Bahan diskusi untuk Pertemuan Pembahasanditjenpp.kemenkumham.go.id/files/RPP/2010/RPP... · Web...

21
Draft 25 Jan 2010_KLH-Koreksi Rokum 1 Peb 2010 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR ... TAHUN 2010 TENTANG PENGENDALIAN KERUSAKAN EKOSISTEM GAMBUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 21 ayat (5) dan Pasal 56 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Pengendalian Kerusakan Ekosistem Gambut; Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENGENDALIAN KERUSAKAN EKOSISTEM GAMBUT. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Pengendalian kerusakan ekosistem gambut adalah rangkaian kegiatan yang meliputi pencegahan, penanggulangan, dan pemulihan kerusakan ekosistem gambut. 2. Pencegahan kerusakan gambut yang selanjutnya disebut pencegahan adalah upaya untuk mempertahankan kondisi gambut

Transcript of Bahan diskusi untuk Pertemuan Pembahasanditjenpp.kemenkumham.go.id/files/RPP/2010/RPP... · Web...

Page 1: Bahan diskusi untuk Pertemuan Pembahasanditjenpp.kemenkumham.go.id/files/RPP/2010/RPP... · Web viewb. kawasan budidaya gambut. Fungsi kawasan lindung kubah gambut dan fungsi kawasan

Draft 25 Jan 2010_KLH-Koreksi Rokum 1 Peb 2010

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR ... TAHUN 2010

TENTANG PENGENDALIAN KERUSAKAN EKOSISTEM GAMBUT

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 21 ayat (5) dan Pasal 56 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Pengendalian Kerusakan Ekosistem Gambut;

Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENGENDALIAN KERUSAKAN EKOSISTEM GAMBUT.

BAB I KETENTUAN UMUM

Pasal 1Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:1. Pengendalian kerusakan ekosistem gambut adalah rangkaian kegiatan

yang meliputi pencegahan, penanggulangan, dan pemulihan kerusakan ekosistem gambut.

2. Pencegahan kerusakan gambut yang selanjutnya disebut pencegahan adalah upaya untuk mempertahankan kondisi gambut melalui cara-cara yang tidak memberi peluang berlangsungnya proses kerusakan ekosistem gambut.

3. Penanggulangan kerusakan ekosistem gambut yang selanjutnya disebut penanggulangan adalah upaya untuk menghentikan meluas dan meningkatnya kerusakan ekosistem gambut.

Page 2: Bahan diskusi untuk Pertemuan Pembahasanditjenpp.kemenkumham.go.id/files/RPP/2010/RPP... · Web viewb. kawasan budidaya gambut. Fungsi kawasan lindung kubah gambut dan fungsi kawasan

Draft 25 Jan 2010_KLH-Koreksi Rokum 1 Peb 2010

4. Pemulihan kerusakan ekosistem gambut yang selanjutnya disebut pemulihan adalah upaya untuk mengembalikan fungsi ekosistem gambut secara lestari.

5. Gambut adalah material organik yang terbentuk secara alami dari sisa-sisa tumbuhan yang telah terdekomposisi serta terakumulasi pada daerah rawa atau genangan air.

6. Ekosistem gambut adalah tatanan unsur gambut yang mempunyai karakteristik yang unik dan rapuh serta merupakan satu kesatuan utuh menyeluruh dalam kesatuan hidrologis gambut yang saling mempengaruhi dalam membentuk keseimbangan, stabilitas, dan produktifitasnya.

7. Kesatuan hidrologis gambut adalah suatu ekosistem gambut yang dibatasi oleh sungai dan/atau anak sungai dan/atau laut.

8. Kesatuan hidrologis gambut lintas provinsi adalah kesatuan hidrologis gambut yang lokasinya berada di 2 (dua) provinsi atau lebih.

9. Kesatuan hidrologis gambut lintas kabupaten/kota adalah kesatuan hidrologis gambut yang lokasinya berada di 2 (dua) kabupaten/kota atau lebih.

