BAHAN AJAR PENDIDIKAN IPS SD - journal.ustjogja.ac.idjournal.ustjogja.ac.id/download/Buku IPS...

45
1 BAHAN AJAR PENDIDIKAN IPS SD Penulis Heri Maria Zulfiati, S.Pd, M.Pd Chairiyah, S.Pd.,M.Pd PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA YOGYAKARTA 2014

Transcript of BAHAN AJAR PENDIDIKAN IPS SD - journal.ustjogja.ac.idjournal.ustjogja.ac.id/download/Buku IPS...

Page 1: BAHAN AJAR PENDIDIKAN IPS SD - journal.ustjogja.ac.idjournal.ustjogja.ac.id/download/Buku IPS I.pdf · 2. hakikat pendidikan IPS ... berkaitan dengan kesesuaian sistem pendidikan

1

BAHAN AJAR

PENDIDIKAN IPS SD

Penulis

Heri Maria Zulfiati, S.Pd, M.Pd

Chairiyah, S.Pd.,M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA

YOGYAKARTA

2014

Page 2: BAHAN AJAR PENDIDIKAN IPS SD - journal.ustjogja.ac.idjournal.ustjogja.ac.id/download/Buku IPS I.pdf · 2. hakikat pendidikan IPS ... berkaitan dengan kesesuaian sistem pendidikan

2

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah, Diktat Bahan ajar tentang

pembelajaran IPS di SD ini dapat diselesaikan.

Tersusunnya dikta bahan ajar ini semoga mendatangkan manfaat yang

besar untuk pendidikan di indonesia pada umunya dan untuk para pendidik pada

khususnya. Penyusunan bahan ajar ini mengalami banyak kesulitan dalam

menyatukan berbagai materi penting untuk disusun agar menjadi sebuah bacaan

yang menarik untuk dibaca, besar harapan kami nantinya bahan ajar ini bisa

terselesaikan dengan baik setelah mendapatkan masukan dari berbagai pihak.

Besar harapan pula agar diktat bahan ajar ini ini nantinya dapat menjadi

salah satu sumber belajar yang baik serta mendatangkan manfaat untuk seluruh

pembaca. Kami menyadari bahwa diktat ini masih jauh dari sempurna, masih

banyak kekurangan dan kelemahannya. Oleh karena itu, adanya kritik dan

masukan dari berbagai pihak untuk menyempurnakan bahan ajar ini sangat

dinantikan.

Yogyakarta, Agustus 2014

Penyusun

Page 3: BAHAN AJAR PENDIDIKAN IPS SD - journal.ustjogja.ac.idjournal.ustjogja.ac.id/download/Buku IPS I.pdf · 2. hakikat pendidikan IPS ... berkaitan dengan kesesuaian sistem pendidikan

3

TINJAUAN MATA KULIAH

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sebagai mata pelajaran di tingkat sekolah

dasar pada hakikatnya merupakan suatu integrasi utuh dari disiplin ilmu-ilmu

sosial dan disiplin ilmu lain yang relevan untuk tujuan pendidikan. Artinya,

berbagai tradisi dalam ilmu sosial termasuk konsep, struktur, cara kerja ilmuwan

sosial, aspek metode maupun aspek nilai yang dikembangkan dalam ilmu-ilmu

sosial, dikemas secara psikologis, pedagogis, dan sosial-budaya untuk

kepentingan pendidikan.

Mata kuliah ini merupakan mata kuliah wajib tempuh di Program Studi

PGSD Universitas Sarjanawiyata Tamansiwa Yogyakarta dengan jumlah SKS 2,

yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif

terhadap pendidikan IPS sehingga para mahasiswa dapat menjadi guru IPS SD

yang profesional dan berkepribadian yang baik. Selain itu, para mahasiswa

diharapkan dapat menerapkan dan mempraktekkan pengetahuan, keterampilan

dan sikap positif tersebut dalam konteks pembelajaran di sekolah dasar sesuai

kondisi lingkungan sekolah dan karaktersitik siswa usia sekolah dasar. Dalam

perkuliahan inipun diperkenalkan berbagai pengembangan konsep pendidikan

IPS, seperti : perspektik dan tujuan pendidikan IPS; pengaruh budaya luar

terhadap budaya local; perubahan dan konflik social; Individu, masyarakat dan

Negara, Produksi, distribusi, konsumsi dan ekonomi kerakyatan dan Konsep

Ilmu, Teknologi, dan Masyarakat dalam Pembelajaran IPS.

Page 4: BAHAN AJAR PENDIDIKAN IPS SD - journal.ustjogja.ac.idjournal.ustjogja.ac.id/download/Buku IPS I.pdf · 2. hakikat pendidikan IPS ... berkaitan dengan kesesuaian sistem pendidikan

4

BAB I

KONSEP PENDIDIKAN IPS DAN

KARAKTERISTIK PENDIDIKAN IPS SD

A. Pendahuluan

Mempelajari Konsep dasar IPS berisi tentang konsep dan karakteristik

pendidikan IPS SD. Dengan mempelajari materi Konsep dasar IPS ini, diharapkan

mahasiswa dapat menjelaskan konsep-konsep IPS yang berpengaruh terhadap

kehidupan masa kini dan masa yang akan datang secara kritis dan kreatif.

Sebagai calon guru SD hendaknya menguasai materi IPS sebagai program

pendidikan. Untuk membantu menguasai materi tersebut maka dalam Konsep

Pendidikan IPS, disajikan pembahasan hal-hal pokok dan latihan sebagai berikut :

1. konsep pendidikan IPS

2. hakikat pendidikan IPS

3. karakteristik pendidikan IPS di SD

B. KONSEP PENDIDIKAN IPS

1. Pengertian IPS

IPS merupakan suatu program pendidikan dan bukan sub-disiplin ilmu

tersendiri, sehingga tidak akan ditemukan baik dalam nomenklatur filsafat

ilmu, disiplin ilmu-ilmu sosial (social science), maupun ilmu pendidikan

(Sumantri. 2001:89). Social Scence Education Council (SSEC) dan National

Council for Social Studies (NCSS), menyebut IPS sebagai “Social Science

Education” dan “Social Studies”. Dengan kata lain, IPS mengikuti cara

pandang yang bersifat terpadu dari sejumlah mata pelajaran seperti: geografi,

ekonomi, ilmu politik, ilmu hukum, sejarah, antropologi, psikologi, sosiologi,

dan sebagainya

Page 5: BAHAN AJAR PENDIDIKAN IPS SD - journal.ustjogja.ac.idjournal.ustjogja.ac.id/download/Buku IPS I.pdf · 2. hakikat pendidikan IPS ... berkaitan dengan kesesuaian sistem pendidikan

5

Dalam bidang pengetahuan sosial, ada banyak istilah. Istilah tersebut

meliputi : Ilmu Sosial (Social Sciences), Studi Sosial (Social Studies) dan

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

1) Ilmu Sosial (Social Science)

Achmad Sanusi memberikan batasan tentang Ilmu Sosial

(Saidihardjo,1996:2) adalah sebagai berikut: “Ilmu Sosial terdiri disiplin-

disiplin ilmu pengetahuan sosial yang bertarap akademis dan biasanya

dipelajari pada tingkat perguruan tinggi, makin lanjut makin ilmiah”.

Menurut Gross (Kosasih Djahiri,1981:1), Ilmu Sosial merupakan

disiplin intelektual yang mempelajari manusia sebagai makluk sosial

secara ilmiah, memusatkan pada manusia sebagai anggota masyarakat dan

pada kelompok atau masyarakat yang ia bentuk.

Nursid Sumaatmadja, menyatakan bahwa Ilmu Sosial adalah cabang

ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia baik secara

perorangan maupun tingkah laku kelompok. Oleh karena itu Ilmu Sosial

adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dan mempelajari

manusia sebagai anggota masyarakat.

2) Studi Sosial (Social Studies).

Perbeda dengan Ilmu Sosial, Studi Sosial bukan merupakan suatu

bidang keilmuan atau disiplin akademis, melainkan lebih merupakan suatu

bidang pengkajian tentang gejala dan masalah social. Tentang Studi Sosial

ini, Achmad Sanusi (1971:18) memberi penjelasan sebagai berikut : Sudi

Sosial tidak selalu bertaraf akademis-universitas, bahkan merupakan

bahan-bahan pelajaran bagi siswa sejak pendidikan dasar.

3) Pengetahuan Sosial (IPS)

Harus diakui bahwa ide IPS berasal dari literatur pendidikan

Amerika Serikat. Nama asli IPS di Amerika Serikat adalah “Social

Studies”. Istilah tersebut pertama kali dipergunakan sebagai nama sebuah

komite yaitu “Committee of Social Studies” yang didirikan pada tahun

Page 6: BAHAN AJAR PENDIDIKAN IPS SD - journal.ustjogja.ac.idjournal.ustjogja.ac.id/download/Buku IPS I.pdf · 2. hakikat pendidikan IPS ... berkaitan dengan kesesuaian sistem pendidikan

6

1913. Tujuan dari pendirian lembaga itu adalah sebagai wadah himpunan

tenaga ahli yang berminat pada kurikulum Ilmu-ilmu Sosial di tingkat

sekolah dan ahli-ahli Ilmu-ilmu Sosial yang mempunyai minat sama.

Definisi IPS menurut National Council for Social Studies (NCSS),

mendefisikan IPS sebagai berikut: social studies is the integrated study of

the science and humanities to promote civic competence. Whitin the school

program, socisl studies provides coordinated, systematic study drawing

upon such disciplines as anthropology, economics, geography, history,

law, philosophy, political science, psychology, religion, and sociology, as

well as appropriate content from the humanities, mathematics, and natural

sciences. The primary purpose of social studies is to help young people

develop the ability to make informed and reasoned decisions for the public

good as citizen of a culturally diverse, democratic society in an

interdependent world.

Pada dasarnya Mulyono Tj. (1980:8) memberi batasan IPS adalah

merupakan suatu pendekatan interdsipliner (Inter-disciplinary Approach)

dari pelajaran Ilmu-ilmu Sosial. IPS merupakan integrasi dari berbagai

cabang Ilmu-ilmu Sosial, seperti sosiologi, antropologi budaya, psikologi

sosial, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik, dan sebagainya. Hal ini

lebih ditegaskan lagi oleh Saidiharjo (1996:4) bahwa IPS merupakan hasil

kombinasi atau hasil pemfusian atau perpaduan dari sejumlah mata

pelajaran seperti: geografi, ekonomi, sejarah, sosiologi, antropologi,

politik.

2. Sejarah Pertumbuhan Ilmu Pengetahuan Sosial

Bidang studi IPS yang masuk ke Indonesia adalah berasal dari Amerika

Serikat, yang di negara asalnya disebut Social Studies. Pertama kali Social

Studies dimasukkan dalam kurikulum sekolah adalah di Rugby (Inggris) pada

tahun 1827, atau sekitar setengah abad setelah Revolusi Industri (abad 18),

yang ditandai dengan perubahan penggunaan tenaga manusia menjadi tenaga

mesin.

Page 7: BAHAN AJAR PENDIDIKAN IPS SD - journal.ustjogja.ac.idjournal.ustjogja.ac.id/download/Buku IPS I.pdf · 2. hakikat pendidikan IPS ... berkaitan dengan kesesuaian sistem pendidikan

7

Latar belakang dimasukkannya Social studies dalam kurikulum sekolah

di Amerika Serikat berbeda dengan di Inggris karena situasi dan kondisi yang

menyebabkannya juga berbeda. Penduduk Amerika Serikat terdiri dari

berbagai macam ras diantaranya ras Indian yang merupakan penduduk asli,

ras kulit putih yang datang dari Eropa dan ras Negro yang didatangkan dari

Afrika untuk dipekerjakan di perkebunan-perkebunan negara tersebut.

