Bahan Ajar Evi

download Bahan Ajar Evi

of 13

Transcript of Bahan Ajar Evi

Budaya Demokrasi (Pemilu)A. Pemilihan Umum (PEMILU).Menurut pendapat para ahli politik, pemilu merupakan salah satu criteria penting dalam mengukur demokratisasi sistem politik. Pemilu menjadi sarana penting untuk menilai demokratis tidaknya suatu negara. Di antara berbagai tolok ukur Negara demokrasi adalah adanya pemilihan umum. Menurut pendapat Eep Saefullah Fatah, pemilu di bedakan dalam dua tipe. 1. Pemilu sebagai formalitas politik berarti bahwa pemilu hanya dijadikan sebagai alat legitimasi pemerintahan nondemokratis dan hasil pemilu hanyalah hasil rekayasa kelompok tertentu. 2. Pemilu sebagai alat demokrasi berarti bahwa pemilu dilakukan secara adil, jujur, bersih, bebas, dan kompetitif sehingga pemilu yang dilaksanakan benar-benar sebagai ajang pilihan rakyat dalam menentukan pemerintahannya.Klasifikasi lain menurut Rusli Karim menyebutkan bahwa ada tiga corak pemilu, yaitu: 1. Pemilu kompetitif memilki ciri-ciri, yaitu: a. legitimasi politik pemerintahan terdiri atas satu atau koalisi partai; b. adanya rekrutmen elite politik; c. adanya representasi pendapat dan kepentingan para pemilih; d. peningkatan kesadaran politik rakyat melalui kejelasan problem dan alternative politik. 2. Pemilu semikompetitif memiliki ciri-ciri, yaitu: a. adanya upaya pelegitimasian bagi kekuasaan yang ada; b. memperoleh reputasi di luar negEri; c. adanya penyesuaian kekuasaan yang dirancang untuk menstabilkan sistem. 3. Pemilu nonkompetitif memiliki ciri-ciri, yaitu: a. adanya mobilisasi seluruh kekuatan; b. adanya penjelasan kriteria kebijakan pemerintahan; c. memperoleh persatuan moral dan politik rakyat. Suatu negara dikatakan negara demokrasi pasti akan mengadakan pemilihan umum Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai sebuah negara demokrasi akan mengadakan pemilihan umum sebagai salah satu wujud nyata pelaksanaan demokrasi Pancasila. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi Pancasila mempunyai empat fungsi. 1. Produser rakyat dalam memilih dan mengawasi pemerintahan. 2. Pemilu sebagai legitimasi politik. 3. Pemilu sebagai mekanisme pergantian elite politik. 4. Pemilu sebagai pendidikan politik yang bersifat lansung. Perkembangan pelaksanaan pemilu di Indonesia telah mengalami pasang surut. Untuk membicarakan pelaksanaan pemilu tidak akan terlepas dengan peraturan perundang-undangan yang mengaturnya. Pada masa sekarang, pelaksanaan pemilihan umum yang akan kita lakukan pada tahun 2004 harus

berpedoman dengan undangundang No.12 tahun 2003. Adapun penjelasan dari undang-undang No.12 tahun 2003 adalah sebagai berikut.

1. Ketentuan Umum.a. Pemilihan umum yang selanjutnya rakyat disebut pemilu adalah sarana Republik pelaksanaan kedaulatan dalam Negara Kesatuan