10. Karakteristik gambut adalah sifat alami gambut yang terdiri atas sifat fisika, kimia, dan biologi serta jenis sedimen di bawahnya, yang menentukan daya dukung wilayah gambut serta kapasitasnya sebagai media tumbuh, habitat, biota, keanekaragaman hayati, dan hidrotopografi.

11. Kubah gambut adalah bagian dari ekosistem gambut yang cembung dan memiliki elevasi lebih tinggi dari daerah sekitarnya, yang berfungsi sebagai pengatur keseimbangan air.

12. Kawasan lindung kubah gambut adalah bagian dari kubah gambut yang melindungi fungsi ekosistem gambut.

13. Kawasan budidaya gambut adalah bagian dari ekosistem gambut yang berpotensi untuk dimanfaatkan yang letaknya di luar kawasan lindung kubah gambut.

14. Inventarisasi adalah kegiatan pengumpulan data dan informasi yang berkaitan dengan kesatuan hidrologis gambut, kubah gambut, dan karakteristik gambut.

15. Inventarisasi karakteristik gambut adalah kegiatan pengumpulan data dan informasi yang berkaitan dengan sifat fisika, kimia, dan biologi serta jenis sedimen di bawahnya, yang menentukan daya dukung wilayah gambut serta kapasitasnya sebagai media tumbuh, habitat, biota, keanekaragaman hayati, dan hidrotopografi.

Page 3: Bahan diskusi untuk Pertemuan Pembahasanditjenpp.kemenkumham.go.id/files/RPP/2010/RPP... · Web viewb. kawasan budidaya gambut. Fungsi kawasan lindung kubah gambut dan fungsi kawasan

Draft 25 Jan 2010_KLH-Koreksi Rokum 1 Peb 2010

16. Inventarisasi kesatuan hidrologis gambut adalah kegiatan pengumpulan data dan informasi yang berkaitan dengan suatu wilayah yang dibatasi oleh sungai dan/atau anak sungai dan/atau laut.

17. Pemetaan adalah kegiatan penyajian data spasial yang berkaitan dengan kesatuan hidrologis gambut, kubah gambut, dan karakteristik gambut.

18. Penetapan fungsi kawasan gambut adalah kegiatan terpadu yang meliputi inventarisasi dan pemetaan kesatuan hidrologis gambut untuk membatasi kawasan lindung kubah gambut dan kawasan budidaya gambut.

19. Pemanfaatan ekosistem gambut adalah setiap usaha dan/atau kegiatan yang dilakukan di ekosistem gambut.

20. Kerusakan ekosistem gambut adalah perubahan langsung atau tidak langsung terhadap sifat fisik, kimia, dan/atau hayati ekosistem gambut yang melampaui kriteria baku kerusakan ekosistem gambut.

21. Kriteria baku kerusakan ekosistem gambut adalah ukuran batas perubahan sifat fisik, kimia dan/atau hayati yang dapat ditenggang oleh lingkungan hidup untuk dapat tetap melestarikan fungsinya.

22. Setiap orang adalah orang perseorangan atau badan usaha, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum.

23. Menteri/pimpinan lembaga pemerintah nonkementerian adalah menteri atau pimpinan lembaga pemerintah nonkementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang penataan ruang, sumberdaya air, kehutanan, pertanian, perkebunan, perikanan, transmigrasi, pemukiman, pariwisata, energi dan sumber daya mineral.

24. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

25. Pemerintah daerah adalah Gubernur, Bupati atau Walikota, dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintah daerah.

Pasal 2Peraturan Pemerintah ini bertujuan untuk mengendalikan kerusakan ekosistem gambut agar dapat dimanfaatkan secara lestari sesuai dengan fungsinya bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Pasal 3 Ruang lingkup yang diatur dalam Peraturan Pemerintah ini meliputi: a. pencegahan;b. penanggulangan; danc. pemulihan.

