Bahan Ajar I batubara

45
PENGERTIAN DASAR DAN PROSES TERJADINYA BATUBARA Dr. LA ODE NGKOIMANI, M.Si SURYAWAN ASFAR, ST., M.Si

description

membahas tentang ganesa dari batubra

Transcript of Bahan Ajar I batubara

Page 1: Bahan Ajar I batubara

PENGERTIAN DASAR DAN PROSES TERJADINYA BATUBARA

Dr. LA ODE NGKOIMANI, M.SiSURYAWAN ASFAR, ST., M.Si

Page 2: Bahan Ajar I batubara

PENGERTIAN BATUBARA

• Batubara adalah sisa tumbuhan dari zaman yang berubah bentuk yang awalnya berakumulasi di rawa dan lahan gabut (World Coal Institute)Batubara adalah bahan bakar fosil. Batubara dapat terbakar, terbentuk dari endapan, batuan organic yang terutama terdiri dari karbon, hydrogen dan oksigen. Batubara terbentuk dari tumbuhan yang telah terkonsolidasi antara strata batuan lainnya dan diubah oleh kombinasi pengaruh tekanan dan panas selama jutaan tahun sehingga membentuk lapisan batubara.

• Batubara adalah batuan sedimen (padatan) yang terbakar, terbentuk dari sisa tumbuhan yang terhumufikasi, berwarna coklat sampai hitam yang selanjutnya terkena proses fisika dan kimia yang berlangsung selama jutaan tahun sehingga mengakibtkan pengkayaan kandungan karbonnya (Wolf, 1984 dalam Anggayana, 2002).

Page 3: Bahan Ajar I batubara

JENIS-JENIS BATUBARA

Berdasarkan SNI 1998, pembagian batubara terbagi atas :• Batubara energy rendah

Batubara energy rendah adalah jenis batubara yang paling rendah peringkatnya, bersifat lunak, mudah di remas, mengandung kada air yang tinggi (10-70%), terdiri atas batu bara energy rendah lunak (soft brown coal) dan batubara lignitik atau batubara energy tinggi (lignitic atau hard brown coal) yang memperlihatkan struktur kayu. Nilai kalorinya = 7000 kalori/gram (dry ash free-ASTM)

• Batubara energy tinggiBatubara energy tinggi adalah semua jenis batubara yang peringkatnya lebih tinggi dari brown coal, bersifat lebih keras, tidak mudah diremas, kompak, mengandung kadar air yang relatif rendah, umumnya struktur kayu tidak tampak lagi, dan relatif tahan terhadap kerusakan fisik pada saat penanganan (coal handling). Nilai kalorinya > 7000 kalori/gram (dry ash free-ASTM)

Page 4: Bahan Ajar I batubara

• Tingkat perubahannya yang dialami batu bara, dari gambut sampai menjadi antrasit disebut sebagai pengarangan memiliki hubungan yang penting dan hubungan tersebut disebut sebagai tingkat mutu/ batubara.

• Batu bara dengan mutu rendah, sepeti batu bara muda dan sub-bitumen biasanya lebih lembut dengan materi yang rapuh dan berwarna suram seperti tanah. Batu bara muda memilih tingkat kelembapan yang tinggi dan kandungan karbon yang rendah, dan dengan demikian kandungan energinya rendah.

• Batubara dengan mutu yang lebih tinggi umumnya lebih keras dan kuat dan seringkali berwarna hitam cemerlang seperti kaca. Batu bara dengan mutu yang lebih tinggi memiliki kandungan karbon yang lebih banyak. Tingkat kelembapan yang lebih rendah dan menghasilkan energy yang lebih banyak.

• Antrasit batubara dengan mutu yang paling baik dan dengan demikian memiliki kandungan karbon dan energi yang lebih tinggi serta tingkat kelembapan yang lebih rendah.