Indonesia yang Berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. b. Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah provinsi, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah kabupaten/ kota, selanjutnya secara berturut-turut disebut DPR, DPRD provins i, dan DPRD kabupaten/kota. c. Komisi Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut KPU adalah lembaga yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri untuk menyelenggarakan pemilu. d. Komisi Pemilihan Umum provinsi dan Komisi Pemilihan Umum kabupaten/ kota yang selanjutnya disebut KPU provinsi dan KPU kabupaten/kota yang merupakan bagian KPU e. Panitia pemilihan kecamatan, panitia pemilihan luar negri, panitia pemungutan suara, kelompok penyelenggara pemungutan suara,dan kelompok penyelenggara pemungutan suara luar negri, selanjutnya disebut PPK, PPLN, PPS, KPPS, dan KPPSLN. f. Pengawas pemilu adalah panitia pengawas pemilu, panitia pengawas pemilu provinsi, panitia pengawas pemilu kabupaten/kota, dan panitia pengawas pemilu kecamatan yang melakukan pengawas terhadap seluruh proses penyelenggaraan pemilu g. Penduduk adalah warga negara Republik Indonesia yang berdomisili di wilayah Republik Indonesia atau luar negri. h. Pemilihan adalah penduduk yang berusia sekurang-kurangnya 17 (tujuh belas) tahun atau sudah/pernah kawin. i. j. Pesrta pemilu adalah partai politik dan perseorangan calon anggota DPD. Partai politik peserta pemilu adalah partai politik yang telah memenuhi persyaratan sebagai peserata pemilu. k. Kampanye pemilu adalah kegiatan peserta pemilu dan atau calon anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota untuk meyakini para pemilih dengan menawarkan program-programnya. l. Tempat pemungutan suara dan tempat pemungutan suara luar negri yang selanjutnya disebut TPS dan TPSLN adalah tempat pemilih memberikan suara pada hari pemungutan suara. m. Bilangan pembagi pemilihan yang selanjutnya disingkat dengan BPP adalah bilangan yang diperoleh dari hasil pembagian jumlah suara sah dengan jumlah kursi di daerah pemilihan untuk menentukan jumlah perolehan kursi partai politik peserta pemilu dan terpilihnya anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota. n. Tahapan penyelenggaraan pemilu adalah rangkaian kegiatan pemilu yang dimulai dari pendaftaran pemilih, pendaftaran peserta pemilu, penetapan

peserta pemilu, penetapan jumlah kursi, pencalonan anggota DPR, DPRD provinsi,dan DPRD kabupaten/kota.

2.

Tujuan Pemilu.Pemilu diselenggarakan dengan tujuan untuk memilih wakil rakyat dan wakil daerah, serta untuk membentuk pemerintahan yang demokratis, kuat, dan memperoleh dukungan rakyat dalam rangka mewujudkan tujuan nasional sebagaiman diamanatkan UUD 1945. Pemilu dilaksanakan setiap lima tahun sekali pada hari libur atau hari yang diliburkan untuk memilih anggota DPR,DPRD prvinsi, dan DPRD kabupaten/kota. Didalam memilih DPR,DPRD prvinsi, dan DPRD kabupaten/kota dilaksanakan dengan system proporsionaldengan daftar calon terbuka. Didalam memilih anggota DPD dilaksanakan dengan sistem distrik berwakil banyak.

3.

Asas PemiluBerdasarkan Pasal 22E Ayat 1UUD 1945 dan Pasal 2 UU Nomor 12 Tahun 2003, pemilu dilaksanakan berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil. Pengertian asas adalah sebagai berikut:

a. Langsung.Rakyat sebagai pemilih mempunyai hak untuk memberikan suaranya secara langsung sesuai dengan kehendak hati nuraninya, tanpa perantara.

b. UmumPada dasarnya semua warga negara yang memenuhi persyaratan berhak mengikuti pemilu. Pemilihan yang bersifat umu mengandung makna jaminan kesempatan yang berlaku menyeluruh bagi semua warga negara, tanpa diskriminasi berdasarkan suku, agama, ras, golongan, jenis kelamin, kedaerahan, pekerjaan, dan status sosial.

c. BebasSetiap warga negara yang berhak memilih bebas menentukan pilihannya tanpa tekanan dan paksaan dari siapa pun. Di dalam melaksanakan haknya, setiap warga Negara dijamin keamanannya sehingga dapat memilih sesuai dengan kehendak hati nurani dan kepentingannya.

d. Rahasia.Dalam memberikan suaranya, pemilih dijamin bahwa pilihannya tidak akan diketahui oleh pihak manapun dan dengan jalan apa pun. Pemilih memberikan suaranya pada surat suara dengan tidak dapat diketahui oleh orang lain atau kepada siapa pun suaranya diberikan.

e. JujurDalam penyelenggaraan pemilu, setiap penyelenggara pemilu, aparat pemerintah, peserta pemilu, pengawas pemilu, pemantau pemilu, pemilih, serta semua pihak yang terkait harus bersikap dan bertindak jujur sesuai dengan peraturan perundangundangan.

f.