Page 4: Bahan diskusi untuk Pertemuan Pembahasanditjenpp.kemenkumham.go.id/files/RPP/2010/RPP... · Web viewb. kawasan budidaya gambut. Fungsi kawasan lindung kubah gambut dan fungsi kawasan

Draft 25 Jan 2010_KLH-Koreksi Rokum 1 Peb 2010

BAB IIPENCEGAHAN

Bagian Kesatu

Penetapan Kesatuan Hidrologis Gambut dan Karateristik Ekosistem Gambut

Pasal 4(1) Dalam rangka pencegahan kerusakan ekosistem gambut, Menteri

mengkoordinasikan hasil inventarisasi dan pemetaan kesatuan hidrologis dan karakteristik ekosistem gambut yang dilakukan oleh menteri/lembaga pemerintah non kementerian terkait, gubernur dan bupati/walikota.

(2) Dalam hal inventarisasi dan pemetaan kesatuan hidrologis dan karakteristik ekosistem gambut sebagaimana dimaksud ayat (1) belum dilakukan, Menteri berkoordinasi dengan menteri/lembaga pemerintah non kementerian terkait, gubernur dan bupati/walikota melakukan inventarisasi dan pemetaan kesatuan hidrologis dan karateristik ekosistem gambut.

Pasal 5

(1) Hasil inventarisasi dan pemetaan kesatuan hidrologis gambut sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ditetapkan oleh Menteri dalam bentuk peta kesatuan hidrologis gambut dengan skala 1:250.000.

(2) Peta kesatuan hidrologis gambut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:a. kesatuan hidrologis gambut nasional;b. kesatuan hidrologis gambut Provinsi; danc. kesatuan hidrologis gambut kabupaten/kota.

Page 5: Bahan diskusi untuk Pertemuan Pembahasanditjenpp.kemenkumham.go.id/files/RPP/2010/RPP... · Web viewb. kawasan budidaya gambut. Fungsi kawasan lindung kubah gambut dan fungsi kawasan

Draft 25 Jan 2010_KLH-Koreksi Rokum 1 Peb 2010

Pasal 6Hasil inventarisasi dan pemetaan kesatuan hidrologis gambut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, menjadi dasar dalam melakukan inventarisasi dan pemetaan karakteristik ekosistem gambut.

Pasal 7Inventarisasi dan pemetaan kesatuan hidrologis gambut serta inventarisasi karakteristik ekosistem gambut dilaksanakan sesuai dengan pedoman inventarisasi dan pemetaan kesatuan hidrologis gambut serta pedoman inventarisasi karakteristik ekosistem gambut yang diatur dengan Peraturan Menteri.

Pasal 8

Inventarisasi dan pemetaan karakteristik ekosistem gambut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 yang berada di dalam kawasan hutan di lakukan sesuai dengan peraturan perundangan di bidang kehutanan.

Bagian KeduaPenetapan Fungsi Ekosistem Gambut

Pasal 9(1) Berdasarkan hasil inventarisasi karakteristik ekosistem gambut di luar

kawasan hutan sebagaimana dimaksud dalam pasal 6, Menteri menetapkan fungsi ekosistem gambut setelah mempertimbangkan masukan dari menteri terkait dan/atau gubernur.

(2) Fungsi ekosistem gambut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) baik di luar maupun di dalam kawasan hutan terdiri atas:a. kawasan lindung kubah gambut; danb. kawasan budidaya gambut.

Page 6: Bahan diskusi untuk Pertemuan Pembahasanditjenpp.kemenkumham.go.id/files/RPP/2010/RPP... · Web viewb. kawasan budidaya gambut. Fungsi kawasan lindung kubah gambut dan fungsi kawasan

Draft 25 Jan 2010_KLH-Koreksi Rokum 1 Peb 2010

(3) Fungsi kawasan lindung kubah gambut dan fungsi kawasan budidaya gambut sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disajikan dalam bentuk peta sekurang-kurangnya dengan skala 1:100.000.

(4) Penetapan fungsi ekosistem gambut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi dasar pertimbangan penyusunan rencana tata ruang wilayah.

Pasal 10(1) Kawasan lindung kubah gambut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9

ayat (2) huruf a berada di sekeliling titik tengah puncak kubah gambut yang luasnya paling sedikit 30 persen dari seluruh areal kesatuan hidrologis gambut.

(2) Ekosistem gambut selain dimaksud pada ayat (1) ditetapkan sebagai kawasan budidaya gambut.