Page 5: Bahan Ajar I batubara

Anthracite

Peat Lignite

Sub-bituminious

Bituminious

Peat AnthraciteIncreasing rank

JENIS BATUBARA

Page 6: Bahan Ajar I batubara

JENIS BATUBARA

HUMIC COAL SAPROPELIC COAL

• Melewati tahap gambut dengan disertasi proses humifikasi setelah terakumulasi pada tempat dimana pohon-pohon (bahan dasar) itu tumbuh;

• Komponen organic terbesar adalah material yang mengkilap berwarna coklat sampai hitam (terlihat dengan mata telanjang) dan umumnya berasal dari serat kayu yang terhumufikasi;

• Pada rank rendah (brown coal) secara miskroskopis didominasi oleh huminit dan pada rank yang lebih tinggi (hard coal) didominasi oleh vitrinite;

• Ciri khasnya adalah berlapis.

• Tidak melewati fase gambut tetapi mengikuit alur proses diagenesa seperti batuan sedimen yang kaya akan bahan organic;

• Banyak mengandung material organic dan mineral hasil transportasi;

• Fraksi organiknya terdiri dari algae dan bermacam produk hancuran tumbuhan dari sekitarnya atau bagian yang lebih jauh lagi berupa spora;

• Secara mikroskopis dibedakan menjadi boghed coal (bahan utamanya adalah algae/ maceral alginit) dan channel coal (bahan utamanya adalah spora/maseral sporinit)

• Kusam dan terbentuk dari lumpur organic butir halus yang terbentuk pada kondisi kurang oksigen/ reduksi (air dangkal, seperti kolam, danau, lagun)

• Tidak berlapis.

Page 7: Bahan Ajar I batubara

PROSES PEMBENTUKAN BATUBARA

Pembentukan batubara dimulai sejak Carboniferous Priod (Periode Pembentukan Karbon atau Batu Bara) dikenal sebagai zaman batu bara pertama yang berlangsung antara 360 juta sampai 290 juta tahun yang lalu.

Proses pembentukan batubara dimulai dari penimbunan material asal berupa penimbumbunan lanau dan sedimen lainnya. Bersama dengan pergeseran kerak bumi (dikenal sebagai pergeseran tektonik) mengubur rawa dan gambut yang seringkali sampai ke kedalaman yang sangat dalam. Dengan penimbunan tersebut material tumbuhan tersebut mengalami proses perubahan fisika dan kimiawi dan mengubah tumbuhan tersebut menjadi gambut dan kemudian batubara.

Mutu dari endapan batubara ditentukan oleh suhu dan tekanan oleh suhu dan tekanan serta lama waktu pembentukan, yang disebut sebagai maturitas organic.

Page 8: Bahan Ajar I batubara

Proses awalnya adalah gambut berubah menjadi lignite (batubara muda) atau brown coal (batubara coklat), ini adalah batubara dengan jenis maturitas organik rendah. Dibandingkan dengan batubara jenis lainnya. Batubara muda agak lembut dan warnanya bervariasi dari hitam pekat sampai kecoklat-coklatan.Mendapat pengaruh suhu dan tekanan yang terus menerus selama jutaan tahun, batubara muda mengalami perubahan yang secara bertahap menambah maturitas organiknya dan mengubah batu bara muda menjadi batu bara sub-bitumen.Perubahan kimiawi dan fisika terus berlangsung hingga batubara menjadi lebih keras dan warnanya lebih hitam dan membentuk bitumen atau antrasit. Dalam kondisi yang tepat, peningkatan maturitas organiknya yang semakin tinggi tersu berlangsung hingga membentuk antrasit.

Page 9: Bahan Ajar I batubara

SKEMA PEMBETUKANSKEMA PEMBENTUKAN BATUBARA

MATERIAL ASAL Tumbuhan Dan Binatang

AUTOCHTHON

PENGGAMBUTANPerusakan oleh Mikroba dan

Pembentukan Humin, Penurunan Keseimbangan Biotektonik

RAWA GAMBUT/MOORDibedakan berdasarkan macam

Lingkungan pengendapan/ Fasies

BATUAN SEDIMEN ORGANIK BATUBARA

GAMBUTLIGNITE

SUB - BITUMINOUSHIGH VOL. BITUMINOUS

MEDIUM VOL. BITUMINOUSLOW VOL. BITUMINOUS

SEMI ANTHRACITEANTRHRACITE

UdaraAir Tanah

AirSedimen

DIA

GE

NE

SA

ME

TA

MO

RF

OS

A

BertambahBerkurang

Air

C % (daf)Rmax

CV (af)