Pada awalnya penduduk Amerika Serikat yang multi ras itu tidak

menimbulkan masalah. Baru setelah berlangsung perang saudara antara utara

dan selatan atau yang dikenal dengan Perang Budak yang berlangsung tahun

l861-1865 dimana pada saat itu Amerika Serikat siap untuk menjadi kekuatan

dunia, mulai terasa adanya kesulitan, karena penduduk yang multi ras tersebut

merasa sulit untuk menjadi satu bangsa.

Selain itu juga adanya perbedaan sosial ekonomi yang sangat tajam.

Para pakar kemasyarakatan dan pendidikan berusaha keras untuk menjadikan

penduduk yang multi ras tersebut menjadi merasa satu bangsa yaitu bangsa

Amerika. Salah satu cara yang ditempuh adalah dengan memasukkan social

studies ke dalam kurikulum sekolah di negara bagian Wisconsin pada tahun

1892. Setelah dilakukan penelitian, maka pada awal abad 20, sebuah Komisi

Nasional dari The National Education Association memberikan rekomendasi

tentang perlunya social studies dimasukkan ke dalam kurikulum semua

sekolah dasar dan sekolah menengah Amerika Serikat. Adapun wujud social

studies ketika lahir merupakan semacam ramuan dari mata pelajaran sejarah,

geografi dan civics.

Di samping sebagai reaksi para pakar Ilmu Sosial terhadap situasi sosial

di Inggris dan Amerika Serikat, pemasukan Social Studies ke dalam

kurikulum sekolah juga dilatarbelakangi oleh keinginan para pakar

pendidikan. Hal ini disebabkan mereka ingin agar setelah meninggalkan

sekolah dasar dan menengah, para siswa: (1) menjadi warga negara yang

baik, dalam arti mengetahui dan menjalankan hak-hak dan kewajibannya; (2)

dapat hidup bermasyarakat secara seimbang, dalam arti memperhatikan

Page 8: BAHAN AJAR PENDIDIKAN IPS SD - journal.ustjogja.ac.idjournal.ustjogja.ac.id/download/Buku IPS I.pdf · 2. hakikat pendidikan IPS ... berkaitan dengan kesesuaian sistem pendidikan

8

kepentingan pribadi dan masyarakat. Untuk mencapai tujuan tersebut, para

siswa tidak perlu harus menunggu belajar Ilmu-ilmu Sosial di perguruan

tinggi, tetapi sebenarnya mereka sudah mendapat bekal pelajaran IPS di

sekolah dasar dan menengah. Pengembangan Pendidikan IPS SD 1 - 9

Pertimbangan lain dimasukkannya social studies ke dalam kurikulum

sekolah adalah kemampuan siswa sangat menentukan dalam pemilihan dan

pengorganisasian materi IPS. Agar materi pelajaran IPS lebih menarik dan

lebih mudah dicerna oleh siswa sekolah dasar dan menengah, bahan-

bahannya diambil dari kehidupan nyata di lingkungan masyarakat. Bahan

atau materi yang diambil dari pengalaman pribadi, teman-teman sebaya, serta

lingkungan alam, dan masyarakat sekitarnya. Hal ini akan lebih mudah

dipahami karena mempunyai makna lebih besar bagi para siswa dari pada

bahan pengajaran yang abstrak dan rumit dari Ilmu-ilmu Sosial.

Latar belakang dimasukkannya bidang studi IPS ke dalam kurikulum

sekolah di Indonesia sangat berbeda dengan di Inggris dan Amerika Serikat.

Pertumbuhan IPS di Indonesia tidak terlepas dari situasi kacau, termasuk

dalam bidang pendidikan, sebagai akibat pemberontakan G30S/PKI, yang

akhirnya dapat ditumpas oleh Pemerintahan Orde Baru. Setelah keadaan

tenang pemerintah melancarkan Rencana Pembangunan Lima Tahun

(Repelita). Pada masa Repelita I (1969-1974) Tim Peneliti Nasional di bidang

pendidikan menemukan lima masalah nasional dalam bidang pendidikan.

Kelima masalah tersebut antara lain:

1) Kuantitas, berkenaan dengan perluasan dan pemerataan kesempatan

belajar.

2) Kualitas, menyangkut peningkatan mutu lulusan

3) Relevansi, berkaitan dengan kesesuaian sistem pendidikan dengan

kebutuhan pembangunan.

4) Efektifitas sistem pendidikan dan efisiensi penggunaan sumber daya dan

dana.

Page 9: BAHAN AJAR PENDIDIKAN IPS SD - journal.ustjogja.ac.idjournal.ustjogja.ac.id/download/Buku IPS I.pdf · 2. hakikat pendidikan IPS ... berkaitan dengan kesesuaian sistem pendidikan

9

5) Pembinaan generasi muda dalam rangka menyiapkan tenaga produktif

bagi kepentingan pembangunan nasional.

Pada tahun 2004, pemerintah melakukan perubahan kurikulum kembali

yangn dikenal dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Dalam

kurikulum SD, IPS berganti nama menjadi Pengetahuan Sosial.

Pengembangan kurikulum Pengetahuan Sosial merespon secara positif

berbagai perkembangan informasi, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Hal ini

dilakukan untuk meningkatkan relevansi program pembelajaran Pengetahuan

Sosial dengan keadaan dan kebutuhan setempat.

3. Rasional Mempelajari IPS.

Manusia sebagai salah satu makhluk ciptaan Tuhan YME yang menjadi

penghuni di permukaan planet bumi ini, yang senantiasa berhadapan atau

berhubungan dengan dimensi-dimensi ruang, waktu dan berbagai bentuk

kebutuhan (Needs) serta berbagai bentuk peristiwa baik dalam sekala

individual maupun dalam skala kelompok (satuan social). Berkenaan dengan

sebagian dari hakikat dari makhluk manusia tadi, dan kemudian dihadapkan

pada beberapa disiplin ilmu social, maka tentu saja terdapat relasi, relevansi

dan fungsi yang cukup signifikan. Dimensi ruang (permukaan bumi) dengan

segala fenomenannya, sangat relevan menjadi objek atau kajian geografi.

Sedangkan dimensi manusia baik dalam skala individual maupun dalam skala

kelompok (masyarakat dan satuan social lainnya) sangat relevan menjadi

bahan kajian atau telaah disiplin sosiologi dan psikologi social. Kemudian

dimensi waktu dan peristiwa-peristiwa yang dialami manusia dari waktu ke

waktu sangat relevan menjadi objek /bahan kajian bagi disiplin ilmu

sejarah.sedangkan dimensi kebutuhan (needs) yang senantiasa memiliki

karakteristik atau sifat keterbatasan(kelangkaan) sangat tepat menjadi objek

kajian bagi disiplin ilmu ekonomi..

Rasionalisasi mempelajari IPS untuk jenjang pendidikan dasar dan

menengah adalah agar siswa dapat:

Page 10: BAHAN AJAR PENDIDIKAN IPS SD - journal.ustjogja.ac.idjournal.ustjogja.ac.id/download/Buku IPS I.pdf · 2. hakikat pendidikan IPS ... berkaitan dengan kesesuaian sistem pendidikan

10

1) Mensistematisasikan bahan, informasi, dan atau kemampuan yang telah

dimiliki tentang manusia dan lingkungannya menjadi lebih bermakna.

2) Lebih peka dan tanggap terhadap berbagai masalah sosial secara rasional

dan bertanggung jawab.

3) Mempertinggi rasa toleransi dan persaudaraan di lingkungan sendiri dan

antar manusia.

IPS atau disebut Pengetahuan Sosial pada kurikulum 2004, merupakan

satu mata pelajaran yang diberikan sejak SD dan MI sampai SMP dan MTs.

Untuk jenjang SD dan MI Pengetahuan Sosial memuat materi Pengetahuan

Sosial dan Kewarganegaraan.

Pada haikatnya, pengetahuan Sosial sebabagi suatu mata pelajaran yang

menjadi wahana dan alat untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan, antara lain:

1) Siapa diri saya?

2) Pada masyarakat apa saya berada?

3) Persyaratan-persyaratan apa yang diperlukan diri saya untuk menjadi

anggota suatu kelompok masyarakat dan bangsa?

4) Apa artinya menjadi anggota masyarakat bangsa dan dunia?

5) Bagaimanakah kehidupan manusia dan masyarakat berubah dari waktu

ke waktu?

Pertanyaan-pertanyaan tersebut harus dijawab oleh setiap siswa, dan

jawabannya telah dirancang dalam Pengetahuan sosial secara sistematis dan

komprehensip. Dengan demikian, Pengetahuan Sosial diperlukan bagi

keberhasilan siswa dalam kehidupan di masyarakat dan proses menuju

kedewasaan.

C. Rangkuman

IPS merupakan bidang studi baru, karena dikenal sejak diberlakukan

kurikulum 1975. Dikatakan baru karena cara pandangnya bersifat terpadu,

artinya bahwa IPS merupakan perpaduan dari sejumlah mata pelajaran

sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi. Adapun perpaduan ini

Page 11: BAHAN AJAR PENDIDIKAN IPS SD - journal.ustjogja.ac.idjournal.ustjogja.ac.id/download/Buku IPS I.pdf · 2. hakikat pendidikan IPS ... berkaitan dengan kesesuaian sistem pendidikan

11

disebabkan mata pelajaran-mata pelajaran tersebut mempunyai kajian yang

sama yaitu manusia.

Pendidikan IPS penting diberikan kepada siswa pada jenjang

pendidikan dasar dan menengah, karena siswa sebagai anggota masyarakat

perlu mengenal masyarakat dan lingkungannya. Untuk mengenal masyarakat

siswa dapat beljar melalui media cetak, media elektronika, maupun secara

langsung melalui pengalaman hidupnya ditengah-tengah msyarakat. Dengan

pengajaran IPS, diharapkan siswa dapat memiliki sikap peka dan tanggap

untuk bertindak secara rasional dan bertanggungjawab dalam memecahkan

masalah-masalah sosial yang dihadapi dalam kehidupannya.

D. Evaluasi

E. Daftar Pustaka

Page 12: BAHAN AJAR PENDIDIKAN IPS SD - journal.ustjogja.ac.idjournal.ustjogja.ac.id/download/Buku IPS I.pdf · 2. hakikat pendidikan IPS ... berkaitan dengan kesesuaian sistem pendidikan

12

BAB II

HAKIKAT DAN TUJUAN IPS SD

A. Pendahuluan

IPS di tingkat persekolahan itu sendiri mempunyai perbedaan makna,

disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik khususnya

antara IPS untuk SD, SMP, SMA, dan untuk Perguruan Tinggi. Dalam

Kurikulum 1975, pendidikan ilmu sosial kemudian ditetapkan dengan nama

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). IPS merupakan sebuah mata pelajaran yang

dipelajari dari tingkat pendidikan dasar sampai dengan perguruan tinggi pada

jurusan atau program studi tertentu.

IPS terbentuk dengan tujuan untuk mengembangkan kompetensi dan

keterampilan hidup bernegara peserta didik. Agar dapat meningkatkan

ketrampilan sosial peserta didik. Karena dengan mempunyai keterampilan

diharapkan peserta didik tidak hanya cerdas secara akademis tetapi juga

cerdas emosional dan dapat mengendalikan perilakunya di kehidupan dan

lingkungan masyarakat.

Pengertian social studies menurut (James A. Banks 1990:3;Sapriya,

2007:3)

The social studies is that part of the elementary and high school

curriculum which has the primary responpisibility for helping students to

develop the knowledge, skiils, attitudes, and values needed to participate in

the civic life of their local communities, the nation, and the world.