Bagian KetigaPenetapan Kondisi Ekosistem Gambut

Dan Kriteria Baku Kerusakan Ekosistem Gambut

Pasal 11(1) Kondisi ekosistem di kawasan lindung kubah gambut dan kawasan

budidaya gambut terdiri atas:a. kondisi baik; ataub. kondisi rusak.

(2) Kondisi ekosistem gambut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan berdasarkan:a. kriteria baku kerusakan ekosistem gambut pada kawasan lindung

kubah gambut; ataub. kriteria baku kerusakan ekosistem gambut pada kawasan budidaya

gambut.(3) Kriteria baku kerusakan ekosistem gambut sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Pemerintah ini.

Pasal 12

Page 7: Bahan diskusi untuk Pertemuan Pembahasanditjenpp.kemenkumham.go.id/files/RPP/2010/RPP... · Web viewb. kawasan budidaya gambut. Fungsi kawasan lindung kubah gambut dan fungsi kawasan

Draft 25 Jan 2010_KLH-Koreksi Rokum 1 Peb 2010

Kondisi ekosistem di kawasan lindung kubah gambut dan kawasan budidaya gambut ditetapkan oleh:a. Menteri setelah berkonsultasi dengan menteri/pimpinan lembaga

pemerintah nonkementerian terkait untuk ekosistem gambut lintas provinsi yang berada di luar kawasan hutan;

b. Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kehutanan untuk kondisi ekosistem gambut di kawasan hutan.

c. gubernur setelah berkonsultasi dengan Menteri untuk ekosistem gambut lintas kabupaten/kota;

d. bupati/walikota setelah berkonsultasi dengan gubernur untuk ekosistem gambut di dalam kabupaten/kota.

Bagian KeempatPemanfaatan

Pasal 13(1) Dalam rangka pencegahan kerusakan ekosistem gambut, pemanfaatan

kawasan lindung kubah gambut terbatas untuk kegiatan penelitian, pariwisata terbatas, dan jasa lingkungan lainnya.

(2) Setiap orang yang melakukan pemanfaatan kawasan lindung kubah gambut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib:a. mempertahankan fungsi kawasan lindung kubah gambut; danb. mentaati kriteria baku kerusakan kawasan lindung kubah gambut

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2) huruf a.

Pasal 14Setiap orang yang melakukan pemanfaatan kawasan lindung kubah gambut dilarang membuat saluran drainase.

Pasal 15(1) Pemanfaatan kawasan budidaya gambut dilakukan untuk kegiatan

dibidang antara lain:a. pertanian; b. peternakan; c. perkebunan; d. kehutanan; e. perikanan;f. pemukiman;g. pertambangan; h. transmigrasi;i. ekowisata; dan/atauj. infrastruktur-.

Page 8: Bahan diskusi untuk Pertemuan Pembahasanditjenpp.kemenkumham.go.id/files/RPP/2010/RPP... · Web viewb. kawasan budidaya gambut. Fungsi kawasan lindung kubah gambut dan fungsi kawasan

Draft 25 Jan 2010_KLH-Koreksi Rokum 1 Peb 2010

(2) Setiap orang yang melakukan pemanfaatan kawasan budidaya gambut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib:a. mengendalikan muka air;b. mencegah teroksidasinya lapisan pirit; c. mencegah tersingkapnya lapisan kwarsa;d. mentaati kriteria baku kerusakan kawasan budidaya gambut

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2) huruf b; dane. mencadangkan lahan paling sedikit 30% untuk dikembalikan sesuai

dengan kondisi alamnya.

BAB IIIPENANGGULANGAN

Pasal 16(1) Setiap orang yang mengakibatkan kerusakan ekosistem gambut wajib

melakukan penanggulangan kerusakan ekosistem gambut.(2) Penanggulangan kerusakan ekosistem gambut sebagaimana di maksud

pada ayat (1) dilakukan melalui cara antara lain: a. pemadaman kebakaran; dan/ataub. pembuatan tabat atau bangunan pengendali air.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penanggulangan kerusakan ekosistem gambut sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a diatur dengan: a. peraturan menteri yang menyelenggarakan urusan

pemerintahan dibidang kehutanan untuk ekosistem gambut di dalam kawasan hutan;

b. peraturan menteri yang menyelenggarkan urusan pemerintahan dibidang pertanian dan perkebunan untuk ekosistem gambut di luar kawasan hutan.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pembuatan tabat atau bangunan pengendali air sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b diatur dengan peraturan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang sumber daya air.