H2O %VM % (daf)H % (daf)O % (daf)

Page 10: Bahan Ajar I batubara

CEKUNGAN PENGENDAPAN BATUBARA

Pada Zona Tumbukan

Page 11: Bahan Ajar I batubara

CEKUNGAN PENGENDAPAN BATUBARA

Pada Zona Renggangan

Page 12: Bahan Ajar I batubara

TAHAPAN PEMBENTUKAN BATUBARA

• Gambut, adalah batuan sedimen yang dapat terbakar. Berasal dari tumpukan hancuran atau bagian dari tumbuhan yang terhumufikasi (proses pembentukan asam humin) dan dalam kondisi tertutup udara-umumnya di bawah air-tidak padat, dengan kandungan air lebih dari 75% berat Ar (Ah received = berat pada saat diambil di lapangan) serta kandungan mineral labih kecil dari 50% dalam kondisi kecil.

Page 13: Bahan Ajar I batubara

FASE PENGGAMBUTAN

• Terjadi perubahan biogenic, batang-batang tanaman yang mati terurai secara biokimia dan ketika terkubur mengalami pertambangan beban dari sedimen diatasnya serta mengalami peningkatan temperaturnya membuatnya dewasa secara dinamotermal sehingga lambat laun gambut berubah menjadi batubara.

• Tahap gambut merupakan syarat mutlak untuk pembentukan batubara. Dalam keadaan normal tumbuhan mati yang tersingkap di udara akan hancur oleh proses oksidasi dan oleh organisme, terutama fungi dan bakteri anaerob.

• Bila tumbuhan tertimbun dalam rawa sehingga jenuh air, maka terdapat beberapa kemungkinan perubahan. Bakteri aerobik yang membutuhkan oksigen akan segera mati seiring dengan berkurangnya oksigen dalam rawa. Sementara itu, bakteri anaerob yang tidak membutuhkan oksigen akan muncul dengan fungsi yang sama, yaitu menguraikan unsur-unsur tanaman.

Page 14: Bahan Ajar I batubara

• Jika keadaan air rawa tenang maka hasil kegiatan bakteri tidak akan hilang dan terkumpul di atasnya. Akibatnya, lingkungan rawa menjadi tidak bersih, aktifitas bakteri menjadi terbatas dan peruraian tumbuahan sisa kemudian berhenti. Pada tingkat ini hasilnya disebut peat ( gambut ).

• Jika gambut dialiri air maka bahan-bahan penghambat mejadi hilang terbawa aliran dan  peruraian berlangsung lagi dan kemungkinan gambut tidak terbentuk. Jika endapan gambut tidak teraliri lagi, akan tetapi terkubur oleh lapisan sedimen halus yang sifatnya kedap air ( “impermeable”) maka pengawetan secara alami mungkin terjadi. Bila proses ini berlangsung  berulang –ulang maka akan terbentuk perlapisan batubara.

Page 15: Bahan Ajar I batubara

FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUKAN GAMBUT• Kelembapan yang berlebihan• Pengiriman zat makanan• Derajat keasaman atau alkalinitas• Potensial oksida reduksi

Page 16: Bahan Ajar I batubara

TAHAP PEMBATUBARAAN

• TAHAP BIOKIMIA/ PEATIFIKASI proses perubahan dari tumbuhan-tumbuhan yang mengalami pembusukan kemudian terakumulasi hingga membentuk peat (gambut).