IPS merupakan suatu program pendidikan dan bukan sub-disiplin ilmu

tersendiri, sehingga tidak akan ditemukan baik dalam nomenklatur filsafat

ilmu, disiplin ilmu-ilmu sosial (social science), maupun ilmu pendidikan

(Sumantri. 2001:89). Social Scence Education Council (SSEC) dan National

Council for Social Studies (NCSS), menyebut IPS sebagai “Social Science

Education” dan “Social Studies”. Dengan kata lain, IPS mengikuti cara

pandang yang bersifat terpadu dari sejumlah mata pelajaran seperti: geografi,

Page 13: BAHAN AJAR PENDIDIKAN IPS SD - journal.ustjogja.ac.idjournal.ustjogja.ac.id/download/Buku IPS I.pdf · 2. hakikat pendidikan IPS ... berkaitan dengan kesesuaian sistem pendidikan

13

ekonomi, ilmu politik, ilmu hukum, sejarah, antropologi, psikologi, sosiologi,

dan sebagainya

Dalam bidang pengetahuan sosial, ada banyak istilah. Istilah tersebut

meliputi : Ilmu Sosial (Social Sciences), Studi Sosial (Social Studies) dan

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

Dalam konteks perkembangan pendidikan “social studies” di

Indonesia konsep dan praktis pendidika demokrasi yang dimakemas sebagai

“citizenship education atau pendidikan kewarganegaraan” berkedudukan

sebagai salah satu dimensi tujuan, konten, dan proses “social studies” atau

pendidikan IPS, yang pada dasarnya berintikian pengembangan warga negara

agar mampu hidup secara demokratis merupakan bagian sangat penting.

B. Pengertian dan Konsep Dasar IPS

Ilmu pengetahuan sosial disingkat IPS merupakan nama mata pelajaran

ditingkat sekolah dasar dan menengah atau nama program studi di perguruan

tinggi yang identik dengan istilah “social studies” dan kurikulum

persekolahan di negara lain, khususnya di negara barat Australia dan amerika

Serikat. Pengertian memiliki perbedaan makna pada setiap tingkat

sekolahan.

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai

cabang disiplin ilmu sosial seperti misalnya : sejarah, geografi, ekonomi,

sosiologi, antropologi, politik, psikologi, dan sebagainya. Disiplin ilmu

tersebut mempunyai keterpaduan yang tinggi karena geografi memberikan

wawasan yang berkenaan dengan wilayah-wilayah, sejarah memberikan

wawasan tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa lampau,

ekonomi memberikan wawasan tentang berbagai macam kebutuhan manusia

dan sosiologi atau antropologi memberikan wawasan yang berkenaan dengan

nilai-nilai, kepercayaan, struktur social, lalu ilmu politik lebih kepada

mengkaji hubungan antara warga dengan warga negaranya, serta negara

Page 14: BAHAN AJAR PENDIDIKAN IPS SD - journal.ustjogja.ac.idjournal.ustjogja.ac.id/download/Buku IPS I.pdf · 2. hakikat pendidikan IPS ... berkaitan dengan kesesuaian sistem pendidikan

14

dengan negaranya, dan psikologi membahas mengenai kondisi kejiwaan

seseorang atau manusia.

Bidang studi IPS, pada hakikatnya merupakan perpaduan pengetahuan

sosial. Untuk tingkat Sekolah Dasar (SD) intinya merupakan perpaduan

antara geografi dan sejarah. Untuk Sekolah Lanjut Menengah Pertama

(SLTP) intinya merupakan perpaduan antara geografi, sejarah dan ekonomi

koperasi. Sedangkan untuk Sekolah Lanjut Tingkat Atas (SLTA) intinya

adalah perpaduan antara geografi, sejarah dan ekonomi koperasi dan

Antropologi.di tingkat perguruan tinggi, bidang studi IPS ini dikenal sebagai

studi sosial. IPS atau studi Sosial ini, merupakan perpaduan dari berbagai

bidang keilmuan Ilmu Sosial. Studi Sosial memiliki perbedaan yang prinsipiil

dengan ilmu-ilmu sosial.

C. Tujuan Pembelajaran IPS

Tujuan yang dikemukakan di sini adalah tujuan yan mungkin dapat

dicapai pendidikan ilmu-ilmu sosial yang dikembangkan berdasarkan

pemikiran filosofis keilmuan dan kependidikan. Tujuan pendidikan ilmu-ilmu

sosial yang dibahas disini pada hakikatnya adalah pendidikan suatu disiplin

ilmu. Dapat dikatakan tujuan pendidikan ilmu-ilmu pengetahua sosial adalah

mengembangkan kemampuan siswa dalam menguasai disiplin ilmu-ilmu

sosial untuk mencapai tujuan pendidikan yang lebih tinggi.

Tujuan yang lebih tinggi terkandung makna bahwa tujuan yang harus

dicapai pendidikan ilmu-ilmu pengetahuan soaial lebih luas. Keluasan tujuan

itu dapat dicapai mengingat pendidikan ilmu-ilmu sosial adalah wahana

pendidikan. Sebagai wahana pendidikan maka kepedulian yang paling utama

adalah kepentingan bangsa, masyarakat, dan pribadi siswa dan oleh karena itu

tujuan pendidikan ilmu-ilmu sosial dan ilmu-ilmu lainnya haruslah dikaitkan

dengan fungsinya sebagai wahana pendidikan.

Page 15: BAHAN AJAR PENDIDIKAN IPS SD - journal.ustjogja.ac.idjournal.ustjogja.ac.id/download/Buku IPS I.pdf · 2. hakikat pendidikan IPS ... berkaitan dengan kesesuaian sistem pendidikan

15

Atas dasar pemikiran tersebut maka tujuan pendidikan ilmu-ilmu

sosial dikelompokan dalam tiga kategori yaitu pengembangan kemampuan

intelektual siswa, pengembangan kemampuan dan rasa tanggung jawab

sebagai anggota masyarakat dan bangsa, serta pengembangan diri siswa

sebagai pribadi. Tujuan pertama berorientasi pada pengembangan

kemampuan intelektual yang berhubungan dengan diri siswa dan kepentingan

ilmu, tujuan kedua berorientasi pada pengembangan diri siswa dan

kepentingan masyarakat, sedangkan tujuan ketiga lebih berorientasi pada

pengembangan pribadi siswa baik untuk kepentinagan dirinya, masyarakat

maupun ilmu.

Pengembangan kemampuan intelektual adalah tujuan yang

mengembangkan kemampuan siswa dalam memahami disiplin ilmu sosial,

kemampuan berpikir dalam disiplin ilmu-ilmu sosial, serta kemampuan

prosesual dalam mencari informasi, mengolah informasi, dan

mengkomunikasikan hasil temuan. Walaupun tujuan ini tidak dapat

dilepaskan dari pengembangan pribadi siswa, kepedulian utama dari tujuan

dalam kategori ini ialah kepentingan disiplin ilmu-ilmu sosial.

Pengembangan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial dapat

disebut secara singkat sebagai kemampuan sossial. Tujuan ini

mengembangkan kemampuan dan tingkat tanggung jawab siswa sebagai

anggota masyarakat.oleh karena itu dalam tujuan ini dikembangka pula

kemampuannya, seperti berkomunikasi dengan anggota masyarakat lainnya,

rasa tanggung jawab sebagai warganegara dan warga dunia, kemampuan

berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan kemasyarakatan dan bangsa.

Termasuk dalam tujuan ini ialah pengembangan pemahaman dan sikap positif

siswa terhadap nilai, norma, dan moral yang berlaku dalam masyarakat.

Tujuan yan mengembangkan kepribadian siswa berkenaan dengan

pengembangan sikap, nilai, norma, dan moral yang menjadi antara siswa.

Kemauan untuk terus menerus mengembangkan diri melalui belajar di

Page 16: BAHAN AJAR PENDIDIKAN IPS SD - journal.ustjogja.ac.idjournal.ustjogja.ac.id/download/Buku IPS I.pdf · 2. hakikat pendidikan IPS ... berkaitan dengan kesesuaian sistem pendidikan

16

jenjang pendidikan lebih lanjut maupun di luar jalur pendidikan persekolahan,

pembentukan kebiasaan positif untuk kehidupan pribadinya, serta sikap

positif terhadap diri untuk memacu perkembangan diri sebagai pribadi,

kemajuan masyarakat atau bangsa, dan juga ilmu pengetahuan, adalah tujuan

yang termasuk ke dalam kelompok tujuan pengembangan diri pribadi siswa.

C. Rangkuman

IPS merupakan perpaduan mata pelajaran geografi, ekonomi, sejarah,

antropologi, sosiologi, politik, psikologi yang diberikan kepada anak-anak usia

Sekolah Dasar (SD), Sekolah Lanjut Menengah Pertama (SLTP), Sekolah

Lanjut Tingkat Akhir (SLTA), dan Perguruan Tinggi dengan perpaduan mata

pelajaran IPS yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan dan tingikat usia

peserta didik menjadi warganegara dan warga masyarakat yang tahu akan hak

dan kewajibannya, yang juga memiliki tanggung jawab atas kesejahteraan

bersama yang seluas-luasnya.

Pendidikan ilmu pengetahuan sosial juga memiliki tujuan yang lebih

tinggi terkandung makna bahwa tujuan yang harus dicapai pendidikan ilmu-

ilmu pengetahuan soaial lebih luas. Keluasan tujuan itu dapat dicapai

mengingat pendidikan ilmu-ilmu sosial adalah wahana pendidikan. Sebagai

wahana pendidikan maka kepedulian yang paling utama adalah kepentingan

bangsa, masyarakat, dan pribadi siswa dan oleh karena itu tujuan pendidikan

ilmu-ilmu sosial dan ilmu-ilmu lainnya haruslah dikaitkan dengan fungsinya

sebagai wahana pendidikan.

Tujuan pendidikan ilmu-ilmu sosial dikelompokan dalam tiga kategri

yaitu pengembangan kemampuan intelektual siswa, pengembangan

kemampuan dan rasa tanggung jawab sebagai anggota masyarakat dan bangsa,

serta pengembangan diri siswa sebagai pribadi. Tujuan pertama berorientasi

pada pengembangan kemampuan intelektual yang berhubungan dengan diri

siswa dan kepentingan ilmu, tujuan kedua berorientasi pada pengembangan diri

Page 17: BAHAN AJAR PENDIDIKAN IPS SD - journal.ustjogja.ac.idjournal.ustjogja.ac.id/download/Buku IPS I.pdf · 2. hakikat pendidikan IPS ... berkaitan dengan kesesuaian sistem pendidikan

17

siswa dan kepentingan masyarakat, sedangkan tujuan ketiga lebih berorientasi

pada pengembangan pribadi siswa baik untuk kepentinagan dirinya,

masyarakat maupun ilmu

D. Evaluasi

1. Diskusikan dengan 3 orang atau 2 teman Anda, tentang pengertian IPS

yang dikemukakan oleh para ahli, kemudian rumuskan dengan kata-kata

sendiri pengertian IPS menurut Anda.

2. Dimana letak perbedaan antara ilmu sosial (social Science), dan studi

sosial (social Studies)!

Page 18: BAHAN AJAR PENDIDIKAN IPS SD - journal.ustjogja.ac.idjournal.ustjogja.ac.id/download/Buku IPS I.pdf · 2. hakikat pendidikan IPS ... berkaitan dengan kesesuaian sistem pendidikan

18

BAB III

PERUBAHAN DAN KONFLIK SOSIAL

A. Pendahuluan

Pokok bahasan ini sangat penting dipahami termasuk oleh Anda sebagai

praktisi pendidikan mengingat bahwa manusia merupakan makhluk sosial.

Kedudukan manusia sebagai makhluk sosial ditunjukkan oleh adanya saling

ketergantungan antara individu yang satu dengan individu yang lainnya.