BAB IVPEMULIHAN

Pasal 17(1) Setiap orang yang mengakibatkan kerusakan ekosistem gambut wajib

melakukan pemulihan fungsi ekosistem gambut.

Page 9: Bahan diskusi untuk Pertemuan Pembahasanditjenpp.kemenkumham.go.id/files/RPP/2010/RPP... · Web viewb. kawasan budidaya gambut. Fungsi kawasan lindung kubah gambut dan fungsi kawasan

Draft 25 Jan 2010_KLH-Koreksi Rokum 1 Peb 2010

(2) Pemulihan fungsi ekosistem gambut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui cara antara lain: a. pembuatan tabat atau bangunan pengendali air; dan/ataub. rehabilitasi.

(3) Rehabilitasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

BAB VPERAN SERTA MASYARAKAT

Pasal 18(1) Dalam menyelenggarakan pengendalian kerusakan ekosistem gambut,

Pemerintah dan/atau pemerintah daerah wajib melibatkan peran serta masyarakat.

(2) Peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui antara lain:a. pemberian usul, pertimbangan, dan saran kepada Pemerintah

dan/atau pemerintah daerah dalam merumuskan kebijakan pengendalian kerusakan ekosistem gambut; dan/atau

b. penyebaran informasi.

BAB VIPEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 19(1) Menteri, menteri/pimpinan lembaga pemerintah nonkementerian terkait,

gubernur, atau bupati/walikota melakukan pembinaan terhadap masyarakat untuk melaksanakan pengendalian kerusakan ekosistem gambut.

(2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan cara antara lain:a. melaksanakan pendidikan dan/atau pelatihan pengendalian

kerusakan ekosistem gambut;b. memberikan penyuluhan mengenai peraturan perundang-undangan

yang berkaitan dengan pengendalian kerusakan ekosistem gambut; c. memberikan bantuan teknis; dan/atau

Page 10: Bahan diskusi untuk Pertemuan Pembahasanditjenpp.kemenkumham.go.id/files/RPP/2010/RPP... · Web viewb. kawasan budidaya gambut. Fungsi kawasan lindung kubah gambut dan fungsi kawasan

Draft 25 Jan 2010_KLH-Koreksi Rokum 1 Peb 2010

d. mengembangkan dan mempertahankan nilai dan kelembagaan adat serta kebiasaan masyarakat tradisional yang mendukung pengendalian kerusakan ekosistem gambut.

Pasal 20(1) Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai kewenangannya

melakukan pengawasan terhadap setiap orang dalam pengendalian kerusakan ekosistem gambut.

(2) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan:a. secara periodik untuk mencegah kerusakan fungsi kawasan lindung

kubah gambut gambut dan fungsi kawasan budidaya gambut; dan b. secara intensif untuk menanggulangi dampak dan memulihkan

kerusakan fungsi kawasan lindung kubah gambut gambut dan fungsi kawasan budidaya gambut.

(3) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat melibatkan masyarakat.

BAB VIIPEMBIAYAAN

Pasal 21

Biaya pelaksanaan Peraturan Pemerintah ini dibebankan pada Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD), dan/atau sumber dana lain sesuai peraturan perundang-undangan.

BAB VIIIKETENTUAN PERALIHAN

Pasal 22 (1) Izin usaha dan/atau kegiatan pemanfaatan ekosistem gambut yang telah

terbit sebelum Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku dinyatakan tetap berlaku.

(2) Izin usaha dan/atau kegiatan pemanfaatan ekosistem gambut yang telah terbit tetapi tidak sesuai dengan ketentuan Peraturan Pemerintah ini, wajib melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13, Pasal 14, Pasal 15, Pasal 16, dan Pasal 17 paling lama 3 tahun sejak Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku.