Adil.Dalam penyelenggaraan pemilu, setiap pemilih dan peserta pemilu mendapat perlakuan yang sama, serta bebas dari kecurangan pihak mana pun.

4. Peserta Pemilu

a. Partai Politik (Parpol)Partai politik dapat menjadi peserta pemilu apabila memenuhi syarat sebagai berikut. 1) diakui keberadaannya sesuai dengan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2002 tentang Partai Politik; 2) memiliki pengurus lengkap sekurang-kurangnya di 2/3 dari seluruh jumlah provinsi; 3) memiliki pengurus lengkap sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah kabupaten/ kota di provinsi sebagaimana sebagaimana dimaksud angka 2; 4) memiliki anggota sekurang-kurangnya 1.000 orang atau sekurangkurangnya 1/1.000 dari jumlah penduduk pada setiap kepengurusan partai politik sebagaimana dimaksud dalam angka 3 yang dibuktikan dengan kartu tanda anggota partai politik; 5) pengurus sebagaimana dimaksud dalam angka 2 dan angka 3 harus mempunyai kantor tetap; 6) mengajukan nama dan tanda gambar partai politik kepada KPU; Partai politik yang telah terdaftar, tetapi tidak memenuhi persyaratan tidak dapat menjadi peserta pemilu. Dalam mengajukan nama dan tanda gambar partai politik, partai politik dilarang menggunakan nama dan tanda gambar yang sama dengan: a) bendera atau lambang negara Republik Indonesia; b) lambang lembaga negara ataulambang pemerintah; c) nama, bendera, atau lambang negara lain dan nama, bendera atau lambang lembaga/badan internasional; d) nama dan gambar seseorang; e) nama dan tanda gambar yang mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan nama dan tanda gambar partai politik lain.

b. PerseoranganUntuk dapat menjadi calon anggota DPD, peserta pemilu dari perseorangan harus memenuhi syarat dukungan dengan ketentuan sebagai berikut. 1) Provinsi yang berpenduduk sampai dengan 1.000.000 orang harus didukung sekurang-kurangnya oleh 1.000 orang pemilih. 2) Provinsi yang berpenduduk lebih dari 1.000.000 sampai dengan 5.000.000 orang harus didukung sekurang-kurangnya 2.000 orang pemilih. 3) Provinsi yang berpenduduk lebih dari 5.000.000 sampai dengan 10.000.000 orang harus didukung sekurang-kurangnya oleh 3.000 orang pemilih. 4) Provinsi yang berpenduduk lebih dari 10.000.000 orang sampai dengan 15.000.000 orang harus didukung sekurang-kurangnya 4.000

5) Provinsi yang berpenduduk lebih dari 15.000.000 orang harus didukung sekurang-kurangnya oleh 5.000 orang pemilih. Dukungan kepada calon anggota DPD sekurang-kurangnya 25% tersebar dari jumlah kabupaten/kota di provinsi yang bersangkutan, dan dibuktikan dengan tanda tangan atau cap jempol, serta fotokopi KTP atau identitas lain yang sah. Sebaliknya, dukungan yang diberikan kepada lebih dari satu orang calon anggota DPD dinyatakan batal.

5. Hak Memilih dan Dipilih dalam PemiluDalam negara yang menganut sistem demokrasi, setiap warga Negara mempunyai hak memilih dan dipilih. Hak memilih atau hak pilih aktif, yaitu hak yang digunakan dalam pemilu untuk memilih wakil-wakil rakyat sebagai anggota lembaga perwakilan rakyat. Untuk dapat menggunakan hak memilih, seorang warga Negara harus memenuhi syarat-syarat di bawah ini: a. warga Negara Republik Indonesia b. sudah berumur 17 tahun atau sudah/pernah menikah c. sehat/ tidak terganggu jiwanya d. tidak sedang dipenjara e. tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan f. sudah terdaftar dalam daftar pemilih Hak dipilih atau hak pilih pasif, yaitu hak warga negara dipilih menjadi anggota suatu lembaga perwakilan rakyat.

