Bahan Expose Akhir Monev Pu Tarunas
-
Upload
tiarpoerba -
Category
Documents
-
view
429 -
download
16
Transcript of Bahan Expose Akhir Monev Pu Tarunas
PEMANTAUAN DAN EVALUASI PROGRAM PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR
BIDANG KE-PU-AN
HANDOUT PEMAPARAN AKHIR
30 November 2009
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
CIPTA KARYA
BINA MARGA
SUMBER DAYA AIR
D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E N A T A A N R U A N GD I R E K T O R A T P E N A T A A N R U A N G N A S I O N A L
1
Sistematika Presentasi
1. Latar Belakang;
2. Tujuan dan Sasaran;
3. Metodologi Studi Dan Pelaksanaan Pekerjaan Serta KeluaranPekerjaan;
4. Konsep Pembangunan/Pengembangan Bina Marga (BM), SumberDaya Air (SDA) dan Cipta Karya (CK);
5. Sistem Evaluasi, Kriteria dan Indikator Pemantauan dan EvaluasiPekerjaan, serta Rumusan Evaluasi Kesesuaian Program;
6. Hasil Pemantauan dan Evaluasi Program PengembanganInfrastruktur Bidang Ke-PU-an 2010;
7. Kesimpulan dan Rekomendasi.
2
1. Latar Belakang
• Bahwa Berdasarkan UU No. 26 tahun 2007 (pasal 55 ayat 2): perlu dilakukan pengawasan untuk menjamin tercapainya tujuan penyelenggaraan penataan ruang (tindakan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan).
• Tindakan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan penyelenggaraan penataan ruang kegiatan mengamati dengan cermat, menilai tingkat pencapaian rencana secara objektif, dan memberikan informasi hasil evaluasi secara terbuka terhadap penyelenggaraan penataan ruang.
• Pemantauan dan evaluasi program pengembangan infrastruktur bidang ke-PU-an (jalan, sumber daya air, serta perkotaan dan perdesaan) memerlukan adanya standar dan indikator dalam pelaksanaannya.
• RTRWN memberikan arahan kebijakan pengembangan sistem jaringan jalan, sumber daya air, dan sistem perkotaan nasional.
• Departemen Pekerjaan Umum setiap tahun melakukan konsultasi regional (KONREG) program pembangunan infrastruktur PU tahun anggaran satu tahun ke depan.
• Beberapa upaya yang telah dilakukan untuk melengkapi fungsi RTRWN sebagai alat pemantauan dan evaluasi yakni penyiapan rencana terpadu dan sinkronisasi program pembangunan infrastruktur Bina Marga (BM), Sumber Daya Air (SDA), dan Cipta Karya (CK) pada tahun 2009, 3
2. Tujuan Dan Sasaran
• Tujuan;– Terumuskannya metode/sistem, bentuk, dan tata cara pemantauan dan
evaluasi program pengembangan infrastruktur bidang ke-PU-an (Bina Marga, Sumber Daya Air, dan Cipta Karya)
– Teridentifikasinya indikator-indikator ketercapaian program pengembanganinfrastruktur bidang ke-PU-an (Bina Marga, Sumber Daya Air, dan Cipta Karya)
• Sasaran;– Terumuskannya kajian tentang mekanisme, bentuk dan metoda/sistem
pemantauan dan evaluasi program pengembangan infrastruktur bidang ke-PU-an (Bina Marga, Sumber Daya Air, dan Cipta Karya)
– Terselenggaranya seminar/lokakarya antar pemangku kepentingan dan pakarterkait.
– Terlaksananya program pengembangan infrastruktur bidang ke-PU-an (BinaMarga, Sumber Daya Air, dan Cipta Karya) yang mengakomodasi kepentinganantar sektor.
4
Kompilasi ;1. Tabular (Hasil Evaluasi)2. Peta (Visualisasi)
Survey Data ;1. KONREG 20102. Peta GIS RTRWN
Sektor ;Masukan/Penajaman ;1. Diskusi dengan Sektor
Pendekatan Pemantauan Dan Evaluasi;1. Kesesuaian Program 2. Kesesuaian Lokasi3. Besaran AnggaranRumusan ;1. Kriteria2. Indikator3. Variabel
3. Metodologi Studi
Tinjauan Kebijakan1. RTRWN /PP NO. 26 thn 20082. Sektor Bina Marga3. Sektor Sumber Daya Air4. Sektor Cipta Karya
Seminar/Lokakarya
5
Keluaran/Produk Yang Dihasilkan Pertahapan Pekerjaan
LAPORAN PENDAHULUAN
• Koordinasi, PemantapanMetodologi
• Pendalaman Materi
• Tinjauan UU PenataanRuang, RTRWN, Data Konreg 2009 danRENSTRA PU
• Inventarisasi Data danPersiapan Survei
• Rencana Kerja
LAPORAN ANTARA
• Tinjauan UU, PP danKebijakan terkait, KONREG 2009, RENSTRA PU. BidangPekerjaan (BinaMarga, Cipta Karyadan Sumber Daya Air)
• Rumusan KriteriaKesesuaian Program
• Indikator PenilaianKesesuaian Program
• Hasil Evaluasi Program PengembanganInfrastruktur
LAPORAN AKHIR
• Rumusan Akhir KriteriaKesesuaian Program PengembanganInfrastruktur
• Rumusan Akhir IndikatorKesesuaian Program PengembanganInfrastruktur (Bina Marga, Sumber Daya Air, CiptaKarya)
• Hasil Evaluasi Program PengembanganInfrastruktur (Bina Marga, Sumber Daya Air danCipta Karya) di 33 Provinsi
• Peta Program PengembanganInfrastruktur (Bina Marga, Sumber Daya Air danCipta Karya) di 33 Provinsi
6
4. Konsep Pembangunan/Pengembangan Sektoral
1. Konsep Pembangunan Infrastruktur Jalan (Bina Marga) berbasis RTRWN (PP No 26 Tahun 2008)
2. Konsep Pengembangan Infrastruktur Ke-ciptakarya-an (CK) Berbasiskan RTRWN (PP No 26 Tahun 2008)
3. Konsep Pengembangan Infrastruktur Sumber Daya Air (SDA) Berbasis RTRWN (PP No 26 Tahun 2008)
7
4.1 Konsep Pembangunan Infrastruktur Jalan (BM) Berbasis RTRWN
Menghubungkanantarpusat kegiatan
Meningkatkanefisiensi arus barang
dan jasa
Melayani kepentingan nasional daninternasional atas dasar kriteria
strategis
ArteriPrimer
KolektorPrimer
Bebas Hambatan Strategis Nasional
1. Melayani antar pusat kegiatan nasionala. Antar-PKN dan/atau antara PKN dan
PKW √
b. Antar-PKW dan/atau antara PKW danPKL
√
c. antar-PKSN dalam satu kawasan perbatasan negara; antara PKSN dan pusat kegiatan lainnya; dan PKN dan/atau PKW dengan kawasan strategis nasional
√
2. Melayani kelancaran distribusi/koleksike/dari outlet (bandar udara, pelabuhan)
√ √ √
3. Meningkatkan akses kawasan andalan √ √ √
4. Meningkatkan akses kawasan strategisnasional
√
5. Membuka keterisolasian daerahtertinggal/perbatasan
√
6. Pengendalian dampak akibat jar. jalan yang melintasi kaw lindung
√ √ √ √
Arahan Perandalam RTRWN
Arahan PeranSektor Jalan
8
4.2 Konsep Pengembangan Infrastruktur Ke-ciptakarya-an (CK) Berbasiskan RTRWN
ARAHAN FUNGSI CIPTA KARYA
BERDASARKAN RTRWN
ARAHAN KETERPADUAN SPASIAL
KEGIATAN/PROGRAM POKOK CIPTA KARYA (CK
PKN/PKW/PKSN:1. Simpul Transportasi
Darat/Laut/Udara2. Simpul Pelayanan
Prasarana Lainnya.3. Simpul Ekspor-Impor4. Simpul Air
Minum/Baku5. Pusat Kawasan
Strategis Nasional6. Pusat Kawasan
AndalanKAWASAN ANDALAN:1. Kawasan Andalan
1. Program Pengembangan Ekonomi Lokal:• Pengembangan Prasarana/Sarana Desa Agropolitan• Penyediaan Infrastruktur Perdesaan Skala Komunitas2. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan &
Drainase:• Peningkatan Pengelolaan TPA/Sanitary Landfill/Sistem Regional• Pengembangan Sistem Drainase3. Program Pengembangan Perumahan:• Penyediaan Infrastruktur Primer Perkotaan.• Revitalisasi dan Penataan Bangunan dan Lingkungan4. Program Pemberdayaan Komunitas Perumahan:• Perbaikan Lingkungan Permukiman• Perbaikan Kawasan Permukiman Nelayan5. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum & Air
Limbah• Penyediaan PS Air Minum pada Kawasan Strategis• Pembuangan Air Limbah Sistem Terpusat• Penyediaan IP B3 Regional• Penyediaan PS AM Kawasan Kumuh/Nelayan• Penyediaan SPAM IKK/Kawasan• Penyediaan SPAM di Desa Rawan Air, pesisir, terpencil (untuk
kawasan terisolir)6. Program Pengembangan Wilayah Perbatasan:• Penyediaan PS Kawasan Perbatasan7. Program Pemb Kota-Kota Besar dan Metropolitan:• Pengendalian Pembangunan Kota-Kota Besar Dan Metropolitan• Revitalisasi/Peremajaan Kawasan Perkotaan• Penyusunan RTBL• Penyusunan RTH• Pembangunan Perumahan Vertikal Rusunawa• Penataan Lingkungan Permukiman Rusunawa• Penataan Lingkungan Permukiman Tradisional/Sejarah8. Program Pengembagnan Keterkaitan Pembangunan Antar Kota:• Pengembangan Integrasi Perkotaan Nasional9. Pengembagnan Kota-Kota Kecil dan Menengah:• Pengembangan Kota-Kota Kecil dan Menengah