Page 11: Bahan diskusi untuk Pertemuan Pembahasanditjenpp.kemenkumham.go.id/files/RPP/2010/RPP... · Web viewb. kawasan budidaya gambut. Fungsi kawasan lindung kubah gambut dan fungsi kawasan

Draft 25 Jan 2010_KLH-Koreksi Rokum 1 Peb 2010

(3) Pemanfaatan kawasan lindung kubah gambut untuk pemukiman dan/atau transmigrasi sebelum Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku, dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2).

Pasal 23Pemetaan dan penetapan fungsi kawasan lindung kubah gambut dan fungsi kawasan budidaya gambut dilakukan paling lama 2 (dua) tahun sejak Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku.

BAB IXKETENTUAN PENUTUP

Pasal 24Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal:

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DR. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

Page 12: Bahan diskusi untuk Pertemuan Pembahasanditjenpp.kemenkumham.go.id/files/RPP/2010/RPP... · Web viewb. kawasan budidaya gambut. Fungsi kawasan lindung kubah gambut dan fungsi kawasan

Draft 25 Jan 2010_KLH-Koreksi Rokum 1 Peb 2010

PENJELASAN UMUMATAS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIANOMOR…….. TAHUN 2010

TENTANGPENGENDALIAN KERUSAKAN EKOSISTEM GAMBUT

I. UmumGambut sebagai salah satu komponen lahan basah, bagian dari ruang daratan dan lingkungan hidup dalam wilayah kedaulatan Republik Indonesia, merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa Bangsa Indonesia. Gambut memiliki fungsi dalam kehidupan. Disamping sebagai ruang hidup, gambut berfungsi sebagai produksi kayu, ikan, ketersediaan plasma nutfah, sebagai penyeimbangan iklim. Gambut memiliki kandungan Carbon yang terdapat dalam gambut didunia sebesar 329 sampai 525 Gt atau 35% dari total Carbon dunia, sedangkan gambut di Indonesia memiliki Carbon sebesar 46 Gt (1 Gt = 109 ton) atau 8-14 % dari Carbon yang terdapat di dunia, dengan demikian gambut memiliki peran yang cukup besar penjaga iklim global. Apabila gambut tersebut terbakar atau mengalami kerusakan, matrial ini akan mengeluarkan gas terutama CO2 N2O, dan CH4 ke udara dan siap menjadi perubahan iklim dunia.

Karena itu, bangsa Indonesia berkewajiban untuk mempertahankan dan meningkatkan fungsi gambut, dengan tujuan untuk mewujudkan pemanfaatan kawasan gambut secara lestari sesuai dengan fungsinya bagi peningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini berarti bahwa pemanfaatan gambut harus dilakukan dengan bijaksana dengan memperhitungkan kepentingan generasi sekarang dan yang akan datang. Agar gambut dapat bermanfaat secara berkelanjutan dengan tingkat mutu yang diinginkan, maka kegiatan pengendalian kerusakan ekosistem gambut menjadi sangat penting.

Indonesia memiliki kawasan gambut yang cukup luas, dan telah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat untuk perkebunan, pertanian, perikanan dan pemukiman. Dalam pemanfaatannya ada yang tidak memperhatikan azas-azas keberlanjutan. Oleh karena itu diperlukan adanya aturan pengendalian kerusakan dengan memperhatikan kriteria baku kerusakan kawasan gambut. Pertimbangan-pertimbangan yang harus dilakukan antara lain bahwa pemanfaatan lahan gambut harus memperhatikan karakteristik ekosistem gambut, dengan sifat gambut yang mempunyai komponen air, tanah, udara dan biota, yang kesemuannya itu dalam bentuk unik dalam suatu ruang, yang saling berinteraksi.