6. Penyelenggaraan PemiluSesuai dengan amanat UUD 1945 pasal 22E ayat 5 yang berbunyi, .Pemilihan umum diselenggarakan oleh suatu Komisi Pemilihan Umum yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri. a. sifat .nasional. dimaksudkan bahwa KPU sebagai penyelenggara mencakup seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. b. Sifat .tetap. dimaksudkan bahwa KPU sebagai lembaga menjalankan tugasnya secara berkesinambungan, meskipun keanggotaannya dibatasi oleh masa jabatan tertentu c. Sifat .mandiri. dimaksudkan bahwa dalam menyelenggarakan pemilu, KPU bersikap mandiri dan bebas dari pengaruh pihak manapun, disertai dengan transparansi dan pertanggungjawaban yang jelas sesuai dengan peraturan perundang-undangan. pemilu sesuai yang dengan Untuk menjamin tercapainya dan dapat diperlukan penyelenggaraan transparan

dipertanggungjawabkan

undang-undang

pengawas pemilu dengan kewenangan yang jelas sehingga fungsi pengawasannya dapat berjalan efektif. KPU bertanggung jawab atas penyelenggaraan pemilu dan KPU harus menyampaikan laporan tahap penyelenggaraan pemilu kepada Presiden dan DPR. Adapun tugas dan wewenang KPU secara umum adalah: a. merencanakan penyelenggaraan pemilu b. menetapkan organisasi dan tata cara pelaksanaan pemilu c. melakukan koordinasi, menyelenggarakan dan mengendalikan semua tahapan pemilu

d. menetapkan peserta pemilu e. menetapkan f. daerah pemilihan, jumlah kursi dan calon anggota DPR,DPD,DPRD Provinsi dan DPRD Kab/Kota menetapkan waktu,tanggal dan tata cara pelaksanaan kampanye, dan pemungutan suara g. menetapkan hasil pemilu dan mengumumkan calon terpilih h. melakukan evaluasi atas kinerja dan pelaporan pelaksanaan pemilu i. melaksanakan tugas dan kewenangan lain yang diatur undang-undang. Sementara kewajiban KPU antara lain: a) melakukan standardisasi pemilu secara adil dan setara guna menyukseskan pemilu, b) menetapkan standardisasi serta kebutuhan barang dan jasa yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemilu, c) memelihara arsip dan dokumen pemilu dan mengelola barang inventaris KPU, d) menyampaikan informasi kegiatan kepada masyarakat, e) melaporkan penyelenggaraan pemilu kepada Presiden paling lambat 7 hari sesudah pengucapan sumpah/janji anggota DPR dan DPD, f) mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari APBN dan g) melaksanakan kewajiban lain yang diatur undang-undang.

7. Daerah Pemilihan dan jumlah kursiDaerah pemilihan dan kursi yang ditentukan berdasarkan aturanaturan yang berlaku, yaitu: a. Pemilu untuk anggota DPR,DPRD provinsi dan DPRD kab/kota masingmasing ditetapkan daerah pemilihannya. b. Jumlah kursi anggota DPRD provinsi ditetapkan sekurang-kurangnya 35 kursi dan sebanyak-banyaknya 100 kursi. Jumlah kursi anggota DPRD provinsi didasarkan pada jumlah penduduk provinsi yang bersangkutan (rasionalisasi perbandingan jumlah penduduk dengan jumlah kursi dapat dilihat dalam aturan pemilu) c. Jumlah kursi anggota DPRD kabupaten/kota ditetapkan sekurangkurangnya 20 kursi dan sebanyak-banyaknya 45 kursi. Umlah kursi anggota DPRD kabupaten/kota didasarkan pada jumlah penduduk di daerah kabupaten/kota (rasionalisasi perbandingan jumlah penduduk dengan jumlah kursi dapat dilihat dalam aturan pemilu) Daerah pemilihan anggota DPD adalah daerah provinsi. Untuk setiap provinsi ditetapkan 4 orang.