1. Kawasan Andalan dgnSektor Unggulan Pertanian
9
2. Kawasan Andalan Laut dgnSektor Unggulan Perikanan& Kelautan
3. Kawasan Andalan SektorUnggulan Industri dan Jasa
8. KSN Metropolitan
4. PKN/PKW
5. PKSN
6. KSN Cagar Budaya
7. KSN Kawasan PerbatasanNegara (Termasuk Pulau-Pulau Kecil)
9 . Kawasan Andalan denganSektor Unggulan Pariwisata
• Tabel Konsepsi Pengembangan Infrastruktur Keciptakaryaan (CK) Berbasiskan RTRWN
10
• Tabel Konsepsi Pengembangan Infrastruktur Keciptakaryaan (CK) Berbasiskan RTRWN
11
• Tabel Konsepsi Pengembangan Infrastruktur Keciptakaryaan (CK) Berbasiskan RTRWN
12
• Tabel Konsepsi Pengembangan Infrastruktur Keciptakaryaan (CK) Berbasiskan RTRWN
13
4.3 Konsep Pengembangan Infrastruktur Sumber Daya Air (SDA) Berbasis RTRWN
ARAHAN RUANG RTRWN FUNGSI SUMBERDAYA AIR
Fungsi Utama Fungsi TerkaitKonser-
vasi
Pendayagunaan
SDAPengendalian
dari Daya
Rusak AirIrigasi Air Baku
Wilayah Sungai
Nasional
Struktur Ruang
Sistem pusat perkotaan nasional
(PKN,PKW,PKSN)V V
Pola Ruang
Kawasan lindung (semua jenis kawasan
lindung kecuali cagar budaya, suaka
margasatwa, taman buru, taman wisata alam
laut)
V
Kawasan lindung (sempadan pantai,
sempadan sungai, kawasan rawan bencana)V
Kawasan andalan dengan sektor unggulan
pertanian, perikananV
Kawasan andalan dengan sektor unggulan
industri, pariwisata, perdagangan, jasaV
Kawasan Strategis Nasional (KSN) dengan
sudut kepentingan ekonomiV
Kawasan Strategis Nasional (KSN) dengan
sudut kepentingan lingkungan hidupV
Sumber : PP No 26 Tahun 2008 tentang RTRWN, diolah
14
5. Skema Proses Evaluasi, Sistem Evaluasi, Kriteria dan
Indikator serta Rumusan Persentase Kesesuaian Program
1. Sistem Evaluasi Program Pengembangan Infrastruktur Ke-PU-an
2. Metode/Sistem Evaluasi, Kriteria dan IndikatorPemantauan dan Evaluasi Bidang Bina Marga (BM)
3. Metode/Sistem Evaluasi, Kriteria dan IndikatorPemantauan dan Evaluasi Bidang Cipta Karya (CK)
4. Metode/Sistem Evaluasi, Kriteria dan IndikatorPemantauan dan Evaluasi Bidang Sumber Daya Air (SDA)
5. Rumusan Penentuan Persentase Kesesuaian Program
15
5.1. Skema Proses Evaluasi Program Pengembangan Infrastruktur
(SDA, Bina Marga dan Cipta Karya)
STOP
STOP
STOP
16
5.2a Metoda/Sistem Evaluasi Program Pengembangan Infrastruktur
Bidang Bina Marga
Hasil KONREG 2009 Usulan Program/Kegiatan
Inventarisasi Arahan RTRWN Terkait ;1. Indikasi Program Utama2. Lokasi
RTRWN
K1. Evaluasi Kesesuaian Program ;K1. 1 Program Rehabilitasi Jaringan Jalan Dan JembatanK1. 2 Program Pemeliharaan Jaringan Jalan Dan JembatanK1. 3 Program Peningkatan Jaringan Jalan Dan JembatanK1.4 Program Pembangunan Jaringan Jalan Dan Jembatan
PEMETAAN PROGRAM/KEGIATAN
K2. Evaluasi Kesesuaian Lokasi ;K2.1 Melayani PKNK2.2 Melayani PKWK2.3 Melayani PKSNK2.4 Melayani Kawasan AndalanK2.5 Melayani Kawasan StrategisK2.6 Melayani Outlet Nasional
K3. Besaran Anggaran;
STOP
TidakSesuai
Sesuai
STOP
TidakSesuai
Sesuai
17
5.2b Kriteria & Indikator Kesesuaian Pengembangan
Program Bidang Bina Marga
Bidang Kriteria Yang digunakan dalam
menilai kegiatan (KONREG)
berbasiskan RTRWN
Indikator yang digunakan dalam
menilai kegiatan tiap kriteria
Bina Marga K1 Kesesuaian program
berdasarkan RENSTRA
Bidang Bina Marga
K1.1 Program Rehabilitasi Jaringan
Jalan Dan Jembatan
K1.2 Program Pemeliharaan
Jaringan Jalan Dan Jembatan
K1.3 Program Peningkatan Jaringan
Jalan Dan Jembatan
K1.4 Program Pembangunan
Jaringan Jalan Dan Jembatan
K2 Kesesuaian Lokasi
berbasiskan RTRWN
K2.1 Melayani PKN
K2.2 Melayani PKW
K2.3 Melayani PKSN
K2.4 Melayani Kawasan Andalan
K2. 5 Melayani Kawasan Strategis
K2.6 Melayani Outlet Nasional
K3 Besaran Anggaran18
5.3a Metoda/Sistem Evaluasi Program Pengembangan Infrastruktur
Bidang Sumber Daya Air (SDA)
Hasil KONREG 2009 Usulan Program/Kegiatan
Inventarisasi Arahan RTRWN Terkait ;1. Indikasi Program Utama2. Lokasi
RTRWN
K1. Evaluasi Kesesuaian Program ;K1. 1 Program KonservasiK1.2 Program Pendayagunaan SDA (Irigasi dan Air Baku)K1.3 Program Pengendalian Daya Rusak Air
PEMETAAN PROGRAM/KEGIATAN
K2. Evaluasi Kesesuaian Lokasi ;K2. 1 Mendukung PKNK2.2 Mendukung PKWK2.3 Mendukung PKSNK2.4 Mendukung Kawasan AndalanK2. 5 Mendukung Kawasan Strategis
K3. Besaran Anggaran;
STOP
TidakSesuai
Sesuai
STOP
TidakSesuai
Sesuai
19
5.3b Kriteria & Indikator Kesesuaian Pengembangan Program
Bidang Sumber Daya Air (SDA)
Bidang Kriteria Yang digunakan dalam
menilai kegiatan (KONREG)
berbasiskan RTRWN
Indikator yang digunakan dalam
menilai kegiatan tiap kriteria
Sumber Daya Air
(SDA)
K1 Kesesuaian program
berdasarkan RENSTRA Bidang
Sumber Daya Air
K1.1 Program Konservasi
K1.2 Program Pendayagunaan SDA
(Irigasi dan Air Baku)
K1.3 Program Pengendalian Daya
Rusak Air
K2 Kesesuaian Lokasi
berbasiskan RTRWN
K2.1 Mendukung PKN
K2.2 Mendukung PKW
K2.3 Mendukung PKSN
K2.4 Mendukung Kawasan Andalan
K2. 5 Mendukung Kawasan Strategis
K3 Besaran Anggaran
20
K1. Evaluasi Kesesuaian Program ;K1. 1 Program Pengembangan Ekonomi LokalK1. 2 Program Pengemb Kinerja Pengelolaan Persampahan dan DrainaseK1. 3 Program Pengemb PerumahanK1.4 Program Pemberdayaan Komunitas PerumahanK1.5 Program Pengemb Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air LimbahK1.6 Program Pengemb Wilayah PerbatasanK1.7 Program Pembangunan kota-Kota Besar dan MetropolitanK1.8 Program Pengemb Keterkaitan Pembangunan Antar KotaK1.9 Program Pengemb Kota-Kota Kecil dan Menengah
5.4a Metoda/Sistem Evaluasi Program Pengembangan Infrastruktur
Bidang Cipta Karya (CK)
Hasil KONREG 2009 Usulan Program/Kegiatan
Inventarisasi Arahan RTRWN Terkait ;1. Indikasi Program Utama2. Lokasi
RTRWN
PEMETAAN PROGRAM/KEGIATAN
K2. Evaluasi Kesesuaian Lokasi ;K2. 1 Mendukung PKNK2.2 Mendukung PKWK2.3 Mendukung PKSNK2.4 Mendukung Kawasan AndalanK2. 5 Mendukung Kawasan Strategis
K3. Besaran Anggaran;
STOP
TidakSesuai
Sesuai
STOP
Tidak Sesuai
Sesuai
21
5.4b Kriteria & Indikator Kesesuaian Pengembangan Program
Bidang Cipta Karya (CK)
Bidang Kriteria Yang digunakan dalam menilai
kegiatan (KONREG) berbasiskan RTRWN
Indikator yang digunakan dalam menilai kegiatan
tiap kriteria
Cipta Karya (CK) K1 Kesesuaian program berdasarkan
RENSTRA Bidang Cipta Karya
K1.1 Program Pengembangan Ekonomi Lokal
K1.2 Program Pengembangan Kinerja
Pengelolaan Persampahan dan Drainase
K1.3 Program Pengembangan Perumahan
K1.4 Program Pemberdayaan Komunitas
Perumahan
K1.5 Program Pengembangan Kinerja
Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah
K1.6 Program Pengembangan Wilayah
Perbatasan
K1.7 Program Pembangunan kota-Kota Besar
dan Metropolitan
K1.8 Program Pengembangan Keterkaitan
Pembangunan Antar Kota
K1.9 Program Pengembangan Kota-Kota Kecil
dan Menengah
K2 Kesesuaian Lokasi berbasiskan
RTRWN
K2.1 Mendukung PKN
K2.2 Mendukung PKW
K2.3 Mendukung PKSN
K2.4 Mendukung Kawasan Andalan
K2. 5 Mendukung Kawasan Strategis
K3 Besaran Anggaran22
5.5 Rumusan Penentuan Persentase Kesesuaian Program
Persentase kesesuaian program = Jumlah Kegiatan yang sesuai Arahan Program dlm RTRWN x 100%Jumlah kegiatan yang diusulkan
Persentase kesesuaian lokasi = Jumlah Kegiatan yang sesuai arahan program dan lokasi dlm RTRWN x 100%Jumlah kegiatan yang diusulkan
Persentase besaran anggaran = Jumlah Kegiatan yang sesuai arahan program dan lokasi dlm RTRWN x 100%Jumlah kegiatan yang diusulkan
1) Evaluasi Kesesuaian Jenis Program
2) Evaluasi Kesesuaian Lokasi
3) Evaluasi Besaran Anggaran
23
6. Hasil Pemantauan dan Evaluasi Program
Pengembangan Infrastruktur Bidang Ke-PU-an 2010.