Page 13: Bahan diskusi untuk Pertemuan Pembahasanditjenpp.kemenkumham.go.id/files/RPP/2010/RPP... · Web viewb. kawasan budidaya gambut. Fungsi kawasan lindung kubah gambut dan fungsi kawasan

Draft 25 Jan 2010_KLH-Koreksi Rokum 1 Peb 2010

Pemanfaatan gambut tidak dapat dipisahkan dengan kesatuan hidrologi gambut yang dilbatasi oleh sungai dan atau laut untuk aktivitas manusia. Dengan demikian, pemanfaatan tersebut berkaitan dengan pemanfaatan ruang kawasan dan Perlindungannya. Seperti yang tercantum dalam UU No.26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan UU 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Kerusakan kawasan gambut dapat terjadi karena tindakan orang, baik pada areal lindung maupun budidaya gambut yang tidak memperhatikan keseimbangan muka air tanah, sehingga berdampak terjadinya kerusakan, kondisi gambut mengering dan mudah terbakar. Kerusakan dapat terjadi karena terjadi bencana alam, namun dalam ruang lingkup Peraturan Pemerintah ini hanya mengatur kerusakan kawasan gambut akibat tindakan manusia. Meskipun demikian, kerusakan yang terjadi karena proses alam tidak berarti tidak ditanggulangi,namun tanggung jawab penanggulangannya merupakan kewajiban Pemerintah.

II. Pasal Demi Pasal

Pasal 1Cukup jelas

Pasal 2Cukup jelas

Pasal 3 Cukup jelas

Pasal 4Ayat (1)

Cukup jelasAyat (2)

Cukup jelasPasal 5

Ayat (1)Cukup jelas

Ayat (2)Huruf a

kesatuan hidrologis nasional mencakup areal lintas provinsi.

huruf b kesatuan hidrologis provinsi mencakup areal lintas kabupaten/kota

huruf ckesatuan hidrologis kabupaten mencakup areal di dalam satu kabupaten/kota

Pasal 6

Page 14: Bahan diskusi untuk Pertemuan Pembahasanditjenpp.kemenkumham.go.id/files/RPP/2010/RPP... · Web viewb. kawasan budidaya gambut. Fungsi kawasan lindung kubah gambut dan fungsi kawasan

Draft 25 Jan 2010_KLH-Koreksi Rokum 1 Peb 2010

Cukup jelas

Pasal 7Pedoman dalam ayat ini antara lain memuat:A. Inventarisasi dan pemetaan kesatuan hidrologis gambut dilakukan

dengan tahapan: 1. mendelineasi citra satelit yang telah dikoreksi geometrik untuk

menentukan:a. batas wilayah gambut;b. batas kesatuan-kesatuan hidrologis gambut; danc. batas kawasan lindung kubah gambut.

2. memindahkan hasil delineasi citra ke peta dasar topografi yang dikeluarkan oleh instansi yang membidangi perpetaan dengan skala minimal 1 : 250.000;

3. menentukan lokasi geografis wilayah gambut dan wilayah administratif berdasarkan pembacaan peta dasar; dan

4. menentukan kondisi tutupan dan penggunaan lahan saat ini berdasarkan interpretasi citra satelit.

B. Inventarisasi karakteristik ekosistem gambut dilakukan dengan tahapan: 1. verifikasi lapangan kondisi tutupan, penggunaan lahan dan tipe

luapan pasang surut berdasarkan hasil interpretasi citra;2. memindahkan hasil delineasi citra ke peta dasar dengan skala

minimal 1 : 100.000;3. pengukuran topografi pada beberapa titik sampel untuk

mengetahui gambaran umum penampang melintang dan penampang memanjang elevasi;

4. menentukan tata batas di kawasan kubah gambut;5. pengeboran pada beberapa titik sampel untuk mengetahui

gambaran umum penampang melintang dan penampang memanjang kedalaman atau ketebalan gambut dan jenis material di bawah gambut;

6. memindahkan hasil pengukuran elevasi dan ketebalan gambut untuk mengetahui gambaran umum kondisi hidrotopografi pada penampang melintang dan penampang memanjang;

7. pengukuran untuk mengetahui tinggi muka air tanah dan kedalaman saluran; dan

8. pengamatan lapangan.

Pasal 8Cukup jelas

Pasal 9Cukup jelas

Page 15: Bahan diskusi untuk Pertemuan Pembahasanditjenpp.kemenkumham.go.id/files/RPP/2010/RPP... · Web viewb. kawasan budidaya gambut. Fungsi kawasan lindung kubah gambut dan fungsi kawasan

Draft 25 Jan 2010_KLH-Koreksi Rokum 1 Peb 2010

Pasal 10Cukup jelas

Pasal 11Cukup jelas

Pasal 12Huruf a

Yang dimaksud dengan konsultasi dalam ayat ini berupa masukan data dan informasi.