Budaya Demokrasi (Kriteria Pemimpin Politik dan Pejabat Negara)Pelaksanaan demokrasi bagi rakyat Indonesia bukanlah merupakan hal yang baru. Hal ini dapat kita lihat dari adanya rapat-rapat desa, pemilihan Lurah, pemilihan

Kepala Adat, pemilihan Kepala Suku, pemilihan umum dan pemilihan pejabat Negara yang sekarang pun masih berlaku. Apa yang sesungguhnya diharapkan oleh rakyat sejak dulu sampai sekarang dan sampai masa yang akan datang? Tentu masyarakat adil, aman, makmur dan sejahtera, baik materiil maupun spirituil berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Ada pendapat menyatakan bahwa untuk menuju masyarakat adil dan makmur harus ditempuh dengan pembangunan di segala bidang kehidupan. Keberhasilan pelaksanaan pembangunan itu antara lain ditentukan oleh partisipasi rakyat, terutama mental para pemimpin politik. Oleh karena itu di dalam memilih atau menemukan pemimpin politik dan pejabat negara diperlukan kriteria-kriteria tertentu agar mereka dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Jika para pemimpin politik dan pejabat negara melakukan kolusi, korupsi, dan nepotisme, maka tujuan bangsa Indonesia untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur sulit terwujud. Bahkan, sebagian besar rakyat akan hidup menderita. Oleh karena itu di dalam memilih atau menentukan para pemimpin politik dan pejabat negara harus memenuhi criteria Para pemimpin politik dan pejabat negara itu antara lain: anggota MPR RI, anggota KPU, anggota DPR,DPD,dan DPRD, Presiden, Wakil Presiden, Kepala Daerah, Kepala desa,dan lain-lain. Anggota MPR RI terdiri atas anggota DPR dan DPD. Dengan demikian syarat untuk menjadi anggota MPR sama dengan syarat untuk menjadi anggota DPR dan/atau DPD. Sebelum memangku jabatannya, anggota MPR mengucapkan janji/sumpah bersama-sama yang dipandu ketua Mahkamah Agung dalam sidang paripurna MPR, anggota MPR juga harus berdomisili di wilayah Republik Indonesia. Keanggotaannya diresmikan bersamaan waktunya dengan peresmian anggota DPR dan DPD yang ditetapkan satu naskah dalam keputusan Presiden. Anggota MPR mempunyai kewajiban: a) mengamalkan Pancasila, b) melaksanakan UUD 1945 dan peraturan perundangan, c) menjaga keutuhan NKRI dan kerukunan nasional, d) mendahulukan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi, kelompok dan golongan, dan e) melaksanakan peranan sebagai wakil rakyat dan wakil daerah. Syarat untuk menjadi anggota KPU, baik provinsi maupun kabupaten/kota adalah sebagai berikut: a. Warga Negara Republik Indonesia b. Setia kepada Pancasila dan UUD 1945 c. Mempunyai integrasi pribadi yang kuat, jujur dan adil d. Mempunyai komitmen dan dedikasi terhadap suksesnya pemilu,tegaknya demokrasi dan keadilan e. Memiliki pengetahuan tentang kepartaian, sistem dan proses pelaksanaan pemilu, dan memiliki kemampuan kepemimpinan f. Berhak memilih dan dipilih g. Berdomisili di wilayah RI h. Sehat jasmani dan rohani i. j. Tidak menjadi anggota atau pengurus partai politik Tidak pernah dihukum penjara

k. Tidak sedang menduduki jabatan politik, baik jabatan struktural maupun fungsional dalam jabatan negeri l. Bersedia bekerja sepenuh waktu. Untuk menjadi anggota DPR,DPD, dan DPRD provinsi, dan DPRD