1. Hasil Pemantauan Dan Evaluasi Program Bidang Jalan(Bina Marga)
2. Hasil Pemantauan Dan Evaluasi Program Bidang SumberDaya Air (SDA)
3. Hasil Pemantauan Dan Evaluasi Program Bidang CiptaKarya (CK)
24
6.1a Hasil Evaluasi (Kesesuaian Program, Lokasi, dan Besaran Anggaran) Usulan
Program Bina Marga Tahun 2010
NO PROVINSIKESESUAIAN PROGRAM
KESESUAIAN LOKASI
BESARAN ANGGARAN
1 NAD 92.2% 89.8% 87.5%2 SUMATERA UTARA 96.3% 95.1% 88,2%3 SUMATERA BARAT 99.2% 99.2% 97.1%4 RIAU 96.0% 90.1% 96.3%5 KEPULAUAN RIAU 97.3% 98.6% 99.6%6 JAMBI 93.4% 88.2% 93.4%7 BENGKULU 95.5% 87.5% 91.7%8 SUMATERA SELATAN 90.7% 85.7% 96.9%9 BANGKA BELITUNG 89.4% 83.5% 86.1%
10 LAMPUNG 91.2% 87.8% 98.2%11 DKI JAKARTA 97.0% 97.0% 99.3%12 BANTEN 94.5% 93.4% 97.1%13 JAWA BARAT 97.9% 93.9% 97.1%14 JAWA TENGAH 97.0% 97.0% 98.8%15 DI YOGYAKARTA 96.9% 96.2% 94.7%16 JAWA TIMUR 99.0% 97.1% 97.8%17 KALIMANTAN BARAT 98.9% 94.6% 98.4%18 KALIMANTAN TENGAH 98.7% 94.9% 99.6%19 KALIMANTAN TIMUR 95.6% 92.6% 96.1%20 KALIMANTAN SELATAN 97.0% 96.0% 91.0%21 BALI 89.2% 87.4% 97.6%22 NUSA TENGGARA BARAT 97.6% 88.0% 74.3%23 NUSA TENGGARA TIMUR 98.5% 60,0% 56.2%24 SULAWESI UTARA 98.5% 97.0% 97.7%25 GORONTALO 97.3% 91.9% 97.8%26 SULAWESI TENGAH 96.4% 91.1% 89.5%27 SULAWESI BARAT 98.8% 90.5% 85.6%28 SULAWESI SELATAN 97.9% 96.1% 96.7%29 SULAWESI TENGGARA 97.9% 97.9% 95.3%30 MALUKU 93.8% 87.7% 87.1%31 MALUKU UTARA 99.0% 84.4% 52.7%32 PAPUA 89.6% 83.9% 90.1%33 PAPUA BARAT 95.8% 93.8% 97.0%
INDONESIA 95.9% 91.1% 91.7%
Provinsi Sumatera Barat memiliki tingkatkesesuaian program dan lokasi tertinggidibanding provinsi lainnya.
Provinsi NTT memiliki tingkat kesesuaianterendah dibanding provinsi lainnya,dimana sekitar 40% usulan program tidaksesuai dengan indikasi program RTRWN.
Provinsi Maluku Utara memiliki tingkatkesesuaian program dan lokasi yang cukuptinggi, namun besaran anggaran yangsesuainya rendah. Hal ini karena sebagianbesar program yang tidak sesuai merupakanprogram peningkatan/pembangunan jalandengan jumlah anggaran yang cukup tinggi.
25
6.1b Hasil Evaluasi (Kesesuaian Lokasi)
NO PROVINSIJUMLAH USULAN KEGIATAN YANG MEMILIKI KESESUAIAN
PROGRAM
Melayani PKN, PKW, PKSN Melayani
PKN PKW PKSNKAWASAN ANDALAN
KSNPELABUHAN/
BANDARA
1 NAD 118 26.3% 50.0% 0.0% 55.1% 12.7% 15.3%2 SUMATERA UTARA 79 20.3% 44.3% 0.0% 96.2% 22.8% 13.9%3 SUMATERA BARAT 125 43.2% 39.2% 0.0% 99.2% 0.0% 0.0%4 RIAU 145 27.6% 33.8% 9.7% 75.9% 0.0% 2.8%5 KEPULAUAN RIAU 72 18.1% 48.6% 11.1% 98,6% 77.8% 19.4%6 JAMBI 71 19.7% 40.8% 0.0% 80.3% 0.0% 0.0%7 BENGKULU 84 0.0% 91.7% 0.0% 72.6% 0.0% 0.0%8 SUMATERA SELATAN 146 26.0% 56.2% 0.0% 82.9% 0.0% 2.1%9 BANGKA BELITUNG 76 0.0% 71.1% 0.0% 85.5% 0.0% 5.3%
10 LAMPUNG 134 10.4% 59.7% 1.5% 87.3% 0.0% 1.5%11 DKI JAKARTA 32 100.0% 0.0% 0.0% 100.0% 100.0% 21.9%12 BANTEN 173 16.2% 76.3% 0.0% 93.6% 5.2% 5.2%13 JAWA BARAT 366 16.9% 57.4% 0.0% 71.6% 12.8% 2.2%14 JAWA TENGAH 32 3.1% 96.9% 0.0% 100.0% 3.1% 0.0%15 DI YOGYAKARTA 154 8.4% 87.7% 0.0% 96.1% 1.9% 0.0%16 JAWA TIMUR 625 15.5% 40.3% 0.0% 89.4% 12.2% 0.2%17 KALIMANTAN BARAT 92 22.8% 58.7% 2.2% 94.6% 22.8% 0.0%18 KALIMANTAN TENGAH 155 7.1% 47.7% 0.0% 92.9% 0.6% 0.0%19 KALIMANTAN TIMUR 65 26.2% 44.6% 9.2% 95.4% 12.3% 0.0%20 KALIMANTAN SELATAN 194 8.8% 75.8% 0.0% 89.7% 2.1% 1.5%21 BALI 94 75.5% 12.8% 0.0% 100.0% 75.5% 5.3%22 NUSA TENGGARA BARAT 122 15.6% 56.6% 0.0% 86.1% 0.0% 7.4%23 NUSA TENGGARA TIMUR 64 14.1% 25.0% 6.3% 53.1% 6.3% 3.1%24 SULAWESI UTARA 259 12.7% 74.5% 7.7% 86.9% 12.7% 4.6%25 GORONTALO 36 27.8% 50.0% 0.0% 91.7% 0.0% 13.9%26 SULAWESI TENGAH 54 11.1% 51.9% 0.0% 81.5% 1.9% 14.8%27 SULAWESI BARAT 83 0.0% 65.1% 0.0% 74.7% 0.0% 0.0%28 SULAWESI SELATAN 376 13.6% 39.4% 0.0% 94.7% 16.0% 0.5%29 SULAWESI TENGGARA 331 6.6% 85.8% 0.0% 97.3% 8.5% 1.5%30 MALUKU 152 19.7% 53.9% 7.9% 80.9% 0.0% 1.3%31 MALUKU UTARA 95 1.1% 23.2% 13.7% 85.3% 0.0% 0.0%32 PAPUA 172 22.7% 40.7% 22.1% 87.8% 10.5% 4.7%33 PAPUA BARAT 138 15.2% 73.9% 0.0% 85.5% 5.8% 2.9%
INDONESIA 4914 16.9% 55.2% 2.4% 87.0% 10.5% 3.0%26
Contoh yang tidak sesuai(Pak Hasan)
27
Contoh yang tidak sesuai(Pak Hasan)
28
Contoh yang tidak sesuai(Pak Hasan)
29
6.2a Hasil Evaluasi (Kesesuaian Program, Lokasi, dan Besaran Anggaran) UsulanProgram Sumber Daya Air Tahun 2010
Provinsi Bengkulu dan BABEL memilikitingkat kesesuaian program dan lokasitertinggi dibanding provinsi lainnya.
