Bahan Bangunan Bambu

27

description

Bahan Bangunan Bambu

Transcript of Bahan Bangunan Bambu

  • Bambu adalah tanaman jenis rumput-rumputan dengan rongga dan ruas di batangnya. Bambu memiliki banyak tipe. Nama lain dari bambu adalah buluh, aur, dan eru. Di dunia ini bambu merupakan salah satu tanaman dengan pertumbuhan paling cepat. Karena memiliki sistem rhizoma-dependen unik, dalam sehari bambu dapat tumbuh sepanjang 60cm (24 Inchi) bahkan lebih, tergantung pada kondisi tanah dan klimatologi tempat ia ditanam.Pengertian

  • PertumbuhanJika kita perhatikan pertumbuhan bambu begitu cepat berkembang di daerah- daerah yang dingin dan agak lembab. Di setiap lokasi begitu banyak bambu yang tumbuh misalnya didaerah dekat dengan aliran sungai, tebing-tebing ataupun di pinggir pinggir danau.

  • Bambu sebagai bahan bangunan

    Berikut adalah beberapa fakta menarik tentang bambu: Sumberdaya terbarukan. Bambu dapat dipanen dalam waktu hanya 3-5 tahun dibandingkan dengan 20-50 tahun pada kebanyakan jenis kayu keras. Produksi biomasa bamboo diperkirakan sekitar 20-30 ton per hektar per tahun. Berlimpah. Ada lebih dari 1.500 spesies di seluruh , uruh dunia, di Indonesia juga ditemukan lebih dari 100 jenis bambu yang hampir seluruhnya dapat dimanfaatkan.

  • 3. Lebih kuat dari baja. Jenis-jenis bamboo tertentu memiliki kekuatan tensil hingga 28.000 per inci, dibandingkan dengan baja yang memiliki tensil 23.000. 4. Meningkatkan pendapatan petani. Bambu tumbuh di kawasan pedesaan dan kebanyakan dimiliki oleh petani miskin. Memanfaatkan bambu secara lestari dapat membantu menambah penghasilan petani. 5. Rumah yang aman. Lebih dari satu miliar orang tinggal di rumah bambu. Dalam berbagai kejadian, rumah bambu terbuki tahan terhadap gempa bumi. 6. Eksotis, indah. Bambu secara alami adalah bahan yang indah dan eksotis, dapat diaplikasikan menjadi berbagai macam produk yang bermanfaat.

  • Bambu harus diawetkan

    Secara alami bamboo memiliki starch atau kadar gula yang tinggi, gula yang ada dalam batang bambu ini merupakan makanan dari larva kumbang bubuk (misanya jenis Dinodorus minutes). Ketika bambu ditebang, induk kumbang menempatkan telurnya disekitar potongan bambu, yang nantinya akan menjadi larva yang menghasilkan bubuk pada bambu.

    Bahan pengawet yang digunakan untuk mengawetkan bamboo; yaitu :Sahabat bambu menggunakan larutan garam borate, yakni campuran sodium pentaborate dan boric acid.

  • Bahan pengawet yang aman dan ramah lingkungan

    Borates merupakan bahan pengawet kayu dan bambu yang paling banyak direkomendasikan dan diterima oleh berbagai industri, diberbagai Negara. Keamanan borates sebagai pengawet kayu telah diakui oleh berbagai penelitian .Untuk lingkungan bahan pengawet ini juga cukup aman, karena borates dapat terus di pakai berulang-ulang, dan tidak perlu dibuang, cuma ditambahkan jika konsentrasi larutannya mulai turun.

  • Cara kerja bahan pengawet tersebut melindungi bambu

    Bahan pengawet borates akan meresap kedalam batang bambu ketika dilakukan proses pengawetan. Borates ini bertindak sebagai racun perut, sehingga ketika larva kumbang bubuk akan mati ketika memakan batang bambu yang telah diawetkan.

  • Perbedaan pengawetan borates dengan pengawetan menggunakan pestisida lainnya

    Sebagian besar pestisida yang beredar dipasar yang umumnya berbentuk cairan, merupakan racun kontak. Jadi hanya kumbang yang kontak langsung dengan racun yang akan mati. Sedangkan kita ketahui bahwa yang menjadi musuh utama bambu adalah larva yang tersembunyi dalam batang bambu. Pada banyak percobaan, pengawetan dengan racun kontak tidak efektif untuk bambu. Ini karena racun kontak memang dirancang untuk cepat menguap setelah diaplikasikan, jika tidak akan berbahaya bagi manusia dan lingkungan. Jadi sifat racun kontak hanyalah solusi sementara dan seketika, tidak untuk jangka panjang.