Pasal 13Cukup jelas

Pasal 14Cukup jelas

Pasal 15Cukup jelas

Pasal 16Ayat (1)

Cukup jelasAyat (2)

Huruf aCukup jelas

huruf b Yang dimaksud dengan pembuatan tabat atau bangunan pengendali air dalam ayat ini merupakan kegiatan penyekatan didalam saluran dengan tujuan menahan air yang dapat dilakukan dengan menggunakan kayu atau tanaman yang dapat tumbuh secara alami.

Ayat (3)Cukup jelas

Ayat (4)Cukup jelas

Pasal 17Ayat (1)

Cukup jelasAyat (2)

Huruf aCukup jelas

Huruf b

Page 16: Bahan diskusi untuk Pertemuan Pembahasanditjenpp.kemenkumham.go.id/files/RPP/2010/RPP... · Web viewb. kawasan budidaya gambut. Fungsi kawasan lindung kubah gambut dan fungsi kawasan

Draft 25 Jan 2010_KLH-Koreksi Rokum 1 Peb 2010

Yang dimaksud dengan ”rehabilitasi” adalah upaya pemulihan untuk mengembalikan nilai, fungsi, dan manfaat lingkungan hidup termasuk upaya pencegahan kerusakan, memberikan perlindungan, dan memperbaiki ekosistem gambut.

Ayat (3) Pemulihan rehabilitasi lahan gambut dapat dilaksanakan oleh setiap orang melalui perijinan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Pasal 18Cukup jelas

Pasal 19Cukup jelas

Pasal 20Ayat (1)

Kewenangan pengawasan yang dimaksud dalam ayat ini berkaitan dengan kewenangan pemberian izin pemanfaatan ekosistem gambut yang diberikan oleh menteri, gubernur atau bupati/walikota yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.

Ayat (2)Cukup jelas

Ayat (3)Cukup jelas

Pasal 21Cukup jelas

Pasal 22Cukup jelas

Pasal 23Cukup jelas

Pasal 24Cukup jelas

Page 17: Bahan diskusi untuk Pertemuan Pembahasanditjenpp.kemenkumham.go.id/files/RPP/2010/RPP... · Web viewb. kawasan budidaya gambut. Fungsi kawasan lindung kubah gambut dan fungsi kawasan

Draft 25 Jan 2010_KLH-Koreksi Rokum 1 Peb 2010

Lampiran :Peraturan PemerintahNomor : Tanggal :

KRITERIA BAKU KERUSAKAN EKOSISTEM GAMBUT

A. Kriteria Baku Kerusakan Kawasan lindung kubah gambut GambutNo. Parameter Ambang Batas

KerusakanKeterangan

1. Gambut dan/atau pepohonan dan/atau tutupan lahan di kawasan lindung kubah gambut

10 persen atau lebih dari seluruh kawasan lindung kubah gambut terbuka

Berfungsi sebagai pengatur keseimbangan air, adanya keanekaragaman hayati, pencegahan kebakaran bawah gambut (ground fire), intrusi air laut, munculnya sulfat masam, dan desertifikasi

2. Parit/drainase buatan Ada parit dan/ atau drainase terbuka

B. Kriteria Baku Kerusakan Kawasan Budidaya GambutParameter Ambang Batas Kerusakan Keterangan

Muka air di lahan gambut

Kedalaman muka air di saluran lebih dari 1 (satu) meter dari permukaan lahan

Mencegah gambut menjadi kering tidak mudah terbakar (ground fire)

Tinggi muka air di saluran di lahan gambut lebih rendah atau sama dari lapisan berpirit

Mencegah munculnya sulfat masam

Tinggi muka saluran lebih rendah atau sama menyentuh lapisan pasir kwarsa

Mencegah desertifikasi

Presiden Republik Indonesia,

DR. H. Susilo Bambang Yudhoyono