Provinsi KALBAR memiliki tingkatkesesuaian terendah dibanding provinsilainnya, dimana sekitar 63% usulan programtidak sesuai dengan indikasi programRTRWN.
Provinsi Sulawesi Barat memiliki tingkatkesesuaian program yang cukup tinggi,namun pada kesesuaian lokasi 50%-nyatidak mendukung arahan fungsi RTRWN.
Provinsi Kalimantan Selatan memilikitingkat kesesuaian program 100%, namundari sisi kesesuaian lokasi yang cukuprendah dibanding provinsi lainnya, namunmemiliki kesesuaian anggaran yang tinggi.
No. Provinsi
Kesesuaian
Program
Kesesuaian
Lokasi
Besaran Anggaran
(juta rupiah)
Persentase Persentase Persentase
1 NAD 70.31% 67.97% 90.51%
2 SUMUT 93.89% 86.26% 95.20%
3 Riau 79.10% 79.10% 78.42%
4 Kepulauan Riau84.85%
84.85% 96.74%
5 SUMBAR 93.75% 75.00% 88.98%
6 Jambi 88.97% 88.97% 97.51%
7 Bengkulu 90.63% 90.63% 99.28%
8 SUMSEL 95.45% 30.30% 8.16%
9 BABEL 95.24% 96.43% 85.76%
10 Lampung 88.33% 79.44% 72.53%
11 Banten 94.74% 96.05% 97.06%
12 DKI Jakarta 72.73% 72.73% 98.34%
13 JABAR 86.89% 86.89% 98.25%
14 JATENG 89.51% 67.77% 48.76%
15 DI Yogyakarta 78.26% 72.73% 98.34%
16 JATIM 98.31% 77.12% 90.39%
17 KALBAR 96.81% 37.77% 55.98%
18 KALTENG 87.29% 47.88% 62.97%
19 KALSEL 100.00% 40.91% 69.26%
20 KALTIM 84.38% 54.17% 75.24%
21 SULUT 90.24% 37.40% 34.33%
22 Gorontalo 86.36% 60.61% 64.99%
23 SULTENG 65.82% 53.16% 71.12%
24 SULSEL 93.75% 43.13% 48.62%
25 SULTRA 57.30% 38.20% 67.19%
26 SULBAR 81.82% 54.55% 27.68%
27 Bali 92.98% 70.18% 68.83%
28 NTB 65.44% 52.21% 49.79%
29 NTT 94.01% 39.63% 45.45%
30 Maluku 92.18% 69.83% 89.69%
31 Maluku Utara 85.71% 83.33% 56.69%
32 Papua 78.26% 52.17% 67.10%
33 Papua Barat NA NA NA
30
6.2b Hasil Evaluasi (Kesesuaian Lokasi)
No. ProvinsiΣ Kegiatan
yang diusulkan
Kegiatan yang Mendukung PKN
Kegiatan yang Mendukung PKW
Kegiatan yang Mendukung PKSN
Kegiatan yang Mendukung Kawasan
Andalan
Kegiatan yang MendukungKawasan Strategis Nasional
Jml Persentase Jml Persentase Jml Persentase Jml Persentase Jml Persentase
(a) (b) (c) (d) (e=d/c) (f) (g=f/c) (h) (i=h/c) (j) (k=j/c) (l) (m=l/c)
1 NAD 128 14 10.94% 28 21.88% 1 0.78% 40 31.25% 4 3.13%
2 SUMUT 131 41 31.30% 12 9.16% 0 0.00% 64 48.85% 0 0.00%
3 Riau 67 26 38.81% 27 40.30% 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00%
4KepulauanRiau
66 28 42.42% 17 25.76% 0 0.00% 10 15.15% 1 1.52%
5 SUMBAR 80 24 30.00% 13 16.25% 0 0.00% 23 28.75% 0 0.00%
6 Jambi 136 42 30.88% 3 2.21% 0 0.00% 67 49.26% 9 6.62%
7 Bengkulu 160 0 0.00% 79 49.38% 0 0.00% 66 41.25% 0 0.00%
8 SUMSEL 132 24 18.18% 16 12.12% 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00%
9 BABEL 84 0 0.00% 6 7.14% 0 0.00% 75 89.29% 0 0.00%
10 Lampung 180 62 34.44% 50 27.78% 0 0.00% 31 17.22% 0 0.00%
11 Banten 152 75 49.34% 46 30.26% 0 0.00% 1 0.66% 39 25.66%
12 DKI Jakarta 33 24 72.73% 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00%
13 JABAR 328 76 23.17% 39 11.89% 0 0.00% 132 40.24% 38 11.59%
14 JATENG 667 214 32.08% 94 14.09% 0 0.00% 144 21.59% 0 0.00%
15 DI Yogyakarta 115 44 38.26% 25 21.74% 0 0.00% 20 17.39% 0 0.00%
16 JATIM 118 24 20.34% 19 16.10% 0 0.00% 39 33.05% 0 0.00%
17 KALBAR 188 21 11.17% 34 18.09% 0 0.00% 30 15.96% 0 0.00%
18 KALTENG 236 18 7.63% 38 16.10% 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00%
19 KALSEL 71 15 21.13% 8 11.27% 0 0.00% 10 14.08% 0 0.00%
20 KALTIM 96 36 37.50% 17 17.71% 5 5.21% 35 36.46% 0 0.00%
21 SULUT 123 15 12.20% 20 16.26% 12 9.76% 3 2.44% 3 2.44%
22 Gorontalo 132 46 34.85% 29 21.97% 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00%
23 SULTENG 79 12 15.19% 20 25.32% 0 0.00% 7 8.86% 0 0.00%
24 SULSEL 160 28 17.50% 25 15.63% 0 0.00% 15 9.38% 18 11.25%
25 SULTRA 89 8 8.99% 23 25.84% 0 0.00% 20 22.47% 3 3.37%
26 SULBAR 22 0 0.00% 14 63.64% 0 0.00% 4 18.18% 0 0.00%
27 Bali 57 15 26.32% 21 36.84% 0 0.00% 2 3.51% 17 29.82%
28 NTB 136 14 10.29% 13 9.56% 0 0.00% 1 0.74% 0 0.00%
29 NTT 217 13 5.99% 52 23.96% 5 2.30% 34 15.67% 0 0.00%
30 Maluku 179 32 17.88% 89 49.72% 1 0.56% 1 0.56% 0 0.00%
31 Maluku Utara 14 5 35.71% 7 50.00% 0 0.00% 3 21.43% 0 0.00%
32 Papua 115 13 11.30% 43 37.39% 34 29.57% 30 26.09% 0 0.00%
33 Papua Barat NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA
31
Arief ; Kalimantan Tengah
32
Arief ; Gorontalo
33
Arief ; Gorontalo
34
Arief ; Gorontalo
35
Arief ; Gorontalo
36
Arief ; Gorontalo
37
6.3a Hasil Evaluasi (Kesesuaian Program, Lokasi, dan Besaran Anggaran) Usulan
Program Cipta Karya Tahun 2010
Provinsi SULTRA memiliki tingkat kesesuaianprogram dan lokasi tertinggi dibandingprovinsi lainnya.
Provinsi Banten memiliki tingkat kesesuaianterendah dibanding provinsi lainnya,dimana sekitar 55% usulan program tidaksesuai dengan indikasi program RTRWN.