Dalam suasana saling ketergantungan tersebut terkadang timbul

ketidakharmonisan yang berujung pada timbulnya konflik sosial berkenaan

dengan predikat manusia sebagai makhluk sosial. Dalam kehidupan sehari-

hari baik perorangan maupun kelompok, manusiaselalu menunjukkan

perilaku dan tindakan sosial untuk mendapatkan respons dari pihak lain

Sehingga terjadi interaksi sosial. Dalam melakukan tindakan dan

interaksi sosial tersebut terdapat kaidah-kaidah yang harus ditaati oleh setiap

anggota masyarakat untuk mewujudkan dan memelihara kelanggengan hidup

bermasyarakat. Tetapi walaupun demikian, sering muncul perilaku yang tidak

sesuai dengan kaidah tersebut sehingga menjadi salah satu pemicu terjadinya

perubahan sosial. Perubahan sosial ke arah kemajuan merupakan hal yang

harus diusahakan dan menghindari perubahan yang bersifat destruktif, karena

setiap orang yang berada dalam kelompoknya atau masyarakatnya akan selalu

mengidamkan kehidupan yang lebih baik. Untuk itu, dalam kehidupan

bermasyarakat perlu adanya proses sosialisasi serta kaidah yang mengatur dan

upaya untuk mengatasi berbagai konflik yang muncul serta menerima hal-hal

baru yang tidak bertentangan dengan kaidah yang sudah ada untuk

mendorong terjadinya perubahan sosial yang diharapkan ke arah yang lebih

baik

B. Konflik dan Perubahan Sosial

Page 19: BAHAN AJAR PENDIDIKAN IPS SD - journal.ustjogja.ac.idjournal.ustjogja.ac.id/download/Buku IPS I.pdf · 2. hakikat pendidikan IPS ... berkaitan dengan kesesuaian sistem pendidikan

19

Konflik sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia. Ketika orang

memperebutkan sebuah area, mereka tidak hanya memperebutkan sebidang

tanah saja, namun juga sumber daya alam seperti air dan hutan yang

terkandung di dalamnya. Upreti (2006) menjelaskan bahwa pada umunya

orang berkompetisi untuk memperebutkan sumber daya alam karena empat

alasan utama. Pertama, karena sumber daya alam merupakan “interconnected

space” yang memungkinkan perilaku seseorang mampu mempengaruhi

perilaku orang lain. Sumber daya alam juga memiliki aspek “social space”

yang menghasilkan hubungan-hubungan tertentu diantara para pelaku. Selain

itu sumber daya alam bisa menjadi langka atau hilang sama sekali terkait

dengan perubahan lingkungan, permintaan pasar dan distribusi yang tidak

merata. Yang terakhir, sumber daya alam pada derajat tertentu juga menjadi

sebagai simbol bagi orang atau kelompok tertentu.

Konflik merupakan kenyataan hidup, tidak terhindarkan dan sering

bersifat kreatif. Konflik terjadi ketika tujuan masyarakat tidak sejalan, berbagai

perbedaan pendapat dan konflik biasanya bisa diselesaikan tanpa kekerasaan,

dan sering menghasilkan situasi yang lebih baik bagi sebagian besar atau

semua pihak yang terlibat (Fisher, 2001).

Dalam setiap kelompok social selalu ada benih-benih pertentangan antara

individudan individu, kelompok dan kelompok, individu atau kelompok

dengan pemerintah. Pertentangan ini biasanya berbentuk non fisik. Tetapi

dapat berkembang menjadi benturan fisik, kekerasaan dan tidak berbentuk

kekerasaan. Konflik berasal dari kata kerja Latin, yaitu configure yang berarti

saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses

sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu

pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkan atau

membuatnya tidak berdaya.

C. Ragkuman

D. Evaluasi

Page 20: BAHAN AJAR PENDIDIKAN IPS SD - journal.ustjogja.ac.idjournal.ustjogja.ac.id/download/Buku IPS I.pdf · 2. hakikat pendidikan IPS ... berkaitan dengan kesesuaian sistem pendidikan

20

BAB IV

Produksi, Konsumsi, Distribusi,

dan Ekonomi Kerakyatan

A. Pendahuluan

Sebagian besar masyarakat tidak pernah memikirkan bagaimana barang atau

jasa sebagai alat pemuas kebutuhan itu di produksi, siapa yang memproduksi dan

mendistribusikannya, siapa pemilik faktor-faktor produksi dan siapa yang

mengaturnya. Padahal mulai produksi, distribusi dan konsumsi itu merupakan

rangkaian yang saling berkaitan. Konsumen tidak bias melakukan konsumsi bila

produsen tidak memproduksi barang/jasa. Apalagi jika distributor tidak

menjalankan fungsinya. Begitupun sebaliknya produsen dan distributor tidak ada

gunanya, jika konsumen tidak ada.

Oleh karena itu, produksi, distribusi dan konsumsi dalam rangka pemenuhan

kebutuhan hidup merupakan kegiatan yang saling berkaitan. Konsumen tidak bisa

melakukan konsumsi bila produsen tidak memproduksi barang/jasa. Apalagi jika

distributor tidak menjalankan fungsinya. Begitu pun sebaliknya produsen dan

distributor tidak ada gunanya jika konsumen tidak ada. Oleh karena itu, produksi,

distribusi dan konsumsi dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup merupakan

kegiatan yang saling berkaitan.

B. Produksi

o Pengertian Produksi

Produksi adalah setiap kegiatan yang ditujukan untuk menghasilkan barang

dan jasa. Dalam pengertian yang lebih luas, produksi didefinisikan sebagai setiap

tindakan yang ditujukan untuk menciptakan atau menambah „nilai‟ guna suatu

barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia. Dengan demikian, tidak

Page 21: BAHAN AJAR PENDIDIKAN IPS SD - journal.ustjogja.ac.idjournal.ustjogja.ac.id/download/Buku IPS I.pdf · 2. hakikat pendidikan IPS ... berkaitan dengan kesesuaian sistem pendidikan

21

semua kegiatan/ proses produksi adalah berupa perubahan bentuk suatu

barang.Nilai barang dan jasa tersebut dibedakan menjadi:

o Nilai penggunaan subjektif atau guna ialah kesanggupan barang jasa

untuk memuaskan kebutuhan manusia.

o Nilai penggunaan objektif yaitu arti yang diberikan seseorang kepada

suatu barang atau jasa tertentu untuk memuaskan kebutuhannya.

Untuk menciptakan dan atau menambah nilai guna suatu barang dapat

ditempuh melalui:

o Mengubah suatu bentuk barang menjadi barang baru (kegunaan

bentuk/ form utility).

o Memindahkan suatu barang dari suatu tempat ke tempat lain

(kegunaan tempat/ place utility).

o Mengatur waktu penggunaan suatu barang (kegunaan waktu/time

utility).

o Menciptakan suatu jasa (kegunaan jasa/ service utility).

Barang-barang yang dihasilkan dalam suatu proses produksi dapat

dibedakan menjadi:

Barang konsumsi, yakni barang-barang yang langsung dapat

memuaskan pemakai (konsumen)

Barang produksi, yakni barang-barang yang sengaja diproduksi

untuk proses produksi selanjutnya atau untuk menghasilkan barang-

barang lain.

Perbedaan antara barang produksi dan konsumsi tidak selalu jelas.

Hal itu dikarenakan pada kondisi tertentu suatu barang dapat dapat

digolongkan sebagai barang konsumsi, tetapi di saat lain justru

digolongkan sebagai barang produksi.

Page 22: BAHAN AJAR PENDIDIKAN IPS SD - journal.ustjogja.ac.idjournal.ustjogja.ac.id/download/Buku IPS I.pdf · 2. hakikat pendidikan IPS ... berkaitan dengan kesesuaian sistem pendidikan

22

2. Faktor Produksi

Barang dan jasa akan terus mengalir, namun untuk memenuhi kebutuhan

akan kedua hal itu akan selalu mempunyai batas. Hal ini dikarenakan proses

produksi memerlukan sumber-sumber ekonomi, dan dari sebagian sumber-sumber

ekonomi yang tersedia selalu terbatas jumlahnya. Mansfield mengungkapkan

sumber daya adalah materi/ bahan atau jasa yang digunakan untuk menghasilkan

barang-barang atau jasa-jasa yang dapat digunakan untuk memuaskan berbagai

keinginan manusi, seluruh sumber daya yang keberadaannya langka disebut

sebagai sumber daya ekonomi, tidak peduli sekaya apapun suatu masyarakat, dia

tetap saja memiliki keterbatasan jumlah sumber dayanya.

Sumber daya ekonomi merupakan sumber-sumber atau faktor-faktor

produksi yang bersifat langka yang digunakan dengan tujuan untuk memperoleh

keuntungan seoptimal mungkin. Faktor produksi dikelompokkan kedalam empat

kategori:

1. Land (Sumber Daya Alam)

McConnell (1999) berpendapat, land atau alam berkaitan dengan seluruh

sumber daya yang bersifat alami –semua yang sudah tersedia di bumi

yang dapat digunakan dalam proses produksi. Tanah, air, matahari,

hutan, mineral, dan minyak bumi termasuk primary faktor (faktor

utama) bagi produksi di samping tenaga kerja. Seluruh sumber daya

alam merupakan faktor produksi asli karena sudah tersedia dengan

sendirinya tanpa harus diminta oleh manusia.

2. Capital (Modal)

McConnell (1999) menyatakan, modal atau barang-barang investasi

berkaitan dengan keselutuhan bahan dan alat yang dilibatkan dalam

proses produksi seperti alat (perkakas), mesin, perlengkapan, pabrik,

Page 23: BAHAN AJAR PENDIDIKAN IPS SD - journal.ustjogja.ac.idjournal.ustjogja.ac.id/download/Buku IPS I.pdf · 2. hakikat pendidikan IPS ... berkaitan dengan kesesuaian sistem pendidikan

23

gudang, pengangkutan, dan fasilitas distribusi yang digunakan

memproduksi barang dan jasa bagi konsumen akhir. Mansfield

berpendapat senada, kapital berhubungan dengan bangunan, peralatan,

persediaan, dan sumber daya produksi lainnya yang memberikan

kontribusi pada aktivitas produksi, pemasaran, dan pendistribusian

barang-barang.

Modal tidak hanya terbatas pada uang tetapi lebih mengarah pada

keseluruhan kolektivitas atau akumulasi barang-barang modal yang oleh

Jackson dan McConnell disebut sebagai investasi. Investasi hanya bisa

terwujud jika ada tabungan masyarakat. Kegiatan ini akan sangat sulit

dilakukan bila tingkat pendapatan masyarakat rendah.

3. Labour (Tenaga Kerja)

Menurut Spencer, tenaga kerja merupakan istilah yang luas yang

digunakan para ahli ekonomi yang menunjuk pada bakat mental yang

dimiliki laki-laki maupun perempuan yang dapat digunakan untuk

memproduksi barang dan jasa.

Ahli ekonomi Marxisme, Mao Ze Dong, memandang tenaga kerja dalam

proses produksi merupakan unsur yang paling mendasar. Pengetahuan

yang dimiliki seseorang akan banyak bergantung pada aktivitas yang

dilakukan orang tersebut dalam proses produksi. Singkatnya,

keterlibatan dalam produksi merupakan sumber utama pengetahuan

seseorang.

Sebagai salah satu faktor produksi, tenaga kerja dapat digolongkan:

a. Tenaga kerja terdidik (skilled labour), yaitu golongan tenaga kerja

yang telah mengikuti jenis dan jenjang pendidikan tertentu.

Page 24: BAHAN AJAR PENDIDIKAN IPS SD - journal.ustjogja.ac.idjournal.ustjogja.ac.id/download/Buku IPS I.pdf · 2. hakikat pendidikan IPS ... berkaitan dengan kesesuaian sistem pendidikan

24

b. Tenaga kerja terlatih (trained labour), yaitu golongan tenaga kerja

yang telah mengikuti pelatihan dan memiliki pengalaman tertentu.

c. Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih (unskilled labour),

yaitu golongan tenaga kerja yang menangani pekerjaan yang tidak

memiliki keahlian khusus.

4. Entrepreneurial ability (kewirausahaan)

Wirausaha walaupun sama-sama merupakan human resources seperti

labour, namun dalam pembahasan faktor produksi dipisahkan karena

dalam diri seorang wirausaha terdapat seperangkat bakat. McConnell

(1999) menyatakan: Seorang wirausaha mengambil inisiatif

mengkombinasikan sumber daya alam, modal, dan tenaga kerja untuk

memproduksi barang dan jasa, baik dalam perannya sebagai pembakar

semangat karyawan atau sebagai katalisator. Seorang wirausaha

memiliki pekerjaan membuat keputusaan-keputusan yang berkenaan

dengan kebijakan dasar usaha, yakni keputusan tidak rutin yang menjadi

acuan jalannya bisnis perusahaan. Seorang wirausaha merupakan

inovator, berupaya mengenalkan dasar-dasar bisnis sebuah produk baru,

teknik-teknik produk baru, bahkan format baru organisasi perusahaan.