• TAHAP DINAMOKIMIA/ METAMORFISME

Page 17: Bahan Ajar I batubara

FAKTOR PEMBUSUKAN

• Temperatur air• Siklus air• Jumlah oksigen dalam air• Jumlah toxin dalam air

Page 18: Bahan Ajar I batubara

PEMBAGIAN GAMBUT

• Hochmoor ditumbuhi oleh jenis tumbuhan yang sangat terbatas (lumut dan rumput dengan daun yang kecil)

• Niedermoor, biasanya tumbuh rumput-rumotna dengan daun yang lebar dan tumbuhan perdu (sehingga pada musim semi dan pada musim padan kelihatan sangat hijau)

Page 19: Bahan Ajar I batubara

NIEDERMOOR

• Niedermoor terbentuk pada lingkungan yang kaya akan bahan makanan (eutrop) atau pada suatu bagian perairan (danau) yang menjadi darat (Verlandung Nahrstofffreicher Gewasser ), dimana kaya akan makanan bagi tumbuhan sebagai penyebab berlimpahnya/ tumbuh subur vegetasi.

Page 20: Bahan Ajar I batubara

HOCHMOORD/HIGHMOOR

• Hochmoorbisa mencapai beberapa meter dari permukaan tanah dengan bentuk yang cembung. Moor ini tidak tergantung pada air tanah atau air kolam karena moor ini mempunyai sistem air tersendiri yang tergantung hanya pada air hujan. Moor ini terjadi akibat neraca air yang positif (penguapan lebih kecil dari uap hujan) sehingga air huan tersimpan dalam gambut. Akibatnya pH menjadi lebih kecil dan miskin akkan oksigen. Dengan demikian penghancuran sisa yumbuhan menjadi terhambat (penumpukkan gambut menjadi cepat). Karena miskin akkan bahan makanan maka disebut Ombrotoph

Page 21: Bahan Ajar I batubara

PEMBATUBARAAN

• Proses pembatubaraan adalah perkembangan gambut menjadi lignit, sub bituminous, bituminous, antrasit sampai meta-antrasit.

Page 22: Bahan Ajar I batubara

• Proses pembentukan gambut dapat berhenti karena beberapa proses alam seperti misalnya karena penurunan dasar cekungan dalam waktu singkat.

• Jika lapisan gambut yang telah terbentuk kemudian tertutupi oleh lapisan sedimen, maka tidak ada lapisan bahan anerob, atau oksigen yang mengoksidasi, maka lapisan gambut akan mengalami tekanan dari lapisan sedimen.

• Tekanan terhadap lapisan gambut akan meningkat dengan bertambah tebalnya lapisan sedimen.

• Tekanan yang bertambah besar pada proses pembatubaraan akan mengakibatkan menurunnya porositas dan meningkatnya anisotropi.

• Porositas dapat dilihat dari kandungan airnya yang menurun secara cepat selama proses perubahan gambut menjadi brown coal. Hal ini memberikan indikasi bahwa masih terjadi proses kompaksi.

• Proses pembatubaraan terutama dikontrol oleh kenaikan temperature, tekanan dan waktu. Pengaruh temperature dan tekanan dipercayai sebagai faktor yang sangat dominan, karena sering ditemukan lapisan batubara high-rank (antrasit) yang berdekatan dengan intrusi batuan beku sehingga terjadi kontak metamorfisme.

Page 23: Bahan Ajar I batubara

Klasifikasi tingkatBatubaraModifikasi M. TeichmullerDan R Teicmuller

Page 24: Bahan Ajar I batubara

FASIES BATUBARA

• Fasies batubara terdiri dari komposisi maseral dan kandungan mineral, komposisi kimia (kandungan S,N dan rasio H/C vitrinite) serta sifat tekstur.

Faktor-Faktor yang mempengaruhi karakteristik Batubara, antara lain :• Tipe pengendapan• Rumpun tumbuhan pembentuk• Lingkungan pengendapan• Persediaan bahan makanan• pH, aktivitas bakteri dan sulfur• Temperatur gambut

Page 25: Bahan Ajar I batubara

TIPE PENGENDAPAN

Terbagi atas 2 (dua) yaitu :Autochtonous, batubara yang berkembang dari tumbuhan yang ketika tumbang akan membentuk gambut di tempat dimana tumbuhan itu pernah hidup tanpa adanya proses transportasi yang berarti.Allochtonous, batubara yang terendapkan secara detrital dimana sisa-sisa tumbuhan hancur dan tertransportasi kemudian terndapkan di tempat lain. akan lebih banyak mengandung mineral oleh karena penambahan material-material lain selama transportasi.