kabupaten/kota harus memenuhi syarat sebagai berikut: a. Warga Negara Republik Indonesia b. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa c. Berdomisili di wilayah RI d. Cakap berbicara, membaca dan menulis dalam bahasa Indonesia e. Berpendidikan serendah-rendahnya SMA atau sederajat f. Setia kepada Pancasila dan UUD 1945 langsung ataupun tidak langsung dalam G-30 S/PKI atau organisasi terlarang lainnya h. Tidak sedang dicabut hak pilihnya i. j. Tidak sedang menjalani pidana penjara Sehat jasmani dan rohani Anggota DPD selain harus memenuhi syarat di atas, juga harus memenuhi syarat sebagai berikut: a) Berdomisili di daerah provinsinya sekurang-kurangnya 3 tahun, b) Tidak menjadi pengurus partai politik sekurang-kurangnya 4 tahun Selanjutnya kriteria untuk menjadi Presiden dan wakil Presiden menurut pasal 6 UUD 1945 yang sudah diamandemen, harus warga Negara Indonesia sejak kelahirannya dan tidak pernah menerima kewarganegaraan negara lain karena kehendak sendiri,tidak pernah menghianati negara,serta mampu secara rohani dan jasmani untuk melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai presiden dan wakil presiden. Syarat-syarat untuk menjadi Presiden dan wakil Presiden diatur dalam Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2mp003 tentang pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden. Syarat-syarat tersebut sebagai berikut: a. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa b. Warga Negara RI sejak kelahirannya dan tidak pernah menerima kewarganegaraan lain karena kehendaknya sendiri. c. Tidak pernah mengkhianati negara d. Mampu secara rohani dan jasmani untuk melakukan tugas dan kewajiban sebagai presiden dan wakil presiden. e. Bertempat tinggal di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. f. Telah melaporkan kekayaannya kepada instasi yang berwenang memeriksa laporan kekayaan penyalenggara negara. g. Tidak sedang memiliki tanggungan utang secara perseorangan atau secara badan hukum yang menjadi tanggung jawabnya yang merugikan keuangan negara. h. Tidak sedang dinyatakan palit berdasarkan putusan pengadilan. g. Bukan bekas anggota organisasi terlarang PKI dan bukan orang yang terlibat

k. Terdaftar sebagai pemilih.

i. j. l.

Tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap. Tidak pernah melakukan perbuatan tercela. Memiliki nomor pokok wajib pajak(NPWP)dan telah melaksanakan kewajiban pajak selama 5 tahun terakhir yang dibuktikan dengan surat pemberitahuan tahunan pajak penghasilan wajib pajak orang pribadi.

k. Terdaftar sebagai pemilih.

m. Memiliki daftar riwayat hidup. n. Belum pernah menjabat sebagai presiden dan wakil presiden selama dua kali masa jabatan yang sama. o. Setia kepada pancasila sebagai dasar negara,Undang-Undang dasar Negara Repubik Indonesia tahun 1945,dan cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945. p. Tidak pernah dihukum penjara karena melakukan tindak pidana makan berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap. q. Berusia sekurang-kurangnya 35 tahun. r. Berpendidikan serendah-rendahnya SMA atau sederajat. bekas anggota organisasi terlarang partai komunis indonesia,termasuk organisasi yang massanya,atau bukan orang yang terlibat langsung dalam G-30S/PKI. Tidak pernah dijatuhi hukuman penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara 5 tahun atau lebih. s. Bukan

Budaya Demokrasi (Tata cara memilih Pemimpin Politik dan Pejabat Negara)1. Tata cara pemilihan pemimpin MPR. Pemimpin majelis dipilih dari dan oleh anggota fraksi yang bersangkutan. Ketua majelis dipilih oleh anggota majelis dari calon pimpinan yang diajukan oleh fraksi-fraksi berdasarkan suara terbanyak. Calon-calon pimpinan yang tidak terpilih sebagai ketua majelis ditetapkan sebagai wakil-wakil ketua majelis. Sebelum memangku jabatannya, pimpinan majelis bersumpah/berjanji. Pengucapan sumpah/janji tersebut dipandu oleh ketua Mahkamah Agung dalam rapat paripurna. 2. Tata cara penetapan anggota KPU. Calon anggota KPU diusulkan oleh Presiden untuk mendapatkan persetujuan dari DPR sehingga dapat ditetapkan sebagai anggota KPU. Calon anggota KPU provinsi diusulkan oleh Gubernur untuk mendapat persetujuan dari KPU sehingga dapat ditetapkan sebagai anggota KPU Provinsi, begitu seterusnya. Susunan keanggotaan KPU terdiri atas ketua, wakil ketua dan anggotaanggota. Ketua dan wakil ketua dipilih dari, dan oleh anggota KPU yang berjumlah 11 orang secara demokratis dalam rapat pleno KPU. 3. Tata cara pencalonan anggota DPR,DPD,dan DPRD. Setiap partai politik peserta pemilu dapat mengajukan calon anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota untuk setiap daerah pemilihan dengan memperhatikan keterwakilan perempuan sekurang-kurangnya 30 %. Setiap partai politik