Seorang wirausaha haruslah berani menanggung risiko. Risikonya bukan

hanya waktu, usaha, dan reputasi bisnisnya, tetapi juga investasi dana

dan keseluruhan aspek yang berkaitan dengan pemegang saham.

C. Distribusi dan Konsumsi

Distribusi merupakan setiap tindakan atau usaha yang dilakukan baik oleh

orang atau lembaga yang ditujukan untuk menyalurkan barang-barang dan jasa-

jasa dari produsen ke konsumen. Produsen perlu memikirkan saluran yang

bagaimana yang akan dipilih untuk menyalurkan barang dan jasanya dengan tepat

Page 25: BAHAN AJAR PENDIDIKAN IPS SD - journal.ustjogja.ac.idjournal.ustjogja.ac.id/download/Buku IPS I.pdf · 2. hakikat pendidikan IPS ... berkaitan dengan kesesuaian sistem pendidikan

25

dan biaya murah. kegiatan distribusi secara ekonomi merupakan suatu upaya

untuk memberikan kegunaan waktu dan tempat.

Dalam memutuskan saluran distribusi biasanya melibatkan: Jumlah pedagang

perantara yang akan dilibatkan, bagaimana memelihara saluran-saluran

komunikasai antara berbagai tingkat dari pedagang perantara, seleksi pedagang

perantara yang khusus, penempatan menurut letak geografis dari persediaan

barang, lokasi dari pusat-pusat distribusi.

Menurut Vernon dan Jackson (1990), berdasarkan intensitasnya, jenis saluran

distribusi dapat dibagi dalam 3 jenis:

a. Bentuk intensif, merupakan jenis saluran yang memanfaatkan banyak

pedagang besar dan kecil.

b. Bentuk selektif, hanya memanfaatkan beberapa grosir dan sejumlah kecil

pengecer (retailer).

c. Bentuk eksklusif, hanya melibatkan satu perantara dalam lingkungan

masyarakat tertentu untuk menangani produk.

Konsumsi merupakan tindakan pemenuhan kebutuhan atau tindakan

menghabiskan dan atau mengurangi nilai guna suatu barang atau jasa.Pengertian

konsumsi dalam arti luas Konsumsi adalah kegiatan untuk mengurangi atau

menghabiskan nilai guna suatu barang atau jasa, baik secara sekaligus maupun

berangsur-angsur untuk memenuhi kebutuhan. Barang dan jasa yang dikonsumsi

dapat dibedakan menjadi dua macam antara lain berikut.

1. Barang sekali pakai, seperti makanan, minuman, dan obat-obatan.

2. Barang yang dipakai beberapa kali atau tidak habis sekaligus, akan tetapi

digunakan sedikit demi sedikit (bertahap), seperti pakaian, sepatu, tas,

Page 26: BAHAN AJAR PENDIDIKAN IPS SD - journal.ustjogja.ac.idjournal.ustjogja.ac.id/download/Buku IPS I.pdf · 2. hakikat pendidikan IPS ... berkaitan dengan kesesuaian sistem pendidikan

26

perabot rumah tangga, komputer, dan kendaraan. Orang yang memakai,

menghabiskan atau mengurangi kegunaan barang atau jasa disebut

konsumen. Dengan kata lain, konsumen adalah orang yang melakukan

kegiatan konsumsi.

Tujuan konsumsi adalah untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai kepuasan

yang maksimal agar tercapai kemakmuran, kesejahteraan, dan kehidupan yang

layak.

Perilaku konsumen sejalan dengan hukum permintaan yang berbunyi: Bila

harga suatu barang naik maka jumlah barang yang diminta konsumen terhadap

barang tersebut akan turun, sebaliknya bila harga barang tersebut turun maka

jumlah barang yang diminta akan naik.

D. Ekonomi Kerakyatan

o Latar belakang

Pasca perang dunia kedua, konsep ekonomi yang paling dominan adalah

pemikiran yang diwarnai teori pertumbuhan sebagai kekuatan utama yang dapat

membawa kesejahteraan bagi masyarakat. Teori pertumbuhan berpandangan,

investasi termasuk penggunaan teknologi modern akan menghasilkan

pertumbuhan ekonomi sehingga terjadi penyerapan tenaga kerja atas dasar upah.

Faktanya, tidak semua negara mereguk kesuksesan. Sebab sejumlah kasus

berbicara bahwa pertumbuhan tidak bisa dinikmati rakyat hingga lapisan bawah.

Bahkan di beberapa negara berkembang kesenjangan sosial ekonomi semakin

lebar. Karenanya di Indonesia digagas konsep pembangunan yang bertumpu pada

manusia dan berakar kerakyatan yang dikenal sebagai ekonomi kerakyatan.

Konsep ekonomi kerakyatan dilakukan sebagai strategi membangun kesejahteraan

dengan lebih memberdayakan masyarakat.

o Ekonomi Kerakyatan dan Pemberdayaan Masyarakat

Page 27: BAHAN AJAR PENDIDIKAN IPS SD - journal.ustjogja.ac.idjournal.ustjogja.ac.id/download/Buku IPS I.pdf · 2. hakikat pendidikan IPS ... berkaitan dengan kesesuaian sistem pendidikan

27

Pemberdayaan masyarakat menurut Kartasasmita memiliki dua arah yakni:

1) Melepaskan belenggu kemiskinan dan keterbelakangan, 2) memperkuat posisi

lapisan masyarakat dalam struktur kekuasaan. Pemberdayaan masyarakat dalam

pembangunan ekonomi merupakan strategi yang merangkum nilai-nilai sosial.

Konsep tersebut merupakan paradigma baru yang bersifat people centered

(berpusat pada masyarakat), participatory (partisipasi), empowering

(pemberdayaan), dan sustainable (berkelanjutan).

Menurut Kartasasmita (1996), pemberdayaan masyarakat dalam

pembangunan ekonomi dapat dilihat dari 3 sisi yaitu: menciptakan suasana atau

iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang, memperkuat potensi

atau daya yang dimiliki masyarakat, serta memberdayakan juga berarti

melindungi sehingga dalam pemberdayaan harus dicegah yang lemah bertambah

lemah karena kurang berdaya menghadapi yang kuat.

Jelas terdapat pertautan antara konsep ekonomi kerakyatan dan pemberdayaan, di

mana pendekatan utamanya adalah menjadikan masyarakat sebagai aktor

pembangunanya sendiri dan tidak menjadikannya sebagai obyek proyek

pembangunan.

o Ekonomi Kerakyatan Sebagai Manifestasi Pembangunan yang Berpusat

pada Rakyat

Sistem ekonomi kerakyatan akan sanggup mengakomodasi kebhinekaan

yang ada di setiap daerah karena berpusat pada rakyat sehingga menghargai dan

mepertimbangkan prakarsa dan perbedaan lokal. Pembangunan yang berpusat

pada rakyat mensyaratkan desentralisasiyang cukup besar dalam proses

pembuatan keputusan maupun pelaksanaan.

Dasar yang melandasi konsep pem bangunan yang berpusat pada rakyat:

Page 28: BAHAN AJAR PENDIDIKAN IPS SD - journal.ustjogja.ac.idjournal.ustjogja.ac.id/download/Buku IPS I.pdf · 2. hakikat pendidikan IPS ... berkaitan dengan kesesuaian sistem pendidikan

28

1. Memusatkan pemikiran dan tindakan kebijaksanaan pemerintah pada

penciptaan keadaan-keadaan yang mendorong dan mendukung usaha-

usaha rakyat untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri dan

memecahkan masalah mereka sendiri pada tingkat individu, keluarga,

dan komunitas.

2. Mengembangkan struktur dan proses organisasi yang berfungsi

menurut kaidah-kaidah sistem yang swa-organisasi.

3. Mengembangkan sistem-sistem produksi-konsumsi yang diorganisasi

secara territorial yang berlandaskan pada kaidah-kaidah pemilikan dan

pengendalian modal.

Salah satu tantangan terlaksananya pembangunan yang berpusat pada

rakyat adalah mengubah orientasi birokrasi pembangunan ekonomi itu sendiri

agar menjadi organisasi yang menghargai dan memperkuat kerakyatan. Sebab

selama ini organisasi dibentuk di sekitar kelompok-kelompok primer yang

menyiapkan dan memenuhi tujuan lokal. Tantangan lainnya adalah kesiapan

sumber daya manusia (SDM) di setiap teritorial Indonesia untuk berperan dalam

ekonomi kerakyatan. Untuk meningkatkan mutu SDM sekaligus mempercepat

pelaksanaan kerangka kerja ekonomi kerakyatan bisa ditempuh melalui program

pengembangan wirausaha.

4. Ekonomi Kerakyatan dan Doktrin Ekonomi Indonesia

Dokrin ekonomi Indonesia muncul dari falsafah Pancasila yang merupakan

subsistem dari UUD 1945. Pasal utama bertumpunya doktrin ekonomi Indonesia

adalah pasal 33 UUD 1945, dengan kelengkapannya pasal 27 ayat 2 dan pasal 34.

Pasal-pasal itu bila dikaitkan dengan kerangka kerja ekonomi kerakyatan jelas

mempunyai hubungan yang sangat erat. Sebab dalam ekonomi kerakyatan

Page 29: BAHAN AJAR PENDIDIKAN IPS SD - journal.ustjogja.ac.idjournal.ustjogja.ac.id/download/Buku IPS I.pdf · 2. hakikat pendidikan IPS ... berkaitan dengan kesesuaian sistem pendidikan

29

memuat pesan-pesan moral yang berasaskan kekeluargaan dan kebersamaan serta

berintikan kerakyatan.

BAB V

Kekuasaan, Negara, Pemerintahan

dan Desentralisasi Pendidikan

A. Pendahuluan

Negara Indonesia adalah negara hukum tidak hanya berdasarkan pada

kekuasaan belaka, selain itu juga berdasarkan Pancasila dan Undang Undang

Dasar 1945. Hal ini berarti negara Indonesia menjunjung tinggi hak asasi manusia

dan menjamin segala warga negaranya bersamaan kedudukannya di dalam hukum

dan pemerintahan, serta wajib menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan itu

tanpa ada kecualinya.

Pernyataan bahwa Indonesia merupakan negara hukum juga mempunyai

konsekuensi, bahwa Negara Indonesia menerapkan hukum sebagai idiologi untuk

menciptakan ketertiban, keamanan, keadilan serta kesejahteraan bagi warga

negara, sehingga hukum itu bersifat mengikat bagi setiap tindakan yang dilakukan

oleh warga negaranya. Negara hukum harus memenuhi beberapa unsur antara lain

pemerintah dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya, harus berdasar hukum

atau peraturan perundang-undangan, adanya jaminan terhadap hak asasi manusia,

adanya pembagian kekuasaan dalam negara, adanya pengawasan dari badan-

badan peradilan.

B. Kekuasaan, Negara, Pemerintahan

1. Pengertian Kekuasaan, Negara, Pemerintahan

Konsep kekuasaan negara dalam pendidikan IPS, merupakan bagian dari

konsep ilmu politik dan kenegaraan. Mungkin anda telah mengetahui bahwa

konsep ini merupakan salah satu bahasan inti dalam ilmu politik yang

Page 30: BAHAN AJAR PENDIDIKAN IPS SD - journal.ustjogja.ac.idjournal.ustjogja.ac.id/download/Buku IPS I.pdf · 2. hakikat pendidikan IPS ... berkaitan dengan kesesuaian sistem pendidikan

30

berhubungan erat dengan dengan konsep negara. Kekuasaan yang dibahas pun

dalam kajian ini adalah kekuasaan negara.Tentu anda masih ingat kembali pada

materi-materi sebelumnya bahwa apabila ditinjau dari sudut pandang dari teori

ilmu politik maupun hukum tata Negara,negara itu adalah suatu

organisasi kekuasaan.Para ahli mengatakan definisi tentang Negara antara lain;

“Roger H.Soltau, negara adalah alat (agency) atau wewenangnya (authority) yang

mengatur atau mengendalikan persoalan-persoalan bersama atas masyarakat”.