Page 26: Bahan Ajar I batubara

RUMPUN TUMBUHAN PEMBENTUK

Berdasarkan rumpun tumbuhan pembentuk dikenal empat macam tipe rawa, yaitu :• Daerah air terbuka dengan tumbuhan air;• Rawa ilalang terbuka• Rawa hutan• Rawa lumut

Page 27: Bahan Ajar I batubara

Rawa gambut dibedakan menjadi 4 (empat) jenis berdasarkan jenis tumbuhan pembentuk, yaitu :• Bog, yaitu lokasi rawa yang banyak ditumbuhi

oleh tanaman lumut atau tanaman merambat yang miskin kandungan makanan

• Fen, yaitu lokasi rawa yang kaya akan tumbuhan perdu dan beberapa jenis pohon lainnya. Umumnya terletak pada lingkungan ombrogenik yaitu transisi antara daerah yang melimpah akan kandungan air dengan daerah yang terkadang kering.

• Marsh, yaitu lokasi rawa yang didominasi oleh tumbuhan perdu atau tanaman merambat yang sering terdapat di sekitar pinggir danau atau laut.

• Swamp, yaitu daerah basah pada iklim tropis hingga dingin yang di dominasi oleh tumbuhan berkayu.

Page 28: Bahan Ajar I batubara

LINGKUNGAN PENGENDAPAN

Lingkungan pengendapan terrestrial akan menghasilkan gambut yang tidak terganggu dan tumbuh secara insitu. Batubara yang terendapkan pada lingkungan telmatis dan limnik (subaquatic) sulit untuk dibedakan karena pada rawa hutan (forest swamp) biasanya ada bagian yang berada di bawah air. Batubara yang terendapkan pada lingkungan payau atau marine dicirikan oleh tingginya kandungan abu, sulfur, N dan mengandung fosil laut. Bakteri sulfur mempunyai peran yang khusus dalam gambut dan lumpur organic yaitu mengurangi sulfat menjadi sulfur sehingga memungkinkan terbentuknya pirit/markasit.

Page 29: Bahan Ajar I batubara

PERSEDIAAN BAHAN MAKANANRawa Eutrophic, mesotrophic, dan oligotrophic dibedakan dari banyak sedikitnya bahan makanan yang bisa digunakan. • Low moor biasanya eutrophic (kaya nutrisi)

karena menerima air dari air tanah yang banyak mengandung makanan terlarut;

• High moor bersifat oligotrophic (miskin nutrisi) karena sirkulasi hanya mengandalkan air hujan

Page 30: Bahan Ajar I batubara

pH, AKTIVITAS BAKTERI DAN SULFUR• pH netral pembentukan batubara 7 – 7,5,

jika makin asam maka bakteri akan makin sedikit dan struktur kayu akan terawetkan dengan lebih baik.

• Sulfur mempunyai peran khusus pada gambut (lumpur organic) untuk membentuk pirit atau markasit syngenetik dengan adanya sulfur tersebut dalam gambut tersebut.

Page 31: Bahan Ajar I batubara

TEMPERATUR GAMBUT

• Temperatur permukaan gambut memegang peran yang sangat penting untuk proses dekomposisi primer. Pada iklim yang hangat dan basah, bakteri hidup dengan baik sehingga proses kimia bisa berjalan dengan baik.

Page 32: Bahan Ajar I batubara

TEMPAT TERAKUMULASI RAWA GAMBUTTempat terakumulasinya rawa gambut terbagi menjadi 4 (empat) bagian, yaitu :1. Braid Plain2. Alluvial Valley and Upper Delta Plain3. Lower Delta Plain4. Barrier Beach5. Estuari

Page 33: Bahan Ajar I batubara

BRAID PLAIN

Merupakan dataran alluvial yang terdapat diantara pegunungan, dimana terendapkan sedimen berukuran kasar (> 2 mm). Batubara yang terbentuk pada daerah ini merupakan hasil diagenesa gambut ombrogenik yang mempunyai penyebaran lateral terbatas dengan ketebalan rata-rata 1,5 meter.

