bahan galian industri

3
PUMICE/BATU APUNG Batu apung (pumice) adalah jenis batuan yang berwarna terang, mengandung buih yang terbuat dari gelembung berdinding gelas, dan biasanya disebut juga sebagai batuan gelas vulkanik silikat. Batuan ini terbentuk dari magma asam oleh aksi letusan gunung api yang mengeluarkan materialnya ke udara, kemudian mengalami transportasi secara horizontal dan terakumulasi sebagai batuan piroklastik. Batu apung mempunyai sifat vesicular yang tinggi, mengandung jumlah sel yang banyak (berstruktur selular) akibat ekspansi buih gas alam yang terkandung di dalamnya, dan pada umumnya terdapat sebagai bahan lepas atau fragmen-fragmen dalam breksi gunungapi. Sedangkan mineral-mineral yang terdapat dalam batu apung adalah : Feldspar Kuarsa Obsidian Kristobalit Tridimit Tempat Diketemukan Keterdapatan batu apung di Indonesia selalu berkaitan dengan rangkaian gunung api Kuarter sampai tersier muda. Tempat dimana batu apung didapatkan antara lain : Jambi: Salambuku, Lubukgaung kec. Bangko Kab. Sarko (merupakan piroklastik halus yang berasal dari satuan batuan gunung api atau tufa dengan komponen batu apung diameter 0,5-15 cm terdapat dalam Formasi Kasai) Lampung: sekitar kepulauan Krakatau terutama di P. Panjang (sebagai hasil letusan gunung Krakatau yang memuntahkan batu apung)

description

pumice

Transcript of bahan galian industri

Page 1: bahan galian industri

PUMICE/BATU APUNG

Batu apung (pumice) adalah jenis batuan yang berwarna terang, mengandung buih yang terbuat dari gelembung berdinding gelas, dan biasanya disebut juga sebagai batuan gelas vulkanik silikat.

Batuan ini  terbentuk  dari  magma  asam  oleh  aksi  letusan  gunung  api  yang mengeluarkan materialnya ke udara, kemudian mengalami transportasi secara horizontal dan terakumulasi sebagai batuan piroklastik. Batu apung mempunyai sifat vesicular yang tinggi, mengandung jumlah sel yang banyak (berstruktur selular) akibat ekspansi buih gas alam yang terkandung di dalamnya, dan pada umumnya terdapat sebagai bahan lepas atau fragmen-fragmen  dalam  breksi  gunungapi.  

Sedangkan  mineral-mineral  yang  terdapat dalam batu apung adalah :

Feldspar Kuarsa Obsidian Kristobalit Tridimit

Tempat Diketemukan

Keterdapatan batu apung di Indonesia selalu berkaitan dengan rangkaian gunung api Kuarter sampai tersier muda. Tempat dimana batu apung didapatkan antara lain :

 Jambi: Salambuku, Lubukgaung kec. Bangko Kab. Sarko (merupakan piroklastik halus yang berasal dari satuan batuan gunung api atau tufa dengan komponen batu apung diameter 0,5-15 cm terdapat dalam Formasi Kasai)

 Lampung: sekitar kepulauan Krakatau terutama di P. Panjang (sebagai hasil letusan gunung Krakatau yang memuntahkan batu apung)

 Jawa Barat: Kawah Danu, Banten, sepanjang pantai laut sebelah barat (diduga hasil kegiatan G. Krakatau); Nagreg Kab. Bandung (berupa fragmen dalam batuan tufa); Mancak, Pabuaran, Kab. Serang (mutu baik untuk agregat beton,berupa fragmen pada batuan tufa dan aliran permukaan) Cicurug Kab. Sukabumi (kandungan SiO2=63,20%, Al2O3=12,5% berupa fragmen pada batuan tufa); Cikatomas, Cicurug, G. Kiaraberes,Bogor.

 Daerah Istimewa Yogyakarta: Kulon proggo pada Formasi Andesit Tua

 Nusa Tenggara Barat: Lendangnangka, Jurit, Rempung, Pringgesela (tebal singkapan 2-5 m sebaran 1000 Ha); Masbagik Kab. Lombok Timur (tebal singkapan 2-5 m sebaran 1000 Ha); Kopang, Mangtang Kec. Batu Kilang Kab. Lombok barat (telah dimanfaatkan untuk batako sebaran 300Ha); Narimaga Kec. Rambiga Kab. Lombok Barat (tebal singkapan 2-4 m, telah diusahakan rakyat)

Page 2: bahan galian industri

 Maluku: Rum, Gato, Tidore (kandungan SiO2=35,92-67,89%;Al2O3=6,4-16,98%)

 Nusa Tenggara Timur: Tanah Beak, Kec. Baturliang kab. Lombok Tengah (dimanfaatkan sebagai campuran beton ringan dan filter)

Teknik Penambangan

Batu apung sebagai bahan galian tersingkap dekat permukaan, dan relative tidak keras. Oleh sebab itu penambangan dilakukan dengan tambang terbuka/tambang prmukaan dengan peralatan sederhana. Pemisahan terhadap pengotor dilakukan dengan cara manual. Apabila dekehendaki ukuran butir tertentu proses pemecahan (grinding) dan pengayakan dapat dilakukan.

pemanfaatan

 Sebagai bahan bangunan

Sebagai bahan tahan api, dinding penyekat ruangan dalam bentuk lembaran sifatnya yang hidraulis baik untuk teknik bangunan basah. Disamping itu berfungsi pula sebagai bahan isolasi panas dan suara untuk isolasikamar/peredam atau lemari es

 Industri Sebagai bahan penyaring setelah diproses dengan ukuran butir tertentu disamping untuk abrasive khususnya bahan poles atau logam

Proses pembentukan

Pumice terjadi bila magma asam muncul ke permukaan dan bersentuhan dengan udara luas  secara tiba-tiba. Buih gelas alam dengan gas yang terkandung didalamnya mempunyai kesempatan  untuk keluar dan magma membeku dengan tiba-tiba. Pumice umumya terdapat sebagai fragmen yang  terlemparkan pada saat gunung api dengan ukuran dari kerikil sampai bongkah.

Pumice umumnya  terdapat sebagai lelehan atau aliran permukaan, bahan lepas, atau fragmen dalam breksi gunung api. Batu apung dapat pula dibuat dengan cara memanaskan obsidian, sehingga gasnya keluar. Pemanasan yang dilakukan pada obsidian dari Krakatau, suhu yang diperlukan untuk megubah obsidian menjadi batu apung rata-rata 880oC. Berat jenis obsidian yang semula 2,36 turun menjadi 0,416 sesudah perlakuan tersebut oleh sebab itu mengapung didalam air.

Batu apung ini mempunyai sifat hydraulis. Pumice berwarna putih abu-abu, kekuningan sampai merah, tekstur vesikuler dengan ukuran lubang yang bervariasi baik berhubungan satu sama lain atau tidak  struktur  skorious  dengan  lubang  yang  terorientasi.  Kadang-kadang lubang tersebut terisi oleh zeolit atau kalsit. Batuan ini tahan terhadap pembekuan embun (frost), tidak begitu higroskopis (mengisap air). Mempunyai sifat pengantar panas yang rendah. Kekuatan tekan antara 30-20 kg/cm2. Komposisi utama mineral silikat amorf.