mencegah kerusakan atau terjadinya gigi berlubang, Profesor Elza Ibrahim Auerkari, DDS, Mbiomed, PhD, dari Departemen Biologi Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia mengatakan, dapat dilakukan dengan mengkonsumsi xylitol yang tak lain merupakan pemanis alami yang dihasilkan oleh xylan hemicellulosel. Di alam, xylitol terkandung dalam serat beberapa jenis buah-buahan dan sayuran.

Berkat usaha para peneliti Jerman dan Prancis, keberadaan xylitol sebagai senyawa kimia organik sebenarnya dikenal sejak 1890-an. Para ilmuwan ini menemukan kandungan xylitol pada serat kayu pohon white birch dan oak evergreen yang banyak tumbuh di Finlandia, bahkan dengan kadar xylitol yang tinggi. Selain terkandung dalam berbagai jenis serat kayu, bahan ini terkandung dalam berbagai bahan makanan, antara lain plum, raspberi, stroberi, kembang kol, dan bayam.

Elza menjelaskan, walaupun xylitol adalah pemanis, bakteri mutans tidak dapat menfermentasikan xylitol sehingga akhirnya tidak terbentuk senyawa asam penyebab gigi berlubang. "Malahan pada saat bakteri mutans S menyerap xylitol, bakteri-bakteri tersebut akan menjadi lemah karena tidak mendapatkan energi untuk menghasilkan asam, sehingga akhirnya mereka menjadi mati," ucap Elza. Pada akhirnya, xylitol membuat pH mulut stabil sehingga gigi berlubang pun bisa dicegah. Untuk mendapatkan hasil efektif, sebaiknya xylitol dikonsumsi setelah makan.

Elza juga menyarankan sebaiknya xylitol dikonsumsi oleh orang yang sudah mengalami gigi berlubang. Sebab, konsumsi xylitol dapat menekan terjadinya kerusakan gigi yang lebih parah.

Efektivitas xylitol ini telah dibuktikan melalui studi klinis yang dilakukan oleh Universitas Turku, Finlandia, dan sejumlah penelitian yang dilakukan Badan Kesehatan Dunia (WHO) di berbagai negara, terakhir di Belize, Amerika Latin. Di sana dilakukan penelitian gabungan antara Universitas Michigan dan Kementerian Kesehatan Belize. Penelitian 40 bulan tersebut menyimpulkan bahwa konsumsi xylitol dalam jangka panjang bisa mencegah gigi berlubang. Bagaimana, lebih baik mencegah, bukan? MARLINA MARIANNA SIAHAAN

Cara Kerja Xylitol

1. Mencegah terbentuknya senyawa asam pada lapisan plak di permukaan gigi.

2. Merangsang produksi air liur yang kaya kandungan kalsium untuk mempercepat proses pembentukan kembali lapisan mineral gigi (remineralisasi).

Gigi Berlubang Hinggapi 77% Anak Indonesia

By Republika NewsroomSabtu, 24 Oktober 2009 pukul 09:30:00

Font Size A A A

HYPERLINK "http://www.republika.co.id/email/84589" EMAIL

HYPERLINK "http://www.republika.co.id/print/84589" PRINT Facebook

CORBIS.COM

SEHAT: Gigi yang sehat tak harus berwarna putih, tergantung dari warna kulit. Jaga kesehatannya dengan sikat gigi teratur minimal dua kali sesudah sarapan dan sebelum tidur malam.

JAKARTA--Minimnya penanaman kebiasaan memelihara kesehatan gigi dan mulut sejak usia dini, mengakibatkan banyaknya masalah gigi berlubang pada anak Indonesia. Laporan Kesehatan Gigi dan Mulut dari Pepsodent menuturkan, sekitar 77 persen anak Indonesia hingga usia 12 tahun memiliki gigi berlubang dalam rilis yang diterima redaksi Republika Online, Sabtu (23/10)

Laporan itu memberikan informasi mengenai kualitas kesehatan gigi dan mulut anak-anak Indonesia yang ternyata masih rendah.

Kegiatan yang didukung oleh Ibu Tatiek Fauzi Bowo (istri Gubernur DKI) dan Drg. Zaura Rini Anggraeni MDS (Ketua Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia) memperlihatkan data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDA) 2007 bahwa masyarakat Indonesia rata-rata memiliki kurang lebih 5 gigi rusak setiap orangnya. Dilaporkan juga dari rata-rata 5 gigi yang rusak tersebut, hanya 0,7% yang berhasil ditambal.

Ibu Tatiek Fauzi Bowo, istri Gubernur DKI Jakarta, yang juga aktif sebagai Ketua PKK DKI Jakarta dan penulis prakata pendahuluan laporan kesehatan gigi tersebut mengatakan, dirinya sangat memahami sulitnya menyuruh anak-anak untuk menyikat gigi. Bagi mereka sepertinya selalu saja ada kegiatan yang lebih menyenangkan daripada kegiatan menyikat gigi.

"Padahal gigi anak-anak lebih rapuh dibandingkan gigi orang dewasa, jadi kita harus membantu membuat anak-anak kita memahami pentingnya merawat gigi mereka. Jika kita memulai kebiasaan baik sejak dini untuk menyikat gigi dua kali sehari, pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur, kita dapat membantu anak-anak memiliki kondisi mulut yang sehat sepanjang umur mereka, tuturnya.

Laporan Kesehatan Gigi dan Mulut persembahan Pepsodent ini juga menekankan mengapa orang tua harus mendorong kebiasaan yang sehat sejak dini:tu

Gigi susu yang berlubang selain mengganggu fungsi pengunyahan juga dapat menimbulkan sakit yang kadang menyebabkan tidur dan aktifitas sekolah terganggu serta menurunkan rasa percaya diri. Tanggalnya gigi susu sebelum waktunya dapat menyebabkan perkembangan rahang tidak maksimal untuk tempat gigi tetap tumbuh yang dapat menimbulkan maloklusi.

Penelitian menunjukkan adanya hubungan antara penyakit gigi dan mulut dengan meningkatnya resiko timbulnya penyakit di bagian tubuh yang lain, seperti penyakit jantung, stroke, diabetes mellitus, dan bayi lahir prematur pada ibu hamil. Dalam kasus-kasus ekstrem, infeksi di mulut, jika tidak diobati, bisa mengancam nyawa penderitanya.

Drg. Zaura Rini Anggraeni MDS, Ketua Pengurus Besar PDGI percaya ada sebuah solusi sederhana untuk menjaga kebersihan rongga mulut. Penyakit gigi dan mulut lainnya adalah penyakit yang sangat bisa dicegah. Penelitian menunjukkan menyikat gigi di pagi hari setelah sarapan dan malam hari sebelum tidur dengan pasta gigi ber-fluoride sangat efektif untuk bisa mencegah gigi berlubang hingga 50%, terangnya.

Dalam waktu dekat ini, Pepsodent akan meluncurkan kampanye Sikat Gigi Pagi + Malam di Indonesia sebagai bagian dari misi sosial untuk mendorong anak-anak dan orang tua dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut mereka dengan menyikat gigi di pagi hari setelah sarapan dan malam hari sebelum tidur. Kampanye ini akan diluncurkan dalam beberapa hari ke depan untuk meningkatkan kesehatan gigi masyarakat Indonesia dan membuat lebih banyak orang bisa tersenyum dan menikmati hidup dengan lebih baik.