Page 34: Bahan Ajar I batubara

ALLUVIAL VALLEY AND UPPER DELTA PLAINKedua lingkungan ini sulit dibedakan karena adanya kesamaan litofasies dan sifat batubara yang terbentuk.

Lingkungan ini merupakan transisi dari lembah dan dataran alluvial dengan dataran delta, umumnya melalui sungai berstadium dewasa yang memiliki banyak meander. Lapisan batubara umumnya memiliki ketebalan bervariasi dan endapan sedimennya terutama terdiri atas perselingan batupasir dan lanau/ lempung.

Page 35: Bahan Ajar I batubara

LOWER DELTA PLAIN

Lingkungan ini dibedakan dengan upper delta plain dari tingkat pengaruh pasang air laut terhadap sedimentasi, dimana batas antara keduanya adalah pada daerah batas tertinggi dari air pasang. Endapan sedimen pada lower delta plain terutama terdiri dari batulanau, batulempung dan serpih yang diselingi oleh batu pasir halus

Page 36: Bahan Ajar I batubara

BARIER BEACH

Pada lingkungan ini, morfologi garis pantai dikontrol oleh rasio suplai sedimen dengan energi pantai, yaitu gelombang pasang dan arus. Jika nilai rasio tinggi maka akan terbentuk delta, namun jika nilai rasio rendah maka sedimentasi akan terdistribusi di sepanjang pantai.

Rawa gambut pada barrier beach memiliki permukaan yang relatif lebih rendah terhadap muka air laut sehingga sering kebanjiran dan ditumbuhi alang-alang. Gambut akan terakumulasi di suatu tempat jika fluktuasi air pasang tidak tinggi sehingga timbunan material gambut tidak berpindah tempat. Dengan demikian rawa gambut pada lingkungan ini sangat dipengaruhi oleh regresi dan transgresi air laut.

Page 37: Bahan Ajar I batubara

ESTUARI

Sedimen yang terbentuk pada lingkungan ini terutama berupa perselingan laminasi batulanau dan batupasir halus. Batubara yang terbetuk umumnya sangat tipis dan tidak menerus.

Page 38: Bahan Ajar I batubara

KARAKTERISTIK BATUBARA VS LP• Lingkungan Backbarrier, lapisan batubaranya tipis,

bentuk lapisan melembar karena dipengaruhi tidal channel setelah pengendapan atau bersamaan dengan proses pengendapan, kandungan sulfur tinggi, sehingga tidak dapat ditambang. Urutan stratigrafi pada lingkungan back barrier dicirikan oleh batulempung dan batulanau berwarna abu-abu gelap yang kaya akan material organic, kemudian ditutupi oleh lapisan tipis batubara yang tidak menerus atau zona sideritic dengan burrowing. Semakin ke arah laut akan ditemukan batupasir kuarsitik sedangkan ke arah daratan terdapat batupasir greywacke dari lingkungan fluvial-deltaic.

Page 39: Bahan Ajar I batubara

LINGKUNGAN LOWER DELTA PLAINLapisan batubaranya tipis, kandungan sulfur bervariasi, pola sebarannya umumnya sepanjang channel atau jurus pengendapan, bentuk lapisan ditandai oleh hadirnya splitting oleh endapan crevasse splay, tersebar meluas cenderung memanjang jurus pengendapan tetapi kemenerusan secara lateral sering terpotong channel bentuk lapisan batubara. Endapan pada daerah ini didominasi oleh urutan butiran mengkasar ke arah atas yang tebal. Pada bagian atasnya terdapat batupasir dengan struktur sedimen ripple mark.