  • Lama / daya tahan bambu yang diawetkan dengan borates

    Bambu yang tidak diawetkan akan mulai terserang bubuk dalam hitungan bulan, dan akan semakin parah seiring berjalannya waktu. Umumnya bambu tanpa pengawetan hanya akan bertahan dalam waktu maksimal 3 tahun. Bahkan ada yang sudah hancur dalam waktu 1 tahun saja! Pengawetan dengan borates dapat membuat bambu awet terhadap serangan kumbang bubuk dan rayap hingga puluhan tahun. Berdasarkan penelitian, borates bisa bertahan dalam batang bambu hingga lebih dari 50 tahun.

  • Kelemahan pengawetan dengan menggunakan borates

    Sistem pengawetan dengan borates menggunakan bahan dasar air, jadi bambu yang diawetkan dengan borates tidak dianjurkan untuk aplikasi luar ruangan yang langsung terkena hujan tanpa pelindung. Karena bahan dasarnya air, jika terkena hujan terus menerus makin lama kelamaan bahan pengawetnya akan larut dan dapat mengurangi efektifitasnya menangkal kumbang bubuk. Jadi disarankan sedemikian rupa bangunan yang menggunakan bambu hendaklah dirancang melindungi bahan bangunan tersebut dari air hujan langsung.

  • Bambu yang diawetkan dengan borates lebih mahal

    Bambu yang diawetkan dengan borates memang lebih mahal harganya karena ada tambahan biaya dalam bentuk bahan pengawet dan tenaga kerja untuk mengawetkan. Namun investasi dalam bentuk bahan yang diawetkan tersebut sebanding dengan umur pakai bambu. Jadi jika anda menginginkan gazebo, furniture, warung, cafe, restoran, rumah atau cottage anda tetap berdiri kokoh dalam jangka panjang, maka pengawetan bambu adalah solusinya. Jika tidak diawetkan siap-siap menggantinya kembali dalam waktu 1-2 tahun. Selain itu secara estetis bambu yang diawetkan juga terlihat lebih baik (karena tidak berdebu), dan juga lebih sehat dibandingkan bambu yang terus mengeluarkan bubuk yang dapat menyebabkan gangguan pernafasan.

  • Panjang rata-rata bambu

    Rata-rata panjang bambu umumnya 6 meter (direkomendasikan karena lebih mudah penangannan dan transportasinya), tapi ada juga bisa jenis bambu panjang 9 meter . Harga bangunan bambu yang sudah diawetkan berkisar antara Rp 800.000 hingga 1.500.000 per meter perseginya. Tergantung dari spesifikasi bahan, dan kerumitan desain dan pengerjaannya.

  • Pengawetan Bambu

    Pengembangan bambu selalu terganjal oleh ketahanan material bambu. Tidak sedikit pengguna yang jera menggunakan produk bambu karena cepat rusak dimakan kumbang bubuk. Cara mengawetkan bambu dengan metode Vertical Soak Diffusion (VSD) menggunakan larutan borate yang telah teruji keampuhannya memperpanjang umur bambu hingga puluhan tahun. Pengawetan bambu dengan sistem Vertical Soak Diffusion (VSD) menggunakan bahan pengawet yang ramah lingkungan dan aman bagi kesehatan. Sistem VSD ini awal mulanya dikembangkan oleh EBF Bali. Metode VSD terbukti efektif melindungi bambu dari serangan kumbang bubuk dan rayap hingga puluhan tahun.

  • Berbagai jenis dan ukuran bambu yang dapat diawetkan dengan cara diatas, diantaranya jenis petung, wulung, apus, dan legi.

  • Proses Pengawetan Bambu Mengapa bambu harus diawetkan? Bambu adalah material alami organik. Di iklim tropis yang dengan kelembaban tinggi seperiti Indonesia, tanpa pengawetan bambu hanya dapat bertahan kurang dari tiga tahun. Tidak seperti kebanyakan kayu keras, bambu memiliki kandungan gula yang tinggi yang merupakan makanan alami kumbang bubuk dan serangga bor lainnya. Kerusakan biologis bambu dapat mengurangi nilai estetis, kekuatan dan daya guna bambu, bahkan bubuk yang keluar dari bambu yang terserang dapat menggangu kesehatan. Kerusakan dapat menyebabkan pelapukan, retak, pecah dan yang paling buruk dapat menyebabkan bangunan bambu menjadi rubuh.