No. Provinsi
KesesuaianProgram
KesesuaianLokasi
BesaranAnggaran
(juta rupiah)
Persentase Persentase Persentase
1 NAD 85.2% 73.8% 95.1%2 SUMUT 78.6% 78.6% 72.3%3 Riau 61.2% 61.2% 84.9%
4 Kepulauan Riau 73.8% 73.8% 74.9%
5 SUMBAR 76.0% 65.6% 74.2%6 Jambi 79.6% 72.2% 87.8%7 Bengkulu 81.3% 63.7% 99.6%8 SUMSEL 53.4% 44.7% 70.3%9 BABEL 91.9% 88.4% 92.8%
10 Lampung 57.2% 45.2% 72.5%11 Banten 45.6% 44.4% 23.6%12 DKI Jakarta 83.3% 83.3% 83.2%13 JABAR 61.1% 52.0% 76.8%14 JATENG 84.8% 76.2% 83.3%
15DI Yogyakarta
75.6% 75.6% 76.7%
16 JATIM 87.1% 87.1% 92.9%17 KALBAR 84.5% 80.0% 62.0%18 KALTENG 73.9% 65.8% 84.2%19 KALSEL 77.3% 72.4% 87.9%20 KALTIM 87.2% 86.5% 97.8%21 SULUT 76.9% 71.3% 78.0%22 Gorontalo 85.7% 85.7% 91.8%23 SULTENG 83.9% 80.4% 63.3%24 SULSEL 79.6% 79.2% 96.2%25 SULTRA 95.5% 95.5% 98.6%26 SULBAR 72.0% 71.0% 85.0%27 Bali 72.6% 69.0% 91.7%28 NTB 86.7% 81.3% 94.6%29 NTT 58.5% 58.5% 50.3%30 Maluku 79.7% 77.6% 42.4%31 Maluku Utara 68.9% 66.2% 77.8%32 Papua 70.8% 65.3% 75.8%33 Papua Barat 54.3% 54.3% 61.9%
38
6.3b Hasil Evaluasi (Kesesuaian Lokasi)
No. ProvinsiΣ Kegiatan yang
diusulkan
Σ Anggaran
(juta rupiah)
Kesesuaian ProgramKesesuaian Lokasi (untuk kegiatan yang memiliki
kesesuaian program)
Alokasi Anggaran (juta
rupiah)
Ketidak Sesuaian Program dan
Lokasi
Jml Persentase Jml Persentase Jml Persentase Jml Persentase
(a) (b) (c) (d) (e) (f=e/c) (g) (h=g/c) (i) (j=i/d) (k=c-g)) (l=k/c)
1 NAD 149 750,607 127 85.2% 110 73.8% 713,671 95.1% 39 26.17%
2 SUMUT 42 171,306 33 78.6% 33 78.6% 123,788 72.3% 9 21.43%
3 Riau 294 81,187 180 61.2% 180 61.2% 68,941 84.9% 114 38.78%
4 Kepulauan Riau 191 151,968 141 73.8% 141 73.8% 113,825 74.9% 50 26.18%
5 SUMBAR 154 658,788 117 76.0% 101 65.6% 488,751 74.2% 53 34.42%
6 Jambi 162 131,528 129 79.6% 117 72.2% 115,465 87.8% 45 27.78%
7 Bengkulu 91 54,260 74 81.3% 58 63.7% 54,034 99.6% 33 36.26%
8 SUMSEL 206 431,717 110 53.4% 92 44.7% 303,567 70.3% 114 55.34%
9 BABEL 86 116,138 79 91.9% 76 88.4% 107,793 92.8% 10 11.63%
10 Lampung 208 193,500 119 57.2% 94 45.2% 140,245 72.5% 114 54.81%
11 Banten 90 1,025,550 41 45.6% 40 44.4% 242,469 23.6% 50 55.56%
12 DKI Jakarta 18 105,776 15 83.3% 15 83.3% 88,050 83.2% 3 16.67%
13 JABAR 198 378,552 121 61.1% 103 52.0% 290,760 76.8% 95 47.98%
14 JATENG 303 1,226,492 257 84.8% 231 76.2% 1,021,230 83.3% 72 23.76%
15 DI Yogyakarta 41 356,837 31 75.6% 31 75.6% 273,804 76.7% 10 24.39%
16 JATIM 303 446,448 264 87.1% 264 87.1% 414,658 92.9% 39 12.87%
17 KALBAR 245 456,126 207 84.5% 196 80.0% 282,927 62.0% 49 20.00%
18 KALTENG 111 299,071 82 73.9% 73 65.8% 251,773 84.2% 38 34.23%
19 KALSEL 181 279,616 140 77.3% 131 72.4% 245,743 87.9% 50 27.62%
20 KALTIM 141 335,255 123 87.2% 122 86.5% 327,885 97.8% 19 13.48%
21 SULUT 160 143,891 123 76.9% 114 71.3% 112,221 78.0% 46 28.75%
22 Gorontalo 77 121,448 66 85.7% 66 85.7% 111,438 91.8% 11 14.29%
23 SULTENG 56 2,744,370 47 83.9% 45 80.4% 1,736,020 63.3% 11 19.64%
24 SULSEL 274 819,916 218 79.6% 217 79.2% 788,641 96.2% 57 20.80%
25 SULTRA 88 195,814 84 95.5% 84 95.5% 193,039 98.6% 4 4.55%
26 SULBAR 100 256,274 72 72.0% 71 71.0% 217,772 85.0% 29 29.00%
27 Bali 277 821,565 201 72.6% 191 69.0% 753,211 91.7% 86 31.05%
28 NTB 128 184,809 111 86.7% 104 81.3% 174,785 94.6% 24 18.75%
29 NTT 142 250,713 83 58.5% 83 58.5% 126,156 50.3% 59 41.55%
30 Maluku 232 441,535 185 79.7% 180 77.6% 187,228 42.4% 52 22.41%
31 Maluku Utara 148 420,199 102 68.9% 98 66.2% 327,080 77.8% 50 33.78%
32 Papua 236 423,446 167 70.8% 154 65.3% 320,761 75.8% 82 34.75%
33 Papua Barat 70 169,256 38 54.3% 38 54.3% 104,686 61.9% NA NA39
40
Dastur; Kalimantan Barat
41
Dastur; Papua
42
Dastur; Papua
43
Dastur; Papua
44
Dastur; Papua
45
1. Secara umum, program-program yang diusulkan dalam KONREG 2010 sudah relatif baik dalammendukung perwujudan Pola dan Struktur Ruang dalam RTRWN
2. Ketidaksesuaian usulan program/kegiatan Bina Marga (BM) dengan indikasi program utama RTRWN,terutama terjadi di wilayah timur (terutama Kep. Nusa Tenggara dan Maluku), dimana program yangdiusulkan bukan merupakan jalan nasional, serta tidak mendukung untuk perwujudan fungsi sistemperkotaan nasional, sistem jaringan jalan, kawasan budidaya andalan, atau kawasan strategis nasionalyang ditetapkan dalam RTRWN.
3. Rendahnya angka % kesesuaian program/kegiatan bidang Sumber Daya Air (SDA) pada beberapaprovinsi disebabkan adanya program/kegiatan yang tidak terkait langsung dengan perwujudanstruktur dan pola ruang;
a) Kegiatan perawatan bangunanb) Kegiatan Training Staffc) Kegiatan pembayaran honord) Kegiatan administrasi kegiatane) Kegiatan Iklan/Pengumuman/Pemberitahuan
4. Rendahnya angka % kesesuaian program/kegiatan bidang Cipta Karya (CK) pada beberapa Provinsidisebabkan oleh adanya program-program Cipta Karya (CK) yang tidak terkait langsung denganperwujudan struktur dan pola ruang RTRWN;
a) Program terkait Bangunan Gedung (Misal: Pengelolaan Bangunan Gedung dan Rumah Negara,Kelembagaan Bangunan Gedung, RISPK)
b) Program Peningkatan/Pembangunan PSD bagi RSH
c) Pembangunan IPLT
d) Pembangunan PSD Lingkungan Kumuh
7a. Kesimpulan
46
1. Perlunya kebutuhan infrastruktur PU yang lebih terukur dalam rangkamewujudkan fungsi-fungsi nasional dalam RTRWN sebagai masukandalam penyusunan program kegiatan pada masing-masing Ditjen
2. Untuk mewujudkan pengembangan infrastruktur berbasiskan penataanruang, ke depan diharapkan adanya sebuah sistem terintegrasi antaradata spasial yang ada di Ditjen Penataan Ruang dan dataprogram/kegiatan (KONREG) yang ada di SATMINTKAL/Biro Perencanaanagar lebih efektif, efisien, akurat dan cepat dalam pengambilankeputusan perumusan program pembangunan/pengembanganinfrastruktur PU.
7b. REKOMENDASI
47
LAMPIRAN
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
CIPTA KARYA
BINA MARGA
SUMBER DAYA AIR
D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E N A T A A N R U A N GD I R E K T O R A T P E N A T A A N R U A N G N A S I O N A L
48
Kebijakan Yang Terkait Dalam Pelaksanaan Pekerjaan
1. PP No 26 Tahun 2008, Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
2. UU No 38 Tahun 2004, Tentang Jalan
3. UU No. 7 Tahun 2004, Tentang Sumber Daya Air
4. PP No. 20 Tahun 2006, Tentang Irigasi
5. PP No 42 Tahun 2008, Tentang Pengelolaan Sumber Daya Air
6. UU No 4 Tahun 1992, Tentang Perumahan Dan Permukiman
7. PP No 80 Tahun 1999, Tentang KASIBA dan LISIBA
8. Peraturan Menteri PU No 11A/PRT/M/2006 Tentang tugas dan kewenangan institusi di level pusat/ nasional mencakup WS lintas negara, WS lintas provinsi, dan WS strategis nasional
49
RENCANA TERPADU INFRASTRUKTUR JALAN
TAHUN 2010-2014
50
RENCANA TERPADU PENGEMBANGAN INFRASTRUKTURJALAN 2010-2014
• Rencana Terpadu: Arahan pembangunaninfrastruktur jalan (fungsi: arteri primer,kolektor primer, strategis nasional, dan bebashambatan) tahun 2010-2014 untuk melayaniantar pusat kegiatan nasional, melayanikelancaran distribusi/koleksi ke/dari outlet(bandar udara, pelabuhan), meningkatkanakses kawasan andalan, meningkatkan akseskawasan strategis nasional, membukaketerisolasian daerah tertinggal/perbatasan,serta pengendalian dampak akibat jaringanjalan yang melintasi kawasan lindung.