Organisasi negara terdiri dari sejumlah alat-alat perlengkapan negara yang

membangun sebuah sistem tata kerja untuk menjalankan negara dalam

mewujudkan tujuannya. Sistem tata kerja melukiskan hubungan serta pembagian

tugas tersebut pada dasarnya adalah pembagian dan pendistribusian kekuasaan

pada alat perlengkapan negara yang dilakukan secara sistematik sehingga

membangun sebuah mekanisme kerja yang teratur. Dari pembagiaan dan

pendistribusian kekuasaan ini yang memungkinkan setiap alat perlengkapan

negara milik kekuasaan disertai kewenangan untuk melakukan dan mendukung

mekanisme dan pemerintahan atau disebut dengan membangun dan menjalankan

sistem ketatanegaraan.

Kekuasaan negara dalam menguasai masyarakat memiliki otoritas dan

kewenangan. Otoritas dalam arti hak untuk memiliki legitimasi kekuasaan dan

kewenangan untuk ditaati, sedangkan teori yang dikemukakan oleh Kranenburg

dan Logemann, mereka mengemukakan pendapat yang sama bahwa negara itu

merupakan organisasi kekuasaan. Negara sebagai organisasi kekuasaan

memerlukan legitimasi dengan demikian memerlukan hukum,

keduanya saling melengkapi dalam menjalankan tugas negara. Negara sebagai

organisasi kekuasaan secara realitas dihadapkan kepada batasan konstitusional,

konstitusi mengatur bagaimana kekuasaan yang dimiliki oleh organisasi negara

didistribusikan kepada alat perlengkapan negara.

Sedangkan pemaknaan terhadap negara baik sebagai organisme, atau sebagai

suatu alat untuk mencapai tujuan bersama, konsep negara tidal lepas dari konsep

kekuasaan, dimana ada negara disitu ada kekuasaan. Teori yang dipelopori oleh

Johannes Althusius, menurutnya bahwa kekuasaan itu berasal dari Tuhan,

Page 31: BAHAN AJAR PENDIDIKAN IPS SD - journal.ustjogja.ac.idjournal.ustjogja.ac.id/download/Buku IPS I.pdf · 2. hakikat pendidikan IPS ... berkaitan dengan kesesuaian sistem pendidikan

31

kekuasaan tersebut diberikan kepada rakyat. Kemudian kekuasaan yang ada pada

rakyat ini diserahkan kepada seseorang, yang disebut raja, untuk

menyelenggarakan kepentingan masyarakat.Selanjtnya dikemukakan tentang

penyerahan kekuasaan dari rakyat kepada raja ini , dalam teori hukum alam

sendiri terdapat perbedaan-perbedaan pendapat. Seperti Rousseau yang

berpendapat dilakukan tidak langsung, yaitu dari rakyat melalui masyarakat lalu

raja, sedangkan Thomas Hobbes dilaksanakan secara langsung dari rakyat

kepada raja.

Berbicara tentang kekuasaan dan pemegang kekuasaan sangat berkaitan, untuk

itu hal yang menyangkut bagaimana kekuasaan tertinggi itu. Kedaulatan adalah

kekuasaan tertinggi, dalam UUD 1945 dikatakan bahwa kedaulatan berada

ditangan rakyat dan sepenuhnya dilakukan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat

(MPR) dalam pelaksananya sebagai konsekuensi dari sistem demokrasi

perwakilan. Akan tetapi pada hakikatnya rakyatlah yang memiliki kedaulatan.

Maka untuk memperoleh kekuasaan tertinggi harus melalui pemilihan umum,

sebagai proses penyerahan kedaulatan tersebut untuk digunaka sebagi kekuatan

kekuasaan yang akan melahirkan kewenangan bagi MPR sebagai pelaksana

kedaulatan dari rakyat.

Kekuasaan pada paham modern kekuasaan dari rakyat selanjutnya dimiliki

oleh negara yang kemudian didistribusikan kepada lembaga-lembaga negara

untuk menjalankan sistem pemerintahan. Anda perlu ketahui bahwa pemegang

kekuasaan. Maksudnya kekuasaan tertinggi atau kedaulatan itu siapakah yang

memiliki dan atau memegang di dalam suatu negara.Kekuasaan yang dimiliki

oleh negara bila sudah memiliki legitimasi maka akan merupakan kewenangan

yang diakui oleh rakyat sebagai warga negara. Proses perolehan legitimasi harus

memperoleh pembenaran dari pemegang dan pemilik kedaulatan tersebut.

Proses legitimasi kekuasaan yang dimiliki oleh negara dan pemerintah dalam

sistem demokrasi dilakukan melalui pemilihan umum. Oleh karena itu, pemilihan

sebagai lembaga demokrasi yang pada hakikatnya adalah proses pemberian

legitimasi kekuasaan bagi negara dan pemerintah. Sekali lagi perlu dipahami

bahwa kewenangan bagi negara untuk menjalankan kekuasaannya apabila negara

Page 32: BAHAN AJAR PENDIDIKAN IPS SD - journal.ustjogja.ac.idjournal.ustjogja.ac.id/download/Buku IPS I.pdf · 2. hakikat pendidikan IPS ... berkaitan dengan kesesuaian sistem pendidikan

32

atau pemerintah belum memiliki legitimasi untuk menjalankan kekuasaan

tersebut. Dalam arti lain kekuasaan yang dimiliki oleh organisasi tidak akan

menjadi kewenangan apabila tidak memperoleh legitimasi dari pemegang

kekuasaan.

Untuk membahas tentang kekuasaan dan kewenangan akan berkait dengan

kedaulatan. Kedaulatan, dan bagaimana sifat-sifat kedaulatan itu, pada abad XVI

Jean Bodin (Perancis) adalah sarjana mengemukakan pendapatnya, bahwa

kedaulatan itu adalah kekuasaan tertinggi untuk menentukan hukum dalam suatu

negara, yang sifatnya:tunggal, asli, abadi dan tidak dapat dibagi-bagi. Namun

pengertian tersebut banyak mendapat kritik, sehubungan terlalu sempit dalam

memberikan maknanya. Kekuasaan tertinggi justru untuk dapat digunakan

memerlukan untuk npelaksanaan sistem pemerintah.Oleh karena itu definisi tidak

dapat dilaksanakan secara konsekuen terlebih bila dihadapkan kepada teori

pemisahan kekuasaan (trias politika) dan pembagian kekuasaan (distribution

of power).

2. Teori Kedaulatan

A.Teori Kedaulatan Tuhan

Teori kedaulatan Tuhan memberikan jawaban bahwa kedaulatan itu berada

ditanganTuhan.Tuhan maha pencipta termasuk menciptakan kedaulatan. Menurut

teori ini kedaulatan Tuhan, kedaulatan itu bersumber dari Tuhan. Dalam

perkembangan teori ini sangat dipengaruhi oleh perkembangan agama baru yang

timbul pada saat itu, yaitu agama Kristen, yang kemudian diorganisasikan dalam

suatu organisasi keagamaan, yaitu gereja, yang dikepalai oleh seorang Paus yang

kemudian dalam perkembangan berikutnya teori ini melahirkan bentuk negara

teokratis.

B. Teori Kedaulatan Negara

Kemerosotan teori kedaulatan Tuhan antara lain pertentangan yang kerap

timbul dari konsepsi yang sangat kuat bahwa Raja bertindak atas nama Tuhan

Page 33: BAHAN AJAR PENDIDIKAN IPS SD - journal.ustjogja.ac.idjournal.ustjogja.ac.id/download/Buku IPS I.pdf · 2. hakikat pendidikan IPS ... berkaitan dengan kesesuaian sistem pendidikan

33

dengan kekuasaan yang tidak terkontrol maka lahirlah diktator. Kondisi ini

menjadi faktor muncul dan berkembangnya Teori kedaulatan Negara. Penganut

teori kedaulatan ini antara lain adalah Jean Bodin, dan George Jellinek, Soehino

dalam bukunya Ilmu Negara (1983) memberikan catatan bahwa pada hakikatnya

teori kedaulatan negara itu atau Staats-Souvereiniteit, hanya menyatakan bahwa

kekuasaan tertinggi itu ada pada negara, baik sifatnya absolute, maupun sifatnya

terbatas. Selanjutnya dikemukakan harus dibedakan dengan pengertian

ajaran Staats-Souvereiniteit. Karena di dalam ajaran Staats-Souvereinitet itu pada

prinsipnya hanya dikatakan bahwa kekuasaan tertinggi itu ada pada negara ,

kekuasaan tertinggi itu mungkin bersifat absolute, tetapi mungkin bersifat

terbatas. Ajaran staats absolutismemenyatakan bahwa kekuasaan negara itu

sifatnya absolute, yang kekuasaannya meliputi segala segi kehidupan masyarakat

sehingga mengakibatkan para warga negara itu tidak lagi memiliki

kepribadian.

C. Teori Kedaulatan Hukum

Kelemahan ditunjukan kepada teori kedaulatan Negara yang dilakukan

terutama olrh para pemikir hokum ternyata melahirkan teori kedaulatan baru yang

dikenal dengan Teori Kedaulatan Hukum. Untuk itu perlu anda pelajari secara

saksama tentang teori kedaulatan hukum ini, terutama untuk membandingkan

dengan teori kedaulatan sehingga memiliki pemahaman yang mendalam. Teori

kedaulatan hukum atau Rechts-souvereiniteit mengemukakan bahwa yang

memiliki kekuasaan tertinggi dalam suatu negara itu adalah hukum. Pemerintah

dan penguasa maupun rakyat atau warga negara , bahkan negara itu sendiri

semuanya tunduk kepada hukum. Semua sikap, tingkah laku dan perbuatannya

harus sesuai atau menurut hukum. Dan hukum itu bersumber hukum yang

tumbuh dan berkembang dalam masyarakat. Menurut Krabbe yang menjadi

sumber hukum itu adalah rasa hukum masyarakat itu sendiri. Rasa hukum ini

dalam bentuknya yang masih sederhana, jadi masih bersifat primitive luas atau

dalam tingkatannya yang lebih tinggi disebut kesadaran hukum.

Page 34: BAHAN AJAR PENDIDIKAN IPS SD - journal.ustjogja.ac.idjournal.ustjogja.ac.id/download/Buku IPS I.pdf · 2. hakikat pendidikan IPS ... berkaitan dengan kesesuaian sistem pendidikan

34

D. Hukum Kedaulatan Rakyat

Kesadaran hukum atau hukum yang tumbuh dan berkembang dalam

masyarakat sebagai cita rasa hukum dan keadilan sebagai sumber hukum.

Kekuasaan yang dimiliki hukum ternyata bersumber pula pada rasa kesadaran dan

cita hukum di masyarakat. Esensi teori kedaulatan menempatkan rakyat sebagai

sumber kekuasaan, jadi rakyatlah yang memegang kedaulatan bukan hukum atau

negara. Dengan demikian kekuasaan negara, kekuasaan hukum dibatasi oleh suara

dan kehendak rakyat. Pemerintah dibentuk oleh rakyat untuk rakyat. Teori

kedaulatan rakyat ini memunculkan konsep demokrasi, walaupun rakyat

menyerahkan kekuasaannya kepada negara tidak berarti negara pemegang

kedaulatan, negara hanyalah penyelenggara kedaulatan bukan pemilik kedaulatan.

Oleh karena itu, dalam demokrasi kekuasaan negara dan pemerintah berasal dari

rakyat. Rakyatlah yang memberikan legitimasi pada kekuasaan tersebut, untuk itu

jika kekuasaan itu sudah mulai surut maka diperbaruhi legitimasi tersebut melalui

pemilihan umum.