Page 40: Bahan Ajar I batubara

TRANSITIONAL LOWER DELTA PLAINLapisan batubaranya tebal, kandungan sulfur rendah. Ditandai oleh perkembangan rawa yang ekstensif. Lapisan batubara tersebar meluas dengan kecenderungan agak memanjang sejajar dengan jurus pengendapan. Splitting juga berkembang akibat channel kontemporer dan washout oleh aktivitas channel subsekuen. Batuan sedimen berbutir halus pada bagian bay fill sequences lebih tipis daripada di bagian lower delta plain. Pada zona ini terdapat fauna air payau sampai laut dan banyak ditemui burrowing.

Page 41: Bahan Ajar I batubara

UPPER DELTA PLAIN-FLUVIALLapisan batubaranya tebal, kandungan sulfur rendah, lapisan batubara terbentuk sebagai tubuh-tubuh pod-shaped pada bagian bawah dari dataran limpahan banjir yang berbatasan dengan channel sungai bermeander. Sebarannya meluas cenderung memanjang sejajar kemiringan pengendapan, tetapi tetapi kemenerusan secara lateral sering terpotong channel atau sedikit yang menerus, bentuk batubara ditandai dengan hadirnya splitting channel kontemporer dan wash out oleh channel subsekuen. Urutan stratigrafinya didominasi oleh tubuh batupasir yang menerus dan untuk lingkungan backswamp, terdiri dari urutan batubara, batulempung dengan banyak fosil tumbuhan dan sedikit moluska air tawar, batulanau, batulempung, serta batubara.

Page 42: Bahan Ajar I batubara

ANALISIS BATUBARA

Parameter kualitas yang dihasilkan dari analisis kimia dan pengujian laboratorium. Analisis kimia batubara terdiri dari 2 jenis yaitu :

• Analisis ultimate• Analisis proksimat

Page 43: Bahan Ajar I batubara

ANALISIS ULTIMAT

Berfungsi untuk menganalisis jumlah kandungan unsur-unsur dalam batubara/ jenis unsur-unsur pembentuk (C,H, O dan sedikit N). Analisis ini menghasilkan parameter kualitas batubara berupa jumlah kandungan unsur-unsur tersebut.

Page 44: Bahan Ajar I batubara

ANALISIS PROKSIMAT

Beberapa parameter kualitas batubara, yaitu :• Kandungan air bebas (Free/ Surface Moistrure),

yaitu kandungan air yang terdapat dipermukaan atau di dalam rekahan batubara ditentukan dengan cara menimbang berat yang hilang pada sampel batubara segar dalam suhu ruang dalam waktu tertentu.

• Kandungan air bawaan (inherent moisture) yaitu kandungan air yang terdapat dalam mineral penyusun batubara, baik mineral organic atau yang lainnya, diperoleh dari kehilangan berat yang terjadi setelah sampel batubara tanpa kandungan bebas dalam tungku pada suhu 1050-1100C.

Page 45: Bahan Ajar I batubara

• Kandungan air total (Total Moisture) yaitu sebutan untuk keseluruhan kandungan air setelah sampel batubara digerus sampai ukuran 3 mm, lalu dipanaskan dalam tungku dengan suhu 1050-1100C.

• Kandungan abu (ash), yaitu bahan anorganik yang tertinggal setelah batubara habis dibakar pada suhu 8150C dan dialirkan udara secara lambat ke dalam tungku pembakaran.

• Zat terbang (Volatile Meter) yaitu komponen dalam batubara yang dapat lepas, pada saat batubara dipanaskan tanpa udara (dalam tungku tertutup) pada suhu 9000C, selain moisture. Terdiri dari 2 tipe yaitu volatile organic matter dan volatile mineral matter.

• Karbon tertambat (fixed carbon) yaitu jumlah karbon yang tertambat dalam batubara, setelah kandungan air, abu dan zat terbang dihilangkan.

• Nilai Kalori (Caloric value) yaitu jumlah panas yang dilepaskan oleh batubara saat batubara tersebut dibakar.

• Kadar sulfur yaitu persentase kandungan sulfur dalam batubara. Sulfur sendiri umum hadir sebagai pirit, sulfur organic dan sulfur sulfat.