51
1. Jaringan jalan arteri primer, kolektor primer, strategis
nasional, dan bebas hambatan.
2. Fungsi ruang masing-masing jaringan jalan terhadapsistem nasional (melayani antar pusat kegiatannasional, melayani kelancaran distribusi/koleksi
ke/dari outlet (bandar udara, pelabuhan),meningkatkan akses kawasan andalan, meningkatkanakses kawasan strategis nasional, membuka
keterisolasian daerah tertinggal/perbatasan, sertapengendalian dampak akibat jaringan jalan yangmelintasi kawasan lindung)
3. Arahan pengembangan infrastruktur jalan.
RENCANA TERPADU PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR JALAN 2010-2014:
52
A. Pulau Sumatera
a. Jalan Lintas Timur Pulau Sumaterab. Jalan Lintas Tengah Pulau Sumaterac. Jalan pengumpan/feeder road yang menghubungkan pusat pertumbuhan timur-
tengah Pulau Sumatera.d. Jaringan Jalan Bebas Hambatan Antar Kota dan JaLan Bebas Hambatan Dalam Kota
B. Pulau Jawa-Balia. Jalan Lintas Utara Pulau Jawa-Bali
b. Jalan Lintas Tengah Pulau Jawa-Bali
c. Jalan Lintas Selatan Pulau Jawa-Bali
d. Jalan pengumpan/feeder road yang menghubungkan pusat pertumbuhan utara-
tengah-selatan Pulau Jawa-Bali
e. Jalan Bebas Hambatan Antar Kota dan Jalan Bebas Hambatan Dalam Kota
C. Pulau Kalimantana. Jalan Lintas Selatan Pulau Kalimantanb. Jalan pengumpan/feeder road yang menghubungkan pusat pertumbuhan selatan -
tengah Pulau Kalimantan.c. Jalan Bebas Hambatan Antar Kota
D. Pulau Sulawesia. Jalan Lintas Barat Pulau Sulawesib. Jalan pengumpan/feeder road yang menghubungkan pusat pertumbuhan barat -
timur atau barat-tengah Pulau Sulawesi.c. Jaringan Jalan Bebas Hambatan Antar Kota
E. Kepulauan Maluku Jalan Lintas (dan penyeberangan) Kepulauan Maluku
1. Jaringan jalan arteri primer, kolektor primer, strategis nasional, danbebas hambatan:
53
54
55
56
PROGRAM (SINKRON) INFRASTRUKTUR JALAN
TAHUN 2010-2014
57
Program (Sinkron): Daftar programpembangunan infrastruktur jalan yangdijabarkan dari rencana terpadu (berbasisRTRWN), dan didetailkan berdasarkan volume,biaya, sumber dana, dan waktu pelaksanaantahunan untuk periode 2010-2014..
58
59
60
ILUSTRASI PERAN JALAN DALAM MELAYANI PUSAT KEGIATAN NASIONAL DAN MELAYANI KELANCARAN DISTRIBUSI/KOLEKSI KE/DARI OUTLET (BANDAR UDARA, PELABUHAN)
61
ILUSTRASI PERAN JALAN DALAM MENINGKATKAN AKSES KAWASAN ANDALAN
62
ILUSTRASI PERAN JALAN DALAM MENINGKATKAN AKSES KAWASAN STRATEGIS NASIONAL DAN MEMBUKA KETERISOLASIAN DAERAH
63
ILUSTRASI PENGENDALIAN DAMPAK AKIBAT JARINGAN JALAN YANG MELINTASI KAWASAN LINDUNG
Catatan: Pembangunan jalan melintasi kawasan lindung perlu dilakukan pengendaliandampak yang diakibatkannya
64
KONSEPSI KETERKAITAN RTRWN dengan PENGELOLAAN SDA
PENETAPAN DALAM RTRWN
IMPLIKASI/ KETERKAITAN DENGAN PENGELOLAAN SDA-KONSEP WS
FungsiUtama
Fungsi Terkait Konservasi Pendayagunaan Air Pengendaliandari DayaRusak AirIrigasi Air Baku
WS Struktur Ruang
Nasional Sistem pusat perkotaan (PKN, PKW, PKSN)
V
Pola Ruang
Kawasan lindung (semua kawlindung kecuali suakamargasatwa, taman buru, tamanlaut)/KSN
V
Kawasan lindung (sempadansungai, sempadan pantai, kawrawan bencana)
V
Kawasan andalan/KSN pertanian, perikanan
V
Kawasan andalan/KSN industri, pariwisata, perdagangan, jasa
V65
ILUSTRASI WS
Konservasi
Konservasi
Pendayagunaan Air
Pengendaliandaya rusak air
Kawasan Lindung - Kawasan BudidayaAndalan: Pertanian,Industri
- Perkotaan Nasional
Kawasan StrategisNasional
RTRWN
66
67
1. Tipe-1 yang sudah sesuai (kawasan nasional berlokasi di WSnasional) Terdapat 36 WS dari 69 WS Nasional
2. Tipe yang perlu mendapat perhatian, meliputi :
– TIPE 2 : Kawasan nasional berlokasi di luar WS nasional.(Contoh Kabupaten Bangkalan,Pulau Madura yangtermasuk dalam Gerbangkertosusilo)
Implikasi :
“Disepakati untuk menjadi masukan dalam penetapanWilayah Sungai Nasional yang baru”
TIPE KETERKAITAN ARAHAN RTRWN dengan PENGELOLAAN SDA
– TIPE 3 : Kawasan nasional yang berlokasi pada lebih darisatu WS. (Contoh Gerbangkertosusilo, Provinsi Jatimterdapat di WS Bengawan Solo, WS Brantas, WS KepulauanMadura, WSBondoyudo-Bedadung)
Implikasi :
“Perlu ada upaya mendorong kerjasama antar WS yangbersangkutan”
68
III.Rencana Terpadu Pengembangan
Infrastruktur SDA Tahun 2010 – 2014
Berbasis Tata Ruang
69
RENCANA TERPADU PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR SDA 2010-2014
Rencana Terpadu : Arahan pembangunaninfrastruktur SDA untuk mewujudkan fungsikonservasi (kawasan lindung), pendayagunaanSDA (kawasan perkotaan dan kawasan andalandengan sektor unggulan pertanian/perikanan,industri, dan pariwisata), pengendalian dayarusak air (kawasan perlindungan setempat)yang sesuai dengan RTRWN.
70
MUATAN RENCANA TERPADU:1. Penetapan Wilayah Sungai Nasional untuk diwujudkan
fungsional, membentuk struktur ruang nasional (2010-2014)
2. Fungsi ruang/wilayah yang diemban masing-masing WilayahSungai (69 WS): (i) kawasan lindung, (ii) Perkotaan Nasional,(iii) Kawasan Andalan, dan (ii) kawasan perlindungan setempat
3. Kebijakan dan Strategi Pengembangan InfrastrukturSumberdaya Air
4. Arahan Pengembangan Infrastruktur Sumberdaya Air yangdibutuhkan untuk mewujudkan fungsi-fungsi ruang padamasing2 WS:• Konservasi SDA – daerah resapan/penyimpanan air-waduk/embung/situ
• Penyediaan Air dan Prasarana dan Sarana Irigasi
• Penyediaan Air Baku
• Pengendalian Daya Rusak Air – pengamanan pantai/sempadan sungai
71
KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR SDA
1. Mewujudkan pelestarian ketersediaan sumberdaya airsesuai fungsi kawasan lindung dan kawasan konservasi yangditetapkan dalam RTRWN.
Strategi :
a. Pelindungan dan pelestarian sumber air
b. Pengawetan air
c. Pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaranair, yang dilakukan dengan cara memperbaiki kualitas airpada sumber air dan prasarana sumber daya air
72
KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR SDA
2. Mendayagunakan sumberdaya air secara produktif dan berkelanjutan menunjang keberlangsungan fungsi perkotaan (PKN, PKW, PKSN), Kaw Strategis Nasional, & Kawasan Andalan
Strategi :
a. Inventarisasi supply (potensi SDA) dan demand SDA
b. Pemanfaatan potensi SDA yang ada dengan menggunakan teknologi yang ramah lingkungan.
c. Pengolahan dan pengelolaan sumber air yang memenuhi persyaratan kualitas air.
d. Pendistribusian sumberdaya air ke perkotaan dan kawasan andalan yang ditetapkan dalam RTRWN.
e. Pemeliharaan infrastruktur SDA melalui manajemen/ kelembagaan SDA.
73
KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR SDA
3. Mencegah dan mengendalikan dari daya rusak air dikawasan-kawasan yang memiliki kemungkinan terkenabencana.
Strategi :
Upaya pencegahan, penanggulangan, pemulihan dan/atau perbaikan akibat bencana dengan mengutamakan upaya pencegahan.