Rakyat sebagai warga Negara secara individual memiliki kekuasaan

menurut teori hukum alam adalah dari alam yang kemudian diberikan kepada

raja, sekarang persoalannya timbul lagi, yaitu di manakah individu-individu itu

mendapat kekuasaan ? Sebab mereka ini harus mempunyai terlebih dahulu

sebelum dapat memberikan kekuasaan itu kepada raja. Dalam teori rakyat maka

rakyat pemegang kedaulatan. Kekuasaan yang diberikan rakyat dapat ditarik

kembali oleh rakyat melalui mekanismme demokrasi.Pengertian demokrasi dekat

dengan mengatasnamakan rakyat. Oleh karena itu, tanpa kontrol rakyat itu sendiri.

Perlu anda pahami apabila dalam suatu Negara pemerintahan itu dipegang oleh

beberapa atau mengatasnamakan rakyat melalui mekanisme demokrasi, tentu saja

masih da yang perlu diawasi sebab kelompok tersebut tentu memiliki visi dan misi

sendiri. Apabila kehendak ini menguat akan menjadi volonto de corp, yang akan

mengurangi kadaulatan yang dimiliki oleh rakyat yang merupakan generale ini

akan jatuh bersamaan dengan volonto de corp tadi. Teori kedaulatan rakyat dalam

abad modern tumbuh dan berkembang dengan konsepsi demokrasi dan

Page 35: BAHAN AJAR PENDIDIKAN IPS SD - journal.ustjogja.ac.idjournal.ustjogja.ac.id/download/Buku IPS I.pdf · 2. hakikat pendidikan IPS ... berkaitan dengan kesesuaian sistem pendidikan

35

republik. Kekuasaan dalam teori ini bersumber kepada kehendak rakyat. Rakyat

yang memiliki hak untuk membangun negara dengan sistem pemerintahannya.

C. Desentralisasi Pendidikan

1. Pengertian Desentralisasi Pendidikan

Desentralisasi adalah pendelegasian wewenang dalam membuat

keputusan dan kebijakan kepada manajer atau orang-orang yang berada

pada level bawah dalam suatu struktur organisasi. Mengenai asas

desentralisasi, ada banyak definisi. Secara etimologis, istilah desentralisasi

berasal dari bahasa Latin “de”, artinya lepas dan “centrum”, yang berarti

pusat, sehingga bisa diartikan melepaskan dari pusat. Sementara, dalam

Undang-undang No. 32 tahun 2004, bab I, pasal 1 disebutkan bahwa

desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah

kepada daerah otonomi untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan

dalam sistem Negara Kesatuan RI. Menurut UU No. 20 Tahun 2003

Tentang Sisdiknas, Pendidikan yaitu usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

bangsa, dan Negara.

Dari penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian

desentralisasi pendidikan adalah suatu proses di mana suatu lembaga yang

lebih rendah kedudukannya menerima pelimpahan kewenangan untuk

melaksanakan segala tugas pelaksanaan pendidikan, termasuk pemanfaatan

segala fasilitas yang ada serta penyusunan kebijakan dan pembiayaan.

Desentralisasi pendidikan memiliki makna yang mendalam dalam

pembahasan pada studi politik dan pemerintahan. Renneth K. Wong dalam

Page 36: BAHAN AJAR PENDIDIKAN IPS SD - journal.ustjogja.ac.idjournal.ustjogja.ac.id/download/Buku IPS I.pdf · 2. hakikat pendidikan IPS ... berkaitan dengan kesesuaian sistem pendidikan

36

Gregory J. Cizek, Handbook of Educational Policy, yang dikutip oleh

Tilaar (2009:225-226),setidaknya ada empat perkembangan mengapa

kekuasaan politik (pemerintahan) dan kekuasaan pendidikan saling

bertautan:

a) Budget pendidikan yang dikeluarkan, baik oleh Pemerintah

Pusat maupun pemerintahan negara bagian (daerah), semakin

lama semakin besar.

b) Kebijakan pendidikan selalu akan menyangkut masalah

nasional.

c) Masalah pendidikan menjadi bahan kontrol dari tingkat-

tingkat pemerintahan.

d) Masyarakat menyadari bahwa keputusan-keputusan

pemerintah sangat berpengaruh terhadap kualitas pendidikan

anak-anaknya. Oleh sebab itu, masyarakat tidak dapat

melepaskan diri dari urusan-urusan pendidikan.

2. Tujuan dan Manfaat Desentralisasi Pendidikan

Adapun tujuan dan orientasi dari desentralisasi pendidikan sangat

bervariasi berdasarkan pengalaman desentralisasi pendidikan yang

dilakukan di beberapa negara Amerika Latin, di Amerika Serikat dan

Eropa. Jika yang menjadi tujuan adalah pemberian kewenangan di sektor

pendidikan yang lebih besar kepada pemerintah daerah, maka fokus

desentralisasi pendidikan yang dilakukan adalah pada pelimpahan

kewenangan yang lebih besar kepada pemerintah lokal atau kepada Dewan

Sekolah. Implisit ke dalam strategi desentralisi pendidikan yang seperti ini

Page 37: BAHAN AJAR PENDIDIKAN IPS SD - journal.ustjogja.ac.idjournal.ustjogja.ac.id/download/Buku IPS I.pdf · 2. hakikat pendidikan IPS ... berkaitan dengan kesesuaian sistem pendidikan

37

adalah target untuk mencapai efisiensi dalam penggunaan sumber daya

(school resources; dana pendidikan yang berasal yang pemerintah dan

masyarakat). Di lain pihak, jika yang menjadi tujuan desentralisasi

pendidikan adalah peningkatan kualitas proses belajar mengajar dan

kualitas dari hasil proses belajar mengajar tersebut, maka desentralisasi

pendidikan lebih difokuskan pada reformasi proses belajar-mengajar.

Partisipasi orang tua dalam proses belajar mengajar dianggap merupakan

salah satu faktor yang paling menentukan.

Desentralisasi pendidikan merupakan peluang bagi peningkatan

mutu kegiatan belajar mengajar di sekolah. Dengan kata lain, ia merupakan

peluang bagi peningkatan mutu pendidikan di setiap daerah. Hal ini karena

perhatian terhadap peningkatan mutuguru, peningkatan mutu manajemen

kepala sekolah, peningkatan sarana dan prasarana pendidikan, pembiayaan

pendidikan menjadi lebih baik jika dikelola oleh para pejabat pendidikan

yang ada di daerah. Pada akhirnya, tujuan desentralisasi pendidikan adalah

pada pemerataan mutu pendidikan yang meningkat ini.

Desentralisasi pendidikan merupakan salah satu model pengelolaan

pendidikan yang menjadikan sekolah sebagai proses pengambilan

keputusan dan merupakan salah satu upaya untuk memperbaiki kualitas

pendidikan serta sumber daya manusia termasuk profesionalitas guru yang

belakangan ini dirisaukan oleh berbagai pihak baik secara regional maupun

secara internasional.

Sistem pendidikan yang selama ini dikelola dalam suatu iklim

birokratik dan sentralistik dianggap sebagai salah satu sebab yang telah

membuahkan keterpurukan dalam mutu dan keunggulan pendidikan di

tanah air kita. Hal ini beralasan, karena sistem birokrasi selalu

menempatkan kekuasaan sebagai faktor yang paling menentukan dalam

proses pengambilan keputusan. Sekolah-sekolah saat ini telah terkungkung

oleh kekuasaan birokrasi sejak kekuasaan tingkat pusat hingga daerah

bahkan terkesan semakin buruk dalam era reformasi saat ini . Ironisnya,

Page 38: BAHAN AJAR PENDIDIKAN IPS SD - journal.ustjogja.ac.idjournal.ustjogja.ac.id/download/Buku IPS I.pdf · 2. hakikat pendidikan IPS ... berkaitan dengan kesesuaian sistem pendidikan

38

kepala sekolah dan guru-guru sebagai pihak yang paling memahami realitas

pendidikan berada pada tempat yang dikendalikan. Merekalah seharusnya

yang paling berperan sebagai pengambil keputusan dalam mengatasi

berbagai persoalan sehari-hari yang menghadang upaya peningkatan mutu

pendidikan. Namun, mereka ada dalam posisi tidak berdaya dan tertekan

oleh berbagai pembakuan dalam bentuk juklak dan juknis yang pasti tidak

sesuai dengan kenyataan obyektif di masing-masing sekolah.

Disamping itu pula, kekuasaan birokrasi juga yang menjadi faktor sebab

dari menurunnya semangat partisipasi masyarakat terhadap

penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Dulu, sekolah sepenuhnya dimiliki

oleh masyarakat, dan merekalah yang membangun dan memelihara

sekolah, mengadakan sarana pendidikan, serta iuran untuk mengadakan

biaya operasional sekolah. Jika sekolah telah mereka bangun, masyarakat

hanya meminta guru-guru kepada pemerintah untuk diangkat pada sekolah

mereka itu.

Pada waktu itu, kita sebenarnya telah mencapai pembangunan

pendidikan yang berkelanjutan (sustainable development), karena sekolah

adalah sepenuhnya milik masyarakat yang senantiasa bertanggungjawab

dalam pemeliharan serta operasional pendidikan sehari-hari. Pada waktu

itu, Pemerintah berfungsi sebagai penyeimbang, melalui pemberian subsidi

bantuan bagi sekolah-sekolah pada masyarakat yang benar-benar kurang

mampu.

Namun, keluarnya Inpres SDN No. 10/1973 adalah titik awal dari

keterpurukan sistem pendidikan, terutama sistem persekolahan di tanah air.

Pemerintah telah mengambil alih kepemilikan sekolah yang sebelumnya

milik masyarakat menjadi milik pemerintah dan dikelola sepenuhnya

secara birokratik bahkan sentralistik. Sejak itu, secara perlahan rasa

memiliki dari masyarakat terhadap sekolah menjadi pudar bahkan akhirnya

menghilang. Peran masyarakat yang sebelumnya bertanggung jawab, mulai

berubah menjadi hanya berpartisipasi terhadap pendidikan, selanjutnya,

masyarakat bahkan menjadi asing terhadap sekolah. Semua sumberdaya

Page 39: BAHAN AJAR PENDIDIKAN IPS SD - journal.ustjogja.ac.idjournal.ustjogja.ac.id/download/Buku IPS I.pdf · 2. hakikat pendidikan IPS ... berkaitan dengan kesesuaian sistem pendidikan

39

pendidikan ditanggung oleh pemerintah, dan seolah tidak ada alasan bagi

masyarakat untuk ikut serta berpartisipasi apalagi bertanggungjawab

terhadap penyelengaraan pendidikan di sekolah.

Berdasarkan pengalaman empiris tersebut, maka kemandirian setiap

satuan pendidikan sudah menjadi satu keharusan dan merupakan salah satu

sasaran dari kebijakan desentralisasi pendidikan saat ini. Sekolah-sekolah

sudah seharusnya menjadi lembaga yang otonom dengan sendirinya,

meskipun pergeseran menuju sekolah-sekolah yang otonom adalah jalan

panjang sehingga memerlukan berbagai kajian serta perencanaan yang hati -

hati dan mendalam. Jalan panjang ini tidak selalu mulus, tetapi akan

menempuh jalan terjal yang penuh dengan onak dan duri. Orang bisa saja

mengatakan bahwa paradigma baru untuk mewujudkan pengelolaan

pendidikan yang demokratis dan partisipatif, tidak dapat dilaksanakan di

dalam suatu lingkungan birokrasi yang tidak demokratis. Namun,

pengembangan demokratisasi pendidikan tidak harus menunggu

birokrasinya menjadi demokratis dulu, tetapi harus di lakukan secara

simultan dengan konsep yang jelas dan transparan.