peserta pemilu dapat mengajukan calon sebanyak-banyaknya dari jumlah kursi yang ditetapkan pada setiap daerah pemilihan. Pengajuan calon anggota DPR, DPRD provinsi dan DPRD kabupaten/kota dilakukan dengan cara berikut: a) calon anggota DPR diajukan ke KPU, b) calon anggota DPRD provinsi diajukan kepada KPU provinsi yang bersangkutan, c) calon anggota DPRD kabupaten/kota disampaikan kepada KPU kabupaten/kota yang bersangkutan. Sedangkan pengajuan calon anggota DPD dilakukan dengan cara: a. calon mendaftarkan diri kepada KPU melalui KPU provinsi dengan menyebutkan daerah provinsi yang diwakilinya, b. calon menyerahkan persyaratan kepada KPU dengan batasan waktu yang telah ditetapkan KPU. Penelitian terhadap kelengkapan dan penetapan atas keabsahan data dilakukan oleh: 1) KPU untuk calon anggota DPR dan DPD, 2) KPU provinsi untuk calon anggota DPRD provinsi, dan 3) KPU kabupaten/kota untuk calon anggota DPRD kab/kota.selambat-lambatnya tujuh hari setelah selesai penelitian kelengkapan dan keabsahan data calon KPU, KPU provinsi, dan KPU kabupaten/kota menyampaikan hasil penelitian kepada pengurus partai politik peserta pemilu dan calon perseorangan anggota DPD. Apabila seorang calon ditolak karena tidak memenuhi syarat calon, penolakannya harus diberitahukan secara tertulis kepada pengurus partai politik peserta pemilu dan kepada calon perseorangan anggota DPD sehingga calon tersebut dapat diberi kesempatan melengkapi dan /atau memperbaiki syarat calon atau mengajukan calon lain bagi partai politik peserta pemilu. Kesempatan untuk melengkapi dan/atau memperbaiki syarat calon atau mengajukan calon lain dilakukan selambat-lambatnya 14 hari setelah pemberitahuan penolakan diterima. Nama calon yang telah memenuhi syarat ditetapkan dalam rapat pleno KPU, KPU provinsi dan KPU kabupaten/kota. Nama-nama yang telah ditetapkan diumumkan dalam berita negara/lembaran daerah dan dipublikasikan melalui media massa. 4. Tata cara memilih calon Presiden dan wakil presiden Di dalam UndangUndang Nomor 23 tahun 2003 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden (Wapres), antara lain dijelaskan sebagai berikut: a. Calon Presiden dan cawapres diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilu b. Penentuan Calon Presiden dan/atau cawapres dilakukan secara demokratis dan terbuka sesuai dengan mekanisme internal partai politik yang bersangkutan c. Partai politik dapat melakukan kesepakatan dengan partai politik lain untuk melakukan penggabungan dalam mengusulkan pasangan calon

d. Partai politik (parpol) atau gabungan parpol hanya dapat mencalonkan satu pasangan calon sesuai dengan mekanisme parpol dan/atau musyawarah gabungan parpol yang dilakukan secara demokratis dan terbuka e. Capres dan/atau cawapres yang telah diusulkan dalam satu pasangan oleh parpol tidak boleh dicalonkan lagi oleh parpol atau gabungan parpol lainnya f. Parpol atau gabungan parpol mendaftarkan capres dan/atau cawapres setelah memenuhi persyaratan perolehan kursi DPR atau 20 % dari perolehan suara sah secara nasional dalam pemilu anggota DPR. Hari, tanggal dan waktu pemungutan suara pemilu Presiden dan wakil presiden ditetapkan oleh KPU. Pemungutan suara dilakukan dengan memberikan suara melalui surat suara yang berisi nomor, foto, dan nama pasangan calon. Jumlah pemilih di setiap TPS sebanyak-banyaknya 300 orang. Penetapan hasil rekapitulasi penghitungan suara dan pengumuman hasil pemilu presiden dan wapres dilakukan oleh KPU selambatlambatnya 30 hari sejak hari pemungutan suara. Presiden dan Wakil presiden terpilih bersumpah menurut agama, atau berjanji dengan sungguh-sungguh dan dilantik oleh MPR dalam sidang MPR sebelum berakhir masa jabatan presiden dan wapres. Dengan kita memahami tata cara memilih pemimpin politik dan pejabat negara, kita akan dapat membandingkan cara-cara memilih pemimpin politik dan pejabat Negara dengan cara yang demokratis dan tidak demokratis. Pemilihan dengan cara demokratis akan menghasilkan pemimpin yang memiliki legitimasi sangat kuat karena hasil pilihan rakyat. Sedangkan pemilihan yang tidak demokratis akan menghasilkan pemimpin yang tidak memiliki legitimasi karena bukan pilihan rakyat.