74
Sumber : Lampiran I Peraturan Menteri PU No 11A/PRT/M/2006
No Kode WS
Nama
Wilayah Sungai
Provinsi
Nama-Nama
Daerah Aliran Sungai (DAS)
1 A1 - 1 Benanain NTT – Timor Leste Benanain, Mena
2 A1 - 2 Noel Mina NTT – Timor Leste Noel Mina, N Termanu, Nungkurus, (P Rote),
(P Sabu)
3 A1 - 3 Sesayap Kaltim – Serawak
Malaysia
Sesayap, Sebakung, Sebakis, Sebuku,
Sembaleun, Simenggaris, Noteh, Sinualan,
Itai, Sekata, Linuang Kayan, Ansam, Belayau
4 A1 - 4 Memberamo-Tami-Apauvar Papua – Papua Nugini Memberamo, Gesa, Bigabu, Sobger, Tariku,
Nawa, Taritatu, Van Dalen, Tami, Apauvar,
Verkume, Tor, Biri, Wiru, Sermo, Grime,
Sentani
5 A1 - 5 Einlanden-Digul-Bikuma Papua – Papua Nugini Einlanden, Digul, Maro, Kumbe, Bulaka, Bian,
Dolak, Digul, Cemara
WILAYAH SUNGAI LINTAS NEGARA
75
Sumber : Lampiran I Peraturan Menteri PU No 11A/PRT/M/2006
No Kode WSNama
Wilayah SungaiProvinsi
Nama-Nama
Daerah Aliran Sungai (DAS)
1 A2 - 1 Alas-Singkil NAD - Sumut Lae Pardomuan, Lae Silabuhan, Lae Siargian, Lae Singkil, Lae Kuala Baru
2 A2 - 2 Batang Natal - Batang
Batahan
Sumut – Sumbar Batang Batahan, Batang Natal
3 A2 - 3 Rokan Riau – Sumbar - Sumut Rokan, Bangko, Rokan Kiri, Rokan Kanan, Kubu, Sumpur, Sontang, Asik, Air Pesut, Sibinail, Pagang,
Pincuran Panjang, Timbawan
4 A2 - 4 Kampar Riau – Sumbar Kampar, Kampar Kiri, Kampar Kanan, Bt Kapur, Bt Mahat
5 A2 - 5 Indragiri Riau – Sumbar Kuantan, Indragiri, Gaung Anak Serka, Guntung, Pateman, Palangki, Ombilin, Sinamar
6 A2 - 6 Batanghari Jambi - Sumbar Btg Hari, Tungkal, Bentaro, Mandahara, Lagan, Air Hutan, Jujuhan, Siat, Timpeh, Kuko, Pangean, Momong,
Sipotar, Sangir, Talantam, Bangko, Gumanti, Pinti Kayu, Pkl Duri Besar
7 A2 - 7 Musi Sumsel-Bengkulu-Lampung Musi, Lakitan, Kelingi, Rawas, Semangus, Batang Hari, Leko
8 A2 - 8 Mesuji - Tulang Bawang Lampung – Sumsel Mesuji, Tlg Bawang, Tjg Pasir, Randam Bsr, Sibur Besar, Tawar, Bati Dalam Kecil, Randam Besar, Menham
Kecil
9 A2 - 9 Teramang – Ipuh Bengkulu-Jambi Teramang Ipuh, Retak, Buluh, Selagan, Bantal, Dikit, Manjuto
10 A2 - 10 Nasal – Padang Guci Bengkulu –Lampung Air Nasal, Air Sambat, Air Tetap, Air Luas, Air Kinal, Air Padang Guci, Air Sulau, Air Kedurang, Air
Bengkenang, Air Manna
11 A2 - 11 Kepulauan Seribu DKI Jkt-Banten (Kepulauan Seribu)
12 A2 - 12 Cidanau – Ciujung –
Cidurian – Cisadane –
Ciliwung – Citarum
Banten – DKI Jkt – Jabar Cisadane, Ciliwung, Citarum, Cidanau, Ciujung, Cidurian
13 A2 - 13 Citanduy Jabar – Jateng Citanduy, Cibeureum, Cimeneng, Kadalmeteng, Cioutra Pinggan, Sapuregel, Kawungaten, Cikonde,
Cikembulan, Cihaur
14 A2 - 14 Cimanuk – Cisanggarung Jabar – Jateng Cimanuk, Cisanggarung, Cipanas, Ciwaringin, Cikondang, Kasuncang, Babakan, Kabuyutan, Kluwut
15 A2 - 15 Progo–Opak- Serang DI Yogya-Jateng Progo, Opak, Serang, Tangsi,Elo, Oyo
16 A2 - 16 Bengawan Solo Jatim-Jateng Keduwang, Jurang Gempal, Bengawan Solo/ Jurug Solo, Grindulu, Lorong, Lamong, K Gondang, K Sragen,
Semawon, Wungu, Semawun, Geneng, Sondang
17 A2 - 17 Jelai-Kandawangan Kalteng-Kalbar Jelai, Kendawangan
18 A2 - 18 Barito-Kapuas Kalsel-Kalteng Barito, Kapuas, Murung, Martapura, Riam Kanan, Riam Kiwa, Negara, Ambawang, Kubu, Landaj, Tapin
19 A2 - 19 Dumoga-Sangkup Sulut-Gorontalo Dumoga, Sangkup, Buyat, Lomboit, Andagile, Bulawa, Tuliawa
20 A2 - 20 Limboto-Bulango-Bone Gorontalo-Sulut Limboto, Bulango, Bone
21 A2 - 21 Randangan Gorontalo –Sulteng Randangan
22 A2 - 22 Palu-Lariang Sulteng-Sulsel-Sulbar Palu, Lariang, Watutela, Pasangkayu, Meangka, Surumba, Sibayu, Tambu
23 A2 - 23 Kaluku-Karama Sulbar-Sulsel Kaluku, Karama, Babbalalang, Malunda, Mandar
24 A2 - 24 Pompengan-Larona Sulsel-Sultra Pompengan, Larona, Kalaena, Latuppa, Bua, Lamasi, Makawa, Bungadidi, Kebo, Ronkong, Balease
25 A2 - 25 Sadang Sulsel-Sulbar Sadang, Mamasa, Rapang, Libukasi, Galang-galang, Lissu, Barru, Lakepo, Lampoko, Kariango, Pangkajene,
Bone-bone, Segeri, Karajae, Malipi
26 A2 - 26 Lasolo-Sampara Sultra-Sulteng-Sulsel Lasolo, Sampara, Lalindu, Aopa, Tinobu, Luhumbuti, Landawe, Amesiu
27 A2 - 27 Omba Papua-Irja Barat Omba, Lengguru, Madefa, Bedidi, Bomberai
WILAYAH SUNGAI LINTAS NEGARA
76
Sumber : Lampiran I Peraturan Menteri PU No 11A/PRT/M/2006
WILAYAH SUNGAI STRATEGIS NASIONAL
No Kode WSNama
Wilayah SungaiProvinsi
Nama-Nama
Daerah Aliran Sungai (DAS)
1 A3 - 1 Meureudo – Baro NAD Meureudu, Baro, Tiro, Pante Raja, Utue, Putu, Trienggadeng, Pangwa, Beuracan, Batee
2 A3 - 2 Jambo Aye NAD Jambo Aye, Geuruntang, Reungget, Lueng, Simpang Ulim, Malehan, Julok Rayeu, Keumuning, Gading, Idi
Rayeuk, Lancang, Jeungki, Peundawa Rayeuk, Peureulak, Peundawa Puntong, Leugo Rayeuk
3 A3 - 3 Woyla – Seunagan NAD Woyla, Seunagan
4 A3 - 4 Tripa – Bateue NAD Tripa, Bateue
5 A3 - 5 Belawan-Ular-Padang Sumut Belawan, Ular, Deli, Belumai, Padang, Martebing, Kenang, Serdang, Percut, Bedagal, Belutu
6 A3 - 6 Toba - Asahan Sumut Danau Toba, Sei Asahan, Silau, Tanjung, Suka
7 A3 - 7 Batang Angkola – Batang
Gadis
Sumut Batang Angkola, Batang Gadis
8 A3 - 8 Siak Riau Siak, Siak Kecil, Bukit Batu, Palentung, Tapung Kanan, Tapung Kiri, Masigit, Bulu Kala, Mandau, Dumai
9 A3 - 9 Reteh Riau Reteh, Gangsal
10 A3 - 10 P Batam – P Bintan Kepulauan Riau Pulau Batam, Pulau Bintan
11 A3 - 11 Anai-Kuranji-Arau-
Mangau-Antokan
Sumbar Anai, Kuranji, Arau, Mangau, Antokan, Air Dingin, Tapakis, Ulakan, Andaman, Pariaman, Manggung, Naras,
Liamu, Kamumuan, Paingan, Tiku, Bungus
12 A3 - 12 Sugihan Sumsel Burung, Gaja Mati, Pelimbangan, Beberi, Olok, Daras, Medang, Padang
13 A3 - 13 Banyuasin Sumsel Banyuasin, Senda, Liamu, Ibul, Puntian, Pangkalan Balai, Buluain, Kepayang, Mangasang, Kedawang, Titikan,
Mendes, Tungkal, Leuang, Lalan, Supat, Lilin
14 A3 - 14 Way Seputih – Way
Sekampung
Lampung Seputih, Sekampung, Wako, Kambas, Penet, Kuripan, Sabu, Sukamaju
15 A3 - 15 Pemali-Comal Jateng Pemali, Pemali Notog, Comal, Cacaban, Waluh, Sengkarang, Sambong, Sragi
16 A3 - 16 Jratunseluna Jateng Jragung, Tuntang, Serang, Lusi, Juwana, Bodri, Anyar, Klampok, Semarang, Garang, Randuguntini
17 A3 - 17 Serayu-Bogowonto Jateng Serayu, Bogowonto, Bengawan, Ijo, Luk Ulo, Cokroyasan, Sempor, Padegolan, Tipar, Wawar, Telomoyo,
Watugemulung, Pasir, Tuk, Yasa, Srati, Donan