Selanjutnya desentralisasi pendidikan memberikan kesempatan

kepada pemerintah daerah maupun sekolah untuk mengambil keputusan

terbaik tentang penyelenggaraan pendidikan di daerah atau sekolah yang

bersangkutan berdasarkan potensi daerah dan stakeholders sekolah. Olah

karenanya, desentralisasi pendidikan disamping diakui sebagai kebijakan

politis yang berkaitan dengan pendidikan, juga merupakan kebijakan yang

berkait dengan banyak hal.

Ada dua macam otoritas kewenangan dan tanggung jawab yang

dibebankan pemerintah pusat ke pemerintah daerah dalam konteks

desentralisasi. Pertama, desentralisasi politis. Desentralisasi politis

menyangkut segala kebijakan yang dibutuhkan untuk melaksanakan

wewenang tersebut, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan sampai

evaluasinya. Kedua, desentralisasi administratif, desentralisasi

Page 40: BAHAN AJAR PENDIDIKAN IPS SD - journal.ustjogja.ac.idjournal.ustjogja.ac.id/download/Buku IPS I.pdf · 2. hakikat pendidikan IPS ... berkaitan dengan kesesuaian sistem pendidikan

40

administratif menyangkut strategi pengelolaan kewenangan yang bersifat

implementatif untuk melaksanakan suatu fungsi pendidikan.

BAB VI

Individu, Kelompok, dan Kelembagaan

A. Pendahuluan

Karena adanya interaksi social antar individu dan kelompok maupun

interaksi social antar kelompok, dimana mereka berinteraksi dalam rangka untuk

memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan keinginan-keinginan hidupnya maka dalam

masyarakat terbentuklah berbagai lembaga, kelompok, maupun organisasi sosial.

Dengan demikian interaksi social merupakan syarat utama dalam

penciptaan lembaga, kelompok social, maupun organisasi social dalam

masyarakat.

B. Manusia sebagai Individu

Individu berhubungan dengan orang perorangan atau pribadi, berarti

individu bertindak sebagai subjek yang melakukan suatu hal, subjek yang

memiliki pikiran, subjek yang memiliki keinginan, subjek yang memiliki

kebebasan, subjek yang memberi arti(meaning) pada sesuatu, subjek yang mampu

menilai tindakan sendiri dan tindakan orang lain. Seseorang dilahirkan sebagai

suatu sistem yang tidak dapat dipisah-pisahkan (individe) antara sub sistem

jasmani dan subsistem rohani. Dia lahir sebagai “Individu” yang memiliki

Page 41: BAHAN AJAR PENDIDIKAN IPS SD - journal.ustjogja.ac.idjournal.ustjogja.ac.id/download/Buku IPS I.pdf · 2. hakikat pendidikan IPS ... berkaitan dengan kesesuaian sistem pendidikan

41

kelengkapan fisik-biologis dan potensi-potensi psikologis yang berkembang dan

dapat dikembangkan.

Kesempurnaan perangkat fisik biologis seseorang sangat berpengaruh

terhadap kondisi mental psikologisnya. Sebaliknya, kesehatan pada mental-

psikologis sangat berpengaruh terhadap kondisi fisik-biologis individu

bersangkutan. Walaupun terdapat penyimpangan dari hubungan fungsional

tersebut merupakan kasus yang sangat kecil frekuensinya.

Untuk menjadikan anak sebagai individu yang sehat diperlukan

lingkungan yang sehat dalam arti seluas-luasnya. Salah satu lingkungan yang

sehat adalah lingkunganpendidikan. Melalui pendidikan, individu dapat terbina

dan terlatih potensinya sehingga dapat tumbuh dan berkembang sebagai individu

yang memiliki SDM berkualitas, baik aspek fisik-biologisnya maupun mental-

psikologisnya.

Secara pribadi, ia memiliki otonomi untuk menentukan jalan hidupnya.

Namun, sebagai makhluk sosial budaya, ia dipengaruhi oleh lingkungannya.

Karena itu, menurut Nursid Sumaatmadja (1998) “Kepribadian merupakan

keseluruhan perilaku individu yang merupakan hasil interaksi antara potensi-

potensi bio-psiko-fisikal yang terbawa sejak lahir dengan rangkaian situasi

lingkungan yang terungkap pada tindakan dan perbuatan serta reaksi mental-

psikologisnya, jika mendapat rangsangan dari lingkungan”.

Naluri manusia untuk selalu hidup dengan yang lainnya disebut sebagai

“gregariousness”. Karena itu, manusia juga disebut sebagai “social animal”,

yaitu “hewan sosial” yang mempunyai naluri untuk senantiasa hidup bersama.

Dalam mengembangkan keinginnannya, manusia akan saling berinteraksi secara

komplementer dan imbal balik. Sebagai akibat dari hubungan – hubungan yang

terjadi di antara individu-individu (manusia) ini maka lahirlah kelompok-

kelompok sosial (social groups) yang dilandasi oleh kesamaan-kesamaan

kepentingan bersama, dimulai dari kelompok sosial terkecil, yaitu keluarga,

masyarakat hingga suatau bangsa.

Page 42: BAHAN AJAR PENDIDIKAN IPS SD - journal.ustjogja.ac.idjournal.ustjogja.ac.id/download/Buku IPS I.pdf · 2. hakikat pendidikan IPS ... berkaitan dengan kesesuaian sistem pendidikan

42

C. Kelompok Sosial

Kebutuhan Manusia untuk saling berhubungan akan melahirkan

kelompok-kelompok sosail dalam kehidupan. Untuk dikatakan sebagai kelompok

sosial terdapat syarat-syarat tertentu yang dikemukakan oleh Soekanto (2001)

sebagai berikut:

1. Adanya kesadaran dari anggota kelompok tersebut bahwa ia

merupakan bagian dari kelompok yang bersangkutan

2. Adanya hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan

lainnya dalam kelompok itu.

3. Adanya satu factor yang dimiliki bersama oleh anggota kelompok

yang bersangkutan yang merupakan unsur pengikat atau pemersatu.

Faktor tersebut dapat berupa: nasib yang sama, kepentingan bersama,

tujuan yang sama ataupun ideologi yang sama.

4. Bersturktur, berkaidah, dan mempunyai pola perilaku.

Klasifikasi Tipe – tipe Kelompok Sosial:

a. Klasifikasi kelompok sosial berdasarkan derajat interaksi social pada

kelompok yang bersangkutan, seperti: kelurga, rukun tetangga, desa,

kota, koperasi danNegara.

b. Kalsifikasi berdasarkan ukuran derajat organisasi yang terdiri dari

kelompok yang terorganisasi dengan baik sekali seperti Negara

sampai pada kelompok yang hampir tak terorganisasi seperti

kerumunan.

c. Klasifikasi berdasrkan jumlah anggota, cara individu mempengaruhi

kelompoknya, serta interaksi sosial dalam kelompoknya.

D. Lembaga Sosial

Pengertian lembaga sosial adalah seperangkat ketentuan, aturan, atau

norma social yang sudah sedemikian mendalam(melembaga, internalisasi)

Page 43: BAHAN AJAR PENDIDIKAN IPS SD - journal.ustjogja.ac.idjournal.ustjogja.ac.id/download/Buku IPS I.pdf · 2. hakikat pendidikan IPS ... berkaitan dengan kesesuaian sistem pendidikan

43

sehingga keberadaannya disepakati dengan rasa tanggung jawab oleh seluruh

anggota masyarakatnya (memasyarakat, institusionalisasi).

Lembaga sosial mengatur berbagai pola kehidupan tertentu dalam

masyarakat. Missal bidang keluarga dan kekerabatan, bidang keagamaan, bidang

pendidikan, bidang ekonomi, bidang politik dan pemerintahan, serta bidang

kesenian dan rekreasi.

Fungsi Lembaga sosial:

1. Memberikan pedoman kepada anggota masyarakat dalam bersikap

dan berprilaku berkaitan dengan kebutuhan pokok tersebut

2. Menjaga keutuhan (integrasi sosial) masyarakat

3. Memberikan pedoman dalam pengendalian sosial masyarakat

Proses yang dilalui dalam proses pembentukan lembaga social adalah

sebagai berikut:

Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya manusia melakukan beberapa

kebiasaan yang baku yang berlaku secara terus menerus dan diulang-ulang,

akhirnya kebiasaan-kebiasaan tersebut dilegalkan oleh masyarakat atau menjadi

semacam norma.

Kemudian Norma tersebut mengalami proses institutionalization atau

Norma tersebut tumbuh dan berkembang menjadi lembaga, dan pada akhirnya

para anggota masyarakat dengan sendirinya ingin berperilaku sejalan dengan

norma yang berlaku atau norma-norma tersebut telah mendarah daging

(internalized).

Lembar Evaluasi

1. Jelaskan yang dimaksud dengan produksi, distribusi, dan konsumsi?

2. Berilah contoh mengenai proses produksi, distribusi, dan kosumsi suatu

barang atau jasa?

Page 44: BAHAN AJAR PENDIDIKAN IPS SD - journal.ustjogja.ac.idjournal.ustjogja.ac.id/download/Buku IPS I.pdf · 2. hakikat pendidikan IPS ... berkaitan dengan kesesuaian sistem pendidikan

44

3. Apa yang anda ketahui tentang ekonomi kerakyatan? Apa perbedaannya

dengan ekonomi kapitalis?

4. Menurut anda, bagaimana cara meningkatkan produksi barang/jasa?

5. Bagaimana hubungan antara kekuasaan dan pemerintahan?

6. Jelaskan yang dimaksud dengan kedaulatan?

7. Bagaimana tanggapan anda mengenai kedaulatan di Indonesia?

8. Jelaskan kaitan antara otonomi daerah dengan desentralisasi pendidikan!

9. Jelaskan perbedaan antara desentralisasi pendidikan dengan sentralisasi

pendidikan!

10. Bagaimana tanggapan anda mengenai proses desentralisasi pendidikan

yang berlangsung di Indonesia selama ini?

11. Jelaskan hubungan antara manusia sebagai makhluk individu dan

kelompok!

12. Uraian syarat-syarat berdirinya kelompok sosial dan berikan satu contoh

kelompok sosial yang ada dilingkungan anda!

13. Jelaskan yang dimaksud dengan lembaga sosial!

14. Jelaskan kaitan antara kelompok sosial dengan lembaga sosial!

15. Berilah contoh lembaga sosial yang ada dilingkungan anda beserta dengan

tujuannya!

Daftar Pustaka

Campbell R, Mc, Connel, Stanley L. Bruc., 1999. “Contemporery Labor

Economic, Second edition”, MC. Graw Hill Book Company, New York.

H.A.R. Tilaar. 2009. Kekuasaan Pendidikan: Kajian Manajemen Pendidikan

Nasional dalam Pusaran Kekuasaan. Jakarta: Rineka Cipta.

Page 45: BAHAN AJAR PENDIDIKAN IPS SD - journal.ustjogja.ac.idjournal.ustjogja.ac.id/download/Buku IPS I.pdf · 2. hakikat pendidikan IPS ... berkaitan dengan kesesuaian sistem pendidikan

45

Kartasasmita, Ginanjar. 1996. Pembangunan Untuk Rakyat. Jakarta: CIDES.

Musselman, Vernon A. Dan Jackson, John H. 1990. Business: Risk, Pricing,

Marketing: Labor-Management Relation. New York: Prentice Hall.

Nursid Sumaatmadja. 2000. Manusia dalam Konteks Sosial, Budaya, dan

Lingkungan Hidup. Bandung: Alfabeta.

Sapriya, dkk., 2008. Pendidikan IPS, Bandung: Laoratorium PKn UPI Press,

-----------, 2006. Konsep Dasar IPS, Bandung: UPI Press

Somantri Muhammad Numan, 2001. Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS,

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Soekanto Soerjono. 2001. Sosiologi: Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo

Persada.

Soehino. 1998. Ilmu Negara. Yogyakarta: Liberty

Winataputra, U. S. 2008. MATERI DAN PEMBELAJARAN IPS DI SD. Jakarta:

Universitas Terbuka.

Undang-undang No. 32 tahun 2004

Undang-undang No. 20 Tahun 2003