Budaya Demokrasi di Lingkungan MasyarakatBudaya demokrasi sudah dilaksanakan oleh nenek moyang kita sejak lama.Semua masalah senantiasa dimusyawarahkan sehingga permasalahan yang dihadapi dapat terpecahkan dengan baik. Di masyarakat desa, kita jumpa rembug desa, yaitu musyawarah pembahasan buruk. Ciri-ciri musyawarah mufakat, antara lain sebagai berikut: 1. Masalah yang dibicarakan merupakan kepentingan bersama. 2. Pembicaraan harus dapat diterima dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur. yang dilakukan di desa secara teratur untuk membicarakan rasa saling masalahmasalah yang dihadapi. Nilai lebih musyawarah untuk mufakat adalah masalah dilaksanakan dengan mengembangkan menghargai, saling menghormati, tidak saling mencurigai, dan tidak berprasangka

3. Proses musyawarah selalu mempertimbangkan moral. 4. Usul atau pendapat mudah dipahami dan masuk akal. 5. Hasil keputusan tidak memberatkan warga atau rakyat. Dengan ciri musyawarah mufakat tersebut, hasil keputusan musyawarah akan mempunyai kelebihan. Kelebihan musyawarah, yaitu hasil keputusan lebih bermutu, tinggi, dapat diterima ornga banyak, mampu menampung aspirasi orang banyak, dan hasilnya dapat dipertanggung jawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa. Adapun manfaat musyawarah mufakat, antara lain masalah yang sulit akan mudah bangsa. Pelaksanaan musyawarah dapat mencapai mufakat apabila ada usaha untuk memadukan berbagai pendapat yang berbeda, kemudian dicari peme-cahannya. Pemecahan ini akan meng-hasilkan keputusan bersama. Keputusan bersama dapat tercapai apabila peserta musyawarah menggunakan akal sehat dan hati nurani yang luhur, beriktikad baik, bersikap jujur, saling menghargai pendapat orang lain, serta diliputi semangat kekeluargaan. Pentingnya pengambilan keputusan berdasarkan musyawarah mufakat adalah untuk menghindari adanya perselisihan diantara peserta musyawarah. Budaya demokrasi ini sering disebut demokrasi Pancasila. Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang bersumberkan kepribadian dan falsafah hidup bangsa Indonesia, yaitu Pancasila. Demokrasi Pancasila mengandung makna bahwa penyelesaian nasioanal yzng menyangkut prikehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sejauh mungkin ditempuh dengan cara musyawarah uantuk mencapai mufakat demi kepentingan rakayat. Nilai lebih demokrasi Pancasila adalah adanya penghargaan tehadap hak asai manusia dan hak-hak minoritas tidak akan diabaikan. Oleh karena itu, dalam demokrasi Pancasila tidak mengenal dominasi mayoritas ataupun tirani minoritas. Dominasi mayoritas adalah kelompok besar yang menguasai segala aspek kehidupan berbangsa dan bernegara dengan mengabaikan kelompok kecil. Tirani minoritas adalah kelompok kecil yang menguasai segala aspek berbangsa dan bernegara dengan mengabaikan kelompok besar. Oleh karena budaya demokrasi bangsa Indonesia tersebut baik, kita perlu membiasakan diri melaksanakannya dilingkungan masyarakat. dipecahkan, masalah yang berat akan menjadi ringan, dan dapat meningkatkan rasa kekeluargaan, serta memperkukuh persatuan dan kesatuan