18 A3 - 18 Brantas Jatim Brantas, Santun, Punyu, Bango, Putih, Widas, Konto
19 A3 - 19 Bali-Penida Bali Ayung, Ho, Balian, Daya, Sabah, Panarukan, SanglangGede
20 A3 - 20 Pulau Lombok NTB Dodokan, Jangkok, Babak, Renggung, Palung, Blimbing, Segara, Pemining, Meninting, Sidutan
21 A3 - 21 Aesesa NTT Aesesa, Wae Mokel, Naggaroro, Mautenda, Wolowona, Waiwajo, Nebe
22 A3 - 22 Kapuas Kalbar Kapuas, Ambawang, Kubu, Landak, Nipah, Paduan, Peniti, Kapar, Mancar, Kerawang, Melendang, Satai
23 A3 - 23 Pawan Kalbar Pawan, Simpang, Semandang, Semanai
24 A3 - 24 Seruyan Kalteng Seruyan
25 A3 - 25 Kahayan Kalteng Kahayan, Sebangau
26 A3 - 26 Mahakam Kaltim Mahakam, Semboja, Senipah, Semoi
27 A3 - 27 Sangihe Talaud Sulut Sangihe Talaud
28 A3 - 28 Tondano-Likupang Sulut Ranowangko, Ranoposo, Nimanga, Marondor, Sosongae, Tondano, Likupang
29 A3 - 29 Paguyaman Gorontalo Paguyaman, Bola, Dulupi, Buntaya, Marisa
30 A3 - 30 Parigi-Poso Sulteng Parigi, Poso, Tompis, Bambalemo, Podi, Dolago, Tindaki
31 A3 - 31 Laa-Tambalako Sulteng Laa, Tambalako, Tirongan, Salato, Morowali, Sumare, Bahonbelu, Bahodopi
32 A3 - 32 Walanae-Cenranae Sulsel Walanae, Cenranae, Paremang, Bajo, Awo, Peneki, Keera, Ranang, Larompong, Gilirang, Noling, Suli, Suto
33 A3 - 33 Jeneberang Sulsel Jeneberang, Jeneponto, Maros, Matulu, Salangketo, Tangka, Aparang, Pamukulu
34 A3 - 34 Pulau Buru Maluku Pulau Buru
35 A3 - 35 P Ambon - P Seram Maluku Pulau Ambon, Pulau Seram
36 A3 - 36 Kepulauan Kei-Aru Maluku Kepulauan Kei-Aru
37 A3 - 37 Kep Yamdena-Wetar Maluku Kepulauan Yamdena-Wetar77
Arahan RTRWN terhadap Pengembangan
Infrastruktur Perkotaan dan Perdesaan
a) Fungsi Pusat Kegiatan Nasional (PKN), Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), dan Pusat Kegiatan Strategis Nasional di kawasan perbatasan (PKSN).
b) Fungsi eksternal yang dimiliki kawasan perkotaan adalah :
Pusat Kawasan Andalan: Industri Pengolahan dan Jasa Sektor Unggulan
Simpul transportasi darat/Jalan, laut (Pelabuhan) dan udara (Bandara)
Simpul Pelayanan Prasarana Lainnya (energi/listrik,telekomunikasi)
Simpul kegiatan ekspor impor
Simpul Air Minum/Baku yang dilayani Wilayah Sungai
Pusat Kawasan Strategis Nasional
Mewujudkan fungsi yang dimiliki Perkotaan:
a) Sentra-sentra produksi di kawasan andalan bagi pengembangan sektor-sektor unggulan nasional
Mewujudkan fungsi yang dimiliki Perdesaan:
78
PKW
PKN
PKSN
Keterangan :
(Catatan: PKL ditetapkan dalam RTRWP)
1. Sebagai Pusat Kawasan Andalan
2. Dilayani Sistem Jaringan Jalan
3. Dilayani Prasarana Transportasi Udara - Laut
4. Dilayani Wilayah Sungai
79
RTRWN Muatan KSNP - Kota
Fungsi Eksternal Kawasan
Perkotaan dan PerdesaanKeterkaitan Impilikasi dan Pengembangan Infrastruktur KOTDES
Pusat Kawasan
Andalan: Sistem kota,
Industri Pengolahan
dan Jasa sektor
unggulan
Strategi 2 (Kebijakan 1)
Penyiapan Kota sebagai Simpul Pelayanan serta Simpul
Aksesibilitas, Koleksi, dan Distribusi dalam Wilayah
Strategi 4 (Kebijakan 1)
Pengembangan Kota-Kota Khusus Berkembang Cepat,
Berkarakter Khusus, Kaw Perbatasan, dan Kaw. Tertinggal
Simpul Transportasi
Darat, Laut dan Udara Strategi 2 dalam Kebijakan 1
Penyiapan Kota sebagai Simpul Pelayanan serta Simpul
Aksesibilitas, Koleksi, dan Distribusi dalam Wilayah
Simpul Pelayanan Pra-
sarana Lainnya (energi/
listrik, telekomunikasi)
Strategi 1 (Kebijakan 1)
Penyiapan Prasarana dan Sarana Perkotaan Nasional untuk
Mendukung Pengembangan Ekonomi Nasional, Wilayah,
Lokal Melalui Pembangunan Perkotaan; Simpul ekspor – impor
Simpul yg dilayani
Wilayah Sungai
Pusat KSN Strategi 4 (Kebijakan 1)
Pengembangan Kota-Kota Khusus Berkembang Cepat,
Berkarakter Khusus, Kawasan Perbatasan, dan Kawasan
Tertinggal
Keterkaitan Substansi Antara RTRWN dengan Kebijakan dan Strategi
Nasional Pengembangan Perkotaan (KSNP – Kota)
80
RTRWN
Implikasi dan Pengembangan Infrastruktur KOTDES Terkait
Muatan PP No. 80 Tahun 1999
(Kasiba/Lisiba BS) dan PP Tentang Rumah SusunFungsi Eksternal Kawasan Perkotaan
dan Perdesaan
Sistem Perkotaan Nasional Mendukung fungsi kota sebagai pusat kawasan andalan
dengan pengembangan permukiman baru berskala besar
(KASIBA/LISIBA) terutama di Kota Metro dan Besar, cepat
tumbuh dan ibukota kabupaten/provinsi baru
Keterkaitan Substansi Antara RTRWN dengan
PP 80 Tahun 1999 dan PP Tentang Rumah Susun dan KSNP SPAM
RTRWN
Implikasi dan Pengembangan Infrastruktur KOTDES Terkait
Muatan KSNP SPAMFungsi Eksternal Kawasan Perkotaan
dan Perdesaan
Sistem Perkotaan Nasional
Pusat Kawasan Andalan: Industri
dan Jasa
Simpul yg dilayani wilayah sungai
Simpul Kegiatan Industri dan Jasa
Pengembangan SPAM dilakukan secara bertahap di setiap
provinsi (Perpipaan dan Non Perpipaan Terlindungi)
Peningkatan dan penjaminan kuantitas air baku terutama bagi kota
metro dan besar
Kerjasama antar daerah dalam penyelenggaraan SPAM
Mendukung simpul kegiatan industri dan jasa melalui
pengembangan penyediaan air minum yang terpadu dengan
sistem sanitasi
81
RTRWN
Implikasi dan Pengembangan Infrastruktur KOTDES Terkait
Muatan Muatan KSNP SPPFungsi Eksternal Kawasan Perkotaan
dan Perdesaan
Pusat Kawasan Andalan meningkatkan pengelolaan TPA Skala Regional (Kota Besar
dan Metro) melalui kerjasama antardaerah.
mengembangkan waste to energy (Kota Besar dan Metro)
menerapkan sistem insentif dan disinsentif dalam
pelaksanaan 3R dan mendorong koordinasi lintas sektor
terutama perindustrian dan perdagangan
Keterkaitan Substansi Antara RTRWN dengan Muatan Kebijakan dan Strategi Nasional Sistem Pengelolaan Persampahan (KSNP SPP)
dan Pengelolaan Air Limbah
RTRWN
Implikasi dan Pengembangan Infrastruktur KOTDES Terkait
Pengelolaan Air LimbahFungsi Eksternal Kawasan Perkotaan
dan Perdesaan
Pusat Kawasan Andalan pengelolaan prasarana air limbah secara terpadu (Seweragesystem) akan didorong dengan pola insentif terutama di kota
besar dan metro.
RTRWN
Implikasi dan Pengembangan Infrastruktur KOTDES Terkait
Penanggulangan Banjir Kawasan Perkotaan
Fungsi Eksternal Kawasan Perkotaan
dan Perdesaan
Pusat Kawasan Andalan Pengembangan Drainase Primer Perkotaan dapat
memberikan Pencegahan Kerugian Sosial-Ekonomi (minimal
kerugian PDRB 1%) melalui Mitigasi Dampak Daya Rusak Air82