  • Pengawetan menjadi sangat penting jika bambu digunakan untuk keperluan struktur bangunan karena berkaitan dengan keamanan. Bangunan atau interior bambu yang diharapkan berdiri lebih dari tiga tahun sudah seharusnya mempertimbangkan menggunakan bambu yang telah diawetkan.

    Manfaat dan tujuan pengawetan adalah: Memperpanjang usia komponen bambu, Mencegak kerusakan, Mempertahankan kekuatan dan stabilitas bangunan, Meningkatkan nilai estetis serta, Memberi nilai tambah lain seperti lebih tahan terhadap api (berdasarkan penelitian, bambu yang diawetkan dengan borates memiliki tingkat "fire retardant" yang lebih tinggi dari pada yang tidak diawetkan.

  • Konstruksi Bambu

    Bambu memiliki kekuatan yang dapat dipersaingkan dengan baja. Karena kelenturan dan kekuatannya yang tinggi, struktur bambu juga merupakan bangunan tahan gempa. Sayangnya, selama ini kekuatan bambu belum diimbangi dengan teknik sambungan yang kuat. Prof. Morisco, mengaplikasikan konstruksi dengan teknik sambungan yang telah teruji kekuatannya di laboratorium dan di lapangan. Berbagai bangunan sekolah, rumah tinggal, gazebo, dan gudang telah didirikan. Paduan antara kekuatan, kejelian arsitek, dan keampuhan bahan pengawet menghasilkan konstruksi yang kuat, tahan gempa, indah, dan awet hingga puluhan tahun.

  • AdlProf. Ir. Morisco, Ph. D., dari UGM, Eko Prawoto Architecture Workshop, serta beberapa desiner dan arsitek muda yang concern terhadap bambu, telah membangun berbagai bangunan bambu.

    Kunci utama keawetan bangunan bambu adalah kombinasi dari pengawetan dan desain bangunan itu sendiri. Pengawetan melindungi bangunan bambu dari musuh biologis yakni kumbang bubuk, rayap dan jamur. Sedangkan desain bambu juga haruslah bersahabat dengan bahan bambu dan mampu melindungi bambu dari kelembaban, air hujan serta panas matahari terik yang dapat merusak fisik bambu.

  • Beberapa jenis bambu yang paling sering digunakan untuk bangunan bambu adalah:Bambu petung/betung (Dendrocalamus asper). Bambu ini tumbuh subur di hampri semua pulau besar di Indonesia. Memiliki dinding yang tebal dan kokoh serta diameter yang dapat mencapai lebih dari 20 cm. Dapat tumbuh hingga lebih 25 meter. Bambu petung banyak digunakan untuk tiang atau penyangga bangunan. Juga sering di belah untuk keperluan reng/usuk bangunan. Bambu petung yang peling umum ada dua jenis yakni petung hijau dan petung hitam.Bambu hitam atau bambu wulung (Gigantochloa atroviolacea). Banyak tumbuh di jawa dan sumatra. Jenis bambu ini dapat mencapai dimeter hingga 14 cm dan tinggi lebih dari 20 meter. Banyak digunakan sebagai bahan bangunan dan perabot bambu karena relatif lebih tahan terhadap hama.Bambu apus atau tali (Gigantochloa apus). Jenis ini banyak digunakan sebagai komponen atap dan dinding pada bangunan. Diameter antara 4 hingga 10 cm. Juga sangat cocok untuk mebel dan kerajinan tangan.

  • Pemanfaatan bambu harus didukung oleh upaya reboisasi dan pengelolaan yang ramah lingkungan. Sangat perlu untuk menjaga ketersediaan bambu, tidak hanya untuk kebutuhan produksi, juga untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan kualitas lingkungan. Bambu menghasilkan biomassa tujuh kali lipat dibanding hutan pepohonan. Selain itu rumpun bambu berperan dalam mencegah erosi karena dapat memperkuat ikatan partikel dan menahan pengikisan tanah. Karenanya, pemanfaatan bambu harus diintegrasikan dengan upaya pelestarian agar bambu tetap tersedia dalam jumlah yang cukup dan kualitas yang baik.